Leadership Mind And Heart: BY: Setia Tjahyanti

July 18, 2019 | Author: Juwita Merlinda | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Leadership Mind And Heart: BY: Setia Tjahyanti...

Description

CHAPTER 5 LEADERSHIP MIND AND HEART

BY: SETIA TJAHYANTI

LEADER 

QUALITIES

EMOTIONAL INTELEGENCE

MIND SET

LEADERSHIP RESULTS: Leader Behavior Attitudes Decision Making Responsibility Success Achievement Skills •











LEADERSHIP SITUATION

LEADER QUALITIES

BORN

GAIN

LEADER’S: •

CAPABILITIES STYLE VALUES •



1. Independent Thinking  2. Open-Mindedness  3. System Thinking  4. Mental Models  5. Personal Mastery 

1. Self Awareness  2. Managing Emotions  3. Motivating oneself   4. Empathy  5. Social Skills 

• Situasi yang mengikutinya  • Situasi tugas  • Waktu dan faktor waktu  • Struktur Organisasi dan Sistem  • Budaya 

LEADER CAPACITY vs COMPETENCE •

COMPETENCE (kemampuan)

adalah sebuah keterbatasan, quantifiable, kapasitas yang terbatas dan potensi untuk melakukan perluasan dan pertumbuhan.



CAPACITY (kapasitas)

adalah suatu potensi lebih yang kita lakukan lebih daripada potensi yang kita miliki sekarang.

Kapasitas kepemimpinan mempelajari tentang keahlian-keahlian untuk mengorganisasi, merencanakan atau pengawasan. Bekerja dan memimpin didasarkan pada kapasitas bersama, maksudnya menggunakan kemampuan intelektual, emosi dan kepandaian secara spiritual dan dapat dimengerti.

Meskipun kita tidak bisa mempelajari kapasitas, namun salah satu jalan yang dapat dipelajari adalah melalui tambahan keahlian yang kita dapat dan mengembangkan kapasitas kepemimpinan tersebut seperti kapasitas dari pikiran, hati dan semangat dapat juga ditambah through conscious development.

Mental Models DEFINISI Asumsi terdalam: nilai, sikap, keyakinan, bias dan prasangka didalam menentukan bagaimana seorang pemimpin menggunakan perasaan dan akalnya.

Mental Model mengatur bagaimana pemimpin menafsirkan/ mengintepretasi pengalaman mereka dengan cara menanggapi bawahannya dan situasi/ kondisi yang terjadi.

Seseorang yang diasumsikan sebagai tidak memiliki nilai kepercayaan akan bertindak sangat berbeda dalam situasi dibandingkan dengan orang yang memiliki nilai kepercayaannya. Ketika pemimpin tidak perduli dengan kecenderungan dan model mental, maka mereka memiliki potensi untuk membuat kesalahan fatal. Dalam perubahan waktu yang tepat, banyak pemimpin yang masih terjebak dalam model mental yang berdasarkan keadaan yang tidak dapat bertahan lama. Contoh: Perusahaan otomotif amerika, rugi 28 % dari pasar yang amerika terhadap jepang dan  jerman sebab mereka gagal untuk mendapatkan pilihan umum yang mengalami perubahan dari gaya, kualitas, dan ekonomi.

Mental Models Theories people hold about specific systems in the world and their expected behavior 

Ex. 5.2 The Perception Process

Environmental stimuli

Observation via the senses

Screening and selecting stimuli to process further 

Organizing selected data into patterns for interpretation and response

2 komponen penting dari mental models, yaitu: 1.Asumsi Seseorang yang mengasumsikan bahwa orang yang tidak dapat dipercaya akan bertindak sangat bertolak belakang dari situasi yang terjadi daripada seseorang yang mengasumsikan bahwa seseorang dapat dipercaya.

2.Persepsi Persepsi seseorang dalam membuat suatu pernyataan dengan cara menyeleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan informasi dari lingkungan. Persepsi dapat dijalankan kedalam proses tahap demi tahap yaitu: a. Kita mengamati informasi dari keadaan disekitar kita b. Melindungi data dan hanya memilih bagian tertentu untuk diproses selanjutnya. c. Kita mengurus pemilihan data kedalam meaningful patterns untuk interprestasi dan respon.

Systems Thinking  The ability to see the synergy of the whole rather than just the separate elements of a system and to learn to reinforce or change whole system patterns

DEVELOPING A LEADER’S MIND 1.Independent Thinking (Berpikir Mandiri) Mengasumsikan segala pertanyaan data dan kejadian berdasarkan keyakinan, ide dan pemikiran sendiri, tidak tergantung pada peraturan yang ada sebelumnya, rutinitas atau kategori menurut orang lain. Berpikir bebas/ mandiri berarti berpendirian kuat, menjada tabiat/ sikap, berpikir kritis dan hati-hati dalam berpikir dan tidak ceroboh. Kehati-hatian dalam berpikir diartikan sebagai proses evaluasi yang berkelanjutan dari cara-cara yang telah kita dipelajari sebelumnya dalam melakukan sesuatu dengan maksud untuk mengembangkan informasi dan perubahan keadaan. Kebalikan dari hati-hati dalam berpikir yang berarti menerima segala peraturan dengan membuta dan menuruti apa yang dibuat orang lain.Orang yang malas berpikir membiarkan orang lain berpikir untuk mereka.

2. Open–Mindedness (Pemikiran yang terbuka) 1. 2. 3. 4.

Terbuka pada ide-ide baru Menerima pandangan yang beragam Selalu memiliki keingintahuan Mengerti akan batasan-batasannya

Kepemimpinan yang efektif menjaga pikiran yang terbuka dan memperbaiki perkembangan organisasi. Para pemimpin mengubah dari pikiran tertentu dengan melihat banyak pertanyaan dari ide mereka seperti ancaman untuk pikiran tertentu yang memberikan semangat kepada setiap orang diseluruh organisasi untuk menghadapi paradoks, membuka asumsi debat, pertanyaan pengamatan dan merasakan dengan sungguh-sungguh.

3. System Thinking (Sistem Berpikir) Memperhatikan pola dalam keseluruhan organisasi bahkan setiap nagian dan mempelajarinya untuk memperbaiki atau merubah pola sistem tersebut. Sistem berpikir membuat pemimpin mencari pola-pola seiring dengan perubahan waktu dan memusatkan pada kualitas irama, arus, petunjuk, bentuk dan jaringan kerja dari hubungan yang dipadukan dengan kerja dan organisasi. Sistem berpikir adalah disiplin mental dan bentuk kerja untuk mengetahui pola dan hubungannya.

4. Personal Mastery (Keunggulan Pribadi) Terdiri dari tiga kualitas: 1. Pandangan Pribadi (Personal Vision) Pemimpin menempatkan keunggulan pribadinya dan mengklarifikasikan apa penting buat mereka.Fokus pada hasil akhir, pandangan ke depan yang memotivasi mereka dan organisasinya. Satu elemen personal amstery adalah disiplin dan mereka tahu apa yang mereka inginkan seperti maksud dan visi mereka. 2. Mampu menghadapi Kenyataan (Facing Reality) Artinya suatu komitmen untuk sebuah kebenaran dimana pemimpin melakukan kebenaran dan akan menghancurkan segala kenyataan penyimpangan dalam dirinya maupun orang lain.

3.Mengendalikan Ketegangan (Holding Creative Tension) Sering ada celah antara pandangan yang satu dengan situasi yang sedang terjadi. Celah antara keinginan masa depan dan kenyataan sekarang, atau antara mimpi memulai bisnis dan kenyataan tidak memiliki modal dapat dijabarkan. Tetapi celah merupakan sumber kreativitas untuk maju. Pemimpin yang efektif memutuskan ketegangan itu dengan membiarkan visi mendorong kenyataan tersebut padanya, dengan kata lain dengan kembali mengsumsikan aktivitas yang sedang berjalan untuk bekerja pada visi.

Emotional Intelligence  A person’s abilities to perceive, identify, understand, and successfully manage emotions in self and others 

Ex. 5.5 Eight Families of Emotions

Enjoyment  Anger

Fear  Love

Disgust Shame

Surprise

Sadness

EMOTIONAL INTELLIGENCE – LEADING WITH HEART AND MIND What are Emotion? Emosi dikategorikan menjadi delapan bagian yaitu: 1.Anger/ kemarahan: marah, terhina, dendam, kebencian, keberangan, gangguan, tersinggung, bermusuhan, kekerasan 2.Sadness/ kesedihan: dukacita, suram, depresi, putus asa, hilang semangat. 3.Fear/ ketakutan: gugup, teror, panik, takut, cemas, terkejut. 4.Enjoyment/ kenikmatan: kebahagiaan, sukacita, perasaan lega, kesenangan, kebanggaan, kepuasan, kebebasan. 5.Love/ cinta: persahabatan, kepercayaan, respek, penerimaan. 6.Surprise/ kejutan: shock, heran, kekaguman, takjub. 7.Disgust/ menjijikan: penghinaan, tidak suka, memandang rendah, ngeri, keengganan. 8.Shame/ malu: kejahatan, siksaan, kerendahan hati, kesusahan, membingungkan.

Ex. 5.6 The Components of Emotional Intelligence Self-Awareness

Social Awareness

Emotional self awareness  Accurate self-assessment Self-confidence













Relationship Management

Self-Management Emotional self-control Trustworthiness Conscientiousness  Adaptability Optimism  Achievement-orientation Initiative

Empathy Organizational awareness Service orientation

Development of others Inspirational leadership Influence Communication Change catalyst Conflict management Bond building Teamwork and collaboration



























• •

5 komponen Emotional Intelligence 1. Self Awareness Merupakan dasar dari semua komponen dimana orang yang menyadari dan merasakan emosinya lebih baik dan dapat mengatur hidupnya sendiri serta melengkapi informasi yang berguna tentang keputusan yang sulit. Seorang pemimpin dapat mengontrol emosinya ketika berhadapan dengan orang lain. 2. Managing Emotions Pemimpin dapat menyeimbangkan moodnya tanpa harus khawatir, cemas, marah atau takut Pemimpin yang dapat mengatur emosinya lebih baik karena mereka dapat berfikir bersih. Mengatur emosi bukan berarti menekan atau menyangkal dirinya tetapi mengerti dan menggunakan pemahamannya untuk dapat dilakukan dalam situasi dirinya dengan produktif.

3. Motivating on-self  Kemampuan yang dapat memberikan harapan dan optimis meskipun banyak rintangan, kemunduran atau kegagalan. Kemampuan untuk memotivasi diri ini penting utnuk mengejar tujuan jangka panjang baik dalam hidup maupun dalam bisnis. 4. Empathy Pemimpin dapat merasakan yang orang lain rasakan, dapat merasakan dirinya menjadi orang lain, dan dapat mengerti perasaan orang lain tanpa orang itu mengatakannya. Kebanyakan orang tidak pernah memberitahukan perasaan mereka dengan kata-kata tetapi lebih kepada tekanan suara, bahasa tubuh, dan ekspresi muka. Empathy dibangun atas dasar kesadaran, menyesuaikan emosi pribadi menjadi satu, itu lebih mudah dalam membaca dan mengerti perasaan orang lain. 5. Social Skills Kemampuan berhubungan dengan orang lain, membangun hubungan positif, menerima emosi orang lain, dan mempengaruhi orang lain. Pemimpin menggunakan keahlian sosial untuk mengerti hubungan interpersonal, memecahkan dan menyelesaikan konflik dan menyatukan orang untuk mencapai tujuan bersama.

IMPLIKASI UNTUK SEORANG PEMIMPIN Bagaimana kebijaksanaan emosi berhubungan dengan efektivitas kepemimpinan? Pemimpin yang kharismatik secara umum berpegang pada emosi kuat terhadap nilainilai pribadi mereka dan secara emosional berhubungan dengan pengikut mereka. Sebagai tambahan, pemimpin-pemimpin ini menunjukkan kepercayan diri, menentukan dan memiliki kekuatan dalam menghadapi kesengsaraan.

Tingkat tertinggi dari kesadaran diri yaitu menggabungkan dengan kemampuan untuk mengendalikan perasaan diri sendiri, memungkinkan seorang pemimpin untuk menunjukkan rasa percaya diri dan mendapatkan kehormatan serta kepercayaan dari para pengikutnya. Sebagai tambahan, kemampuan untuk mengendalikan atau mencegah sementara satu dari emosinya memungkinkan seorang pemimpin untuk mempertimbangkan secara objective kebutuhan-kebutuhan orang lain melebihi perasaannya sendiri.

Memberikan suatu perasaan yang berlebihan dalam marah atau depresi, sebagai contoh: mungkin kehebatan dari pusat diri berfokus pada kebutuhan diri sendiri atau kemampuan yang terbatas dari pemimpin untuk memahami kebutuhan orang lain atau melihat sesuatu dari sudut pandang yang lain.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF