Lingkungan Etika Dan Akuntansi

September 14, 2017 | Author: Nana Ardanari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Pertemuan2...

Description

Ringkasan Materi Kuliah Etika Profesi dan Tata Kelola Koorporat

LINGKUNGAN ETIKA DAN AKUNTANSI

Oleh: NOVYANTI CIPTANA IKA P

1406315014

I G.A.A. SURYA CINITYA ARDANARI

1406315021

GUSTI AYU SONIA WINA LAKSMI

1406315026

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2014

Lingkungan Etika dan Akuntansi

Etika adalah cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk menghindari permasalahan-permasalahan di dunia nyata. Praktik bisnis merupakan aktivitas utama masyarakat yang wajib didukung oleh perilaku baik. Pada era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut: a. Prinsip otonomi, yaitu kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang diambil. b. Prinsip kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain). c. Prinsip keadilan, bahwa tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya. d. Prinsip

saling menguntungkan,

agar semua pihak berusaha untuk

saling

menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis yang kompetitif. e. Prinsip integritas moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik 1. Praktik Bisnis yang Tidak Beretika Terdapat beberapa masalah etika dalam bisnis yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori, yaitu: a. Suap (Bribery) Merupakan tindakan berupa menawarkan, membeli, menerima, atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam

melaksanakan kewajiban publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan membeli pengaruh.Pembelian itu dapat dilakukan baik dengan membayar sejumlah uang atau barang, maupun pembayaran kembali setelah transaksi terlaksana.Suap kadang kala tidak mudah dikenali.Pemberian cash atau penggunaan callgirls dapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap tergantung dari maksud dan respons yang diharapkan oleh pemberi hadiah. b. Paksaan (Coercion) Merupakan tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau ancaman.Coercion dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau penolakan industri terhadap seorang individu. c. Penipuan (Deception) Merupakan tindakan memperdaya,menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau melakukan kebohongan. d. Pencurian (Theft) Merupakan tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil properti milik orang laintanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut dapat berupa properti fisik atau konseptual. e. Diskriminasi tidak jelas (Unfair Discrimination) Merupakan perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama.Suatu kegagalan untuk memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara yang disukai atau tidak. Beberapa pebisnis berpendapat bahwa terdapat hubungan simbiosis antara etika dan bisnis dimana masalah etik sering dibicarakan pada bisnis yang berorientasi pada keuntungan. Kebutuhan aspek moral dalam bisnis adalah: a. Praktik bisnis yang bermoral hanya akan memberikan keuntungan ekonomis dalam jangka panjang. Bagi bisnis yang didesain untuk keuntungan jangka pendek hanya akan memberikan insentif yang kecil. Dalam kompetisi bisnis di pasar yang sama, keuntungan jangka pendek merupakan keputusan yang diambil oleh kebanyakan perusahaan untuk dapat bertahan.

b.

Beberapa praktik bisnis yang bermoral mungkin tidak memiliki nilai ekonomis bahkan

dalam

jangka

panjang

sekalipun.

Sebagai

contoh,

bagaimana

mengkampanyekan kerugian merokok, sebagai lawan dari promosi rokok itu sendiri. c.

Praktik bisnis yang bermoral akan menghasilkan keuntungan akan sangat tergantung pada saat bisnis tersebut dijalankan. Pada pasar yang berbeda, praktik yang sama mungkin tidak memberikan nilai ekonomis. Jadi masalah tumpang tindih antara eksistensi moral dan keuntungan sifatnya terbatas dan insidental (situasional).

2. Tuntutan Masyarakat terhadap Bisnis 

Kemunculan Model-model Tata Kelola dan Akuntabilitas Pemangku Kepentingan Reaksi oleh bisnis terhadap evolusi dari mandat keuntungan murni menjadi

pengenalan adanya saling ketergantungan antara bisnis dan masyarakat. Beberapa tren dikembangkan sebagai hasil dari tekanan ekonomi dan kompetitif serta memiliki efek pada etika bisnis dan akuntan professional, mencakup: a. Memperluas kewajiban hukum untuk direktur perusahaan. b. Pernyataan manajemen kepada pemegang saham atas kecukupan pengendalian internal, dan c. Ketetapan niat untuk mengelola resiko dan melindungi reputasi. Meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi, mencakup: a. Reorganisasi, pemberdayaan karyawan, dan penggunaan data elektronik yang berhubungan. b. Meningkatnya ketergantungan manajemen pada indicator kinerja nonkeuangan yang digunakan secara nyata. Sebagai akibat dari tren dan perubahan tersebut, bahwa pendekatan tradisisonal perintah dan kendali (atas-bawah) tidaklah cukup, dan organisasi menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mendorong etika prilaku, bukan memaksakannya.Dewan dan manajemen menjadi lebih tertarik pada isu-isu etika meskipun kompeksitas entitas bisnis dan transaksi menjadi lebih besar dan cepat.Oleh karena itu, semakin penting bahwa setiap karyawan memiliki kode perilaku pribadi yang harmonis dengan pemberi kerja.



Manajemen Berdasarkan Nilai, Reputasi, dan Risiko Para direktur, eksekutif, manajer, dan karyawan lainnya harus memahami sifat dari

interes pemangku kepentingan dan nilai-nilai yang mendukungnya untuk mengggabungkan interes pemangku kepentingan ke dalam kebijakan, strategi, dan operasional perusahaan.Saat ini, penyelidikan terhadap nilai-nilai, reputasi, dan manajemen risiko menjadi subjek studi terbaru yang ramai diteliti. Nilai-nilai pada suatu perusahaan akan berbeda bergantung pada kelompok pemangku kepentingan. Terdapat empat penentu reputasi sebuah perusahaan, yaitu kredibilitas, keandalan, sifat dapat dipercaya, dan tanggung jawab. Manajemen dan auditor sejak tahun 1990-an semakin berorientasi pada manajemen risiko. Teknik-teknik manajemen risiko telah berkembang seiring dengan pengakuan oleh direktur, eksekutif, dan akuntan professional mengenai nilai-nilai dalam mengidentifikasi risiko di awal dan dalam perencanaan untuk menghindari atau mengurangi konsekuensi yang tidak menguntungkan, yang melekat dalam risiko. 

Akuntabilias Munculnya interes pemangku kepentingan dan akuntabilitas, serta terjadinya kasus

krisis keuangan yang menimpan Enron, telah meningkatkan keinginan untuk membuat laporan (kinerja perusahaan) yang lebih relevan.Laporan dibuat lebih transparan dan akurat dibandingkan dengan laporan masa lalu.Secara umum, kekurangan integritas sering kali terdapat pada laporan-laporan perusahaan karena tidak mencakup beberapa hal atau permasalahan. Dengan demikian, laporan tersebut tidak selalu memberikan presentasi yang jelas dan seimbang bagaimana pemangku kepentinganakan terpengaruh oleh laporan. 3. Inisiatif untuk Menciptakan Bisnis yang Berkelanjutan Dampak meningkatnya harapan untuk bisnis pada umumnya telah membawa tuntutan reformasi tata kelola dan pengambilan keputusan etis.Memahami harapan etika tempat kerja sangat penting bagi keberhasilan organisasi dan para eksekutifnya.Sebuah perusahaan tidak dapat memiliki etika budaya perusahaan yang efektif tanpa etika kerja yang terpuji.Melalui tata kelola perusahaan (Good Coorporate Government), diharapkan seluruh organ perusahaan mampu bertindak secara etis.

Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance) adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan Organ Perusahaan untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan, secara akuntabel dan berlandaskan peraturan perundangan serta nilai-nilai etika.

Konsep dari GCG belakangan ini makin mendapat perhatian dari masyarakat karena konsep ini semakin memperjelas dan mempertegas mekanisme hubungan antar para pemangku kepentingan di dalam suatu organisasi konsep ini mencakup beberapa hal antara lain: a. Hak-hak para pemegang saham (shareholders) dan perlindungannya, b. Hak dan peran para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) lainnya, c. Pengungkapan (disclosure) yang akurat dan tepat waktu, d. Transparansi terkait dengan struktur dan operasi perusahaan e. Tanggungjawab dewan komisaris dan direksi terhadap perusahaan, kepada para pemegang saham dan pihak-pihak lain yang berkrpentingan. Konsep GCG sendiri muncul dilatar belakangi oleh maraknya skandal perusahaan yang menimpa perusahaan-perusahaan besar, salah satu contohnya Endron WorldCom, KAP Arthur-Andersen ini adalah salah satu conto kegagalan sistem tata kelola yang buruk yang tidak hanya menyebabkan resesi ekonomi di Amerika, tapi dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat dunia pada umunya. Terdapat 10 prinsip-prinsip dasar yang melandasi konsep GCG ini antara lain;Vision, Participation, Equality, Professional, Supervision, Efective & Efficient, Transparent, Accountability/Accoutable, Fairness, dan Honest.

