Lifting Equipment Inspection and Maintenance
Short Description
LLE Inspection...
Description
Indonesia
STANDARD OPERATING PROCEDURES
LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
DOCUMENT NO. DOCUMENT DISTRIBUTION DOCUMENT OWNER
Revision Status
0 Rev
04 Feb 02 Date
Reason for Issue
Approved for Issue Remarks
: [OMS-SOP] MNT/405 : All personnel working for PONSBV Operations : Senior Superintendent Maintenance
English Version
D.Pastime Prepared
A.Nikijuluw Checked
Bahasa Version
E.Korniadi Disiapkan
Owner
A.Nikijuluw Diperiksa
Signature Not Verified
M.Davidson Approved Melanie Dewi Rahayu
Digitally signed by Melanie Dewi Rahayu DN: cn=Melanie Dewi Rahayu, o=Premier Oil, ou=Production, c=ID Date: 2005.03.29 01:11:58 Z
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
1. PURPOSE
1. TUJUAN
This procedure specifies the requirements and responsibilities for the inspection and maintenance of lifting equipment. It does not specify requirements for design or usage of lifting equipment (reference should be made to CORP-PROC-050 “Operating Guidelines” Section 11.1.8 and the various national and international standards for information on those aspects).
Prosedur ini menjelaskan ketentuan-ketentuan dan tanggung jawab untuk melakukan inspeksi dan pemeliharaan peralatan pengangkat. Prosedur ini tidak menjelaskan ketentuan-ketentuan untuk disain atau penggunaan peralatan pengangkat (Rujuk CORP-PROC-050 “Panduan Operasional” Bagian 11.1.8 dan berbagai standar nasional dan internasional untuk informasi mengenai ketentuan itu.
It is intended to be use by Operations personnel as a reference for procurement requirements, for maintenance/inspection and for performing day to day activities.
Prosedur ini dimaksudkan untuk digunakan oleh personil Operasi sebagai referensi untuk ketentuan pengadaan barang, untuk pemeliharaan/inspeksi dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. SCOPE
2. RUANG LINGKUP
Applies to all lifting equipment (this includes lifting devices and lifting gear as defined) used at PONSBV offshore Facilities.
Berlaku untuk semua peralatn pengangkat (ini termasuk alat-alat pengangkat dan perlengkapannya seperti ketentuan) yang digunakan pada Fasilitas Fasilitas Offshore PONSBV.
It applies equally to equipment owned by, on hire or on loan to PONSBV. It also highlights the inspection and maintenance requirements of equipment used by contractors at or on PONSBV facilities.
Prosedur ini berlaku untuk semua peralatan yang dimiliki, disewa atau dipinjamkan kepada PONSBV. Prosedur ini juga menyoroti ketentuanketentuan inspeksi dan pemeliharaan peralatan yang digunakan oleh kontraktor di atau pada fasilitas-fasilitas PONSBV.
It applies during normal operations and during shutdown work (except where specifically exempted in shutdown execution plans or equivalent documents).
Prosedur berlaku selama operasi-operasi normal dan selama pekerjaan shutdown (kecuali bila diberi perkecualian dalam rencana pelaksanaa shutdown atau dokumen yang sejenis).
This procedure takes into account the industry guidelines and best industry practice, recommended for lifting equipment.
Prosedur ini memasukkan panduan industri dan praktek industri terbaik yang direkomendasikan untuk peralatan pengangkat.
3. REFERENCES
3. REFERENSI
Industry Guidelines
Panduan Industri
CORP.-PROC-050, Section 11.1.8
CORP.-PROC-050, Bagian 11.1.8
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 2 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
4. DEFINITIONS
4. DEFINISI
Alter
To change the design of, add to or take away from the equipment where the change may affect health and safety, but does not include routine maintenance, repairs or replacements.
Mengubah
Mengubah disain, menambahkan atau mengurangi bagian dari peralatan di mana perubahan bisa mempengaruhi kesehatan dan keselamatan, tetapi tidak termasuk pemeliharaan rutin, perbaikan atau penggantian.
Certificate of design verification
Certificate issued by the statutory authority or a body recognised by the statutory authority to show that the referenced design has been verified in compliance with the legislation. This applies to certificates or statements issued by verifying bodies, classification societies and registered design verifiers.
Sertifikat verifikasi disain
Sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak berwenang resmi atau sebuah badan yang diakui oleh pihak berwenang resmi untuk menunjukkan bahwa disain yang direferensikan sudah diverifikasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ini berlaku untuk sertifikat-sertifikat atau pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang untuk melakukan verifikasi, kelompok klasifikasi dan pelaksana verifikasi disain yang terdaftar.
Certificate of inspection (for new equipment)
Certificate issued by the statutory authority or a body approved or registered with the statutory authority to show that the equipment has been inspected in compliance with the legislation. This applies to certificates issued by verifying bodies, classification societies and designated inspectors (registered with the statutory body).
Sertifikat Inspeksi (untuk peralatan baru)
Sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak berwenang resmi atau badan yang diakui atau terdaftar dengan pihak berwenang resmi untuk menunjukkan bahwa peralatan tersebut sudah diinspeksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ini berlaku untuk sertifikatsertifikat yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang untuk melakukan verifikasi, kelompok klasifikasi dan pelaksana inspeksi disain (yang terdaftar dengan pihak berwenang resmi).
Certified visual inspection (in service inspection)
An inspection performed by an organisation or individual competent to issue a certificate that the equipment is safe and fit for further use. Within the offshore industry at the present time these inspections are performed by persons or organisations that are approved by the owner/operator.
Inspeksi Visual Resmi (Inspeksi in service)
Inspeksi dilakukan oleh organisasi atau individu yang kompeten untuk mengeluarkan sertifikat yang menyatakan bahwa peralatan aman dan cocok untuk digunakan lebih lanjut. Dalam industri offshore pada saat ini, inspeksi-inspeksi ini dilakukan oleh personil atau organisasi yang disetujui oleh pemilik/operator.
Crane
An appliance intended for raising or lowering a load and moving it horizontally.
Crane
Peralatan yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan beban dan memindahkannya secara horisontal.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 3 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Designated inspector/Surve yor/Verifying body
A representative of a classification society or an inspection body or a verifying body registered with the statutory body to perform certain surveys or inspections and issue certificates of inspection on behalf of the statutory authority.
Inspektor/Surveyor/ Badan Verifikasi yang Ditunjuk
Wakil dari kelompok klasifikasi atau badan penginspeksi atau badan verifikasi yang terdaftar dengan pihak berwenang resmi untuk melakukan survei atau inspeksi dan mengeluarkan sertifikat inspeksi untuk kepentingan pihak berwenang resmi.
CMMS
Computer based Maintenance Management System, used to manage all field facilities equipment.
CMMS
Sistim Manajemen Pemeliharan Berdasarkan Komputer, yang digunakan untuk mengelola semua peralatan fasilitas lapangan
Lifting equipment /materials handling equipment
Means an article or an integrated assembly of articles designed to convey or for use in conveying people, equipment or materials and includes cargo gear and cranes.
Peralatan pengangkat/peralat an penghandel material
Berarti suatu alat atau unit terpadu dari alat-alat yang didisain untuk menggangkut atau digunakan untuk mengangkut orang, peralatan atau material. Termasuk dalam golongan ini peralatan kargo dan crane.
Maintenance
The activity of monitoring, inspecting, testing, refurbishment and replacement of plant and equipment within its pre-existing design specifications
Pemeliharaan
Aktivitas pemantauan, inspeksi, pengetesan, pembaharuan dan penggantian plant dan peralatan dalam spesifikasi disain yang sudah ada.
Material or test certificate
Certificate issued by the manufacturer or testing organisation providing test results and/or confirming that the item or equipment complies with the relevant.
Sertifikat Material atau Tes
Sertifikat yang dikeluarkan oleh manufakturur atau organisasi pengetes yang mengeluarkan hasil-hasil tes dan/atau mengkonfirmasikan bahwa alat atau peralatan itu sesuai dengan peraturan yang ada.
Proof Load
The test load required by the Code or Standard for the specific equipment
Proof Load
Tes beban yang ditentukan oleh Peraturan atau Standar untuk peralatan khusus.
LLE Registers
Loose Lifting Equipment Register, “Lifting appliances and cargo gear register”. This register may be electronic as described in this procedure however as applicable it must be supported by original certificates and signed reports.
Register LLE
Register Loose Lifting Equipment [Peralatan Pengangkat Lepas], “register alat-alat pengangkat dan perlengkapan kargo”. Register ini mungkin elektronis seperti yang dijabarkan dalam prosedur ini, namum harus didukung dengan sertifikat asli dan laporan-laporan yang sudah ditandatangani.
Responsible person
One of the persons shown in section 5 of this procedure who has responsibilities defined.
Penanggungjawab
Salah satu personil yang ditunjukkan dalam bagian 5 dari prosedur ini yang memiliki tanggung jawab yang sudah ditetapkan.
