Load Balance 2 Isp

September 19, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Load Balance 2 Isp...

Description

 

ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PER CONNECTION CLASSIFIER UNTUK JARINGAN DENGAN JALUR GANDA

TESIS

SUTRISNO ARIANTO PASARIBU 187038029

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

Universitas Sumatera Utara

 

ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PER CONNECTION CLASSIFIER UNTUK JARINGAN DENGAN JALUR GANDA

TESIS

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Magister Teknik Informatika 

SUTRISNO ARIANTO PASARIBU 187038029

PROGRAM STUDI S2 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

Universitas Sumatera Utara

 

ii

Universitas Sumatera Utara

 

iii

PERNYATAAN

ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PER CONNECTION CLASSIFIER UNTUK JARINGAN DENGAN JALUR GANDA

TESIS Saya mengakui bahwa tesis ini adalah karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing telah disebutkan sumbernya. 

Medan, 10 Februari 2021 

Sutrisno Arianto Pasaribu 187038029 

Universitas Sumatera Utara

 

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS 

Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di  bawah ini:  Nama

: Sutrisno Arianto Pasaribu

 NIM

: 187038029

Program Studi

: Magister Teknik Informatika

Jenis Karya Ilmiah

: Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non  –   Exclusive Royalti Free Right) atas tesis saya yang berjudul:  

ANALISIS KINERJA LOAD BALANCING PER CONNECTION CONNECTION CLASSIFIER UNTUK JARINGAN DENGAN JALUR GANDA

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non  –   Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media, memformat, mengelola dalam bentuk database , merawat dan mempublikasikan tesis saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai  penulis dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya. Medan, 10 Februari 2021 

Sutrisno Arianto Pasaribu 187038029

Universitas Sumatera Utara

 

v

Telah diuji pada Tanggal: 10 Februari 2021

PANITIA PENGUJI TESIS: Ketua

: Dr. Poltak Sihombing, M.Kom

Anggota

: 1. Suherman, ST., M.Comp., Ph.D  2. Prof. Dr. Muhammad Zarlis 3. Dr. Syahril Efendi, S.Si., M.IT

Universitas Sumatera Utara

 

vi

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI:  Nama Lengkap

: Sutrisno Arianto Pasaribu

Tempat dan Tanggal Lahir

: Onan Ganjang, 09 Maret 1988

Alamat Rumah

: Jl. Jamin Ginting Simp. Selayang Medan

Telepon / HP

: 0831693469 083169346948 48

Email

[email protected]  : 

Instansi Tempat Bekerja

: Sekolah Yayasan Sutomo 2 Medan

Alamat Kantor

: Jl. Deli Indah IV No.6, Pulo Brayan Kota, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara 20116.. 20116

DATA PENDIDIKAN: SD

: SD Negeri 177670 Pintubosi

(1995 s/d 2001)

SLTP

: SMP Negeri 1 Onan Ganjang

(2001 s/d 2004)

SLTA

: SMA Negeri 1 Onan Ganjang

(2004 s/d 2007)

D3

: Teknik Komputer, AMIK Medicom Medan

(2007 s/d 2010)

S1

: Teknologi Informasi, STMIK Budi Darma

(2010 s/d 2012)

S2

: Teknik Informatika, Universitas Sumatera Utara

(2018 s/d 2021)

Universitas Sumatera Utara

 

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan anugerah dan rahmat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Kinerja  Load Balancing Per Connection Classifier  Classifier  Untuk Jaringan ”. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk Dengan Jalur Ganda Ganda”.

memperoleh gelar Magister Teknik Informatika pada Program Studi S2-Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, diantaranya: 1.  1.  Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2.  2.  Bapak Prof. Dr. Opim Salim Sitompul, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara. 3.  3.  Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Sc selaku Ketua Program Studi S-2 Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara serta sebagai Dosen Pembanding I yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesaian penelitian ini. 4.  4.  Bapak Dr. Syahril Efendi, M.IT, selaku Sekretaris Program Studi S-2 Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara serta sebagai Dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyelesaian penelitian ini. 5.  Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan saran dan solusi dalam penyelesaian penelitian ini. 6.  6.  Bapak Suherman, ST., M.Comp., Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan saran dan solusi dalam penyelesaian penelitian ini. 7.  7.  Salam hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kedua orang tua  penulis yaitu Ayahanda Sahat Pasaribu dan yang terutama Ibunda Astiarnaria Silaban, S.Pd yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi dan nasehat yang tiada hentinya kepada penulis serta selalu mendukung rencana dan cita-cita  penulis. 8.  Abang, kakak dan adik-adik penulis yaitu Leo Nardo Pasaribu, Natalia Endang Pasaribu, Indro Alexander Pasaribu, Aleng Sumarto Pasaribu dan Damai Yanti

Universitas Sumatera Utara

 

viii

Pasaribu yang telah menemani suka duka dari masa kecil hingga kehidupan yang sekarang berserta doa dan dukungan untuk kesuksesan dalam penyelesaian  perkuliahan ini.  9.  9.  Teman-teman S-2 Teknik Informatika USU Angkatan 2018 terkhusus Keluarga Besar Kom-A MTI USU 2018. Terima kasih atas canda tawa dan suka duka dalam kebersamaan pada masa studi. Sampai jumpa dipanggung kesuksesan dalam menggapai masa depan yang lebih baik.  10.  Para senior MTI USU Angkatan 2016 dan 2017 dan rekan-rekan Angkatan 2018 10. yang tergabung dalam grup “Kisah Lorong Hitam” yang juga bersama-sama menjalani suka duka dalam lorong hitam lika-liku pengerjaan tesis.   11.  Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat 11.  penulis ucapkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian penyelesaian tesis ini. Semoga Tuhan yang Maha Esa melimpahkan berkah kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, perhatian, serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. 

Medan, 10 Februari 2021

Sutrisno Arianto Pasaribu 187038029

Universitas Sumatera Utara

 

ix

ABSTRAK

Salah satu teknik untuk meningkatkan kestabilan koneksi dalam suatu jaringan adalah dengan menggunakan lebih dari satu  Internet Service Provider   (ISP). Untuk memungkinkan hal tersebut diperlukan sebuah load balancer . Contoh load balancer yaitu Per Connection Classifier   (PCC) dan  Equal Cost Multi-Path (ECMP). Namun kedua load balancer tersebut memiliki kekurangan, dimana jika terjadinya overload   di di salah satu jalur ISP sehingga terjadi ketidakseimbangan penggunaan bandwidth, kedua load balancer   tersebut mengalihkan seluruh trafik ke ISP lain. Penelitian ini menganalisis performansi beberapa teknik load balancing ketika diterapkan di Mikrotik untuk memaksimalkan aliran trafik dengan jalur ganda. Eksperimen dilakukan dengan menerapkan load balancer PCC, ECMP dan Fuzzy pada jaringan internet. Parameter independent yang diamati berupa throughput, Jitter, serta delay. Metode Fuzzy akan memilih ISP yang akan meneruskan data dengan bandwidth yang optimum, karena metode ini memperhitungkan besarnya data yang akan dikirim ke gateway melalui ISP. Hasil pengukuran parameter kinerja jaringan Quality Of Service (QoS) seperti throughput, jitter dan delay dengan metode PCC dan ECMP antara ISP1 dengan ISP2 adalah throughput 22113,58 Kbps, Jitter 63,79 ms, delay 0,000578 ms dan dengan metode Fuzzy adalah throughput 22364,35 Kbps,  Jitter 57,04 ms , delay 0,00012 ms. Sedangkan pada penelitian Utami (2017) dengan metode PCC  pengukuran Throughput  2,9  2,9 Kbps,  Delay 135,25 ms dan Jitter sebesar 65,25 ms. Kata Kunci: Koneksi internet ganda,  Load Balancing, Fuzzy Logic, Mikrotik, Metode Per Connection Classifier   (PCC) dan Metode  Equal Cost Multi-Path (ECMP).

Universitas Sumatera Utara

 

x

LOAD BALANCING PER CONNECTION CLASSIFIER PERFORMANCE ANALYSIS FOR MULTIPLE LANE NETWORKS

ABSTRACT

One technique to increase connection stability in a network is to use more than one  Internet Service Provider (ISP). To make this possible a load balancer is required.  Examples of load balancers are Per Connection Classifier (PCC) and Equal Cost  Multi-Path (ECMP). However, both load balancers have their drawbacks, drawbacks, where if there is an overload on one ISP line resulting in an imbalance in bandwidth usage, the two load balancers divert all traffic to another ISP. This study analyzes the  performance of several load balancing techniques when applied in Mikrotik to maximize traffic flow with multiple paths. Experiments were carried out by implementing PCC, ECMP and Fuzzy load balancers on the internet network. The independent parameters observed were Throughput, Jitter and Delay. Fuzzy method will choose an ISP that will forward the data with the optimum bandwidth, because this method takes into account the amount of data to be sent to the gateway via the  ISP. The measurement measurement results of Quality Of Service (QoS) network performance performance  parameters such as throughput, jitter and delay with the PCC and ECMP methods between ISP1 and ISP2 are throughput 22113,58 Kbps, Jitter 63,79 ms, delay 0,000578 ms and with the Fuzzy method is throughput 22364,35 Kbps, Jitter 57,04 ms, delay 0,00012 ms Where as in Utami's research (2017) with the PCC method, measuring 2,9 Kbps Throughput, Throughput, 65,25 ms Jitter and 135,25 ms Delay. Keywords: Multiple   Multiple internet connections, connections, Load Balancing, Fuzzy logic, Proxy, Per Connection Classifier (PCC) method and Equal Cost Multi-Path (ECMP) method. 

Universitas Sumatera Utara

 

xi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................... ................................................................. ............................................ ......................... ... PERSETUJUAN .......................................... ................................................................. ............................................. ................................ ..........

i ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ..................... ........................................... ............................................. ......................... .. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... ........................................... PANITIA PENGUJI TESIS .......................................... ............................................................... .................................... ............... RIWAYAT HIDUP .......................................... ................................................................. ............................................ ............................ ....... UCAPAN TERIMAKASIH ........................................... .................................................................. .................................... ............. ABSTRAK ............................................. .................................................................... ............................................ ....................................... .................. ABSTRACT ........................................... .................................................................. ............................................ ....................................... .................. DAFTAR ISI ............................................ ................................................................... ............................................. .................................... .............. DAFTAR TABEL ..................... ........................................... ............................................. ............................................ ............................ ....... DAFTAR GAMBAR GAMBAR .................... ........................................... ............................................. ............................................ ......................... ...

iii iv v vi vii ix x xi xiii xiv

BAB 1: PENDAHULUAN .................... .......................................... ............................................ ........................................ ..................

1

1.1 Latar Belakang ..................... ........................................... ............................................ ........................................ ..................

1

1.2 Masalah ..................... ........................................... ............................................. ................................. .......... 1.3 Perumusan Batasan Masalah ...................... ............................................. ............................................. .................................... .............. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... ................................................ ................................. .......... 1.4.1 Tujuan Penelitian ................... .......................................... ............................................ ............................ ....... 1.4.2 Manfaat Penelitian ..................... ........................................... ............................................. ......................... .. 1.5 Metodologi Penelitian .................... ............................................ .............................................. ............................ ......

55 6 6 6 7

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA .......................................... ............................................................... ............................ .......

8

2.1 Pengertian Jaringan Komputer ..................................... .......................................................... ..................... 8 2.1.1 Jenis-jenis Jaringan Komputer .................... .......................................... ............................. ....... 8 2.1.2 Topologi Jaringan Komputer ...................... ............................................ ............................. ....... 10 2.1.3 Internet Service ................................................ ...... 10 Service Provider   (( ISP  ISP) .......................................... 2.2 Pengertian Load Balancing ............................................. ................................................................ ..................... 11 2.3 ...................... ............................................ ............................................. ................................. .......... 15 14 2.4 Mikrotik PenelitianRouterOS Penelitian Terkait ............................................ ..................... .............................................. .................................... ............. BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN ..................... ........................................... .................................... .............. 18

3.1 Topologi Jaring Jaringan an .................... ........................................... .............................................. .................................... ............. 3.1.1 Topologi Jaringan Komputer Yang Diusulkan ...................... ......................... ... 3.2 Metode Load Balancing Balancing .......................................... ............................................................... ............................ ....... 3.3 Konfigurasi Konfigurasi Jaringan .................... ........................................... ............................................. ................................ .......... 3.4 Konfigurasi Konfigurasi PCC ...................... ............................................. ............................................. .................................... .............. 3.5 Konfigurasi ECMP................... .......................................... ............................................ .................................... ............... 3.6 Konfigurasi Fuzzy Fuzzy .................... ........................................... .............................................. .................................... ............. 3.7 Pengaturan ISP pada M Mikrotik ikrotik .................... .......................................... ........................................ .................. 3.8 Metode Fuzzy Log Logic ic .................... ........................................... ............................................. ................................ ..........

18 20 21 22 27 33 36 39 41

3.9 N Nilai ilai Fu Fuzzifikasi zzifikasiLoad ...... ............................ ............................................. ................................. 3.10Perhitungan Setting Mikrotik algoritma Balancing P PCC CC ddan an ECMP .......... ......... 43 48

Universitas Sumatera Utara

 

xii

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN .................... .......................................... ........................................ .................. 58

4.1 Hasil Monitoring Monitoring Trafik ................... .......................................... ............................................ ............................ ....... 4.1.1 Pemakaian Pemakaian Internet Har Harian ian .................... .......................................... .................................... .............. 4.1.2 Penyebaran Penyebaran Paket Tx ddan an Rx ke 2 ISP ................... ..................................... .................. 4.2 Pengujian Performa Load Balancing ........................................... ............................. ....... Balancing ..................... 4.2.1 Pengujian Dengan Load Balancing Balancing Metode PCC ....................

58 59 60 60 60

Balancing Metode ECMP ................. 62 4.2.2 Pengujian Dengan Load Balancing 4.2.3 Pengujian Load Balancing Balancing dengan Metode Fuzzy .................. 64 4.3 Perbandingan Performansi ............................. ................................................... .................................... .............. 67

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... ............................................................ .................. 70

5.1 Kesimpulan ..................................... ........................................................... ............................................ ............................. ....... 70 5.2 Saran .................... ........................................... .............................................. ............................................. ................................ .......... 70

DAFTAR PUSTAKA .................... ........................................... ............................................. ............................................ ......................... ... 71 LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

 

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Nilai Fuzzy Remaining Remaining Bandwidth ISP1 (RB1) 5 M Mbps bps ................... ...................... ... 41 Tabel 3.2 Nilai Fuzzy Remaining Remaining Bandwidth ISP2 (RB2) 1100 Mbps .................... 41 Tabel 3.3 Nilai Fuzzy Data Data Transmit ..................... ........................................... ............................................. ......................... .. 42 Tabel 3.4 Rule Rule Nilai Fuzzy IP Address....... Address............................. ............................................ .................................... .............. 43 Tabel 4.1 Hasil Hasil Monitoring setelah meng menggunakan gunakan Load Balancing .................... 59 Balancing .................... Tabel 4.2 Hasil Pengujian Load Balancing ..................................... .................. 61 Balancing Metode PCC................... Tabel 4.3 Hasil Pengujian Load Balancing ................................. .............. 62 Balancing Metode ECMP ................... Tabel 4.4 Hasil Pengujian Lo Load ad Balancing dengan Metode Fu Fuzzy zzy ................... ...................... ... 64

Universitas Sumatera Utara

 

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Topologi Star................... ......................................... ............................................ ............................................ ...................... 10 Gambar 2.2 Topologi Topologi 2 ISP .................... .......................................... ............................................ ........................................ .................. 12 Gambar 3.1 Struktur Jaringan Komputer Pada Sekolah Yayasan Mayjend Sutoyo 18 Gambar 3.2 Bagan P Penelitian.................. enelitian........................................ ............................................ ........................................ .................. 20 Gambar 3.3 Topologi Jaringan Komp Komputer uter .................... .......................................... ........................................ .................. 21 Gambar 3.4 Konfigurasi PCC menggunakan RB433UAH .. ........................ ................................ .......... 27 Gambar 3.5 Contoh Topologi Ko Koneksi neksi Internet Lebih dari satu ISP.................... 34 Gambar 3.6 Setting NAT pada 2 ISP..................... ........................................... ............................................. ......................... .. 34 Gambar 3.7 Setting Load Balance ......................................... ........................................ .................. 35 Balance ECMP ................... Gambar 3.8 Setting IP Address Client ................... ......................................... ............................................ ......................... ... 40 Gambar 3.9 Fungsi Keanggotaan Variabel Remaining Bandwidth .................. ..................... ... 42 Gambar 3.10 Input V Variabel ariabel Nilai Data Transmit ................... .......................................... ............................. ...... 43 Gambar 4.1 Hasil Monitoring Tr Traffic affic .................... .......................................... ............................................. ......................... .. 58 Gambar 4.2 Pemakaian Pemakaian Internet Harian .................... ........................................... ............................................ ..................... 59 Gambar 4.3 Penyebaran Penyebaran Paket Tx dan Rx .................... .......................................... ........................................ .................. 60 Gambar 4.4 Hasil Hasil Pengujian Th Throughput roughput Lo Load ad Balancing Metode PCC ............. 61 Gambar 4.5 Hasil Hasil Pengujian Jitter Lo Load ad Balancing M Metode etode PCC ..................... ........................ ... 61 Gambar 4.6 Hasil Pengujian Delay Load Load Balancing Metode PCC..... PCC....................... .................. 62 Gambar 4.7 Hasil Pengujian Throughput Load Balancing Metode ECMP ......... 63 Gambar 4.8 Hasil Pengujian Jitter Load Balancing Metode ECMP ..................... 63 Gambar 4.9 Hasil Pengujian Pengujian Delay Load Balancing Metode EC ECMP MP ................... 64 Gambar 4.10 Hasil Hasil Pengujian Th Throughput roughput Load Balancing Metod Metodee Fuzzy ......... 65 Gambar 4.11 Hasil Hasil Pengujian Jitter Lo Load ad Balancing Metode Fuzzy .................... 65 Gambar 4.12 Hasil Pengujian Delay Load Load Balancing Metode Fuzzy .................. 66 Gambar 4.13 Hasil Throughput

.................... ............................................ .............................................. ............................ ...... 68

Universitas Sumatera Utara

 

xv

Gambar 4.14 Hasil Jitter ..................... ........................................... ............................................. ............................................ ..................... 68 Gambar 4.15 4.15 Hasil Delay ........................ ............................................ ............................................ ........................................ .................. 69

Universitas Sumatera Utara

 

 

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan internet dalam dunia bisnis sekarang ini sudah menjadi prasarana utama yang amat vital sebagai gerbang utama menuju dunia luar dengan ilmu pengetahuan yang luas. Koneksi internet sering mengalami kendala yaitu lambatnya koneksi internet (low speed ) ketika ada pemakaian akses internet yang banyak pada saat yang  bersamaan yang sering berakibat terputusnya koneksi dari internet service provider   ( ISP  ISP) dikarenakan hanya menggunakan satu ISP saja dan untuk melakukan pemulihan (recovery ) membutuhkan waktu yang menggangu layanan koneksi. Hal lainnya adalah terganggunya pengiriman data ke tujuan (receiver ) karena disebabkan oleh pemakaian bandwidth  internet yang tidak seimbang diantara masing-masing pengguna. Melihat

hal tersebut diatas maka perlunya dilakukan sebuah penelitian agar kendala koneksi dan speed  yang  yang rendah dapat teratasi. Pada penelitian Anwar & Nurhaida (2019) melakukan sebuah penelitian tentang koneksi oneksi yang disesuaikan load balancing dalam mengoptimalkan kedua link   sebuah k dengan kebutuhan. Dalam metode load balancing  yang diterapkan dalam penelitian tersebut merupakan  Equal Cost Multi Path (ECMP). Dalam  Load balancing  pada teknik ECMP bisa menghasilkan  failover selain dari pada itu dapat juga digunakan dalam membagi beban trafik pada kedua link tersebut. Pada penelitian ini load balancing memberikan implementasi yang digunakan dengan dua cara yaitu Customer  Accounting Executive (CAE) dan Customer Support Engineer (CSE)  pada PT.

Cyberindo Aditama. Dimana hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah bahwa load balancing dengan menggunakan metode ECMP bisa menghasilkan beban dari traffic  secara seimbang pada kedua link dengan menggunakan link koneksi internet

dengan cara bergantian sedangkan efek dari  failover akan mempunyai hasil yang

Universitas Sumatera Utara

 

2

optimal jika ada salah satu dari link terputus, sehingga beban suatu trafik akan otomatis beralih kedalam link koneksi yang lainnya dimana link koneksi masih dalam keadaan aktif. Dalam pengamatan yang dilakukan pada saat mengalami load  sebesar 99,96 % (sangat bagus), balancing maka divisi CSE mendapatkan throughput  sebesar delay sebesar 1,70 ms (sangat bagus), dan jitter sebesar 0,02 ms (sangat bagus), sementara pada divisi CAE mendaptkan throughput   sebesar   99,92% (sangat bagus), delay sebesar 1,69 ms (sangat bagus), dan jitter sebesar 0,01 ms (sangat bagus). Dengan perkembangan penggunaan internet akan sangat berpengaruh pada  besaran bandwidth  yang dibutuhkan dimana agar pemakaian koneksi internet dapat  berjalan dengan lancar, untuk itu dibutuhkan besar bandwidth secara optimal. Performa layanan internet akan lambat dan berhenti jika penggunaannya melebihi bandwidth yang ada. Dengan demikian dibutuhkan suatu cara untuk mengantisipasi

adanya over kapasitas dalam penggunaan bandwidth.  Dibutuhkan sekenario redundancy dalam mengoptimalkan traffic  jaringan internet sehingga sistem tetap

 berjalan sekalipun ada komponen yang tidak dapat digunakan seperti overload dalam ketersediaan bandwidth. Dalam penerapan fungsi dari load balancing  perlu dilakukan optimalisasi kapasitas bandwidth dengan menambah sumber bandwidth, apabila salah satu ISP mengalami gangguan atau kepadatan traffic koneksi internet akan otomatis ada backup yang dapat mengantisipasi masalah. Dalam mengatasi permasalahan tersebut load balancing perlu diterapkan dengan menambah kapasitas bandwidth dari  penyedia layanan jasa  Internet Service Provider (ISP) yang berbeda dimana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kampus 3 Yogyakarta yang belum memanfaatkan load balancing sebagai sarana dalam mengantisipasi kebutuhan  penggunaan bandwidth (Haryanto & Riadi, 2014). Selain itu umumnya perusahaan besar saat ini menggunakan dua  Internet Service Provider  (ISP)   (ISP) atau link dari sebuah  koneksi internet yang tidak sama dengan

tujuan supaya proses dari bisnis yang dimiliki tetap berjalan lancar. Dimana dua jalur koneksi yang digunakan disebut dengan  primary link dan secondary link . Primary link  banyak digunakan oleh beberapa perusahaan

untuk dijadikan koneksi utama

sementara secondary link difungsikan apabila  primary link terdapat masalah pada suatu koneksi. Ada juga beberapa perusahaan menerapkan kedua link  koneksi  koneksi internet tetapi tidak sama devisi seperti  primary link digunakan pada divisi I, secondary link digunakan oleh divisi II. Koneksi yang tidak stabil adalah masalah yang pada

Universitas Sumatera Utara

 

3

umumnya terjadi pada penggunaan internet. Permasalahan baru akan muncul apabila salah satu link koneksi mengalami masalah meskipun sudah menggunakan kedua link   koneksi internet secara bersamaan. Permasalahan yang terjadi bisa saja ada pada router atau trafik link koneksi internet yang overload yang akan mengganggu proses kerja divisi tersebut. Proses  failover sangat dibutuhkan pada sebuah sistem dalam  berpindah ISP atau gateway secara otomatis sehingga koneksi berlajalan dengan baik. Traffic

merupakan banyaknya informasi yang melalui suatu

channel

communication dimana banyak masalah yang didapatkan terkait kinerja dari jaringan

yaitu dalam mendistribusi beban pada traffic koneksi  yang tidak sama maka dari itu traffic akan berjalan dengan tidak sempurna, terjadi overload di salah satu jalur

koneksi dan waktu respon yang lama. Berbagai metode sudah diterapkan dalam mengatasi permasalahan di atas salah satunya adalah load balancing. Dimana  Load balancing merupakan suatu proses pendistribusian pada beban trafik komputer server

atau pada perangkat jaringan ketika pemakai sedang melakukan permintaan pada salah satu jalur koneksi. Server akan terbebani apabila banyak permintaan dari pemakai karena harus melakukan proses layanan pada setiap permintaan tersebut (Prakash & Deepalakshmi, 2017).  Bandwidth merupakan nilai konsumsi dari transfer suatu data yang dapat

dihitung dari bit/detik atau bit per second (bps) antara server dengan client  pada suatu waktu tertentu. Pengertian lain tentang bandwidth adalah besaran maksimum pada komunikasi data yang digunakan dalam mentransfer atau mentransmisi data dengan hitungan satuan detik. Pada proses load balancing itu sendiri akan menghasilkan penyeimbangan yang dilakukan sesuai yang diingink diinginkan. an. bandwidth yang optimal dari penyeimbangan Selain itu akan mengurangi waktu eksekusi dari dua beban dan seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem dipastikan akan dimanfaatkan dengan cara yang lebih optimal (Liu & Shang, 2016). Teknologi yang digunakan dalam mengambangkan hal tersebut yaitu dengan memanfaatkan dua penyedia jasa  ISP yang akan diterapkan load balancing dengan  perangkat yang digunakan adalah router   dimana paket internet yang ingin diakses akan di tandai oleh router mikrotik kemudian memilih jalur yang akan dilewati dan kedua ISP tersebut akan melakukan penyeimbangan beban trafik. Pada jaringan tersebut akan di gunakan teknik  failover dimana jika ada diantara salah satu dari koneksi gateway tidak terhubung atau terputus akan mengakibatkan gateway yang lain

Universitas Sumatera Utara

 

4

akan otomatis membantu seluruh trafik, dengan kondisi seperti ini maka koneksi internet tidak sepenuhnya terputus (Qilin & WeiKang, 2015). Pada penelitian Firdaus (2017) yang menganalisis perbedaan kinerja pada load   (PCC) dan  Equal balancing dengan menggunakan metode Per Connection Classifier  (PCC) Cost Multi Path  (ECMP). Hasil percobaan Mikrotik RouterOS adalah dimana PCC

menghasilkan throughput dan ketahanan yang lebih bagus daripada metode ECMP ketika jaringan mengalami masalah. Pada ECMP mendapatkan hasil  Round Trip Time (RTT) lebih optimal dibandingkan dengan metode PCC. Didalam mikrotik routerOS memiliki beberapa metode load balancing yaitu ECMP dan metode PCC. Hasil  pengujian nilai parameter throughput   dengan metode ECMP berkisar antara 2000 Kbits/s sampai dengan 1000 Kbits/s dengan rata-rata 1942 Kbits/s. Sedangkan pada metode PCC yaitu pada 1943 Kbits/s. Nilai jitter dengan metode ECMP adalah sebesar 2,104 ms sedangkan dengan metode PCC rata-rata jitter yang dihasilkan adalah 2,339 ms. Pengukuran packet loss dengan metode ECMP adalah sebesar 0,49% sedangkan pada paga metode PCC sebesar 0,47% dan hasil pengujian RTT dengan metode ECMP menghasilkan sebesar 2,283 ms dan dengan metode PCC sebesar 2,908 ms. Secara keseluruhan pengujian dimana pada kedua metode tersebut memiliki kesamaan karakteristik dalam mendukung penyebaran trafik data disetiap paket data atau koneksi. Pada penelitian Malhotra, M. & Singh, A. 2015 dengan judul Adaptive Framework for Load Balancing to Improve the Performance of Cloud Environment dilakukan untuk penyeimbangan beban ( load balancing) mengusulkan solusi adaptif yang meningkatkan kinerja sistem terdistribusi dan memberikan skalabilitas yang diinginkan dalam lingkungan komputasi berbasis internet. Untuk memaksimalkan dan mengoptimalkan penggunaan setiap sumber daya, maka digunakan algoritma  Load  Balancing Adaptif (ALBA). Algoritma ini menggunakan agen cerdas untuk

menyimpan catatan beban pada mesin virtual dan untuk menyeimbangkan beban pada  berbagai pusat data serta bertujuan untuk meningkatkan efisiensi lingkungan cloud . Hasil pengujian algoritma ini dibandingkan dengan dua algoritma pada load balancing  yang ada yaitu algoritma Round Robin (RRA) dan algoritma Throttled. Hasil  percobaan menunjukkan bahwa algoritma load balancing  adaptif menunjukkan  performa lebih tinggi dibandingkan dengan algoritma Round Robin dan Throttled dalam hal waktu respon dan throughput .

Universitas Sumatera Utara

 

5

Pada penelitian Utami, F. (2017) dilakukan monitoring jaringan menggunakan  beberapa parameter kinerja jjaringan aringan (QoS) yait yaitu u delay, packet loss, jitter, availibility dan throughput dengan menggunakan software winbox. Hasil pengukuran diperoleh nilai rata-rata delay  135,25 ms,  paket loss 0,0 %, jitter 65,25 ms dan throughput  2,9   2,9 Kbps. Pada penelitian Mustaziri (2012) dilakukan optimasi bandwidth dengan metode fuzzy pada jaringan komputer. Dengan sistem  fuzzy pada optimasi bandwidth  diperoleh informasi penggunaan bandwidth  pada setiap hari dan waktu yang sama. Metode  fuzzy yang dipakai adalah metode Sugeno dapat digunakan untuk optimasi  penggunaan bandwidth dengan cara membuat rule base untuk sistem  fuzzy dimana output-nya adalah informasi semua pemakaian bandwith pada setiap gedung kuliah. Dengan melihat penelitian diatas maka pada penelitian ini penulis melakukan sebuah analisis yang berjudul “Analisis Kinerja  Load Balancing Per Connection  Untuk Jaringan Dengan Jalur Ganda”.  Classifier  Untuk 1.2 Perumusan Masalah

Pada penelitian Utami (2017) diperoleh hasil pengukuran nilai rata-rata Throughput   2,9 Kbps, Jitter 65,25 ms,  Delay  135,25 ms dimana ditemukan kendala

dan

 penurunan performa jaringan internet dengan koneksi ISP tunggal sehingga terjadi kelambatan dan bahkan terputusnya koneksi internet ketika pemakaian akses internet  pada jam-jam puncak. Hal ini sangat mengganggu dalam proses bisnis dan oleh karenanya perlu dilakukan penerapan load balancing agar dapat memberikan kinerja  jaringan yang lebih optimal pada saat jaringan dihubungkan dihubungkan ke internet. 1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang ada pada penelitian ini adalah: 1.  1.  Tidak menggunakan jaringan MAN dan WAN 2.  2.  Jumlah komputer yang terkoneksi melalui jaringan komputer  Local Area berjumlahh 24 un unit. it.  Networking ( LAN   LAN ) Client Server berjumla 3.  3.  Tidak menggunakan topologi jaringan bus, mesh serta ring. 4.  4.  Tidak membandingkan dengan penggunaan protokol DHCP.

Universitas Sumatera Utara

 

6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1  Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian adalah: 1.  1.  Meningkatkan throughput   rata-rata pada penelitian Utami (2017),  Jitter   serta  Delay.

2.  2.  Memaksimalkan kinerja jaringan LAN yang menggunakan 2 jalur internet menggunakan metode PCC, ECMP serta Fuzzy. 3.  3.  Mendapatkan sebuah sistem load balancing dengan traffic yang seimbang dengan menggunakan 2 unit ISP dengan bandwidth  yang berbeda. 4.  4.  Memanfaatkan fitur load balancing  pada sebuah jaringan komputer dengan menggunakan perangkat keras pihak ketiga. 1.4.2  Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi Manfaat pada penelitian ini adalah: 1.  Bagi Penulis a.  a.  Menerapkan ilmu tentang keamanan jaringan komputer yang didapatkan dari  bangku perkuliahan.  b.   b.  Untuk mengetahui teori dan praktek tentang konsep dari mikrotik itu sendiri dengan metode load balancing. c.  c.  Menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam hal load balancing  menggunakan metode PCC, ECMP serta Fuzzy dengan dua ISP. d.  d.  Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang jaringan komputer dan yang ada hubungannya dengan metodologi pada penulisan penelitian. 2.  Bagi Instansi

a.  a.  Memberikan solusi penggunaan 2 ISP dengan metode load balancing  untuk mendapatkan koneksi internet yang lebih baik dan handal sehingga koneksi  jaringan internet akan lebih stabil.  b.   b.  Untuk memberikan salah suatu solusi dalam penggunaan teknik load balancing untuk melakukan pembagian beban suatu trafik trafi k koneksi pada  pada jaringan. c.  c.  Akan memberikan kemudahan untuk melakukan kegiatan dengan adanya akses internet yang memadai.

Universitas Sumatera Utara

 

7

3.  Bagi Masyarakat Umum

a.  a.  Akan memberikan suatu keuntungan tersendiri tentang manfaat informasi yang digunakan oleh masyarakat maupun oleh civitas akademik.  b.   b.  Menjadi sebuah referensi karya ilmiah tentang penggunaan fitur load balancing dengan dua penyedia jasa ISP pada Mikrotik routerOS. 1.5  Metodologi Penelitian

1.  1.  Studi Literatur Pada tahap studi literatur dilakukan studi kepustakaan yaitu proses pengumpulan  bahan referensi mengenai metode load balancing dari berbagai buku, makalah,  jurnal, artikel, milis dan dari beberapa referensi lainnya. 2. Analisis Pada tahap analisis ini dilakukan sebuah analisis referensi terhadap studi literatur untuk mengetahui dan memperoleh pemahaman tentang metode load balancing  untuk menyelesaikan masalah gangguan traffic data pada jaringan komputer. 3. Implementasi Pada tahap implementasi akan dilakukan hasil load balancing secara simulasi. 4. Pengujian Pada tahap pengujian dilakukan pengujian load balancing yang sudah diterapkan untuk memastikan bahwa aplikasi sudah berjalan sesuai apa yang diinginkan. 5. Dokumentasi Pada tahap dokumentasi, penelitian yang telah dilaksanakan, kemudian didokumentasikan mulai tahap analisis sampai kepada pengujian dalam bentuk tesis.

Universitas Sumatera Utara

 

 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jaringan Komputer

Pengertian jaringan komputer adalah gabungan dua atau lebih komputer yang terhubung secara fisik dengan menggunakan kabel dan wireless yang dapat dimanfaatkan dalam memberikan informasi yang dirancang dari gabungan antara  perangkat keras ( Hardware  Hardware) dan perangkat lunak ( Software). Dalam membangun sebuah jaringan komputer, perangkat switch dan juga router memiliki beberapa jenis  protokol dan juga algoritma dalam mendapatkan informasi kemudian mengirimkan data kedalam tujuan yang akan dibutuhkan. Dalam jaringan setiap host   memiliki sebuah pengenal yang unik yang disebut IP address  atau alamat dari media access control. Alamat ini dibuat dalam menunjukkan antara sumber dan tujuan sebuah

transmisi atau pengiriman data. Sedangkan end point termasuk server,  person  personal al computer , telepon serta jenis perangkat keras jaringan ja ringan lainnya (Halawa, 2016).

Jaringan komputer dapat dirancang dengan gabungan dari teknologi kabel dan wireless dalam melakukan transmisi data. Jaringan yang dirancang dengan

menggunakan kabel membutuhkan jenis kabel seperti  fiber optic, coaxial atau tembaga. Kemudian jalur dari jaringan yang menggunakan wireless memerlukan koneksi yang berupa data wireless dalam menyambungkan ke dalam titik akhir sebuah koneksi. Radio seluler, radio siaran, microwave dan salelit merupakan titik akhir koneksi. Jaringan itu sendiri dapat berupa  private atau publik dimana pada jaringan penggunaa atau user dalam akses jaringan. Ini  private  pada umumnya memerlukan penggun  biasanya digunakana dengan cara manual dari seorang admnistrator jaringan yang didapatkan user   secara langsung dengan menggunakan kunci atau  password   dimana  jaringan publik misalnya internet tidak membatasi hak akses (Melwin, 2005). 2.1.1  Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Berikut ini merupakan beberapa jenis jaringan komputer antara lain:

Universitas Sumatera Utara

 

9

a.  Jaringan LAN ( Local  Local Area Network Network)

Jaringan LAN berfungsi untuk menghubungkan antara jaringan jarak pendek diantaranya adalah sebuah gedung kantor,rumah, maupun sekolah yang mencakup kedalam jaringan lokal, walaupun terkadang didalam satu gedung berisi beberapa  jaringan LAN kecil yang biasanya dapat menjangkau sekelompok bangunan yang  berada didekatnya. Didalam sebuah jaringan TCP / IP, jaringan LAN selalu selalu ditemukan meskipun tidak selalu di implementasikan kedalam subnet Internet Protokol tunggal. Jaringan ini biasanya dibentuk oleh perorangan dan beroperasi dalam ruang yang terbatas dengan menggunakan teknologi ethernet dan teknologi token ring. Jaringan LAN juga ada yang menerapkan teknologi wireless dan juga teknologi Wi-FI yang  biasanya disebut dengan sebutan Wireless Local Area Network  (WLAN).  (WLAN). b.  Jaringan MAN ( Metropolitan  Metropolitan Area Network) Network) 

Jaringan ini terdiri dari sekumpulan LAN yang saling terintegrasi satu sama lain yang cakupannya berada dalam satu kota yang berada pada lokasi yang sama. Pemanfaatan tipe jaringan ini disebabkan jarak jarak dari jangkauan du duaa LAN tidak me memungkinkan mungkinkan lagi dalam membentuk jaringan. Jaringan ini memiliki cakupan yang lebih besar dari  jaringan LAN tetapi memiliki cakupan yang lebih kecil dari jaringan WAN, dimana  jaringan ini menggunakan sebuah perangkat atau media yang khusus. Dalam menghubungkan jaringan LAN tersebut menggunakan media kabel dengan beberapa metode pengkabelan. c.  Jaringan WAN (Wide (Wide Area Network) Network) 

Jaringan ini adalah sekumpulan jaringan LAN yang terdapat di setiap lokasi yang tersebar berdasarkan letak geografis dimana yang menjadi perangkat penghubungnya disebut router   yang menghub menghubungkannya ungkannya ke jaringan WAN.  Router akan menyimpan  pengalamatan dari LAN tersebut dan jaringan WAN dimana WAN memiliki  perbedaan dibandingkan dengan jaringan LAN. Jaringan WAN pada umumnya menggunakan teknologi seperti ATM, X.25 dan  frame relay dalam melakukan koneksi dengan jarak yang lebih luas.

Universitas Sumatera Utara

 

10

2.1.2  Topologi Jaringan Komputer K omputer

Topologi mengikuti tata letak perangkat yang terhubung dalam jaringan komputer dimana topologi dapat dikatakan sebagai struktur virtual sebuah jaringan. Tata letak dari perangkat jaringan tidak selalu sama dengan bentuk struktur dari topologi  jaringan. Seperti contoh jaringan komputer rumahan dapat dikendalikan pada lingkaran ruang keluarga dan topologi cincin tidak ada ditemukan disana (Halawa, 2016). Umumnya banyak ditemukan jaringan rumahan menggunakan topologi star   (bintang) dimana jaringan tipe ini memiliki titik koneksi pusat yang disebut “hub node” yang mungkin merupakan hub jaringan, switch  atau router. Semua perangkat

 jaringan biasanya terhubung ke hub dengan Unshielded Twisted Pair  (UTP)  (UTP) Ethernet. Jika dibandingkan dengan topologi bus, jaringan tipe star   umumnya membutuhkan lebih banyak kabel. Kelebihan tipe ini adalah jika terjadi kegagalan pada jaringan ini tidak akan menurunkan seluruh akses jaringan tetapi hanya satu akses jaringan komputer saja yang akan berdampak. Tapi jika hub mengalami kegagalan maka seluruh jaringan juga akan mengalami kegagalan. Adapun  topologi star  dapat   dapat dilihat seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Topologi star   2.1.3   Internet Service Service Provider ( Provider ( ISP)  ISP)  ISP adalah perusahaan jasa yang menjual jasa koneksi internet kepada pelanggannya

yang pada awalnya perusahaan ini mirip dengan perusahaan jaringan seluler, dimana dulu nya ISP menjual akses internet melalui perusahaan jaringan seluler biasa. Dengan  berkembangnya teknologi, perusahaan jasa layanan  ISP selalu berkembang dengan menggunakan teknologi seperti  fiber optic dan teknologi wireless artinya  tidak lagi

Universitas Sumatera Utara

 

11

hanya menggunakan jaringan telepon biasa saja. Dengan banyaknya perusahaan  penyedia jasa layanan  ISP  maka pelanggan boleh memilih ISP mana yang lebih handal dan biaya yang lebih terjangkau. Di negeri indonesia saja mempunyai 95 dalam penyedia jasa layanan koneksi jaringan internet dan ada 8  ISP saat ini masih aktif di kota jambi. Untuk mendapatkan kebutuhan koneksi internet yang lebih besar maka harus memiliki banyak jalur dengan menggunakan satu jasa penyedia  ISP yang menjadi suatu langkah alternatif dalam penyelesaian masalah agar memperoleh bandwidth yang lebih maksimal dan seimbang dalam mendapatkan jaringan internet

(Prakash & Deepalakshmi, 2017). 2.2 Pengertian Pengertian Load  Load Balancing Balancing

Pengertian load balancing  adalah salah satu metode dalam mengoptimalkan  pemanfaatan sumber daya yang terse tersedia dia de dengan ngan cara menyebarkan beban traffic data dengan cara seimbang dari beberapa perantara sehingga mendapatkan kinerja lebih  baik. Didalam mikrotik metode ini merupakan suatu teknik dalam mendistribusikan  beban traffic data dari dua atau lebih jalur koneksi dengan seimbang agar traffic dapat  berjalan dengan optimal sehingga throughput dapat bekerja dengan maksimal, menghindari terjadinya overload   dan  memperkecil waktu tanggap pada salah satu  jalur koneksi internet (Liu & Shang, 2016). Ada beberapa metode  Load Balancing  antara lain adalah: 1.  Metode Metode Per  Per Connection Connection Classifier (PCC)

Metode ini merupakan satu teknik pada load balancing yang dimiliki router mikrotik untuk membuat para pengguna dapat berbagi lalu lintas sebuah data sehingga dapat membuat suatu aliran data dan menjaga paket data. Metode ini dapat digunakan untuk mengelompokan traffic  koneksi yang melalui router mikrotik menjadi beberapa kelompok, sehingga router akan mengingat jalur yang di lewati di awal trafik koneksi dan pada paket-paket selanjutnya yang masih berkaitan dengan koneksi awalnya akan dilewatkan pada jalur yang sama juga. (Pangestu et al, 2018). Metode ini mengelompokkan traffic  koneksi yang keluar masuk router menjadi beberapa kelompok dimana pengelompokan ini dapat di bedakan dengan src-address , dstaddress, src-port   dan dst-port . Adapun kelebihan dari metode ini adalah dapat memenuhi kebutuhan gateway dalam setiap paket data yang memiliki hubungan pada

Universitas Sumatera Utara

 

12

data yang sebelumya yang ttelah elah dilewatkan pada salah satu jalur gateway. Yang merupakan kekurangan dari metode ini adalah akan mempengaruhi terjadinya overload   pada salah satu jalur gateway  yang disebabkan karena melakukan akses

terhadap situs yang sama pada waktu yang bersamaan. (Rasna & Ashari, 2019). Pada topologi 2 ISP bisa dilihat pada Gambar 2.2 berikut: 

Gambar 2.2 Topologi 2 ISP (Zhu et al, 2018) Pada topologi pada Gambar 2.2 di atas terdapat 2 ISP, ISP-1 terhubung melalui media ethernet dan ISP-2 terhubung melalui media wireless. Masing-masing ISP mendapatkan bandwith 5 Mbps dan dengan tipe IP address  terkoneksi dengan DHCPCLIENT dari kedua ISP tersebut dan setting keamanan jaringan dengan  firewall Nat untuk kedua ISP. Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu.  Delay merupakan waktu yang dibutuhkan data dalam menempuh jarak dari asal menuju ke tujuan. Sedangkan  Jitter  adalah   adalah tabrakan paket data yang dikirimkan oleh banyak pengguna pada waktu

yang bersamaan. 2.  Metode Metode Equal  Equal Cost Multi-Path ( ECMP)  ECMP) 

Metode ini berfungsi untuk mengatur jalur paket data dat a dari beberapa jalur koneksi yang memiliki nilai yang sama dari teknik routing yang digunakan, dimana engine  bertugas sebagai pengirim paket dan menentukan jalur mana yang akan dilalui berdasarkan hop yang berikutnya. Didalam metode ini seluruh jalur pada setiap node pada routing memiliki nilai yang sama pada tiap node, maka dari itu lalu lintas dari data tersebut akan sama tiap node. Dalam penggunaan load balancing dapat dilakukan dengan cara memilih jalur keluar dengan cara bergiliran pada suatu gateway. Seperti Contoh

Universitas Sumatera Utara

 

13

adalah jika kita memiliki dua buah gateway maka kedua buah gateway akan dilewati oleh transmisi data dengan memiliki beban pada disetiap gateway sama (equal cost )).. Kelebihannya adalah bisa membagi suatu beban pada jaringan yang berdasarkan kepada perbandingan dari kecepatan diantara 2 penyedia jasa ISP tersebut. Kelemahan disconnection

dari metode ECMP ini adalah selalu mengalami yang disebabkan dari  beberapa faktor yaitu routing table akan restart dengan otomatis setiap durasi waktu 10 menit. 3.  Metode Fuzzy Logic

Logika fuzzy merupakan salah satu tindakan tepat dalam melakukan suatu pemetaan dari ruang input  ke   ke ruang output . Suatu titik awal yang merupakan konsep yang lebih modern tentang ketidakpastian merupakan paper yang teliti oleh Lofti A Zadeh (1965), Zadeh memberitahukan suatu teori berdasarkan obyek dari suatu himpunan fuzzy dengan batasan yang tidak tepat dengan keanggotaan dan bukan bentuk logika true  atau  false  yang diakui pada derajat ( degree). Pada konsep yang seperti ini dinamakan Fuzziness dan Fuzzy Set Theory yang merupakan teori nya. Fuzziness disebut dengan logika kabur sesuai semantik pada satu kejadian maupun suatu  pernyataan (Moghtadaeipour & Tavoli. 2015). 2015). Model Fuzzy Sugeno diajukan oleh Takagi, Sugeno dan Kang (Takagi dan Sugeno, 1985) untuk menciptakan suatu pendekatan yang sistemais dalam membangkitkan aturan yang diberikan fuzzy pada data input

dan output . Ini

merupakan aturan yang dibentuk fuzzy pada model fuzzy Sugeno yaitu if x is A and y is B then z = f(x,y) dimana himpunan A dan B pada fuzzy dalam anteseden, dimana z = f (x,y) yang merupakan fungsi yang konsekuen. Apabila f (x, y) polimonial orde satu, maka FIS yang didapatakan adalah model fuzzy Sugeno orde satu. Apabila f konstan, maka hasil yang didapatkan adalah model fuzzy Sugeno orde nol. Pada sistem inferensi fuzzy digunakan metode Sugeno yang mempunyai suatu karakteristik, yang merupakan suatu himpunan fuzzy pada suatu persamaan linear dengan beberapa variabel sesuai pada inputannya. Himpunan fuzzy merupakan kumpulan dari objek yang memiliki sifat  persamaan tertentu dan merupakan peningkatan pada suatu konsep dari himpunan matematika. Pada sebuah himpunan tegas (crisp), dimana nilai dari keanggotaannya terdapat pada suatu himpunan yang mempunyai dua probabilitas yaitu:

Universitas Sumatera Utara

 

14

a.  a.  Satu (1) yang artinya bahwa dimana pada suatu item akan menjadi keanggotaan  pada suatu himpunan, atau  b.  b.    Nol (0) yang artinya bahwa dimana pada suatu item tidak dianggap sebagai anggota pada suatu himpunan.  X

Jika

 x

merupakan bagian dari objek maka disimbolkan dengan , maka himpunan

 fuzzy pada X didefinisikan himpunan pasangan yang berurut:

 A =  A = { (  x , x , µ  µ  A x)) | x | x   €  € X  }  } ………………………………………………  A  (  x))

(2.1) 

dimana fungsi µA(x) merupakan keanggotaan dari himpunan  fuzzy tersebut   . Dimana fungsi dari keanggotaan melakukan pemetaan pada setiap elemen X kedalam derajat keanggotaan yang terdapat pada rentang [0,1]. Pada himpunan  fuzzy mempunyai 2  buah atribut (Kusumadewi dan Purnomo, Purnomo, 2010), yaitu: linguistic dan numeris. numeris. 2.3 Mikrotik RouterOS

Mikrotik routeOS merupakan sistem operasi pada jaringan komputer dimana fitur yang terdapat pada mikrotik tersebut sudah dioptimalkan supaya dapat menyediakan fungsi dari Router. Perangkat ini merupakan versi dari mikrotik yang dikemas dalam  bentuk perangkat lunak (Software) yang di install pada komputer yang dapat menjadikan komputer biasa menjadi router network yang handal, terdapat berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan wireless. Mikrotik merupakan sebuah perusahaan yang kecil yang berpusat di negra Latvia  bersebelahan dengan negara Rusia, penggagasnya bernama John Trully dan Arnis Riekstins yang merupakan seorang Amerika yang pindah ke negara Latvia. Arnis merupakan seorang sarjana jurusan fisika ddan an mekanik, kemudian mereka bertemu di negara Latvia tahun 1995. Dimana pada tahun 1996 mereka mulai merouting dunia dengan suatu visi yaitu mikrotik adalah routing the world (Muhammad & Hasan, 2016). Adapun jenis-jenis dari Mikrotik adalah MikrotikOS dimana versi mikrotik ini  berupa software yang dapat di install di komputer pribadi maupun ke laptop dengan menggunakan media CD kita dapat mengunduhnya dari suatu alamat web resmi dari mikrotik yaitu Mikrotik.com dengan bentuk ISO maupun img  tapi file dari mikrotik tersebut adalah versi trial yang hanya bisa digunakan selama 24 jam saja dan jika ingin full versi maka bisa membeli lisensinya. Selanjutnya jenis Mikrotik Routerboard

Universitas Sumatera Utara

 

15

adalah versi mikrotik ini berupa routerboard   yang didalamnya sudah terinstall mikrotik OS dan lisensi keynya. 2.4  Penelitian Terkait

Pada penelitian Syahputra & Asegaff (2017) yang berjudul analisis dan implementasi load balancing dengan metode Nth pada jaringan komputer dinas pendidikan provinsi  jambi di mana di lakukan load balancing  pada komputer server dan hasilnya dapat menyeimbangkan beban bandwith  yang dibutuhkan server agar dapat melayani koneksi baik komputer client. Pada penelitian Firdaus (2017) yang berjudul analisis perbandingan kinerja load balancing metode ECMP ( Equal  Equal Cost Multi-Path) dengan metode Per Connection Classifier (PCC) pada mikrotik routerOS dengan hasil percobaan bahwa metode PCC

mendapatkan throughput lebih baik dan mempunyai ketahanan yang lebih bagus dibandingkan dengan metode ECMP ketika mengalami masalah pada suatu jaringan. Dalam metode ECMP akan mendapatkan hasil RTT yang lebih bagus dibandingkan dengan PCC. Pada penelitian Prakash & Deepalakshmi (2017) dengan judul server-based dynamic load balancing  di mana penyeimbang beban SDN memecahkan banyak

masalah yang biasanya tidak dapat diselesaikan oleh penyeimbang beban tradisional karena penyeimbang beban tradisional menggunakan perangkat keras khusus. Dalam tulisan ini, diusulkan algoritma load balancing server  dinamis  dinamis berdasarkan open flow dan sflow untuk mendistribusikan beban secara efisien di antara cluster server. Dalam  pendekatan kami, penyeimbang beban memasang aturan wildcard   di sakelar secara reaktif berdasarkan beban server yang diukur berdasarkan penggunaan memori,  penggunaan CPU, dan jjumlah umlah koneksi aaktif. ktif. Analisi Analisiss komparatif dari pekerjaan yang di usulkan telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa algoritma load balancing  server dinamis kami lebih baik dari pada algoritma round robin dan load balancing  acak. Pada penelitian Qilin & WeiKang (2015) dengan judul a load balancing method based on  SDN dimana kunci dari load balancing  server berdasarkan SDN adalah

mengatur tabel aliran SDN. Di satu sisi, jumlah tabel aliran tidak boleh terlalu besar,  jika tidak, kinerja pemeliharaan dinamis tabel aliran di pengaruhi, dan pencocokan fuzzy dari alamat IP sumber biasanya di gunakan. Di sisi lain, kisaran IP yang cocok

Universitas Sumatera Utara

 

16

dari tabel aliran tidak bisa terlalu luas, ini akan buruk untuk pengiriman lalu lintas  jaringan yang tepat. Dalam makalah ini, algoritma pengaturan dari tabel aliran adalah  beberapa batas trade-off di atas persyaratan. Ini mengedepankan algoritma desain "tabel aliran tunggal" dan "tabel aliran kelompok". Siklus hidup "tabel aliran tunggal" sangat singkat, tetapi "tabel aliran grup" memiliki siklus yang panjang. "Grup tabel aliran" secara efektif dapat menghindari masalah jumlah tabel aliran yang berlebihan, sedangkan "tabel aliran tunggal" lagi untuk memantau lalu lintas setiap klien dan memberikan dasar untuk perubahan "tabel aliran grup". Pada penelitian Aslam, S. & Shah, M. A (2015) yang berjudul  Load Balancing   Algorithms in Cloud Computing: A Survey of Modern Techniques  dalam tulisan ini,

kami telah menyajikan perbandingan yang berbeda algoritma load balancing  untuk komputasi awan seperti, round robin (RR), Min-Min, Max-Min, Koloni semut, Karton, Madu lebah dan lainnya. Kami menjelaskan kelebihan dan keterbatasan untuk ini algoritma yang menunjukkan hasil dalam kondisi yang berbeda. Yang vital bagian dari makalah ini adalah perbandingan dari berbagai algoritma mempertimbangkan karakteristik seperti keadilan, throughput , kesalahan toleransi, overhead , kinerja, dan waktu respons dan pemanfaatan sumber daya. Batasan pekerjaan yang ada adalah masing-masing algoritma cloud computing  tidak mengatasi masalah terkait seperti keadilan, throughput   tinggi dan kesetaraan. Pekerjaan di masa depan adalah untuk mengurangi masalah di atas dan menggunakan pendekatan hibrida dalam membuat kinerja yang lebih baik dan mengamankan sistem tersebut. terse but. Pada penelitian Zhu et al  (2018) yang berjudul  Improved Dynamic Load  Balancing Algorithm Based On Least-Connection Least-Connection Scheduling. Dalam tulisan ini, kami

telah menyajikan perbandingan yang berbeda untuk algoritma load balancing bawaan  Nginx, ada masalah distribusi beban yang tidak seimbang. Didasarkan pada least_conn, sebuah algoritma load balancing  yang ditingkatkan diusulkan untuk meningkatkan algoritma. Berat WE dari node dihitung menurut faktor beban statis dan faktor beban dinamis, dan dihitung menurut faktor beban statistik. CTL load komposit dari node memilih node dengan rasio CTL dan WE terkecil. Jika ada beberapa node minimum, algoritma round_robin diadopsi untuk node minimum ini, dan satu node dipilih. Di bawah jumlah koneksi konkuren yang sama, waktu respon rata-rata dan  jumlah kegagalan permintaan dari permintaan pengguna dihitung. Membandingkan hasil pengujian dari ketiga algoritma, algoritma enh_conn yang diusulkan dalam

Universitas Sumatera Utara

 

17

makalah ini lebih baik daripada dua algoritma bawaan Nginx dalam hal waktu respons  permintaan pengguna dan jumlah aktual aktual permintaan yang diproses. Pada penelitian Aghdai et al  (2019) dilakukan penyeimbangan beban pada lapisan transportasi di pusat data, jaringan pengiriman konten dan jaringan selular dimana tempat konsistensi per-koneksi (PCC) harus dipenuhi untuk memenuhi kinerja optimal. Penyeimbang beban cloud asli L4 adalah biasanya digunakan sebagai fungsi  jaringan virtual (VNF) dan adalah elemen penerusan penting dalam infrastruktur cloud cloud modern. Pada penelitian ini telah diidentifikasi ketidakseimbang ketidakseimbangan an beban di di antara instance layanan sebagai yang utama penyebab keterlambatan pemrosesan tambahan yang disebabkan oleh transport-layer memuat penyeimbang. Penyeimbang beban transport-layer yang ada mengandalkan salah satu dari dua metode: pengalihan lalu lintas tingkat host , yang dapat menambahkan sebanyak 12,48% lalu lintas tambahan ke jaringan yang mendasarinya, atau pelacakan koneksi, yang menghabiskan banyak load balancers

memori dalam . Kedua metode ini menghasilkan penggunaan sumber daya jaringan yang tidak efisien. Kami mengusulkan  Balancer load congestion-aware congestion-aware  dalam jaringan (INCAB) untuk mencapai distribusi muatan yang merata di antara instance layanan dan penggunaan sumber daya jaringan yang optimal di samping memenuhi persyaratan PCC. Penelitian ini menunjukkan bahwa INCAB mampu mengidentifikasi dan memantau setiap sumber daya yang paling banyak digunakan setiap contoh dan dapat meningkatkan distribusi beban di antara semua instance layanan. INCAB menggunakan filter Bloom dan koneksi ultra-kompak tabel untuk distribusi aliran dalam jaringan. Lebih jauh lagi, tidak bergantung pada penghuni akhir untuk pengalihan lalu lintas. Simulasi level aliran kami menunjukkan bahwa INCAB meningkatkan waktu penyelesaian rata-rata arus oleh 31,97% dibandingkan dengan solusi stateless.

Universitas Sumatera Utara

 

 

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Topologi Jaringan

Penggunaan internet sering mengalami kendala lambatnya koneksi internet pada saat  puncak puncak pemakaian akses internet yang sering mengalami kelambatan dan  berakibat loss connection. Adapun struktur jaringan yang sekarang digunakan pada  penelitian ini adalah seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Struktur Jaringan Jari ngan Komputer Yang digunakan Pada jaringan komputer diatas terdapat jaringan komputer 24 client   yang langsung terhubung ke ISP melalui sebuah HUB atau Switch 24  port , dimana untuk melakukan koneksi ke internet HUB harus melakukan antrian First In First Out  (FIFO).   (FIFO). Karena  pada jaringan hanya di dilayani layani oleh sebuah ISP, maka pada saat high session, jaringan sering

mengalami

penundaan

atau

pelambatan

layanan

( low

speed ))..

Universitas Sumatera Utara

 

19

Untuk memperbaiki kinerja jaringan komputer pada penelitian Utami (2017), maka pada penelitian ini diusulkan penggunaan dua  Internet Service Provider   (ISP) atau link koneksi internet yang berbeda. Selanjutnya dilakukan pemakaian jaringan internet seperti biasa sehingga dihasilkan penambahan beban bandwidth  pada salah satu ISP sehingga jaringan menjadi lambat dan tidak stabil. Untuk memperbaiki koneksi maka dibutuhkan proses  failover yang merupakan kemampuan sebuah sistem dengan berpindah gateway dengan  cara otomatis (load balancing) yang bertujuan dalam mengurangi beban kerja pada ISP tersebut sehingga koneksi menjadi stabil kembali. Pada penelitian ini digunakan Mikrotik yang berfungsi untuk mengoptimalkan  pendistribusian bandwidth  pada tiap  –   tiap client yang akan mengakses koneksi internet dengan algoritma Fuzzy Logic. Dalam konsepnya adalah dimana mikrotik akan mengenali paket yang akan mengakses internet tersebut, kemudian menyeimbangan beban dari kedua ISP selanjutnya ISP akan memilih jalur mana yang akan dilewatinya. Dalam penelian ini akan dilakukan pengujian kualitas kinerja dari koneksi

internet

yang

dirancang

menggunakan

www.speedtest.net yang bisa diakses melalui online.

sebuah

situs

web

yaitu

Dalam uji coba ini akan

didapatkan besar grade bandwidth dan akan berapa besar throughput, delay dan  Jitter . Penulis juga membandingkan berapa kecepatan dari bandwidth diantara

 penyedia jasa ISP Pgncom dengan jaringan lokal sebelum menggunakan load balancing

kemudian dibandingkan antara keduai  ISP tersebut yang sudah

menggunakan load balancing.  Pada uji  protocol, dilakukan dilakukan ccara ara baga bagaimana imana menggunakan kegiatan sebu sebuah ah  permintaan yang dilakukan dari client   menuju server dengan melalui protokol TCP atau UDP dengan memanfaatkan sebuah program aplikasi yang sudah ditentukan yaitu network analyzer   (Qilin & WeiKang, 2015). Pada pengujian tersebut maka uji coba

akan dilakukan sebanyak lima kali terhadap server yang sama, kemudian data yang didapatkan akan dibuat kedalam bentuk tabel pembanding. Dimana bagan penelitian  bisa dilihat seperti pada Gambar 3.2.

Universitas Sumatera Utara

 

20

Konfigurasi Jaringan Komputer  Menggunakan 2 ISP Protokol TCP/IP

Penambahan Beban Bandwidth

Load Balancing Metode PCC

Load Balancing Metode ECMP

Load Balancing Metode Fuzzy

Pengukuran Kinerja Jaringan Dengan Tools Speed Test   Throughput, Jitter   , Delay

Kesimpulan

  Gambar 3.2 Bagan Penelitian Pada bagan penelitian Gambar 3.2 diatas bahwa proses awal adalah konfigurasi  jaringan komputer dengan dual ISP menggunakan mikrotik. Selanjutnya dilakukan  pemakaian jaringan internet yang berakibat pada penambahan beban pada jaringan komputer yang terkoneksi ke internet melalui dua ISP melalui router. Selanjutnya dilakukan proses failover dan load balancing untuk menyeimbangkan koneksi dengan metode PCC dan ECMP serta Fuzzy. Lalu dilakukan pengamatan kinerja masingmasing metode dengan menggunakan perangkat lunak speedtest   dimana parameter yang diamati adalah waktu ping, download  dan  dan upload . Setelah dilakukan pengamatan maka diperoleh hasil percobaan berupa hasil pengamatan dari 3 parameter dengan menggunakan Mikrotik tanpa load balancing dan Mikrotik dengan load balancing. 3.1.1  Topologi Jaringan Komputer Yang Diusulkan

Pada penelitian ini topologi jaringan komputer yang diusulkan adalah seperti pada Gambar 3.3.

Universitas Sumatera Utara

 

21

Gambar 3.3 Topologi Jaringan Komputer   Pada Gambar 3.3 di atas terlihat dua unit ISP yang digunakan modem ISP dan   yang terhubung ke jaringan komputer lokal (LAN 24 client PC) melalui access point  yang unit mikrotik RB 750. Adapun konfigurasi komputer yang akan diuji adalah dengan  jaringan LAN topologi Star   dengan sebuah switch  (HUB) yang terhubung ke ISP melalui mikrotik RB 750. Pada pengujian akan dilakukan load balancing  menggunakan metode PCC dan ECMP serta Fuzzy, dimana konfigurasi komputer  pada pengujian load balancing  metode PCC dan ECMP berbeda dengan pengujian dengan load balancing metode Fuzzy yang menggunakan server. 3.2 Metode Metode Load  Load Balancing  Balancing 

Metode load balancing  dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan beban traffic  secara seimbang melalui 2 unit ISP untuk mengoptimalkan penggunaan bandwidth  sehingga diperoleh kinerja yang lebih optimal. Metode ini merupakan

sebuah teknik dalam pendistribusian beban traffic data pada dua atau lebih jalur koneksi dengan cara seimbang dimana tujuannya adalah supaya traffic  bisa berjalan secara optimal dan memaksimalkan throughput,  kemudian akan  memperkecil waktu tanggap dan mengantisipasi adanya over load  pada salah satu rule  koneksi internet

Universitas Sumatera Utara

 

22

yang ada pada mikrotik. Proses pembagian beban pada sistem load balancing  memiliki cara dan algoritma khusus dalam penerapannya. Perangkat yang digunakan  pada penerapan load balancing pada umumnya menyediakan beberapa jenis algoritma dalam melakukan pembagian terhadap beban traffic yang bertujuan dalam mencocokkan penyetaraan beban traffic  berdasarkan karakteristik pada server yang dimiliki. Didalam load balancing yang terdapat pada mikrotik, ada beberapa hal yang  penting diperhatikan untuk melakukan setting load balancing yaitu static route, police route, firewall mangle dan  firewall src-nat. Dimana  firewall mangle merupakan

 penanda terhadap suatu router sebelum paket masuk ke routing dimana static route dan  policy route  berfungsi untuk memanajemeni uplink flow yang merupakan kebijakan jalur routing yang mau dilewati oleh paket data yang sudah diberi tanda. 3.3 Konfigurasi Jaringan 1.  Konfigurasi Mikrotik

Pada setiap router mempunyai default konfigurasi yang tidak sama tergantung pada  perangkat keras pada setiap perangkat yang digunakan. Script default dalam konfigurasi router   dapat dilihat seperti perintah  /system default-configuration print . Konfigurasi  Default   dimana interface akan diberi diberi nama dengan tuju tujuan an supaya lebih mempermudah untuk memilih interface yang mana pemasangan kabel akan dirancang. a.  a.  Pada Ether 1 akan di setting  dengan nama: ether1- gateway,  dengan konteks  bahwa pengguna akan merancang kabel yang tersambung kedalam internet pada ether1.  b.  Pada Ether 2 di setting dengan nama ether2-master-local c.  c.  Pada Ether 3 sampai ether yyang ang terakhir akan diberikan nama dengan ether3slave-local. Didalam interface  ini, pengaturan master-port ditujukan kedalam

ether2 sehingga ada pada interface ether2 pada segmen jaringan yang sama. Pengguna dapat menghubungkan ke ether2 dengan jaringan lokal, maupun ether3 dan yang lainnya kecuali pada ether1. Pada jaringan lokal harus ada pada segmen yang sama. Alamat IP akan dipasang berdasarkan  Default konfigurasi untuk interface yang terhubung kedalam jaringan lokal dimana alamat IP  Addressnya adalah 192.168.88.1/24. Dengan demikian maka segmen jaringan 192.168.88.0/24 akan menggunakan jaringan lokal. Tetapi hal tersebut tidak dapat digunakan pada

Universitas Sumatera Utara

 

23

 perangkat yang mempunyai 1 interface ethernet, RB411 series, RB433 series, RB435 series, RB800 series, CCR series dan RB1000 series. Dimana alamat IP akan selalu terhubung dengan ether1. Dimana d efault efault konfigurasi menjalankan  DHCP Server yang terhubung ke  jaringan lokal. Sebuah client dapat terhubung ke ethernet kecuali pada ether1, sehingga dengan otomatis maka akan memperoleh alamat ip address. Pada d eefault fault konfigurasi DHCP client akan dijalankan pada ether1 dengan konteks bahwa akan terhubung kedalam jaringan. Penyedia layanan ISP akan memberi alamat IP dengan cara dinamik mala client tidak lagi untuk mengatur alamat IP, gateway, dns, dll. Jika  penyedia layanan ISP memberikan alamat IP secara otomatis maka kita tinggal menghubungkan kabel internet kedalam ether1 yang ada pada router Mikrotik sehingga router tersebut dapat memperoleh alamat IP sehingga sudah dapat terkoneksi dengan internet. Komponen yang mempunyai embedded interface wireless akan memiliki default konfigurasi dalam pengaturan berdasarkan pada situasi dari perangkat keras router.  a.  a.  Mode, merupakam kompon komponen en yang memperoleh lisensi level 4 keatas secara defaul dengan mode "AP Bridge", sementara router itu sendiri memperoleh lisensi

level 3 dengan menerapkan mode station.   b.  b.   Band, apabila router support di 2Ghz dan MIMO maka digunakan band "2Ghz b/g/n" dan jika router support di 5Ghz dan MIMO maka akan digunakan band "5Ghz-a/n". c.  c.  Frekuensi, jika hanya support di 2Ghz maka frekuensi yang digunakan adalah 2412 dan jika hanya support di 5Ghz maka frekuensi yang digunakan adalah 5300. d.  d.  Chain, dimana router telah include ke dual chain dimana pengaturan default chain 0,1 akan diaktifkan dan menggunakan single chain, akan hanya menerapkan chain 0. e.  e.  Security Profile, konfigurasi default akan membentuk Security profile dimana serial number router adalah WPA dan WPA2 W PA2 Key. f.  f.  SSID, ditetapkan melalui mac-address  interface wireless  yang pada umumnya diatur oleh SSID "MikroTik-[Enam Digit Terakhir MAC-Address]" Lain dari beberapa tahapan pengaturan tersebut antarmuka wireless  dibridge sesuai antarmuka ethernet lokal, dengan hal tersebut maka jaringan wireless memiliki

Universitas Sumatera Utara

 

24

segmen yang sama terhadap jaringan dengan menggunakan media transmisi kabel. Bagi perangkat tersebut yang menggunakan interface wireless tambahan dipasang  pada port MiniPCI akan dilakukan disable. Beberapa jalur  firewall yang ingin diterapkan pada sebuah default konfigurasi dalam keamanan router dan da n juga mengurangi penggunaan resource router melaui drop  paket yang tidak diinginkan. Ini merupakan konfigurasi pada jalur  firewall default yang akan diterapkan: 

Dimana jalur awal yang ada di  firewall memberikan ijin koneksi ke ICMP yang mengarah kedalam perangkat router. Kemudian jalur kedua memberi ijin koneksi dengan status estabilished yang mengarah ke perangkat router. Jalur yang ketiga memberi ijin ijin koneksi ddengan engan status related yang mengarah ke perangkat router. Jalur yang ke empat akan melakukan drop disetiap koneksi yang mengarah ke router dan terhubung kedalam interface ether1-gateway. Dimana jalur yang terakhir adalah jalur

Universitas Sumatera Utara

 

25

 NAT dan memberikan ijin ke client dengan menggunakan perangkat router dalam menyewa IP router supaya dapat terhubung kedalam internet. Static DNS diterapkan konfigurasi default dimana nama dari dns nya adalah

“router” dan alamat IP addressnya adalah 192.168.88.1. Dengan artian bahwa router

 bekerja dibawah kendali DNS Server. Kalau kita membuka sebuah web browser dan dibagian address bar nya nya masukkan alamat webnya http://router sehingga yang ditampilkan pada web browser yaitu alamat IP 192.168.88.1 kemudian ditampilkan web router MikroTik tersebut. Dimana default konfigurasi dapat di manipulasi atau bisa juga dihilangkan  berdasarkan keinginan kita. Dan kalau pada kenyataannya  default konfigurasi menyulitkan dalam melakukan pengaturan maka dapat melakukan langkah sebagai  berikut dimana dulu dilakukan adalah wajib me-remote perangkat router dulu, kemudian akan ada informasi tentang default konfigurasi yang bisa kita lihat pada gambar pertama dalam penelitian yang kita lakukan, kemudian pilih “  Remove Configuration “ dan kalau pada kenyataannya default konfigurasinya telah digunakan, maka kita boleh hilangkan melalui cara reset atau melakukan netinstall.

2.  Konfigurasi Konfigurasi Mangle  Mangle   Mangle merupakan sebuah langkah dimana interface akan segera mengeksekusi data

yang telah diterimanya. Di-mangle ada aturan yang  berfungsi dalam memilih paket supaya bisa dikendalikan berdasarkan jalur   routing yang tersedia. Pada tahapan ini akan diterapkan sebuah aturan dari mangle dari metode load balancing dimana client hanya dapat melakukan akses ke  port 80 saja dengan tujuan supaya aplikasi atau traffic HTTPS seperti  yahoo messenger dimana  port yang dipakai adalah 5050 dan  443 dimana disconnected tidak akan terjadi  yang diakibatkan dari load balancing dimana alamat IP yang dimiliki akan berbeda-beda. Dimana default routing akan mendefenisikan aplikasi yang digunakan tanpa melalui sebuah reaksi dari load balancing. 

3.  Konfigurasi Routing

Dalam melanjutkan paket data yang sudah dikenal oleh mangle, sehingga aturan baru harus dibuat pada sebuah routing table supaya bisa melalui paket data kedalam gateway ISP berdasarkan pada marking paket yang diperoleh dari sebuah tahapan dari

Universitas Sumatera Utara

 

26

mangle. Dalam membuat aturan yang terdapat pada routing table dapat dilihat

 perintah seperti berikut ini:

Didalam perintah diatas dibarisan awal diberikan pernyataan dimana tiap routing mark diberikan nama dengan “Koneksi1” yang melewati   gateway:

192.168.1.1  kemudian tiap routing mark diberi nama: “Koneksi2” selanjutnya akan  melewati gateway: 192.168.2.1.  4.  Konfigurasi NAT

Pengaturan yang dilakukan pada Nth dengan teknik load balancing yang terakhir yaitu NAT atau masquerade kalau didalam Mikrotik. Dimana fungsinya adalah untuk mengubah alamat sumber paket dalam hal ini adalah client  yang  yang mendapatkan alamat  IP Private supaya dapat dikenal oleh internet dengan cara menerjemahkannya menjadi

alamat IP Public. Perintahnya dapat dilihat seperti berikut:

Pada langkah tersebut dimana router menerapkan masquerade   dalam paket melalui “srcnat” alamat client. Dimana paket lewat melalui gateway  berdasarkan

tujuan dari paket. Konfigurasi harus dilakukan untuk tahap yang selanjutnya dari Mikrotik yang terdapat pada perintah tersebut supaya client yang ada pada interface LOKAL bisa ping kedalam kedua jalur gateway tersebut. Langkah tersebut bbertujuan ertujuan untuk malakukan action redirect kedalam  ECMP walaupun tidak melalui sebuah kinerja dari load balancing. Dapat dilihat seperti perintah berikut:

Universitas Sumatera Utara

 

27

3.4 Konfigurasi PCC

Didalam konfigurasi pada PCC menggunakan sebuah perangkat yaitu RB433UAH  berikut kondisi yang akan diterapkan: diterapkan: 1.  1.  Pada Ether1 dan Ether2 tersambung kedalam penyedia ISP masing-masing yang  berbeda dan

besaran bandwidth  yang digunakan tidak sama dimana ISP-1

sebanyak 512 kbps kemudian ISP-2 sebanyak 256 kbps. 2.  2.  Dalam hal ini openDNS dan web-proxy internal akan digunakan pada konfigurasi ini. 3.  3.  Mikrotik RouterOS yang digunakan adalah versi 4.5 alasannya karena didalam konfigurasi PCC yang digunakan adalah mulai dari versi 3.24. Topologi jaringan dan alamat IP yang digunakan dapat dilihat seperti perintah dan gambar 3.4  berikut:

Gambar 3.4 Konfigurasi PCC menggunakan RB433UAH

Universitas Sumatera Utara

 

28

Dalam melakukan koneksi ke cilent yang digunakan adalah koneksi ke nya adalah 10.10.10.2 - 10.10.10.254 wireless  pada wlan2 dimana rentang IP client nya dengan netmasknya adalah 255.255.255.0 dan alamat IP yang digunakan pada wlan2 adalah 10. 10. 10. 1 yang digunakan pada wlan2 . Ada tambahan mangle yang dibuat dengan tanda cetak tebal jika pada suatu ISP menggunakan DNS. Sesudah konfigurasi IP dan DNS dalam keadaan tepat maka wajib dipasang default route kedalam IP gateway masing-masing  ISP supaya dapat melanjutkan seluruh traffic yang tidak

 berkaitan dengan gateway.  Kita gunakan check-gateway yang berfungsi apabila ada gateway yang terputus maka gateway yang lain akan mengambil alih.

4.  4.  PC client  bisa  bisa tersambung ke jaringan nirkabel kita dengan konfigurasi berikut:

Supaya PC Client  bisa mendapatkan koneksi internet maka kita wajib mengubah alamat IP Private client   ke alamat IP publik pada interface  publik yaitu ether-1 dan ether-2.

Dengan perintah tersebut dimana router  dan   dan PC client telah bisa menggunakan  jaringan secara online ke internet. Dalam menuju ke internet silahkan ping ke router maupun ke dalam PC client   menuju menuju internet. Apabila belum sukses maka coba periksa sampai mendapatkan hasil. Perangkat routerboard yang dapat digunakan untuk Web Proxy Internal adalah RouterBoard 450 450 G, RouterBoard 433 AH, Rou RouterBoard terBoard 433 UAH, RouterBoard RouterBoard 800 dan R RouterBoard outerBoard 1100 dimana perangkat ini memilik memilikii slot ekspansi (Universal Serial Bus, Kartu memori non-volatile, CF Card) sebagai tambahan dalam media penyimpanan. Pada perangkat seperti ini dimana yang digunakan adalah

Universal Serial Bus flashdisk   dimana USB tersebut dipasang

kedalam  port   USB. Dalam pemasangan awal dimana media penyimpanan tambahan

Universitas Sumatera Utara

 

29

tersebut dibaca menjadi tidak valid  pada /system store.  Supaya bisa dipergunakan untuk tempat penyimpanan cache tersebut maka media penyimpanan terlebih dahulu diformat baru digunakan. Sehingga webproxy tinggal diaktifkan dan atur cache –  on  on –  disk = yes dalam mengelola tempat penyimpanan. Dan yang perlu kita ingat adalah supaya kita mengalihkan traffic HTTP (tcp port 80) yang ada dalam webproxy. Berikut perintah yang dapat kita lakukan:

Pengaturan yang dapat dilakukan pada Mangle adalah didalam load balancing akan digunakan sebuah fitur PCC ( Per Connection Classifier ). ). Dimana dengan menggunakan fitur PCC ini kita dapat melakukan pengelompokan traffic koneksi melalui keluar masuk dari router sehingga membentuk beberapa pengelompokan. Pengelompokan tersebut dapat disesuaikan melalui dst - address , src - address, src  port   dan atau dst - port . Dimana jalur gateway akan selalu diingat oleh router yang

dilalui oleh traffic diawal  koneksi, kemudian paket yang berikutnya jalur yang sama  pada gateway. PCC ini memiliki kelebihan yang memberikan suatu jawaban dari keluhan yang sering terjadi seperti tidak terjadinya disconnected internet yang ada dalam load balancing sebelum adanya PCC akibat dari jalur gateway yang mengalami  perpindahan. Sebelum diterapkannya mangle  pada load balancing dalam mengantisipasi terjadinya loop routing pada sebuah traffic maka seluruh traffic cilent yang terhubung langsung kedalam router, dimana pada load balancing kita harus melakukan bypass. Dalam hal ini dapat kita bentuk sebuah daftar dari IP tersebut dalam jaringan kemudian menerapkan mangle seperti perintah dibawah: 

Universitas Sumatera Utara

 

30

Dalam beberapa masalah traffic awal bisa saja bersumber dari jaringan internet seperti dalam pemakaian winbox ataupun aplikasi telnet pada internet. Dengan hal tersebut kita juga membutuhkan mark - connection  dalam penggunaan traffic agar dapat melewati interface.

Biasanya ISP akan memberikan batasan akses terhadap DNS server dari sebuah IP yang ditandainya saja. Jika kita mengakses DNS dari suatu ISP maka kita harus menambah mangle supaya traffic dari DNS melewati jalur gateway  pada ISP yang  berkaitan tidak melewati gateway dari sebuah ISP yang lain. Dalam hal ini dimana mangle DNS pada ISP1 akan melewati jalur gateway dari ISP1. Apabila kita memakai

DNS publik independen seperti opendDns maka kita tidak membutuhkan mangle seperti berikut:

Universitas Sumatera Utara

 

31

Dalam hal ini web proxy akan kita gunakan pada router, sehingga traffic yang harus digunakan oleh load balancing terdiri dari 2 macam yaitu pertama adalah dimana traffic  pada client ke internet (non  HTTP) kemudian traffic web proxy ke internet. Supaya lebih struktur kemudian dapat lebih mudah untuk membacanya maka kita gunakan custom chain seperti berikut: /ip firewall mangle add action = jump chain = prerouting comment = lompat ke client - lb connection – mark = no - mark in – interface = wlan2 jump – target = client - lb add action = jump chain = output comment = lompat ke lb - proxy connection – mark = no - mark out – interface = !wlan2 jump – target = lb - proxy

Pada mangle diatas pada traffic dari load balancing  pada client  pastikan ininterface adalah dimana client terhubung ke interface dan pada traffic dari load balancing web proxy. Kita akan gunakan chain output dengan out-interface yang

tidak terhubung kedalam interface  pada client tersebut. Sesudah custom chain load balancing diterapkan maka tahap selenjutnya membuat mangle dibagian custom chain

seperti berikut:

Universitas Sumatera Utara

 

32

Dalam perintah tersebut dimana load balancing  pada client dan perangkat web  proxy dilakukan pemisah traffic  pada PCC yang seimbang yaitu both-address maka router mengingat melalui src-address dan dst-address  pada koneksi internet. Karena traffic yang dimiliki ISP berbeda yaitu 512 kbps dan 256 kbps kemudian membagi

 beban traffik kedalam 3 kelompok. 2 kelompok pertama akan melalui jalur gateway  pada ISP1 kemudian 1 kelompok terakhir akan melalui jalur pada gateway ISP2. Apabila pada masing-masing traffic client dan perangkat proxy telah ditandai maka tahapan yang selanjutnya adalah kita membuat mangle mark-route yang dibuat dalam kerja routing dalam tahap yang selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

 

33

Konfigurasi mangle  pada perintah diatas apabila belum melakukan routing melalui mark-route yang telah dibuat maka tidak akan ada gunanya. Dalam hal ini kita  juga membuat sebuah routing backup,  apabila gateway mengalami putus koneksi maka seluruh koneksi akan melintasi gateway yang dalam keadaan tersambung.

3.5 Konfigurasi ECMP

Dengan banyaknya metode load balancing, terkadang kita tidak tahu metode mana yang akan kita gunakan. Apalagi banyak metode yang melihat hanya pada konfigurasinya saja, maka kita merasa bingung. Dalam hal ini kita akan mencoba cara load balancing yang lumayan gampang dalam melakukan konfigurasi dan perlu juga

Universitas Sumatera Utara

 

34

dilakukan uji coba. Pada load balancing dalam metode ECMP yang termasuk improvisasi dari metode round robin pada load balancing. Dimana load balancing sendiri merupakan cara dalam menggabungkan koneksi internet ganda, dimana contoh topologinya adalah:

Gambar 3.5 Contoh Topologi Koneksi Internet Lebih dari satu ISP  Load balancing  pada 2 jalur koneksi internet, maka pengaturan awal adalah

sama seperti pengaturan pada routing supaya router dan client yang berada dibawah router dapat terhubung melalui internet. Oleh karena memiliki dua sumber koneksi internet maka akan ada 2 jalut NAT masquerade.

Gambar 3.6 Setting NAT pada 2 ISP Sesudah selesai melakukan konfigurasi standart koneksi kedalam internet maka tahap yang selanjutnya adalah kita dapat memulai pengaturan load balancing ECMP. Dengan cara yang cukup mudah dimana kita tinggal menambahkan jalur default gateway dengan dst-address =0.0.0.0 dan jalur gateway = ISP-A, ISPB.

Universitas Sumatera Utara

 

35

Gambar 3.7 Setting Load  Load Balance ECMP Metode ECMP merupakan " persisten  persistentt per- connection load balancing" atau " per-src-dst - address combination load balancing". Apabila ada diantara gateway terputus maka check-gateway akan menonaktifkan gateway tersebut kemu kemudian dian ak akan an menggunakan gateway yang dalam keadaan aktif maka akan didapatkan effect  failover. Apabila mempunyai kecepatan bandwidht yang berbeda pada jalur koneksi

internet maka kita dapat melakukan suatu perbandingan dalam membagi beban. Sebagai contoh, kita memiliki bandwidth sebesar 2 MBps dan 8 MBps, apabila kita  buat suatu perbandingan maka 1 : 4. Karena ada banyak banyak gateway kadang membuat ada gangguan baru terhadap router ke gateway yang mana router akan dikoneksikan. Studi kasusnya adalah suatu ketika ada paket yang masuk kedalam router ( incoming) yang  bersumber dari luar (Internet) maka traffic respons dari router ( outgoing) akan menggunakan load balancing. Maka paket respon dalam permintaan yang didapatkan

Universitas Sumatera Utara

 

36

dari interface WAN1 bisa saja dikirim ke interface WAN2. Dalam menghindari masalah tersebut maka penting dilakukan aturan routing supaya koneksi outgoing  router tetap melalui interface yang sama pada interface trafik incomingnya.

Masalah yang biasanya muncul adalah pada saat melakukan pengaturan DNS  pada suatu ISP, maka apabila suatu suatu ISP tersebut dalam keadaan jatuh maka koneksi antara DNS menuju ke ISP yang kedua tidak akan berjalan. Dalam mengatasi hal demikian maka kita dapat menggunakan open DNS, misalnya dalam DNS dari Google adalah 8.8.8.8. 3.6 Konfigurasi Fuzzy

Konfigurasi jaringan dengan fuzzy kedalam mikrotik dengan settingan masquerade  yang berguna supaya bisa mengganti alamat pada sumber paket dalam hal ini adalah alamat dari client yang menggunakan alamat IP agar bisa diketahui pada internet dengan menggunakan cara mentransmisikannya menjadi alamat IP publik. Mikrotik untuk menggabungkan / load balance  dua jalur DSL. Sebagai contoh ini menggunakan router port MikrotikT RB750 5. 2 port dihubungkan dengan dua Router DSL yang berbeda dan port ke-3 dihubungkan dengan LAN penggu pengguna. na. Kedua DSL memiliki kecepatan yang sama, yaitu masing-masing 10Mb. MODEM DSL IP MODEM DSL 1 = 192.168.1.1 MODEM DSL 2 = 192.168.2.1

Universitas Sumatera Utara

 

37

Jika permintaan pengguna langsung mengenai Mikrotik yang dikonfigurasi dengan

struktur

Fuzzy,

maka

akan

mendapatkan

load

balancing  yang

 berimbang dengan menggunakan setting  dari src-address   sebagai classifier.  Load menggunakan m metode etode ini balancing  menggunakan

akan menjadi pendekatan yyang ang efektif dan

seimbang ketika semakin banyak koneksi dari klien komputer (PC) yang terjadi dengan menggunakan server proxy SQUID bersama dengan mikrotik, baik paralel maupun di depan atau belakang, untuk waktu respon yang lebih baik dan juga akan meningkatkan penelusuran yang baik kepada pengguna. Meskipun ini aakan kan paling  banyak mengacak dan secara teori memberi pemakaian bandwidth  yang seimbang. Untuk alasan itu biasanya tetap menggunakan src-address   untuk Fuzzy load balancing dengan setting sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

 

38

Universitas Sumatera Utara

 

39

3.7 Pengaturan ISP pada Mikrotik

Pengaturan ISP pada Mikrotik  berguna  berguna untuk mengaktifkan ISP yang akan digunakan dengan perintah yang dibuat adalah seperti berikut:

Pada perintah “

Set 1”

digunakan untuk melakukan konfigurasi terhadap

interface ether 2  pada sebuah mikrotik pada perintah dalam menghidupkan interface

dimana nama interfacenya adalah ISP-1. Seterusnya akan diterapkan alamat IP pada setiap interface dimana semua client pada jaringan lokal, modem router dan mikrotik.  1. Setting IP Address untuk Mikrotik Dalam memberikan alamat IP ke router maka digunakan perintah seperti berikut:

Dalam awal bari pada perintah tersebut digunakan untuk membuat interface  pada ISP1 dimana alamat IP nya adalah 192.168.1.1 dimana subnetingnya  /24 atau 255.255.255.0. 255.255.255. 0. Sama halnya dengan penjelesan pada perintah yang selanjutnya. 2. Lakukan setting pada komputer Client cilient

Dalam menerapkan alamat IP pada komputer  berikut:

yaitu dengan langkah sebagai

a)  a)  Klik menu Start> pilih Control Panel > kemudian klik Network Connection. Connection.  b)   Kemudian klik kanan pada  Local Area Connection > setelah itu pilih  b) Properties.

c)  c)  Klik pada  Internet Protocol Protocol (TCP/IP) > setelah itu pilih Properties. d)  d)  Ketikkan alamat  IP seperti berikut  192.168.3.2 s/d 192.168.3.254 dengan menggunakan subnet m masknya asknya ad adalah alah 255.255.2 255.255.255.0 55.0 kemudian gateway nya adalah 192.168.3.1.

Universitas Sumatera Utara

 

40

Gambar 3.8 Setting IP Address Client   3. Pengaturan pada modem router Dalam melakukan konfigurasi pada alamat IP dari modem router Huawai HG8245A yaitu dengan langkah sebagai berikut:   a.  a.  Silahkan hubungkan antara modem dengan 1 komputer client menggunakan metode pengkabelan sright pada LAN dengan cara peer to peer. peer.     b. Kemdian samakan network ID diantara komputer client   dan modem. Dimana dalam hal ini adalah alamat  IP default  pada setiap perangkat modem router yaitu 192.168.1.1 192.168.1.1/24. /24. Kemudian

buat

alamat  IP  pada client   dengan

menggunakan network id nya adalah  192.168.1.x/24 untuk metode PCC atau ECMP. c.  c.  Untuk metode Fuzzy  IP address untuk komputer client   di di setting  Optain an IP  Address Automatically Automatically.

d.  d.  Kemudian buka aplikasi browser yang ada pada PC, kemudian ketikkan alamat  IP modem di address bar nya.

 

e. Ubah alamat  IP dalam  port  pada  ethernet 1 yang ingin digunakan dalam menyambungkan alamat IP192.168.1.2/24  dengan mikrotik.

Universitas Sumatera Utara

 

41

f.  f.  Kemudian terapkan cara yang sama pada modem kedua dengan alamat IP 192.168.2.2/24. 3.8 Metode Fuzzy Logic a. Fuzzyfikasi Remaining Fuzzyfikasi Remaining Bandwidth Bandwidth  

Kapasitas bandwidth  yang digunakan masing-masing adalah untuk ISP1 sebesar 5 Mbps dan untuk ISP2 adalah sebesar 10 Mbps. Nilai Fuzzy dari kapasitas tersedia bandwidth (remaining bandwidth) bisa dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nilai Fuzzy Remaining Bandwidth  Bandwidth ISP1 (RB1) 5 Mbps  Remaining

 Nilai

 Bandwidth 

Bobot Rata-rata

Keterangan

Kode

(RB) % 1

80 - 100

90

Sangat Besar

SB

2

50 - 80

80

Besar

BA

3

30 - 50

70

Cukup

CU

4

20 - 30

60

Sedikit

SE

5

< 20

50

Sangat Sedikit

SS

Untuk ISP2 nilai fuzzy Remaining Bandwidth Bandwidth bisa dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Nilai Fuzzy Remaining Bandwidth Bandwidth ISP2 (RB2) 10 Mbps  Nilai 1 2 3 4 5

 Bandwidth  Remaining 

Bobot Rata-rata

(BR) % 80 - 100 50 - 80 30 - 50 20 - 30 < 20

90 80 70 60 50

Keterangan Sangat Besar Besar Cukup Sedikit Sangat Sedikit

Kode SB BA CU SE SS

b. Fuzzyfikasi Data Transmit (DT)

Kapasitas data transmit yang akan dikirim dari komputer client   melalui ISP dapat dilihat dalam nilai Fuzzy pada Tabel 3.3.

Universitas Sumatera Utara

 

42

Tabel 3.3 Nilai Fuzzy Data Transmit  Nilai

Data Transmit (DT) Kb

Bobot Rata-rata

Keterangan

Kode

1

> 500

100

Sangat Besar

SB

2 3

400 - 500 200 - 400

85 65

Besar Sedang

BA SE

4

100 - 200

55

Kecil

KE

5

< 100

35

Sangat Kecil

SK

Dari Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 tersebut, sehingga fungsi keanggotaan  Remaining  Bandwidth dapat dilihat seperti pada Gambar 3.9.

SS

SE

CU

BA

SB

70

80

90

1

μ (  xx) 

0 50

60

100

Gambar 3.9 Fungsi Keanggotaan Variabel Remaining Bandwidth  Dari Tabel 3.3 diatas, maka fungsi keanggotaan Data Transmit (DT) dapat dilihat seperti pada Gambar 3.10.

Universitas Sumatera Utara

 

43

SK

KE

SE

BA

SB

50

60

70

80

90

1

μ ( x  x) 

0 100

Gambar 3.10 Input Variabel Nilai Data Transmit Sebagai aturan sebuah data yang ditransmisikan melalui ISP harus memiliki ukuran yang optimal, agar dapat memaksimalkan kinerja ISP dalam melayani traffic  data dari dan ke client . Dari syarat tersebut dapat dibentuk aturan-aturan atau  RULE   (R) untuk sistem inferensi Fuzzy dalam perhitungan derajat keanggotaan terhadap kriteria ISP yang digunakan dalam mentransmisikan data dari client . Aturan IP address dengan nilai fuzzifikasi bisa dilihat seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Rule Nilai Fuzzy IP Address   Nilai

Defuzzifikasi (Z)

IP Address 

1

0-60

192.168.1.1/24

2

60-100

192.168.2.1/24 

3.9 Perhitungan Nilai Fuzzifikasi

Sebelum nilai fuzzifikasi diperoleh untuk menentukan ISP mana yang akan digunakan, maka pertama-tama dihitung fungsi keanggotaan setiap variabel yang dalam hal ini adalah  Remaining Bandwidth-1 (RB1),  Remaining Bandwidth -2 (RB2) serta Data Transmisi (DT). Sebagai contoh data yang akan dikirim ke ISP berukuran 425 kb atau dengan dengan bobot 85 serta server telah menghitung bobot RB1 sebesar sebesar 65 dan RB2 sebesar 75.

Universitas Sumatera Utara

44

 

1. Variabel RB1 dengan bobot (x)= 65:

1;  ≤50 −     ; 50 ≤ ≤60

Fungsi keanggotaan variabel RB1 μSS [x]

=

1;  ≤50 0; ≥60 −    ;0;5050 ≥60≤≤ ≤ 60

μSE[65]

=

μSS[65]

=0

μSE[x]

=

μSE[65]

=

μSE[65]

= 70-65/10

 

 

0;  ≤50 {−−−−;;5600≤≤ ≤60≤70 {−−−−;0;;5600≤≤50≤ ≤60≤70 0{−−; ≤≤; 6600 ≤≤70   ≥ 80

= 0.5 µ CU[x]

=

µ CU[65]

=

− 0{− ;−≤≤;;76600 ≤≤≤70   ≥≤8080 − − − ; 7 0 ≤ ≤80

 

 

= 65-60/10

0{−−; ≤≤; 7700 ≤≤80   ≥ 90 − − ; 8 0 ≤ ≤90

= 0.5 µ BA[x]

=

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

45

 

µ BA[65]

=

0{−−; ≤≤; 7700 ≤≤80   ≥ 90 − − ; 8 0 ≤ ≤90 ≤ ≥101000 0−;−1; ≤90;80≤≤≤≤90 0 ;− ≤; 8800 ≤≤90   ≥ 100 1; 90 ≤≤  ≤ 100  

=0 µ SB[x]

=

µ SB[65]

=

 

 

=0  Nilai α Predikat adalah:  α1 = min(0.5; 0.5)  α1 = 0.5 

1;  ≤30 −     ;0;30 ≥60≤ ≤60

2. Variabel RB2 dengan bobot (x)= 75: μSS [x]

=

1;  ≤30 −  ;0;3030 ≥60≤≤ ≤ 60 0;  ≤30 − {−−−;;3600≤≤ ≤60≤70 0;  ≤30 − − ; 3 0 ≤ ≤60 { −− ; 6 0≤ ≤70

μSS [75]

=

μSS [75]

=0

μSE[x]

=

μSE [75]

=

 

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

46

 

0{−−; ≤≤; 6600 ≤≤70   ≥ 80

μSE[75]

=0

µ CU [x]

=

µ CU [75]

=

− − 0{− ;−≤≤;760 ≤≤≤70   ≥≤8080 − − ; 7 0 ≤ ≤80

 

 

= 80-75/10 = 0.5

µ BA[x]

=

µ BA[75]

=

0−; ≤≤ 70   ≥ 90 − − ; 870 ≤≤≤80 {0− ≤90 ;{−≤≤; 7700 ≤≤80   ≥ 90 − − − ; 8 0 ≤ ≤90

 

 

= 75-70/10 = 0.5

µ SB[x]

=

µ SB[75]

=

0−;− ≤1;80≥≤≤90 100≥ 100 0 ;− ≤; 8800 ≤≤90   ≥ 100 1; 90 ≤≤  ≤ 100

=0  Nilai α Predikat adalah:  α2 = min (0.5;0.5) α2 = 0.5 

 

 

Universitas Sumatera Utara

47

 

1;  ≤30 −   ;0;30 ≥60≤ ≤60 −  ;0;1;3030≤30≥60≤≤ ≤ 60 0;  ≤30 {−−−−;;3600≤≤ ≤60≤70 − {−−−;0;;3600≤≤30≤ ≤60≤70

3. Variabel DT dengan bobot (x)= 85: μSK  [x]

=

μSK [85]

=

μSK [85]

=0

μKE [x]

=

μKE[85]

=

μKE[85]

=0

µ SE[x]

=

µ SE[85]

=

 

 

0{−−; ≤≤; 6600 ≤≤70   ≥ 80

− 0{− ;−−≤≤;760 ≤≤≤70   ≥≤8080 − − ; 7 0 ≤ ≤80

 

 

=0

µ BE[x]

=

0{−−; ≤≤; 7700 ≤≤80   ≥ 90 − − ; 8 0 ≤ ≤90

 

 

 

Universitas Sumatera Utara

48

 

µ BE[85]

=

0{−−; ≤≤; 7700 ≤≤80   ≥ 90 − − ; 8 0 ≤ ≤90

 

= 90-85/10 = 0.5

µ SB[x]

=

µ SB[85]

=

0 −;− ≤;8800≤≤90  ≥ 100 1;  ≥ 100 0 ;− ≤; 8800 ≤≤90   ≥ 100 1; 90 ≤≤  ≤ 100

 

 

= 85-80/10 = 0.5  Nilai α Predikat adalah:  α3 = min (0.5;0.5) α3 = 0.5

 Nilai defuzzifikasi dengan menggunakan rata-rata terbobot diperoleh: Z=

(..)().+(.+..)(+.)+(..)()

 = 32.5 + 37.5 + 42.5

Z= 75

Dengan melihat Tabel 3.4, maka alamat IP  Address  untuk data contoh dengan nilai fuzzy Z = 75 berarti IP  Addressnya 192.168.2.1/24 dimana akan melewati ISP2

3.10 Setting Setting Mikrotik  Mikrotik algoritma Load algoritma Load Balancing Balancing PCC  PCC dan ECMP

Dalam penelitian ini dimana algoritma load balancing yang digunakan pada mikrotik adalah PCC dan ECMP dengan setting set ting pada winbox sebagai berikut: 1.  1.  Metode PCC Langkah – langkah langkah konfigurasi pada load balancing dengan metode PCC adalah: a.  Buka winbox kemudian login

Masukan ke “new terminal” winbox , isikan skrips seperti berikut:

Universitas Sumatera Utara

 

49

Universitas Sumatera Utara

 

50

 b.  b.   Uji interface  pada ISP1 dan ISP2 aktif, apabila ping ke google.com maka akan  berhasil. c.  c.  Uji interface pada ISP1 dan ISP2 tidak aktif, apabila ping google.com maka tidak akan berhasil. d.  d.  Uji interface pada ISP1 aktif dan ISP2 tidak aktif, apabila ping google.com maka akan berhasil kemudia internet akan menuju jalur jal ur ISP1. e.  e.  Uji interface pada ISP1 tidak aktif dan ISP2 aktif, apabila ping google.com maka akan berhasil kemudian internet akan menuju jalur ISP2 Keterangan

ether2-Lan adalah interface yang terhubung ke lokal ether3-wan A adalah interface yang terhubung ISP A ether4-wan B adalah interface yang terhubung ISP B 192.168.2.0/24 adalah IP lokal 192.168.86.1 adalah gateway ISP A 192.168.137.11 adalah gateway IISP 192.168.137. SP B 2.  2.  Metode ECMP Langkah-langkah konfigurasi  Load Balancing dengan metode ECMP adalah sebagai  berikut: a.  a.  Menambah alamat IP. Lakukan dengan cara masuk ke IP - Address. Kemudian klik ‘+’. Ketik alamat IP sesuai yang diinginkan. Kemudian klik ‘Apply’  dalam melakukan simpan  pengaturan.  b.  b.   Atur DNS, DNS, buat

IP DNS pada ISP. Caranya adalah masuk ke IP - DNS.

Kemudian klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan.

Universitas Sumatera Utara

 

51

c.  c.  Tambahkan NAT rule. Caranya adalah masuk ke IP  –   Firewall  –   NAT - New  NAT rule, Chain: pilih srcnat, Out - interfaces: ISP1. Tetap masih pada New NAT rule, kedalam tag ‘Action’  Actionnya adalah: masquerade. Kemudian Klik ‘Apply’  dalam melakukan simpan pengaturan.

Setelah itu tambahkan lagi dengan melakukan konfigurasi yang sama, hanya saja  pada bagian Out - interface: pilih ISP2. d.  d.  Tambahkan Mangle. Caranya adalah masuk ke IP  –  Firewall   Firewall  –  Mangle   Mangle - Mangle rule, pada Chain: pilih input, in - interfaces: ISP1. e.  e.  Tetap masih pada Mangle rule, kedalam tag ‘Action’  pada Action: mark connection, pada New Connection Mark: conn - ISP 1, Passthrough: yes. Kemudian Klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan. Setelah itu tambahkan lagi konfigurasi yang sama, hanya saja pada In - interface:  pilih ISP2. f.  Tambahkan Mangle. Caranya adalah masuk ke IP  –  Firewall   Firewall  –  Mangle   Mangle - Mangle rule, pada Chain: pilih output, dan pada connection mark: conn - ISP1. Tetap masih di Mangle rule, masuk ke tag ‘Action’  pada Action: pilih mark routing, kemudian pada New routing Mark: route to ISP1, dan Passthrough: yes. Klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan. Setelah itu tambahkan konfigurasi yang sama, hanya saja pada Connection Mark:  pilih conn - ISP2. g.  g.  Tambahkan IP route. Caranya adalah masuk ke IP –  Route  Route nya. dengan Dst-Address: 0.0.0.0/0 dan Gateway seperti berikut: 200.1.1.1 200.1.1.1 200.1.1.1 172.1.1.1 Dengan perbandingan 3:1. kemudian Klik ‘Apply’ untuk menyimpan. h.  h.  Tambahkan IP Route yang kedua, dalam persamaan. Dimana Gateway adalah: 200.1.1.1, kemudian tambahkan Routing mark: route to ISP1. Kemudian Klik pada ‘Apply’. i.  i.  Tambahkan IP Route yang ketiga, dalam persamaan. Dimana Gateway nya adalah: 172.1.1.1, kemudian tambahkan Routing mark: route to ISP2. dan Klik  pada ‘Apply’.

Universitas Sumatera Utara

 

52

 j.   j.  Uji  Interface  pada ISP1 dan ISP2 aktif kemudian ketikkan ping google.com maka akan berhasil. k.  k.  Uji Interface pada ISP1 dan ISP 2 tidak aktif kemudian ketikkan ping google.com maka tidak akan berhasil. l.  Uji  Interface  pada ISP1 aktif dan ISP2 tidak aktif kemudian ketikkan ping google.com maka akan berhasil. Diaman Internet akan menuju ke rule ISP1. m. m.   Uji  Interface  pada ISP1 tidak aktif dan ISP2 aktif kemudian ketikkan ping google.com maka akan berhasil. Dimana Internet akan menuju ke rule ISP 2 3.  3.  Metode Fuzzy Logic Buka winbox kemudian login,masuk ke “new terminal” winbox, isikan skrips sebagai  berikut:

Universitas Sumatera Utara

 

53

Universitas Sumatera Utara

 

54

Universitas Sumatera Utara

 

55

Universitas Sumatera Utara

 

56

Langkah-langkah konfigurasi  Load Balancing  dengan metode Fuzzy adalah sebagai berikut: a.  a.  Menambah alamat IP. Lakukan dengan cara masuk ke IP - Address. Kemudian k lik lik ‘+’. Ketik alamat IP sesuai yang diinginkan. Kemudian k lik lik ‘Apply’  dalam melakukan simpan  pengaturan.  b.  b.   Atur DNS, buat IP DNS pada ISP. Caranya adalah masuk ke IP - DNS. Kemudian klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan. c.  c.  Tambahkan Fuzzy rule. Caranya adalah masuk ke IP  –   Firewall  –   NAT - New  NAT rule, Chain: pilih srcnat, Out_1 - interfaces: AUTH. Tetap masih pada New NAT rule, kedalam tag ‘Other ’ Actionnya adalah: masquerade. Kemudian Klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan .

d.  d.  Ulangi Langkah c dan pada bagian Out - interface: pilih AUTH. e.  e.  Tambahkan Mangle. Caranya adalah masuk ke IP  –  Firewall   Firewall  –  Mangle   Mangle - Mangle rule, pada Chain: pilih input, in - interfaces: AUTH. f.  f.  Tetap masih pada Mangle rule, kedalam tag ‘Action’  pada Action: mark connection, pada New Connection Mark: conn - AUTH, Passthrough: yes. Kemudian Klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan. Setelah itu tambahkan lagi konfigurasi yang sama, hanya saja pada In - interface:  pilih AUTH.

Universitas Sumatera Utara

 

57

g.  g.  Tambahkan Mangle. Caranya adalah masuk ke IP  –  Firewall   Firewall  –  Mangle   Mangle - Mangle rule, pada Chain: pilih output, dan pada connection mark: conn - AUTH. Tetap masih di Mangle rule, masuk ke tag ‘Action’  pada Action: pilih mark routing, kemudian pada New routing Mark: route to AUTH, dan Passthrough: yes. Klik ‘Apply’ dalam melakukan simpan pengaturan dan untuk Connection

Mark: pilih conn - AUTH. h.  h.  Tambahkan IP route. Caranya adalah masuk ke IP –  Route  Route nya. dengan Dst-Address: 0.0.0.0/0 dan Gateway seperti berikut: 200.1.1.1 200.1.1.1 200.1.1.1 172.1.1.1 Dengan perbandingan 3:1. kemudian Klik ‘Apply’ untuk menyimpan. i.  Tambahkan IP Route yang kedua, dalam persamaan. Dimana Gateway adalah: 200.1.1.1, kemudian tambahkan Routing mark: route to AUTH. Kemudian Klik pada ‘Apply’.   j.   j.  Tambahkan IP Route yang ketiga, dalam persamaan. Dimana Gateway nya adalah: 172.1.1.1, kemudian tambahkan Routing mark: route to AUTH. dan Klik  pada ‘Apply’.  k.  k.  Hitung bobot bandwidth AUTH=ISP1 dan ISP2 l.  l.  Hitung bobot data_sent m. m.   Uji  Interface  pada ISP1 dan ISP2 aktif kemudian ketikkan ping google.com maka akan berhasil. n.  n.  Uji Interface pada ISP1 dan ISP 2 tidak aktif kemudian ketikkan ping google.com maka tidak akan berhasil. o.  o.  Uji  Interface  pada ISP1 aktif dan ISP2 tidak aktif kemudian ketikkan ping google.com maka akan berhasil. Dimana Internet akan menuju ke rule ISP1.  p.  p.   Uji  Interface  pada ISP1 tidak aktif dan ISP2 aktif kemudian ketikkan ping google.com maka akan berhasil. Dimana Internet akan menuju ke rule ISP 2

Universitas Sumatera Utara

 

 

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Monitoring Trafik

Trafik yang dimonitor adalah proses-proses yang berjalan pada kedua ISP dimana dilakukan lalulintas data yang keluar maupun masuk melalui gateway  dengan bandwidth tertentu seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Hasil Monitoring Traffic  Pada Gambar 4.1 diatas terlihat kedua gateway ISP 1 dan ISP2 telah aktif untuk melakukan transmisi data masuk dan keluar serta komputer lokal yang terkoneksi melalui router. Berikut Tabel 4.1 adalah data perbandingan penyetaraan kecepatan sesudah dan sebelum menggunakan teknik load balancing  melalui hasil monitoring dari masing masing gateway ISP.

Universitas Sumatera Utara

 

59

Tabel 4.1 Hasil Monitoring Setelah Menggunakan Load Balancing Balancing 

4.1.1  Pemakaian Internet Harian

Pemakaian internet harian adalah hasil monitoring client   komputer pada  Local Area  Network   (LAN) yang melakukan download   serta upload   data melalui router yang

diteruskan melalui ISP1 maupun ISP2 seperti Gambar 4.2.

Gambar 4.2 4.2 Pemakaian Internet H Harian arian

Universitas Sumatera Utara

 

60

4.1.2  Penyebaran Paket Tx dan Rx ke 2 ISP

Penyebaran paket Tx dan Rx adalah paket-paket data yang diteruskan ( transmited ) atau diterima (received ) ke dan dari gateway melalui ISP1 dan ISP2 seperti yang terlihat dalam Gambar 4.3. 

Gambar 4.3 Penyebaran Paket Tx dan da n Rx 4.2 Pengujian Performa Load Performa Load Balancing Balancing

Pada tahap ini dilakukan penguji kualitas dari koneksi yang telah dibangun dimana  pengujian dilakukan sebanyak lima kali uji coba pada server yang sama dengan menggunakan aplikasi pengujian, kemudian data yang diterima tersebut akan dibuat kedalam sebuah tabel perbandingan. 4.2.1. Pengujian Load Pengujian Load Balancing dengan Metode Per Metode Per Connection Classifier (PCC) Classifier (PCC)

Pada pengujian ini dilakukan dengan mengukur nilai Throughput, Jitter dan Delay menggunakan Load Balancing dengan metode Per Connection Classifier  dapat  dapat dilihat seperti Tabel 4.2.

Universitas Sumatera Utara

 

61

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Load Balancing Metode PCC Pengujian PCC

ISP-1 Throughput (Kbps)

1 2 3 4 5

21484,375 23096,1328 24438,4766 22111,7188 20893,5547

Avg

22404,8516

ISP-2

 Jitter (ms)

 Delay (ms)

Throughput (Kbps)

67,47 0,00055 60,21 0,00062 74,33 0,0006 68,14 0,0006 70,14 0,00059 68,058

0,00059

 Jitter (ms)

 Delay (ms)

23632,813 25405,746 26882,324 24322,891 22982,91

63,44 62,24 61,54 60,01 63,21

0,00041 0,00052 0,00056 0,00046 0,00054

24645,337

62,088

0,0005

Dari Tabel 4.2 diatas dapat hasil pengujian Throughput diplotkan seperti pada Gambar 4.4.

Throughput 24645,33672

25000

   )   s   p    b    k    (    t   u   p    h   g   u   o   r    T

24000 ISP-1 23000

ISP-2

22404,85158

22000 21000 1

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Throughp Throughput ut Load Balancing Metode PCC Dari Tabel 4.2 diatas dapat hasil pengujian  Jitter diplotkan seperti pada Gambar 4.5.

Jitter 69

   )   s   m    (   r   e    t    t    i    J

68,058

68 67 66 65

ISP-1

64 63

62,088

62 61 60 59

Gambar 4.5 Hasil Pengujian Jitter Load Balancing Metode PCC

ISP-2

Universitas Sumatera Utara

 

62

Dari Tabel 4.2 diatas dapat hasil pengujian  Delay diplotkan seperti pada Gambar 4.6.

Delay 0,000592

0,0006 0,00058 0,00056

   )   s   m    (   y   a    l   e    D

0,00054 ISP-1 0,00052 ISP-2

0,000498

0,0005 0,00048 0,00046 0,00044

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Delay Load Balancing Metode PCC 4.2.2. Pengujian Dengan Load Dengan Load Balancing Metode Balancing Metode Equal  Equal Cost Multi-Path ( ECMP) ECMP)

Pada pengujian ini dilakukan dengan mengukur nilai Throughput, Jitter dan Delay menggunakan Load Balancing metode ECMP bisa dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pengujian Load Balancing Metode ECMP Pengujian Throughput ECMP (Kbps)

ISP-1  Jitter (ms)

ISP-2  Delay (ms)

Throughput (Kbps)

 Jitter (ms)

 Delay (ms)

1 2 3 4 5

18906,25 20324,59 21505,85 19458,31 18386,32

60,24 61,33 54,22 65,24 64,58

0,00061 0,0007 0,00067 0,00067 0,00066

20796,87 22357,05 23656,44 21404,14 20224,96

62,14 60,74 61,24 65,24 70,21

0,00046 0,00059 0,00062 0,00051 0,00061

Avg

19716,264

61,122

0,00066

21687,892

63,914

0,00056

Dari Tabel 4.3 diatas dapat hasil pengujian Throughput diplotkan seperti pada Gambar 4.7.

Universitas Sumatera Utara

 

63

Throughput 22000

   )   s   p    b    k    (    t   u   p    h   g   u   o   r    h    T

21687,892

21500 21000 20500 20000

ISP-1 ISP-2

19716,264

19500 19000 18500

Gambar 4.7 Hasil Pengujian Throughp Throughput ut Load Balancing Metode ECMP Dari Tabel 4.3 diatas dapat hasil pengujian  Jitter diplotkan seperti pada Gambar 4.8. 

Jitter 64,5 63,914

64

   ) 63,5   s   m    ( 63   r   e    t    t    i 62,5    J

ISP-1

62

61,5

1; 61,122

ISP-2

61 60,5 60 59,5

Gambar 4.8 Hasil Pengujian Jitter Load Balancing Metode ECMP Dari Tabel 4.3 diatas dapat hasil pengujian Delay diplotkan seperti pada Gambar 4.9.

Universitas Sumatera Utara

 

64

0,00068

0,000662144

0,00066 0,00064

   )   s   m    (   y   a    l   e    D

0,00062 0,0006 0,00058 0,000558208

0,00056

ISP-

1

ISP-

2

0,00054 0,00052 0,0005 1

2

Gambar 4.9 Hasil Pengujian Delay Load Balancing Metode ECMP

4.2.3. Pengujian Load Pengujian Load Balancing dengan Balancing dengan Metode Fuzzy Pada pengujian load balancing dengan metode Fuzzy ini dilakukan pengukuran nilai

 bisa dilihat pada Throughput, Throughpu t, Jitter dan Delay dengan menggunakan tools pada server  bisa Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Load Balancing Balancing dengan Metode Fuzzy Pengujian Throughput Fuzzy (Kbps)

ISP-1  Jitter (ms)

ISP-2  Delay (ms)

Throughput (Kbps)

1 2 3 4 5

22564,14 21996,48 22216,79 21198,56 22994,14

56,32 54,47 65,24 56,24 66,62

0,00013 0,00011 0,00012 0,00009 0,00012

22342,96 22410,54 22347,65 22282,88 23289,36

Avg

22194,02

59,778

0,00011

22534,68

 Jitter (ms)

62,24 52,22 52,34 52,24 52,47

 Delay (ms)

0,00011 0,00009 0,00008 0,00007 0,00005

54,302 54,30 2 0,00008

Dari Tabel 4.4 diatas dapat hasil pengujian Throughput diplotkan seperti pada Gambar 4.10.

Universitas Sumatera Utara

 

65

Throughput 22600 22534,678 22500

   )   s   p    b    K    (    t   u   p    h   g   u   o   r    h    T

22400 ISP-1 22300 ISP-2 22194,022 22200 22100 22000

Gambar 4.10 Hasil Pengujian Throughp Throughput ut Load Balancing Metode Fuzzy

Dari Tabel 4.4 diatas dapat hasil pengujian  Jitter diplotkan seperti pada Gambar 4.11.

Jitter 61 60

59,778

59

   )   s   m    (   r   e    t    t    i    J

58 57 ISP-1 56 ISP-2 55

54,302

54 53 52 51

Gambar 4.11 Hasil Pengujian Jitter Load Balancing Metode Fuzzy

Universitas Sumatera Utara

 

66

Dari Tabel 4.4 diatas dapat hasil pengujian  Delay diplotkan seperti pada Gambar 4.12.

Delay 0,000114

0,00012 0,0001

   )   s   m    (   y   a    l   e    D

0,00008 0,00008 ISP-1

0,00006

ISP-2 0,00004 0,00002 0 1

Gambar 4.12 Hasil Pengujian Delay Load Balancing Metode Fuzzy Dari data pada Tabel diatas, maka hasil rata-rata masing-masing metode dapat dilihat seperti pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Rata-rata Masng-Masing Metode PCC

Throughput Throughput (Kbps)

Jitter (ms)

Delay (ms)

ISP-1

22404,852

68,058

0,000592

ISP-2

24645,337

62,088

0,000498

Rata-rata

23525,0942

65,073

0,000545

ECMP

Throughput Throughput (Kbps)

Jitter (ms)

Delay (ms)

ISP-1

19716,264

61,122

0,00066

ISP-2

21687,892

63,914

0,00056

Rata-rata

Rata PCC-ECMP

20702,078

62,518

0,00061

22113,5861

63,7955

00,000578 ,000578

Peningkatan Peningk atan (%)

12

3,92

11,92

Fuzzy

Throughput Throughput (Kbps)

Jitter (ms)

Delay (ms)

ISP-1

22194,022

59,778

0,00011

ISP-2

22534,678

54,302

0,00012

Rata-rata

22364,35

57,04

0,00012

Universitas Sumatera Utara

 

67

4.3 Perbandingan Performansi

Penelitian ini membahas load balancing  dengan menggunakan 2 buah ISP dengan kapasitas berbeda dengan menggunakan metode PCC dan ECMP serta dengan metode usulan yaitu Fuzzy Logic. Pada pengukuran load balancing dengan metode PCC dan ECMP tanpa menggunakan Server  dan  dan dengan metode Fuzzy Logic dilakukan dengan menggunakan server sebagai tempat tools Fuzzy berada yang akan memonitor data yang ditransmitkan client  ke  ke gateway maupun menggukur kapasitas bandwidth pada 2 ISP yang digunakan. Dari hasil pengukuran Throughput ,  Jitter  serta   serta  Delay diperoleh hasilnya lebih merata dengan menggunakan metode Fuzzy, hal ini disebabkan karena tools  Fuzzy dapat melakukan pemilihan ISP dengan tepat yang akan meneruskan

transmisi data dari client . Metode Fuzzy akan memilih ISP yang akan meneruskan data dengan bandwidth yang optimum, karena metode ini memperhitungkan besarnya data yang akan dikirim ke gateway melalui ISP. Dari data pada Tabel 4.5 maka hasil  pengukuran parameter kinerja jaringan Quality Of Service (QoS) seperti nilai rata-rata throughput, jitter dan delay dengan metode PCC dan ECMP antara ISP1 dengan ISP2

adalah: Throughput

: (23525,0942+207 (23525,0942+20702,078)/2 02,078)/2 = 22113,58 Kbps 

 Jitter

: (65,073 + 62,518)/2 = 63,79 ms 

 Delay

: (0,000578 + 0,000610)/2 = 0,000578 ms

Dengan metode Fuzzy adalah: Throughput

: 22364,35 Kbps

 Jitter

: 57,04 ms

 Delay

: 0,00012 ms

Penelitian Utami (2017): Metode PCC Throughput  

: 2,9 Kbps

Jitter

: 65,25 ms

Delay

: 135,25 ms Hasil perbandingan load balancing antara ISP1 dan ISP2 dengan metode PCC,

ECMP serta Fuzzy dengan penelitian Utami dapat dilihat diliha t seperti pada Gambar 4.13.

Universitas Sumatera Utara

 

68

Perbandingan parameter QoS berupa nilai Throughput   antara penelitian ini dan dengan penelitian Utami dapat dilihat seperti pada Gambar 4.13.

Throughput 25000,00

22364,35 22113,59

20000,00

PCC-ECMP

15000,00

FUZZY 10000,00

UTAMI

5000,00 2,9 0,00

Gambar 4.13 Hasil Throughput   Perbandingan nilai  Jitter   antara penelitian ini dan dengan penelitian Utami dapat dilihat seperti pada Gambar 4.14.

Jitter 65,25

66,00 64,00

63,80

62,00 PCC-ECMP

60,00 58,00

57,04

56,00 54,00 52,00

Gambar 4.14 Hasil Jitter  

FUZZY UTAMI

Universitas Sumatera Utara

 

69

Perbandingan nilai  Delay  antara penelitian ini dan dengan penelitian Utami dapat dilihat seperti pada Gambar 4.15.

Delay 160 135,25

140 120 100

PCC-ECMP

80

FUZZY UTAMI

60 40 20 0,0005775

0,00012

0

Gambar 4.15 Hasil Delay 

Universitas Sumatera Utara

 

 

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan percobaan load balancing  jaringan dengan dua unit router ISP dengan pengukuran parameter Throughput, Jitter serta  Delay  menggunakan metode  Equal Cost Multi-Path (ECMP), metode per connection classifier (PCC) serta metode

Fuzzy dan berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Fuzzy logic menghasilkan nilai Throughput, Jitter serta  Delay  antara ISP1 dan ISP2 lebih seimbang dalam hal penggunaaan bandwidth 

dibandingkan metode PCC dan ECMP dimana hasil pengukuran parameter kinerja  jaringan Quality Of Service (QoS) seperti throughput, jitter dan delay dengan metode PCC dan ECMP antara ISP1 dengan ISP2 adalah nilai rata-rata throughput 22113,58 Kbps,  Jitter

63,79 ms,  Delay  0,000578 ms dan dengan metode Fuzzy adalah

Throughput 22364,35 Kbps,  Jitter 57,04 ms , Delay 0,00012 ms. Sedangkan pada

 penelitian Utami (2017) dengan metode PCC pengukuran Throughput   2,9 Kbps,  Jitter  sebesar  sebesar 65,25 ms dan Delay 135,25 ms.

5.2 Saran

Pada penelitian ini load balancing  dengan metode Fuzzy dilakukan dengan  penambahan Server   tempat tools  Fuzzy diletakkan. Hal ini akan menambah biaya hardware berupa server . Untuk peneliti selanjutnya agar meletakkan tools fuzzy pada

Mikrotik dengan penambahan perintah ( syntax) tambahan yang kompatibel dengan  jenis Mikrotik yang digunakan.

Universitas Sumatera Utara

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Aghdai, A., Wang, M. I. C., Wenz , C. H. P. Chao, H. J. 2019. In-network Congestion-aware Load Balancing at Transport Layer. 2019 IEEE conference on NFV/SDN. arXiv:1811.09731v2 [cs.NI] 14 Jun 2019. Tandon School of Engineering, New York University, Brooklyn, NY, USA. Anwar, M. K & Nurhaida, I. 2019. Implementasi Load Balancing Menggunakan Metode Equal Cost Multi Path (ECMP) Pada Interkoneksi Jaringan. InComTech: Jurnal Telekomunikasi dan Komputer, Vol.9, No.1, April 2019. Aslam, S. & Shah, M. A. 2015. Load Balancing Algorithms in Cloud Computing: A Survey of Modern Techniques. National Software Engineering Conference (NSEC 2015). Firdaus, M. I. 2017. Analisis Perbandingan Kinerja Load Balancing Metode ECMP (EqualMikrotik Cost Multi-Path) MetodeTechnologia. Pcc (Per Connection Classifier) Pada Routeros.Dengan Jurnal Ilmiah Vol 8, No.3, Juli  –   September 2017. Halawa, S. 2016. Perancangan Aplikasi Pembelajaran Topologi Jaringan Komputer Untuk Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Teknik Komputer Dan Jaringan (Tkj) Dengan Dengan Metode Compu Computer ter Based Instruction. Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), Volume : 3, Nomor: 1, Februari 2016 ISSN : 2407-389X. Haryanto, M. D. & Riadi, I. 2014, Analisis Dan Optimalisasi Jaringan Menggunakan Teknik Load Balancing (Studi Kasus : Jaringan UAD Kampus 3), Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: e-I SSN: 2338-5197 Volume 2 Nomor 2, Juni 2014. Liu, D. & Shang, W. 2016. An Improved Dynamic Load-balancing Model. 2016 4th Intl Conf on Applied Computing and Information Technology/3rd Intl Conf on Computational Science/Intelligenceand Applied Informatics/1st Intl Conf on Big Data, Cloud Computing, Data Science & Engineering. Malhotra, M. & Singh, A. 2015. Adaptive Framework for Load Balancing to Improve the Performance of Cloud Environment. 2015 IEEE International Conference on Computational Intelligence & Communication Technology. Moghtadaeipour, A. & Tavoli, R. 2015. A New Approach to Improve Load Balancing for Increasing Fault Tolerance and Decreasing Energy Consumption in Cloud Computing. 2015 nd International Conference on KnowladgeBased Engineering and Innovation November 205.

Universitas Sumatera Utara

 

72

Muhammad, M & Hasan, I. 2016. Analisa Dan Pengembangan Jaringan Wireless Berbasis Mikrotik Router Os V.5.20 Di Sekolah Dasar Negeri 24 Palu. Jurnal JESIK (Vol.2 No.1 Januari-Juni 2016 p. ISSN: 2477-5290 e. ISSN: 2502-2148 10 Vol.2 No.1 Januari-Juni 2016. Mustaziri, 2012. Sistem Pakar Fuzzy Untuk Optimasi Penggunaan Bandwidth Jaringan Komputer. Jurnal Sistem Informasi Bisnis 01/2012. On-line: https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis.  Napitupulu, C. J., Sihombing, P. & Suherman, Suherman, S. 2018. Optimizing the 802.11 hotspot hotspot  performances by using load and resource balancing method. 2 nd    Nommensen International Conference on Technology and Engineering. Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia. Pangestu, Y., Setiyadi, D. & Khasanah, F. N. 2018. Metode Per Connection Classifier Untuk Implementasi Load Balancing Jaringan Internet. Jurnal Penelitian Ilmu Komputer, System Embedded & Logic p-ISSN: 2303-3304, eISSN: 2620-3553 6 (1): 1 - 8 (Maret 2018). Prakash, S. W & Deepalakshmi, 2017. Server-based Dynamic&Load Balancing. 2017 International P.Conference on Networks Advances in Computational Technologies (NetACT) |20-22 July 2017 Trivandrum. Qilin, M. & WeiKang, S. 2015. A Load Balancing Method Based on SDN. 2015 Seventh International Conference on Measuring Technology and Mechatronics Automation. Rahmana, D., Primananda, R. & Yahya, W. 2018. Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme Weighted Least Connection. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548964X Vol. 2, No. 3, Maret 2018, hlm. 915-920. Rasna & Ashari, A. 2019. Application Load Balancing With Nth Method Multiple Gateway Internet Networks. IJCCS (Indonesian Journal of Computing and Cybernetics Systems) Vol.13, No.2, April 2019, pp. 159~168 ISSN (print): 1978-1520, ISSN (online): 2460-7258. Syaputra, A. W. & Assegaff, S. 2017. Analisis Dan Implementasi Load Balancing Dengan Metode Nth Pada Jaringan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.Jurnal Manajemen Sistem Informasi Vol. 2, No. 4, Desember 2017. Zhu, L., Cui, J. & Xiong, G. 2018. Improved Dynamic Load Balancing Algorithm Based On Least-Connection Scheduling. 2018 IEEE 4th Information Technology and Mechatronics Engineering Conference (ITOEC (I TOEC 2018).

Universitas Sumatera Utara

 

 

LAMPIRAN

Lampiran 1: Pengujian Traffic No

Time

Source

Destination

Protocol

Length

192.168.1.6

91.228.166.88 91.228.166.88

TCP

54

91.228.166.88

192.168.1.6

TCP

60

Info 2462 > 80 [FIN, ACK] Seq=1 Ack=1 Win=252 Len=0 80 > 2462 [FIN, ACK] Seq=1 Ack=2 Win=83 Len=0 2462 > 80 [ACK] Seq=2 Ack=2 Ack=2 Win=252 Len=0 2461 > 443 [FIN, ACK] Seq=1 Ack=1 Win=451 Len=0 443 > 2461 [FIN, ACK] Seq=1 Ack=2 Win=273 Len=0 2461 > 443 [ACK] [ACK] Seq= Seq=2 2 Ack=2 Ack=2 Win=451 Len=0

1

0

2

0,1906

3

0,190696

192.168.1.6

91.228.166.88

TCP

54

5

1,198534

192.168.1.6

74.125.12.71

TCP

54

6

1,21788

74.125.12.71

192.168.1.6

TCP

60

7

1,217979

192.168.1.6

74.125.12.71

TCP

54

11

1,590934

192.168.1.6

31.13.95.60

TLSv1.2

85

12

1,626102

31.13.95.60

192.168.1.6

TCP

60

13

1,828424

31.13.95.60

192.168.1.6

TLSv1.2

92

14

1,828516

192.168.1.6

31.13.95.60

TCP

54

21

2,694813

192.168.1.6

172.217.194.94

TCP

66

22

2,713471

172.217.194.94

192.168.1.6

TCP

66

23

2,713575

192.168.1.6

172.217.194.94

TCP

54

Application Data 2017 > 443 [ACK] [ACK] Seq=32 Ack=39 Win=256 Len=0 2463 > 443 [SYN] Seq=0 W Win=8192 in=8192 Len=0 MSS=1464 WS=256 SACK_PERM=1 443 > 2463 [SYN, ACK] Seq= Seq=0 0 Ack=1 Ack=1 Win=65535 Len=0 MSS=1430 SACK_PERM= 2463 > 443 [ACK] [ACK] Seq= Seq=1 1 Ack=1 Ack=1 Win=65536 Len=0

24

2,714377

192.168.1.6

172.217.194.94

TLSv1.3

635

Client Hello

25

2,733148

172.217.194.94

192.168.1.6

TCP

60

26

2,733148

172.217.194.94

192.168.1.6

TLSv1.3

266

27

2,733268

192.168.1.6

172.217.194.94

TCP

54

28

2,736342

192.168.1.6

172.217.194.94

TLSv1.3

118

29

2,736636

192.168.1.6

172.217.194.94

TLSv1.3

146

30

2,737111

192.168.1.6

172.217.194.94

TLSv1.3

562

31

2,755145

172.217.194.94

192.168.1.6

TLSv1.3

634

32

2,755145

172.217.194.94

192.168.1.6

TLSv1.3

85

Application Data 443 > 2017 [ACK] Seq=1 Ack=32 Win=1249 Len=0

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF