Lk 2.1 Dan Lk 2.2

May 26, 2018 | Author: smkgalunggung6 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

RKS...

Description

LK 2.1

1. resume dari bahan bacaan yang anda unduh tentang sistem rem konvensional. Rem kendaraan dirancang untuk memperlambat dan menghentikan kendaraan dengan mengubah energi kinetik (energi gerak ) menjadi energi panas .

Kampas rem menekan tromol / cakram sehingga menimbulkan gesekan yang menghasilkan energi panas . Intensitas panas sebanding dengan bobot dan kecepatan kendaraan. Secara umum komponen-komponen rem tromol tromol antara lain terdiri dari sebagai berikut : 1. Brake tromol. (tromol) 2. Brake shoe with friction linings. (sepatu rem) 3. Wheel cylinder. cylinder. (silinder roda) 4. Anchors. 5. Backing plate. 6. Springs (Pegas sepatu rem). 7. Return springs springs (Pegas pengembali). 9. Adjuster (Unit penyetel).

Jenis-jenis rem tromol. 1. Rem tromol Non servo. • Leading-Trailing/Simplek Leading-Trailing/Simplek • Two Leading/Duplek. • Dual two leading/Duo Duplek

2. Rem tromol Servo. •

Rem tromol servo (silinder roda satu piston.)

• Rem tromol duo servo (silinder roda dua piston)

Keuntungan dari rem cakram dibanding dengan rem tromol adalah: 1.

Pendinginan yang baik.

2.

Mengurangi rem monting.

3.

Penyetelan secara otomatis.

Sebuah prinsip penting dari hidrolik adalah hukum Pascal. Blaise Pascal adalah seorang filsuf Perancis, matematikawan, dan ilmuwan. Hukum Pascal menyatakan bahwa ketika tekanan diterapkan untuk cairan dalam ruang tertutup, cairan akan meneruskannya ke segala arah dengan tekanan yang sama. Jika dua silinder yang diisi dengan cairan dan dihubungkan dengan tabung, tekanan dari satu silinder transfer ke silinder yang lain

Sistem sirkuit hidrolis yang digunakan adalah : 1. Sistim diagonal digunakan pada kendaraan penggerak roda depan. 2. Sistem aksial digunakan pada kendaraan penggerak roda belakang.

Fungsi dari master silinder adalah untuk mengkonversi kekuatan mekanik dari pedal rem ke tekanan hidrolik pada minyak rem .

Banyak kendaraan model akhir dilengkapi dengan rem cakram depan dan belakang rem tromol dan umumnya beban lebih berat di depan dari pada di belakang. Akibatnya, tekanan yang berbeda kadang-kadang diperlukan anta-ra depan dan belakang untuk memastikan gaya pengereman. Kebanyakan ken¬¬¬¬daraan dilengkapi dengan katup perbedaan tekanan yang akan meng¬ak-tifkan lampu peringatan dash board jika terjadi kebocoran dalam salah satu saluran hidrolik . Switch ini biasanya terletak di katup kombinasi atau pada master silinder . 1.

Katup proporsional.

2.

Katup proporsional sensor beban.

3.

Katup proporsional sensor perlambatan.

Spesifikasi untuk semua cairan rem otomotif berdasarkan standar Department of Transportation (DOT) harus memiliki spesifikasi kualitas minyak rem seperti: 1. Bebas mengalir pada temperatur rendah dan tinggi. 2. Titik didih lebih dari 400 derajat F (204 derajat C). 3. Titik beku yang rendah. 4. Non-korosif terhadap bagian logam atau karet rem. 5. Kemampuan untuk melumasi bagian logam dan karet. 6.

Higroskopis (Kemampuan untuk menyerap kelembaban yang masuk sistem hidrolik).

Dua metode yang paling umum digunakan untuk bleeding rem: 1.

Bleeding dengan tekanan.

2.

Bleeding secara manual .

Kendaraan moderen dilengkapi dengan boster untuk membantu pengemudi ketika menginjak pedal rem. Sebagian besar jenis yang umum dari boster merupakan jenis kevakuman. Vakum adalah suatu kondisi di mana tekanan area spesifik lebih rendah dari tekanan atmosfer di sekitarnya. Perbedaan tekanan dapat dimanipulasi menggunakan diafragma, yang merupakan membran fleksibel yang bereaksi terhadap tekanan yang berbeda. Jenis-jenis boster. 1.

