Lens-Induced Glaucoma

July 3, 2018 | Author: puskesmaspayolansek | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

menjelaskan tentang lens-induced glaucoma...

Description

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Glauko Glaukoma ma merupa merupakan kan penyeba penyebab b kebuta kebutaan an kedua kedua paling paling banya banyak k di negara negara sedang sedang  berkembang setelah diabetes. Pada tahun 2000 diperkirakan kurang lebih 67 juta orang akan menderita glaukoma dan 10% diantaranya (6,7 juta orang akan mengalami kebutaan bilateral disebabkan oleh penyakit ini. 1,2 Glaukoma juga dikenal dengan sebutan silent sebutan  silent thief of sight, kare karena na hamp hampir ir !0% !0% pasi pasien en deng dengan an glau glauko koma ma selam selamaa perja perjala lana nan n peny penyaki akitn tnya ya tidak  tidak  menunjukkan gejala atau tanda suatu penyakit. "da beberapa jenis glaukoma, tetapi semuanya menunjukkan karakteristik yang sama yait yaitu u keru kerusak sakan an struk struktu tura rall dari dari ner# ner#us us opti optiku kuss yang yang meny menyeb ebab abka kan n gang ganggu guan an $ung $ungsi si  penglihatan. Glaukoma dapat disebabkan oleh gangguan pada lensa, sehingga disebut dengan lens lens induce induced d glauco glaucoma. ma.  Lens induced glaucoma terbag terbagii atas atas glauko glaukoma ma phakoli phakolitik tik,,  phakoantigenik, dan partikel lensa. &ari &ari pene penelit litia ian n yang yang dila dilaku kukan kan pada pada 'epa 'epall ye ye )osp )ospit ital alpad padaa *anua *anuari ri 2002 2002 +  &esember 200 didapatkan bah-a lens induced glaucoma merupakan glaucoma  merupakan penyebab terbesar dari glaukoma sekunder dengan total 0 kasus. 6! % merupakan glaukoma $akomor$ik dan !% glaukoma $akolitik.  /leh karena begitu buruknya dampak yang diakibatkan glaukoma maka dibutuhkan suatu diagnosis dan pengobatan seara epat dan tepat sehingga progresi#itas lanjut penyebab kebutaan dapat diegah seara dini

1.2.

TUJUAN PENULISAN

Penuli Penulisan san linia liniall sienti sienti$i $i sessio session n ( ( ini bertuj bertujuan uan untuk untuk memaham memahamii serta serta menambah pengetahuan tentang glaukoma diinduksi lensa.

1.3.

BATASAN MA MASALAH

&alam  ini akan dibahas mengenai glaukoma diinduksi lensa.

1.4.

TUJUAN PENULISAN

Penuli Penulisan san linia liniall sienti sienti$i $i sessio session n ( ( ini bertuj bertujuan uan untuk untuk memaham memahamii serta serta menambah pengetahuan tentang glaukoma diinduksi lensa. 1

1.5.

METODE PENULISAN

Penulisan  ini menggunakan berbagai literature sebagai sumber kepustakaan.

2

1.5.

METODE PENULISAN

Penulisan  ini menggunakan berbagai literature sebagai sumber kepustakaan.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Anatomi S!t Bi"i# Mata D$%an

udut bilik mata depan terletak pada pertautan antara kornea peri$er dan pangkal iris. iri3iri anatomis utama sudut ini adalah garis h-albe, anyaman trabekula (yang terletak di atas atas kana kanall hl hlem emm m,, dan dan taji taji skle sklera ra (sclera (sclerall spur) spur).. "nato natomi mi sudu sudutt bili bilik k mata mata depa depan n diperlihatkan oleh gambar 2.1. 

Gam&a' 1 S!t &i"i# mata !$%an !an (t'#t' ($#ita'n)a

Garis h-albe menandai berakhirnya endotel kornea. "nyaman trabekula berbentuk  segitiga pada potongan melintang, dengan dasar yang mengarah ke orpus iliare. "nyaman ini tersusun atas lembar3lembar berlubang jaringan kolagen dan elastik, yang membentuk  suatu $ilter dengan pori yang semakin mengeil ketika mendekati kanal hlemm. 4agian dalam anyaman ini, yang menghadap ke bilik mata depan, dikenal dengan anyaman u#ea5  bagian luar, yang berada di dekat kanal hlemm disebut anyaman korneoskleral. erat3serat long longitu itudi dina nall otot otot sili siliari ariss meny menyisi isip p keda kedalam lam anya anyama man n trabe trabeku kula la terseb tersebut ut.. aji skler skleral al merupa merupakan kan penonj penonjola olan n sklera sklera kearah kearah dalam dalam dianta diantara ra orpus orpus iliare iliare dan kanal kanal hlem hlemm, m, tempat iris dan orpus iliare menempel. aluran3saluran e$eren dari kanal hlemm (sekitar  0 saluran pengumpul dan 12 #ena aueous berhubungan dengan sistem #ena episklera. 



2.2 Anatomi L$n(a K'i(ta"in

8ensa kristalin adalah struktur bikonka$ dan transparan yang berperan untuk menjaga kejern kejerniha ihan n lensa lensa sendiri, sendiri, mere$ra mere$raksi ksikan kan ahaya ahaya,, dan berpera berperan n untuk untuk akomod akomodasi. asi. 8ensa 8ensa terletak di posterior iris dan anterior korpus #itreus. 8ensa digantung oleh 9onula :inii yang tersusun atas serat lembut dan kuat yang menyangga lensa ke korpus siliaris. 8ensa tersusun dari kapsul, epitel lensa, korteks, dan nukleus, ;utub anterior dan posterior lensa disatukan oleh garis imajiner yang disebut aksis optikal. Garis di permukaan yang mele-ati satu kutub ke kutub lainnya disebut meridian. uator adalah diameter terbesar lensa. 8ensa dapat membiaskan ahaya karena indeks re$raksi, yang normalnya adalah < 1, di sentral dan 1,6 di peri$er. Pada keadaan tidak berakomodasi lensa berkontribusi < 1!320 &ioptri dari 60 & kekuatan re$raksi mata manusia normal. aat baru lahir, diameter euator lensa < 6, mm dan diameter anteroposterior < ,! mm, mm, bera beratt < =0 mg. mg. Pada Pada oran orang g de-a de-asa sa,, diam diamet eter er eua euato torr < = mm dan dan diam diamet eter  er  antero anteropos poster terior ior < ! mm dengan dengan berat berat < 2!! mg. ;etebal ;etebalan an kortek kortekss bertam bertambah bah seiring seiring  pertambahan usia, demikian pula bentuknya, semakin lama semakin ekung. )al ini menyebabkan lensa pada orang yang lebih tua memiliki daya bias lebih besar. "kan tetapi, indeks re$raksi menurun seiring pertambahan usia, kemungkinan akibat dari pertambahan  jumlah partikel protein tak terlarut. !



Gam&a' 2 (t'#t' "$n(a5

;apsul ;apsul lensa adalah membran dasar elastik dan transparan, tersusun atas kolagen tipe  yang didasari oleh sel epitel. ;apsul mengandung substansi lensa yang dapat berubah3ubah bentuk  saat akomodasi. 8apisan terluar, lamella zonular , juga berperan untuk menghubungkan serat3 serat :onular. ;apsul lensa paling tebal di bagian anterior dan posterior preeuator dan paling tipis

di

daerah

sentral

kutub

posterior,

sekitar

23

$lm.

8ensa

anterior

kapsul jauh lebih tebal dari kapsul posterior saat lahir dan mengalami peningkatan ketebalan sepanjang hidup

erat3serat 9onular 8ensa

didukung

oleh

serat

:onular

yang

berasal

dari

lamina

basal

epitel tak berpigmen pars plana dan pars pliata dari korpus siliaris. erat :onuler ini menembus 1,!

mm

lensa ke

kapsul

pada lensa

kapsul anterior

lensa

di

dan

posterior

:ona 1,2!

euator, mm

ke

anterior   posterior 

kapsul lensa. eiring bertambahnya usia, euator serat3serat :onula mengalami regresi, !

terpisah dengan lapisan anterior dan posterior yang munul dalam bentuk segitiga pada  penampang inin :onuilar. &iameter serat ini adalah ! 3 0 $lm diameter, mikroskop ahaya memperlihatkan bah-a serat3serat ini memiliki struktur eosino$ilik yang memiliki reaksi  periodic acid-Schiff  (P" positi$. eara ultrastruktural, serat3serat ini terdiri dari untai, atau $ibril, dengan diameter >310 nm dan berkas 12 3 1 nm.

pitel 8ensa erletak tepat di belakang kapsul anterior lensa. truktur in melakukan metabolisme akti$, termasuk biosintesis &'", ?'", protein dan lemak serta membentuk "P sebagai sumber  energi lensa.

 'ukleus dan ;orteks el3sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan menekan serat3 serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. erat3seratpaling tua yang terbentuk  merupakan lensa $etus yang diproduksi pada $ase embrionik dan masih menetap hingga sekarang. erat3serat yang baru akan membentuk korteks dari lensa. !

Gam&a' 3 (t'#t' "$n(a5

@ekanisme yang dilakukan mata untuk merubah $okus dari benda jauh kebenda dekat disebut akomodasi. "komodasi terjadi akibat perubahan lensa olehaksi badan silier terhadap serat3serat :onula. etelah umur 0 tahun, kekakuanyang terjadi di nukleus lensa seara klinis mengurangi daya akomodasi.aat

otot silier

berkontraksi, serat :onular

relaksasi

mengakibatkan lensamenjadi lebih embung. ;etika otot silier berkontraksi, ketebalan aAial lensameningkat, kekuatan dioptri meningkat, dan terjadi akomodasi. aat otot silierrelaksasi, serat :onular menegang, lensa lebih pipih dan kekuatan dioptri menurun. ! 6

2.2 *i(io"o+i Aqueous Humor 

ekanan intraokular ditentukan oleh keepatan pembentukan aqueous humor  dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Aqueous humor   adalah suatu airan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. Bolumenya adalah sekitar 2!0 C8Dmenit. ekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. ;omposisi aqueous humor   serupa dengan plasma keuali bah-a airan ini memiliki konsentrasi askorbat, piru#at, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.   Pada manusia, aueous humor memiliki kelebihan ion hidrogen dan klorida, kelebihan askorbat, dan de$isit bikarbonat relati$ terhadap plasma. "ueous humor pada dasarnya merupakan proteinbebas (1D20031D!00 dari protein yang ditemukan dalam plasma, yang memungkinkan kejelasan opti dan memantulkan integritas sa-ar darah3auous mata normal. "lbumin jumlahnya sekitar setengah dari total protein. ;omponen lainnya termasuk  $ator pertumbuhan, beberapa en:im, seperti karbonat anhidrase, liso:im, diamina oksidase. "ti#ator

plasminogen,

dopamin3hidroksilase,

$os$olipase

"2,

dan

prostaglandin,

mono$os$at3adenosin siklik ("@P, katekolamin, hormon steroid, dan asam hyaluroni. !  Aqueous humor   diproduksi oleh korpus siliaris. Eltra$iltrat plasma yang dihasilkan di stroma prosessus siliaris dimodi$ikasi oleh $ungsi sa-ar dan prosessus sekretorius epitel siliaris. Produksi aueous humor rata3rata perhari adalah 2.032.! mikroliterDmenit. etelah masuk ke kamera posterior, aqueous humor  mengalir melalui pupil ke kamera anterior lalu ke  jalinan trabekular di sudut kamera anterior. elama periode ini, terjadi pertukaran di$erensial komponen3komponen dengan darah di iris. Peradangan atau trauma intraokuler dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi protein. )al ini disebut  plasmid humor   dan sangat mirip dengan serum darah.  *alinan trabekula terdiri dari berkas3berkas jaringan kolagen dan elastik yang dibungkus oleh sel3sel trabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori3pori semakin mengeil se-aktu mendekati kanalis hlemm. ;ontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori3pori di jalinan tersebut sehingga keepatan drainase aqueous humor  juga meningkat. "liran aqueous humor  ke dalam kanalis hlemm bergantung pada pembentukan saluran3saluran transelular siklik di lapisan endotel. aluran e$eren dari kanalis hlemm menyalurkan airan ke dalam sistem #ena. ejumlah keil humor akueus keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan le-at sela3sela sklera (aliran u#eoskleralDunconventional pathway. &iperlihatkan pada gambar .  

7

Gam&a' 4 *i(io"o+i a"i'an a,$o( -mo'

2.3 D$ini(i

Glaukoma diinduksi lensa adalah glaukoma sekunder yang disebabkan oleh kelainan  pada lensa kristalin. ;eadaan patologis pada lensa ini dapat menyebabkan glaukoma sudut terbuka maupun tertutup, dan seringkali kombinasi keduanya. Glaukoma sudut terbuka pada umumnya terjadi karena penyumbatan dari sistem drainase auous humor dengan material lensa dan debris in$lamasi. Fang termasuk dalam golongan

ini

antara

lain  phacolytic

glaucoma,

lens

particle

glaucoma,

dan

 phacoanaphylactic glaucoma. Pada glaukoma sudut tertutup, lensa seara langsung mengakibatkan penutupan sudut seara mekanik. )al ini terjadi pada intumesent lensa dalam phaomorphi glaukoma atau pada subluksasi atau dislokasi lensa dalam etopia lentis. Glaukoma sudut terbuka dapat menyebabkan glaukoma sudut tertutup jika terjadi induksi  peradangan yang ukup untuk menyebabkan pembentukan sinekia anterior peri$er atau sinekia posterior. 6

2.4 E%i!$mio"o+i

Glaukoma merupakan penyakit mata yang dikenal sebagai penyebab kebutaan  permanen jika tidak terdeteksi dan diobati. 2 Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua  paling banyak di negara sedang berkembang setelah diabetes. 1 Pada tahun 2000 diperkirakan >

kurang lebih 67 juta orang akan menderita glaukoma dan 10% diantaranya (6,7 juta orang akan mengalami kebutaan bilateral disebabkan oleh penyakit ini.1,2 &i "merika Etara,  penyakit ini merupakan penyebab utama kebutaan dan memiliki insiden 1 per 100 orang  penduduk di atas usia 0 tahun. &ari seluruh jumlah ini hanya !0% yang dapat terdeteksi, sedangkan setengah bagian lagi tidak dapat terdeteksi karena dalam perjalanan penyakitnya kelainan ini tidak menampakkan gejala atau tanda penyakit. 4ank data )/ memperkirakan bah-a di seluruh dunia terdapat kira3kira 2,7 juta orang menderita glaukoma sekunder. Lens induced glaucoma yang disebabkan oleh katarak  hipermatur merupakan penyebab utama glaukoma sekunder di negara sedang berkembang. &ari penelitian yang dilakukan pada ?umah akit @ata "ra#ind di Hndia elatan pada tahun 2000 didapatkan bah-a lens induced glaucoma merupakan penyebab terbesar dari glaukoma sekunder dengan persentase 2!% dari total kasus yang ada.

3. K"a((ii#a(i L$n(/In!0$! G"a#oma

8ens3indued glaukoma sudut terbuka dibagi atas  bagian • • •

 phaolyti glauoma lens partile glauoma  phaoantigeni glauoma

edangkan lens3indued glaukoma sudut tertutup dibagi atas 2 bagian • •

Phaomorphi glaukoma topia 8entis

3.1 P-a0o")ti0 +"a0oma

Phaolyti glauoma disebabkan oleh kebooran protein lensa melalui kapsul katarak matur atau hipermatur. "kibat penuaan, komposisi protein lensa berubah, dimana terjadi peningkatan konsentrasi protein berat molekul tinggi. Pada katarak  matur atau hipermatur protein ini lepas melalui lubang mikroskopik pada kapsul lensa. ndapan protein ini mengakibatkan terjadinya glaukoma karena protein protein lensa di$agosit oleh makro$ag serta debris in$lamasi lainnya akan menyumbat jaring trabekula. 7

=

Pada pemeriksaan $isik ditemukan peningkatan tekanan intra okular, edema kornea mikro sistik, reaksi sel dan $lare yang menolok. idak ditemukannya keratik   presipitat manjadi panduan membedakan phaolyti glauoma dengan phaoantigeni glauoma. &ebris selular mungkin dapat terlihat pada sudut kamera anterior, keberadaan pseudohipopion mungkin terlihat. Partikel ber-arna putih besar  (gumpalan protein lensa mungkin terlihat di kamera anterior. erdapat katarak matur  dan hipermatur dengan kapsul lensa anterior yang mengerut yang manandakan  berkurangnya #olume dan lepasnya material material lensa. Pada segmen posterior  dapat ditemukan opasitas #itreous dan pre#askulitis pada retina. 6,7 3.2 L$n( %a'ti0"$ +"a0oma

8ens partile glauoma terjadi ketika partikel korteks lensa menyumbat jaring trabekula akibat lepasnya materi lensa ke dalam aueous humor setelah dilakukannya ekstraksi katarak ekstrakapsular, neodymiumyttrium3aluminumgarnet ('dF"G kapsulotomi, ataupun trauma okuli serta traumatik kapsul lensa. 4eratnya glaukoma  bergantung pada material lensa yang dilepaskan, derajat in$lamasi, kemampuan jaring trabekular membersihkan partikel lensa , dan status $ungsional badan siliar yang sering menurun setelah trauma atau perosedur operasi. 8ens partile glauoma  biasanya terjadi beberapa minggu setelah terjasinya trauma, namun juga mungkin terjadi beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. 7 Pada studi histopatologi ditemukan material lensa yang menyumbat aliran aueous dan monosit tempat

protein lensa menempel. &ari spesimen trabeular 

mesh-ork ditemukan sel3sel phaolyti, sel debris, dan meteri lensa $ree $loating. 7 emuan klinis lens partile glauoma adalah material kortikal bebas dalam kamera anterior, peningkatan H/, edema kornea mikro sistik, dan seiring berjalannya -aktu terbentuk sinekia posterior dan sinekia anterior peri$er.

7

3.3. P-a0oanti+$ni0 +"a0oma

Phaoantigeni

glauoma

atau

yang

sebelumnya

dikenal

dengan

 phaoanaphylaAis ini sangan jarang ditemukan, dimana pasien tersensitisasi terhadap  protein lensa mereka sendiri setelah trauma ataupun prosedur operasi sehingga terjadi in$lamasi granulomatous. Gambaran klinis uktuk keadaan ini sangat ber#ariasi, namun kebanyakan pasien menampilkan reaksi kamera anterior moderat dengan keratik presipitat pada endotel kornea dan permukaan anterior lensa. elain itu 10

ditemukan 1003grade #iritis, sinekia, dan residu meterial

permukaan lensa.

Glauomatous opti neuropathy dapat ditemukan namun tidak umum ditemukan.

7

3.4 Phacomorphic glaucoma

Phacomorphic glaucoma merupakan glaukoma sudut tertutup yang diakibatkan oleh tekanan mekanik anterior lensa pada iris. Mata hiperopik dengan lensa yang relatif besar terhadap sumbu axial mengakibatkan penyempitan kamera anterior dan merupakan predisposisi untuk keadaan ini. 7 Pembesaran lensa lebih lanjut diakibatkan oleh beberapa $aktor termasuk   penuaan, dimana lensa akan bertambah tebal dan membentuk lengkung anterior yang lebih besar, dan pada trauma lensa akan memiu pembengkakan lensa. Penyebab  pembengkakan lensa yang tidak umum termasuk pada diabetes dan e$ek samping diuretik tertentu. Pada persistent hyperplasti primary #itreous (P)PB ruptur kapsul  posterior lensa akan mengakibatkan terbentuknya katarak yang akan mengakibatkan kontraksi membran $ibro#askular yang akan menekan dia$ragma lensa dan iris ke arah depan dan mengakibatkan penyempitan kamera anterior. ?etinopati prematur juga dapat mengakibatkan penekanan ke arah depan dia$ragma lensa3iris. Penyebab lain

seperti

pseudoexfoliation

dapat

mempengaruhi

zonula

dan

menekan lensa ke arah depan. 7 3.5 E0to%ia L$nti(

ublukasasi lensa seara umum berasal dari longgarnya, gangguan, dan hanurnya sebagian :onula. alaupun lensa tidak lagi berada di tengah, lensa tetap  berada di belakang iris. &engan adanya dislokasi seluruh :onula mengalami kerusakan, lensa dapat tetap berada di belakang iris, jatuh ke dalam retina, atau pindah ke kamera anterior. 7 "bnormalitas pada :onula lensa mengakibatkan seluruh bentuk ektopia lensa. rauma merupakan penyebab utama kelainan :onula yang akan mengakibatkan ruptur  :onula dan spasme siliar. )al ini akan memiu pergerakan lensa ke depan,  penyempitan sudut /" dan blok pupil. Pada kelainan kongenital seperti @ar$an sindrom, hemosisinuria, atau hlers3&anlos sindrom mengakibatkan berkurangnya  penahan lensa. 7 "papun penyebabnya, glaukoma diakibatkan oleh blok pupil karena kelainan  posisi lensa atau obstruksi pupil oleh lensa dan #itreous atau oleh #itreous itu sendiri. 11

Pada beberapa kasus terjadi dislokasi komplit lensa ke kamera anterior dan seara langsung menghambat aliran aueous. erangan berulang pada sudut tertutup pada  blok pupil akan mengakibatkan sinekia anterior peri$er, dan bersamaan dengan glaukoma sudut terbuka kronik akan mengakibat rusaknya aliran trabekula.

7

4. Mani$(ta(i K"ini(

eara umum, lens-induced glaucoma memiliki gambaran klinis antara lain sebagai  berikut > a. Gejala klinis (subjekti$ •

Penurunan #isus



nyeri



$oto$obia



mata merah



melihat halo disekitar ahaya



 pengeilan lapangan pandang

 b. anda3tanda klinis (objekti$ •

 penurunan ketajaman #isus



 peningkatan tekanan intra okuler 



injeksi siliar 



ell dan $lare di /"



sinekia anterior peri$er 



material sisa lensa atau katarak 



ri-ayat operasi atau trauma apda mata



upping ner#us optikus



de$ek lapisan serabut sara$ 



de$ek lapangan pandang

5. Dia+no(i( !an Dia+no(i( Ban!in+

!.1 Glaukoma Iakolitik ( hacolytic !laucoma a. &iagnosis

12

Gejala glaukoma $akolitik mirip dengan jenis glaukoma akut lainnya. &iagnosis dibuat berdasarkan gejala dan tanda3tanda klinis glaukoma $akolitik. Gejala klinis yang timbul biasanya melibatkan pasien usia lanjut dengan ri-ayat penglihatan kurang yang tiba3 tiba mengalami nyeri, konjungti#a hiperemis, dan penurunan #isus. ebelum datangnya serangan, sebagian besar pasien telah mengalami penurunan penglihatan yang progesi$  selama berbulan3bulan atau bertahun3tahun, konsisten dengan mendapatkan katarak. anda3tanda klinis yang dapat ditemukan pada pemeriksaan antara lain didapatkan tekanan intra okuler yang meningkat, edema kornea mikrositik, sel prominen dan reaksi $lare tanpa keratik presipitat dan sudut /"3nya terbuka. idak adanya keratik presipitat membantu untuk menyingkirkan glaukoma $akolitik dari glaukoma $akoantigenikD $akoana$ilaktik. elain itu ditemukan katarak matur atau hipermatur (morgagni, dengan kapsul lensa anterior yang mengkerut dan memperlihatkan #olume lensa yang berkurang dan lepasnya material lensa (""/. anda3tanda lainnya berupa injeksi konjungti#a, kapsul intak, #itreus yang keruh, dan makro$ag di aueous humor.

6

&isamping itu dapat pula ditemukan

debris seluler di sudut /", pseudohipopion, dan partikel putih yang besar (gumpalan  protein lensa di /" . 7

Gam&a' 5. Gam&a'an +"a#oma a#o"iti#. A!an)a #onn+tia -i%$'$mi( $!$ma #o'n$a mi#'o(iti# #ata'a# mat' !an '$a#(i OA %'omin$n. J+a t$'!a%at !$%o(it %'ot$in %a!a $n!ot$" ! an m$"a%i(i (!t m$m&$nt# %($!o-i%o%ion.

7

 b. &iagnosis banding &iagnosis banding glaukoma $akolitik antara lain 

6

Glaukoma akut sudut tertutup pada mata dengan katarak  sudut sempit pada goniosopy



Glaukoma $akomor$ik  sudut sempit pada goniosopy

1



Glaukoma u#eitik  8eukosit lebih keil dari makro$ag



Glaukoma neo#askuler  pembuluh darah abnormal di tepian dan sudut pupil



ndo$talmitis endogen ri-ayat in$eksi pada pejamu yang immunokompromise dan kultur kuman positi$ 



raumati angle reession glauoma and atarat ?i-ayat trauma, resesi sudut  pada gonioskopi, ketiadaan u#eitis



Glaukoma partikel lensa kerusakan kapsul, material lensa yang bebas melayang

!.2 Glaukoma partikel lensa ( Lens article !laucoma a. &iagnosis &iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda3tanda glaukoma partikel lensa dengan onset munul beberapa hari atau beberapa minggu setelah menjalani operasi mata seperti operasi  (eAtraapsular atarat eAtration atau setelah trauma ruptur lensa. Gejala glaukoma partikel lensa antara lain kemerahan, rasa tidak nyaman, penurunan #isus dan nyeri. anda3tandanya meliputi bekas katarak di kamera okuli posterior, injeksi konjungti#a, material kortikal dan debris lensa di aueous humor, hipopion, leukosit, makro$ag dan $lare di /". 6 elain itu tekanan intra okuler meningkat, adanya reaksi /", edema kornea mikrositik dan seiring -aktu dapat terbentuk sinekia posterior dan sinekia anterior peri$er. 7

Gam&a'  G"a#oma Pa'ti#$" L$n(a t$'"i-at %a'ti#$" "$n(a m$n+i(i OA 6

 b. &iagnosis banding 

Hn$eksi akut angat progresi$ 

1



ndophthalmitis Gram stain dan kultur kuman positi$ 



Glaukoma $akoana$ilaktik eara patologis terdapat "onal #nflammation



Glaukoma u#eitik erdapat ri-ayat u#eitis sebelumnya serta terdapat tanda dan gejala sindrom u#eitik 



raumati u#eitis and glauoma idak terlihat lensa yang ruptor atau material lensa yang bebas melayang



Glaukoma $akolitik idak ada ri-ayat trauma atau operasi lensa sebelumnya



Hn$eksi . acnes )asil kultur positi$.

6

1. Glaukoma $akoantigenik ( hacoantigenic !laucoma a. &iagnosis &iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda3tanda klinisnya. Gejala klinis glaukoma $akoantigenik antara lain onsetnya munul beberapa hari atau beberapa minggu setelah operasi atau trauma pada mata, penurunan #isus dan nyeri. anda3tandanya meliputi terdapatnya cells dan  flare di /", keratik presipitat, hipopion, sinekia anterior dan  posterior, kekeruhan #etrous dan edema makula. 6 @ani$estasi klinisnya ukup ber#ariasi, tapi sebagian besar pasien munul dengan reaksi /" sedang dengan keratik presipitat pada endotel kornea dan permukaan anterior lensa. elain itu, terdapat #itritis ringan, $ormasi sinekia dan material lensa di /" ditemukan. 7

Gam&a'

6.

G"a#oma

a#oanai"a#ti#.

Pa!a

+am&a'

otomi#'o+'a !$n+an (%$0im$n a0i!/S0-i m$m%$'"i-at#an #a%(" )an+ %$0a-7 disrupted  8tan!a %ana-9 !an mat$'ia" "$n(a 8L9 !i#$"i"in+i o"$- zonal inflammation 8:9. 

 b. &iagnosis 4anding. 6 

ndo$talmitis in$eksi Pemeriksaan Gram dan kultur kuman positi$  1!



Glaukoma partikel lensa tidak ditemukan respon in$lamasi :onal pada material lensa seara patologis



;omplikasi lensa intraokuler 8ensa intraokuler terletak di jaringan u#ea, de$ek  transiluminasi iris



4enda asing intra okuler tampak benda asing di intraokuler 

 

Sympathetic ophthalmia ri-ayat operasi atau trauma pada mata sebelumnya,  $alen-%uchs nodules



Glaukoma u#eitik tidak ada ri-ayat operasi atau trauma okuler, tidak ditemukan material lensa.

!. Glaukoma $akomor$ik ( hacomorphic !laucoma a. &iagnosis Gejala glaukoma $akomor$ik umumnya terbatas pada penurunan #isus sekunder  akibat $ormasi katarak dan myopic shift . anda3tanda klinisnya meliputi perbedaan kedalaman /", $ormasi katarak, dan sudut tertutup. 6 Glaukoma $akolitik disertai dengan pembentukan lensa intumesen yang besar. 7

Gam&a' ;. G"a#oma a#omo'i#. L$n(a intm$($n m$n)$&a&#an &"o# %%i" !an (!t t$'tt% ($#n!$' %a!a mata

16

Gam&a' 0 % pasien akan mengalami  penurunan tekanan intraokuler yang minimal setelah enam sampai 12 bulan. >0 % pasien akan mengalami penurunan H/ yang signi$ikan dalam 6312 bulan setelah 8P. !0 % pasien mengalami penurunan tekanan intraokuler yang signi$ikan dalam 3! tahun. 0 % paien sukses meurunkan tekanan intraokulernya dalam 10 tahun.

1

Peningkatan tekanan intraokuler masih bisa terjadi pada beberapa paien setelah  beberapa bulan atau beberapa tahun pasa pengobatan. 8P lanjutan mungkin bisa berguna terutama jika semua sudut

belum ditatalaksana sebelumnya. *ika 8P pertama gagal

menurunkan tekanan intraokuler maka sebaiknya dilakukan trabekulektomi.

1

 b. eknik 4edah Hnsisional ujuan bedah insisi pada glauoma adalah untuk membuat jalur baru atau $istel untuk  mengalirkan aueous humor dari oa melalui de$ek insisi di slera menuju subkonjungtti#a dan daerah sub3enon. 1 3

Hndikasi 4edah insisi diindikasikan jika penurunan H/ gagal melalui medikamentosa dan tatalaksana laser. Hndikasi pastinya adalah glauoma dengan kemungkinan kerusakan ner#us opti yang tinggi.

3

1

;ontraindikasi ;ontraindikasi relati#e bedah insisi antara lain rubeosis iridis atau iritis akti$. 4edah insisi kurang menguntungkan pada pasien a$akia atau pseudo$akia,  beberapa jenis glauoma sekunder (ontohnya u#eitis atau neo#askuler dan pada  beberapa pasien yang gagal operasi insisi sebelumya. 1

3

;omplikasi

arly ompliation Hn$eksi )ipotoni /" datar @isdiretion "ueous )i$ema Pembentukan ;atarak Peningkatan H/ sementara $usi ;oroid Perdarahan uprakoroid E#eitis Persisten ;ehilangan Penglihatan

8ate ompliation 4oor atau gagalnya $istel ;atarak 4lebitis ndophtalmitis )ipotonia Ptosis ?etraksi ;elopak @ata

4edah Hnsisi glauoma diikuti dengan $lap slera untuk menegah post operati$ hipotoni a-al. 

*ika semua usaha bedah tersebut gagal dilakukan prosedur siklodestrukti$ untuk  menghanurkan badan silier. Prosedur siklodestrukti$ antara lain dengan krioterapi, diatermi, ultrasonik $rekuensi tinggi dan dengan termal neodynium.

1

B$!a- Unt# G"a#oma S!t T$'tt%

Poin keputusan klinis pertama setelah diagnosis glauoma sudut tertutup adalah membedakan antara sudut tertutup yang disebabkan blok pupil, dan sudut tertutup yang disebabkan mekanisme lain. Hridektomi laser adalah prosedur pilihan untuk membebaskan  blok pupil, tetapi ini tidak berguna pada mata dengan sinekia komplit yang disebabkan neo#askularisasi dari in$lamasi kronik. 4agaimanapun, sesekali dibutuhkan iridektomi untuk  tindakan diagnosti. @isalnya, diagnosis iris plateau dapat dikon$irmasi hanya jika iridektomi  paten gagal untuk mengubah kon$igurasi iris peri$er dan membebaskan sudut yang tertutup.

1

atalaksana untuk glauoma blok pupil, baik primer maupun sekunder, adalah iridektomi dengan laser atau dengan insisi. Prosedur ini memungkinkan rute alternati#e bagi akuos yang terjebak di /P untuk bisa memasuki /", yang membuat hilangnya oklusi  pada trabekular mesh-ork. Pembedahan laser telah menjadi pilihan pada hamper semua kasus. 8aser argon dan laser 'dF"G sama3sama e$ekti$, namun laser 'dF"G kini lebih  popular. kstraksi katarak juga sama e$ekti$nya dengan terapi glauoma sudut tertutup sekunder akibat blok pupil. &engan terbebasnya blok pupil, H/ dapat turun ke normal atau tetap tinggi. Pada poin ini, indikasi pembedahan menjadi sama dengan indikasi pada glauoma sudut terbuka primer. 4lok pupil akibat a$akia atau lensa intra/" biasanya membutuhkan iridektomi insisi, karena #itreus dapat menyumbat iridektomi laser. ;etika

operasi katarak menyebabkan a$akia atau pemberian lensa intra/", iridektomi insisi harus !i"a##an (aat %$m&$!a-an #ata'a# t$'($&t. 13 Gam&a' 1; (!t t$'tt% I'i!$#tomi

!

a. I'i!$#tomi "a($'

Hndikasi "danya blok pupil atau untuk menegah terjadinya blok pupil, dinilai dengan gonioskopi ;ontraindikasi rubeosis iridiis karena dapat terjadi perdarahan. &. Gonio%"a(t) ata i'i!o%"a(t)

Hndikasi  @erupakan teknik untuk memperdalam sudut. angat berguna untuk  glaukoma sudut tertutup akibat iris plateau.  1 ;ontraindikasi  sama dengan iridektomi laser. 1

0. B$!a- In(i(iona"

Hridektomi insisi dibutuhkan jika tidak dapat dilakukan dengan laser, misalnya pada kornea yang bera-an, oa yang datar dan pasien yang kurang kooperati$.

1

T$'a%i G"a#oma a#i&at "$n(a

1. Glaukoma Phaolyti erapi nya adalah pemberian obat3obatan untuk mengontrol H/, namun terapi de$initi$ adalah ekstraksi katarak. 1 2. Glaukoma partikel lensa erapi medis untuk mengontrol H/ diberikan setelah operasi ekstraksi katarak, sambil menunggu residu material lensa diserap.erapi yang diberikan adalah obat yang menurunkan pembentukan akuos, midriatik untuk menghambat pembentukan sinekia posterior, dan kortikosteroid topikal untuk mengurangi in$lamasi. *ika glaukoma tetap tidak terkontrol maka dibutuhkan pengambilan material lensa tersebut. 1 . Glaukoma Phako antigeni Glaukoma Phakoantigeni diterapi seara medikamentosa dengan menggunakan kortikosteroid dan obat yang menurunkan pembentukan akuos, untuk mengurangi in$lamasi dan H/. *ika tidak berhasil residu material lensa harus diangkat. . Glaukoma Phakomorphi 6

erapi yang dibutuhkan adalah iridektomi laser diikuti dengan ekstraksi katarak. Pada banyak kasus, iridektomi tidak terlalu dibutuhkan jika pembedahan katarak  sudah direnanakan dalam -aktu dekat.

1

!. topia 8entis &ua Hridektomi laser yang terpisah sebesar 1>00 merupakan terapi yang dibutuhkan untuk membebaskan blok pupil sementara sampai dilakukan terapi de$initi$ berupa lensektomi. kstraksi lensa biasanya diindikasikan untuk mengurangi blok lensa yang berulang dan menegah glaukoma sudut tertutup kronik.

1

;. Kom%"i#a(i

*ika tidak ditatalaksana dengan baik, maka peninggian H/ yang lama dapat mengakibatkan komplikasi yaitu  •

Elkus kornea  akibat udem yang lama, hingga dapat menyebabkan per$orasi



Pembentukan sta$iloma  akibat peningkatan H/ yang kontinyu, sklera menjadi sangat tipis dan atro$i, hingga akhirnya menonjol ke luar ke regio siliaris ( ciliary  staphyloma maupun regio ekuator (equatorial staphyloma.



"tro$i bulbi  "khirnya, terjadi degenerasi korpus siliaris, H/ jauh menurun, dan bola mata menyusut.

DA*TAR PUSTAKA

1. Glauoma. &iakses dari  ---.emedine.om. pada tanggal 2> "pril200= 2. Hlyas . Penglihatan turun perlahan tanpa mata merah. &alam Hlyas , editor. Hlmu Penyakit @ata. disi . *akarta 4alai Penerbit I ;EH5 2007. hal. 212317. . ?ijal "P, ;arki &4. ;athmandu Eni#ersity @edial *ournal (2006, #ol , 'o 1. Bisual /utome and H/P ontrol "$ter atarat urgery in 8ens Hndue Glauoma

7

. Baughan, &G. "sbury, . Glaukoma dalam /$talmologi Emun edisi 1. idya @edika  *akarta. 2001. hal 22032>. !. "merian "ademy o$

/phtalmology, etion 11 8ens "nd atarat. an Iransiso2010.

)alaman !3= 6. @orrison *, Pollak HP. Glauoma5 iene "nd Pratie. 'e- Fork. hieme 2005halaman 2613271 7. "merian "ademy o$ /pthalmology. Glaukoma . eondary /pen3"ngle Glauoma. ingapore. 20105 setion 11 p. 10>310 >. Iriedman '*, ;aiser P;. 200=. he @assahusetts ye and ar Hn$irmary Hllustrated @anual o$  /phtahalmology. hird dition. lse#ier Hn. PP 1 + 1!. =. "merian "ademy o$ /phtalmology, 2011. Glauoma. etion 10. 2011 + 2012. PP 27 + 1>. 10. @orrison * M Pollak HP, 200. Glauoma iene and Pratie. hieme @edial Publishers, Hn. PP 261 + 27 11. homas , 200=. Ese peular @irosopy to &iagnose orneal &isease. &iakses dari httpDD---.re#optom.omDontentDdDorneaDD160!D pada tanggal ! @ei 201. 12. ;hurana, 2007. Glauoma. &alam  omprehensi#e ophthalmology =.

&u#all, 4., ;ershner, ?., 200!. /phthalmi @ediations and Pharmaology (eond dition.  'e- Fork 8"; Hnorporated. p =03100.

10. "merian "ademy o$ /phtalmology. Glauoma. 4asi and linial iene ourse etion 10. 2011 3 2012. P 16=3217 11. &u#all, 4., ;ershner, ?., 200!. /phthalmi @ediations and Pharmaology (eond dition.  'e- Fork 8"; Hnorporated. p =03100.  12. "merian "ademy o$ /phtalmology. Glauoma. 4asi and linial iene ourse etion 10. 2011 3 2012. P 16=3217. 1. rik dan ;ha-, 200. " eAtbook /$ linial /phthalmology ( rd dition. ingapore IuHsland /$$set Printing.

linical Scientific Session

8'3H'&E& G8"E/@"

>

&HEE' /8) "nni jan ?i-a "$dol ?ahmadi "yuni Putri Etami yandre: Prima Putra

0>1012 0=10120 0>10120! 0=1011020

P?P/? dr. )j. Getry ukma-ati, p.@ (;

4"GH"' H8@E ;)""' @"" ?EP &?. @. &*"@H8 P"&"'G I; E'"'& 201

=

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF