Logbook Pembelajaran Klinik
March 29, 2019 | Author: deksari | Category: N/A
Short Description
Njj...
Description
LOGBOOK MATA KULIAH PEMBELAJARAN KLINIK
KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN DENPASAR 2018
Pertemuan I a!tu
" Se Se#a$a% & Maret 20 2018% Pu Pu!u# 08 08.00'10.(0 I ITA
D)$en
" Dr. N* N+)man Bu,*an*% S.S*.T.%M.B*)me,
Ma-a$*$a
" /( )ran
Met),e
" e eramama-% Bra Bra*n *n St)r St)rm* m*n n%% Pe Penu nua a$a $an n ( (T 130 130 Men*t en*t44
Mater*
" K)n$e5 Pem6e#a7aran K#*n*!
A. Penert*an Pem6e#a7aran K#*n*!
1. Peng Pengal alam aman an pemb pembel elaj ajar aran an klin klinik ik meru merupa paka kan n bagi bagian an pent pentin ing g dala dalam m program pendidikan kesehatan. Karena memberikan pengalaman yang kaya kaya kepada kepada pesert pesertaa didik didik dalam dalam menerap menerapkan kan ilmu ilmu penget pengetahu ahuan an yang yang diperoleh ke dalam situasi nyata (Reillt dan Oermann, 1992). 2. Pembe embela laja jara ran n
klin klinik ik
dapat apat
men mengemb gemban ang gkan kan
kem kemampu ampuan an
dalam alam
meng mengam ambi bill kepu keputu tusan san klin klinik ik,, sebag sebagai ai mani manies esta tasi si dari dari kete keterp rpad adua uan n kemampuan menalar se!ara ilmiah dan etik berdasarkan masalah nyata (melatih professional (melatih professional judgement judgement ). ). ". Pemb Pembel elaj ajar aran an yang yang dibe diberik rikan an dala dalam m setti setting ng klin klinis is adal adalah ah suat suatu u bent bentuk uk pembelajaran yang memadukan penerapan pengetahuan teoritis dengan teknis, teknis, termasuk termasuk penerapan penerapan pengetahua pengetahuan n tentang tentang manajemen manajemen pekerjaan pekerjaan dan hubungan interpersonal interpersonal dalam menangani kasus#klien kasus#klien nyata se!ara komprehensi ($argot Phaneu, 2%1&). &. $emung $emungkin kinkan kan peserta peserta didik didik untuk untuk beralih beralih dari pengetah pengetahuan uan teoriti teoritiss ke penerapan pengetahuan dalam praktik. '. $emperkuat $emperkuat asimilasi asimilasi penget pengetahuan ahuan melalui melalui pengulan pengulangan. gan.
B. Pr*n$* Pr*n$*5 5 Pem6e#a Pem6e#a7ar 7aran an K#*n*! K#*n*!
1. Penga engala lam man bela belaja jarr teo teori dan dan prak prakti tik k lab lab haru arus dim dimilik ilikii seb sebelum elum pembelajaran klinik. 2. Praktik Praktik klinis klinis memerluk memerlukan an pemikiran pemikiran kritis kritis dan dan kemampua kemampuan n meme!ahkan meme!ahkan masala masalah, h, keahli keahlian an psikom psikomoto otorr dan teknol teknologi ogi khusus, khusus, dan sistem sistem nilai nilai proessional.
". ela elama ma pros proses es pemb pembel elaj ajar aran an klin klinik ik terj terjad adii pros proses es inte intera raks ksii anta antara ra pembimbing klinik, mahasisa, mahasisa, dan pasien. a. $aha $ahasis sisa a bela belajar jar memb member erik ikan an pela pelaya yana nan n kebi kebida dana nan n kepa kepada da ibu ibu sesuai dengan standar pelayanan. b. Peran pembimbing klinik adalah bimbingan hingga peserta didik menjad menjadii kompet kompeten. en. Pembim Pembimbin bing g klinik klinik mengin menginduk duksi, si, member memberika ikan n support#memasilitasi, dan memberikan bimbingan. !. Keha Kehadi diran ran pemb pembim imbi bing ng klin klinik ik memb memberi erika kan n jami jamina nan n bah bahaa pasie pasien n memperoleh pelayanan kebidanan sesuai standar (berkualitas).
. Tu7uan u7uan Pem6e#a Pem6e#a7ara 7aran n K#*n*! K#*n*!
1. *mum $aha $ahasi sis saa
memp memper erol oleh eh
peng pengal alam aman an
bela belaja jarr
untu untuk k
mene menera rapk pkan an
pengetahuan, sikap dan keterampilan proessional berdasarkan standar proesi bidan se!ara terintegrasi dalam situasi nyata di berbagai tatanan pelayanan kebidanan. 2. Khusus a. $eng $engem emba bang ngka kan n
komp kompet eten ensi si maha mahasi sis sa, a, meli melipu puti ti
kete ketera ramp mpil ilan an
psikomotor, psikomotor, komunikasi interpersonal, kemampuan pengambilan keputusan, dan kemampuan untuk mengelola emosionalnya. b. $engembangkan kemampuan bekerja sama dalam tim pelayanan kebidanan se!ara harmonis. !. $ember $emberika ikan n pengalam pengalaman an aal dan memperk memperkena enalka lkan n dunia dunia kerja yang yang nyata.
D. Stan,a Stan,arr K)m5et K)m5eten$ en$**
1. Kompe Kompeten tensi si pembel pembelaja ajaran ran klini klinik k adalah adalah + a. Ke!aka Ke!akapan pan dalam dalam melakuka melakukan n suatu tindaka tindakan n atau kelompok kelompok tindak tindakan an pada tingkat tertentu. b. uatu keterampilan yang didasari pengetahuan dan sikap proessional. proessional.
2. iga tahap kegiatan belajar praktik + a. -kti praktik akti berpartisipasi b. Releksi !. *mpan balik konstruksi pengubahan keterampilan ". ujuah area kompetensi /idan 0ndonesia a.
-rea Kompetensi 1 + tik egal dan Keselamatan Pasien K)m5eten$* Int* " /erperilaku proessional, memiliki etika dan
bermoral terhadap isu etik maupun aspek legal dalam praktik kebidanan yang berorientasi pada keselamatan ibu, bayi dan anak termasuk peerempuan dalam konteks keluarga dan masyarakat. b. -rea Kompetensi 2 + Komunikasi ekti K)m5eten$* Int* " $ampu berkomunikasi eekti se!ara 3erbal dan
non43erbal
dengan
pasien#perempuan,
keluarganya,
masyarakat,
sesama proesi, antar proesi kesehatan, dan stakeholder. !. -rea Kompetensi " + Pengembangan 5iri dan Proessionalisme K)m5eten$*
Int*
$engembangkan
"
diri
dengan
mengikuti
perkembangan ilmu dan teknologi terkini, menyadari keterbatasan diri berkaitan dengan praktik kebidanan serta menjunjung tinggi komitmen terhadap proesi bidan. d. -rea Kompetensi & + andasan 0lmiah Praktik Kebidanan K)m5eten$* Int* " /idan memiliki pengetahuan tentang ilmu
biomedik, ilmu kebidanan, neonatologi, ilmu sosial, ilmu kesehatan masyarakat, biokimia, isika kesehatan, bioetik, humaniora dan ilmu perilaku untuk mempersiapkan dan memberikan asuhan prekonsepsi, selama kehamilan, persalinan, nias, menyusui, bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga beren!ana dalam rangka men!apai kualitas kesehatan ibu, bayi dan balita yang optimal. e. -rea Kompetensi ' + Keterampilan Klinis dalam Praktik Kebidanan K)m5eten$*
Int*
"
/idan
memiliki
keterampilan
dalam
mengaplikasikan ilmu kebidanan#midiery dan ilmu lain yang menunjang dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat kepada
perempuan sepanjang
siklus reproduksinya, bayi, balita,
anak
prasekolah dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. . -rea Kompetensi 6 + Promosi Kesehatan dan Konseling K)m5eten$* Int* " $ampu melakukan promosi kesehatan dan
konseling mengenai kesehatan masyarakat pada umumnya, dan kesehatan perempuan sesuai dengan tahap perkembangan siklus reproduksinya. g. -rea Kompetensi 7 + $anajemen dan Kepemimpinan K)m5eten$*
Int*
"
$ampu
melaksanakan,
mengelola
dan
menge3aluasi se!ara komprehensi sumber daya di baah tanggung jaabnya dengan memanaatkan 0PK untuk menghasilkan langkah4 langkah strategis pengembangan proesi dan organisasi. &. 8aktor yang $emengaruhi $ahasisa /elajar a. Pola /elajar 1) /elajar dari pengalaman konkrit 2) /elajar dengan obser3asi dan releksi ") /elajar dengan partisipasi akti b. Kesukaan#aya /elajar $eelihat :isual Presentation 1) :ision 2) -uditory $endengar ound indakan $o3ement ") Kinaestesi E. Men*5ta!an L*n!unan Be#a7ar +an K)n,u$*9
uasana kondusi merupakan situasi dan kondisi yang memungkinkan ter!apainya tujuan pembelajaran se!ara eekti dan eisien. 8aktor yang harus diperhatikan adalah ($u!htadi, 2%1') + 1. Pembelajaran berorientasi pada mahasisa atau peserta didik. 2. Penghargaan pendidik terhadap partisipasi akti peserta didik selama proses pembelajaran. ". Pendidik bersiat demokratis selama mengelola pembelajaran. &. Permasalahan yang ada#timbul harus dibahas se!ara dialogis. '. ingkungan kelas (tempat belajar) disetting sesuai topik#materi yang dibahas.
6. $enyediakan berbagai sumber belajar yang dapat diakses oleh peserta didik.
Pertemuan II a!tu
" Se#a$a% 1( Maret 2018% Pu!u# 08.00'12.20 ITA
D)$en
" Dr. N* N+)man Bu,*an*% S.S*.T.%M.B*)me,
Ma-a$*$a
" /: )ran
Met),e
" erama-% Bra*n St)rm*n% Penua$an 2T; 1P 2&0 Men*t4
Mater*
" Stan,ar Pem6e#a7aran K#*n*!
A. Stan,ar Ma-a$*$a Be$erta Peran ,an Tanun Jaa6n+a
1. yarat a. $enguasai pengetahuan yang menunjang keterampilan, berupa uji teori (lisan#tulisan). b. elah kompeten di laboratorium. !. iap melaksanakan praktik klinik. 2. Peran dan anggung ;aab $ahasisa a. $embuat laporan pendahuluan, memba!a panduan, mempelajari penuntun belajar dan datar tilik. b. $embuat kontrak belajar. !. $enghadiri semua sesi (1%%ahana Praktik 1) 50: Kebidanan = pengalaman kerja minimal 2 tahun 2) 5000 Kebidanan = pengalaman kerja minimal ' tahun 2. Peran dan anggung ;aab a. $emelihara, mempertahankan kompetensi. b. $enyiapkan pembelajaran praktik klinik. !. $elakukan kontrak belajar dengan mahasia. d. $embuat#memeriksa jadal praktik mahasisa. e. Pembimbing institusi bekerja sama dengan ?0 untuk meren!anakan bimbingan. . $emilih dan memberikan pembelajaran praktik di laboratorium maupun di ahana praktik. g. $emberikan penugasan atau latihan keterampilan dan studi kasus pada mahasisa yang belum men!apai kompetensi standar.
. Stan,ar Tem5at Pra!t*!
empat praktik adalah tempat melatih keterampilan, meliputi ruang laboratorium#kelas, dan ahana praktik. aboratorium yang harus ada (standar minimal) + 1. K5K 2. /iomedik ". -@? &. 0@? dan // '. P@? dan /ayi 6. Kesehatan Reproduksi dan K/ yarat >ahana#ahan Praktik + 1. -da kasus sesuai kebutuhan pembelajaran 2. $emberi pelayanan kesehatan sesuai standar proesi ". ersedia sarana4prasarana untuk belajar, seperti ruang diskusi#seminar. &. $emiliki ?0 sesuai syarat. '. $empunyai $o* dengan institusi pendidikan.
D. Pr)$e$ ,an Me!an*$me S*!#u$4 Pem6e#a7aran K#*n*!
1. Proses $ekanisme Pembelajaran Klinik a. Proses pembelajaran laboratorium klinik dilaksanakan berdasarkan kompetensi per semester. b. Kompetensi
sebelumnya
sebagai
prasyarat
untuk
kompetensi
berikutnya. !. trategi pembelajaran klinik + tuntutan target keterampilan#asuhan kebidanan. d. $ekanisme mengikuti siklus pembelajaran klinik. 2. Pengelolaan Praktik Klinik $ahasisa a. $ahasisa bertanggung jaab se!ara penuh untuk asuhan satu pasien atau lebih dari aal hingga selesai, sesuai keadaan dan kemampuan mahasisa. b. $ahasisa harus mendokumentasikan asuhan yang diberikan sesuai standar. !. etiap mahasisa harus melaporkan kondisi pasiennya kepada bidan penanggungjaab#koordinator#ketua tim. d. $ahasisa menjaga komunikasi interakti dengan semua sta di ahana praktik. e. $ahasisa
memberikan
asuhan
kebidanan
komprehensi,
berkelanjutan hingga di komunitas. .
indakan
yang
dilakukan
mahasisa
ajib
didampingi
bidan#pembimbing klinik g. etiap mahasisa ajib menghormati dan menjaga tata tertib yang berlaku di ahana praktik. ". $etode Pembelajaran Praktik di aboratorium a. imualasi b. 5emonstrasi !. /elajar mandiri d. $ultimedia tutorial. Rasio pembimbing lapangan dengan mahasisa A 1+1%
&. $etode Pembelajaran di >ahana Praktik a. $etode pengalaman b. Penugasan tertulis !. Konerensi obser3asi d. tudi kasus
E. A,m*n*$tra$* ,a#am Pem6e#a7aran K#*n*!
1. $o* 2. K penunjukkan pembimbing klinik ". urat permohonan ijin menggunakan ahana praktik &. Pembiayaan
Pertemuan III a!tu
" Se#a$a% 20 Maret 2018% Pu!u# 08.00'11.(0 ITA
D)$en
" N* Ma,e D* Purnama+ant-*% S.S*.T.%M.Ke6
Ma-a$*$a
" /( )ran
Met),e
" erama-% Bra*n St)rm*n% Penua$an 1T; 1P 210 Men*t4
Mater*
" Met),e B*m6*nan ,a#am Pem6e#a7aran K#*n*!
A. Pre Conference B. Post Conference C. Bed Side Teaching
Pertemuan I< a!tu
" Se#a$a% 2: Maret 2018% Pu!u# 08.00'11.(0 ITA
D)$en
" Gu$t* A+u E!a Utar*n*% S.ST.%M.Ke$
Ma-a$*$a
" 3( )ran
Met),e
" erama-% Bra*n St)rm*n% Penua$an 1T; 1P 210 Men*t4
Mater*
" Met),e B*m6*nan ,a#am Pem6e#a7aran K#*n*!
