Lichen Simplex Chronicus
February 14, 2019 | Author: Ramos Sergio | Category: N/A
Short Description
Download Lichen Simplex Chronicus...
Description
JURNAL LICHEN SIMPLEKS CHRONICUS DAERAH DUBUR KELAMIN: STUDICLINICO-ETIOLOGI
ABSTRAK
Lichen simpleks chronicus (LSC) (LSC) dari daerah anogenital, adalah penyakit, jinak sangat tidak nyaman. Tujuan Sebagai sangat sedikit yang diketahui tentang penyebab LSC dubur kelamin (AGLSC), kami melakukan penelitian ini untuk mengetahui berbagai Clinico-etiologi faktor yang terlibat di dalamnya dan untuk menilai frekuensi AGLSC. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, termasuk 105 pasien dengan AGLSC, yang menghadiri klinik Dermatologi di lembaga kami dari September 2007 sampai Juni 2009. Sejarah rinci, pemeriksaan fisik, dan investigasi yang relevan dilakukan. Data yang terkumpulditabulasi dan dianalisis. Hasil Frekuensi Frekuensi AGLSC antara pasien yang mengalami pruritus anogenital yaitu 2,54%. Primer AGLSC lebih umum dari pada AGLSC sekunder (69,5% vs 30,5%). AGLSC dimanifestasikan lebih umum pada laki-laki dari pada perempuan perempuan (56,2% vs 43,8%). Durasi rata-rata penyakit ini 30,6 bulan. Faktor pemicu umum untuk berkeringat gatal (41,9%), menggosok paha sambil berjalan untuk jarak jauh (9,5%), dan tekanan mental (5,7%). Pruritus dari AGLSC terkait dengan asupan makanan berbagai37,1% pasien. Pada lakilaki, skrotum adalah situs utama yang terlibat (89,8%), sedangkan sedangkan pada wanita, labia majora adalah situs utama yang terlibat (78,2%). Hampir sepertiga kasus (30,5%) dari AGLSC memiliki beberapa penyakit kulit lainnya di daerah dubur kelamin. Kesimpulan Meskipun faktor psikologis diperkirakan memainkan peran penting dalam penyebab penyakit dankelangsungan dankelangsungan antara pasien AGLSC, signifikansi mereka tidak dapat dipastikan oleh kami.
1
A. Pengenalan Lichen simpleks chronicus (LSC) dari daerah anogenital, adalah penyakit jinak, tetapi sangat tidak nyaman ditandai dengan penebalan kulit, hiperpigmentasi kulit dan tanda-tanda meningkat akibat dari berulang menggosok atau menggaruk atau memilih kulit.Hal ini sering merupakan manifestasi dari siklus gatal awal. LSCanogenital (AGLSC) berkembang terutama di pertengahan [1] sampaimasa dewasa akhir (30-50 tahun). Meskipun kondisi umum dilihat oleh ahli kulit, kejadian dan angka prevalensi belum mapan, dan faktor-faktor penyebab yang beroperasi di serta kelangsunganpenyakit ini kurang dipahami. Dengan demikian, penelitian inidilakukan untuk menentukan frekuensi AGLSC antara pasien yang mengalami pruritus anogenital, untuk mengeksplorasi faktor pemicuuntuk AGLSC dan untuk mencari adanya penyakit lain anogenitalterkait berkontribusi terhadap LSC.
B. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif termasuk 105 pasien dengan AGLSC, yang berlangsung selama 22 bulan, dari September 2007 hingga Juni 2009. Institut komite etik izin diperoleh. Semua pasien menghadiri OPD Dermatology di JIPMER, Puducherry, dengan gatal di daerah dubur kelamin disaring untuk LSC. Pasien dengan penyakit lainnya dermatologis gatal daerahdubur kelamin, yang tidak terkait dengan LSC, dikeluarkan dari penelitian. Semua pasien menyetujui terlepas dari usia dan jenis kelamin, dengan diagnosis klinis LSC (kulit menebal dengan tandakulit ditekankan menyerupai kulit pohon dengan atau tanpa tanda-tanda seperti goresan excoriations dan krusta) di wilayah dubur kelamin yang terdaftar dalam studi. Informed consent diambil;sejarah rinci dan temuan pemeriksaan dicatat dalam proforma.Tingkat keparahan pruritus dinilai pada Skala Analog 10-point Visual (VAS). Hasil ditabulasi dan dianalisis menggunakan program SPSS13.0. C. Hasil Frekuensi AGLSC antara pasien OPD Dermatology selama periode penelitian adalah 1,44 per 1000 pasien. Di antara pasien dengan pruritus anogenital, selama masa studi, frekuensi AGLSC sebagai penyebab pruritus anogenital yaitu 2,54%. Usia rata-rata dari pasien dengan AGLSC adalah 45,9 tahun dengan kisaran 7-74 tahun.Kelompok usia yang paling umum adalah dalam 31-45 tahun (36,2%), diikuti oleh kelompok umur 46-60 tahun (32,4%), lebih dari60 tahun (16,2%), 15-30 tahun (14,2%) dan
View more...
Comments