Laras Bahasa
October 5, 2017 | Author: Andri'Aan Putra Adrian | Category: N/A
Short Description
TI...
Description
MAKALAH LARAS BAHASA
OLEH PRINANDI
C1155201036
PUSPITASARI
C1155201035
DIKY KRISTOPAN
C1255201011
SURYANA
C1455201011
RINALDI FAUZI
C1455201014
HENDRI
C1455201005
AHMAD RIZAL RUSADI
C1455201043
AHMAD MARJUKI
C1455201038
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) PALANGKARAYA 2016
Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Ragam dan Laras bahasa“. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Manajemen,Universitas Mulawarman Samarinda.Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari teman-teman serta materi dari internet sebagai referensi tersusunnya makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa Indonesia memiliki Laras Bahasa yang tidak sedikit jumlahnya. Karena berbagai pertimbangan kepentingan dan perhitungan konteksnya hadirlah laras bahasa yang wujud nya bermacam-macam itu. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat sebagai suatu komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan polapola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya. Laras bahasa bermaksud gaya dan penggunaan sesuatu bahasa digunakan/gaya atau cara penggunaan sesuatu bahasa. Laras ialah bentuk bahasa yang wujud akibat situasi sosial berlainan merujuk kepada cara penggunaan sesuatu bahasa dan variasi bahasa mengikut bidang dan situasi seseorang penutur sewaktu berbahasa, sama ada secara lisan atau tulisan. Kesesuaian antara bahasa yang dipakai dengan fungsi pemakaian bahasa. Laras bahasa tidak sama dengan ragam bahasa. Pada makalah ini dijelaskan laras bahasa, ciri-ciri, dan jenis bahasa pada laras bahasa, sehingga kita mengenal serta memahami yang dimaksudkan dengan laras bahasa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu menjelaskan yang dimaksud dengan laras bahasa, ciri-ciri dan jenis laras ? C. Tujuan 1. menjelaskan apa itu Laras Bahasa 2. menjelaskan ciri-ciri dan dan macam-macam Laras Bahasa
Bab II PEMBAHASAAN
A. Pengertian Laras Bahasa Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Hal ini kita mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya. Laras Bahasa memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.
B. Ciri Laras Bahasa Ada dua macam laras bahasa yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Apakah yang dimaksud dengan kedua macam laras bahasa tersebut? Berikut ini adalah pembahasan mengenai jenis-jenis laras bahasa. 1) Laras bahasa biasa Laras bahasa biasa adalah laras bahasa yang sering ditemukan dan digunakan oleh masyarakat luas, misalnya laras bahasa yang dipakai dalam bidang hiburan, seperti laras bahasa berita, penerangan, dan lain-lain. 2) Laras bahasa khusus Laras bahasa khusus adalah laras bahasa yang digunakan dalam pemakaian khusus yaitu, laras bahasa ilmiah yang dipakai dalam penulisan laporan ilmiah, dan lain-lain. Kedua jenis laras bahasa ini dapat dibedakan dengan cara melihat beberapa hal berikut ini: Kosakata Gaya Bahasa, dan Tata bahasa.
C. Jenis-Jenis Laras Bahasa
a.
Laras Karya llmiah Dalam uraian di atas dikatakan bahwa setiap laras dapat disampaikan dalam ragam standar, semi standar, atau nonstandar, tidak halnya dengan laras ilmiah. Laras ilmiah harus selalu menggunakan ragam standar. Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah menyusun kembali berbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan disebut penulis. Berdasarkan uraian di atas dibedakan antara pengertian realitas dan fakta. Seorang pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan seorang penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Realistis berarti bahwa peristiwa yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah dibuktikan kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami oleh penulis. Data realistis dapat berasal dan dokumen, surat keterangan, press release, surat kabar atau sumber bacaan lain, bahkan suatu peristiwa faktual. Faktual berarti bahwa rangkaian peristiwa atau percobaan yang diceritakan benar-benar dilihat, dirasakan, dan dialami oleh penulis. Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian, dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Kita menumbangkan sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya. Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut. 1) Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2) Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat terkaan. Pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, menyebutan rujukan dan kutipan yang jelas. 3) Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual, dan prosedural. 4) Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang indusif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan. 5) Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis. 6) Karya ilmiah ditulis secara tulus. Hal itu berarti bahwa karya ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulis karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, tidak bersifat ambisius dan berprasangka. Penyajiannya tidak boleh bersifat emotif. 7) Karya ilmiah pada dasarnya bersifat ekspositoris. Jika pada akhirnya timbul kesan argumentatif dan persuasif, hal itu ditimbulkan oleh penyusunan kerangka karangan yang cermat. Fakta dan hukum alam yang diterapkan pada situasi spesifik itu dibiarkan berbicara sendiri. Pembaca dibiarkan mengambil kesimpulan sendiri berupa pembenaran dan keyakinan akan kebenaran karya ilmiah tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dari segi bahasa, dapat dikatakan bahwa karya ilmiah memiliki tiga ciri, yaitu : 1) Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna 2) Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan 3) Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa. Disamping persyaratan tersebut di atas, untuk dapat dipublikasikan sebagai karya ilmiah ada ketentuan struktur atau format karangan yang kurang lebih bersifat baku.
Ketentuan
International
itu
merupakan
Standardization
kesepakatan
Organization
sebagaimana (ISO).
tertuang dalam
Publikasi
yang
tidak
mengindahkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ISO memberikan kesan bahwa publikasi itu kurang valid sebagai terbitan ilmiah. Struktur karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih dan daftar pustaka. ISO 5966 (1982)
menetapkan agar karya ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, inti tulisan (teori metode, hasil, dan pembahasan), simpulan, dan usulan, ucapan terima kasih, dan daftar pustaka. Contoh Laras Karya Ilmiah: Latar Belakang Karya Ilmiah Mahasiswa harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Salah satu bentuk keterampilan tersebut adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis merupakan kemampuan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Menulis sebuah karya ilmiah harus menggunakan EYD dengan benar, memilih kata dan istilah dengan tepat, serta menyusun kalimat efektif. Mahasiswa juga harus mampu membuat ide pokok yang jelas dalam sebuah paragraf, menyusun paragraf menjadi kohesi dan koheren. Mahasiswa dituntut memiliki pemikiran yang logis. Oleh karena itu, berikut ini dikemukakan tentang konsep dasar fungsi bahasa keilmuan dan ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah.
b. Laras Bahasa Undang-Undang Laras Bahasa Undang-Undang ialah sejenis laras teknikal. Laras Undang-Undang mempunyai ciri-ciri kelainannya tersendiri Yaitu tidak mengandung gambar, jadwal, simbol dan sebagainya serta struktur ayatnya terdiri daripada prinsip undang-undang diikuti oleh syarat-syarat dan diakhiri oleh keputusan undang-undang. Ciri-ciri dari laras undang-undang yaitu mempunyai bahasa yang tersendiri, Objektif, menekan prasangka pribadi, tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi. Contoh: Sanksi pelanggaran pasal 44: Undang undang 6 tahun 1982 tentang Hak cipta ”Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp.50.000.000,00 (Lima pulu juta rupiah).
c. Laras Bahasa Jurnalistik Membedakan bahasa jurnalistik dengan bahasa Indonesia itu hanyalah terdapat pada penggunaannya saja. Karena bahasa jurnalistik itu digunakan sebagai bahasa dalam penyampai informasi. Sehingga memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan bahasa lain. Ciri khas dari bahasa jurnalistik itu yaitu singkat, padat, sederhana, jelas, lugas dan menarik. Serta ditandai dengan penghemataan katakata atau pemendekan kalimat. Tergantung dengan jenis tulisan apa yang akan diberitakan. Jadi, ciri utama dari bahasa jurnalistik ini secara umum diantaranya yaitu menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, padat, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populer, logis, gramatikal, mengutamakan kalimat aktif, menghindari kata atau istilah teknis, dan menghindari istilah asing. Bahasa jurnalistik ini tunduk pada kaidah dan etika bahasa baku dalam bahasa Indonesia. Contoh Laras Jurnalistik : Penggunaan kata harus ekonomis: Melakukan pencurian = mencuri Mengajukan saran = menyarankan Melakukan pemerasan = memeras Disarankan menggunakan kalimat aktif: Pemerintah mengatakan, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik (Kalimat Aktif) Harga Bahan Bakar Minyak akan dinaikkan pemerintah (Kalimat Pasif)
d. Laras Bahasa Sastra Laras sastra adalah bahasa yang merupakan hasil dari cetusan kreasi, imajinasi dan pengalaman. Bahasa sastra adalah penghubung antara sesama anggota masyarakat dalam kegiatan sosial dan kebudayaan, tetapi gaya bahasa dalam kesusastraan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Kesusastraan itu sendiri merupakan pengucapan atau tulisan yang tergolong dalam jenis kreatif-imajinatif. Ciri-Ciri Bahasa Sastra: 1) Bersifat figuratif (penyimpangan makna daripada bahasa biasa) 2) Mementingkan pemilhan diksi berkesan dan bahasa tersirat 3) Ada unsur seperti metafora, kiasan, imejan, personifikasi, dan hiperbola 4) Bernada puitis dan bersifat komunikatif 5) Bersifat konotatif 6) Konotatif adalah kata yang memiliki pengertian tambahan atau arti sekunder di
samping arti primernya. Contoh Laras Bahasa Sastra : Pantun
Ikan gabus di rawa-rawa, Ikan belut nyangkut di jaring, Perutku sakit menahan tawa, Gigi palsu loncat ke piring Puisi
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan Tapi adalah kepunyaanmu Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
e. Laras Iklan Laras iklan adalah bahasa yang digunakan untuk membuat iklan. Bahasa yang dapat menarik perhatian pembaca untuk membeli atau memakai barang atau jasa yang ditawarkan.
Ciri-Ciri Laras Iklan : 1) Menarik 2) Informatif 3) Persuasif 4) Bahasa yang Positif 5) Mudah dipahami 6) Kalimat Aktif
Contoh Laras Iklan: Rumah Dijual : Rumah Besar Tanah Luas Bukit Tunggal, Palangka Raya 73112 K.Tidur 3, K.Mandi 1, Luas 75, Sertifikat SHM, Tanah 420, ID BFJ307L3, 350jt harga nego, Fady Jafar 085366553348. “Nantikan Diskon 50% di HYPERMART Metropolis Town Square 25 September 2014” f. Laras Lagu Laras lagu merupakan tulisan yang menggambarkan ekspresi seseorang (penulis lagu, musisi, dll) tentang sesuatu hal yang telah dialami, diamati, didengar, maupun yang hanya di dalam imajinasi.
Ciri-Ciri Laras Lagu : 1) Menghibur 2) Mudah dipahami 3) Memiliki makna tersendiri 4) Menarik
Contoh Laras Lagu : HYMNE GURU Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku Sebagai prasasti terima kasihku Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan Engkau patriot pahlawan bangsa Tanpa tanda jasa.
g. Laras Feature Laras feature adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atauhuman interest merupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah produk tulisan feature. Dalam penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk dimasukan, meskipun tidak secara mencolok. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contohcontoh, serta penyertaan narasumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Ciri-Ciri Laras Feature : 1) Lengkap Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch). 2) Melawan Kebasian Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual.
3) Non Fiksi Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memberikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu objek. 4) Bagian Dari Media Massa Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin) maupun elektronik (televisi dan radio, kalau sekarang web dan blog termasuk juga khan…?) 5) Panjang tak Tentu Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga tulisanfeature sangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya
sebuah
feature
tergantung
pada
penting-tidaknya
peristiwa,
menariknya aspek yang diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhir.
Sifat Laras Feature : 1) Kreatif Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap. 2) Variatif Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif. 3) Subyektif Feature bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya. 4) Informatif Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya. Nilai informatif feature berbeda dengan berita langsung yang benarbenar menyajikan informasi. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.
Contoh Laras Featuner
Orang Miskin Wajib Sekolah
UNGKAPAN ‘orang miskin dilarang sekolah’ , sebagaimana juga menjadi judul buku Eko Prasetyo (2004), sedikit demi sedikit mulai pudar kebenarannya-meskipun realitas kemiskinan tetaplah menjadi hantu menakutkan. Eko mengkritik dengan keras kesemrawutan sistem pendidikan nasional dan kesenjangan sosial. Pendidikan, menurut dia, hanya bisa diakses orang-orang kaya semata, sedangkan masyarakat miskin banyak yang tersingkir karena tak mampu membayar ongkos mahal biaya pendidikan. Dari kacamata ekonomipolitik global, pendapat Eko tersebut dapatlah dibenarkan tentang apa yang lazim disebut dengan kapitalisasi atau ko mersialisasi pendidikan. Dalam teori ini, praktik pendidikan layaknya sebuah pasar yang di dalamnya terdapat ‘jual-beli’ antara penyelenggara/pengelola lembaga sekolah/kampus dan orangtua siswa/mahasiswa lewat besaran biaya pendidikan.
h. Laras Komik Laras komik adalah bahasa yang digunakan untuk menulis cerita bergambar yg umumnya mudah dicerna dan lucu. Komik adalah cerita yang bertekanan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata- kata. Secara umum komik adalah cerita bergambar yang ada gelembung- gelembung atau balon udara. Laras komik inilah yang digunakan untuk menulis pada gelembung-gelembung bahasa. Setiap komik gambar dan kata menjadi unsur utamanya. Dimana keduanya saling mendeskripsikan satu sama lain. Kata inilah
materi yang akan kita sampaikan akan diletakkan sesuai dengan karakter yang berbicara, sehingga menunjukkan dialog antar tokoh. Ciri-Ciri Laras Komik : 1) Bersifat Proposional Dengan membaca komik sanggup membawa pembacanya untuk terlibat secara emosional dengan pelaku utama dalam cerita komik itu. 2) Humor yang Kasar Penggunaan bahasa lisan dan mudah dimengerti oleh orang awam. 3) Bahasa Percakapan (Bahasa Pasaran) Dengan digunakannya bahasa percakapan sehari-hari akan lebih mengena bagi pembaca. 4) Penyederhanaan Perilaku yang Menggambarkan Moral atau Jiwa Pelaku Pola perilaku dalam cerita komik cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka. 5) Bersifat Kepahlawanan Isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuja pahlawannya.
Contoh Laras Komix :
h. Laras Bahasa Kedokteran Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini tidak dimaksudkan agar pasien tidak mengerti. Tujuannya
adalah keseragaman,
universalitas. Agar istilah yang dituliskan dokter di Amerika tetap dapat dipahami dokter di Papua. Karena ilmu kedokteran berasal dari sejarah panjang, banyak istilah kedokteran berawal dari bahasa klasik (Latin atau Greek). Seiring perkembangan, memang tentu ada adaptasi, perubahan. Tetapi pada dasarnya masih bisa ditarik ke bahasa asalnya. Ada juga pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-adopsi ke bahasa Indonesia. Biasanya adopsi ini secara hampir utuh, dan polanya mudah diikuti. Memang istilah itu membuat pusing, dokter juga kadang harus berpikir dulu agar memahami artinya. Hanya karena seringnya mendengar dan memakai, dokter menjadi terbiasa. Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian. 1. Kata induk 2. Awalan 3. Akhiran 4. Penghubung antar bagian Suatu istilah bisa terdiri dari kata induk saja, atau ditambah 1, 2 atau 3 bagian lain. Contoh Laras Kedokteran : Kita ambil satu contoh sederhana:” perikarditis” “Peri” adalah awalan yang berarti sesuatu yang di tepi atau melingkupi “kard” artinya jantung “Itis” adalah akhiran yang berarti “peradangan” Jadi Pericarditis artinya peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung. i. Laras Bahasa Perniagaan Mempengaruhi pengguna untuk membentuk tanggapan tertentu , atau mengubah sikap dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan, tender, laporan dan sebagainya , disokong pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dan sebagainya.
Iklan dapat dihasilkan dengan beberapa cara seperti berikut: 1) Slogan: Kami Ada Cara 2) Kaedah Pernyataan: Rumah Untuk Dijual/Disewa 3) Perkaitan Konsep: Artis X dengan Tilam Jenama Y 4) Perisytihran: Waja dengan Aksesori Lengkap 5) Kaedah Umpan: Beli Satu, Dapat Satu 6) Mesra: Keutamaan Kami Adalah Pelanggan. 7) Bandingan: Materi X Lebih Berkuasa dan Tahan Lama 8) Gesaan: Cepat! Cepat! Datanglah Beramai-ramai 9) Pertanyaan: Sakit Pinggang? Sapulah Dengan Minyak Angin Z.
j. Laras Bahasa Akademik Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan. Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu mengikut format tertentu seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan), nota kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di penghujung setiap babnya. Menggunakan istilah-istilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal.
Ciri-Ciri Laras Akademik 1) Digunakan dalam bidang ilmiah 2) Bersifat formal dan objektif 3) Gaya bahasa- matang dan keintelektualan(hujah, tepat dan berkesan) 4) Bersifat khusus dan sukar difahami 5) Mementingkan kesempurnaan 6) Mengutamakan pemaparan, perbincangan dan penghuraian 7) Terdapat penggunaan sudut pandangan orang ketiga, penulisan ragam ayat pasif dan ayat majmuk 8) Mengandung nota kaki, bibliografi, indeks dsb.
Contoh Laras Akademik: Hubungan Antara Agama Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma (Yahya Farghal, 1990: 99-119):
Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada hubungan dan kaitan apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem. Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan. Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan
Ketiga, paradigma Islam, yaitu paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang terwujud dalam apa-apa yang ada dalam al-Qur`an dan al-Hadits-- menjadi qa’idah fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia (AnNabhani, 2001).
k. Laras Bahasa Agama Mengandungi istilah agama daripada bahasa Arab Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab Diselitkan dengan petikan daripada al-Quran dan hadis.
1) Terdapat unsur bahasa klasik terutama pada kosa katanya. 2) Terdapat istilah agama yang khusus bagi sesuatu agama. 3) Banyak mengandungi bentuk cerita, kias dan ibarat. Contoh Laras Bahasa Agama: Surga dalam bahasa Arab disebut sebagai ”al-jannah” yang bermaksdu sebuah taman yang indah, penuh dengan pelbagai nikmat dan keselesaan….
Bab III PENUTUP A. Kesimpulan Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar. Laras bahasa memiliki ciri-ciri antara lain bahasa biasa dan bahasa khusus yang dapat dibedakan dari kosakata, tatabahasa, gayabahasa. Laras bahasa terdiri dari berbagai macam laras dan memiliki ciri-ciri dari masing-masing laras. Contoh laras dapat diambil yaitu laras bahasa ilmiah. Karya ilmiah memiliki tiga ciri, yaitu : 1) Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang nalar atau mendua makna 2) Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang digunakan, agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan 3) Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa.
Laras ilmiah populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi diungkapkan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti.
B. Penutup Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam
makalah
ini,tentunya
masih
banyak
kekurangan
dan
kelemahannya,kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Daftar Pustaka Alwi, Hasan (Ed). 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jilid 2. Gramedia, Jakarta. Chaer, Abdul. 1993. Gramatika Bahasa Indonesia. Bineka CiptaEndarmoko, Jakarta. Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Gramedia, Jakarta.
View more...
Comments