A. Replective Learning
1. Pengertian Releksi diskusi kasus adalah suatu metoda dalam mereleksikan pengalaman klinis peraat dan bidan yang menga!u kepada pemahaman terhadap standar. 2. ujuan a. *ntuk mengembangkan proesionalisme bidan b. $eningkatkan aktualisasi diri peraat dan bidan !. $embangkitkan moti3asi untuk belajar ". angkah4langkah a. Pemilihan kasus b. Prsentasi kasus !. 3aluasi diri d. *mpan balik e. ?atatan releksi &. Persyaratan a. uatu kelompok peraat atau kelompok bidan terdiri dari ' B orang. b. alah satu anggota kelompok berperan sebagai asilitator, satu orang lagi sebagai penyaji dan lainnya sebagai peserta. !. Posisi asilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal). d. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis keperaatan atau kebidanan yang menarik.
e. Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda lainnya, agar setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi se!ara bebas. . idak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbi!ara dalam satu saat, peserta lainnya memperhatikan proses diskusi. g. idak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokkan peserta lainnya. h. $embaa !atatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh terkikis atau tertumpu hanya pada !ataan, sehingga dapat mengurangi perhatian dalam berdiskusi. '. Proses 5iskusi a. istem
yang
didukung
oleh
manajer
lini
pertama
(kepala
ruangan#super3isor di puskesmas) yang mendorong serta meajibkan anggotanya untuk melaksanakan R5K se!ara rutin, teren!ana dan terjadal dengan baik. b. Kelompok
peraat
atau
kelompok
bidan
berbagi
(sharing )
pengalaman klinis dan iptek diantara sejaat masing4masing selama 1 jam, minimal setiap bulan sekali. !. etiap anggota se!ara bergilir mendapat kesempatan dan menimba pengalaman sebagai asilitator, penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut. d. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menyampaikan pendapat dengan !ara mengajukan pertanyaan4 pertanyaan
sedemikian
rupa
yang
mereleksikan
pengalaman,
pengetahuan serta kemampuan masing4masing. e. elama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak4pihak yang nerasa tertekan ataupun terpojok. Cang diharapkan terjadi justru sebaliknya yaitu dukungan dan dorongan bagi setiap peserta agar terbiasa menyampaikan pendapat mereka masing4masing. . Releksi 5iskusi Kasus dapat dimanaatkan sebagai
ahana untuk
meme!ahkan masalah, namun tidak dipaksakan (tidak harus).
g. -danya !atatan kehadiran dan laporan R5K serta !atatan tentang isu4 isu yang mun!ul tidak terjadi atau terulang lagi. h. R5K merupakan salah satu metoda
in-service training yang
mengandung !iri4!iri pembelajaran antar sejaat dalam satu proesi, sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan peraat atau bidan. 6. Pedoman /agi 8asilitator a. $embuka pertemuan dan mengu!apkan selamat datang b. $enyampaikan tujuan pertemuan, mengajak semua peserta untuk mereleksikan pengalaman klinis masing4masing. !. $eminta persetujuan tentang lamanya aktu diskusi (kontrak aktu). d. $enyampaikan syarat4syarat selama pertemuan. e. $empersilakan penyaji untuk mempresentasikan kasusnya selama 1% 2% menit. . 8asilitator memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan se!ara bergilir selama "% menit. g. $engatur lalu lintas pertanyaan4pertanyaan yang diajukan oleh peserta dan klariikasi bila ada yang tidak jelas. h. 8asilitator boleh mengajukan pertanyaan sama seperti peserta lainnya. i.
etelah pertanyaan berakhir, asilitator bertanya kepada presenter, apa yang bisa dipelajari dari diskusi tersebut, kemudian dilanjutkan kepada semua peserta lainnya satu persatu, termasuk asilitator sendiri juga memberikan pendapatnya.
j.
8asilitator membuat kesimpulan dan menyampaikan issue4issue yang mun!ul berdasarkan pernyataan4pernyataan yang disampaikan oleh semua peserta.
k. 8asilitator melengkapi !atatan R5K meliputi materi, issue4issue yang mun!ul, termasuk meminta tanda tangan semua peserta. l.
elanjutnya asilitator meminta kesepakatan untuk ren!ana pertemuan berikutnya.
m. 8asilitator menutup pertemuan dan berjabat tangan.
n. 8asilitator menyimpan laporan R5K pada arsip yang telah ditentukan bersama. 7. Pedoman /agi Penyaji a. $emikirkan serta
menyiapkan kasus
klinis
keperaatan
atau
kebidanan yang pernah dialami atau pernah terlibat didalam peraatannya. b. $enjelaskan kasus tersebut dan tetap merahasiaan identitas pasen. !. ujuan penyajian kasus memberikan kesempatan bagi penyaji untuk berikir atau bereleksi ulang tentang bagaimana pasen tersebut ditangani, hambatan apa saja yang dialami serta keberhasilan apa saja yang telah di!apai. d. Penyaji mempunyai kesempatan 1%42% menit untuk menyajkan kasus tersebut. e. /ila penyajian telah selesai, peserta akan mengajukan pertanyaan4 pertanyaan berupa klariikasi penanganannya. $ereka tidak akan mengatakan apa yang harus anda lakukan atau memberi jaaban maupun saran apapun. . Penyaji menyimak pertanyaan dan memberikan jaaban sesuai dengan pengetahuan serta pengalaman nyata yang telah dilakukan dan merujuk pada standar yang rele3an atau OP yang berlaku. g. /ila perlu men!atat esensi penting dari pertanyaan4pertanyaan yang diajukan, atau hal4hal yang belum pernah diketahui sebelumnya sebagai inormasi baru. h. /ila tidak ada lagi pertanyaan, asilitator akan meminta anda sebagai orang pertama dalam kelompok untuk menyampaikan apa saja yang dapat dipelajari dari kasus tersebut, terutama berhubungan dengan inormasi
baru
yang
dianggap
dapat
memberikan
tambahan
pengetahuan atau sesuatu hal yang pernah diketahui tetapi dilupakan. emua hal tersebut diyakini akan dapat dipergunakan untuk perbaikan kinerja pada aktu yang akan datang.
B. Pedoman /agi -nggota#Peserta a. etelah memperhatikan penyajian kasus tersebut , setiap peserta menyiapkan
pertanyaan4pertanyaan,
minimal
satu
pertanyaan.
Kesempatan seluas4luasnya diberikan untuk melakukan klariikasi atas penanganan kasus tersebut. b. 5idalam mengajukan pertanyaan, !obalah merujuk pada standar atau OP yang berlaku, releksi ulang bila anda mempunyai pengalaman dalam menangani kasus sema!am itu atau iptek terbaru yang diketahui. !. Peserta tidak diperbolehkan untuk memberikan jaaban, saran se!ara langsung atau memberitahukan bagaimana seharusnya peraatan pasen itu harus dilakukan. d. /ila anda berpikir baha penyaji melakukan peraatan dengan !ara yang berbeda , tidak sesuai standar atau tidak sesuai dengan OP yang berlaku, anda dilarang keras untuk melakukan kritik. -nda hanya dapat melakukan klariikasi kepada penyaji apakah dia telah memikirkan !ara lain seperti apa yang anda pikirkan. e. elama diskusi berlangsung semua peserta memberikan perhatian penuh, karena sangat mungkin dari setiap pertanyaan atau klariikasi yang mun!ul, ada diantaranya yang belum pernah diketahui oleh peserta lainnya. 0ni merupakan kesempatan bagi semua anggota untuk belajar serta memperoleh inormasi atau pengetahuan baru dari proses diskusi ini dalam aktu yang relati sangat singkat. . Perlu diingat baha semua anggota kelompok juga akan belajar dari pemikiran anda. g. Peserta mempunyai aktu 2%4"% menit untuk mengajukan pertanyaan, setelah itu anda perlu menyimak kembali apa yang dapat anda pelajari dari proses diskusi kasus tersebut, guna dapat menjaab dengan tepat pertanyaan dari asilitator pada akhir sesi tersebut. h. Kesimpulan tentang issue4issue yang mun!ul dapat dijadikan !ermin bagi semua peserta, agar kejadian atau masalah yang sama tidak terulang dimasa yang akan datang.
B. Case Presentation
1. Pengertian Presentasi kasus merupakan kegiatan pembelajaran di klinik yang sering dilakukan
di
ruang
diskusi.
Pada
kegiatan
ini,
mahasisa
mempresentasikan kasus pasien yang dijumpai . Presentasi kasus diaali dengan studi kasus terlebih dahulu 2. tudi Kasus a. Pendekatan studi kasus biasanya lebih leksibel karena disainnya memang ditujukan untuk mengeksplorasi suatu permasalahan. b. Pembelajaran yang Penekanan pada Pemahaman Konteks. !. *saha men!ari tahu melalui studi kasus pendalaman pemahaman mengenai persoalan atau kelompok orang tertentu. 0ni mengarahkan pada terkumpulkanya inormasi yang rin!i atau detail tentang persoalan atau kelompok orang yang menjadi o!us kajian. d. uaran dari studi seperti ini adalah apa yang disebut thi!k des!ription yakni deskripsi mendalam tentang suatu persoalan atau kelompok orang dan segala konteks terkait permasalahan atau kelompok orang tersebut. ". angkah4langkah tudi Kasus a. Pemilihan kasus+ dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan se!ara bertujuan ( purposive). Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang b. Pengumpulan data+ terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang lebih dipakai dalam penelitian kasus adalah obser3asi, aan!ara, dan analisis dokumentasi. -tau dapat menyesuaikan pengumpulan data dengan masalahD !. -nalisis data+ setelah data terkumpul peneliti dapat mulai agregasi, mengorganisasi, dan mengklasiikasi data menjadi unit4unit yang dapat dikelola. -gregasi merupakan proses mengabstraksi hal4hal khusus menjadi hal4hal umum guna menemukan pola umum data. 5ata dapat
diorganisasi se!ara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam tipologi. d. Perbaikan (refinement )+ meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi kasus hendaknya dilakukan pen3empurnaan atau penguatan (reinforcement ) data baru terhadap kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah adaD e. Penulisan laporan+ laporan hendaknya ditulis se!ara komunikati, rnudah diba!a, dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial se!ara jelas, sehingga rnernudahkan pemba!a untuk mernahami seluruh inormasi penting. &. Kelemahan a. Pembelajaran studi kasus seringkali dipandang kurang ilmiah atau pseudo4s!ientii! karena pengukurannya bersiat subje!ti atau tidak bisa
dikuantiisir.
5alam
hal
ini,
kritik
ini
juga
mempertanyakan 3aliditas dari hasil penelitian studi kasus. b. Karena masalah interpretasi subjekti pada pengumpulan dan analisa data studi kasus,
C. World Tour/Field Trip
1. Pengertian $enurut yaiul agala (2%%6+ 21&) metode field trip ialah pesiar yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. $etode penyampaian materi pelajaran dengan !ara membaa langsung mahasisa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan sekolah agar mahasisa dapat mengamati atau mengalami se!ara langsung. 2. Kelebihan a. 8ield trip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. $embuat apa yang dipelajari di
lebih perkuliahan rela3an dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat. !. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreati3itas mahasisa d. 0normasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual. e. $ahasisa dapat mengamati kenyataan yang berma!am4ma!am dari tempat bekunjung sisa. . $ahasisa dapat menghayati pengalaman4pengalaman baru. g. $ahasisa dapat memperoleh inormasi langsung yang berasal dari pengamatannya sendiri. h. $ahasisa dapat mempelajari suatu materi se!ara terpadu. ". Kekurangan a. /iaya yang dipakai dalam proses tour relati mahal. b. Kadang terjadi kesulitan dalam mengkondisikan mahasisa. !. ering tujuan pembelajaran tidak tersampaikan karena tujuan untuk rekreasi lebih diprioritaskan. d. $emerlukan persiapan yang matang agar tidak terjadi gangguan selama dalam proses karyaisata berlangsung.
Pertemuan < a!tu
" Se#a$a% ( A5r*# 2018% Pu!u# 08.00'11.(0 ITA
D)$en
" Dr. N* N+)man Bu,*an*% S.S*.T.%M.B*)me,
Ma-a$*$a
" 3( )ran
Met),e
" erama-% Bra*n St)rm*n% Penua$an 1T; 1P 210 Men*t4
Mater*
" Met),e B*m6*nan ,a#am Pem6e#a7aran K#*n*!
A. Case Study
$odel studi kasus sangat produkti digunakan untuk mengembangkan kemampuan#keterampilan meme!ahkan masalah. $odel atau pendekatan ini sangat sering digunakan dalam pendidikan dan pelatihan, dalam bentuk yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks. tudi kasus merupakan satu bentuk stimulasi untuk mempelajari kasus nyata atau kasus yang dikarang. 5alam model ini pengajar memberikan deskripsi suatu situasi yang mengharuskan pelaku4pelaku dalam
situasi tersebut
mengambil
keputusan tertentu untuk meme!ahkan suatu masalah. ebagai !ontoh suatu kasus merosotnya kinerja perusahaan sebagai akibat berbagai kondisi perusahaan. Peserta, dalam hal ini sebagai manajer perusahaan, diminta men!ari peme!ahan masalah untuk mengatasi merosotnya kinerja tersebut. tudi kasus biasanya disajikan dalam bentuk E!erita” yang memuat komponen4komponen utama seperti “aktor#pelaku”, kejadian atau situasi tertentu, permasalahan, dan inormasi yang melatarbelakangi permasalahan. -da pula kasus yang sudah disertai dengan beberapa
alternati
peme!ahan masalah. /erdasarkan
inormasi yang disajikan dalam kasus, peserta memilih alternati peme!ahan yang dianggap paling tepat berdasarkan pemahaman terhadap permasalahan, analisis, dan perbandingan alternati peme!ahan yang tersedia. tudi kasus dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran melatih kemampuan meme!ahkan masalah, di samping itu dapat pula digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang suatu permasalahan, !ara kerja, atau pendekatan yang biasa digunakan dalam suatu organisasi.
MENGAPA MODEL STUDI KASUS =
alah satu aktor yang menentukan dalam keberhasilan pembelajaran adalah Eketerlibatan” peserta se!ara mental dalam proses pembelajaran melalui kesempatan untuk “mengalami” kondisi#situasi tertentu sebagaimana yang terjadi dalam kenyataan (eFperiental learning). Keterlibatan ini akan menjadikan proses belajar menjadi menarik dan rele3an bagi peserta. ujuan $odel tudi Kasus adalah membelajarkan peserta melalui pengalaman dengan menggunakan !ontoh situasi#kasus yang digunakan. $odel ini mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah+ 1. $embantu peserta mengembangkan dan mempertajam kemampuan analisis, peme!ahan masalah, dan mengambil keputusan. 2. $enjadikan peserta mempunyai pemahaman tentang berbagai sistem nilai, persepsi, dan sikap4sikap tertentu yang berkaitan dengan situasi atau masalah tertentu. ". $enunjukkan kepada peserta peranan dan pengaruh berbagai nilai dan persepsi terhadap pengambilan keputusan. APA IRI MODEL STUDI KASUS =
asaran. -gar model ini eekti, peserta sebaiknya dibagi dalam kelompok4kelompok beranggotakan & 4 7 orang. 5alam kelompok ke!il peserta akan termoti3asi untuk berpartisipasi dibandingkan dengan apabila dalam kelompok besar. opik. esuai dengan tujuan $odel tudi Kasus, sebaiknya topik yang digunakan adalah yang membutuhkan peme!ahan masalah atau pengambilan keputusan, misalnya tentang hubungan antar rekan sekerja yang kurang serasi, yang membutuhkan analisis dan jalan keluarnya. opik masalah dapat diambilkan dari kenyataan ataupun dikarang sendiri oleh pengajar. Lan!a-'#an!a-.
1. Pendahuluan Pengajar menjelaskan tujuan pembelajaran Pengajar menjelaskan skenario studi kasus Pengajar membagikan studi kasus yang disiapkan se!ara tertulis 2. Kegiatan 0nti
etiap kelompok mendiskusikan kasus yang dikemukakan dan melakukan analisis dengan melihat penyebab dan berbagai aktor yang
terkait elanjutnya kelompok menyimpulkan masalah, men!ari alternati
peme!ahan dan menetapkan pilihan ". Penutup etiap kelompok mempresentasikan peme!ahan masalah yang dipilih
dan alasannya Pengajar menyimpulkan hasil studi kasus dan membuat kesimpulan
Peran Pena7ar> ?a$*#*tat)r
Pengajar mempunyai beberapa tugas dan peran yang meliputi akti3itas berikut ini. 1. $enyiapkan kasus yang akan dibahas dengan didasarkan pada tujuan instruksional yang akan di!apai. 2. $enentukan prosedur pembahasan studi kasus, apakah akan dianalisis se!ara indi3idual atau dalam kelompok, dan aktu yang disediakan untuk membahas kasus dalam kelompok. ". elama proses pembahasan kelompok berlangsung, pengajar hanya bertugas mengobser3asi, ke!uali bila diperlukan untuk memberikan inormasi tambahan yang diperlukan kelompok. &. Kun!i keberhasilan studi kasus adalah EketerlibatanG peserta, oleh sebab itu pengajar perlu memperhatikan agar setiap peserta mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi akti. '. etelah aktu diskusi kelompok habis, pengajar memanggil kelompok untuk berkumpul kembali dalam bentuk kelas dan melaporkan hasil diskusi berupa hasil analisis dan peme!ahan masalah yang dipilih. 6. Pengajar selanjutnya merangkum dan menyimpulkan hasil belajar. Kesempatan ini dapat digunakan untuk menjembatani teori dan praktik. 7. Pengajar dapat memperjelas apa yang telah dipelajari kelompok dan bertanya kepada kelompok tentang kesan mereka terhadap proses dan hasil belajar. a!tu >aktu yang diperlukan untuk model ini tergantung pada studi kasus yang digunakan, apakah sederhana atau kompleks.
tudi kasus yang sederhana mungkin hanya memerlukan 1'4"% menit untuk membahasnya, sedangkan studi kasus yang !ukup rumit akan
membutuhkan aktu 6% menit, bahkan lebih. ?ara penyajian studi kasus juga mempunyai implikasi aktu. H tudi kasus yang sudah dilengkapi dengan alternati peme!ahan masalah mempunyai manaat lebih yaitu akan membutuhkan aktu lebih pendek dibandingkan dengan yang tidak. H tudi kasus yang tidak dilengkapi alternati peme!ahan masalah akan memberi kesempatan lebih besar kepada peserta untuk menemukan sendiri EjaabanG permasalahan. H Penggunaan studi kasus yang disebut Ea!tion maIeG akan memerlukan aktu lebih banyak. 1. /entuk studi kasus ini dilengkapi dengan beberapa alternati jaaban, setiap jaaban kelompok akan diberi umpan balik oleh pengajar, sampai kelompok tersebut mengambil keputusan yang menurut pengajar merupakan keputusan yang EbenarG. 2. Keuntungan Ea!tion maIeG adalah baha proses berpikir anggota se!ara ajar akan diarahkan kepada Ejaaban yang benarG.
KETERAMPILAN MENGAJAR @ANG DIPERLUKAN
-gar pengajar dapat mengelola model ini dengan baik diperlukan keterampilan mengajar yang men!akup+ 1. Keterampilan bertanya, baik bertanya dasar maupun bertanya lanjut. 0ni diperlukan pada saat pengajar ingin mendapat penjelasan tentang hasil keputusan kelompok. 2. Keterampilan memberikan Penguatan dan umpan balik terhadap pendapat kelompok. Keterampilan menjelaskan suatu konsep, prosedur atau prinsip. ". Keterampilan membimbing diskusi kelompok ke!il, apabila diperlukan. BAGAIMANA MENGGUNAKAN MODEL STUDI KASUS
-gar studi kasus berjalan dengan baik dan men!apai tujuan instruksional, pengajar perlu melakukan langkah4langkah berikut ini+ 1. Persiapan 5alam tahap persiapan pengajar+ a. $engidentiikasi dan menyusun kasus yang akan dibahas dalam bentuk tertulisD
b. $enentukan prosedur peme!ahan masalah, bila dikehendaki disertai pula dengan alternati peme!ahan masalahnya. !. $enyiapkan tata kelas sesuai dengan kebutuhan untuk diskusi kelompok. 2. Pelaksanaan ahap pelaksanaan men!akup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. a. Pendahuluan. Pada bagian ini pengajar+ menjelaskan skenario studi kasus yang men!akup prosedur kerja, aktu dan sebagainya. membagi peserta dalam kelompok. b. Kegiatan 0nti. 5alam kegiatan ini peserta melakukan kegiatan sebagai berikut+ mengidentiikasi akta, konsep dalam kasus. menghubungkan berbagai
inormasi
dalam kasus.
menyimpulkan permasalahan.
men!ari alternati peme!ahan. menetapkan pilihan peme!ahan terbaik. mempresentasikan hasil kelompok kepada seluruh peserta. diikuti tanya4jaab dan penjelasan kelompok. !. Penutup. Pengajar membuat kesimpulan tentang proses dan hasil studi kasus dan kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang ingin di!apai. BAGAIMANA MENATA KELAS >TEMPAT BELAJAR =
Cang terpenting dalam hal pengaturan tempat adalah memungkinkan terjadinya kerja kelompok dan bentuk kelas pada saat presentasi hasil. 5engan demikian tidak perlu mengubah bentuk kelas, !ukup memindahkan kursi membentuk lingkaran, dan mengembalikannya ke dalam posisi semula pada saat presentasi. sesuaikan dengan topik kasus, jumlah peserta dan kondisi ruang J RAMBU'RAMBU PENERAPAN
$odel studi kasus ini menekankan pada pentingnya Eketerlibatan akti ” semua peserta. 5engan demikian pengajar perlu memperhatikan agar semua peserta memberikan kontribusi, dan proses belajar tidak didominasi oleh peserta4peserta tertentu. 5alam membuat studi kasus, pengajar harus jelas dengan tujuan instruksional yang akan di!apai. tudi kasus perlu memuat inormasi yang
lengkap agar tidak membingungkan peserta yang memba!anya dan tidak mengundang Etebakan4tebakan ” yang tidak akurat. Pada aktu melaksanakan model studi kasus pengajar perlu menjelaskan tujuan dan skenario kerja, termasuk prosedur kerja dan hasil yang diharapkan. Kejelasan prosedur bagi peserta akan berpengaruh pada kelan!aran proses belajar. ?ontoh -!tion $aIe (tudi Kasus yang erprogram) ujuan 0nstruksional 5alam kasus ini peserta diharapkan dapat mengidentiikasi prinsip pengambilan keputusan yang penting, yaitu pentingnya memperoleh inormasi yang lengkap untuk mengambil keputusan. kenario etiap kelompok mendiskusikan masalah dan memutuskan alternati peme!ahan masalah yang dipilih.
/erdasarkan alternati yang dipilih, pengajar memberikan umpan balik tertulis
yang memuat
konsekuensi
alternati
yang dipilih
untuk
didiskusikan lebih lanjut oleh kelompok. 5emikian selanjutnya sampai kelompok memilih alternati yang EtepatG. ;aaban yang tepat adalah /, sebab dengan berbi!ara se!ara pribadi pimpinan akan memperoleh inormasi yang lengkap sebelum bertindak. Kasus -nda adalah pimpinan *nit Keuangan di Perusahaan E$aju ;ayaG. Pak 0ndro telah bekerja di unit -nda selama hampir 7 tahun. $enurut kesan -nda, dia bukan karyaan yang dapat dibanggakan. /eberapa kali dia bersikap menentang atasan, dan bahkan pernah dihukum tidak boleh bekerja selama tiga hari karena berkelahi di !aetaria. elama dua minggu terakhir ini dia terlambat
sampai lima kali, dan hari ini dia datang terlambat satu setengah jam. 5alam hal ini, sebagai atasan Pak 0ndro, apa yang akan -nda lakukan ekali
lagi
memberi
kesempatan
kepadanya
untuk
memperbaiki
perilakunya, dengan demikian Pak 0ndro -nda biarkan untuk memperbaiki
perilakunya. $endiskusikan masalah tersebut dengan dia, karena itu -nda meminta dia untuk menemui -nda pada aktu istirahat. -nda menemuinya di tempat
Pak 0ndro bekerja seaktu dia datang dan mendiskusikan masalah
keterlambatan tersebut dengannya. $enghukum dia dengan !ara tidak mengiIinkan dia kerja hari itu, dengan
konsekuensi pemotongan gaji. Konsekuensi Pilihan E-G -nda berharap Pak 0ndro akan berubah sikap. ampai dengan akhir minggu itu dia memang datang tepat aktu. etapi minggu berikutnya dia terlambat lagi dua hari berturut4turut, bahkan hari terakhir minggu itu dia tidak masuk tanpa iIin. etelah -nda !he!k dengan rekan sekerjanya ternyata Pak 0ndro bertengkar lagi dengan petugas !aetaria. /erdasarkan inormasi ini apa yang akan -nda lakukan -nda boleh mempertimbangkan kembali pilihan4pilihan sebelumnya, dan
memilih pilihan /, ?, atau 5. Konsekuensi Pilihan E/G -nda mengundang Pak 0ndro ke ruang kantor -nda untuk membi!arakan masalah keterlambatan tersebut se!ara pribadi. 5engan tenang -nda bertanya kepada Pak 0ndro mengapa hari ini dia terlambat sampai satu setengah jam, padahal sebagaimana telah dipahami oleh semua
karyaan keterlambatan
datang tidak
diinginkan di
perusahaan. -nda perhatikan ajahnya memerah dan dia menundukkan ajahnya. -nda merasa nampaknya ada sesuatu yang memberati hatinya. etelah beberapa saat Pak 0ndro menjelaskan baha dia harus ikut mengasuh anaknya yang lumpuh karena polio, bergantian dengan istrinya yang harus berjualan untuk men!ukupi kebutuhan sehari4hari. 5i rumah itu tinggal juga mertuanya yang kondisinya tidak begitu sehat. Pada saat4 saat tertentu mertuanya jatuh sakit, sehingga dia harus mengaasi keduanya. Kemarin dia sudah akan berangkat kerja agar tidak terlambat, tiba4tiba saja anaknya minta digendong keluar untuk berjemur karena kakinya terasa ngilu. erpaksa dia menunggu anaknya untuk beberapa
lama dan terlambat tiba di kantor. /erdasarkan inormasi ini tindakan apa yang akan -nda lakukan Konsekuensi
Pilihan
E?G
-nda
menegur
Pak
0ndro
tentang
keterlambatannya. ambil melirik rekan4rekan kerjanya yang lain Pak 0ndro memperdengarkan suara marah, dan mengatakan baha baru sekali
ini terlambat mengapa dipersoalkan. 5ia nampaknya menjadi tersinggung dan mengatakan tidak ada gunanya bekerja tujuh tahun di perusahaan ini, karena toh tidak dihargai. Rekan4rekan kerjanya yang lain pura4pura tidak
mendengar apa yang terjadi, beberapa di antaranya bahkan keluar ruangan. /erdasarkan inormasi ini apa yang akan -nda lakukan -nda boleh mempertimbangkan kembali pilihan4pilihan sebelumnya, dan memilih dari pilihan -, /, dan 5. Konsekuensi Pilihan E5G Ketika -nda menyampaikan kepada Pak 0ndro hukuman karena keterlambatannya, dia hanya mengangkat bahu, dan dengan sedikit memen!ongkan mulut ke arah -nda dia mengambil tasnya dan pergi. -nda menjadi heran melihat kelakuan
dia. iga hari kemudian atasan -nda menyampaikan keluhan tertulis kepada Pak 0ndro. Cang menjadi dasar keluhan Pak 0ndro adalah baha -nda sebagai atasan telah men!ampuri urusan pribadinya dan mempersulit usahanya untuk melaksanakan tugas sebagai ayah seorang anak !a!at yang membutuhkan perhatian. /erdasarkan inormasi ini apa yang akan -nda lakukan -nda boleh mempertimbangkan alternati yang diberikan selanjutnya, dan memilih alternati -, /, dan ?.
B. Coaching B*m6*nan4
1. Pengertian /imbingan adalah suatu
proses pembelajaran yang memberikan
kesempatan seluas4luasnya kepada peserta baik perorangan atau kelompok untuk meme!ahkan permasalahannya sendiri asilitator. /imbingan melibatkan peserta
dan didampingi oleh
dan asilitator dalam dialog
satu laan satu dan mengikuti suatu proses yang tersusun, diarahkan pada tanggung jaab memelihara kemajuan dan kinerja yang baik serta hubungan kerja positi antara asilitator dan sta. 2. ujuan Kegiatan ini bertujuan agar peserta dapat + a.
$enstimulan pengembangan keterampilan peserta se!ara indi3idual.
b.
$embantu peserta menggunakan pekerjaan sebagai pengalaman pembelajaran dengan bimbingan dan mengembangkan proessional peserta.
!.
$emberi kesempatan kepada peserta untuk melengkapi pekerjaan yang diberikan asilitator dan pada saat yang sama mempersiapkan keterampilan peserta
dalam
mengambil
tanggung jaab
dan
pekerjaan mendatang. d.
$eningkatkan kemampuan kemandirian belajar dari peserta dan mengatasi permasalahan yang dihadapi mereka.
". Proses /imbingan
ebelum praktik peserta sebaiknya mengadakan pertemuan untuk mere3ie kegiatan, termasuk langkah4langkah yang perlu ditekankan dalam praktek kinerja.
5alam praktik, asilitator mengamati, membimbing, dan memberikan umpan balik kepada peserta pada saat mereka melaksanakan langkah4 langkah#kegiatan termasuk buku penuntun belajar.
etelah praktik, umpan balik seharusnya diberikan se!epatnya. 5engan menggunakan penuntun belajar atau !he!klist keterampilan, asilitator berdiskusi tentang kemampuan belajar peserta sesuai dengan kinerja mereka dan memberi saran perbaikan. -pabila pelatihan berdasarkan kompetensi digabungkan dengan
prinsip belajar orang deasa, mastery learning , coaching dan humanistic, maka hasilnya akan sangat mengagumkan dan merupakan metoda yang paling
eekti
untuk
mengajarkan
ketempilan
teknis.
5engan
menggunakan pendekatan yang manusiai maka dapat mengurangi ketegangan para peserta dan memperke!il ketidaknyamanan klien. Oleh karena itu, pendekatan dalam !oa!hing yang lebih manusiai adalah komponen
yang
penting
untuk
memperbaiki
kualitas
pelatihan
keterampilan klinik yang pada akhirnya meningkatkan kualitas pelayanan. &. ?iri4!iri 8asilitator yang ekti eorang pelatih klinik yang eekti memiliki !iri berikut ini.
1. $ahir /proficient dalam keterampilan yang akan diajarkan 2. $endorong peserta mempelajari keterampilan baru ". $eningkatkan komunikasi terbuka (dua arah) &. $emberikan umpan balik sesegera mungkin dengan !ara antara lain +
$enggunakan humor yang tepat
$engamati peserta dan mempertahankan tanda4tanda stress
$emberikan istirahat yang teratur selama sesi !oa!hing
$engadakan perubahan terhadap suasana !oa!hing yang rutin
$emusatkan perhatian pada keberhasilan peserta dan bukan pada kegagalan
'. unakan metoda coaching dan alat bantu audio3isual yang ber3ariasi
?eramah ilustrasi. Peragaan, !urah pendapat, diskusi,
atihan#exercise peme!ahan masalah untuk kelompok ke!il atau indi3idu
/ermain peran
6. $elibatkan peserta sebanyak mungkin dalam meren!anakan semua sesi sebelum !oa!hing dan memberi peserta jadual dan garis besar coaching ,
penugasan pekerjaan rumah dan bahan4bahan,
yang
diperlukan. elain !iri4!iri diatas seorang asilitator
juga hendaknya memiliki
karakteristik sebagai berikut+
/ersiat sabar dan memberikan dukungan
$emberikan penghargaan dan dukungan yang positi
$emperbaiki kesalahan peserta sambil tetap memelihara harga diri
peserta
$endengar dan memperhatikan Peran pembimbing yang eekti melibatkan
semua peserta dan
memberi mereka umpan balik yang positi ,sementara asilitator yang tidak eekti mengendalikan dan menolak keterlibatan dan se!ara khusus gagal memberikan umpan balik yang positi.
'. $odel /imbingan $odel perilaku telah digunakan pada !oa!hing di bidang industri dan telah berhasil dengan baik. lemen yang esensial dari strategi !oa!hing dalam !oa!hing klinik dapat diuraikan dalam lima konsep yang membentuk
akronim
?O-?L. etiap !oa!hing klinis hendaknya
menyertakan elemen4elemen ini.
Clear Perforance !odel M),e# K*ner7a @an Je#a$4
Kepada para peserta hendaknya diperlihatkan se!ara jelas dan eekti keterampilan yang akan mereka pelajari O
"peness To Learning Keter6u!aan Untu! Be#a7ar4
MLendaknya menyertakan peserta dalam berbagai kegiatan yang diran!ang untuk
mempersiapkan
belajar
dan
menggunakan
keterampilan
keterampilan baru A
Assessent "f Perforance Pen*#a*an K*ner7a4
?oa!hing klinik hendaknya mengupayakan pengukuran kompetensi keterampilan yang diajarkan serta memberikan umpan balik terhadap kemajuan kearah kinerja standar yang diinginkan
Counication K)mun*!a$*4
Komunikasi dua arah yang eekti antara peserta dan asilitator merupakan a!tor penting untuk memperoleh keterampilan aal dan di!apainya kompetensi keterampilan. L A
Help And ollo! "p ($enolong 5an indak anjut)
/imbingan klinis hendaknya men!akup juga peren!anaan untuk aplikasi keterampilan baru pada lingkungan baru peserta dan membantu mengatasi hambatan dalam penggunaan keterampilan baru tersebut. 6. Perbandingan Pelatih yang ekti dan idak ekti Pem6*m6*n +an e9e!t*9 PP Pem6*m6*n +an t*,a! e9e!t*9 1. $emokuskan perhatian pada praktek 1. $emokuskan perhatian pada teori
klinis
2.
$endorong kerja sama dan hubungan
2.
$enjaga jarak ( status diatas peserta)
". &. '.
ering membuat stress $enggunakan komunikasi satu arah $elihat dirinya sebagai penguasa atau
antar sejaat ". &. '.
/erusaha mengurangi stress $engadakan komunikasi dua arah $elihat dirinya sebagai asilitator
satu sumber pengetahuan 7.
Keuntungan /imbingan a.
5apat mendorong kemampuan masing4masing indi3idu sesuai dengan minatnya
b.
5apat menilai masing4masing peserta dengan berbagai metode penilaian termasuk obser3asi dan inter3ie
!.
5apat mengikuti lebih dekat setiap perkembangan peserta
d.
?oa!hing#/imbingan lebih pada pendekatan personal dibanding dengan training kelompok
e.
Peserta merasa lebih termoti3asi dan bertanggung jaab untuk melakukan keterampilan yang baru dipelajari karena bimbingan berlangsung terus menerus dan personal
B.
8aktor Penghambat *ntuk mengadakan
suatu
!oa!hing tidaklah mudah
karena
banyak aktor yang harus terlibat. alah satu aktor yang dapat mempengaruhi adalah kepribadian yaitu kesesuaian dan ketidak sesuaian antara baahan dan atasan. Cang menjadi hambatan disini adalah + a.
Peran yang kurang jelas ering kali terjadi ketidak jelasan apa sesungguhnya yang dilibatkan baik dari segi keterampilan maupun kegiatan.. 5isamping itu kurangnya pemahaman tentang siapa yang sesungguhnya bertanggung jaab dalam !oa!hing, apa yang harus dilakukan , kapan dan bagaimana
melakukannya.
elain
itu
terdapat
ketidak
pastian
mengenai seberapa banyak penyuluhan, pengarahan dan dukungan
sosio4emosional yang dibutuhan, apakah peserta siap, dan bersedia menerima bantuan b.
aya manajemen kurang sesuai Keper!ayaan peserta sering kali dipengaruhi oleh pandangan asilitator mengenai tabiat atau siat manusia . /esarnya pengaasan atau kebebasan yang diberikan oleh asilitator kepada peserta sering kali tergantung pada anggapan asilitator terhadap peserta. 5i lain pihak, sikap yang ditunjukkan oleh peserta sangat tergantung pada harapan dan keinginan mereka, apakah mereka menginginkan asilitator dengan jia
kepemimpinan
yang
kuat,
apakah
mereka
menunjukkan
kemandirian, ketergantungan, inisiati dan kreati3itas. ?oa!hing mempertegas hubungan baik yang terjalin antara asilitator dan peserta sekaligus perilaku dan harapan kedua belah pihak. !.
Kesulitan dalam kontak pribadi se!ara langsung ?oa!hing melibatkan pengarahan dengan kontak langsung, hal ini sering menimbulkan kesulitan bagi asilitator yang tidak terbiasa melakukan hubungan tatap muka
satu laan satu dengan peserta
untuk jangka aktu tertentu. 8asilitator merasa takut baha situasi ini akan dapat membongkar kekurangannya, baik yang berkaitan dengan pengetahuan teknis maupun keahlian khususnya d.
Keterampilan komunikasi tidak memadai Keterampilan komunikasi tulis dan lisan sangat penting dalam situasi !oa!hing. Keberhasilan dan kegagalan asilitator tergantung pada kemampuan mereka dalam menyampaikan
pikiran, perasaan dan
kebutuhan. /esar kemungkinan asilitator juga gagal dan tidak berniat mengungkapkan pengalamannya atau pengetahuan pribadinya ,yang dapat membantu peserta untuk belajar e.
Kurangnya kesediaan atau kemauan eorang peserta harus siap dan bersedia menerima asilitator. Kedua belah pihak
harus menganggap
kemajuan dan peningkatan
!oa!hing sebagai proses meraih
yang bertujuan
mengembangkan
keterampilan
dalam suatu lokasi kerja. Peserta yang menunjukkan
sikap kurang kemauan dan bekerja tidak sebagaimana mestinya dapat menyulitkan dalam proses !oa!hing. .
Kurangnya moti3asi ebagai
asilitator
akan
mempunyai
tugas
tambahan
untuk
men!iptakan lingkungan bermoti3asi bagi peserta. Oleh karenanya moti3asipun
lebih banyak ditumpukan pada keinginan menguasai
pengetahuan keterampilan baru dan mendapatkan kesempatan dalam mengambil keputusan.N g.
ekanan dalam pekerjaan -da beberapa alasan mengapa asilitator tidak termoti3asi dan ragu menjadi asilitator, satu diantaranya karena mereka
menganggap
organisasi menitik beratkan pada sikap E akukan sendiri tugasmuD untuk itu kamu dibayarG -lasan lain pelatihan akan menyita banyak aktu, ke!emasan menghadapi kegagalan. h.
$elakukan kesalahan ekalipun
orang
tahu baha
suatu pelajaran melakukan
dari kesalahan kita dapat memetik
namun baik asilitator maupun peserta
dan
mengakui
kesalahan
dan
takut
!enderung
menyembunyikannya rapat4rapat. Padahal seandainya kesalahan itu diakui lebih aal akan lebih banyak aktu dan tenaga yang dapat diselamatkan . $embangun keper!ayaan dalam hubungan !oa!hing akan menyingkirkan situasi seperti ini .
. D*$!u$* Re9#e!$* Ka$u$ DRK4
1.
Pengertian Releksi diskusi kasus adalah suatu metoda dalam mereleksikan pengalaman klinis peraat dan bidan yang menga!u kepada pemahaman terhadap standar.
2.
ujuan a. *ntuk mengembangkan proesionalisme peraat dan bidan
b. $eningkatkan aktualisasi diri peraat dan bidan !. $embangkitkan moti3asi untuk belajar. ". Persyaratan a. uatu kelompok peraat atau kelompok bidan terdiri dari ' B orang b. alah satu anggota kelompok berperan sebagai asilitator, satu orang lagi sebagai penyaji dan lainnya sebagai peserta. !. Posisi asilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (eual) d. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis keperaatan atau kebidanan yang menarik. e. Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda lainnya, agar setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi se!ara bebas. . idak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbi!ara dalam satu saat, peserta lainnya memperhatikan proses diskusi. g. idak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokkan peserta lainnya. h. $embaa !atatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh terkikis atau tertumpu hanya pada !ataan, sehingga dapat mengurangi perhatian dalam berdiskusi. &. Proses 5iskusi a. istem
yang
didukung
oleh
manajer
lini
pertama
(kepala
ruangan#super3isor di puskesmas) yang mendorong serta meajibkan anggotanya untuk melaksanakan R5K se!ara rutin, teren!ana dan terjadal dengan baik. b. Kelompok
peraat
atau
kelompok
bidan
berbagi
(sharring )
pengalaman klinis dan iptek diantara sejaat masing4masing selama 1 jam, minimal setiap bulan sekali. !. etiap anggota se!ara bergilir mendapat kesempatan dan menimba pengalaman sebagai asilitator, penyaji dan sebagai anggota dalam diskusi tersebut.
d. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota untuk menyampaikan pendapat dengan !ara mengajukan pertanyaan4 pertanyaan
sedemikian
rupa
yang
mereleksikan
pengalaman,
pengetahuan serta kemampuan masing4masing. e. elama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak4pihak yang nerasa tertekan ataupun terpojok. Cang diharapkan terjadi justru sebaliknya yaitu dukungan dan dorongan bagi setiap peserta agar terbiasa menyampaikan pendapat mereka masing4masing. . Releksi 5iskusi Kasus dapat dimanaatkan sebagai
ahana untuk
meme!ahkan masalah, namun tidak dipaksakan (tidak harus). g. -danya !atatan kehadiran dan laporan R5K serta !atatan tentang isu4 isu yang mun!ul tidak terjadi atau terulang lagi. h. R5K merupakan salah satu metoda
in-service training yang
mengandung !iri4!iri pembelajaran antar sejaat dalam satu proesi, sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan peraat atau bidan.
D. Pertemuan aan!ara 1) $enge3aluasi hasil bimbingan, 2) Ren!ana tahap selanjutnya dari pengembangan proessional, ") Perseptor memberi eet ba!k atau masukan serta e3aluasi selama interaksi, &) $engkaji respons perseptee selama proses bimbingan, ') unakan siklus relekti untuk belajar dari pengalaman perseptee
'.
angkah4langkah Preseptoring a. Persiapan Pertemuan 1) $en!ari tahu tentang kebutuhan perseptee dalam bimbingan, 2) $embantu Perseptee menentukan tujuan bimbingan yang ingin di!apai, ") $enanyakan kepada perseptee tentang tugas yang dibebankan, &) $emperkenalkan
tentang
sikap
perseptor
dan
kesempatan
bimbingan. ') $enjajaki psikologis perseptee tentang kesiapan bimbingan, $emberi dukungan perseptee untuk sel 4 assesment setiap tahap bimbingan b. ahap Pelaksanaan 1) .$endukung perseptee untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri sendiri,
2) $engklariikasi setiap ide yang di tentukan oleh perseptee, ") $emberikan saran perseptee untuk perbaikan, &) $en!atat point point penting yang sampaikan oleh perseptee, ') $elihat kembali perkembangan perseptee setelah aan!ara, 6) $endorong perseptee untuk menjaab pertanyaan perseptor !. ahap 3aluasi 1) $enanyakan kepada perseptee kesiapan dalam menerapkan hasil aan!ara, 2) $endiskusikan dengan perseptee hal4 hal yang dianggap penting, ") $enilai kemajuan dan kemampuan perseptee dalam proses aan!ara tentang topik yang sudah disepakati.
View more...
Comments