Rigging
Articles of equipment for use with a crane or on a fixed or
Perlengkapan
Alat yang digunakan dengan crane atau pada kerangka
Gear
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 4 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
(also known as Cargo Gear)
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
portable structure for conveying people, equipment or materials that: a) is not riveted, welded or otherwise permanently attached to the crane or fixed structure.
Rigging (juga dikenal sebagai Perlengkapan kargo)
b) is designed to be detachable from the crane or structure.
For cranes the safe working load is the maximum mass which is permitted to be safely handled by the crane.
a)
tidak dikeling, dilas atau dengan kata lain dipasangkan secara permanen pada crane atau kerangka yang tetap posisinya.
b) Didisain untuk bisa dilepaskan dari crane atau kerangka
It includes hooks, slings, shackles, chains, lifting beams, spreaders etc and all other means of attaching such gear to a load. Safe Working Load (SWL)
yang tidak bergerak atau portabel untuk mengangkut orang, peralatan atau material yang:
Yang termasuk dalam alat jenis ini adalah hook[kait], sling, shackle, rantai, palang pengangkat, spreader dan alat-alat lain yang dipasang untuk mengangkat beban. Beban Kerja Aman (SWL)
Untuk crane, beban kerja amannya adalah massa maksimum yang diijinkan untuk bisa dihandel dengan aman oleh crane. Untuk peralatan rigging beban kerja amannya adalah beban maksimum yang berlaku untuk alat rigging di bawah kondisi penggunaan khusus
For rigging equipment the safe working load is the maximum load that may be applied to the rigging item under the particular conditions of use. Statutory Authority
An Authority having statutory powers for the inspection and safety of offshore Installations in Indonesia.
Pihak Berwenang Resmi
Pihak berwenang yang memiliki kekuasaan hukum untuk melakukan inspeksi keselamatan Instalasi Instalasi offshore di Indonesia.
Testing Service
A third party organisation approved by Migas to perform certain types of tests or inspections and issue endorsed reports.
Jasa pengetesan
Organisasi pihak ketiga yang diakui oleh MIGAS untuk melaksanakan tes-tes atau inspeksi-inspeksi jenis khusus dan mengeluarkan laporan-laporan yang sah.
Third Party lifting equipment
Any item belonging to Company's contractors.
Peralatan pengangkat pihak ketiga
Peralatan milik kontraktor Perusahaan
5. HSE HAZARD, ENVIRONMENTAL IMPACT & RISK REDUCTION MEASURES
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
5. POTENSI BAHAYA K3L, DAMPAK LINGKUNGAN & PENANGGULANGAN RESIKO
Page 5 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6. TASK/ACTIVITIES
6. TUGAS/AKTIVITAS
6.1.
6.1. Tanggung Jawab
Responsibilities
6.1.1. CPL Manager Is responsible for ensuring that inspection and maintenance of lifting equipment controlled by the Supply Bases and Warehouses and used for transport of equipment to and from the Anoa Facilities, is carried out in accordance with this procedure, This shall include: Maintaining the base LLE registers which shall include equipment in transit to Anoa field and equipment returned to Base, from Anoa. Issuing work requests for inspection and maintenance of lifting equipment when required. Co-ordinating the inspection and maintenance of lifting equipment used within his/her area of responsibility and ensuring that the work is carried out in accordance with work instructions associated with this procedure.
6.1.1 Manajer CPL Bertanggungjawab untuk memastikan agar inspeksi dan pemeliharaan peralatan pengangkat yang dikontrol oleh Supply Bases dan Warehouses dan digunakan untuk mengangkut peralatan ke dan dari Fasilitas Fasilitas Anoa, dilaksanakan sesuai dengan prosedur ini. Ini termasuk: Mengurus register-register LLE base termasuk peralatan yang sedang dalam transit menuju ke lapangan Anoa dan peralatan yang dikembalikan ke Base dari Anoa. Mengeluarkan permintaan-permintaan kerja untuk inspeksi dan pemeliharaan peralatan pengangkat bila diperlukan. Mengkoordinasikan inspeksi dan pemeliharaan peralatan pengangkat yang digunakan di dalam area yang menjadi tanggung jawabnya, dan memastikan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan instruksi kerja yang berkaitan dengan prosedur ini.
6.1.2. FPSO Superintendent a. Is responsible for all lifting equipment on the FPSO. b. Shall ensure that inspection and maintenance of all lifting equipment used on the FPSO is carried out in accordance with this procedure and that the ABS Cargo Gear log book and Facility Lifting Equipment Registers are properly maintained.
6.1.2
Superintendent FPSO
a. Bertanggungjawab untuk semua peralatan pengangkat di FPSO. b. Harus memastikan agar inspeksi dan pemeliharaan semua peralatan pengangkat yang digunakan pada FPSO dilaksanakan sesuai dengan prosedur ini dan agar buku log ABS Cargo Gear dan Register Peralatan Pengangkat Fasilitas disimpan dan diupdate dengan benar.
6.1.3. Field Maintenance Supervisor
6.1.3
Supervisor Pemeliharaan Lapangan
a. Is responsible for all lifting equipment on the Anoa and AGX Platforms.
a.
b. Shall ensure that inspection and maintenance of all lifting equipment used on the Anoa and AGX Platform is carried out in accordance with this procedure and that the Facility Lifting Equipment Registers are properly maintained.
b. Harus memastikan agar inspeksi dan pemeliharaan semua peralatan pengangkat yang digunakan pada Anoa dan AGX Platfoorm dilaksanakan sesuai dengan prosedur ini dan agar buku log ABS Cargo Gear dan Register Peralatan Pengangkat Fasilitas disimpan dan diupdate dengan benar. c. Bisa mendelegasikan pekerjaan Inspeksi dan Pemeliharaan kepada Deck
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Bertanggung jawab atas semua peralatan pengangkat di Platform Anoa dan AGX.
Page 6 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
c. May delegate Inspection and Maintenance work to Deck Foremen but shall remain responsibility for generating the Work Orders.
Foreman tetapi tetap bertanggung jawab untuk mengeluarkan Work Order.
d. Is responsible for receiving notice of non-conformances for the lifting devices and ensuring that non-conformances are correctly addressed.
d. Bertanggung jawab untuk menerima notice of non-conformances [pemberitahuan mengenai adanya hal-hal yang tidak memenuhi standar] untuk alat-alat pengangkat dan memastikan agar non-conformances [halhal yang tidak memenuhi standar] itu ditangani dengan benar.
6.1.4. Head of Field Operations Is ultimately responsible for ensuring compliance with the contents of this procedure.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.1.4
Kepala Operasi Lapangan
Bertanggung jawab sepenuhnya untuk memastikan agar isi prosedur ini dipatuhi.
Page 7 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.2. Inventory of Lifting Equipment and Basis of Register
6.2. Inventaris Peralatan pengangkat dan Dasar Register
6.2.1.
An inventory shall be made by the responsible person of all lifting equipment present on or at the specific facility (this is equipment that effectively “belongs” to the facility).
6.2.1 Inventaris mengenai semua peralatan pengangkat yang berada pada atau di fasilitas khusus harus dibuat oleh penanggungjawab (peralatan ini adalah peralatan yang secara efektif “milik” fasilitas).
6.2.2.
This inventory shall form the basis of the register of lifting equipment as required by PONSBV safety and operational requirements and under certain statutory requirements.
6.2.2 Inventaris ini harus membentuk dasar register register peralatan pengangkat seperti yang ditetapkan oleh ketentuan operasional dan keselamatan PONSBV dan sesuai dengan ketentuan perundangundangan tertentu.
6.2.3. The register/s of lifting equipment shall be in electronic formats as described below, however they must reference the location of all hard copy records of design verifications, inspection certificates, maintenance records, test certificates, etc as applicable to the type of equipment.
6.2.3 Register peralatan pengangkat harus dalam format elektronis seperti yang dijelaskan di bawah ini, namun harus menunjukkan lokasi semua catatan tertulis mengenai verifikasi disain, sertifikat inspeksi, catatan pemeliharaan, sertifikat tes, dll. sesuai dengan jenis peralatan
6.2.4. Because of differing recording requirements the register should be split into equipment types or classes e.g. cranes, chain falls and come-alongs, slings, straps, shackles, eyebolts and padeyes.
6.2.4 Karena ketentuan pencatatan yang berlainan, register harus dipisahkan sesuai dengan jenis atau kelas peralatan, misalnya crane, chain falls and come-alongs, slings, straps, shackles, eyebolts dan padeyes.
6.2.5. On receipt of new lifting equipment by the responsible person, the manufacturer’s data is used to update the appropriate lifting equipment control system. New equipment must be added to the Register, before it is first used.
6.2.5 Saat peralatan pengangkat baru diterima oleh penanggungjawab, data manufaktur digunakan untuk mengupdate sistim kontrol peralatan pengangkat. Peralatan baru harus ditambahkan ke Register, sebelum digunakan
6.2.6.