CONTOH KASUS Pada tahun 1985, InterNorth, sebuah penyalur gas alam melalui pipa yang berbasis di Ohama, mengakuisisi Houston Natural Gas. Pada awalnya perusahaan berencana untuk mempertahankan kantor pusatnya di Ohama, tetapi dewan direksi Houston secara bertahap mengambil kendali kegiatan perusahaan dan memutuskan untuk memindahkan kantor pusat perusahaan ke Houston. Pada saat yang bersamaan gabungan perusahaan tersebut menggunakan nama yang lebih futuristik dan modern yaitu Enron. Enron muncul pada masa yang cukup sulit bagi perusahaan pipa gas alam.Pada saat itu rantai distribusi dari produsen ke konsumen sangat diatur oleh pemerintah.Tingkat harga yang dibebankan perusahaan pipa kepada perusahaan utilitas lokal dan yang dibebankan perusahaan lokal kepada konsumen eceran juga diatur oleh pemerintah berdasarkan biayaplus (cost-plus). Untuk mendorong eksplorasi gas alam dalam menanggapi krisis energi pada tahun 1970-an, pemerintah mengubah peraturannya mengenai patokan harga gas alam. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan harga yang dibayarkan kepada produsen secara sangat cepat.Meskipun demikian, harga eceran dijaga agar tetap rendah melalui peraturan pemerintah, dan perusahaan pipa mengalami kesulitan untuk membeli seluruh gas alam yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen perusahaan lokal. Dalam pasar bebas risiko utama yang dihadapi oleh produsen gas dan perusahaan lokal timbul dari gejolak harga bahan bakar. Kedua pihak merasa tidak nyaman untuk melakukan kontrak-kontrak harga tetap jangka panjang, sehingga sebagian besar gas alam dijual dengan menggunakan kontrak 30 hari. Pada tahun 1990, Enron mulai memberikan jasa sebagai perantara, atau pencipta pasar, untuk kontrak 30 hari tersebut. Disebut Gas Bank, aktivitas ini melibatkan perjanjian jangka pendek yang ditandatangani Enron untuk membeli gas dari beberapa produsen, menyatukan kontrak-kontrak tersebut, dan kemudian menawarkan komitmen harga jangka panjang kepada perusahaan lokal. Enron telah membuat langkah awal dalam melakukan transformasi aktivitis perusahaan dari perusahaan pipa tradisional menjadi perusahaan jasa keuangan dan perdagangan.Pada tahun 2000, Enron mengembangkan usahanya dengan menjadi pencipta pasar untuk listrik, minyak, dan bahkan kertas (Sjahputra dan Amin, 2005). Pada Februari 2001, peningkatan pendapatan dan laba Enron sangat pesat diikuti oleh peningkatan harga saham-perusahaan ini bernilai $60 miliar, dan harga per lembar sahamnya $80 (sedikit menurun dari harga tertingginya sebesar $90).Fortune menamakan Enron “Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif” selama enam tahun berturut-turut. Enron, suatu

perusahaan yang menduduki rangking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS yang kolaps dengan meninggalkan hutang sebesar $ 31,2 milliar.

Fakta-fakta Kasus Enron: 1. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan. a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan. b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen. c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen 2. Selama tahun 2000, harga saham Enron berkisar antara $60 sampai $90, tertinggi pada Agustus sebesar $90.56, dan pada akhir tahun mendekati $80. 3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah memepertanyakan praktek akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan. 4. Mei 2001, Clifford Baxter, wakil komisaris Enron resmi berhenti bekerja untuk Enron karena tidak tahan melihat bisnis kerja Enron yang tidak beretika. 5. 26 September 2001, harga saham jatuh menjadi $25 per lembar, Ken Lay masih mencoba menghibur karyawan untuk tidak menjualnya, sebaliknya membujuk mereka untuk membeli. Dalam e-mail yang dikirimkan kepada karyawan yang risau, dia mengatakan perusahaan dalam kondisi sehat secara keuangan dan harga saham Enron “luar biasa murah” dalam posisi itu.

6. 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga. Pengumuman kepada pers menyatakan bahwa pro forma laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393 juta pada triwulan ketiga tersebut, dibandingkan dengan $292 juta pada tahun sebelumnya. Pimpinan perusahaan Enron Kenneth Lay menyatakan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik dan ia memilih untuk tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/ expense) sebesar $1 miliar yang menyebabkan hasil aktual pada periode tertentu, bila dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) akan menjadi kerugian sebsar $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yangdilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron. 7. Harga saham perusahaan ini turun secara drastis dari $36,00 per lembarnya pada minggu sebelum 16 Oktober 2001 hingga menjadi $0,26 per lembarnya enam minggu kemudian pada tanggal 30 November 2001. 8. 19 Oktober 2001, US Securities and Exchange Commision Rules (SEC Rules) mengumumkan secara resmi ingin mereview file pembukuan Enron. Enron mengumumkan kerugian sebesar 600 juta dolar AS dan nilai aset enron menyusut 1,2 triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. David Duncan, Akuntan Publik kantor Audit Independen Arthur Anderson menghancurkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Enron. 9. 2 Desember 2001, Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan senilai lebih dari satu miliar dolar. Dengan pengungkapan ini investasi dan laba yang ditahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama. 10. 2 Januari 2002, CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan. 11. 24 Januari 2002, Cliffor Baxter bunuh diri dengan cara menembak kepala di dalam mobil Mercedez di depan rumah mewahnya di Houston. 12. 28 Februari 2002, KAP Andersen menawarkan ganti rugi sebesar 750 juta US dollar untuk menyelesaikan masalah gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.

Pemerintahan Amerika melarang Enron dan KAP Anderson untuk melakukan kontrak dengan lembaga pemerintahan di Amerika. 13. 14 Maret 2002, departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang diselidiki. KAP Andersen terus menerima konsekuensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron. 14. 22 Maret 2002, mantan kedua Federal Reserve, Paul Volkeer, yang direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar keseluruhan manajemen dirombak ulang untuk menyusun manajemen baru. 15. 26 Maret 2002, CEO Anderson, Joseph Berandino mengundurkan diri dari jabatannya. 16. 8 April 2002, seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang bertindak sebagai penganggung jawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci dipengadilan bagi KAP Anderson dan Enron. 17. 15 Juni 2002, juri federal Houston menyatakan KAP Andersen bersalah telah melakukan penghambatan terhadap proses peradilan.

PEMBAHASAN KASUS

Hubungan terhadap Etika Bisnis Kasus yang dihadapi Enron dan KAP Arthur Andersen sudah jelas melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya.Pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Adapun prinsip-prinsip etika bisnis yang telah dilanggar keduanyaadalah sebagai berikut: a. Prinsip kejujuran, bisnis tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (misal kejujuran dalam pelaksanaan kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan lain-lain). Dalam hal ini Enron dan KAP Andersen telah bersikap tidak jujur dengan bekerja sama untuk menutupi keburukan dan kebangkrutan Enron. Mereka memanipulasi laporan keuangan Enron dan mengatakan bahwa laba yang diperoleh perusahaan terus meningkat. b. Prinsip integritas moral, prinsip ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan merupakan perusahaan terbaik. Dalam hal ini, Enron dan KAP Andersen terlalu mementingakan ego mereka agar perusahaan dapat terus berjalan dengan menghalalkan segala cara. Mereka tidak mempertimbangkan dampak yang akan mereka hadapi apabila kebohongan yang mereka buat akan diketahui oleh masyarakat luas. Setelah kebohongan mereka mulai terbongkar, nama perusahaan Enron dan KAP Andersen mulai semakin jatuh. Nilai sahan Enrom pun semakin menurun.Dan pada akhirnya Pemerintahan Amerika melarang Enron dan KAP Anderson untuk melakukan kontrak dengan lembaga pemerintahan di Amerika karena sudah tidak dipercaya lagi. Dilihat dari sisi jenis pelanggaran bisnis yang telah dilakukan Enron, perusahaan ini telah melakukan banyak pelanggaran bisnis, diantaranya: a. Penipuan (Deception) Enron dan KAP Andersen telah melakukan penipuan dengan melakukan manipulasi laporan keuangan.

b. Suap (Bribery) Enron telah melakukan suap kepada pihak KAP Andersen dengan menjadikan KAP Andersen sebagai rekan bisnisnya, dimana: 

Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.



Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.



Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen

Dengan begitu akan sangat mudah bagi Enron dan KAP Andersen untuk melakukan manipulasi untuk keuntungan pribadi mereka.

Kesimpulan Enron telah melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis dan keluar dari prinsip good corporate governance.Hal itu lah yang menyebabkan Enron harus mengalami kebangkrutan.KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat.Maka dari itu KAP Andersen telah kehilangan kepercayaan dari lingkungan di sekitarnya.

Daftar Pustaka Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2012. Etika Bisnis & Profesi, untuk direktur, eksekutif, dan akuntan. Edisi 5, buku 1. Jakarta: Salemba empat. Brooks, Leonard J. 2004. Business & Profesional Ethics for Directors, Executives, & Accountants. Third Edition. University of Toronto. http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/10/16/pengertian-etika-profesi-dan-etika-profesi/, diakses tanggal 29 September 2014. http://memebali.blogspot.com/2013/06/etika-dalam-praktik-bisnis.html, diakses tanggal 29 September 2014. http://finamarilys.blogspot.com/2013/06/etika-bisnis-pentingnya-etika-dalam.html, tanggal 29 September 2014.

diakses

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF