LARINGITIS AKUT
February 11, 2019 | Author: delariyani | Category: N/A
Short Description
........
Description
oleh: Della Putri Ariyani Deslia Chaerani Kedokteran Universitas Trisakti
Dokter Pembimbing Pembimbing : dr dr.Bambang .Bambang A.S, Sp.THT
Anatomi Anat omi Laring Laring berada di depan dan sejajar dengan vetebre C4-C6 Bagian atasnya Faring berbentuk limas segitiga Bagian bawahnya Trakea berbentuk sirkular sirkular..
Anatomi Anat omi Laring Laring berada di depan dan sejajar dengan vetebre C4-C6 Bagian atasnya Faring berbentuk limas segitiga Bagian bawahnya Trakea berbentuk sirkular sirkular..
laring
1 buah tulang hioid
Beberapa tulang rawan :
Otot- Otot Laring ekstrinsik
Fx: bekerja pada laring secara keseluruhan. Ex: u/ menelan M. Digastricus, M.Geniohioid, M.Stylohioid, M.Milohioid
Intrinsik Fx : gerakan bagian-bagian laring sendiri. Ex : u/ fonasi Bagian posterior : M.aritenoid
transversum,
M.Ariteniod
obliq
M.Krikoaritenoid
posterior.
Bagian lateral : M. Krikoaritenoid lateral. M.Tiroepiglotica, M.vocalis, M. Tiroaritenoid, M.Ariepiglotica, dan M.Krikotiroid.
Batas atas •
Batas bawah
aditus laring
•
Pinggir bawah kartilago krikoid
Batas belakang
Rongga laring
• •
M.aritenoid transverses Lamina kartilago krikoid
Batas depan • Permukaan
belakang epiglottis • Tuberkulum epiglotic, • ligamentum tiroepiglotic, • Sudut antara kedua belah lamina kartilago tiroid • Arkus kartilago krikoid.
Batas lateral • Membran
kuadranagularis, • Kartilago aritenoid, • Konus elasticus, • Arkus kartilago krikoid
•
Lipatan mukosa pada ligamentum vocale dan ligamentum ventrikulare, maka terbentuklah plika vocalis (pita suara asli) dan plica ventrikularis (pita suara palsu).
•
Bidang antara plica vocalis kiri dan kanan rima glottis
•
Kedua plica ventrikularis rima vestibuli.
Persarafan
Perdarahan
Pembuluh limfe
Fisiologi •
Mempunyai 3 fungsi dasar :
Fonasi Respirasi Proteksi
Fonasi •
Suara dibentuk aliran udara respirasi yang konstan dan adanya interaksi antara udara dan pita suara.
•
Nada suara dari laring diperkuat oleh adanya tekanan udara pernafasan subglotik dan vibrasi laring serta adanya ruangan resonansi seperti rongga mulut, udara dalam paru-paru, trakea, faring, dan hidung.
Respirasi •
Pada waktu inspirasi diafragma bergerak ke bawah untuk memperbesar rongga dada dan M. Krikoaritenoideus Posterior terangsang rima glotis terbuka. Proses ini dipengaruhi oleh tekanan parsial CO2 dan O2 arteri serta pH darah.
•
Bila pO2 tinggi akan menghambat pembukaan rima glotis,
•
Sedangkan bila pCO 2 tinggi akan merangsang pembukaan rima glotis.
Proteksi •
Benda asing tidak dapat masuk ke dalam laring dengan adanya reflek otototot yang bersifat adduksi, sehingga rima glotis tertutup.
•
Pada waktu menelan, pernafasan berhenti sejenak rangsangan terhadap reseptor yang ada pada epiglotis, plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan daerah interaritenoid serabut afferen N. Laringeus Superior sfingter dan epiglotis menutup Gerakan laring ke atas dan ke depan celah proksimal laring tertutup oleh dasar lidah Mengalihkan makanan ke lateral menjauhi aditus dan masuk ke sinus piriformis lalu ke introitus esofagus.
Fungsi lainnya
Fiksasi
Menelan
Ekspektorasi
Batuk
Emosi
LARINGITIS AKUT Laringitis Akut Suatu proses inflamasi pada laring, biasanya
mendadak & berlangsung dalam waktu ≤ 3 minggu. Dapat disebabkan oleh proses infeksi maupun
non-infeksi. Umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut (common cold ).
LARINGITIS AKUT Anak
sumbatan jalan nafas ; dewasa
tidak secepat pada anak. •
Sering juga disebut “croup”
•
Dalam proses peradangannya, sering melibatkan
sal. Pernafasan di bawahnya trakea & bronkus. •
Bila gejala telah lebih dari 3 minggu laringitis
kronis.
Etiologi •
•
Infeksi
•
GERD
•
Perubahan musim / cuaca
•
Vocal trauma
•
Environmental insults ( polusi)
•
Trauma
•
Iritasi bahan kimia
•
Merokok dan minum alcohol
•
Alergi
Parainfluenza (tipe 1,2,3) •Virus influenza (tipe A & B) • Rhinovirus • Adenovirus •Haemofilus influenza •Branhamella catarrhalis •Streptococcus pyogenes •Staphylococcus aureus •Streptococcus pneumonia
Patofisiologi Parainfluenza virus
Masuk melalui inhalasi Menginfeksi sel epitelium saluran nafas lokal yang bersilia
Edema dari lamina propria, submukosa, dan adventitia. Infitrasi selular dengan histosit, limfosit, sel plasma dan lekosit polimorfonuklear (PMN)
Terjadi oedem & hiperemis dari saluran nafas terutama pada dinding lateral dari trakea dibawah pita suara (terjadi pada lumen saluran nafas dalam)
Terjadi penyempitan, bahkan sampai hanya sebuah celah
Membran pelindung plika vokalis biasanya hiperemis & oedem
Gejala Klinis 1. Gangguan suara : •
Parau
•
Kasar
•
Susah keluar
•
Nada > rendah
Terjadi gangguan getaran & ketegangan pendekatan pita suara kanan & kiri suara menjadi parau s/d afoni
2. Sesak nafas & stridor 3. Nyeri tenggorokan
saat menelan & bicara
Gejala Klinis 4. Gejala radang umum
Bersin-bersin, nyeri tenggorok sulit menelan, nasal congestion, nyeri kepala, batuk
demam , malaise
Demam, suhu ≠ mengalami pe↗ dari 38 C
Demam , pe↗ suhu >38˚C + rasa lemah, lemas + nyeri seluruh tubuh
◦
5. Gejala common cold
6. Gejala influenza
Gejala Klinis 7. Obstruksi jalan nafas sering terjadi pada anak-anak : • •
Gelisah Air hunger (megap-megap)
•
Sesak bertambah berat
•
Retraksi suprasternal & epigastrium
Pemeriksaan Fisik Laringoskop Indirek
Mukosa laring sembab, hiperemis, Tampak bengkak bag.atas & bawah pita suara
Tanda radang akut di hidung atau sinus paranasal atau paru
Pemeriksaan Penunjang Foto
Rontgen Leher AP (antero-posterior)
Pembengkakan
jar. Subglotis “Steeple sign”
Pemeriksaan Penunjang Pem.
LAB :
Hasil dapat normal. Jika infeksi sekunder lekositosis ringan & limfositosis.
Pem.
Kultur :
Untuk mengetahui penyebab infeksi. Eksudat dari orofaring atau plika vokalis.
Diagnosa Banding •
Benda asing pada laring
•
Faringitis
•
Bronkiolitis
•
Bronkitis
•
Pneumonia
•
Laringitis kronik atau Alergi
•
Reflux Laryngitis
•
Spasmodic Dysphonia
Penatalaksanaan Rawat RS
Medika mentosa
Non Penatalaksanaan
Medika
mentosa
Terapi Tambahan
Penatalaksanaan 1. Indikasi Rawat di RS
Usia penderita ≤ 3 tahun Tampak
toksik, sianosis, dehidrasi / axhausted
Diagnosis penderita masih belum jelas Perawatan
di rumah kurang memadai
Penatalaksanaan 2. Non - Medikamentosa Istirahat Bila
berbicara & bersuara , 2-3 hari
sesak
Menghindari
inhalasi O2 2 L/menit iritasi faring & laring ex.merokok,
makanan pedas, minum es
Penatalaksanaan 3. Terapi Tambahan tindak lanjut saat kondisi cukup berat
Pengisapan lendir dari tenggorok atau laring
Bila tidak berhasil
dilakukan endotrakeal atau
trakeostomi (bila terjadi sumbatan jalan nafas)
Penatalaksanaan 4. Medikamentosa
•
Demam : Antipiretik
perlawanan terhadap infeksi PCT atau ibuprofen
•
Hidung tersumbat : Dekongestan nasal
Seperti fenilpropanolamin (PPA), pseudoefedrin, napasolin yang diberikan oral /
spray
Penatalaksanaan 4. Medikamentosa
perlawanan terhadap infeksi
•
Antibiotik apabila peradangan berasal dari paru :
Ampisilin
100 mg/kgBB/hari, i.v dibagi 4 dosis Kloramfenikol 50 mg/kgBB/hari, i.v dibagi 4 dosis Sefalosporin generasi III (Cefotaxime atau Ceftriaxone)
Penatalaksanaan 4. Medikamentosa
perlawanan terhadap infeksi
•
Kortikosteroid i.v : Dexametason 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis, selama 1-2 hari
Pencegahan o
Jangan merokok & menghindari asap rokok
o
Minum banyak air
o
Membatasi minum alkohol
o
Jangan “berdehem” untuk membersihkan tenggorokan
Prognosis •
Umumnya baik & pemulihannya selama satu minggu.
•
Pada anak, khususnya usia 1-3 tahun penyakit ini dapat menyebabkan odem laring & odem subglotis dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas & bila hal ini terjadi dapat dilakukan pemasangan endotrakeal atau trakeostomi.
View more...
Comments