6.2.6 Sistim berdasarkan komputer utama yang digunakan adalah CMMS (MP2). Digunakan untuk mengelola semua pemeliharaan di Lapangan Anoa. Register Peralatan Pengangkat. Digunakan di FPSO dan Platform untuk memantau peralatan rigging dan alat minor yang dipakai, seperti padeyes.
The principal computer based systems used is CMMS (MP2). Used for the management of all maintenance in the Anoa Field. Lifting Equipment Register. Used on-board the FPSO and Platform for the tracking of rigging equipment and minor fixed items such as padeyes.
6.3. Contents of the Lifting Equipment Register/s 6.3.1 The register shall contain the following entries as applicable for each item of equipment (this information may be stored in different ways within the different electronic systems):-
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.3. Isi Register Peralatan Pengangkat 6.3.1
Register harus berisi entry-entry berikut ini yang relevan untuk setiap item peralatan (informasi ini bisa disimpan dalam cara lain di dalam sistim elektronik yang lain).:
Page 8 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
The unique identification or tag number for the equipment
Nomor identifikasi atau tag yang khusus untuk peralatan itu
The safe working load (SWL) for the equipment or maximum gross weight (MGW) of the equipment as applicable
Beban kerja aman (SWL) untuk peralatan atau berat kotor maksimum (MGW)peralatan
A full description of the equipment
Deskrispsi lengkap peralatan
Manufacturers serial numbers
Nomor seri manufaktur
Batch number of the item if applicable
Nomor batch item bila ada
The location (or reference to the drawing showing the location particularly for padeyes) of the equipment
Lokasi (atau referensi ke gambar yang menunjukkan lokasi – pada khususnya untuk padeyes) peralatan
The usage of the equipment (eg stores unloading, general lifting etc)
Penggunaan peralatan (misalnya untuk pembongkaran muatan, pengangkatan umum, dll.)
Date of entry onto the register
Tanggal entry ke register
The design verification certificate number, approval body and date of issue
Nomor sertifikat verifikasi disain, badan yang mengesahkan dan tanggal dikeluarkan
The location of documentation
Lokasi sertifikat verifikasi disain dan dokumen-dokumen
the
design
verification
certificate
and
The inspection certificate number, issuing body and date of issue
Nomor sertifikat inspeksi, badan yang mengesahkan dan tanggal dikeluarkan
For cranes, winches, containers, special lifting equipment, padeyes etc, the design and fabrication codes and the location of the manufacturers data report
Untuk crane, winches [mesin pengerek], kontainer, peralatan pengangkat khusus, padeyes, dll., kode-kode disain dan fabrikasi dan lokasi laporan data manufaktur
For rigging gear, the national standard to which the equipment was purchased.
Untuk peralatan rigging, standar nasional di mana peralatan dibeli.
Reinspection intervals (see tables 1, 2, 3 )
Interval inspeksi ulang (lihat tabel 1, 2, 3 )
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 9 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.3.2 These entries shall be supported with traceable hard copy records (retained on the facility) of the following (as applicable and required in clause 6):-
6.3.2. Entry-entry ini harus didukung dengan catatan tertulis dengan kopi karbon (disimpan di fasilitas) dan isinya adalah sebagai berikut (sesuai dengan ketentuan pasal 6):-
Certificate of design verification
Sertifikat verifikasi disain
Current certificate of inspection
Sertifikat inpeksi yang masih berlaku
Type test certificate
Sertifikat tipe tes
Manufacturers test certificate/s (for rigging equipment)
Sertifikat tes manufakturur (untuk peralatan rigging)
The maintenance/inspection records (including the test reports for visual inspections, non-destructive testing, calibrations, adjustments, changeout of equipment etc)
Catatan pemeliharaan/inspeksi (termasuk laporan tes untuk inspkesi visual, tes non-destruktif, kalibrasi, penggantian peralatan, dll.)
Load test and corresponding visual and non-destructive testing reports for rigging equipment and padeyes.
Laporan tes beban dan tes non-destruktif untuk peralatan rigging dan padeyes.
Copies of the inspection reports to the Designated Authorities
Kopi laporan inspeksi ke Pihak Berwenang Yang Ditunjuk
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 10 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.4. Alterations to Equipment
6.4.
Perubahan Peralatan
6.4.1 During maintenance of lifting equipment consideration shall be given as to whether any alteration (refer to the definition of alter) constitutes a design change. If it is determined to be a design change then appropriate steps shall be taken through the management system engineering change request procedure. This may include requirements for design verification on certain
6.4.1
Selama pemeliharaan peralatan pengangkat, pertimbangan harus diberikan pada apakah perubahan (rujuk definisi “mengubah”) menyangkut perubahan disain. Bila ditentukan sebagai penggantian disain, langkah-langkah yang sesuai harus diambil melalui prosedur permintaan perubahan teknis sistim manajemen. Ini bisa termasuk persyaratan verifikasi disain pada peralatan tertentu.
6.4.2 Major items of lifting equipment may require approval to repair by the relevant statutory authority. Advice on requirements for this may be obtained from Engineering Support Group.
6.4.2
Reparasi item-item utama peralatan pengangkat mungkin perlu mendapatkan persetujuan dari badan berwenang resmi yang relevan. Informasi mengenai persyaratan ini bisa diperoleh dari Engineering Support Group.
6.5.
Control of Procurement
6.5.
Kontrol Pengadaan Barang
6.5.1 When ordering new equipment the responsible person shall clearly specify the equipment to the applicable standard and shall list additional requirements regarding tagging, marking and the level of certification required.
6.5.1
Bila memesan peralatan baru, penanggungjawab harus dengan jelas memerinci peralatan sesuai dengan standar yang relevan dan harus mendaftar ketentuan-ketentuan tambahan yang berkaitan dengan pemasangan tag, pemberian tanda dan level sertifikasi yang diperlukan.
6.5.2 For certain equipment, data sheets contain a specific equipment or tag number. This equipment number shall be shown on the lifting equipment name plate or tag to enable unique identification.
6.5.2
Untuk peralatan tertentu, lembar data berisi peralatan atau nomor tag khususu. Nomor peralatan ini harus ditunjukkan pada plat nama atau tag peralatan pengangkat agar identifikasi khusus bisa dilakukan.
6.5.3 On delivery to the Jakarta Warehouse; the conformance with the purchase order requirements shall be verified and the manufacturer data reviewed for accuracy and completeness.
6.5.3
Saat dikirimkan ke Warehouse Jakarta; kesesuaian dengan ketentuan purchase order harus diverifikasikan dan data manufaktur direview keakuratan dan kelengkapannya.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 11 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
6.6.
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Control of Manufacturer and Initial Testing of Major Items (Cranes, Containers etc)
Where required , certificates of inspection shall be obtained from the statutory body or their representatives for new equipment. Also where type test certificates are required for equipment they shall be obtained from the supplier or the statutory authority controlling those certificates. Manufacturing data reports shall be obtained (this is particularly important for future detailed inspection work such as non-destructive testing).
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.6.
Kontrol Manufakturur dan Pengetesan Awal Item Item Utama (Crane, kontainer, dll.)
Bila ditentukan, sertifikat inspeksi harus diperoleh dari pihak berwenang resmi atau wakil-wakilnya untuk peralatan baru. Juga bila sertifikat tes tipe diperlukan untuk peralatan, sertifikat tersebut harus diperoleh dari pensuplai atau pihak berwenang resmi yang mengontrol sertifikat-sertifikat tersebut. Laporan data manufakturur harus dipeoleh (ini sangat penting untuk pekerjaan inspeksi mendetil seperti tes non-destruktif).
Page 12 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
6.7.
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Use of Equipment Within Design Limits
During the use of the equipment the responsible person shall ensure that the lifting equipment design conditions are not exceeded. If the design conditions are exceeded an incident report shall be completed in accordance with the relevant procedure and the equipment shall be immediately removed from service for inspection as soon as practicable and quarantined.
6.8. Control of Maintenance and Inspection
6.7. Penggunaan Peralatan Dalam Batas Batas Disain Selama penggunaan peralatan, penanggungjawab harus memastikan agar batasan disain peralatan pengangkat tidak dilampaui. Bila batasan disain terlampaui, laporan insiden harus dibuat sesuai dengan prosedur yang relevan dan peralatan harus segera ditarik dari servis dan dikarantina untuk diinspeksi sesegera yang memungkinkan.
6.8. Kontrol Pemeliharaan dan Inspeksi
6.8.1 All personnel involved in the maintenance and inspection of lifting equipment shall have the necessary competencies to perform their work to the appropriate standards. These competencies shall include proven previous experience in lifting equipment maintenance/inspection, dogman certificate (for inspection of lifted equipment or rigging gear), NDT qualifications (as required)
6.8.1
Semua personil yang terlibat dalam pemeliharaan dan inspeksi peralatan pengangkat harus memiliki kemampuan khsusus untuk melaksanakan pekerjaan mereka sesuai dengan standar-standar yang berlaku. Kemampuan-kemampuan ini harus termasuk pengalaman yang terbukti dalam pemeliharaan/inspeksi peralatan pengangkat, sertifikat dogman (untuk inspeksi peralatan pengangkat atau rigging), kualifikasi NDT (sesuai ketentuan).
