Laprak Penetasan Telur Tetas
September 30, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laprak Penetasan Telur Tetas...
Description
i
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK UNGGAS PENETASAN TELUR TETAS
Disusun Oleh : Kelompok 8 Kelas A
ATHAYA FAADHILAH MUHAMMAD WILDAN NAUFALDI ELVARINA FADHILAH SISWANTO P MEGA FEBRIA MUHAMMAD REZEKI GANTANA REVIN ANINDIYA PUTRI
200110170064 200110170064 200110170113 200110170120 200110170120 200110170172 200110170172 200110170187 200110170208 200110170208
LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2019
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan kekuatan, petunjuk dan kesabaran kepada para penyusun, sehingga penulisan laporan praktikum ini dapat diselesaikan. penyusun menyadari bahwa wahyu Allah SWT dalam segala fenomena dan nomena alam ini sangatlah luas dan tidak dapat dijangkau oleh kekuatan akal sehat, maupun logika manusia. Karena itu dalam penulisan laporan akhir praktikum akhir praktikum produksi ternak unggas yang berjudul “Penetasan Telur Tetas” ini penyusun sadari masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu demi memperbaiki kesalahan yang ada penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari d ari pembaca. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ir. Dani Garnida, MS selaku dosen mata kuliah Manajemen Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Dan tidak lupa juga penyusun berterima kasih kepada Destu Putra sebagai asisten laboratorium yang telah membimbing dalam penyusunan laporan akhir ini. Demikian penyusun ucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila banyak penyampaian dari isi laporan praktikum ini yang tidak pada tempatnya, semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi penyusun khususnya dan bagi khalayak umumnya. Sumedang, Oktober 2019
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
Bab
I
II
III
IV
V
Halaman KATA PENGANTAR .........................................................
ii
DAFTAR ISI ........................................................................
iii
DAFTAR TABEL ................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................
vi
PENDAHULUAN .......................................... ................................................................. .......................
7
1.1
Latar Belakang ............................................ ........................................................... ...............
7
1.2
Identifikasi Masalah .......................................... .................................................. ........
8
1.3
Maksud dan Tujuan ........................................... ................................................... ........
9
1.4
Manfaat Praktikum ............................................ .................................................... ........
9
1.5
Waktu dan Tempat ............................................ .................................................... ........
9
......................................... .............................. ........ KAJIAN KEPUSTAKAAN ...................
11
2.1
Cara Kerja dan Fumigasi Mesin Tetas ...................... ......................
11
2.2
Cara Seleksi Telur ......................................... ..................................................... ............
12
2.3
Mekanisme Penetasan ........................................... ............................................... ....
14
2.4
Fertilitas dan Daya Tetas ........................................... ...........................................
15
2.5
Faktor yang Mempengaruhi Kegagalan dan Keberhasilan Penetasan ............................................ ..............................................
18
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA ................... .....................
20
3.1
Alat dan Bahan ............................................ ........................................................... ...............
20
3.2
Prosedur Kerja ............................................ ........................................................... ...............
22
............................................ HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................
25
4.1
Hasil .......................................... ................................................................. .................................. ...........
25
4.2
Pembahasan ............................................ ............................................................... ...................
26
............................................ KESIMPULAN DAN SARAN ............................................
33
iii
iv
5.1
Kesimpulan ......................................... ............................................................... ........................
33
5.2
Saran ............................................ ................................................................... .............................. .......
34
DAFTAR PUSTAKA ...................... ............................................. .............................................. .......................... ...
35
LAMPIRAN .......................................... .............................................................. ............................................ ........................
37
iv
v
DAFTAR TABEL
Nomor 1. 2.
Halaman Tabel 1. Pengamatan Fumigasi Mesin Tetas..................................... Tetas........................................ ... 19 Tabel 2. Seleksi Telur Tetas ........................................... ................................................................. ...................... 20
v
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. 2.
Halaman Lampiran 1. Dokumentasi Praktikum ............................................ .................................................. ...... 37 Lampiran 2. Perhitungan ........................................... .................................................................. .......................... ... 38
vi
7
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Unggas adalah ternak kelompok burung yang dimanfaatkan untuk daging dan/atau telurnya serta jenis je nis burung yang tubuhnya ditutupi oleh bulu. Umumnya unggas merupakan bagian dari ordo Galliformes Galliformes (seperti (seperti ayam dan kalkun), dan Anseriformes (seperti Anseriformes (seperti bebek). Unggas adalah tipe hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur. Telur yang dihasilkan dapat berupa fertil atau infertil, telur yang dapat ditetaskan adalah harus fertil atau yang lazim disebut dengan telur tetas. Telur tetas merupakan telur yang sudah dibuahi oleh sel jantan. Telur yang tidak dibuahi oleh sel jantan, telur tersebut disebut telur infertil atau lazim disebut telur konsumsi, artinya telur tersebut tidak dapat menetas jika ditetaskan, melainkan hanya untuk dikonsumsi saja. Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Adapun beberapa persyaratan yang mempengaruhi keberhasilan dalam menetaskan telur unggas, anatara lain: suhu, kelembaban, kandungan oksigen, kandungan karbon dioksida, aliran udara serta pemutaran telur. Seiring berjalannya waktu populasi manusia teruslah bertambah. Pertambahan populasi manusia mengikuti deret hitung, sedangkan pertumbuhan pangan mengikuti deret ukur. Hal tersebut membuat diperlukannya diperlukannya implementasi teknologi yang efektif dan efisien dalam sektor penyediaan pangan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah dari waktu ke waktu.
8
Upaya dalam memperbanyak populasi hewan unggas seperti itik, ayam, dan burung puyuh dibutuhkan cara penetasan telur yang tepat, yaitu pengeraman telur tetas yang akan diperbanyak. Seiring zaman proses penetasan secara konvensional atau dengan pengeraman induk sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan. Skala industri modern proses penetasan telur ayam dilakukan dengan menggunakan mesin tetas. Penggunaan mesin tetas dalam proses penetasan telur merupakan metode penetasan buatan. Penetasan pada prinsipnya adalah menyediakan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan embrio unggas. Waktu lamanya penetasan telur ditempat pengeraman sangat tergantung te rgantung dari jenis hewannya. Telur yang memiliki bentuk dan ukuran yang seragam, waktu penetasan akan selalu hampir sama. Berbeda dengan ayam, jenis unggas lain seperti itik dan puyuh tidak mempunyai sifat mengeram. Zaman dulu, untuk memperbanyak populasinya hanya dengan seleksi sel eksi alam, baik oleh induknya maupun oleh lingkungan. Saat ini, dengan adanya alat penetas buatan akan mempermudah mempermudah perbanyakan populasi populasi unggas. Sebenarnya di di Indonesia, mesin tetas buatan telah ada sebelum zaman kemerdekaan dengan prinsip dan cara pengoperasian mirip mir ip dengan mesin tetas sekarang. Akhir tahun 1959-an hingga saat ini, terus dilakukan pengembangan mesin tetas. 1.2
Identifikasi Masalah
(1)
Bagimana cara kerja dan fumigasi mesin tetas.
(2)
Bagaimana cara seleksi telur tetas.
(3)
Bagaimana mekanisme penetasan.
(4)
Bagaimana cara mengetahui fertifitas dan daya tetas.
(5)
Apa saja faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan penetasan.
8
9
1.3
Maksud dan Tujuan
(1)
Mengetahui cara kerja dan fumigasi mesin tetas.
(2)
Mengetahui cara seleksi telur tetas.
(3)
Mengetahui mekanisme penetasan.
(4)
Mengetahui fertifitas dan daya tetas.
(5)
Mengetahui faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan penetasan.
1.4
Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah mengetahui dan memahami cara kerja dan fumigasi mesin tetas, cara seleksi telur, mekanisme penetasan, fertilitas dan daya tetas, serta factor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan penetasan. Menambah pengalaman mahasiswa dalam penetasan telur tetas. 1.5
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Selasa, 17 September 2019 – 2019 – 8 8 Oktober 2019 Waktu
: 07.30 – 07.30 – 09.30 09.30 WIB.
Tempat
:Laboratorium
Produksi
Ternak
Peternakan Universitas Padjadjaran.
9
Unggas
Fakultas
10
II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1
Cara Kerja dan Fumigasi Mesin Tetas
Mesin tetas merupakan mesin penetasan yang mempunyai prinsip kerja seperti pada induk ayam pada saat mengerami telur. Mesin tetas diusahakan memenuhi berbagai syarat yang sesuai untuk perkembangan struktural dan fisiologi dari embrio anak ayam. Pembuatan alat tetas perlu dipertimbangkan beberapa solusi dalam pengaturan parameter biologi yang meliputi temperatur, kelembaban udara dan sirkulasi udara.Faktor-faktor pada alat penetasan tersebut dapat diatur dengan baik sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan sesuai dengan kondisi proses biologi penetasan (Nesheim et al., 1979). Peralatan penetasan sebelum digunakan difumigasikan terlebih dahulu. Semua alat dicuci bersih dan disemprot dengan obat pembasmi hama. Alkohol 70% juga dapat digunakan untuk bahan penyemprot. Alat dikeringkan dan dimasukkan dalam ruang penetasan (Chan dan Zamrowi, 1993). Alat pemanas dihidupkan dan diatur jarak penyetekan antara temperatur 99 - 1020F dengan cara mengatur jarak dengan memutar gagang pelatuk pada switch diantara regulator dengan switch switch.. Temperatur yang diinginkan telah tercapai (temperatur konstan), dibiarkan sampai satu jam sambil dikontrol (Soedjarwo, 1999). Begitu juga untuk kelembaban udara. Bak air diisi dengan air jangan sampai penuh dan dimasukkan ke dalam alat penetas. Diatur kelembabannya antara 55-60%. Pengaturan dilakukan dengan menambah atau mengurangi air dalam bak. Cara lain biasanya bak diisi air 2/3 bagian dan dibiarkan sampai kelembaban konstan (Nuryati et al., 1998).
10
11
Telur biasanya tidak bisa langsung dapat dimasukkan ke dalam alat penetasan, mengingat ada periode tertentu untuk persiapan penetasan telur. Untuk itu diperlukan waktu penyimpanan sebelum penetasan. Masa penyimpanan sebaiknya tidak lebih dari 7 hari, karena penyimpanan yang melebihi waktu tersebut akan menurunkan prosentase penetasan telur tetas tet as (Nesheim et al., 1979). Kelembaban udara sangat penting mengingat untuk mempertahankan laju penguapan air di dalam telur. Akibat penguapan penguapan udara ini akan membesar membesar kantung udara. Kelembaban udara dapat dilihat pada higrometer dan mengaturnya men gaturnya dengan cara menambah atau mengurangi air di dalam bak air. Kerabang telur memiliki ribuan pori-pori mikro untuk pertukaran gas. Oleh karena itu untuk menjaga agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan perlu diatur kelembaban pada 65-70%. Mulai hari ke-20, kelembaban dinaikkan menjadi lebih dari 70% (Shanawany, 1994). 2.2
Cara Seleksi Telur
Seleksi telur tetas merupakan tahapan yang harus dilaksanakan karena adanya korelasi yang erat antara kualitas telur tetas (berat, tebal kerabang, serta bentuk dan kondisi permukaan kerabang) terhadap kualitas DOC yang menetas (Yaman, 2010). Hal paling utama yang harus diperhatikan dalam memilih telur tetas adalah kualitas telur yang baik. Kualitas telur tidak baik, maka persentase jumlah telur tetas yang menetas akan kurang atau rendah. Telur tetas yang baik, diperoleh dengan proses penyeleksian sebelum telur ditetaskan (Kholis dan Sitanggang, 2002) Tujuan seleksi telur adalah untuk memperoleh telur yang diharapkan (Sudaryani dan Santosa, 2002). Telur tetas yang baik untuk ditetaskan harus memenuhi persyaratan antara lain telur tetas harus berasal dari induk (pembibit)
11
12
yang sehat dan produktivitasnya tinggi dengan sex ratio yang baik sesuai dengan rekomendasi untuk strain atau jenis ayam, umur telur tidak boleh lebih dari satu minggu, kualitas dan fisik telur tetas yang meliputi bentuk telur harus normal, tidak terlalu lonjong atau bulat, berat atau besar telur dan warna kulit telur harus seragam, sesuai strain atau bangsa. Telur yang tipis atau terlalu poros akan mengakibatkan penguapan isi telur terlalu t erlalu tinggi sehingga akan menurunkan daya tetas akan tetapi telur yang terlalu tebal juga akan mengakibatkan daya tetas menurun karena anak ayam kesulitan memecah kulit telur. Telur tetas yang baik permukaan kulitnya halus, tidak kotor, dan tidak retak (Suprijatna et al. 2005). Kualitas kulit telur bergantung pada ketebalan kulit telur. Telur yang berkulit tipis, umumnya daya tetasnya rendah. Ketebalan kulit telur yang baik yaitu 0,33 - 0,35 mm. Telur tetas harus mempunyai berat minimal 50 g dan maksimal 65 g. Telur yang berukuran terlalu besar atau kecil dalam kelompoknya, daya tetasnya kurang baik (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Bobot telur sangat s angat penting diperhatikan seperti keseragaman bobot telur agar diperoleh daya tetas yang tinggi dengan kualitas anak ayam a yam yang baik, dan di samping itu penggunaan sarana penetasan dan tenaga kerja juga akan lebih efisen (Samosir, 1983). Bobot telur yang ditetaskan ternyata berpengaruh sangat nyata (P
View more...
Comments