Laporan Umum KP Alfi Adisty Acc 2
July 21, 2017 | Author: AlfiYanti | Category: N/A
Short Description
kp...
Description
LAPORAN KERJA PRAKTEK
DEPARTEMEN PRODUKSI II B PABRIK ZK PT PETROKIMIA GRESIK Periode : 1 Agustus 2016- 31 Agustus 2016
Disusun oleh : Alfiyanti
(NIM. 21030113120071)
Adisty Kurnia Rahmawati
(NIM. 21030113120072)
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK DI DEP. PRODUKSI II B PABRIK ZK PT PETROKIMIA GRESIK Periode : 1 Agustus 2016 – 31 Agustus 2016
Disusunoleh :
1. Alfiyanti
(21030113120071)
2. Adisty Kurnia Rahmawati
(21030113120072)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Menyetujui,
Manager Produksi II B
PembimbingLapangan
(R. Ag. Radya PW, S.T., M.T.)
(Danang Haryanto., S.T.)
Manager Pengembangan SDM
(Dra.Chursiana Luthfa)
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
ii
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan Praktek Kerja di PT Petrokimia Gresik yang dilaksanakan pada periode 1-31Agustus 2016, serta dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Laporan Kerja Praktek ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program Strata-1 di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro dengan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materiil, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Nat. Techn. Siswo Sumardiono, ST., MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 2. Bapak Dr. I Nyoman Widiasa, ST., MT. selaku dosen pembimbing praktek kerja. 3. Bapak Danang, ST., selaku pembimbing kerja praktek di PT Petrokimia Gresik. 4. Seluruh karyawan bagian Candal danDepartemen Produksi IIB yang telah membantu memberikan berbagai informasi yang diperlukan. 5. Semua pihak yang telah membantu dalam praktek kerja ini. Karena
keterbatasan
pengetahuan
maupun
pengalaman,
penyusun
menyadari laporan praktek kerja ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun dan semua pihak yang memerlukannya. Gresik, Agustus 2016
Penyusun
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
iii
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................... iii DAFTAR ISI.................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik .................................................... 1 1.2 Lokasi Pabrik .................................................................................. 2 1.3 Perluasan Perusahaan ..................................................................... 4 1.4 Unit Produksi .................................................................................. 6 1.5 Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik ..................................... 9 1.6 Keselamatn Dan Kesehatan Kerja .................................................. 13 BAB 2 DESKRIPSI PROSES 2.1 Pabrik Pupuk ZK ............................................................................ 18 2.2 Deskripsi Proses Pembuatan ZK .................................................... 18 BAB 3 SPESIFIKASI ALAT 3.1 Spesifikasi Alat Utama ................................................................... 23 3.2 Spesifikasi Alat Pendukung ............................................................ 26 BAB 4 UTILITAS 4.1 Unit Penyediaan Listrik .................................................................. 32 4.2 Unit Penyediaan Udara Bertekanan ................................................ 33 4.3 Unit Boiler ...................................................................................... 34 4.4 Unit Bahan Bakar Solar .................................................................. 36 4.5 Unit Phosporic Acid Storage .......................................................... 36 4.6 Unit Sulfuric Acid Storage ............................................................. 36 4.7 Unit Ammonia Storage ................................................................... 36 4.8 Unit Penyediaan Air ....................................................................... 37 4.9 Unit Pengolahan Limbah Cair ........................................................ 38 Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
iv
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB 5 LABORATORIUM 5.1 Program Kerja Laboratorium.......................................................... 39 5.2 Alat-Alat Utama Di Laboratorium ................................................. 40 LAPORAN TUGAS KHUSUS PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
v
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Gresik ............................................................... 3 Gambar 1.2 Peta Lokasi PT. Petrokimia Gresik ............................................ 3 Gambar 1.3 Plant Layout PT Petrokimia Gresik ........................................... 4 Gambar 1.4 Logo PT Petrokimia Gresik ....................................................... 12 Gambar 1.5 Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik ................................. 15 Gambar 2.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk ZK............................... 22 Gambar 2.2 Reaktor Furnace ......................................................................... 23 Gambar 2.3 Produk Pupuk ZK ....................................................................... 24 Gambar 2.4 Scrubber Unit Di Pabrik ZK ...................................................... 25
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
vi
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Produk Utama Unit Produksi 1 ...................................................... 6 Tabel 1.2 Produk Unit Produksi 2 .................................................................. 9 Tabel 4.1 Parameter Air Boiler ...................................................................... 38
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
vii
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Pendirian PT Petrokimia Gresik didasarkan pada kondisi wilayah Indonesia yang merupakan negara agraris dan memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah sehingga titik berat pembangunan terletak pada sektor pertanian. Salah satu usaha intensifikasi
pertanian
yang
dilakukan
adalah
dengan cara
mendirikan pabrik pupuk untuk memenuhi kebutuhan pupuk nasional, salah satu diantaranya adalah pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik. PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi produsen pupuk terlengkap di Indonesia, yang awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya.Kontrak pembangunannya ditandatangani pada tanggal 10 Agustus 1964, dan mulai berlaku pada tanggal 8 Desember 1964. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 10 Juli 1972, yang kemudian tanggal tersebut ditetapkan sebagaihari jadi PT Petrokimia Gresik. Awalnya PT Petrokimia Gresik berada di bawah Direktorat Industri Kimia Dasar. Seiring berjalannya waktu, perusahaan ini mengalami perubahan status beberapa kali diantaranya, pada tahun 1971 atas PP No.55 merupakan Perusahaan Umum (Perum). Pada tahun 1975 atas dasar PP No.35 menjadi Persero. Pada tahun 1997 berdasarkan PP No.28 menjadi anggota Holding PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).Saat ini PT Petrokimia Gresik tergabung sebagai anggota holding PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) atau PIHC bersama dengan 4 perusahaan pupuk lain yang ada di Indonesia. 4 perusahaan lain anggota holding PIHC adalah PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (PSP), PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Dalam perkembangannya PT Petrokimia Gresik secara konsisten dan berkesinambungan melakukan inovasi pupuk dan pengembangan pabrik berbasis Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
1
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
teknologi. Bermula dari produksi pupuk berbasis Nitrogen, PT Petrokimia Gresik mengembangkan kemampuannya untuk memproduksi pupuk berbasis Fosfat yang kemudian berkembang lagi ke arah produksi pupuk majemuk. Dari berbagai langkah inovasi dan pengembangan pabrik, PT Petrokimia Gresiktelah bermetamorfosis dari sekedar pabrik pupuk menjadi sebuah industri pupuk terlengkap dan terbesar di Indonesia yang juga memproduksi produk non pupuk. 1.2Lokasi Pabrik PT Petrokimia Gresik menempati lahan kompleks seluas 450 hektar di Area Kawasan Industri Gresik. Areal tanah yang ditempati berada di tiga kecamatan yang meliputi 11 desa, yaitu 1. Kecamatan Gresik, antara lain: Desa Ngipik, Desa Tlogopojok, Desa Sukorame, Desa Karang Turi. Desa Lumpur. 2. Kecamatan Kebomas, antara lain: Desa Tlogopatut, Desa Randuagung, Desa Kebomas. 3. Kecamatan Manyar, antara lain: Desa Pojok Pesisir, Desa Romo Meduran, Desa Tepen. Daerah Gresik dipilih sebagai lokasi pabrik pupuk berdasarkan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan. Gresik dianggap ideal dengan pertimbangan berikut ini : 1. Cukup tersedianya lahan yang kurang produktif. 2. Tersedianya sumber air dari aliran sungai Brantas dan Bengawan Solo. 3. Dekat dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan petani tebu. 4. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil produksi melalui angkutan laut. 5. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai, antara lain tersedianya tenaga – tenaga terampil.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
2
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Gresik
Gambar 1.2 Peta Lokasi PT Petrokimia Gresik PT Petrokimia Gresik juga mempunyai dua kantor pusat, yaitu : a.
Kantor Pusat Kantor pusat PT Petrokimia Gresik terletak di Jalan Ahmad YaniGresik 61119.
b.
Kantor Cabang Kantor cabang PT Petrokimia Gresik terletak di Jalan Tanah Abang III No.16Jakarta Pusat 10160.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
3
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Gambar 1.3 Plant LayoutPT Petrokimia Gresik 1.3 Perluasan Perusahaan Pada masa perkembangan PT Petokimia Gresik telah mengalami beberapa kali perluasan. Bentuk perluasan yang telah dilakukan adalah : 1. Perluasan pertama (29 Agustus 1979) Pembangunan pabrik pupuk TSP 1 (sekarang Pupuk SP-36), dikerjakan oleh Spie Batignoless, dilengkapi dengan prasarana pelabuhan, penjernihan air Gunung Sari dan booster pump.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
4
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
2. Perluasan kedua (30 Juli 1983) Pabrik pupuk TSP II, pembangunannya dikerjakan oleh Spie Batignoless, dilengkapi dengan perluasan pelabuhan dan unit penjernihan air di sungai Bengawan Solo dan Babat Lamongan. 3. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984) Pabrik Asam Fosfat dan produk samping, yang meliputi : Pabrik Asam Sulfat, Pabrik ZA, Pabrik Cement Retarder, Pabrik Aluminium Flouride dan Utilitas. Perluasan ini dikerjakan oleh kontraktor Hitachi Zosen. 4. Perluasan keempat (2 Mei 1986) Pembangunan pabrik Pupuk ZA III yang ditangani oleh tenaga-tenaga PT Petrokimia Gresik sendiri. 5. Perluasan kelima (29 April 1994) Pembangunan pabrik Amoniak dan Urea denngan teknologi proses Kellog Amerika. Konstruksinya ditangani oleh PT KPT Indonesia. 6. Perluasan keenam (25 Agustus 2000) Pembangunan pabrik Pupuk Majemuk Phonska yang menggunakan teknologi proses oleh Incro, Spanyol. Konstruksinya ditangani oleh PT Rekayasa Industri. 7. Perluasan ketujuh (22 Maret 2005) Dibangun Pabrik K2SO4 dengan kontraktor utama Konsarin Eastern Tech. C. Taiwan. 8. Perluasan kedelapan (19 Desember 2005) Pabrik pupuk NPK Kebomas kapasitas 100.000 ton/tahun dan Pabrik Petroganik kapasitas 1350 kg/jam diresmikan oleh Menteri BUMN Sugiharto. 9. Perluasan kesembilan (15 Mei 2008) Pembangunan Pabrik pupuk NPK Granulasi II di unit produksi II dengan kapasitas 100.000 ton/tahun dan Pabrik Petrobio kapasitas 10.000 ton/tahun diresmikan oleh Menteri Pertanian Anton Apriyanto. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
5
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
10. Perluasan kesepuluh (27 Februari 2009) Pabrik pupuk NPK Granulasi III & IV dengan kapasitas masin-masing 100.000 ton/tahun dengan teknologi dibeli dari China dan diresmikan oleh Menteri BUMN Sofjan Djalil. 11. Perluasan kesebelas (14 Oktober 2009) Pabrik pupuk NPK Phonska III yang merupakan rehabilitasi dan optimalisasi dari Pupuk SP-36 dengan kapasitas desain 600.000 ton/tahun, Pabrik Fosfat I kapasitas 500.000 ton/tahun dan Pabrik Fosfat II kapasitas 500.000 ton/tahun. 12. Perluasan keduabelas (2010) Pembangunan proyek Konversi Energi Batu Bara (KEBB) dan Phonska IV. Proyek Phonska IV merupakan pabrik pupuk NPK Phonska yang memiliki kapasitas 600.000 ton/tahun. 1.4 Unit Produksi PT Petrokimia Gresik mempunyai tiga unit departemen produksi/pabrik, yaitu Departemen Produksi I (unit pupuk Nitrogen), Departemen Produksi II (unit pupuk Fosfat) dan Departemen Produksi III (Unit Asam Fosfat). Departemen Produksi II (unit pupuk Fosfat) Pada Departemen Produksi II dibagi lagi menjadi dua unit departemen, yaitu Departemen Produksi IIA dan Departemen Produksi IIB. Pembagian ini dikarenakan banyaknya jumlah unit produksi/pabrik pada Departemen II, sehingga
dipisahkan
untuk
mempermudah
dalam
manajemen
dan
pengoperasiannya. Produk yang dihasilkan pada Departemen Produksi II ini diantaranya adalah :
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
6
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Tabel I.2 Produk Unit Produksi II Unit
Produk
PF I PHONSKA I PHONSKA II PHONSKA III PHONSKA IV NPK I NPK II
SP-36 PHONSKA PHONSKA PHONSKA PHONSKA NPK NPK NPK NPK ZK ZK
NPK III NPK IV ZK I ZK II
Kapasitas Produksi (ton/tahun) 500.000 450.000 600.000 600.000 600.000 70.000 100.000 100.000 100.000 10.000 10.000
1. Pabrik Pupuk SP-36 Kapasitas
: 500.000 ton/tahun
Bahan baku
: Batuan fosfat, H3PO4, dan H2SO4
Bentuk dan sifat
: Padatan tidak bersifat higroskopis, mudah larut dalam air
Kegunaan
: Sumber unsur hara fosfat bagi tanaman
No. SNI SP-36
: (SNI 02-3769-2005)
P2O5 total
: 36% min
P2O5 Cs
: 34% min
P2O5 Ws
: 30% min
Sulfur
: 5.0% min
FA
: 6.0% maks
H2O
: 5.0% maks
2.Pabrik Pupuk Phonska Kapasitas
: 2.620.000 ton/tahun
Bahan baku
: H3PO4, NH3 , Urea, PA, SA, filler dan KCl
Bentuk dan sifat
: Padatan tidak bersifat higroskopis mudah larut dalam air
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
7
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Kegunaan
:Sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen, Kalium dan Belerang bagi tanaman
No. SNI
: (SNI 02-2803-2000)
N total
: 15%
P2O5 Cs
: 15%
K2O
: 15%
Sulfur (S)
: 10%
Air
: 1.5 % maks
3. Pabrik Pupuk NPK Kebomas Kapasitas Bahan baku
: menyesuaikan permintaan pemasaran :Tergantungformula N-P-K+ (Mg/Zn/Cu/Be/Fe)
Bentuk dan sifat
:Padatan bersifat higroskopis, mudah larut dalam air
Kegunaan
: Sumber unsur hara Fosfat, Nitrogen, Kalium, Magnesium, Copper, Besi, dan Zink bagi tanaman
No. SNI
: NPK padat (SNI 02-2803-2000)
N total %
: Tergantung formula ± 8 %
P2O5 Cs
: Tergantung formula ± 8 %
K2O
: Tergantung formula ± 8 %
Air
: 1.5 % maks
4. Pabrik Pupuk ZK (Kalium Sulfat) Kapasitas
: 20.000 ton/tahun ( Produk ZK I dan ZK II )
Bahan baku
: H2SO4, dan KCl
Bentuk dan sifat
: Padatan tidak bersifat higroskopis, mudah larut dalam air
Kegunaan
: Sumber unsur hara Kalium dan Belerang bagi tanaman
No. SNI
: SNI 02-2809-2005
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
8
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
1.5
Kalium (K2O )
: 50 %
Sulfur
: 17 %
Chlorida sbg Cl
: 2.5 % maks
Air
: 1.5 % maks
Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik 1.5.1 Bentuk Perusahaan Dalam perkembangannya PT Petrokimia Gresik telah mengalami perubahan
bentuk perusahaan. Dari sebuah perusahaan umum menjadi sebuah perusahaan perseroan dan kini holding dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah koordinasi Menteri Negara BUMN dengan nama Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). 1.5.2 Logo Perusahaan dan Arti
Gambar 1.4. Logo PT Petrokimia Gresik Inspirasi logo PT Petrokimia Gresik adalah seekor kerbau berwarna kuning keemasan yang berdiri tegak di atas kelopak daun yang berujung lima dengan tulisan berwarna putih di bagian tengahnya. Logo PT PT Petrokimia Gresik mempunyai tiga unsur utama, yaitu: 1.
Kerbau dengan warna kuning emas yang mengandung arti:
Dalam bahasa Jawa dikenal sebagai Kebomas merupakan penghargaan terhadap daerah tempat perusahaan berada, yaitu Kecamatan Kebomas. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
9
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Simbol petani yang bersifat loyal, tidak buas, pemberani dan giat bekerja.
Warna kuning emas mempresentasikan keagungan, kejayaan dan keluhuran budi.
2.
Daun hijau berujung lima melambangkan kelima sila Pancasila.
3.
Tulisan PG berwarna putih yang mengandung arti:
4.
PG merupakan singkatan dari PT Petrokimia Gresik.
Warna putih mencerminkan kesucian, kejujuran dan kemurnian
Garis batas hitam pada seluruh komponen logo mempresentasikan kewibawaan dan elegan.
1.5.3 Visi dan Misi PT Petrokimia Gresik Visi Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen. Misi
Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan.
Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan.
Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development.
Tata Nilai
Safety(Keselamatan) - Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional.
Innovation (Inovasi) - Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis
Integrity (Integritas) - Mengutamakan integritas di atas segala hal.
Synergistic Team (Tim yang Sinergis) - Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik.
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Pelanggan)
-
Memanfaatkan
profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
10
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
1.5.4 Struktur Manajemen dan Organisasi PT Petrokimia Gresik Struktur organisasi PT Petrokimia Gresik berbentuk matriks, dimana terdapat hubugan kerja dan aliran informasi secara horizontal dan vertikal. Secara garis besar, PT Petrokimia Gresik dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi lima Direktur Khusus. Keempat Direktur Khusus ini antara lain: 1.
Direktur Pemasaran,membawahi 3 departemen yaitu departemen penjualan retail, departemen penjualan komersil, dan departemen pemasaran dan logistik.
2.
Direktur Keuangan, membawahi 2 departemen yaitu departemen administrasi keuangan dan departemen perencanaan dan pengendalian usaha.
3.
Direktur Produksi, membawahi 4 departemen yaitu departemen pabrik I, departemen pabrik II, departemen pabrik III dan departemen teknologi.
4.
Direktur Teknik dan Pengembangan, membawahi 4 departemen yaitu departemen riset, departemen pengembangan, departemen prasarana & utilitas dan departemen pengadaan.
5.
Direktur SDM dan Umum, membawahi 2 departemen yaitu departemen sumber daya manusia dan departemen umum.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
11
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Gambar 1.5 Struktur Organisasi PT Petrokimia Gresik Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
12
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Struktur organisasi yang disertai dengan uraian pekerjaan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
Membantu para pejabat agar lebih mengerti akan tugas dan jabatannya.
Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatasan tugas, tanggung jawab, wewenang dan lain-lain.
Sebagai bahan orientasi untuk pejabat.
Menentukan jumlah pegawai di kemudian hari.
Penyusunan program pengembangan manajemen.
Menentukan training untuk para pejabat yang sudah ada.
Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti kurang lancar.
1.6 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menjadi aspek yang sangat penting dalam setiap pekerjaan yang dilakukan di PT. Petrokimia Gresik, agar tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat dan berbudaya K3. Komitmen ini tercermin dalam penempatan “Keselamatan dan Kesehatan Kerja” di urutan pertama Budaya Perusahaan (5 Tata Nilai). 1.6.1 Sasaran K3 a. Memenuhi Undang – Undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Misi dari Undang-Undang ini adalah integrasi K3 di dalam semua fungsi atau bidang kegiatan di dalam perusahaan dan menerapkan standar operating prosedur di segala bidang kegiatan perusahaan. Tujuan yang
ingi
dicapai
adalah
mencapai
tujuan
perusahaan
dan
mengembangkan usaha disertai nihil kecelakaan. b. Memenuhi
Permenaker
No.
PER/05/MEN/1996
tentang
Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja c. Mencapai nihil kecelakaan Macam-macam penyebab kecelakaan yakni berasal dari :
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
13
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Kesalahan manusia / human error Kurang pengetahuan Kelalaian dan sikap meremehkan Kekurangmampuan / ketidak mampuan Kekurang peralatan dan sarana
Kondisi tidak aman / unsafe condition Peralatan perlindungan yang tidak memenuhi syarat Bahan, peralatan yang rusak atau cacat Bising Terlalu sesak Ventilasi dan penerangan yang kurang Housekeeping yang jelek Pemaparan radiasi dan lain sebagainya
Lain-lain / force majeur Gempa bumi Dan peristiwa alam lainnya
1.6.1 Budaya Perusahaan 1. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup dalam setiap kegiatan operasional. 2. Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan pelanggan. 3. Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis 4. Mengutamakan integritas di atas segala hal. 5. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik. 1.6.2 Alat Pelindung Diri 1. Topi keselamatan (safety head) Untuk melindungi kepala terhadap benturan, kemungkinan tertimpa benda-benda yang jatuh, melindungi bagian kepala dari kejutan listrik ataupun terhadap kemungkinan terkena bahan kimia yang berbahaya. 2. Alat pelindung mata (Eye Goggle)
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
14
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Untuk melindungi mata terhadap benda yang melayang, geram, percikan, bahan kimia dan cahaya yang menyilaukan. 3. Alat pelindung muka Untuk melindungi muka dari dahi sampai batas leher. Pelindung muka yang tahan terhadap bahan kimia yang berbahaya (warna kuning). Digunakan dimana terhadap atau handle bahan asam atau alkali. Pelindung muka terhadap pancaran panas (warna abu-abu) Digunakan
ditempat
kerja
dimana
pancaran
panas
dapat
membahayakan karyawan. Pelindung muka terhadap pancaran sinar ultra violet dan infra merah. 4. Alat pelindung telinga Untuk melindungi telinga terhadap kebisingan dimana bila alat tersebut tidak dipergunakan dapat menurunkan daya pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Ear Plug Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai dengan 95 dB. Ear Muff Digunakan di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari 95 dB. 1.6.4 Kebijakan Sistem Manajemen K3 PT Petrokimia Gresik PT Petrokimia Gresik bertekad menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya diminati oleh konsumen. Penyediaan produk pupuk, produk kimia dan jasa yang berkualitas sesuai permintaan pelanggan dengan menerapkan system manajeen yang menjamin mutu, pencegahan pencemaran dan berbudaya K3 serta penyempurnaan secara bertahap dan berkesinambungan. Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi standar mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan perundangan terkait lainnya. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
15
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Seluruh karyawan bertanggung jawab dan mengambil peran dalam upaya meningkatkan keterampilan, kedisiplinan untuk mengembangkan produk dan jasa yang berkualitas, pentaatan terhadap peraturan lingkungan dan ketentuan K3 serta menjunjung tinggi integritas. 1.6.5 Organisasi K3 Agar pelaksanaan K3 di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan dapat menciptakan kondisi yang sehat dan selamat, maka perlu dibentuk organisasi K3 di dalam struktur organisasi perusahaan. Oleh karena bidang K3 sudah menjadi bagian dari struktur organisasi perusahaan, maka pelaksanaannya secara fungsional dan tersedianya anggaran tersendiri. Berdasarkan pengalaman dan pertimbangan manajemen perusahaan, organisasi K3 diletakkan di dalam organisasi yang terdapat karyawan dalam jumlah terbanyak dan direktorat yang mempunyai potensi bahaya tertinggi, yaitu Direktorat Produksi. Pembentukan organisasi K3 secara fungsional akan memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap bahaya-bahaya yang mungkin timbul di unit kerja dan dapat memberikan pengaruhnya kepada pimpinan dan karyawan di unit kerjanya masing-masing, sehingga pengendalian kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan dapat dikendalikan secara efektif. Adapun tujuan dari organisasi K3, yakni : 1. Dapat menjamin penerapan K3, sesuai dengan perundangan dan peraturan 2. Menjamin tempat kerja yang aman , nyaman dan produktif 3. Membangun dan meningkatkan budaya K3 4. Meningkatkan tanggung jawab pimpinan unit kerja. 1.6.6 Organisasi Struktural K3 Organisasi struktural dibentuk dengan tujuan untuk menjamin penerapan K3 di perusahaan agar sesuai dengan UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerja
Republik
Indonesia
No.
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta peraturan K3 lainnya sehingga tercipta kondisi kerja yang aman, nyaman dan produktif. Adapun organisasi structural yang membidangi K3 Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
16
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
di PT Petrokimia Gresik adalah Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang bertanggung jawab kepada Biro Lingkungan dan K3 (Biro LK3) di bawah Kompartemen Teknologi dalam lingkup Direktorat Produksi. 1.6.7 Organisasi Non Struktural Organisasi ini dibentuk agar kegiatan-kegiatan K3 dapat diintegrasikan pada seluruh kegiatan operasional dalam gerak langkah yang sama, sehingga sistem K3 yang ada dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta terjaga kontinyuitasnya.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
17
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Pabrik Pupuk ZK Unit pabrik ZK (Zwalfersuur Kalium) menggunakan proses Manheim yaitu mereaksikan Kalium Klorida (KCl) dengan asam sulfat 98% di reaktor furnace (Manheim reactor) yang dirancang oleh konsorsium Eastern Tech dan Timas (Indonesia) dengan kapasitas produksi sebesar 20.000 ton/tahun dengan hasil samping asam klorida (HCl) sebesar 12.000 ton/tahun. 2.2 Deskripsi Proses Pembuatan Pupuk ZK Secara umum alur proses pembuatan pupuk ZK akan diuraikan melalui diagram pada gambar 2.1. Proses pembuatan pupuk ZK yang digunakan di unit ini adalah proses reaksi antara asam sulfat (H2SO4) dan kalium klorida (KCl). Kedua bahan ini direaksikan di dalam reactor furnace (Manheim Reaktor) untuk membentuk K2SO4 (ZK) dan gas asam klorida (HCl). Reaksinya adalah sebagai berikut: 2 KCl + H2SO4
K2SO4 +2HCl
Proses Mannheim adalah Reaksi antara KCl dan Asam Sulfat 98 % yang terjadi di Reaktor Furnace (Mannheim Furnace) , Reaktor dioperasikan pada suhu diatas 5000C.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
18
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Gambar 2. 1 Diagram Alir Proses Pembuatan Pupuk ZK Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
19
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Proses reaksi antara KCl dan Asam Sulfat adalah : 2 KCl + H2S04
K2S04+ 2 HCl
Reaksi Asam Sulfat dan KCl terjadi dalam dua tahap : 1). KCl + H2S04
KHSO4 + HCl
2). KCl + KHSO4
K2S04 + HCl
Reaksi yang pertama adalah reaksi eksotermis terjadi pada suhu rendah, dan yang kedua adalah reaksi endotermis terjadi pada suhu tinggi. Untuk meminimalkan kandungan Cl pada hasil produksi, ekses Asam Sulfat rendah ditambahkan , kelebihan Asam sulfat dinetralkan dengan Calsium Carbonat atau Natrium Carbonat tergantung pada persyaratan kemurnian produk. Reaktor Furnace adalah Dish-shapep Chamber yang tertutup dipanaskan dari luar dengan minyak atau gas alam. KCl dan Asam Sulfat dimasukkan kedalam reaktor dengan perbandingan tertentu. Campuran reaksi yang dipanaskan dari luar dan diaduk oleh strainner, temperatur dikendalikan dengan memasang 4 buah element Temperature transmiter di bagian atas, samping kirikanan dan di bagian dasar Reaktor.
Gambar 2.2 Reaktor Furnace
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
20
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
a. Cooling & Neutralization Unit K2SO4 hasil reaksi dari Reaktor didinginkan dengan cooling water di Ejector Cooler 13.J103 A/B setelah itu diayak dengan vibrating screen dan dikecilkan ukurannya dengan menggunakan crusher. Untuk menetralisir asam bebas ditambahkan kapur atau sodium karbonat, setelah itu dibawa ke Silo untuk dikantongi. b. Bagging Dari Silo 13.TK104 A/B , produk K2SO4 dikantongi dengan kantong terbuat dari Lining Poly Etilene ( PE) . Mesin pengantongan di unit produksi pabrik ZK didisain semi otomatis artinya Operator hanya meletakan kantong dibawah timbangan dan menangani kantong selama dijahit. Nama akan dicetak di kantong Poly Propilene( PP).
Gambar 2.3 Produk Pupuk ZK c. Scrubber dan Absorber Unit Gas Asam chlorida yang terjadi selama reaksi didinginkan oleh Graphite Cooler ( 13.E102) hingga 600C - 700C.
Proses pendinginan dimonitor
melalui temperatur masuk dan keluar Graphite Cooler 13.E102 , demikian juga temperature masuk dan keluar cooling water .
Gas dingin dimasukan ke Scrubber Asam Chlorida (13.D201 ) untuk menyerap kandungan gas Asam Chlorida. HCl yang masih lolos diserap kembali oleh 5 ( lima) buah Absorber (13.D204A-E) yang disusun secara seri, sehingga konsentrasi HCl mencapai 31 % - 33% , setelah itu dimasukkan ke intermediate
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
21
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
tank
(
13TK-202
dan
13TK-203
)
dan
dipompa
ke
tangki
HCl
(13TK303A/B/C/D/E) untuk pengiriman ke pelanggan.
Gambar 2.4 Scrubber unit di pabrik ZK Ada 2 ( dua ) macam HCl hasil penyerapan yaitu HCl grade A dan HCL grade B. HCl grade A berwarna bening dengan produksi HCl 2/3 dari total. HCl grade B berwarna kekuning-kuningan dengan produksi HCl 1/3 dari total.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
22
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB III SPESIFIKASI ALAT
3.1 Spesifikasi Alat Utama 1. Alkaline Feeder (13.M-106) Fungsi
: Mengumpulkan Na2CO3 yang digunakanuntuk netralisasi free acid pada produk ZK
Kapasitas
: 38 kg/jam
Bahan
: carbon steel
Temperatur
: Ambient
Tekanan
: Atmosferik
2. Ejector Cooler (13.J-103A/B) Fungsi
: Sebagai pembawa, pemecah, dan pendingin produk
Kapasitas
: 0,615 ton/jam
Bahan
: Carbon Steel
Temperatur
: 50-90°C
Tekanan
: atmosferik
Jumlah
: 2 buah
3. Graphite Cooler (13.E-102) Fungsi
: Mendinginkan gas HCl yang keluar dari reaktor, sebelum ke scrubbing tower
Dimensi (mm) : D105 x 4000 Bahan
: Graphite
Temperature : 400-50°C Tekanan
: 2 kg/cm2
4. Reaktor Furnace (13.R-101) Fungsi
: tempat reaksi antara KCl dan H2SO4
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
23
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Kapasitas
: 1,8 ton/jam
Done part
: special silica refractory brick
Bottom part
: Speciall Alloy Steel
Temperatur
: 500-900°C
5. Scrubber HCl Fume (13.D-20A/B/C/D/E) Fungsi
: menyerap gas HCl yang akan dibuang ke atmosfer
Dimensi
: 5 x (1,4D) ; 10 m (H)
Kapasitas
: 20m3/jam
Bahan
: FRP
Temperatue
: 40°C
Tekanan
: atmosferik
Jumlah
: 5 buah
6. Second Absorber (13.D-203 A/B/C) Fungsi
: menyerap gas HCL dari thin film absorber untuk mendapatkan HCl liquid dengan konsentrasi lebih besar dan kandungn Fe lebih kecil.
Kapasitas
: A = 5,94 m3 B = 5,94 m3 C = 4,47m3
Bahan
: FRP
Temperature : 40°C Tekanan
: Atmosferik
Jumlah
: 3 buah
7. STR (Sulfuric Trace Removal) Scrubber Fungsi
: menangkap campuran gas HCl dan Trace gasSO3 dari outlet reaktor
Kapasitas
: 20 m3/jam
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
24
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Temperature : 50°C Tekanan
: atmosferik
8. Surge Tank HCl A (13.TK-202) Fungsi
: tempat penyimpanan sementara HCL grade A
Kapasitas
: 10 m3
Bahan
: FRP
Temperatur
: ambient
Tekanan
: atmosferik
9. Surge Tank HCl B (13.TK-203) Fungsi
: tempat penyimpanan sementara HCL grade B
Kapasitas
: 10 m3
Bahan
: FRP
Temperatur
: ambient
Tekanan
: atmosferik
10. Thin Film Absorber (13.D-202A/B/C) Fungsi
: menyerap gas HCL dari outlet reaktor untuk mendapatkan HCl liquid
Kaspasitas
: A = 5,94 m3 B = 5,94 m3 C = 4,47m3
Bahan
: FRP/Graphite
Temperature : 40°C Tekanan
: Atmosferik
Jumlah
: 3 buah
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
25
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
3.2 Spesifikasi Alat Pendukung 1. Air Heat Exchanger (13.E-101) Fungsi
: preheater udara sebelum masuk ke dalam reaktor furnace.
Dimensi (mm) : 1012D x 4600 Kapasitas
: 2900 m3/jam
Bahan
: Carbon Steel
Temperatur
: 220°C
2. Alkaline Bin (13.M-110) Fungsi
: menyimpan Na2CO3 yang digunakan sebagaipenetral
Kapasitas
: 1,2 ton
Bahan
: carbon steel
Temperature : ambient Tekanan
: atmosferik
3. Belt Conveyor (13.M-101) Fungsi
: mengangkut KCL untuk masuk ke dalam reaktor
Dimensi (mm) : 400 x 30000L Kapasitas
: 2 ton/jam
Temperature : ambient
4. Belt Conveyor (13.M-108) Fungsi
: mengangkut produk ZK untuk dimasukkan ke dalam silo
Dimensi (mm) : 210 x 9000L Kapasitas
: 1,26ton/jam
Temperature : 40°C
5. Belt Conveyor (13.M-111) Fungsi
: mengangkut produk ZK yang keluar dari reaktor sebelum masuk ke dalam ejector cooler
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
26
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Dimensi (mm) : 400 x 30000L Kapasitas
: 2 jam/ton
Temperature : ambient
6. Bucket Elevator (13.M-100) Fungsi
: mengangkut pupuk ZK yang telah dinetralisasi ke atas
Kapasitas
: 1,26 ton/jam
Bahan
: carbon steel
Temperatur
: ambient
7. Bucket Elevator (13.M-102) Fungsi
: mengangkut pupuk ZK yang keluar dari ejector cooler ke atas untuk dimasukkan ke screener
Kapasitas
: 1,23 ton/jam
Bahan
: carbon steel
Temperatur
: 40°C
8. Bucket Elevator (13.M-103) Fungsi
: mengangkut pupuk ZK yang telah dinetralisir ke atas
Kapasitas
: 1,26 ton/jam
Bahan
: carbon steel
Temperatur
: 40°C
9. Cooling Tower (13.T-401 A/B) Fungsi
: tempat memproduksi air pendingin untuk kebutuhan pendingin pada graphite cooler
Kapasitas
: 80m3/jam
Bahan
: FRP
Temperatue
: 30-35°C
Tekanan
: atmosfer
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
27
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Jumlah
: 2 buah
10. Coolig Wateer Pump (13.P-401A/B) Fungsi
: mendistribusikan coolng water kedalam ejector cooler dan graphite cooler
Kapasitas
: 80m3/jam
Bahan
: Carbon Steel
Temperature : ambient Tekanan
: 3 kg/cm2
Jumlah
: 2 buah
11. Crusher (13.Q-112) Fungsi
: menghancurkan produk ZK yang masih oversize
Type
: Ball mill
Kapasitas
: 369 kg/jam
Bahan
: Cast steel
Temperature : 45°C Tekanan
: Atmosferik
12. Fan HCl Fume (13.P-204) Fungsi
: menyedot uap HCl untuk dimasukkam ke dalam absorber
Kecepatan
: 1450 rpm
Kapasitas
: 540 kg/jam
Bahan
: FRP
Temperature : 50°C
13. HCL Pump (13.P-303) Fungsi
: memompakan HCl produk ke dalam mobil distribusi
Kecepatan
: 2880 rpm
Kapasitas
: 20 Nm3/jam
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
28
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Bahan
: plastic composite
Temperature : ambient Tekanan
: 2,5 kg/ cm2
14. Screw Conveyor (13.M-107) Fungsi
: mengangkut produk on size hasil screener menuju ke bucket elevator
Kapasitas
: 1,23 ton/jam
Bahan
: carbon steel
Temperatur
: 40°C
15. Silo (13.TK-104 A/B) Fungsi
: tempat penyimpanan sementara produk ZK sebelum bagging
Kapasitas
: 30 ton
Bahan
: carbon steel
Temperature : 40°C Jumlah
: 2 buah
16. Stack (13.X-101) Fungsi
: tempat pembuangan gas pembakaran reaktor furnace
Bahan
: carbon steel
Temperature : 250°C
17. Storage Tank HCl (13.TK-303A/C) Fungsi
: menyimpan HCl grade A
Kapasitas
: 100 m3
Bahan
: FRP
Temperature : ambient Tekanan
: Atmosferik
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
29
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Jumlah
: 2 buah
18. Storage Tank HCl (13.TK-303B) Fungsi
: menyimpan HCl grade B
Kapasitas
: 100 m3
Bahan
: FRP
Temperature : ambient Tekanan
: Atmosferik
19. Sulfuric Acid Pump (13.P-302A/B) Fungsi
: memompakkan asam sulfat ke dalam reaktor
Kecepatan
: 2880 rpm
Kapasitas
: 20 Nm3/jam
Bahan
: Alloy
Temperatur
: ambient
Tekanan
: 2,5 kg/cm3
Jumlah
: 2 buah
20. Sulfuric Acid Tank (13.TK-302) Fungsi
: menyimpan asam sulfat yang digunakan umpan reaktor
Kapasitas
: 100 m3
Bahan
: carbon steel
Temperature : ambient Tekanan
: atmosferik
21. Tail Gas Stack (13.X-201) Fungsi
: tempat pembuangan gas yang tidak terserap di absorber sistem
Bahan
: FRP
Temperature : Ambient Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
30
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
22. Vibrator Screen (13.F-110) Fungsi
: memisahkan produk ZK yang over size dan on size
Getaran
:1545 Hz
Kapasitas
: 1,23 ton/jam
Bahan
: carbon steel
Temperaturr : 45°C Tekanan
: ambient
23. Water Pump Absorber (13.P-202A/B/C/D/E) Fungsi
: memompakan air ke dalam scrubber yang akan digunakan untuk menyerap uap HCl grade A
Kecepatan
: 2880 rpm
Kapasitas
: 20Nm3/jam
Bahan
: plastic composite
Temperatur
: ambient
Tekanan
: 2,5 kg/cm2
Jumlah
:5 buah
24. Water Pump STR (Sulfuric Trace Removal) Scrubber (13.P-203A/B) Fungsi
: memompakan air ke dalam STR scrubber yang akan digunakan untuk menyerap uap HCl grade B
Kecepatan
: 2880 rpm
Kapasitas
: 20Nm3/jam
Bahan
: plastic composite
Temperatur
: ambient
Tekanan
: 2,5 kg/cm2
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
31
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB IV UTILITAS
Utilitas pada unit produksi II di PT. Petrokimia Gresik dilengkapi dengan perangkat penyediaan utilitas yang terdiri dari 3 unit, yaitu : 1. Unit 900, yang terdiri dari boiler, power listrik, kompresor udara, dan tangki bahan bakar solar. 2. Unit 800, yang terdiri dari 4 tangki ammonia dengan sistem refrigerasi untuk over pressure maupun vaporization untuk under pressure. Selain itu juga terdapat instalasi pengolahan limbah cair atau waste water system. 3. Unit 700, yang terdiri dari tangki asam fosfat, tangki asam sulfat dan sistem penyediaan air atau water system.
4.1 Unit Penyediaan Listrik Kebutuhan power listrik total Pabrik II mencapai 19 MW. Bagian Utilitas Pabrik II mengandalkan tiga sumber tenaga listrik untuk pengadaannya, yaitu : a. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menyuplai listrik sebesar 12 MW; b. Gas Turbine Generator (GTG) dari Pabrik I yang memproduksi listrik sebesar 32 MW (kapasitas design), 8 MW diantaranya dipakai oleh Pabrik II. c. Unit Batu Bara (UBB) yang diproduksi sendiri di pabrik IIB dengan kapasitas listrik 25MW; Tenaga listrik dari PLN sebesar 150 KV diturunkan menjadi 20 KV di Trafo Gardu Induk. Dari 20 KV disupply ke Pabrik II dan diturunkan tegangannya menjadi 6 KV melalui Trafo 11, 12, 13,14 dan 15. Dari tegangan 6 KV diturunkan lagi menjadi 380 V, 220 dan 110 V di Trafo Utilitas II. Rangkaian gardu ini menurunkan tegangan supply dari PLN sesuai dengan spesifikasi masing-masing alat sebagai berikut: a.
Motor besar (di atas 150 kW)
: 6 kV
b.
Motor kecil (di bawah 150 kW)
: 380 V
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
32
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
c.
Lampu penerangan
: 220 V
d.
Emergency
: 220 V
e.
Peralatan Instrumen
: 110 V
Utilitas memiliki tiga buah Dieselgenerator, yaitu 02-DE-931, 03-DE-931, dan 23-DE-931 yang berfungsi sebagai emergencybila listrik dari PLN, GTG dan UUBB mengalami gangguan. Tiga buah diesel ini masing-masing ditempatkan di unit 700 (kapasitas 1,2 MW), unit 800 (kapasitas 1,2 MW), dan unit 900 (kapasitas 2,0 MW) dimana untuk 25-DE-931 dilengkapi dengan synchronizer yang bisa diparalelkan dengan PLN/UUBB.
4.2 Unit Penyediaan Udara Bertekanan Plant air/ Instrument air merupakan udara tekan yang berfungsi untuk menggerakkan peralatan, mengoperasikan alat-alat kontrol/kendali, dan lain sebagainya. Instrument air biasanya digunakan untuk mengoperasikan alat-alat yang masih bekerja secara pneumatik.Instrument air harus bebas dari kandungan air (udara kering). Plant air dan instrument air disuplai dari enam buah kompresor yang dimiliki Utilitas II dengan kapasitas 400, 800 dan 100 Nm3/jam.Enam buah kompresor ini tiga diantaranya digunakan untuk menyuplai instrument air dan tiga sisanya untuk plant air.Keenam kompresor tersebut terdiri dari 02 C 921 A/B, 02 C 922, 03 C 921 A/B/C. Udara dari kompresor masuk ke dalam tangki penampung.Setiap kompresor memiliki satu tangki penampung.Untuk plant air, udara dari tangki penampung langsung didistribusikan ke bagian-bagian yang membutuhkan.Untuk instrument air, udara dilewatkan dulu pada tangki penyerap kelembaban berisi alumina sebelum masuk tangki penampung. Sistem pengamannya kompresor terdiri dari kontrol water temperature (setting point yang ditetapkan 66 °C), air temperature (setting point yang ditetapkan 180 °C), flow switch dan overload. Jika temperatur air atau udara melebihi setting point yang ditetapkan maka kompresor akantrip (mati/berhenti). Begitu juga jika terjadi flow switch atau vapor lock,maupun kelebihan beban (overload) kompresor akan berhenti bekerja. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
33
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
4.3Unit Boiler Pada bagian utilitas II terdapat dua buah boiler yang digunakan untuk membangkitkan steam yang mempunyai boiler tipe buluh api (fire tube) dengan kapasitas 10 ton/jam (02-B-911) dan kapasitas 12 ton/jam (03-B-911), pressure operasi 6-7 kg/cm2 secara paralel. Produksi steam dari boiler ini sebagai antisipasi jika terjadi hambatan dari UBBsebagai penyuplai kebutuhan steam ke Pabrik II. Air yang akan diumpankan ke dalam boiler harus memenuhi spesifikasi tertentu. Parameter yang harus diawasi dari analisa air boiler adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 ParameterAir Boiler Parameter
Komposisi
Blow down water Total dissolved water
50 (maks.)ppm
SiO2
0,5 ppm
Klorida
2,5 ppm
Fosfat sebagai Na3PO4 pH
5,1 ppm
sulfat Fe
9,5 – 9,8
Feed water
2,5 ppm
hidrazin pH
0 ppm
Total Hardness Klorida
20 ppb 7,5 – 8,5 1,2 ppm max (as CaCO3) 0,1 ppm
Clarified water dialirkan ke dalam pelunakan air (softener) TK-912. Dalam tangki pelunak yang berisi resin, TH air diturunkan menjadi nol. Air kemudian dikirim ke tangki TK-917. Dalam tangki ini air boiler dipanasi dengan condesat dari TK-916 sehingga temperatur akan naik menjadi 35-40 ºC. Dari TK917 air boiler di pompa dengan pompa P-911 AB ke tangki TK-913.Di dalam tangki ini air boiler diinjeksikan dengan Hydrazin dalam bentuk larutan.Kemudiaan dengan pompa P 912 A/B air boiler dipompa ke dalam boiler B-911. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
34
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Di dalam boiler ini diinjeksikan dengan Phospate yang ditampung dalam tangki TK-915.Udara untuk pembakaran diperoleh dari udara atmosfir yang ditekan oleh blower C 911.Keluaran boiler berupa steam yang dialirkan ke unitunit yang membutuhkan dan continuous blowdown ditampung di tangki TK 916 untuk memisahkan uap yang terbentuk. Uap ini dimasukkan ke tangki TK 913 untuk menaikkan suhu boiler feed water. Steam/kondensat di Pabrik Phonska menggunakan sistem boiler.Steam yang dihasilkan oleh sistem boiler pada Pabrik Phonska termasuk steam bertekanan rendah. Produk steam berupa saturated steam bertekanan 10 kg/cm2 dan bertemperatur 1850C. Kapasitas produksi steam pada sistem boiler tersebut adalah 5 ton/jam. Spesifikasi steam/kondensat : -
-
Low Pressure Steam (LP Steam), untuk Flushing Tekanan
: 10 kg/cm2
Suhu
: 185°C
Low Pressure Steam (LP Steam), untuk media pemanas Tekanan
: 6 kg/cm2
Suhu
: 148°C
Boiler ini dilengkapi oleh pengaman level, pengaman pressure dan pengaman temperatur yang digunakan agar tidak terjadi overheating atau hal-hal lain yang membahayakan lingkungan di sekitarnya, yaitu sebagai berikut : a. Pengaman level - Level 65% : normal operasional - Level 45% : alarm Level Safety Low (LS) - Level 35% : alarm Level Safety Low Low (LSLL), boiler akan trip b. Pengaman pressure - 8,2 kg/cm2: Pressure Safety High(PSH) 917 aktif, boiler akan trip disertai alarm - 9,2 kg/cm2: Pressure Safety High High (PSHH) 918 aktif maka boiler akan trip - 9,5 kg/cm2: Pressure Safety Valve(PSV) 914 A akan aktif Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
35
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
- 10-10,5 kg/cm2: Pressure Safety Valve(PSV) 914 B akan aktif c. Pengaman temperatur Boiler akan trip bila temperatur fuel gas mencapai 200°C
4.4 Unit Bahan Bakar Solar Bahan bakar solar dipasok dari pertamina dengan menggunakan truk yang ditampung di satu tangki, dengan kapasitas 2500 m3. Bahan bakar solar didistribusikan ke unit-unit produksi melalui pompa pada tangki tersebut.
4.5 Unit Phosporic Acid Storage Sumber asam fosfat di tangki penyimpanan Unit Utilitas II diperoleh dengan mengimpor dari Yordania, Maroko, Filipina dan sebagian diperoleh dari Pabrik III. Ada empat buah tangki asam fosfat, masing-masing dengan kapasitas 20.000 liter. Asam fosfat didistribusikan ke unit pemakai dengan menggunakan pompa.
4.6 Unit Sulfuric Acid Storage Sumber asam sulfat yang digunakan untuk bahan baku produk ini diperoleh dari Pabrik III. Jika tidak mencukupi, asam sulfat diimpor dari negara lain. Setelah diproduksi dari Pabrik III, asam sulfat langsung didistribusikan ke pabrik II melalui pompa untuk disimpan dan disalurkan ke unit pemakai dengan menggunakan pompa.
4.7 Unit Ammonia Storage Pada unit penyimpanan amonia dalam bentuk liquid digunakan 4 tangki, yaitu tangki 06 dengan kapasitas 9.500 ton, tangki 11 dengan kapasitas 7.500 ton, tangki 25 dengan kapasitas 10.000 ton dan tangki 32 menggunakan sistem doublewall dengan kapasitas 20.000 ton. Amonia yang dipakai untuk proses produksi adalah dalam fase liquid dengan suhu -32°C, diperoleh dari unloading kapal yang merupakan hasil impor dan sebagian diperoleh dari sisa produksi Pabrik I.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
36
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Keempat tangki dilengkapi dengan sistem pengontrolan level dan sistem pengontrolan pressure sebagai bagian dari sistem pengaman tangki. Tekanan tangki yang normal yaitu sekitar 40-45 gr/cm3 dengan maksimum 70 gr/cm3 dan tidak boleh dibawah 15 gr/cm3.
4.8 Unit Penyediaan Air Sumber air pabrik II di PT. Petrokimia Gresik berasal dari pabrik I yang disupply dari dua sumber air, yaitu dari sungai Brantas (Water Intake Gunung Sari) dan sungai Bengawan Solo (Water Intake Babat ). Water Intake Gunung Sari mengambil air baku dari sungai Brantas Surabaya. Setelah diolah di Gunung Sari produk ini dipompa ke Gresik sepanjang 22 km dan didistribusikan dengan pipa berdiameter 14 inchi kemudian ditampung di tangki dengan kapasitas 720 m3/jam. Air yang diperoleh dari water intake Gunungsari mempunyai spesifikasi sebagai berikut. Jenis
: hard water
pH
: 8,0 - 8,3
Total Hardness
: maksimum 200 ppm sebagai CaCO3
Turbidity
: maksimum 3 ppm
Residual chlorine
: 0,2 – 0,5 ppm
Water Intake Babat mengambil air baku dari sungai Bengawan Solo (Babat). Air ini dipompa ke Gresik sepanjang 60 km dan didistribusikan dengan pipa berdiameter 28 inchi kemudian ditampung di tangki dengan kapasitas 2.500 m3//jam. Air yang diperoleh dari water intake Babat mempunyai spesifikasi sebagai berikut Jenis
: hard water
pH
: 7,5 – 8,3
Total Hardness
: maksimum 200 ppm sebagai CaCO3
Turbidity
: maksimum 3 ppm
Residual Chlorine
: 0,4 – 1 ppm
Sebelum digunakan, air tersebut dilakukan proses penjernihan terlebih dahulu seperti proses desanding, pre-chlorination, koagulasi dan flokulasi, Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
37
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
settling, sand filtrationdanchlorination. Air yang telah diproses ini kemudian diolah untuk air keperluan produksi, rumah tangga sekitar PT. Petrokimia Gresik dan air hydrant.
4.9 Unit Pengolahan Limbah Cair Di unit ini, semua limbah cair dari Pabrik I, II dan III mengalir melalui open ditch masuk ke kolam equalizer. Sebelum limbah dibuang ke laut, terlebih dahulu diinjeksikan dengan larutan kapur dan caustic soda (NaOH) dengan batas minimal pH yang diizinkan sesuai peraturan Pemerintah adalah kurang dari 5. Di kolam equalizer terdapat 2 kolam besar yang berada pada sisi utara dan selatan. Kolam ini masing-masing mempunyai ukuran panjang 40 m dan lebar 30 m serta mempunyai kedalaman 1,5 m, yang juga berfungsi untuk mengendapkan lumpur yang terikut terbuang ke laut, yang jika dibiarkan akan menyebabkan pendangkalan. Debit limbah cair dari Pabrik I, II dan III yang dibuang ke laut besarnya antara 500-700 m3/jam. Namun, limbah cair yang telah dinetralisir tidak semua akan dibuang ke laut menggunakan pompa P 900 A/B dengan kapasitas 275 m3, melainkan sebagian akan ditransfer ke unit PF I/II sebagai air penetral pada scrubbing unit-unit tersebut.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
38
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB V LABORATORIUM
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Peran yang lain adalah dalam pengendalian pencemaran lingkungan, baik udara maupun limbah cair. Tugas pokok laboratorium adalah melakukan analisa atau kegiatan pemantauan kualitas terhadap bahan baku yang digunakan, serta pemantauan selama proses produksi berlangsung.
5.1 Program Kerja Laboratorium PT Petrokimia Gresik memiliki beberapa laboratorium sebagai sarana untuk mangadakan peneltian terhadap bahan baku, proses, maupun produk. diantaranya adalah : 5.1.1 Laboratorium Kebun Percobaan Secara organisasi laboratorium ini berkedudukan di bawah Direktorat Penelitian dan Pengembangan. Laboratorium ini bertugas meneliti efektifitas produk pupuk dan pestisida (dihasilkan oleh anak perusahaan PT Petrokimia Gresik) terhadap berbagai jenis tanaman dan tanah yang sesuai dengan kondisi daerah tertentu.
5.1.2 Laboratorium Uji Laboratorium ini berada di bawah Direktorat Produksi yang terdiri dari : Laboratorium Uji Kimia ( LUK ) Laboratorium ini mempunyai tugas : Meneliti dan memeriksa bahan baku dan bahan penolong yangakan dibeli dan dipergunakan oleh pabrik. Meneliti dan memeriksa produk yang akan dijual dan dipasarkan oleh pabrik.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
39
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Melakukan penelitian untuk mencari kemungkinan pengembangan pabrik. 1. Laboratorium Kalibrasi dan Pengujian (M/L/I) Laboratorium ini berfungsi untuk memeriksa kelayakan peralatan yang berhubungan dengan operasi pabrik. 2. Laboratorium Produksi Laboratorium ini berada di bawah pengawasan Biro Proses dan Laboratorium Direktorat Produksi PT. Petrokimia Gresik yang mempunyai tiga laboratorium produksi, yaitu Laboratorium Produksi I, Laboratorium Produksi II dan Laboratorium Produksi III. Laboratorium produksi mempunyai dua unit kerja yaitu unit kerja shift (normal day) dan unit kerja shift. Tugas unit kerja non shift :
Menyiapkan bahan-bahan kimia untuk menunjang kelancaran tugas shift
Menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan waktu panjang
Menganalisis bahan pembantu dan penolong yang bersifat insidental
Melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan proses
Menyiapkan peralatan kerja terutama peralatan instrumental
Tugas unit kerja shift :
Menganalisis sampel secara rutin selama 24 jam sehari pada interval waktu tertentu.
Mengendalikan kelangsungan proses harian sehingga mutu produk sesuai dengan spesifikasinya.
5.2 Alat-alat Utama di Laboratorium Peralatan yang digunakan untuk analisis Phonska IV di Laboratorium Produksi II yaitu : • Peralatan Karl-Fisher
: Penentuan kadar air dalam produk
• Atomic Absorption Spectrometer: Penentuan kadar K2O, MgO Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
40
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
• Peralatan Distilasi Kjeldahl
: Penentuan kandungan nitrogen
• Screen
: Penentuan ukuran produk
• pH meter
: Penentuan pH untuk uji mol ratio
• Termometer
: Suhu padatan
• Spektrofotometer
: Kadar Fosfat dan Kalium
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
41
LAPORAN TUGAS KHUSUS NERACA MASSA DAN NERACA PANAS PADA REAKTOR FURNACE PABRIK ZWALVERZUUR KALIUM (ZK) DEPARTEMEN PRODUKSI IIB PT. PETROKIMIA GRESIK
Disusun Oleh:
Alfiyanti
21030113120071
Adisty Kurnia Rahmawati
21030113120072
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah Suatu pabrik dalam pengoperasian produksi memerlukan alat utama sebagai terjadinya reaksi, alat tersebut yaitu reaktor. Pada unit ZK digunakan reaktor furnace untuk meraksikan asam sulfat (H2SO4) dan kalium klorida (KCl) yang akan menghasilkan produk kalium sulfat (K2SO4) dan by product asam klorida (HCl). Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut: 2KCl
+ H2SO4
K2SO4
+
2HCl
Reaksi ini melibatkan 3 fase yaitu padat, cair, dan gas. Bahan baku H2SO4 berfase cair dan KCl berfase padat sedangkan produk K2SO4 berfase padat dan HCl berfase gas. Proses reaksi di reactor sangat menentukan apakah produk yang dihasikan mempunyai kualitas/mutu yang baik atau tidak. Adapun syarat pupuk ZK adalah sebagai berikut : Tabel I.1. Syarat Mutu Pupuk ZK No
Uraian
Satuan
Persyaratan
1.
Kalium Sebagai K2SO4
%
Minimal 50
2.
Belerang (S)
%
Minimal 17
3.
Asam Bebas Sebagai H2SO4
%
Maksimal 2.5
4.
Klorida (CT)
%
Maksimal 2.5
5.
Air (H2O)
%
Maksimal 1
Salah satu tolak ukur untuk mengetahui reaktor bekerja dengan baik adalah dengan mengetahui aliran bahan baku yang masuk dan produk yang dihasilkan oleh reaktor itu sendiri. Dengan mengetahui komposisi input dan output maka
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
1
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
dapat dihitung neraca massa pada umpan proses dari reaktor tersebut sehingga dapat diketahui jumlah massa masuk dan jumlah massa keluar untuk pengendalian bahan baku umpan pada proses selanjutnya. Neraca massa pada reaktor perlu diukur sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi kapasitas produksi ndalam suatu pabrik. Jika bahan baku yang masuk kurang, maka kapasitas produksi juga akan turun dikarenakan prosuk yang dihasikan jumlahnya kurang. Tetapi jika bahan baku yang masuk terlalu banyak melebihi kapasitas reaktor, maka reaktor akan overloading dan menyebabkan kerusakan.
1.2 Perumusan Masalah Pada tugas khusus ini akan di bahas mengenai neraca massa. Maraca panas, dan effisiensi reaktor furnace. Dalam perhitungan ini dibatasi pada suatu jenis alat saja yaitu reaktor furnace.
1.3 Tujuan 1. Menghitung neraca massa pada reaktor furnace 2. Menghitung neraca panas pada reaktor furnace 3. Menghitung effisiensi pada reaktor furnace
1.4 Manfaat Dengan mengetahui perhitungan neraca massa, neraca panas, dan effisiensi reaktor, maka dapat diketahui kelayakan alat serta konversi produk yang dihasikan serta dapat menerapkan teori-teori yang didapatkan pada perkuliahan.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
2
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Neraca Massa Reaktor Furnace Reaktor furnace merupakan peralatan paling utama dari pabrik ZK, sebagai tempat reakti antara H2SO4 dan KCl yang menghasilkan K2SO4 ndan HCl, Reaktor furnace terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Combution Chamber, yang berada di bagian atas dari reaktor furnace, tempat dimana udara panas diumpankan. 2. Reaction Chamber, juga di sebut central chamber sisi dalam reaktor yang terletak di bagian tengah. Bagian ini merupakan bagian yang paling penting karena merupaka tempat terjadinya reaksi. 3. Flue Gas Chamber, terletak di bagian bawah reaktor sebagai tempat lewat gas buang yang diserap oleh exhaust fan. 2.2 Kesetimbangan Massa Sistem Neraca massa adalah cabang keilmuan yang mempelajari kesetimbangan massa dalam sebuah system. Dalam neraca massa sistem adalah suatun yang diamayti atau dikaji,. Perhitungan neraca massa berdasarkan pada hokum kekekalan massa, dimana tidak ada massa yang hilang, akan tetapi massa yang masuk nakan berubah bentuk, sehi8ngga massa yang masuk akan selalu sama dengan massa yang keluar. Neraca massa disusun berdasarkan batas sistem. Sistem yang ditetapkan dapat berupa suatu reaksi kimia, suatu proses dalam reaktor atau proses dalam suatu kesatuan.
INPUT
SISTEMPROSES
OUTPUT
Gambar 1. Neraca Massa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
3
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Berdasarkan hukum kekekalan massa, dapat disusun persamaan neraca massa secara umum adalah sebagai berikut : [massa masuk] = [massa keluar] + [akumulasi massa] Dengan [massa masuk] adalah massa yang masuk ke dalam sistem, [massa keluar] merupakan massa yang keluar dari sistem dan [akumulasi massa] adalah massa akumulasi. Akumulasi massa dapat bernilai positif dan negatif. Pada umumnya, neraca massa dibangun dengan memperhitungkan total massa yang melalui sistem. Pada pehitungan teknik kimia neraca massa juga dibangun dengan memperhitungan total massa komponen-komponen senyawa kimia lainya yang melalui sistem (contoh:air). Bil dalam sistem yang dilalui terjadi reaksi kimia, maka ke dalam persamaan neraca massa ditambahkan variabel [produksi] sehingga persamaan neraca massa menjadi : [massa masuk] + [produksi] = [massa keluar] + [akumulasi massa] Variabel [produksi] pada persamaan neraca massa termodifikasi merupakan laju reaksi kimia. Laju reaksi kimia dapat berupa laju reaksi pembentukan agtaupun laju reaksi pengurangan. Oleh karena itu variabel [produksi] dapat bernilai positif atau negatif. Dalam perhitungan neraca bahan sesuai dengan prosesnya dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Proses Batch Proses dimana bahan baku masuk kemuadian proses berlangsung sampai selesai dan baru diambil hasilnya. Sehingga, persamaan diatas tetap berlaku : [bahan masuk] = [bahan keluar] + [akumualasi] 2. Proses Continue Proses yang berlangsung secara terus menerus, hasil proses tidak tergantung dari lamanya proses. Pada proses continue, suhu, komposisi dalam bermacammacam bahan masuk (input) maupun output konstan tiap satuan waktu. Karena akumulasinya selalu konstan, maka dalam perhitungan dianggap sama dengan nol. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
4
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Sehingga persamaan berlaku : [bahan masuk] = [bahan keluar] Secara umum neraca massa dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : 1. Neraca Massa Over All (Neraca Massa Total) Merupan neraca massa dimana semua komponen bahan masuk dan keluar dihitung dari proses awal sampai akhir dan merupan satu kesatuan unit. Persamaan neraca massa over all : [massa masuk] - [massa keluar] + [akumulasi] = 0 2. Neraca Massa Komponen Merupaka neraca massa yang perhitungannya berdasarkan atas satu komponen bahan bakun masuk saja. Untuk proses steady-state pada akumulasi akan bernilai nol. Sehingga dapat di tulis : [massa masuk] = [massa keluar] Manfaat dan kegunaan neraca massa dalam teknik kimia adalah : a. Untuk mencocokan apakan bahan masuk (input) sama dengan bahan keluar (output). b. Untuk menghitung kapasitas produksi yang akan dipakai serta effisiensi alat-alat proses. c. Untuk menghitung bahan masuk dan bahan keluar baik terjadinya reaksi diantara bahan-bahan tersebut maupun tidak terjadi reaksi. 2.3 Penyusunan Neraca Panas Neraca panas suatu sistem proses dalam industri merupakan perhitungan kuantitaif dari semua bahan-bahan yang masuk, terakumulasi (tersimpan) dan yang terbuang dalam sistem itu sendiri. Perhitungan neraca digunakan untuk mencari variabel proses yang belum diketahui, berdasarkan data variabel proses yang telah ditentukan/diketahui. Oleh karena itu, perlu disusun persamaan jyang menghubungkan data variabel prosen yang telah diketahui dengan variabel proses yang dicari. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
5
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
DATA VARIABEL PROSES YNG DIKETAHUI
PERSAMAAN?
DATA VARIABEL YANG DICARI 2.4 Reaktor Furnace (Dome Reactor) Reaktor yang digunakan untuk produksi kalium sulfat adalah reaktor furnace (dome reactor). Yang terdiri dari 3 ruangan yaitu ruang pembakaran (combution chamber),
ruang reaksi (reaction chamber), dan ruang gas hasil
pembakaran (flue gas chamber). Udara panas dan bahan bakar (gas alam) dengan ratio tertentu dimasukan kedalan ruang pembakaran (combution chamber)
dan mengalir ke flue gas
chamber yang selajutnya dihisap oleh exhaust fan, panas yang masih terkandung dalam flue gas dimanfaatkan untuk meningkatkan temperatur udara pembakaran. Setelah itu flue gas dibuang ke lingkungan melalui stack (cerobong). Bagian utana dari reaktor adalah reaction chamber (ruang reaksi), dimana pada ruangan tersebut KCl direaksikan dengan asam sulfat membentun K2SO4 dan HCl. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut : 2KCl + H2SO4
K2SO4
+
2HCl
Dalam reaction chamber, temperatur dijaga500ºC - 520 ºC. Reaction chamber, terdiri dari : 1. Reaction Bed yang statis,terletak dibagian bawah dengan luas 28 m2. Bagian ini didesain tahan terhadap panas dan asam kuat untuk jangka waktu yang lama.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
6
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
2. Kubah, terletak dibagian atas reaction bed, terdapat satu set rotary rake disc (RRD) yang berputar secara kontinyu dengan kecepatan 1.15 rpm. RRD digerakan oleh motor yang dilengkapi satu gear box pada bagian bawah furnace. Fungsi dari RRD adalah untuk mengoptimalkan reaksi (dengan cara aggitasi, mixing, dan crashing) dan mengeluarkan produk ZK dari reaktor. Kedua bahan baku dengan rasio tertentu diumpankan ke reaction chamber melalui ujung pusat bagian atas RRD, selantutnya akan terbentuk padatan (ZK) didorong RRD menuju ejector cooler yang berada di bawah reaktor, sedangkan gas HCl hasil reaksi dialirkan ke sistem scrubbing.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
7
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data teknis yang diperlukan untuk diperhitungan neraca massa, neraca panas dan effisiensi pada reaktor furnace diperoleh dengan 2 cara, yaitu pengamatan di lapangan secara langsung dan studi literatur. Pengamatan secara langsung di lapangan diperoleh dari : 1. Central control room unit Zk 2. Pengamatan langsung pada alat reaktor furnace. 3. Laboratorium Produksi II A Data yang diperoleh di lapangan yang dilakukan pada hari kamis, 18Agustus 2016 : 1. Data Teknis : a.Basis
: 1 jam operasi
b.Kapasitas Produksi ZK
: 22,73 ton/hari
c.Temperatur Chombustion chamber
: 765ºC
d.Temperatur reaction chamber
: 500ºC
e.Temperatur flue gas chamber
: 510ºC
f.Temperatur bahan baku masuk Reactor
: 33ºC
g.Temperatur bahan baku keluar Reactor
: 330ºC
h.Temperatur udara masuk burner
: 32ºC
i.Temperatur udara keluar burner
: 1370ºC
j.Flow rate fuel gas masuk burner
: 36 m3
2. Komposisi bahan baku KCl : a. KCL
= 97.84%
b. H2O
= 2.16%
3. Komposisi bahan baku H2SO4 : a. H2SO4= 98.49% Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
8
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
b. H2O
= 1.51%
Komposisi Produk ZK : a. K2SO4
= 95.6%
b. KCl
= 1.01%
c. H2SO4
= 2.074%
d. H2O
= 1.316%
3.2 Pengolahan Data Perhitungan neraca massa dan neraca panas pada reaktor furnace dilakukan beberapa perhitungan : 1. Masuknya campuran bahan baku 2. Proses terjadinya reaksi 3. Proses keluarnya produk 4. Panas pembakaran reaksi dari fuel gas.
Gambar 2. Diagram Alir Proses di Reaktor Furnace
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
9
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Neraca massa dapat dihitung dengan persamaan :
Min - Mout Dimana : Min
= laju alir massa total masuk reaktor furnace (kgmol/jam)
Mout = laju alir massa total keluar reaktor furnace (kgmol/jam) Meraca panas dapat dihitung dengan persamaan : Qfuel gas + Qreaksi fuel gas = QGHP fuel gas + Qradian section + Qloss Dimana : Qfuel gas
= Qout fuel gas + QR + Qin fueal gas
QR (fuel gas)
= massa yang dibakar × ∆HºC298
QGHP (fuel gas) = feed flow flue gas × ∆Hout Qloss
= (100 - η radian section)/100 × (-Qtotal fuel di burner)
Q out
= M out x ∫
Q in
= M in x ∫
Qradian section = panas di radiant section =(Qout + QºR) + Qin QºR
= Panas reaksi di radiant section = masa bereaksi × ∆HºR
∆HºR
= ∑ ∆Hºf produk - ∑ ∆Hºf reaktan
∆HºC298
= panas reaksi pembakaran
Effisiensi reaktor furnace dapat dihitung dengan persamaan :
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
10
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dari hasil perhitungan terhadap data data aktual yang didapat dari lapangan, maka diperoleh hasil sebagai berikut: A. Neraca Massa Reaktor Furnace ALIRAN MASUK ALIRAN KELUAR (KG/JAM) (KG/JAM)
KOMPONEN I1 KCl
I2
787,4143252
H2SO4
O1
O2
12,09054168 534,7720103
K2SO4
24,82750836 905,411662
HCl
379,8566169
H2O
16,10254244
8,198860143
12,4636166
11,83778598
subtotal
803,5168676
542,9708704
954,7933286134
391,6944029
TOTAL
1346,487738
1346,487738
B. Neraca Massa di Burner Komponen
Masuk
Bereaksi
Terbentuk
Keluar
(kgmol/jam)
(kgmol/jam)
(kgmol/jam)
(kgmol/jam
N2
14,5288
CO2
0,0034
CH4
1,5859
1,5859
C2H6
0,0067
0,0067
C3H8
0,0027
0,0027
iC4H10
0,0006
0,0006
nC4H10
0,0002
0,0002
14,5288 1,6134
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
1,6168
11
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
iC5H12
0,0002
0,0002
nC5H12
0,0002
0,0002
C6H14
0,0002
0,0002
O2
3,8509
3,2123
H2O
0,6386 3,2101
3,2101
C. Neraca Panas di Reaktor Furnace komponen
ΔH in
ΔH out
Q in
KCl
43086.4879
-16378.7207
570378.93
H2SO4
304992.3746
-8416452.75 2018744.5
H2O K2SO4 HCl total
43217.394
D.
-3.80927238 9051270.3 -8933.90044
572111.86 0 0 3161235.3
Q out 216821.505 55708500.8 25.2135739 59910358.2 -118266.97 3866743.71
Efisiensi Panas Reaktor Furnace η=|
|
Panas yang hilang = 4.2 Pembahasan Evaluasi reaktor furnace dilakukan dengan menghitung efisiensi tehrmal berdasarkan neraca massa dan neraca panas. Efisiensi thermal berdasarkan data lapangan yang diperoleh adalah 71,67 %. Menurut Perry (2008) dalam bukunya Perry’s Chemical Handbook, bahwa efisiensi thermal reaktor furnace yang layak berkisar antara 60-80%. Hal ini membuktikan bahwa reaktor furnace di Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik untuk periode Agustus 2016 masih layak digunakan.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
12
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada reaktor furnace di pabrik ZK Departemen Produksi II B, PT Petrokimia Gresik, diperoleh data efisiensi thermal pada kondisi aktualnya sebesar 71,67 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini masih berfungsi dengan baik.
5.2 Saran 1. Agar tidak terjadi penurunan kerja dari reaktor furnace maka dibutuhkan perawatan dan cleaning secara periodik pada reaktor furnace. 2. Kelengkapan control temperature tiap arus masuk dan keluar reaktor furnace diharapkan lengkap, untuk memudahkan dalam pengendalian dan evaluasi efisiensi thermal reaktor furnace serta kualitas produk. 3. Sebaiknya evaluasi terhadap reaktor furnace dilakukan sesering mungkin untuk menjaga kualitas produk ZK dan efisiensi thermal tetap optimal pada batas yang diinginkan.
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
13
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2014. “Profil Perusahaan PDF”. http://www.petrokimiagresik.com/Pupuk/ Profil. Perusahaan. PDF.[21 Agustus 2015] Coulson, JM & Richardson, JF, 1980, Chemical Engineering, vol 2., Pergamon Press, London Maloney, James.O. 2008. Perry’s Chemical Engineers 8thEd. Mc Graw-Hill Companies. United State of America. Perry, R.H & Don Green. 1988.Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, 6th ed,. Mc GrawHill, New York. Putri, N dan Fatmala R. 2015. Laporan Kerja Praktek Di Kompartemen Produksi II B Phonska IV. Gresik: PT. Petrokimia Gresik Thakore, S. B dan Bhatt, B. I. 2007. Introduction to Process Engineering and Design. Tata McGraw-Hill. New Delhi
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
14
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
LAMPIRAN PERHITUNGAN NERACA MASSA, NERACA PANAS, DAN EFISIENSI PADA REAKTOR FURNACE
I 2
I 1
O2
2 H C l
Rincian Bahan Baku Data Lapangan : I1
I2
: KCl
= 97,84%
H2O
= 2,16%
: H2SO4
= 98,49%
H2O
= 1,51%
Rincian Produk Data Lapangan O1
: K2SO4
= 95,6%
KCl
= 1,01%
H2SO4
= 2,074%
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
O
I
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
O2
H2O
= 1,316%
: HCl
= 31,7%
H2O
= 68,3%
a) Berat Molekul (BM) KCl = 74,5 kg/kgmol H2SO4 = 98 kg/kgmol HCl = 36,5 kg/kgmol K2SO4 = 175 kg/kgmol H2O = 18 kg/kgmol Data yang digunkan sebagai basis produk O1 sebanyak 22,73 ton/hari b) Maka rincian pada produk O1: K2SO4 = 95,6% x 22,73 = 21,72988 ton/hari
KCl
= 1,01% x 22,73 = 0,229573 ton/hari
H2SO4
= 2,074% x 22,73 = 0,4714202 ton/hari
H2O
= 1,316% x 22,73 = 0,2991268 ton/hari
c) Flowrate (kgmol/jam) dari produk O1:
K2SO4
= = 5,203515326 kgmol/jam
KCl
=
= 0,128396532 kgmol/jam
H2SO4
=
= 0,200433759 kgmol/jam Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
H2O
=
= 0,692423148 kgmol/jam d) Reaksi Pembentukan K2SO4 Reaksi : 2KCl + H2SO4
K2SO4
+ 2HCl
Mula
:10,593198
5,456857248
-
-
Reaksi
:10,4070306
5,2035153
5,2035153
10,4070306
Sisa
:0,16228915
0,253341922
5,2035153
10,4070306
e) Menghitung massa aliran masuk arus I1 KCl Mol KCl = KCl bereaksi + KCl sisa (KCl dari produk O1) = 10,4070306
+
0,16228915
= 10,593198 kgmol/jam Berat KCl
= mol KCl
x
BM KCl
= 10,593198
x
74,5 kg/kgmol
= 787,4143252 kg/jam
H2O Berat Total aris I 1 = = = 805,1271219 kg/jam Berat H2O
= berat arus total I 1
x
2,16%
= 805,1271219
x 2,16%
= 16,10254244 kg/jam f) Menghitung Massa Aliran Masuk I 2 H2SO4 Mol H2SO4 = H2SO4 bereaksi
+
produk O1) Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
H2SO4 sisa (H2SO4 dari
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
= 5,2035153
+
0,253341922
= 5,456857248 kgmol/jam Berat H2SO4 = mol H2SO4 = 5,456857248 x
x
BM H2SO4
98 kg/kgmol
= 534,7720103 kg/jam
H2O Berat Total aris I 2 = = = 542,9708704 kg/jam Berat H2O
= berat arus total I 2 = 542,9708704 x
x
1,51%
1,51%
= 8,198860143 kg/jam
g) Menghitung massa aliran keluar O1 K2SO4 Mol K2SO4 = mol K2SO4 bereaksi
= 5,2035153 kgmol/jam Berat K2SO4
= mol K2SO4
x
BM K2SO4
= 5,2035153 x 174 = 905,411662 kg/jam
KCl mol KCl
= mol KCl sisa = 0,16228915 kgmol/jam
Berat KCl
= 12,09054168 kg/jam
H2SO4 Mol H2SO4
= Mol H2SO4 sisa =0,253341922 kgmol/jam
Berat H2SO4
= 24,82750836 kg/jam
H2O Mol H2O
= mol H2O sisa
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
= 0,692423144 kgmol/jam Berat H2O
= 12,4636166 kg/jam
h) Menghitug massa aliran keluar O 2 HCl Mol HCl = mol HCl bereaksi =10,3070306 kgmol/jam Berat HCl
= 379,8566169 kg/jam
H2O Berat H2O masuk = berat H2O arus I1 +
berat H2O arus I2
= 24,30140258 kg/jam Berat H2O dalam HCl
= Berat H2O masuk - Berat H2O arus O1 = 11,83778598 kg/jam
i) Berat total arus O2
= berat HCl + berat H2O = 379,8566169 + 11,83778598 = 391,6944029 kg/jam
j) Sehingga kadar HCl keluar arus O2 = = =
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Panas Keluar
Reactor furnace
KCl dan H
2SO 4
HCl
Panas Pembakaran Fuel Gas
K 2SO 4
1.Perhitungan nilai panas yang terpakai pada reaktor furnace Cp = A.T + (B/2)T2 + (C/3)T3 + (D/4)T4 + (E/5)T5 , dengan Cp dalam satuan joule/kgmol.K a.
Nilai panas pada reaktor furnace Perhitungan panas pada kondisi aktual Persamaan yang digunakan
Tin = 33ºC = 306 K Tout = 330ºC = 603 K b.
Menghitung nilai panas yang masuk reaktor furnace (∆Hin) Contoh Perhitungan panas masuk reaktor, untuk komponen KCl : Tref = 25ºC = 298 K Tin = 33ºC = 306 K Konstanta KCl : A = 46.432; B = 1.2844 × 10−2 ;C=7.0360 × 10−6
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
∆Hin = A.T + (B/2).T2 + (C/3).T3 = (46.432 × (298
+
x 8314 = 43086,4379 KJ/kgmol Qin = feed flow KCl masuk × ∆Hin = 13.283 kgmol/jam × 43086,4379 kJ/kgmol = 570378,927 kJ/jam
c.
Menghitung nilai panas keluar reaktor furnace Contoh perhitungsn panas keluar reaktor, untuk komponen HCl Tref = 25ºC = 298 K Tout = 330ºC = 603 K Konstanta HCl : A = 29.244; B = -1.2616×10-3; C = 1.121×10-6 ; D = 4.968×10-9; E = -2.496×10-12 ∆Hout = A.T + (B/2).T2 + (C/3).T3 + (D/4).T4 + (E/5).T5 = (29.244 × (603
= 8933.714 kJ/kgmol
Qout = feed flow HCl keluar × ∆Hout = 13.238 kgmol/jam × 8933.714 kJ/kgmol Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
+
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
= 118264.5066 kJ/jam
Hasil perhitungan panas masuk dan panas keluar reaktor ditampilkan dalam tabel. Tabel Nilai Panas Masuk Dan Keluar Reaktor pada Masing-Masing komponen KCl H2SO4 H2O K2SO4 HCl Total
ΔH in 43086.4879 304992.3746 43217.394
ΔH out Q in -16378.7207 570378.93 -8416452.75 2018744.5 -3.80927238 572111.86 9051270.3 0 -8933.90044 0 3161235.3
Q out -216821.51 -557085001 -25.213574 59910358.2 -118266.97 3866743.71
d. Menghitung ∆HºRstandar Komponen
∆Hºf298 (kJ/kgmol)
KCl
436.5
H2SO4
735.13
K2SO4
1438
HCl
92.3
Reaksi pada reaktor : 2KCl + H2SO4
K2SO4 + 2HCl
Panas reaksi standar = selisih panas pembentukan standar produk dan reaktan ∆HºR = ∑ ∆Hºf produk - ∑ ∆Hºf reaktan = (∆Hºf K2SO4 + (2×∆Hºf HCl)) - ((2×∆Hºf KCl)+∆HºfH2SO4) = ((1438) + (2 × (92.3))) - ((2 × (436.5)) + (735.13)) = 14470 kJ/kgmol
e.
Menghitung panas reaksi standar
Mencari massa yang bereaksi pada data aktual Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
M: B: S:
2KCl + H2SO4 10.56 5.45 10.4 5.2
K2SO4
5.2
10.4
0.162 0.252 5.2
10.4
+ 2HCl
QºR = massa yang bereaksi × ∆HºR = 5.2 kgmol/jam H2SO4 ×114470kJ/kgmol = 95776.93 kJ/jam Q pada reaktor furnace = total Qout + total QºR + total Qin =551011.7493 + (-95776.93) + (-14295,7122) = 440929.1071 kJ/jam
Perhitungan Nilai Panas Yang Dihasilkan Burner Contoh perhitungan pada kondisi aktual Flow rate fuel gas masuk burner
= 36 m3/jam = 1.6061 kgmol/jam
Terperatur fuel gas masuk burner
= 33ºC = 306 K
a.Menghitung flow rate komponen fuel gas Flow rate komponen CO2fuel gas = fraksi mol × flow rate fuel gas
= 0.00337 kgmol/jam × BM CO2 × 44 kg/kgmol = 0.11484 kg/jam
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Hasil perhitungan flow rate komponen fuel gas ditampilkan pada tabel : Tabel Flow Rate Komponen pada Fuel gas. Komponen
BM (kg/kgmol) 28 44 16 30 44 58 58 72 72 86
N2 CO2 CH4 C2H6 C3H8 i-C4H10 n-C4H10 i-C5H10 n-C5H10 C6H14 Total
% mol 0.38 0.21 98.74 0.42 0.17 0.04 0.01 0.01 0.01 0.01
flow rate (kgmol/jam) 0.00613328 0.003372892 1.58591669 0.006745784 0.002730436 0.000642456 0.000160614 0.000160614 0.000160614 0.000160614 1.60613902
massa masuk (kg/jam) 0.17089319 0.14840725 25.3744267 0.20237352 0.1201392 0.03726243 0.00931561 0.0115642 0.0115642 0.0138128 0.0138128
b. Mencari kebutuhan O2 dan N2 untuk reaksi pada fuel gas 1.
CH4 + 2O2
CO2 + 2H2O
2.
C2H6 + 3,5O2
CO2 + 3H2O
3.
C3H8 + 5O2
CO2 + 4H2O
4.
i-C4H10 + 6,5O2
CO2 + 5H2O
5.
n-C4H10 + 6,5O2
CO2 + 5H2O
6.
i-C5H12 + 8O2
CO2 + 6H2O
7.
n-C5H12 + 8O2
CO2 + 6H2O
8.
C6H14 + 9,5O2
CO2 + 7H2O
Contoh perhitungan O2 yang dibutuhkan pada reaksi ke-1 : Asumsi : O2 berlebih = 20 % CH4 M
=
1,5859
B
=
1,5859
S
=
0
+
2O2
CO2
3,1718
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
+
2H2O
1,5859
3,1718
1,5859
3,1718
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
O2 berlebih
= (20% × 3,1718) kgmol/jam = 0,6343 kgmol/jam
O2 masuk
= O2 stoikiometri + O2 berlebih = (3,1718 + 0,6343) kgmol/jam = 3,8061 kgmol/jam
N2 masuk
× 3,8061 kgmol/jam = 14,3184 kgmol/jam
Hasil seluruh perhitungan O2 dan N2 masuk pada berbagai reaksi di burner dari fuel gas ditampilkan pada tabel. Tabel. O2 dan N2 Masuk Pada Berbagai Reaksi di Burner dari Fuel Gas Data Aktual Reaksi
O2 Berlebih (kgmol/jam)
O2 Masuk (kgmol/jam)
N2 Masuk (kgmol/jam)
1
0,63436
3,80616
14,3184
2
0,00472
0,02833
0,10658
3
0,00273
0,01638
0,06163
4
0,00084
0,00501
0,01885
5
0,00021
0,00125
0,00471
6
0,00026
0,00154
0,0058
7
0,00026
0,00154
0,0058
8
0,00031
0,00183
0,00689
Total
0,64368
3,86206
14,5287
Tabel. Komposisi Bahan Masuk, Bereaksi dan Keluar Komponen
Masuk (kgmol/jam)
N2 dari udara
14,2869304
14,52869304
N2 dari fuel gas CO2
0,006103328
0.006103328
CH4
Bereaksi (kgmol/jam)
0,003372892 1,585901669
Terbentuk (kgmol/jam)
1.613366646 1,585901669
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
Keluar (kgmol/jam)
1,616739538
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
C2H6
0,006745784
0,006745784
C3H8
0,002730436
0,002730436
i-C4H10
0,000642456
0,000642456
n-C4H10
0,000160614
0,000160614
i-C5H12
0,000160614
0,000160614
n-C5H12
0,000160614
0,000160614
0,000160614
0,000160614
3,862057643
3,218381369
C6H14 O2 H2O
c.
0,643676274 3,210029446
3,210029446
Perhitungan nilai panas masuk (Qin) pada burner T = 32ºC = 305K
Analog dengan perhitungan pada reaktor. Hasil perhitungan ditampilkan pada tabel. Tabel. Nilai Q Masuk Pada Masing-Masing Komponen. komponen H2O CO2 CH4 C2H6 C3H8 i-C4H10 n-C4H10 i-C5H10 n-C5H10 C6H14 O2 N2 dari udara N2 dr fuel gas Total
ΔH in 707.0722073 32.9391403 -95865.45634 -22604.24154 -5694.560384 -5708.560384 -5708.560384 -5722.560384 -56364869.45 585.8521247 7794.879 7482.264 13.70818773
flow rate 0 0.003372892 1.58591669 0.006745784 0.002730436 0.000642456 0.000160614 0.000160614 0.000160614 0.000160614 3.862057643 14.52869304 0.00613328
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
Q in 0 0.111100163 -152034.6272 -152.4833309 -15.54863268 -3.66749887 -0.916874718 -0.919123314 -9052.987141 0.094096053 30104.27202 108707.5169 0.084076154 138933.9115
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
d.
Menghitung nilai panas reaksi pada burner dari fuel gas Contoh perhitungan QºR pada reaksi ke-1
QºR = massa bahan bakar yang dibakar × ∆HC 298 = 1,585901669 × (802300) KJ/kgmol = 1272368,909 kJ/jam
Hasil perhitungan QºR ditampilkan pada tabel. Tabel. QºR Pada Masing-Masing Reaksi Komponen
∆HC 298 (kJ/kgmol)
Flow rate (kgmol/jam)
CH4
802300
1,585901669
1272368,909
C2H6
1428600
0,006745784
9637,027022
C3H8
2043100
0,002730436
5578,553792
i-C4H10
2649000
0,000642456
1701,865944
n-C4H10
2657500
0,000160614
426,831705
i-C5H12
3250400
0,000160614
522,0597456
n-C5H12
3250400
0,000160614
522,0597456
C6H14
4109000
0,000160614
659,962926
Total
e.
Nilai panas fuel gas keluar burner
Analog dengan cara perhitungan di reaktor Data suhu Tout = 1370 = 1643 K
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
QºR (KJ/jam)
1291417,27
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
Tabel. Nilai Q Keluar Burner Pada Masing-Masing Komponen Komponen
∆Hout 298 (kJ/kgmol)
Flow rate (kgmol/jam)
Qout (kJ/jam)
N2
-21001.3292
14,52869304
-305122
O2
-23220.4510
0,643676274
-14946.5
CO2
-22570.9864
1,616739538
-36491.4
H2O
-13731.4287
3,210029446
-44078.3
Total
-400638
Q burner dari fuel gas = Qout flue gas + QºR + Qin flue gas = -400638 + 1291417,27 + 138933,9115 = 1029725.232 kJ/jam Komponen
Q in
Q out
KCl
570378.93
-216821.505
H2SO4
2018744.5
-55708500.8
Fuel Gas
138933,9115
-400638
HCl
-118266.974
K2SO4
59910358.2
Total
2728057.34
Loss
738073.579
TOTAL
3466130.921
3466130.921
Perhitungan Effisiensi Panas Contoh perhitungan digunakan pada kondisi aktual
η=
x 100%
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
LaporanKerja Praktek Pabrik ZK Departemen Produksi II B PT. Petrokimia Gresik – Jawa Timur
=
x 100%
η = 71.67 %
Panas yang hilang
= =
(-Q fuel dari burner) (
= -738073.579kJ/jam
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 2016
)
View more...
Comments