6.8.2 All work instructions relating to this equipment shall incorporate any applicable statutory requirements into the scope and reinspection intervals for the equipment (refer to tables 1, 2 & 3.
6.8.2
Semua instruksi kerja yang berkaitan dengan peralatan ini harus memasukkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku ke dalam ruang lingkup dan interval inspeksi ulang untuk peralatan (rujuk tabel 1, 2 & 3.).
6.8.3 A maintenance and operating “manual” is required for the equipment (generally the large lifting equipment such as cranes). This shall usually form a section in the maintenance manuals for the facility. These manuals must be available to the crane operators and maintenance personnel on the facility. Whether or not a “manual” is required the maintenance and inspection of specific lifting equipment shall be covered by written and approved work instructions generated by the CMMS.
6.8.3
“Manual” pemeliharaan dan pengoperasian diperlukan untuk peralatan ini (biasanya untuk peralatan pengangkat yang besar seperti crane). Manual ini biasanya merupakan suatu bagian di dalam manual pemeliharaan untuk fasilitas. Manual-manual ini harus tersedia bagi operator crane dan personil pemeliharaan pada fasilitas. Baik ada maupun tidak ada ketentuan pengadaan manual, pemeliharaan dan inspeksi peralatan pengangkat khusus harus dicakup dengan instruksi kerja tertulis dan resmi yang dikeluarkan oleh CMMS.
6.8.4 All maintenance of cranes must be performed in accordance with manufacturer instructions.
6.8.4
Semua pemeliharaan crane harus dilakukan sesuai dengan instruksi manufaktur.
6.8.5 Formal planned maintenance systems for all of the materials handling equipment on the facility are required. The use of the registers, CMMS and formal maintenance/inspection activities satisfies a large part of
6.8.5
Sistim pemeliharaan terencana formal untuk semua peralatan penghandel material pada fasilitas diperlukan. Penggunaan register, CMMS dan aktivitas pemeliharaan/inspeksi memenuhi sebagian
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 13 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
this requirement.
besar dari ketentuan ini.
6.9. Control of Maintenance and Inspection
6.9.
Three levels of inspection are required on lifting equipment to ensure identification of short-term damage and longer-term deterioration. These levels are as follows and tables 1, 2 & 3 indicate the frequency of these inspections for different type of equipment
Tiga level inspeksi diperlukan pada peralatan pengangkat untuk memastikan identifikasi kerusakan jangka pendek dan deteriorasi jangka panjang. Levellevelnya akan dijelaskan nanti. Tabel 1,2 & 3 menunjukkan frekuensi inspeksiinspeksi untuk jenis peralatan yang berlainan.
Pre-use checks on equipment. Thorough visual inspection (may be supplemented by NDT if required) Certified visual inspection (depending on the equipment NDT may be a mandatory part of the inspection. Load testing.
Pengecekan pra-guna. Inspeksi visual menyeluruh (bisa ditambah dengan NDT bila perlu) Inspeksi visual resmi (tergantung pada peralatannya, NDT mungkin merupan bagian yang wajib dari inspeksi). Pengetesan beban.
6.9.1 Pre-use checks are those performed on equipment by qualified personnel with crane drivers and dogging and rigging certificates just prior to the equipment being used. This is an industry practice. The extent of those checks is defined in the training of those personnel but includes checks for correctness of equipment, certification status, visual damage, corrosion or other deterioration. The person performing the pre-use check has the authority to reject the item of equipment for the lift, (quarantine, scrap, further thorough inspection etc) and issue a non-conformance report if necessary. The pre-use check is a critical step in maintaining equipment integrity and safety so the responsibility of the competent person is not to be underestimated. The person performing the pre-use check may use checklists as a reference but detailed records of pre-use checks are not a requirement.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.9.1
Kontrol Pemeliharaan dan Inspeksi
Pengecekan pra-guna adalah pengecekan yang dilakukan pada peralatan oleh personil berkualifikasi yang memiliki SIM crane, sertifikat dogging dan rigging sebelum peralatan digunakan. Ini adalah praktek industri. Jangkauan pengecekan ini dijabarkan di dalam training untuk para personil tersebut, dan termasuk pengecekan ketepatan peralatan, status sertifikasi, kerusakan visual, korosi atau deteriorasi yang lain. Personil yang melakukan pengecekan pra-guna memiliki wewenang untuk menolak item dari peralatan pengangkat (untuk dikarantina, tidak digunakan lagi, diinspeksi lebih lanjut, dll.) dan mengeluarkan non-conformance report bila perlu. Pengecekan pra-guna ini adalah langkah penting dalam menjaga integritas dan keselamatan peralatan sehingga tanggung jawab personil yang kompeten tidak diremehkan. Personil yang melakukan pengecekan pra-guna bisa menggunakan checklist sebagai referensi tetapi catattan yang mendetil mengenai pengecekan pra-guna tidak termasuk dalam ketentuan.
Page 14 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.9.2 Thorough visual inspections shall be performed on a planned inspection frequency by a third party and will be recorded. The inspecting personnel shall have the appropriate experience and training for the type of lifting equipment being inspected. It typically refers to visual and/or dimensional inspection, not requiring opening up, dismantling or the use of other measures such as NDT unless deemed necessary by the inspector.
6.9.2
Inspeksi visual yang menyeluruh harus dilaksanakan dengan frekuensi inspeksi terencana oleh pihak ketiga dan akan dicatat. Personil yang melakukan inspeksi harus memiliki pengalaman dan training yang sesuai untuk jenis peralatan pengangkat yang diinspeksi. Inspeksi ini biasanya merujuk pada inspeksi visual dan/atau dimensional, tidak memerlukan pembukaan, pembongkaran atau penggunaan ukuran lain seperti NDT kecuali bila dianggap perlu oleh supervisor. Inspeksi visual menyeluruh ini adalah inspeksi yang mendetil dan tercatat yang dilakukan sesuai dengan instruksi kerja pemeliharaan/inspeksi untuk item peralatan. Inspeksi-inspeksi ini bisa melibatkan beberapa NDT. Untuk itu personil harus berkualifikasi untuk melakukan teknik-teknik NDT. Hasil-hasil inspeksi harus dicatat pada register peralatan pengangkat yang relevan dan kopi dalam bentuk cetakan diarsip. Inspektor yang kompeten harus menentukan apakah item bisa kembali digunakan, tidak digunakan lagi atau dikarantina untuk diinspeksi lebih lanjut atau direparasi. Rekomendasi untuk reparasi harus ditujukan kepada supervisor peralatan tersebut agar keputusan bisa diambil.
6.9.3 All specialised and certified inspection and testing (load testing, load cell calibration, non-destructive testing, etc) shall be performed by approved testing service contractors. The results of the testing shall be reported.
6.9.3
Semua inspeksi dan pengetesan resmi (pengetesan beban, kalibrasi sel beban, tes non-destruktif, dll) harus dilakukan oleh kontraktor servis pengetesan resmi. Hasil-hasil tes harus dilaporkan.
6.9.4 Visual examination should include but not be limited to checking for distortion, abrasions, sharp notches, welding arc strikes, cracks, thread damage, flattening or stranding. Any lifting equipment showing visual signs of irreparable damage ie. frayed slings, bent shackle pins etc., shall be taken out of service immediately and marked for disposal and destruction.
6.9.4
Pemeriksaan visual harus termasuk tapi tidak terbatas pada pengecekan untuk distorsi, abrasi, takik tajam, goresan busur las, retakan, kerusakan ulir drat, flattening atau stranding. Setiap peralatan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan yang tidak bisa diperbaiki, misalnya sling aus dan untaiannya terlepas, shackle pin yang bengkok, dll. harus segera dihentikan penggunaannya dan ditandai untuk dibuang atau dihancurkan.
6.9.5 Whenever any examination shows that an item of equipment cannot be safely used, unless repaired, written notice of the non compliance shall be given to the responsible supervisor (this does not apply to loose rigging gear such as slings, shackles etc which shall have their dispositions directly recorded into the respective equipment registers)
6.9.5
Bila pemeriksaan menunjukkan bahwa item peralatan tidak bisa digunakan dengan aman, kecuali diperbaiki, pemberitahuan tertulis mengenai non-compliance itu harus diberikan kepada supervisor yang bertanggungjawab (ini tidak berlaku untuk peralatan rigging lepas, seperti slings, shackles, dll. yang disposisinya harus dicatat
These thorough visual inspections are detailed, recorded inspections performed in accordance with the maintenance/inspection work instruction for the item of equipment. These inspections may involve some NDT and in these cases the personnel shall be qualified to perform the NDT technique. The results of the inspection shall be recorded on the relevant lifting equipment register and the hard copy report filed. The competent inspector shall decide if the item may be returned to use, scrapped or quarantined subject to further inspection or repair. Recommendations on repair or further inspection shall be made to the supervisor of that equipment for decision.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 15 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
within 24 hours of the examination or test and if necessary forwarded to HOFO or FPSO Superintendent. The nominated supervisors shall maintain a register and continuous record of non compliance items for auditing purposes.
langsung di dalam register peralatan yang bersangkutan) dalam waktu 24 jam setelah pemeriksaan atau tes, dan bila perlu dikirimkan juga ke HOFO atau Superintendent FPSO. Supervisor yang ditunjuk harus mengurus register dan selalu mencatat item-item non compliance untuk keperluan audit.
Where serious damage has occurred to an item of major equipment, (Cranes, Chain hoists etc), the repair must be approved by the Engineering support team. Recommissioning tests after repairs of this nature may require approval from the relevant statutory authorities. (Migas)
Bila kerusakan serius terjadi pada suatu item peralatan utama, (Cranes, Chain hoists, dll), reparasi harus disetujui oleh tim pendukung teknis. Tes-tes untuk menetukan apakah peralatn bisa digunakan kembali setelah reparasi karena kerusakan serius mungkin memerlukan persetujuan dari pihak berwenang resmi yang relevan (MIGAS).
6.10. Equipment – Out of Service
6.10. Peralatan - Out of Service
6.10.1 Equipment awaiting repair or destruction shall be clearly marked with 'Red Paint' and be removed from service until repaired and recertified or destroyed or disposed of in some way. Such equipment is to be tagged with a non-conformance tag endorsed "Danger - Do Not Operate” and stored if practical in a designated quarantine area until it can be sent for repair or disposal.
6.10.1
Peralatan yang menunggu untuk direparasi atau dihancurkan harus ditandai dengan jelas dengan “Cat Merah” dan disingkirkan dari servis sampai peralatan selesai direparasi dan secara resmi dinyatakan bisa digunakan kembali, atau dihancurkan atau dibuang. Peralatan itu harus dipasangi tag dengan tanda “Danger – Do Not Operate” dan disimpan bila memungkinkan di area karantina yang ditentukan sampai peralatan bisa dikirim untuk direparasi atau dibuang.
6.10.2 Each facility including the Supply Base shall have a clearly marked quarantine area (under the control of the local Materials Coordinator) for lifting equipment awaiting disposal or repair. All personnel shall be made aware of this quarantine area.
6.10.2
Setiap fasilitas termasuk Supply Base harus memiliki area karantina yang ditandai dengan jelas untuk peralatan pengangkat yang menunggu untuk dibuang atau direparasi (di bawah kontrol Koordinator Material lokal). Semua personil harus mengetahui letak area karantina.
6.10.3 The disposition of items for repair or scrapped items shall be included in the lifting equipment register.
6.10.3
Disposisi item-item yang akan direparasi atau dibuang harus dimasukkan dalam register peralatan pengangkat.
6.10.4 Each inspection and maintenance record shall be signed by the person who carried out the examination and the responsible person shall ensure that such documentation is preserved in the register.
6.10.4
Setiap catatan inspeksi dan pemeliharaan harus ditandatangani oleh personil yang melakukan pemeriksaan dan penanggungjawab harus memastikan agar dokumen-dokumen tersebut disimpan di dalam register.
6.11. Record Keeping 6.11.1 The Facility computer based record system CMMS shall be updated
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.11. Penyimpanan Catatan 6.11.1
Sistim pencatatan berdasarkan komputer fasilitas CMMS harus
Page 16 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
following each “in-service” maintenance or inspection activity.
diupdate setiap kali setelah aktivitas pemeliharaan atau inspeksi “in-service”.
6.11.2 Hard copies of “in-service” inspection and testing records, (e.g. HDT Reports, Load Test Certificates etc) shall be retained by the Facility.
6.11.2 Kopi dalam bentuk tertulis untuk inspeksi “in-service” dan catatancatatan pengetesan, (misalnya Laporan HDT, Sertifikat Tes Beban, dll.) harus disimpan oleh Fasilitas.
6.11.3 Test certificates relating to new equipment shall be sent to the Facility with the equipment. Copies shall also be retained in the Purchase Order file located in the Head Office Document Control System
6.11.3 Sertifikat-sertifikat tes yang berkaitan dengan peralatan baru harus dikirimkan ke Fasilitas bersama dengan peralatan. Kopi-kopi juga harus disimpan di dalam arsip Purchase Order yang terletak di Sistim Kontrol Dokumen Kantor Pusat.
6.11.4 The required inspection and testing intervals for lifting equipment are summarised in the following tables (refer to clause 6 for details):
6.11.4 Interval inspeksi dan tes yang diperlukan untuk peralatan pengangkat diringkas di dalam tabel berikut ini (rujuk bab 6 untuk detilnya):
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 17 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Table 1:
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Lifting Devices ITEM
REFERENCE
VISUAL INSPECTION2
REFERENSI
INSPEKSI VISUAL
NDT
PROOF LOAD TEST1
Cranes* - pedestal and gantry
Manufacturers recommendations. Migas.
Certified*
1 year
5 years
Crane* - pedestal dan gantry
Rekomendasi Manufakturur
Dijamin dengan sertifikat*
1 tahun
5 tahun
Migas *Certified inspections and proof load tests only apply to pedestal type cranes and to >5t gantry cranes offshore.
*For cranes on offshore vessels alternate years between Class and approved inspection body ie every 2nd year Class performs the certification.
* Inspeksi-inspeksi pemberian sertifikat dan load test hanya berlaku crane jenis pedestal dan gantry crane >5t offshore.
* Untuk crane pada vesselvessel offshore berselang tahun antara Kelas dan inspeksi body resmi, yaitu setiap 2 tahun sekali Kelas melakukan sertifikasi.
untuk proof untuk untuk
Other lifting devices eg manual and power hoists, winches,
PONSBV instruction.
Alat-alat pengangkat lain, yaitu hoist [kerekan] manual dan listrik, winches.
Instruksi PONSBV
Wire rope on a crane or similar device.
Industry Migas
Tali kawat pada crane atau alat yang sejenis
Praktek Industri/ Migas
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Prctice
/
Thorough
6 mths
Menyeluruh
6 bulan
Thorough
6 mths
1 year (at discretion of the facility maintenance supervisor depending on service)
Menyeluruh
6 bulan
1 tahun (sesuai dengan pengarahan supervisor pemeliharaan fasilitas, tergantung pada servis).
Internal -
1 year
External -
3 mths
Internal –
1 tahun
Eksternal
3 bulan
No requirement although depending on the application NDT may be part of the internal rope inspection.
No requirement but crane wire ropes should be changed every 5 years.
Tidak ada ketentuan, walaupun tergantung pada
Tidak ada ketentuan tetapi tali kawat crane harus diganti setiap 5 tahun.
Page 18 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
ITEM
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
REFERENCE
VISUAL INSPECTION2
REFERENSI
INSPEKSI VISUAL
NDT
PROOF LOAD TEST1
aplikasi NDT, mungkin merupakan bagian dari inspeksi tali internal. Requirements for replacement of crane wire ropes are made on the basis of individual inspection results (see 5.13.6) Ketentuan untuk penggantian tali kawat crane dibuat berdasarkan hasil-hasil inspeksi individu (lihat 5.13.6).
Note 1: Note 2:
Actual proof loads for various equipment types are shown. Proof load aktual untuk berbagai jenis peralatan ditunjukkan “Before-use” visual inspection applies at all times. Inspeksi visual “Sebelum Digunakan” berlaku setiap saat
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 19 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Table 2 Rigging ITEM
REFERENCE
VISUAL INSPECTION2
REFERENSI
INSPEKSI VISUAL
PROOF LOAD TEST1
NDT
Wire rope-see table 1 Tali kawat – lihat tabel 1 Rigging not dedicated to an item of lifted equipment ie “loose gear” with the exception of:
PONSBV Instruction
Thorough
6 mths
No requirement
No requirement
Rigging tidak ditujukan untuk item dari peralatan yang diangkat, yaitu “peralatan lepas” kecuali untuk:
Instruksi PONSBV
Menyeluruh
6 bulan
Tidak ada ketentuan
Tidak ada ketentuan
Thorough
6 mths
No requirement
No requirement
Synthetic slings - round and webbing (Webbing slings)
For more information on discard intervals for synthetic slings refer 5.13.1 Sling sintentis – round dan webbing (sling webbing)
Synthetic Slings and straps MUST be scrapped if damaged or soaked with oil or chemical.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai interval pembuangan sling sintentis, rujuk 5.13.1
Tidak ada ketentuan
Sling dan strap sintetis HARUS dibuang bila rusak atau basah kuyup karena terkena minyak atau bahan kimia.
Rigging dedicated to an item of equipment ie preslung equipment
PONSBV Instruction
6 mths
No requirement
1 year
Rigging yang digunakan untuk suatu item peralatan, misalnya peralatan preslung.
Instruksi PONSBV
6 bulan
Tidak ada ketentuan
1 tahun
Padeyes attached to structures
None
Prior to use. Inspect in accordance with the approved padeye design for the type.
Only after repair or modification.
Padeye yang dipasangkan ke kerangka
Tidak ada
Sebelum digunakan. Inspeksi sesuai dengan disain padeye resmi untuk jenis peralatan terkait.
Only after repair or if visual inspection shows any damage. Hanya setelah direparasi atau bila inspeksi visual menunjukkan
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Hanya setelah direparasi atau dimodifikasi
Page 20 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
kerusakan Eyebolts attached to equipment
None
Prior to use. Inspect against approved design if available otherwise seek expert advice. Check for damage, corrosion etc by removing eyebolt and checking both internal and external appearance. Refer to 5.13.3
Only if damage is evident from visual inspection
No requirement
Eyebolt yang dipasangkan ke peralatan
Tidak ada
Sebelum digunakan. Inspeksi apakah sesuai dengan disain resmi bila ada, kalau tidak minta nasihat dari ahli. Cek apakah ada kerusakan, korosi, dll, dengan melepas eyebolt dan mengeceknya baik secara internal maupun eksternal. Rujuk 5.13.3.
Hanya bila kerusakan tampak jelas dari inspeksi visual.
Tidak ada ketentuan.
Chain Blocks and Tirfor (Comealong)
PONSBV Instruction
Thorough 6 months
Every 1 years
Chain Blocks dan Tirfor (Coemalong)
Instruksi PONSBV
Internal every 2 years Menyeluruh 6 bulan
No requirement Tidak ada ketentuan
Setiap 1 tahun
Internal setiap 2 tahun
Note 1: Note 2:
Actual proof loads for various equipment types are shown in clause Proof load aktual untuk berbagai jenis peralatan ditunjukkan. “Before-use” visual inspection applies at all times. Inspeksi visual “Sebelum Digunakan” berlaku setiap saat.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 21 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Table 3
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Lifted Equipment. Also if the lifted equipment is used for dangerous goods extra testing requirements may apply - refer to Dangerous Goods Code). Peralatan yang diangkat. Juga bila peralatan yang diangkat digunakan untuk barang-barang berbahaya, ketentuan testing ekstra mungkin diberlakukan – rujuk Peraturan untuk Barang Berbahaya. ITEM
REFERENCE REFERENSI
VISUAL INSPECTION2 INSPEKSI VISUAL
International Containers
Thorough visual inspection
Kontainer Internasional
Inspeksi menyeluruh
General purpose containers Kontainer untuk kegunaan umum
Specialised containers with dedicated cargo Tote tanks / Iso Tanks Kontainer khusus untuk tangki Tote kargo/Tangki Iso
NDT
PROOF LOAD TEST1
6 mths
Corner fittings
2 years
No requirement
6 bulan
Corner fittings
2 tahun
Tidak ada ketentuan
Certified visual inspection
1 year
Padeyes or corner fittings
2 years
4 years
Inspeksi visual untuk sertifikasi
1 tahun
Padeyes atau corner fittings
2 tahun
4 tahun
Thorough visual inspection
6 mths
Inspeksi visual menyeluruh
6 bulan
Certified visual inspection
1 year
Padeyes or corner fittings
2 years
4 years
1 tahun
Padeyes atau corner fittings
2 tahun
4 tahun
visual
Inspeksi visual untuk sertifikasi Thorough visual inspection
6 mths
Inspeksi visual menyeluruh
6 bulan
Lifting beams or spreader frames
Certified visual inspection
1 year
Padeyes or corner fittings
1 year
4 years
Beam pengangkat atau kerangka spreader
Inspeksi visual menyeluruh
1 tahun
Padeyes atau corner fittings
1 tahun
4 tahun
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 22 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
ITEM
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
REFERENCE REFERENSI
VISUAL INSPECTION2 INSPEKSI VISUAL Thorough visual inspection
6 mths
Inspeksi visual menyeluruh
6 bulan
NDT
PROOF LOAD TEST1
Inspect against approved design - see 5.13.7 Inspeksi apakah sudah sesuai dengan disain resmi – lihat 5.13.7
Note 1: Note 2:
Actual proof loads for various equipment types are shown. Proof load aktual untuk berbagai jenis peralatan ditunjukkan. “Before-use” visual inspection applies at all times. Inspeksi visual “Sebelum Digunakan” berlaku setiap saat
6.12. Identification and Colour Coding Requirements
6.12. Ketentuan Identifikasi dan pemberian Kode Warna
All equipment shall be identified by a unique number. For large fixed equipment this shall be the facility tag number. For mobile large equipment, eg Containers, tote tanks etc this should be the model no/serial no/manufacturers no. of the equipment.
Semua peralatan harus diidentifikasikan dengan nomor khusus. Untuk peralatan besar yang tidak bergerak, nomor khususnya adalah nomor tag fasilitas. Untuk peralatan besar bergerak, misalnya Kontainer, Tangki tote, dll. nomor khususnya adalah model no/seri no/manufakturur dari peralatan.
For all loose lifting equipment it will be the required ID numbering system as used in the Registers. All loose equipment and cargo gear that is subjected to the 6 monthly thorough visual inspection shall be coloured coded to indicate its status. The item itself shall be painted or a tag of the correct colour attached.
Untuk peralatan pengangkat lepas, nomornya sesuai dengan sistim penomoran ID yang ditentukan seperti yang digunakan di dalam registerregister. Semua peralatan lepas dan kargo yang memerlukan inspeksi visual setiap 6 bulan harus diberi kode warna untuk menunjukkan statusnya. Item itu sendiri harus dicat atau dipasangi tag dengan warna yang benar.
Colour coding intervals for thorough visual inspection will cover a period of 6 months duration and colours used will change after each inspection visit with one exception, as follows:
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Interval kode warna untuk inspeksi visual menyeluruh mencakup periode dengan durasi 6 bulan dan warna-warna yang digunakan akan berubah setelah setiap inspeksi, dengan satu perkecualian yaitu sebagai berikut:
Page 23 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Status
Defective/Do not use Each colour code in use must be displayed by 'Notice' in prominent places and work areas on the Facility to keep personnel informed of colour codes in use at the time.
Colour
Red
Equipment bearing the wrong colour code must be removed from service, tagged and shall remain unused until it has been inspected at the next due date.
Setiap kode warna yang digunakan harus ditandai dengan tanda ‘Notice’ dipasang [Pemberitahuan] di tempat-tempat yang mudah dilihat dan area-area kerja pada Fasilitas agar personil mengetahui kode-kode warna yang digunakan pada saat itu. Peralatan dengan kode warna yang salah harus ditarik dari servis, dipasangi tag dan tidak boleh digunakan sampai diinspeksi pada waktu jatuh tempo selanjutnya.
6.13. Third Party Lifting Equipment
6.13. Peralatan Pengangkat Pihak Ketiga
Lifting equipment in use at the Anoa Facilities which is not owned by PONSBV falls into one of the following categories:
Peralatan pengangkat yang digunakan pada Fasilitas Anoa yang bukan milik PONSBV digolongkan menjadi kategori-kategor berikut ini:
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 24 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.13.1 Contractor Supplied Lifting Equipment
6.13.1 Peralatan Pengangkat yang Disediakan oleh Kontraktor
This equipment is owned and supplied by contractors for their use in supporting PONSBV. This equipment shall be controlled by a contractor-managed system, which meets the intent of this procedure.
Peralatan ini dimiliki dan disediakan oleh kontraktor dan digunakan untuk mendukung PONSBV. Peralatan ini harus dikontrol dengan suatu sistim yang dikelola oleh kontraktor, yang memenuhi tujuan dari prosedur ini.
PONSBV contracts shall include requirements for control of lifting equipment in accordance with the intent of this procedure. PONSBV may audit these systems to ensure compliance on award of a contract and conduct random verifications of the contractor.
Kontrak-kontrak PONSBV harus memasukkan ketentuan-ketentuan untuk pengontrolan peralatan pengangkat sesuai dengan tujuan prosedur ini. PONSBV bisa mengaudit sistim-sistim ini untuk memastikan kepatuhan terhadap kontrak dan melakukan verifikasi random kontraktor.
6.13.2 Hire Lifting Equipment This equipment is used by PONSBV or its contractors but is owned and supplied by another hire company. Contracts or service orders for hire of lifting equipment shall reference this procedure and orders or contracts shall only be placed on those suppliers able to meet the requirements. All hire Chain Blocks and Tirfors shall be proof load tested before delivery to the Facility. All equipment shall be inspected by a third party before delivery and shall be provided with test certificates. 6.13.3 Loan Equipment Lifting equipment on loan to PONSBV shall be managed in the same way as newly procured items.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.13.2 Peralatan Pengangkat Sewaan Peralatan ini digunakan oleh PONSBV atau kontraktornya tetapi dimiliki dan disediakan oleh perusahaan persewaan lain. Kontrak atau service order untuk penyewaan peralatan pengangkat harus merujuk pada prosedur ini. Order atau kontrak hanya boleh dilakukan pada para pensuplai yang bisa memenuhi ketentuanketentuan yang ada. Proof load test harus dilakukan pada semua Chain Blocks dan Tirfors sewaan sebelum alat-alat itu dikirim ke Fasilitas. Semua peralatan harus diinspeksi dan dilengkapi dengan sertifikatsertifikat tes. 6.13.3 Peralatan Pinjaman Peralatan pengangkat yang dipinjamkan kepada PONSBV harus dikelola dengan cara yang sama dengan item-item yang baru diperoleh.
Page 25 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.13.4 Equipment Used During Shutdowns & Engineered Lifts All mobile, fixed and loose equipment used in the shutdown or during engineered lifts shall comply with this procedure and the associated work instructions except as following. Exemptions in writing may be granted to special lifting equipment that will be used for one off installation lifts. Exemptions will only be granted where documentary evidence is available to verify the design, construction and testing of the temporary lifting equipment. Requirements for blanket exemptions shall be written into shutdown execution plans. Exemptions granted will be documented and noted as hold points on PONSBV workpacks.
6.13.4 Peralatan yang Digunakan Selama shutdown & Pengangkatan Teknis Semua peralatan bergerak, tidak bergerak dan lepas yang digunakan dalam shutdown atau selama pengangkatan teknis harus mematuhi prosedur ini dan instruksi-instruksi kerja terkait kecuali sebagai berikut. Perkecualian dalam bentuk tertulis bisa diberikan untuk peralatan pengangkat khusus yang akan digunakan untuk pengangkatan instalasi yang dilakukan sekali saja. Perkecualian hanya akan diberikan bila bukti-bukti dokumenter tersedia untuk memverifikasikan peralatan pengangkat sementara. Ketentuanketentuan untuk perkecualian khusus harus dituliskan dalam rencana eksekusi shutdown. Perkecualian yang diberikan harus didokumentasikan dan dicatat sebagai hold point pada paket kerja PONSBV.
6.14. Decommissioning
6.14. Menon-aktifkan
When a lifting device is decommissioned for any reason its registration status shall be suitably amended on the appropriate control system. If required for the type of device the statutory body shall also be notified of the decommissioning.
Bila sebuah alat pengangkat dinon-aktifkan karena suatu alasan, status registrasinya pada sistim kontrol harus diubah juga. Bila ditentukan dalam ketentuan jenis alatnya, pihak berwenang resmi juga harus diberitahu mengenai penon-aktifan peralatan tersebut
6.15. Policy On Special Items
6.15. Peraturan pada Item Item Khusus
6.15.1 Synthetic Slings - Round and Webbing There is a recognised need for synthetic slings to be used offshore. Since documented failures of these slings have occurred, in the past around the world, there have been considerable improvements in sling design and inspection requirements. Despite these improvements synthetic slings shall only be used on PONSBV facilities under the following restrictions: Only undamaged webbing slings or Kevlar snotters shall be used offshore. They shall only be purchased from approved manufacturers. They shall be purchased and tagged in the colour codes applicable to the half yearly inspection intervals. They shall be inspected thoroughly before each use by the dogman/rigger. The dogman/rigger shall be trained and have
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.15.1 Sling Sintetis – Round dan Webbing Sling sintetis sering perlu digunakan offshore. Karena terbukti adanya masalah yang muncul dalam penggunaan sling di masa lalu, peningkatan yang berarti sudah dilakukan dalam disain dan ketentuan-ketentuan inspeksi sling. Biarpun sudah ada peningkatan, sling sintetis hanya boleh digunakan pada fasilitasfasilitas dengan batasan-batasan berikut ini: Hanya sling webbing atau Kevlar snotter yang tidak rusak yang boleh digunakan offshore. Sling-sling tersebut hanya boleh dibeli dari manufakturur yang disetujui. Sling-sling tersebut harus dibeli dan dipasangi kode warna yang berlaku untuk interval inspeksi setengah tahun. Sling-sling itu harus diinspeksi sebelum setiap penggunaan oleh
Page 26 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
demonstrated competence in visual inspection of synthetic slings. Slings not meeting the acceptance criteria shall be quarantined and disposed They shall be inspected thoroughly at the 6 monthly inspection by a competent person and the sling condition noted in the LLE register.
dogman/rigger. Dogman/rigger harus terlatih dan menunjukkan kompetensi dalam inspeksi visual sling sintetis. Sling yang tidak memenuhi kriteria penerimaan harus dikarantina dan dibuang. Sling-sling itu harus diinspeksi dengan seksama oleh seorang personil yang kompeten dan kondisi sling dicatat di dalam register LLE.
6.15.1.1. Discard Criteria Slings shall be immediately discarded when they are found to have any of the following faults: The Label for the sling is missing or is illegible, and the sling cannot be positively identified. Any of the load-bearing fibres are damaged. Any damage to a cover indicates potential damage to the load-bearing core. Any cuts in the cover should raise serious doubts as to the integrity of the load-bearing core. Fibres of a protective cover that are fused or glazed indicates that the sling has been excessively heated (e.g. by friction in a choke hitch or by externally applied heat).
6.15.1.1 Kriteria Pembuangan Sling harus segera dibuang bila ditemukan masalah-masalah berikut ini: Label untuk sling hilang atau tidak terbaca, dan sling jelas-jelas tidak bisa diidentifikasikan. Load-bearing fibres [fiber-fiber penahan beban beban] rusak. Setiap kerusakan pada selubung menunjukkan adanya kerusakan potensial pada load-bearing core [bagian inti penahan beban]. Sayatan pada selubung harus meningkatkan keragu-raguan serius mengenai integritas load-bearing core. Fiber-fiber selubung pelindung yang meleleh atau berkaca-kaca menunjukkan bahwa sling sudah mengalami pemanasan yang berlebihan (misalnya oleh frisksi di dalam choke hitch atau oleh panas eksternal). Bahan kimia menyebabkamn kerusakan (misalnya menyebabkan kelemahan lokal, selubung menjadi lunak, fiber permukaan mengelupas). Bila itu terjadi, diasumsikan ada kerusakan pada load-bearing core, terutama bila diketahui bahwa: - sling nilon sudah terkena solusi asam; - sling poliester sudah terkan solusi basa; atau
Chemicals have caused any damage (e.g. local weakening, softness of the cover, flaking of the surface fibres). In such cases, damage to the load-bearing core should be assumed, particularly where it is known that- a nylon sling has come into contact with an acid solution; - a polyester sling has come into contact with an alkaline solution; or - a polypropylene sling has come into contact with an organic solvent (e.g. wet paint, coal tar, paint stripping mixtures). - Any coupling components or fittings are distorted, cracked, fractured or excessively worn or corroded. - If any other dangerous condition is confirmed.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
- sling polypropylene sudah terkena pelarut organik (misalnya cat basah, ter arang, campuran pengelupas cat). - Komponen atau fitting kopling mengalami distorsi, retak, patah atau sangat aus atau berkarat. - Bila dikonfirmasikan ada kondisi berbahaya lain.
Page 27 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.15.1.2. Repairs Slings having any of the faults listed in clause 6.9.4 shall be discarded 6.15.2 Safety Shackles It shall be PONSBV policy to use safety shackles, not plain screw pin shackles, on all equipment. Purchasing documentation shall reflect our requirement. Locking clips shall be of suitable stainless steel material to withstand a tropical marine environment. Where screw pin shackles have not been replaced or arrive on urgent preslung equipment the pins shall be suitably seized using stainless steel seizing wire or cable ties. 6.15.3 Eyebolts
6.15.1.2 Reparasi Sling yang mengalami gangguan seperti yang terdaftar dalam bab 6.9.4 harus dibuang. 6.15.2 Safety Shackles Adalah peraturan PONSBV untuk menggunakan safety shackles, tidak hanya screw pin shackle biasa, di semua peralatan. Dokumendokumen pembelian harus mencantumkan persyaratan kita. Klipklip pengunci harus terbuat dari bahan baja tahan karat agar tahan terhadap lingkungan kelautan tropis. Bila screw pin shackles belum diganti atau tiba pada peralatan preslung urgen, pin-pin harus diikat dengan kawat atau kabel baja tahan karat. 6.15.3 Eyebolts
Only certified eyebolts shall be used for lifting. Where equipment fitted with eyebolts (that were installed for one off installation purposes) is required to be lifted again, alternative lifting arrangements shall be devised and approved by the responsible person or a thorough inspection of the eyebolts (and the eyebolt housing) shall be performed by a competent person and the lift approved by the responsible person. Eyebolts shall not be included in registers except where the equipment is lifted on a regular basis. Therefore all lifts by eyebolts shall be considered to be engineered lifts requiring approval in the permit to work system.
Hanya eyebolt yang bersertifikat yang boleh digunakan untuk pengangkatan. Bila peralatan yang dipasangi eyebolts (yang dipasang untuk tujuan instalasi yang dilakukan sekali saja) perlu diangkat lagi, pengaturan pengangkatan alternatif harus diadakan dan disetujui oleh penanggungjawab atau inspeksi menyeluruh atas eyebolts tersebut (dan eyebolt housing) harus dilakukan oleh penanggungjawab. Eyebolts tidak boleh dimasukkan ke dalam register kecuali bila peralatan diangkat secara rutin. Oleh karena itu semua pengangkatan dengan eyebolts harus dianggap sebagai pengangkatan teknis yang memerlukan persetujuan dalam sistim ijin kerja.
6.15.4 Padeyes (padeyes fixed to structures, not those on containers or covered by equipment specific requirements)
6.15.4 Padeyes (padeyes yang dipasangkan pada kerangka, bukan yang dipasangkan pada kontainer atau sudah dicakup dengan ketentuan khusus peralatan)
A register of verified standard padeye designs, applicable to the facility, shall be retained on the facility. Newly installed padeyes shall be subjected to non-destructive testing and proof load testing and test certificates retained.
Sebuah register disain padeye standar yang sudah diverifikasikan harus disimpan di fasilitas. Tes no-destruktif dan tes proof-load harus dilakukan pada padeyes yang baru dipasang dan sertifikat tes harus disimpan.
Padeyes installed without evidence of documentation and approved design and welding standards shall be removed from service and destroyed or tagged out.
Padeyes yang dipasang tanpa bukti dokumentasi dan standar-standar disain dan pengelasan yang diakui harus ditarik dari servis dan dihancurkan atau dipasangi tag untuk menunjukkan bahwa peralatan
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 28 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
tidak boleh digunakan. The precise location of all padeyes shall be clearly noted in the relevant facility register and location diagrams used if necessary.
Lokasi tepatnya semua padeyes harus dicatat dengan jelas di dalam register fasilitas yang relevan dan diagram-diagram lokasi digunakan bila perlu.
Valid certified padeyes which have undergone proof loading and non destructive testing shall be identifiable at point of location as follows:
Padeyes bersertifikat valid yang sudah menjalani pengetesan proofloading dan non-detruktif harus bisa diidentifikasikan pada poin lokasi sebagai berikut:
Padeyes should be painted yellow centrally positioned in a 30 x 30 cm (approx.) white painted square (minimum size). The safe working load (SWL) shall be in black stencil within the white square. The identification number shall be in black stencil within the white square.
Padeyes harus dicat kuning dan diposisikan secara sentral di dalam kotak bercat putih sebesar (kira-kira) 30 x 30 cm (ukuran minimum). Beban kerja aman (SWL) harus dicetak berwarna hitam di dalam kotak putih. Nomor identifikasi harus dicetak berwarna hitam di dalam kotak putih.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 29 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
6.15.5 Chain Slings
6.15.5 Sling Rantai
Due to recent documented failures during offshore lifts with chain slings the following policy is advised.
Karena masalah yang baru-baru ini didokumentasikan selama pengangkatan offshore dengan sling rantai, peraturan berikut ini perlu diindahkan.
All new purchase of chain slings for offshore use is to specify chain slings to ISO 3076 (Gunnebo trade name for example), ISO 4778 or ISO 7593. Existing slings (grade T chain) may still be used for lifts where there is redundancy in the rigging arrangement. They shall not be used for single or two leg sling lifts where there is no redundancy.
Semua sling rantai yang baru dibeli untuk digunakan offshore harus sesuai dengan ketentuan ISO 3076 (Contohnya yang bermerk Gunnebo), ISO 4778 atau ISO 7593. Sling yang sudah ada (grade T chain) masih boleh digunakan untuk pengangkatan bila ada kelebihan dalam pengaturan rigging. Sling-sling tersebut tidak boleh digunakan untuk pengangkatan sling single atau two leg yang tidak ada kelebihan rigging-nya. Lokasi yang diijinkan untuk sling rantai adalah pada Burning baskets fasilitas.
The only accepted location for chain slings is on the facility Burning baskets. 6.15.6 Crane Wire Ropes Current philosophy at Anoa is to change out crane wire ropes on all the major cranes after 5 years regardless of actual condition at that time. In addition, the crane wires should be changed "end-for-end" in the middle of their 5-year life span. 6.15.7 Special Lifting Frames If lifting frame equipment is required, design verification should be performed by an approved verifier and load testing and associated NDT must be carried out before the frame is used in service. It is an obligation of the designer/fabricator to make this information available to the users (usually in the form of design and testing certificates). It is essential that any equipment constructed or modified on the facility is considered in the same way as equipment purchased from outside. For special frames where testing has been impossible the HOFO or Marine Superintendent may grant permission for lifting to proceed under the supervision of a qualified engineer. These engineered lifts must only be on a case by case basis and clearly defined (and approved) on the permit to work
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
6.15.6 Tali Kawat Crane Prinsip yang dianut di Anoa sekarang ini adalah mengganti tali kawat crane pada semua crane utama setelah 5 tahun, tidak peduli apa pun kondisinya pada saat itu. Selain itu, kawat-kawat crane harus dibalik ujung pangkalnya pada pertengahan masa kerja 5 tahunnya. 6.15.7 Kerangka Pengangkat Khusus Bila kerangka pengangkat khusus diperlukan, verifikasi disain harus dilakukan oleh pelaksana verifikasi resmi. Tes beban dan NDT terkait harus dilaksanakan sebelum kerangka digunakan. Adalah kewajiban disainer/fabrikator untuk memberikan informasi ini kepada para pengguna (biasanya dalam bentuk sertifikat disain dan tes). Setiap peralatan yang dikonstruksi atau dimodifikasi di fasilitas perlu diperlakukan secara sama dengan peralatan yang dibeli dari luar. Untuk kerangka-kerangka khusus di mana pengetesan tidak mungkin dilakukan, HOFO atau Marine Superintendent bisa mengijinkan diteruskannya pengangkatan di bawah pengawasan insinyur yang berkualifikasi. Pengangkatan teknis ini hanya boleh dilakukan per kasus dan diuraikan secara jelas (dan disetujui) di
Page 30 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
system. 6.15.8 Containers With ISO Corner Fittings
dalam sistim ijin kerja. 6.15.8 Kontainer dengan ISO Corner Fittings
It has been practice in some areas to top lift containers that have ISO corner fittings by inserting shackles or slings into those fittings and lifting by that means. This practice is potentially dangerous as these fittings are not designed for that type of loading. Several options exist Modify the container and design and fit padeyes to enable shackles to be used. (Remember that this is an engineering change to the container and design, fabrication and testing need to be controlled) Sling underneath the container and bottom lift.
Top lift [pengangkatan dari bagian atas] atas kontainer yang memiliki ISO corner fittings sudah dipraktekkan di beberapa area dengan cara menyelipkan shackle atau sling ke dalam fitting-fitting itu. Praktek ini berbahaya karena fitting-fitting ini tidak didisain untuk tujuan itu. Ada beberapa pilihan: Modifikasi kontainer dan disain dan pasang padeyes agar shackels bisa digunakan. (Perlu diingat bahwa ini adalah perubahan teknis terhadap kontainer. Disain, fabrikasi dan pengetesan perlu dikontrol). Sling ditempatkan di bawah kontainer dan lakukan bottom lift [pengangkatan dari bagian bawah].
Any containers without the correct lifting pad-eyes at each corner will be subject to PTW requirements and review of the proposed lifting arrangement before lifting commences.
Kontainer yang tidak memiliki lifting padeyes pada setiap sudutnya tergantung pada ketentuan PTW-nya. Review pengaturan pengangkatan yang disarankan sebelum memulai pengangkatan.
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 31 of 36
PremierOil Indonesia Jakarta
Standard Operating Procedures LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
7. ASSOCIATED DOCUMENTATION
7. DOKUMEN TERKAIT
7.1.
Periodic Proof Loading Requirements – Charts
7.1. Ketentuan Proof Loading periodik – Bagan
7.2.
Periodic Proof Loading Requirements table
7.2. Ketentuan Proof Loading periodik – Tabel
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
Page 32 of 36
PremierOil Indonesia Standard Operating Procedures Jakarta LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
7.1.
Periodic Proof Loading Requirements - Charts Proof Load Testing - Lifted Equipment (Containers, etc)
70
60
50
PROOF LOAD
WORK BOXES 40 GENERAL PURPOSE, SPECIALISED & INTRASTATE, AND OTHER CONTAINERS
30
LIFT BEAMS & SPREADERS 20
10
0 0
5
10
15
20
25
30
SWL
Proof Load Testing - Lifting Devices 60
Chain block, tirfor
50
Monorail, Overhead Padeyes, Mobile cranes, Builders Hoists and winches, elevating work platforms, building maintenance units, girder clamps, serials hoists and hoists for lifting
Proof Load
40
30
Bridge, Gantry crane and Portal Crane
20
Tower crane, Davit and Boom Crane, Other Serial Hoists and winches 10
0 0
5
10
MNT405.doc Rev. 0 (04 Feb 02)
15
SWL (tonnes)
20
25
30
35
Page 33 of 36
PremierOil Indonesia Standard Operating Procedures Jakarta LIFTING EQUIPMENT INSPECTION AND MAINTENANCE – REQUIREMENTS AND RESPONSIBILITIES
Proof Load Testing - Rigging Excluding Blocks
200
180
Eyebolts SWL
View more...
Comments