Boster hidrolis (tekanan).

2.

Boster vakum.

ABS adalah abreviasi untuk sistem pengereman anti penguncian. Sehingga, efek ABS ini memang dapat mencegah roda kendaraan untuk mengunci, mengurangi jarak yang diperlukan untuk berhenti dan memperbaiki pengendalian pengemudi disaat pengereman mendadak. Anti-Lock Brake System adalah sistem pengereman yang dikontrol secara elektrolik. Sistem ini menggunakan suatu unit komputer actuator yang gunanya untuk mengendalikan tekanan hidrolik yang menuju ke disc brake caliper semua roda mobil tersebut.

Prinsip Dasar Rem ABS (Anti-Lock Braker System), dipengaruhi oleh beberapa gaya diantaranya adalah : gaya ban, hubungan, gaya gesek, selip, Lateral Force (Side Force, Understeering dan Oversteering. Komponen utama dari Anti-Lock Brake System (ABS), yaitu : 1) Hidrolic Unit fungsinya sebagai penghasil dan pengatur tekanan minyak rem sesuai sinyal yang diterima dari ABS control unit. 2) ABS control unit fungsinya sebagai penerima dan pengolah data computer yang diperoleh dari wheel speed sensor dan selanjutnya akan ditentukan besar kecilnya tekanan minyak rem untuk masing-masing roda. 3) ABS wheel speed sensor dan rotor fungsinya sebagai peghitung kecepatan roda. Dengan cara memberikan sinyal elektrolis ke ABS control unit, ABS wheel speed sensor dipasangkan pada keempat roda mobil. 4)

ABS relay fungsinya sebagai pengontrol aliran arus listrik yang menuju ke

hidrolic unit, solenoid valve dan motor hidrolik.

Jenis-jenis Anti-Lock Brake System (ABS) adalah:

-

ABS dengan 4- SENSOR, 4-CHANNEL,

-

ABS dengan 4-SENSOR, 3-CHANNEL,

-

ABS dengan 3-SENSOR, 3-CHANNEL,

-

ABS dengan 1-SENSOR, 1-CHANNEL.

ABS bekerja secara siklus, dengan pro sedur: menaikkan tekanan, mempertahankan tekanan, dan menurunkan tekanan.

2.

laporan pengamatan sistem rem yang dipakai pada kendaraan ringan

MOBIL TOYOTA AVANZA Sistem dalam berbagai komponen mobil memang sangat rumit, namun hal ini tak seharusnya membuat Anda malas mengetahui beberapa cara kerja dari berbagai komponen di dalamnya seperti sistem pengereman. Pertama, terdapat sistem pengereman hydraulicatau hidraulis Secara sederhana sistem hidraulis adalah mekanisme yang memanfaatkan tekanan zat cair atau fluida sebagai media penggerak, dalam hal ini adalah zat cair yang digunakan adalah minyak rem. Sehingga fungsi minyak rem sangatlah vital karena dia berfungsi sebagai media penggerak di dalam sebuah selang atau pipa. Ketika pedal rem ditekan maka gerakan menekan dari pedal akan dibantu dengan booster yang memanfaatkan kevakuman dari mesin untuk menekan hydraulic pada master cylinder. Sehingga sebenarnya tekanannya bukan hanya dari gaya yang dihasilkan ketika kaki kita menginjak  pedal saja tapi juga dibantu oleh kevakuman mesin ketika sedang menyala. Karena itulah jangan sekali-kali melewati turunan dalam keadaan mesin dimatikan karena jika itu dilakukan maka rem hanya tinggal mengandalkan tekanan dari kaki kita saja. Lalu tekanan dari pedal dan booster tadi menekan master silinder, komponen ini terletak diruang mesin tepatnya dibalik pedal(karena berhubungan langsung dengan booster dan pedal). Master silinder inilah yang berfungsi meneruskan tekanan dari pedal dan booster kemudian membaginya ke seluruh rem pada empat roda mobil. Master silinder yang jamak digunakan adalah tipe tandem, yang artinya adalah menggunakan dua  penekan(piston) di dalam master sislinder tersebut Masing-masing piston dalam master silinder bekerja menciptakan tekanan untuk sebuh sirkuit atau  jalur independen. Satu jalur terhubung ke rem depan kanan & belakang kiri. Satu yang lainnya adalah  jalur rem depan kiri & belakang kanan. Tujuan dari pembagian kedua jalur tersebut adalah untuk mengantisipasi jika salah satu piston di

master silinder mengalami kerusakan, maka yang tidak berfungsi adalah(misalkan) pada bagian depan kanan dan belakang kiri saja. Sedangkan salah satu rem depan masih dapat berfungsi, sebagaimana kita tau bahwa kerja rem depan lebih penting dibandingkan rem belakang.  Jika pembagian sirkuit atau jalur independen dibagi antara dua rem depan dan dua rem belakang, maka jika sewaktu-waktu yang mengalamai kerusakan adalah sirkuit yang mengarah ke piranti  penghenti laju bagian depan maka akan wasalam, karena tinggal mengandalkan teromol bagian belakang yang daya cekramnya tidak seberapa. Kemudian, tekanan yang dihasilkan oleh master silinder lalu diteruskan dengan media pipa besi kecil dan selang karet. Pipa rem menyalurkan tekanan hidraulis dari keluar master silinder hingga ke kolong mobil, lalu ketika akan menuju ke roda maka peran pipa besi kecil tersebut digantikan oleh selang rem karet, hal tersebut dirancang karena sifat selang karet yang fleksibel untuk mengikuti pergerakan rem di roda(naik-turun ataupun ketika roda berbelok). Untuk jalur pipa rem yang mengarah ke rem belakang, terlebih dahulu melewati komponen yang bernama Proportioning Valve (P valve), fungsinya adalah mengontrol atau menyesuaikan tekanan hydraulic pada rem belakang agar kerja rem belakang tidak terlalu dominan.

Jenis MOBIL SUZUKI Sistem rem mobil menggunakan sistem hydraulic atau hiraulis,

Ketika pedal rem ditekan maka gerakan menekan dari pedal akan dibantu dengan booster yang memanfaatkan kevakuman dari mesin untuk menekan hydraulic pada master cylinder, jadi sebenarnya tekanannya bukan hanya dari gaya yang dihasilkan ketika kaki kita menginjak pedal saja tapi juga dibantu oleh kevakuman mesin ketika sedang menyala, itu kenapa jangan sekali-kali melewati turunan dalam keadaan mesin dimatikan karena jika itu dilakukan maka rem hanya tinggal mengandalkan tekanan dari kaki kita saja.

Skema Sistem Rem Pada Mobil Lalu tekanan dari pedal dan booster tadi menekan master silinder, komponen ini terletak diruang mesin tepatnya dibalik pedal(karena berhubungan langsung dengan booster dan pedal). Master silinder inilah yang berfungsi meneruskan tekanan dari pedal dan booster kemudian membaginya ke seluruh rem pada empat roda mobil. Master sil inder yang jamak digunakan adalah tipe tandem, yang artinya adalah menggunakan dua penekan(piston) di dalam master silinder tersebut Masing-masing piston dalam master silinder bekerja menciptakan tekanan untuk sebuh sirkuit atau  jalur independen. Satu jalur terhubung ke rem depan kanan & belakang kiri, dan satu jalur lainnya adalah jalur rem depan kiri & belakang kanan.  Tujuan dari pembagian kedua jalur secara menyilang

tersebut adalah untuk mengantisipasi jika salah satu piston di master silinder mengalami kerusakan, maka masih ada salah satu rem depan yang berfungsi. Sebagaimana kita tau bahwa kerja rem depan lebih dominan dibandingkan rem belakang.   Jika pembagian sirkuit atau jalur independen dibagi

antara dua rem depan dan dua rem belakang, maka jika sewaktu-waktu yang mengalamai kerusakan adalah sirkuit yang mengarah ke piranti penghenti laju bagian depan maka akan wasallam, karena tinggal mengandalkan teromol bagian belakang yang daya cekramnya tidak seberapa.

Oke kita lanjut, tekanan yang dihasilkan oleh master silinder lalu diteruskan dengan media pipa besi kecil dan selang karet. Pipa rem menyalurkan tekanan hidraulis dari keluar master silinder hingga ke kolong mobil, lalu ketika akan menuju ke roda peran pipa besi kecil tersebut digantikan oleh selang rem karet, hal tersebut dirancang karena sifat selang karet yang fleksibel untuk mengikuti pergerakan rem di roda(naik-turun ataupun ketika roda berbelok). Untuk jalur pipa rem yang mengarah ke rem belakang, terlebih dahulu melewati komponen yang bernama Proportioning Valve (P valve) , fungsinya adalah mengontrol atau menyesuaikan tekanan hydraulic pada rem belakang agar kerja rem belakang tidak terlalu dominan. PENGGUNAAN DISC BRAKE DAN DRUM BRAKE PADA MOBIL

Kampas Rem Menjepit Piringan Cakram Pada sistem rem mobil Jepang biasanya menggunkan disc brake atau rem cakram pada roda depan dan drum brake atau rem tromol untuk roda belakang. Keunggulan jenis cakram terletak pada kemampuannya melepas panas karena desainnya yang terbuka sehingga kalor akan mudah berpindah dari komponen cakram ke udara. Sedangkan rem teromol didesain tertutup sehingga pelepasan kalor atau panasnya lebih lama, karena itu hanya digunakan untuk rem belakang yang tidak bekerja dominan. Namun pada beberapa mobil seperti misalnya mayoritas mobil eropa dan

beberapa mobil Jepang kelas menengah atas telah menggunakan rem cakram pada keempat rodanya, sebut saja Pajero Sport, Honda Accord dan Toyota Corolla Altis. Disc Brake

Piringan cakram pada mobil ada dua tipe yang ber-ventilasi dan tidak, yang dimaksud ventilasi pada cakram mobil adalah adanya celah ruang di sisi luar lingkaran cakram yang berfungsi untuk mempercapat pelepasan kalor, hampir seluruh cakram mobil saat ini adalah yang bertipe ventilated disc brake, walaupun ada yang belum menggunakan cakram berventilasi seperti Toyota Agya, pembahasannya ada di sini. Caliper/kaliper terpasang pada caliper carrier(dudukan kaliper) dengan dua buah baut kaliper pin. Gaya hydraulic yang timbul dari menekan pedal rem kemudian oleh pipa dan selang diteruskan menjadi gaya tekan pada kaliper. Gaya hydraulic yang diterima oleh kaliper rem cakram akan menggerakkan piston kaliper ke luar dan menggeser kaliper ke dalam sehingga menghasilkan gerakan yang akan menjepit piringan cakram. Proses menjepitnya kampas rem yang terpasang pada kaliper sehingga bergesekkan dengan disc/piringan cakram akan menghentikan atau mengurangi laju kendaraan.

Drum Brake

Drum brake atau rem teromol adalah mekanisme rem yang lebih konvensional. Jika pada disc brake kampas rem akan menjepit piringan cakram sehingga laju mobil dapat berkurang, maka pada model ini kampas yang berada di dalam ‘mangkuk’ rumah teromol akan menekan keluar. Rumah teromol yang berbentuk seperti ‘mangkuk’ ikut berputar bersama roda belakang, ketika pedal dinjak maka gaya hydraulic dari master silinder yang disalurkan melaui pipa dan selang tadi akan membuat piston pada rem teromol bergerak, gerakan piston tersebut menakan kampas untuk terbuka melebar sehingga menekan dan bergesekkan dengan mangkuk rumah teromol, gesekkan tersebut yang akhirnya membuat mobil dapat berhenti.

Sistem Rem tangan mobil mechanical-linkage CARA KERJA REM TANGAN Penjabaran sistem rem mobil di atas adalah sistem hidraulis yang memanfaatkan tekanan pedal di kaki, lalu bagaimana cara kerja rem tangan?  Rem tangan contohnya pada Suzuki Karimun menggunakan sistim mekanis(bukan hidraulis). Hand brake memberikan gaya pengereman hanya

pada roda belakang melalui kabel dan mechanical linkage system. Ketika kita m enarik tuas hand brake maka kabel akan menggerakkan bagian teromol belakang sehingga kampas rem menekan mangkuk rumah teromol, mekanismenya sangat sederhana peris cara kerja rem termol pada motor bebek/skutik.

