April 7, 2019 | Author: sischa vennita | Category: N/A
Download Layout Buku Ajar Imunisasi (28.01.2015).pdf...
BUKU AJAR
IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASI Hak Cipta ©2014 oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Hak cipta dan hak penerbitan yang dilindungi Undang-undang ada pada Pusdiklatnakes Kementerian Kesehatan RI. Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Pengarah: dr. dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes. dr. dr. H. M. Subuh, MPPM Penanggung Jawab: drg. Usman Sumantri, M.Sc. dr. dr. Desak Made Wismarini, MKM Koordinator: Dra. Oos Fatimah Rosyati, M.Kes. dr. dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA Wakil Koordin K oordinator: ator: Yuyun Widyaningsih, S.Kp., MKM Penyusun: Dian Nur Hadianti, SST, SST, M.Kes. Ester Ratnaningsih, M.Keb. Fia Sofiati, SST, SST, M.Keb. Heni Sumastri, S.Pd., M.Kes. Herawati M., SST, SST, M.Pd., M.Psi. Ida Farida Handayani, M.Keb. Pudji Suryani, MKM Siana Dondi SKM, SST, SST, M.Kes. Sudiyati, SST, SST, M.Kes.
Editor Desainer
: :
Bambang Trim Deden Sopandy
Cetakan I, Juni 2014 ISBN 978-602- - Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan - 12120 Telepon (021) 726 0401; Faksimile (021) 726 0485 Email:
[email protected] http://www.pdpersi.co.id/pusdiknakes/
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN enteriKesehatanRI,IbuNasiahMboi,tanggal22Agustus2014 mencanangkan penggunaan vaksin Pentavalen (DP-HB-Hib) untuk imunisasi bayi dan batita. �idak boleh ada satu anak yang sakit, cacat, meninggal karena sakit yang biasa dicegah dengan imunisasi,� demikian amanat Ibu Menteri Kesehatan dalam sambutannya kala itu. Vaksi Pentavalen merupakan pengembangan vaksin etravalen (DP-HB) dengan penambahan p enambahan antigen Haemophilus influenzae type b (Hib). Kini kelima antigen tersebut diberikan diberi kan dalam satu suntikan sehingga lebih efisien, tidak ti dak menambah jumlah suntikan walaupun dengan penambahan antigen, sehingga memberikan member ikan kenyamanan kenyamanan bagi bayi dan ibunya. Dengan digunakannya vaksin Pentavalen bersama vaksin Hepatitis B, BCG, Polio, dan Campak maka imunisasi yang semula untuk mencegah tujuh penyakit menular (dieri, pertusis, tetanus, hepatitis B, tuberkulosis, polio, dan campak) telah berkembang menjadi delapan penyakit menular. menular. Antigen Hib dapat mencegah pneumonia dan meningitis, yaitu penyakit radang otak dan radang paru yang merupakan penyebab 17,2 persen kematian pada bayi. Dalam program imunisasi, pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi, merupakan suatu keharusan. Segera setelah lahir (sebelum (s ebelum berusia tujuh hari), bayi harus diberikan imunisasi hepatitis B 0-7 hari (HB 0) satu dosis. Kemudian, pada usia satu bulan, diberikan satu dosis imunisasi BCG dan imunisasi polio. Usia dua, tiga, dan empat bulan, diberikan imunisasi pentavalen dan imunisasi polio, masing-masing satu dosis. Imunisasi campak satu dosis diberikan pada usia sembilan bulan. Walaupun jadwalnya sudah ditetapkan seperti di atas, pada prinsipnya prinsipnya semua antigen (kecuali HB 0) boleh diberikan pada bayi sebelum berusia b erusia satu tahun, sehingga terpenuhi terp enuhi Imunisasi Dasar Lengkap. Imunisasi Imunisasi Dasar Lengkap tercapai jika bayi telah mendapat imunisasi HB 0, BCG, pentavalen sebanyak tiga dosis, polio sebanyak se banyak empat empat dosis, dan campak sebelum berusia be rusia satu tahun.
M
iii
Penerbitan Buku Ajar Imunisasi bagi mahasiswa Diploma III Kebidanan merupakan langkah inovati dalam kerja sama dengan GAVI (Global Alliance or Vaccine and Immunization). Buku ini diharapkan menjadi panduan bagi mahasiswa Diloma III Kebidanan dalam memperkaya pengetahuan dan keterampilan, sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik. Kami menyadari bahwa bidan merupakan garda terdepan dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak, salah satunya melalui pemberian imunisasi. Oleh karena itu, bidan dituntut memiliki kompetensi yang memadai, di antaranya melalui proses pendidikan dan pembelajaran yang tepat. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan enaga Kesehatan, Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA, yang telah memasisiltasi penyusunan Buku Ajar Imunisasi ini. erima kasih dan penghargaan juga kami sampaikan kepada kontributor dan tim penyususn yang telah mendedikasikan tenaga, waktu, dan pikiran dalam mewujudkan buku ini. Semoga buku ini menjadi panduan dalam meningkatkan kompetensi bidan di Indonesia sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik untuk bangsa. Jakarta, Oktober 2014 Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,
dr. H. M. Subuh, MPPM
iv
KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN uji dan syukur kami panjatkan kepada uhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan buku Buku Ajar Imunisasi ini. Seperti yang diketahui bersama, imunisasi merupakan salah satu cara yang eekti untuk mencegah penularan penyakit dan sangat berperan dalam menanggulangi masalah kesehatan. Dengan demikian, anak tidak mudah tertular ineksi, tidak mudah menderita sakit, pencegahan terjadinya wabah dan mencegah kemungkinan terjadinya kematian karena suatu penyakit. Pentingnya imunisasi didasarkan pada pemikiran paradigma sehat bahwa upaya promoti dan preventi merupakan hal terpenting dalam peningkatan status kesehatan. arget imunisasi Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan ( Millennium Development Goals/MDGs) telah tercapai, namun masih perlu cakupan imunisasi rutin. Peningkatan cakupan imunisasi rutin diperlukan karena masih terdapat 13 provinsi yang capaiannya masih di bawah rencana strategis untuk imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian imunisasi lengkap sebesar 59,2%, imunisasi tidak lengkap sebesar 32,1%, dan tidak pernah diimunisasi sebesar 8,7%. Salah satu upaya meningkatkan cakupan imunisasi rutin adalah melalui pelayanan imunisasi yang dilaksanakan oleh bidan, sesuai dengan kewenangannya yang diatur dalam Permenkes 1464 ahun 2010 yang menyatakan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan kesehatan anak, yaitu bidan berwenang dalam pemberian imunisasi rutin sesuai dengan program pemerintah. Untuk meningkatkan kualitas bidan dalam pemberian imunisasi rutin diperlukan peningkatan kompetensi bidan pada preservice atau masa pendidikan, salah satunya melalui buku ajar imunisasi yang disusun ini. Pengenalan mengenai imunisasi, vaksin, penyelenggaraan dan tujuan pemberian, sasaran, jenis dan jadwal imunisasi, diuraikan dalam bagian pendahuluan untuk memberikan gambaran bagi mahasiswa akan pentingnya imunisasi sehingga dapat meningkatkan kesehatan. Adapun bagian 2, 3, 4, dan 5 menguraikan tentang penyelenggaraan imunisasi wajib, pelaksanaan pemberian
P
v
imunisasi dan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI). Materi ini sebagai dasar pengetahuan bagi mahasiswa untuk mengetahui pelayanan imunisasi wajib yang dilaksanakan oleh bidan dan untuk mengantisipasi apabila ada reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi. Sebagai pengendalian mutu terhadap pelayanan imunisasi yang telah dilakukan perlu dipantau pelaksanaannya melalui pencatatan dan pelaporan. Dengan demikian, materi-materi ini menjadi pegangan bagi mahasiswa untuk memperkaya wawasan serta dapat membantu mahasiswa dalam mengasah keterampilan yang dibutuhkan pada pelayanan nanti. Buku Ajar Imunisasi yang telah disusun dan diterbitkan ini, diharapkan dapat diintegrasikan dalam kurikulum kebidanan yang sudah ada dan dijadikan acuan bagi mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan pengajaran mata kuliah yang sesuai dengan materi-materi dalam buku ini di institusi pendidikan tenaga kesehatan. Selain itu, dengan menerapkan buku ini diharapkan lulusan yang dihasilkan akan memiliki keterampilan dalam pelayanan imunisasi yang memadai dan berkualitas sehingga pada akhirnya tujuan MDGs dan Post MDGs yaitu universal child immunization (UCI) dapat tercapai. Kami menyampaikan penghargaan serta terima kasih yang tulus kepada im Penyusun yang telah mencurahkan seluruh ide dan kreativitasnya sehingga buku ajar ini dapat terwujud. erima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dan mendampingi kami dalam penyusunan buku ajar Imunisasi, khususnya Project GAVI HSS yang telah mendukung baik materiil maupun nonmateriil. Khusus kepada Pusdiklatnakes, kami sampaikan apresiasi dan terima kasih atas penyusunan dan penerbitan buku ajar ini. Kami menyadari bahwa buku ini masih memerlukan penyempurnaan, seperti pepatah tak ada gading yang tak retak. Untuk itu, masukan dan saran demi penyempurnaan Buku Ajar Imunisasi ini pada masa yang akan datang, kami nantikan. erima kasih dan Salam Sehat� Kepala Badan PPSDM Kesehatan,
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes.
NIP 195810171984031004 vi
DAFTAR ISI
SAMBUTAN
iii
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR SINGKATAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
KONSEP DASAR IMUNISASI
7
A.
Pengertian Imunisasi
8
B.
Pengertian Vaksin
8
C.
Penyelenggaraan Imunisasi
8
D.
Tujuan Pemberian Imunisasi
9
E.
Sasaran Imunisasi
9
F.
PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi)
10
G.
Imunologi PD3I
17
H.
Jenis Imunisasi
19
I.
Jadwal Imunisasi
27
BAB III PENYELENGGARAAN IMUNISASI WAJIB
33
A.
Perencanaan Pelayanan Imunisasi
34
B.
Pendistribusian
40
C.
Penyimpanan Vaksin
42
D.
Pelaksanaan Pelayanan Imunisasi Wajib
52
E.
Penanganan Limbah Imunisasi
53
F.
Pemantauan dan Evaluasi
56
vii
BAB IV PELAKSANAAN PEMBERIAN IMUNISASI
63
A.
Penyuluhan Sebelum dan Sesudah Pelayanan Imunisasi
64
B.
Melakukan Skrining dan Pengisian Register
65
C.
Konseling
68
D.
Pemberian Imunisasi dengan Menggunakan Vaksin yang Tepat dan Aman
BAB V
69
KEJADIAN IKUTAN PASCA-IMUNISASI (KIPI)
107
A.
Pengertian
108
B.
Penyebab KIPI
108
C.
Kelompok Risiko Tinggi KIPI
112
D.
Pemantauan KIPI
113
E.
Evaluasi
121
F.
Penanggulangan KIPI
122
BAB VI PENCATATAN DAN PELAPORAN
127
A.
Pencatatan
128
B.
Pelaporan
134
LAMPIRAN
141
GLOSARIUM
157
DAFTAR PUSTAKA
161
viii
DAFTAR SINGKATAN ADS AEFI AFP BCG BIAS Ditjen PP & PL DP DP-HB D D DQS EPI EVM FS HB HBsAg HB PID Hib HhHg Hhs HPR HPV HS ICV Id igG IM IPV KIA KIPI KLB KOMNAS
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Auto Disable Syringe Advers Events Following Immunization Acute Flaccid Paralysis Bacillus Calmette-Guerin
Bulan Imunisasi Anak Sekolah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan Dieri, Pertusis, etanus Dieri, Pertusis, etanus, Hepatitis B Dieri etanus Desinektan ingkat inggi Data Quality Sel Assessment Expanded Programme on Immunization Effective Vaccine Management Freeze Sensitive
Hepatitis B Hepatitis B Surace Antigen Hepatitis B Previl Injection Device Haemophilus influenza type b Homolog human hiperimun globulin Heterolog hiperimun serum
Hewan Penular Rabies Human Papilloma Viru s Heat Sensitive International Certificate o Vaccination Immune deficiency
Immunoglobulin G Intra Muskular Inactive Polio Vaccine
Kesehatan Ibu dan Anak Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Kejadian Luar Biasa Komite Nasional
ix
KMS MDGs MMR Na Cl OPV ORI PCV PD3I PID PIN POM Poskesdes Posyandu PP PPI PP KIPI PPV Pustu PWS Riskesdas RNA SDKI SC BC d SS UCI UPKS UPS VAR VCCM VVM WHO
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
WUS
:
Kartu Menuju Sehat Millenium Development Goals Mumps Measles Rubella
Natrium Clorida Oral Polio Vaccine Outbreak Response Immunization Pneumococcal Conjugate Vaccine
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi Prefilled Injection Device
Pekan Imunisasi Nasional Pengawasan Obat dan Makanan Pos Kesehatan Desa Pos Pelayanan erpadu Penanggulangan dan Pengkajian Program Pengembangan Imunisasi Penanggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Pneumococcal Polysaccharide Vaccine
Puskesmas Pembantu Pemantauan Wilayah Setempat Riset Kesehatan Dasar Ribonucleic acid
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Subcutan Tuberculosis
etanus dieri Toxic Shock Syndrome
etanus oxoid Universal Childhood Immunization
Unit Pelayanan Kesehatan Swasta Unit Pelayanan Swasta Vaksin Anti Rabies Vaccine Cold Chain Monitor Vaccine Vial Monitor World Health Organization
Wanita Usia Subur
x
PENDAHULUAN
Aku anak sehat tubuhku kuat, karena ibuku rajin dan cermat, selama aku bayi selalu diberi ASI, makanan bergizi dan imunisasi, berat badanku ditimbang selalu, posyandu menunggu setiap waktu, ….
enggalan lagu tentang layanan posyandu ini pernah sangat populer pada tahun 1980-an yang diperkenalkan idola anak-anak masa itu, Si Unyil dkk. Dengan syair yang sederhana, lagu itu menggugah masyarakat luas untuk membawa bayi dan anak balitanya ke posyandu. Di posyandu-lah bayi dan anak balita ditimbang berat badannya serta diberi imunisasi. Pernahkah Anda membaca Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 ahun 2009� Menurut undang-undang tersebut, imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang dilakukan sebagai salah satu bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goal (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi (AKB) 34/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita (AKBA) 44/1000 kelahiran hidup. Hasil survei Riskesdas tahun 2013 didapatkan data cakupan imunisasi HB-0 (79,1%), BCG (87,6%), DP-HB-3 (75,6%), Polio-4 (77,0%), dan imunisasi campak (82,1%). Survei ini dilakukan pada anak usia 12– 23 bulan. Adapun cakupan pemberian imunisasi seperti terlihat pada gambar berikut.
P
8,7% Imuni sasi Lengkap
32,1% 59,2%
Imuni sasi t idak l engkap Tidak pernah diimunisasi
Gambar cakupan pemberian imunisasi tahun 2013 Sumber: Riskesdas 2013
Seperti kita ketahui, bahwa di masyarakat masih ada pemahaman yang berbeda mengenai imunisasi, sehingga masih banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan pelayanan imunisasi. Alasan yang disampaikan orangtua mengenai hal tersebut, antara lain karena anaknya takut panas, sering sakit, keluarga tidak mengizinkan, tempat imunisasi jauh, tidak tahu tempat imunisasi, serta sibuk/ repot. Karena itu, pelayanan imunisasi harus ditingkatkan di berbagai tingkat unit pelayanan.
PENDAHULUAN
ahukah Anda bahwa imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang telah diselenggarakan di Indonesia sejak 1956� Program ini terbukti pula paling eekti dan efisein dalam pemberian layanan kesehatan. Lewat program ini pula Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, selanjutnya kegiatan imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap beberapa Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), yaitu Tuberkolosis, Diferi, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus, Hepatitis-B, serta Pneumonia . Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi ke dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Jappanese Encephalitis, dan lain-lain). Perkembangan teknologi lain adalah menggabungkan beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas. Untuk lebih mengenali perkembangan imunisasi, Anda dapat melihat tabel berikut. Tabel 1.1 Perkembangan Imunisasi TAHUN
PERKEMBANGAN IMUNISASI
1956
Imunisasi Cacar
1973
Imunisasi BCG
1974
Imunisasi TT pada Ibu Hamil
1976
Imunisasi DPT untuk Bayi
1977
WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai upaya global (EPI-Expanded Programon Immunization )
1980
Imunisasi Polio
1982
Imunisasi Campak
1990
Indonesia mencapai UCI Nasional
1997
Imunisasi Hepatitis B
2004
Introduksi DPT-Hb
2007
DPT/Hb di seluruh Indonesia
2007
Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine ) di Provinsi DIY
2010
Imunisasi Td & BIAS Kelas 1 & 2 Penanggulangan KLB Difteri
2013
Introduksi Vaksin DPT, Hb, Hib (pentavalen) di empat propinsi (DIY, Jawa Barat, Bali, NTB)
2014
Introduksi Vaksin DPT, Hb, Hib (pentavalen) di seluruh provinsi
3
BAHAN AJAR IMUNISASI
Salah satu strategi pemerintah untuk menangani hal tersebut, diatur dalam Permenkes 1464 ahun 2010 mengenai izin dan penyelenggaraan praktik bidan, pasal 11 ayat 2d, yang menyatakan bahwa kewenangan bidan dalam pelayanan kesehatan anak yaitu bidan berwenang dalam pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah. Pelaksanaan praktik bidan mengenai pelayanan imunisasi diatur dalam Standar Kompetensi Bidan Indonesia, pada area kompetensi 5 mengenai keterampilan klinis praktik kebidanan yaitu bahwa bidan mengidentifikasi upaya pencegahan penyakit pada bayi baru lahir, bayi dan balita termasuk imunisasi. Serta bidan memberikan Imunisasi pada perempuan sesuai kewenangan.
4
Dari uraian tersebut, maka kami menyusun buku ini agar membantu Anda untuk mempelajari pelayanan imunisasi sesuai dengan Mata Kuliah yang dipelajari selama dalam pendidikan D-3 Kebidanan. Selain itu, penyusunan buku ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami dan memberikan pelayanan imunisasi terhadap bayi, anak balita, dan wanita usia subur, serta mampu melakukan pengelolaan vaksin hingga melakukan pencatatan dan pelaporan. Bahan ajar ini merupakan gabungan tujuan pembelajaran dari beberapa mata kuliah, yaitu: Tabel 1.2 Distribusi Nama Mata Kuliah dan Jenis Imunisasi NAMA MATA KULIAH
JENIS IMUNISASI
Askeb Kehamilan
Imunisasi TT
Askeb Persalinan
Imunisasi Hb0
Askeb Neonatus, Bayi, Balita, Prasekolah
• Imunisasi dasar : - BCG - DPT-HB-Hib - polio/IPV - Campak • Imunisasi lanjutan: - Usia 1,5 tahun diberikan imunisasi DPT-HB-Hib - Usia 2 tahun diberikan imunisasi campak - Klas 1 SD diberikan DT, campak - Klas 2 SD diberikan Td
PENDAHULUAN
NAMA MATA KULIAH KB dan Kespro
JENIS IMUNISASI • Imunisasi TT • Imunisasi HPV • Imunisasi khusus: - meningokokus - demam kuning - Anti rabies
Askeb Komunitas
Semua jenis imunisasi
5
BAHAN AJAR IMUNISASI
6
KONSEP DASAR IMUNISASI
Tujuan Pembelajaran Setelah membaca dan mengikuti pembelajaran pada bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pengertian imunisasi. 2. Menjelaskan pengertian vaksin. 3. Menjelaskan penyelenggaraan imunisasi. 4. Menjelaskan tujuan pemberian imunisasi. 5. Menyebutkan sasaran imunisasi. 6. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 7. Menjelaskan konsep imunologi. 8. Menyebutkan jenis imunisasi.
etelah Anda mempelajari tentang latar belakang mengapa Anda perlu mengetahui tentang imunisasi, sejarah imunisasi, dan pada matakuliah apa saja Anda akan mempelajari tentang imunisasi, maka pada materi selanjutnya Anda akan mempelajari tentang konsep imunisasi lebih luas lagi, meliputi:
S
A. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikankekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara akti terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
B. Pengertian Vaksin Pada bagian sebelumnya Anda sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan imunisasi, sekarang Anda akan belajar apa yang dimaksud dengan vaksin. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksoid, protein rekombinan yang apabila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara akti terhadap penyakit ineksi tertentu.
C. Penyelenggaraan Imunisasi Anda sudah banyak mendengar tentang imunisasi, tahukah Anda siapa sajakah yang bisa memberikan pelayanan imunisasi� Yang dapat melaksanakan pelayanan imunisasi adalah pemerintah, swasta, dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. Penyelenggaraan imunisasi adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring , dan evaluasi kegiatan imunisasi.
KONSEP DASAR IMUNISASI
D. Tujuan Pemberian Imunisasi Mengapa imunisasi penting� Alasannya, secara umum imunisasi mempunyai dua tujuan berikut ini. 1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). 2. Tujuan Khusus
a. ercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh desa/ kelurahan pada tahun 2014. b. ervalidasinya Eliminasi etanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013. c. Eradikasi polio pada tahun 2015. d. ercapainya eliminasi campak pada tahun 2015. e. erselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah medis (saety injection practise and waste disposal management ).
E. Sasaran Imunisasi Sebagai seorang bidan, tahukah Anda siapa saja yang merupakan sasaran dalam imunisasi� Jadi, yang menjadi sasaran dalam pelayanan imunisasi rutin adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Sasaran Imunisasi pada Bayi Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Jumlah Pemberian
Interval minimal
Hepatitis B
0–7 hari
1
-
BCG
1 bulan
1
-
1, 2, 3,4 bulan
4
4 minggu
2, 3, 4 bulan
3
4 minggu
9 bulan
1
-
Polio / IPV DPT-Hb-Hib Campak
Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
9
BAHAN AJAR IMUNISASI
Tabel 2.2 Sasaran Imunisasi pada Anak Balita Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Jumlah Pemberian
DPT-Hb-Hib
18 bulan
1
Campak
24 bulan
1 Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
Tabel 2.3 Sasaran Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/sederajat) Sasaran
Jenis Imunisasi
Waktu Pemberian
Kelas 1 SD
Campak
Bulan Agustus
Kelas 1 SD
DT
Bulan November
Kelas 2 & 3 SD
Td
Bulan November
Keterangan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
Tabel 2.4 Sasaran Imunisasi Wanita Usia Subur (WUS)
10
Jenis Imunisasi
Usia Pemberian
Masa Perlindungan
TT1
-
-
TT2
1 bulan setelah TT1
3 tahun
TT3
6 bulan setelah TT2
5 tahun
TT4
12 bulan setelah TT3
10 Tahun
TT5
12 bulan setelah TT4
25 Tahun Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013
Pemberian imunisasi pada WUS disesuaikan dengan hasil skrining terhadap status .
F. PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) Ada banyak penyakit menular di Indonesia yang dapat dicegah dengan imunisasi selanjutnya disebut dengan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I). Dengan mempelajari konsep dalam tabel berikut ini, Anda dapat mengetahui jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
KONSEP DASAR IMUNISASI
r a b m a G
) I 3 D P ( i s a s i n u m I n a g n e d h a g e c i D t a p a D g n a Y t i k a y n e P 5 . 2 l e b a T
i s a k i l p m o K
a l a j e G
n a r a l u n e P
n b a d a i b s e i n y i f n e e P D
t i k a y n e P a m a N . o N
. k o o b g n ) i s r m u o n c . : r t o e b p s m g u l o S ( b
. a i d e m i k i w s : r n e o b m m m ) u o g r S ( c o t a b i n k . n a a r n a s e i a a u f b t g a g n g a n r n m a e a e g p y k
n a n h i a k a t d k o u n r a p a a p d o m n i r t g a n a u g u g h p a n n f s n 3 a u a e r k t a i r – l e i o b n 2 s - r g m o l l . n g a m u u i r g a n i a s d l a m l b b g n a i e a i m e n R H D D t k e t o t • • • • n a d k i s i f k a t n n o k a i s a u f l a a l n e r e M p i r e t k a b h m u e i r g l n o e . a n t e y a c a a i t k b r i e k b e a n h a b t y e y h n s r p e i o i P d C d
n a t k a i s i a b n l a n a p o i a b i a r t m e d e a u t g y e c n n e n a a m e p b y m k . s k a r u e g n t a k n d a a n b n y a h a n n a a h r a d t a m a k a l a g l r a p n e i u p e i r d b e m i m n a k k - j a i m c a k t s a u n n g m t e a r l e e n e e a m i a P M B D B l m m a y
• • • • •
h i a r a d d u l ) n n n o i s a i r k i t e c c e b r f u e i p n a i t t e a u l l k a l p u o e r t a d M ( b ) n n a a j r e u a r l l l g a n h e k s u t e t l e a a a y o d b d r ( a n n o p a . a s s t a k B i i k p b r s a i s a a b u y n e e t n r s k t r e e i a e P p d b p
i r e t f i D
s i s u t r e P
. 1
. 2
11
BAHAN AJAR IMUNISASI
i s a ) s s l i u n a d u m o m s i e m : k r n a s e h u b i p t i m a l u e g a S ( p b
r a b m a G
,
i s a k i l p m o K
n g g a t n n a k n a i a l . a j i l n a p u n e o l u a b i a t k i d m t m s h t i a u k g a a n b t i e f e n e m a k n n a e P a P I y m k • • •
a l a j e G
t ) t t i t , a a g o u g a d a t a p n i a k n d y b o j g i a i a i a a a n e n t n k p r d t h n u i k h a r n c p a r . k r u e t : . u i l a k l a e e u m e i k h m t h i a r a u k k m i s a 8 h r g n h r ( r s 2 l , e a y e a a w a k s e u e n b m a b k 3 n h b y b a d i k e a b a a l e t g , a p t a n u , e t a e a a l . l r a r d a l t u g l a t r a a e n u a n e e a j j d n j t n t j n k s h e r e o t i a a e e n e e e e a a e m e G o d l p d P g m a d s G k d k • • •
12 n a r a l u n e P
n b a d a i b s e i n y i f n e e P D
g a n k a l y u n m a a r l a . o t d o e m a k k l i a u k d l u a s g l e a n a M m y
i n a k h n l e a t i s g l e a . o t h n n a n m g i y a u n s t k i e k i d m o k b a i r t a b y e t r g o n s s u n o e i l a e P d C y n
t i k a y n e P a m a N
s u n a t e T
. o N
. 3
KONSEP DASAR IMUNISASI
s a g u t e l p u i d g o a ) M b n i : a s r n a a t e h a s h b i i t e m a n u s u l e e S m ( p i k
)
m o c . c i n i l c y : r n e o b m r m a u h S n ( i
r a b m a G
i s a k i l p m o K
a l a j e G
, , . s g m t : u n h n a a r a . a a a m g i e y a r n n k n r m n e i e a t e n u d i s e u d r h l u t a j m a a r , e : d p l u n k m n - d b : g g a n a r a l a s a ) n n n i a l e u d w e r d n a u a i u a a p s l e a t a y , b l k . t m d e a n t k a k i g h l a n n l l a a a a a u r n a j a d j g a n d j t e u r a g e a r e e a a a y m a e r r e G b b d p G b n ( d G t o
•
n a r a l u n e P
n b a d a i b s e i n y i f n e e P D
t i k a y n e P a m a N . o N
s
n a d n . a h n a a i m t e a l e m e K k
•
•
a ) t n a p i a a a g a n n b g i n o e n l i h a e m t s n a d u e r k a r a u r e d l a e a f a e n i n s ( p D P p I • • • . i , k n h a , m n l i a u k t k a a a u i d b a l m h a b a t m p k u u e a ( r m t i o u d r e m t s k : e , i e s e l m t a k i n a m k y a k , r n v a e i e l r w k n d t d a a t e a i a p c ) b g u h k j p , n . e n a a k u h s n l e l y a t j a t l a c m a u r n n j r t n n o a e e a o e p e u a e a G b b k m s S r d m d • •
k u t a n b a u s a a t f a a n n r i e s p r e i b u l t a a l e w e M L • •
n u a k t i a c r a n e i p ( s r a t e i a r b r e a d r n d i u a i d e u ) p l k a h l a u e d t a u b M l
t u b . e h h s a m e i r u g l d i a n o r a d a n e s k y a t o t c t k l i b a u u k a b c a a b o r b y e c e a n s y b g e i u t j P d M u
s u r i v e h a e d i g l r n o i a n v y a s . t k u i r s k b e a i v l a b s y e o a n s x e i y e P d m m
s i s o l u c r ) e C b B u T T (
k a p m a C
. 4
. 5
13
BAHAN AJAR IMUNISASI
i s a l i s u n d u s o m ) i M a g n : u a r n t a t e h e a b i p h t i e m a l s u e g a e S ( p b k
r a b m a G
i s a k i l p m o K
a l a j e G
n n a a s n a a a a k k i f r . b j a d i e i a n n s g n b i a r k e e t e e s a g y a p f n n k a n m t i a a s o r e t i i e t e d i B m k o t t d
r n a a l s u d n i n i l i d g a n s i l a o e ) t n k k a n l a h a i j l . a C , h t n a u s u n r m ) i a r i b i a s r o k e y b r i t o t t n a m e C s i m m a e i i a a k p s i y a n n g ( i n s o e n t p n e r n e a m e i r e a e a e P b k m p h H k H ( C m k
a i m d a a t r j r e p n e a t u d n g a t h g o n t u i o p m m i a r m a u d m e e y l e a D N k p
, u , l f g i a a n t i s t r i t e n i a b d u u h r p m t a k . g a e e i j i n a n s l i p d e m u n d n j a e n i k u a l m a l p a n k a u e n . a t n s g l a a a u t m r a n h p a g r r n j a n o i u t c a l e a e i r a r o u t M G G u k p W e t a • • • •
i s a i a n s i u m n a a t m n o n k r a r e t o t g o k n i a y u ) l a j a l e i n t M (
d n h i a c n n c s i u u p , i u a h m 2 i l n d s f ) , l k a . u g h 1 t u s n e k a 5 l e t P a n 1 a a a l e F t u p r i a d y o i r c a r t a t n a A c g u e ( = p a a o e n m d t s i s t k l a i u b o S r u n u i k p a p . e h e k s y a f b 3 y a m a l y a e s u n a u n r s u r w n r a e a i i a t e a a y a P s d v a m b d l p
: l a k c e i t s r k e a n v d a i i t a a g h r r y s n n a g a a a e r u a n c c b s a b d a e e e o d u a y n s : h s k r i h y n a p a s i n l r n a n n u a i u l a a k k u l a a f b r t r i u i n s a d m a l l a n a i i d t a n l l a s r o n r a l e o u i z a r u m a u a e r u r n r d p S a T M s n D s e p e o e • • • P h • P • - s b i t i a i t b t a . e a p s e h ) i g d h k n i g s a s n n u r u r u a i y v e k t t i m i k k h e g a a l y y o n n n n a e a y e p P k B (
s i t i l e i m o i l o P
B s i t i t a p e H
. 6
. 7
• •
14 n a r a l u n e P
n b a d a i b s e i n y i f n e e P D
t i k a y n e P a m a N . o N
i t a ) l e i n p g a l a t a u b h d i e o s s a s e M i k : n r u s e b i m a g m n u u a t e S ( h p
-
KONSEP DASAR IMUNISASI
i t a ) l e i n p a t l g a a u b h d i e o s a s s e M i k : r n s u e b i m a g m n u u a t e S ( h p
r a b m a G
)
m o c . i t a b o g : r n e e b m m a u r a S ( c
i s a k i l p m o K
a l a j e G
, m a n a ) , l p a m u i s n u g i r t e b t a . s s n a n u n e l t m i d n a k ( g k a l ) , u i a a b a a k a a a i f p t i n k k r h a n r i n b l u a t g a n e , e a r a n e n n u i s a a l g a m m k r a b o r r a b s k e k n , a p e m , e d s a a a k a e m a d k p s l y i l a k a m u a a n u a t a n a u d k d a j e d s d e e s o r e j r n a t e u e a n e t e e e e P o g d ( k k P m p s o t m g k p
•
n a r a l u n e P
n b a d a i b s e i n y i f n e e P D
t i k a y n e P a m a N . o N
•
n i i u a l s a k n a k l e a c b a e f n k . n i , b l i e m s a u s s V k n k t n b e i P e a a a l d k g p k i m a a H s n a a b a b y g s n a d d a n a p b n j e l u u b r g e a a i u m r e s y e i v n , n y g c k e y u l n i n n b e t i b n e n u v r h e e u a a e l u B m k l m y m s o h
i u l a . l e g n m i t r a e f l p o o r s a D n •
, t i l n u a i k g u e n l e a k t d l i l e u r a m k l n n u n a r a . g e h a l n m a u u V d n b e u P u P h H m
n g , a n . a n s d 5 d a n i t , y a i g i a u s i t i n s a h r k a t p o p i l a e t t b r u a a g r t a a r i i k b r e h 1 m e t a y a a – a r p b e , n w t n y b e e , e a e a u l a u n p i s b t e i e i n m t b r . u e a d s i o s k t i , b s m g i i , t a d n 6 s i n m i h t y a k n u l a a n u n k a l p f e g e e l a u i a a n r n e a n h s S d i o m p s B a a t u
g n n a a r n d e a a y r i n b s e m u m e n g m a n n m a a a . y s n o a s d t k i u l r u u w i e V k m h
b e p i s t u a l z i f n o e ) u b m l i e f n H I H (
) s u r n i a V m a u m H ( l o V i P p a H p
. 8
. 9
15
BAHAN AJAR IMUNISASI
. w w ) g w r : r o . e e z b i m n u u S m ( i
r a b m a G
i s a k i l p m o K
a l a j e G
, a l n h a h e u a r a s g e f t u a a a a n a t m a y t n u a a n y d n a r i t n m u d n . a t g n m ) n n r k a a i e w o a a e a g t n i c h d p d n n m r e o n m a d u i a a t i i b a d a g l l r l r i a t n e a e a t i n e n i m i u l u t h k l u e s r a y y e r e a e a u j a e K M N r t h K m D U N M k ( • • • • • • • •
n a r a l u n e P
/ n a y l a r n a c o t a e s f o a ( i k n h b ; a e l a t n a o i k n r e a d a k m r n i a e u . b p l a ) l e j a l s n e a i r D i t m o
16
n b a d a i b s e i n y i f n e e P D
s u g i n r a v y h t e i k l a o y n a n k e p b a u t b a e s u i S d
t i k a y n e P a m a N
A s i t i t a p e H
. o N
. 0 1
KONSEP DASAR IMUNISASI
G. Imunologi PD3I Imunologi adalah ilmu yang sangat kompleks mempelajari tentang sistem kekebalan tubuh. Perlindungan terhadap penyakit ineksi dihubungkan dengan suatu kekebalan, yaitu kekebalan akti dan kekebalan pasi 1. Sistem Kekebalan
Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel yang tujuan utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri yang hidup atau yang sudah diinaktifan. Jenis kekebalan terbagi menjadi kekebalan akti dan kekebalan pasi. Kekebalan Aktif
Kekebalan Pasif
Perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang sendiri dan menetap seumur hidup.
Kekebalan atau perlindungan yang diperoleh dari luar tubuh bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri.
Pasif Alamiah Aktif Alamiah didapatkan ketika seseorang menderita suatu penyakit.
• Kekebalan yang didapat dari ibu melalui plasenta saat masih berada dalam kandungan • Kekebalan yang diperoleh dengan pemberian air susu pertama (colostrom ).
Kekebalan Pasif Buatan Aktif Buatan didapatkan dari pemberian vaksinasi.
diperoleh dengan cara menyuntikan antibodi yang diekstrak dari satu individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Contoh: pemberian serum antibisa ular kepada orang yang dipatuk ular berbisa. Sumber: Depkes RI, 2009
Gambar 2.1 Skema Sistem Kekebalan
17
BAHAN AJAR IMUNISASI
2. Klasifikasi Vaksin Tabel 2.6 Klasifikasi Vaksin Vaksin Live Attenuated • Derivat dari virus atau bakteri liar (wild ) yang dilemahkan. • Tidak boleh diberikan kepada orang yang defisiensi imun. • Sangat labil dan dapat rusak oleh suhu tinggi dan cahaya. • Virus: Campak, mumps, rubella, polio, yellow fever, dan cacar air • Bakteri: BCG dan tifoid oral 18
Vaksin Inactivated • Dari organisme yang diambil, dihasilkan dari menumbuhkan bakteri atau virus pada media kultur, kemudian diinaktifkan. Biasanya, hanya sebagian (fraksional). • Selalu memerlukan dosis ulang. • Virus inaktif utuh: influenza, polio, rabies, hepatitis A. • Virus inaktif fraksional: subunit (Hepatitis B, Influenza, Acellular Pertussis, Typhoid injeksi), toxoid (DT botulinum), polisakarida murni (pneumococcal , meningococcal, Hib), dan Polisakarida konjungasi (Hib dan pneumococcal ).
Vaksin Polisakarida Vaksin Rekombinan • Merupakan vaksin inaktif yang unik, berasal dari molekul gula yang melapisi dinding bakteri. • Tersedia untuk pneumococcus , meningococcus , dan Hib.
• Vaksin yang dibuat dengan rekayasa genetika, • Yang tersedia saat ini ada 2, yaitu: vaksin Hepatitis B, Vaksin typhoid hidup (Ty21a)
• Reaksi kekebalan yang terjadi memerlukan peran sel limfosit T, oleh karena pada anak usia