LAPORAN UTILITAS
June 29, 2019 | Author: Aulia Khumairoh | Category: N/A
Short Description
ddssd...
Description
LAPORAN UTILITAS BANGUNAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah utilitas
Disusun Oleh AULIYAH KHUMAIROH 16 – 012 012 – 017 017 III - C KBG DIV
TEKNIK SIPIL KONSTRUKSI BANGUNAN DAN GEDUNG POLITEKNIK NEGERI MANADO
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan kami kekuatan sehingga penyusunan laporan survei mata kuliah Utilitas Bangunan yang berjudul “Sistem Instalasi Air Conditioning (AC) , Instalasi Plumbing Air Bersih dan Air kotor, Instalasi Lift, Dan Closed Circuit Televation (CCTV) pada Bangunan” dapat diselesaikan. Laporan ini berisi penjelasan mengenai Instalasi Air Conditioning (AC), Instalasi Plumbing Air Bersih dan Air kotor, Instalasi Lift,Dan Closed Circuit Televation (CCTV) serta sistemnya, juga informasi lainnya yang kami anggap perlu diketahui oleh mahasiswa jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado. Dalam penyusunannya, kami merasa masih banyak yang perlu ditambahkan. Karena itu, saran dan kritikannya sangat kami perlukan demi kesempurnaan laporan ini kedepan. Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh anggota team bekerja dan membantu mengerjakan laporan ini hingga selesai. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan. Kepada pembimbing kami ucapka n terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan bimbingannya mengenai utilitas pada bangunan, sehingga kami dapat memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih baik.
Manado, 7 Desember 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................... i Daftar isi ............................................................................................................... ii Bab I. Pendahuluan ............................................................................................. 1
a. Latar Belakang ................................................................................................... 1 b. Tujuan ................................................................................................................ 2 c. Metode Penelitian .............................................................................................. 2 Bab II. Pembahasan……...................................................................................... 3 Bab III. Penutup.................................................................................................. 13
Kesimpulan............................................................................................................ 13 Daftar Pustaka……..…....................................................................................... 14 Lampiran ………………………………………………………………………. 15
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Pengertian Utilitas Bangunan Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan mobilitas dalam bangunan. Dalam perencanaan bangunan, utilitas pada bangunan menjadi salah satu aspek penting yang harus di tuntut kesempurnaannya. Utilitas Pada Bangunan Beberapa jenis utilitas pada bangunan berlantai banyak umumnya: - Jaringan Listrik Instalasi listrik berfungsi untuk memberikan penyaluran tenaga listrik ke dalam bangunan, termasuk pencahayaan buatan. - Jaringan Air Instalasi air ini menyangkut pada instalasi penyaluran air bersih, pembuangan air kotor - Transportasi dalam Bangunan Transportasi yang dimaksud adalah tangga, elevator,escalator, dan lift. - Sistem AC (HVAC) Instalasi ini berfungsi mengatur suhu dalam ruangan. - Penangkal Petir (Lightning Protection) Instalasi penangkal petir berfungsi melindungi dan menghambat penyambaran petir pada bangunan. - Sistem antisipasi kebakaran (Fire protection) Fire system berfungsi dalam hal antisipasi kebakaran pada bangunan, termasuk memberikan peringatan jika terjadi kebakaran. - Telekomunikasi Instalasi ini berfungsi menghubungkan sistem komunikasi dari luar ke dalam ruangan, bahkan dari jarak jauh (seperti telepon kabel). Pada utilitas ini akan dibahas mengenai Sistem Instalasi Air Conditioning (AC), Instalasi Plumbing Air Bersih dan Air kotor, Dan Instalasi Lift.
1
• Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan kualitas udara yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya. Keberadaan sistem tata udara sangat menunjang aktifitas dan produktifitas manusia. Sistem AC (air Conditioning) atau sering disebut juga Sistem Tata Udara merupakan salah satu hal yang penting sekarang ini, baik rumah, gedung perkantoran, mall, bandara dan lain sebagainya. Diantara fungsi dari sistem tata udara adalah mengatur suhu udara, mengatur sirkulasi udara, mengatur kelembaban (humidity) udara, mengatur kebersihan udara. Dalam proses pendinginan udara, system pendingin udara dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: mengunakan system direct cooling (system langsung), dan system tidak langsung (indirect cooling).
•
Sistem Plambing merupakan suatu sistem penyediaan atau pengeluaran air (baik air
bersih maupun air kotor) yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya. Jenis peralatan plambing meliputi peralatan untuk penyediaan air bersih, air panas, air kotor, pemadam kebakaran, gas, oksigen, udara, dll.
•
Transportasi vertical, adalah moda transportasi digunakan untuk mengangkut sesuatu
benda dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal di antaranya lift, travalator, eskalator dan dumbwaiter.
1.2
Tujuan Adapun Tujuan dari Mata Kuliah Utilitas yaitu memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kinerja bangunan tinggi khususnya sistem utilitas bangunan yang mendukung aktifitas manusia di dalam dan di luar bangunan.
Adapun Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Mengetahui Sistem Instalasi Air Conditioning (AC) 2. Mengetahui Instalasi Plumbing Air Bersih dan Air kotor 3. Mengetahui Instalasi Lift 4. Mengetahui Closed Circuit Televation (CCTV)
1.3
Metode Penelitian Untuk penulisan laporan ini menggunakan metode deskriptif yang berdasarkan informasi yang dikumpulkan dengan cara : 1. Pengamatan langsung di bangunan 2. Wawancara dengan pihak yang bersangkutan 3. Pengamatan pada tiap-tiap sistem utilitas pada bangunan
2
BAB I I PEMBAHASAN 2.1 Sistem Instalasi AC (Air Conditioning)
Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran atau perumahan merupakan suatu kebutuhan, terutama di Indonesia yang beriklim tropis (panas). Karena itu, sistem pendingin udara atau sistem tata udara (sistem AC) telah menjadi suatu kebutuhan di gedung-gedung, perkantoran, mall/plaza, bandara, dan perumahan. Secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman. Diantara fungsi dari sistem tata udara / air conditioning yang lain adalah:
· Mengatur suhu udara · Mengatur sirkulasi udara · Mengatur kelembaban udara · Mengatur kebersihan udara Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan pemasangan AC yaitu: 1. Penggunaan atau fungsi ruang 2. Ukuran Ruangan 3. Beban pendinginan 4. Banyaknya jendela kaca 5. Penempatan AC Berdasarkan pembagian jenis AC untuk Bandara, ruang rapat, mall dan perkantoran yang luas biasanya menggunakan AC AHU (Air Handling Unit) . AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap lantai. Fu ngsi AHU adalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pad a setiap lantai.Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untuk diatur suhunya.
3
Cara kerja AC Sentral: 1. Air dari cooling tower masuk refrigerator melalui condensor, refrigerator ini difungsikan untuk mendinginkan air panas dari AHU 2. Dalam refrigerator ini terjadi proses pendinginan air, air panas dari AHU masuk chiller dalam refrigerator diubah menjadi air dingin, yang kemudian air dingin tersebut disirkulasikan kembali ke dalam AHU yang mana AHU digunakan untuk mengkondisikan/ mengubah udara panas dalam ruang menjadi dingin 3. Udara panas dalam ruang akan dihisap kedalam AHU melalui lubang register yang kemudian diubah menjadi udara dingin dengan penambahan O2 4. Udara segar dari AHU ini akan didistribusikan kembali pada setiap ruangan dengan tekanan velocity yang cukup
Pada AC jenis ini, udara dari ruangan/bangunan didinginkan pada cooling plant diluar ruangan/bangunan tersebut kemudian udara yang telah dingin dialirkan kembali kedalam ruangan/bangunan tersebut.
4
2.2 Instalasi Sistem Plumbing Air Bersih dan Air kotor
Sistem Plumbing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat; yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar peralatan dan standar instalasinya. ∆ Jaringan Air Bersih
1. Perancangan kebutuhan Air Bersih a. Kebutuhan keseharian Penggunaan air bersih pada tiap-tiap gedung berbeda tergantung jumlah penghuninya dan luas dari bangunan tersebut.berikut table kebutuhan keseharian air bersih.
5
b. Sistem jaringan air bersih Gambar 2.4 Skema Umum Jaringan Air Bersih
c. Sistem distribusi air bersih 1. Up Feed System
Gambar 2.5 Up Feed System Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersbut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedunggedung kecil yang rendah.
6
2. Down Feed System
Gambar 2.6 Down Feed System
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan. d. Pipa Distribusi Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai berikut: a. Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis) b. Plastik (PE, PVC) Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Pipa yang dipakai tidak korosif pada permukaan aliran b. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai dnegan desain jaringan dengan angka kenyamanan yang cukup c. Kecepatan aliran dalam pipa tidak melebihi kecepatan standar (berkaitan dnegan noise yang ditimbulkan) batas-batas kecepatan tertinggi (biasanya 2m/detik atau kurang). Sambungan memenuhi syarat dalam hal:
Kekuatan sambungan
Bahan
Sistem sambungan
Menahan tekanan
7
d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap cairan yang mengalir di dalamnya e. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan diganti) f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan sekitar 1/300 g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara. h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat merembes keluar/bocor i. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan tekanan air sebesar 10 kg/cm2 j. Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabila terjadi gempa. ∆ Jaringan Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dalam bangunan gedung dapat dijelaskan sebagai berikut : Air kotor yang dibuang melalui alat-alat saniter, dialirkan melalui pipa pembuangan air kotor ke tempat pengolahan air kotor (septic tank atau unit pengolahan air kotor melalui riol kota). Pada umumnya air kotor mengalirsecara gravitasi, penggunaan pompa hanya untuk memompa air kotor dari bak periampung air kotor yang berlokasi di bagian bawah bangunan (basement) ke unit pengolahan air kotor.
Jaringan air kotor dalam bangunan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Limbah cair, berupa air kotor yang berasal dari floor drain kamar mandi, wastafel, dll., Limbah padat, yang berasal dari kloset kamar mandi, Air hujan.
Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari floor darain kamar mandi, wastafel, tempat cuci piring dsb pada tiap lantai disalurkan ke bawah melalui pipa menuju ke lantai dasar, lalu disalurkan menuju bak kontrol. Kemudian air dialirkan menuju sumur resapan sebelum dibuang ke saluran kota.
8
Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari kloset tiap lantai disalurkan melalui pipa limbah padat secara vertikal menuju ke lantai dasar yang kemudian langsung disalurkan ke dalam septic tank. Pipa limbah padat yang melintang secara horizontal harus memiliki kemiringan minimal 5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko tersumbat. Karena hal ini, penempatan septic tank juga perlu diperhatikan, apabila jaraknya semakin jauh dari letak kloset lantai dasar, maka penempatan septic tank akan membutuhkan kedalaman yang semakin besar. Pada septic tank, limbah kemudian ditampung dan diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke sumur resapan. Untuk penempatan septic tank beserta resapannya, sebaiknya diletakkan berjauhan dengan sumur artesis maupun gorund water tank, minimal berjarak 15 meter. Hal ini dilakukan agar jaringan air bersih tidak tercemar limbah dari septic tank. Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang disesuaikan dengan bentuk atap, yang kemudian dialirkan secara vertikal melalui pipa menuju ke bak kontrol yang sama dengan yang digunakan pada penanganan limbah cair di lantai dasar.
2.3 Instalasi Lift
Lift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat secara menerus dengan menggunakan tenaga mesin (mekanik). Umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai.Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Persyaratan Umum Lift / elavator: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat digunkan minimum 12 mm Jumlah kabel minimal 3 buah Balok pemikul dari baja / beton bertulang Rel Lift dari bahan baja Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air Pintu otomatis Panel Control yang jelas pada cabin Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga darurat Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan
9
15. Tabung lift menerus kepuncak bangunan 16. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir, air, api Sistem penggerak dalam elevator dibedakan dalam : Sistem gearless Yaitu mesin yang berada diatas, untuk perkantoran, hotel, apartemen, rumah sakit dan sebagainya (sekarang ada juga lift yang mesinnya disamping). Sistem hydrolic Yaitu mesin dibawah, hanya terbatas pada 3-4 lantai, biasanya digunakan untuk lift makanan dan uang. Sekarang system hydrolic juga dipakai untuk penumpang manusia contoh di Bandara Kuala Lumpur. Rumah lift dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu : Lift pit Merupakan tempat pemberhentian akhir yang paling bawah, berupa buffer sangkar dan buffer beban penyeimbang. Karena letaknya yang paling bawah, harus dibuat dari dinding kedap air. Ruang luncur (hoistway) Tempat meluncurnya sangkar/kereta lift, terdapat pintu2 masuk ke kereta lift, tempat meluncurnya beban penyeimbang, meletakkan rel peluncur dan beban penyeimbang. Ruang mesin Tempat meletakkan mesin/ motor traksi lift, dan tempat control panel (yang mengatur jalannya kereta). Bentuk dan macam lift tergantung pada fungsi dan kegunaan gedung Lift Penumpang (yang tertutup) Lift yang sering kita jumpai di kantor keempat sisinya tertutup dan disesuaikan dengan kebutuhan standart. Lift Penumpang (yang transparan) Lift yang salah satu atau semua sisi interiornya tembus pandang (kaca) biasanya disebut juga lift panorama. Dalam gedung (mall, pusat perbelanjaan) biasanya diletakkan di Hall. Lift untuk Rumah Sakit Karena fungsinya untuk RS maka dimensi besarannya memanjang dengan 2 pintu pada sisinya. Ranjang pasien dapat terakomodasi dengan layak.
10
Lift untuk kebakaran (barang) Ruangannya tertutup, interior sederhana, digunakan jika terjadi kebakaran. Interiornya harus tahan kebakaran minimal 2 jam dengan ruang peluncurnya terbuat dari beton (dinding tahan api).
2.4 Closed Circuit Televation (CCTV)
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan. CCTV paling banyak digunakan untuk pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank, gudang, tempat umum, dan rumah yang ditinggal pemiliknya.
Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi fixed (dedicated) antara kamera dan monitor. Teknologi CCTV modern terdiri dari sistem terkoneksi dengan kamera yang bisa digerakkan (diputar, ditekuk, dan di-zoom) , dapat dioperasikan jarak jauh lewat ruang kontrol, dan dapat dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-LAN maupun Internet. Berdasarkan lokasi penempatan, Kamera CCTV dapat dibedakan menjadi : 1. Indoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di dalam gedung, umumnya berupa Dome (Ceiling) Camera, Standard Box Camera. 2. Outdoor Camera adalah kamera yang ditempatkan di luar gedung dan memiliki casing yang dapat melindungi kamera terhadap hujan, debu, maupun temperatur yang extreme. Umumnya berupa Bullets camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led (Infra Red Kamera). Disamping outdoor camera, standard box camera juga sering kali ditempatkan di luar dengan menggunakan tambahan Outdoor Housing. CCTV sering digunakan untuk pengawasan (surveilans). Bisnis, kantor, sekolah, dan bahkan tempat tinggal dapat menggunakan CCTV. Tempat yang paling sering memanfaatkan CCTV adalah bank, bandara, kasino, instalasi militer, sekolah, toko-toko, dan rumah sakit. Lebih terbuka tempatnya, semakin sering menggunakan CCTV. Beberapa uraian manfaat CCTV berikut bisa dijadikan pertimbangan saat Anda akan memilih CCTV. SISTEM CCTV Untuk membuat sebuah sistem CCTV sederhana terlebih dahulu anda harus mengetahui peralatan alat atau material yang digunakan dalam instalasi tersebut. Berikut ini peralatan atau material yang diperlukan :
11
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
BNC (Bayonet Neill Concelman) connector Kabel Coaxial Tang Krimping Konektor RJ-45 Kabel UTP Kabel Power Adaptor CCTV
Setelah mengetahui peralatan atau material yang telah disebutkan, di bawah ini mari kita lihat langkah-langkah dalam merancang sebuah sistem CCTV untuk keamanan, LANGKAH-LANGKAH MERANCANG SISTEM CCTV : Pertama harus mempersiapkan kebutuhan kabel untuk system transmisi, kita harus tahu dimana kita akan menginstall CCTV, jika kita menginstall di luar ruangan, maka kabel yang harus kita sediakan adalah kabel yang kualitas terbaik, hingga tahan terhadap segala macam cuaca. Kedua, harus menentukan system dimana dan berapa titik kamera yang akan kita pasang, karena kita akan menginstall untuk system keamanan, berarti kita harus pandai-pandai menyembunyikan kamera CCTV dan menentukan tempat yang strategis agar gambar yang dihasilkan bisa mencakup keseluruhan tempat atau ruangan yang ingin di awasi. Dan yang paling penting, posisi kamera CCTV harus dalam kondisi aman dan tidak mudah dijangkau oleh orang lain, demi menghindari adanya pengrusakan oleh penjahat atau pencuri. Kemudian yang ke tiga, kita tentukan kamera CCTV jenis apa yang ingin kita pakai. Untuk system keamanan, direkomendasikan menggunakan kamera CCTV jenis PTZ, karena dengan kecanggihan dan kelebihan fitur yang dimiliki oleh kamera PTZ, memungkinkan kita untuk dapat merekam atau memantau suatu tempat dengan hasil gambar yang terbaik. Contoh : CCTV PTZ . CCTV Tercanggih, terlengkap, dan paling banyak diminati untuk proyek jalan tol, Pembangkit Listrik, dan Tower. Bisa Zoom, Bisa digerakkan kanan, kiri, atas, bawah, serta tahan hujan dan cuaca dan yang terpenting bisa melihat dalam keadaan gelap. juga bisa dicontrol dari jarak jauh / Internet. Ke empat, tentukan kapasitas hardisk pada DVR yang akan kita gunakan, lebih besar kapasitas hardisknya lebih baik, karena dapat menyimpan gambar lebih banyak. Sambil menentukan kapasitas hardisk sekalian dilengkapi kebutuhan lainnya, yaitu monitor, DVR ataupun multiplexer dan alat-alat pendukung lainnya.
12
BAB III PENUTUP KESIMPULAN Closed Cirkuit Televation (CCTV) sangat penting untuk keamanan dalam suatu bangunan. Tak kalah penting juga dengan air conditioning (AC), yang mampu membuat sebuah ruangan menjadi lebih nyaman melalui pengaturan suhu pada AC. Alat transportasi dalam gedung juga merupakan sarana yang dimanfaatkan manusia dalam memperlancar aktifitas dalam hal ini sirkulasi perpindahan. Yang termasuk dalam transportasi dalam gedung antara lain, tangga yang paling konvensional, escalator, konveir serta lift. Kebutuhan Instalasi Air juga sangat dibutuhkan dalam setiap gedung.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://kinanarchitecture.blogspot.co.id/2014/11/utilitas-bangunan-sistem-listrik-dan-ac.html https://www.scribd.com/doc/29441548/LAPORAN-UTILITAS http://aloekmantara.blogspot.com/2014/05/jenis-jenis-ac.html http://www.slideshare.net/rizkanovitaaljundi/distribusi-tenaga-listrik-1?next_slideshow=1 http://www.slideshare.net/abgan_/3-penyediaan-listrik http://www.slideshare.net/fearzie13/instalasi-listrik-ir-damar-aji?qid=e http://www.slideshare.net http://www.wikipedia.co.id
14
LAMPIRAN
15
View more...
Comments