LK 2.2 MAKALAH REM ABS

I.

Pendahuluan

Seringkali kita melihat tayangan televisi yang memberitakan kecelakaan yang kerap terjadi belakangan ini. Ada yang disebabkan oleh kelalaian manusia, kondisi j alanan yang licin dan tidak memadai, dan lain sebagainya. Terlebih pada kasus kondisi jalan yang licin dan kebiasaan pengemudi yang menjalankan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, terdapat sebuah sistem pengereman yang dapat mengurangi resiko kecelakaan yang disebabkan oleh hal tersebut. Nama dari sistem tersebut adalah ABS yang merupakan akronim dari Anti-lock Braking System. Anti-lock Braking System merupakan sistem pengereman pada kendaraan agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak/keras. Sistem ini  bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah sebagian atau semua roda  berhenti sementara kendaraan masih melaju, membuat kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan, lalu mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu  berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin efektif. Anti-lock Braking System pertama kali dikembangkan oleh French Automobile pada tahun 1929, yang mana ABS pada saat itu digunakan sebagai sistem pengereman yang terdapat  pada aircraft. Kemudian sekitar tahun 1958 oleh Road Research Laboratory, ABS diujicobakan  pada sebuah kendaraan bermotor. Eksperimen terbuat memberikan hasil yang cukup memuaskan, dengan adanya ABS resiko kecelakaan dapat dikurangi karena sistem pengereman yang terdapat di dalamnya dapat mengatasi permasalahan yang kerap terjadi pada kendaraan  bermotor, yaitu terjadinya penguncian roda pada saat dilakukan pengereman. Walaupun hasilnya cukup memuaskan, sistem pengereman yang telah dijelaskan di atas ma sih merupakan sistem pengereman yang tradisional. Baru pada tahun 1971, Chrysler bersama dengan Bendix Corporation, membuat sebuah sistem pengereman yang telah berfungsi seperti sebagaimana mestinya dan jauh lebih reliable dibandingan dengan ABS tradisional.

II.

Diagram Blok dan Komponen Penyusun ABS

Adapun diagram blok pada ABS (Anti-lock Braking System) bisa dilihat pada gambar di bawah ini :

Sedangkan untuk komponen penyusunnya sesuai dengan gambar di atas adalah 

ABS control module

Modul kontrol ABS adalah modul kontrol yang membandingkan informasi kecepatan roda dengan kecepatan roda yang lain yang didapat dari sensor. Ketika roda hampir terkuci, tekanan rem dikurangi sehingga putaran roda menjauh dari keadaan terkunci. Apabila  putaran roda terlalu cepat, tekanan rem dapat dinaikkan untuk mengurangi kecepatannya. Ketika kecepatan antar roda hampir sama, modul kontrol akan mangaktifkan mode pressure hold of operation. 

Solenoid valve assembly

Merupakan valve yang memiliki 3 mode dalam pengoperasiannya yaitu,



1. Increase Pressure, Selama mode pressure increase minyak rem dapat masuk melewati kedua solenoid sehingga sampai ke Caliper. 2. Hold Pressure Steady, Selama mode Pressure Hol d kedua solenoid tertutup sehingga tidak ada  jalur pergerakan minyak rem. 3. Decrease Pressure, Selama mode Pressure Vent solenoid pada jalur pedal rem tertutup. Dan solenoid ventilasi terbuka, sehingga minyak masuk ke dalam suatu rungan (accumulator chamber) Sensor kecepatan (roda)

Untuk mengetahui bagaimana keadaan roda , maka digunakan sensor kecepatan pada roda. Sensor yang digunakan seperti enkoder. 

Wiring, dan tanda status ABS

Terdapat dua tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui status dari ABS tersebut, antara lain : 1. Lampu peringatan ABS

Bila ECU mendeteksi adanya malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu rem, lampu ini menyala untuk memberi peringatan kepada pengemudi. 2. Lampu peringatan sistem rem Bila lampu ini menyala bersama-sama dengan lampu peringatan ABS, lampu ini akan memberi peringatan kepada pengemudi bahwa ada malfungsi pada sistem ABS dan EBD. 

III.

Sensor deselerasi (Hanya pada beberapa model.) Sensor deselerasi merasakan tingkat deselerasi kendaraan dan mengirimkan signal ke ECU Skid Control. ECU menentukan kondisi permukaan roda yang sebenarnya menggunakan signal ini dan mengambil ukuran kontrol yang sesuai.

Prinsip Kerja

Antilock-Braking System (ABS) berfungsi untuk mencegah rem mengunci (locking)  pada saat pengereman mendadak yang dapat mengakibatkan roda tergelincir (slip). Pada saat  pengereman, roda akan slip apabila berdeselerasi/berhenti lebih cepat dari kendaraan. ABS merupakan closed-loop control system yang bekerja dengan cara mengatur tekanan hidrolik rem pada roda. Pada roda dipasang wheel-speed se nsor untuk memonitor putaran roda. Sensor ini secara terus-menerus mengirimkan informasi putaran roda ke ABS control module (controller) yang berfungsi mengontrol mekanisme hidrolik unit (actuator). Hidrolik unit merupakan suatu mekanisme hidrolik yang di dalamnya terdapat flow-control valve/solenoid valve, pompa, reservoir, yang berfungsi mengatur tekanan hidrolik rem pada setiap roda. ABS belum bekerja pada kondisi pengereman normal. Pada pengereman mendadak dimana roda akan berdeselerasi dengan cepat, sesaat sebelum locking ABS control module akan mengirimkan sinyal ke solenoid valve untuk menutup aliran oli dari master cylinder. Dalam kondisi ini tekanan hidrolik di rem menjadi konstan. Apabila roda masih cenderung untuk locking, control module segera memerintahkan solenoid valve untuk mengurangi tekanan hidrolik rem dengan membuka aliran oli ke arah reservoir. Selanjutnya oli akan dipompa kembali menuju master cylinder. Selama pompa ini bekerja, pedal rem akan sedikit  bergerak naik turun. Beberapa kendaraan juga dilengkapi dengan ABS yang dapat menaikkan tekanan hidrolik rem. Untuk melakukan hal ini, ABS didesain untuk mengoptimalkan kinerja rem dengan menggunakan slip ratio 10-30% apapun kondisi jalannya, pada saat yang sama juga menjaga gaya belok setinggi mungkin untuk mempertahankan stabilitas arah pengemudian 1. Pada jalan licin, permukaan jalan mempunyai koefisien gesek rendah (µ), sehingga jarak pengereman bertambah bila dibandingkan dengan pengereman pada permukaan jalan mempunyai nilai µ tinggi, meski saat itu ABS diaktifkan. Oleh karena itu dikurangi kecepatan bila berjalan di atas permukaan jalan basah. 2. Pada jalan kasar, atau pada jalan berbatu atau jalan dengan salju baru, kerja ABS akan menyebabkan jarak henti lebih panjang dibandingkan dengan kendaraan yang tidak dilengkapi dengan ABS.

IV.

Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari penjelasan mengenai ABS (Anti-lock braking System) ialah : 1. ABS (Anti-lock Braking System) menjadi solusi yang tepat dalam upaya pengurangan tingkat kecelakaan yang sering terjadi pada kendaraan bermotor terutama pada kendaraan bermotor yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi dimana kondisi jalannya licin atau bersalju. 2. Komponen yang digunakan pada ABS adalah modul control ABS, solenoid valve, sensor kecepatan, dan tanda untuk status ABS. 3. Konfigurasi yang terdapat pada ABS terdiri dari 3 bagian tergantung dari jumlah dan peletakan sensor yang digunakan, yaitu 1 channel, 3 channel, dan 4 channel.

DAFTAR PUSTAKA 



Anonim, mengenal ABS system rem anti terkunci, http://tipsotoqita.blogspot.com/2012/05/mengenal-abs-sistem-rem-anti-terkunci.html,  diakses tanggal 29 november 2012 Mitiqo, Panji, Rem ABS (Anti-Lock Braking Sistem), http://panjimitiqo.wordpress.com/2010/05/22/rem-abs-anti-lock-braking-sistem/,  diakses tanggal 29 November 2012

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF