Laporan Uji Brazilian Mekbat
June 22, 2019 | Author: Bayu Perdana Putra | Category: N/A
Short Description
xs...
Description
LAPORAN PRATIKUM MEKANIKA BATUAN
Oleh :
RAFKI PERDIANO 08/00699
TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010
A.
TUJUAN Tujuan dari dilakukanya pratikum uji Brazilian Kuat Tarik supaya mahasisiwa dapat : 1. Mengetahui kuat tarik percontohan batu secara tidak langsung 2. Dapat menggunakan alat mesin tekan secara benar 3. Menghitung rata-rata kuat tarik dari 3 sampel percontohan.
B.
TEORI Pengujian kuat tarik / Brazilian di lakukan untuk mengetahui kuat tarik ( tensile strength )
dari percontoh batu berbentuk silinder secara tidak langsung. Alat yang di gunakan ialah mesintekan sama seperti pada pengujian kuat tekan, bedanya pada pengujian kuat tarik tidak menggunakan stopwatch atau penghitung waktu. P
P
2R
H
Rumus :
τ
=
Ket : P = gaya = 3,14
r = Jari-jari sampel h = Ketinggian sampel C.
D.
PERALATAN DAN BAHAN 1.
Sampel Percontohan
2.
Jangka Sorong
3.
Mesin Tekan
LANGKAH KERJA
PROSEDUR PENGUJIAN 1. Letakkan percontoh batu di tengah-tengah plot tekan 2. Tekan plot agar percontoh batuan bersentuhan dengan kedua plot tekan 3. Kemudian hidupkan mesin tekan, posisikan pada angka 0 4. Selanjutnya perhatikan mesin jarumnya akan bergerak amati pada posisi berapa maksimum percontoh batu pecah 5. Masukkan data ke (P) atau gaya yang di butuhkan hingga percontohan batuan tadi pecah 6. Kemudian bersihkan percontoh batuan yang pecah tadi di atas plot tekan untuk percobaan selanjutnya. 7. Analisis data berdasarkan rumus :
τ=
E.
DATA PERCOBAAN DAN ANALISIS DATA
Percontohan Batu besar : No
h (cm)
D (cm)
P (kg)
(kg/cm²)
1
2,63
5,47
560
22,79
2
2,92
5,49
650
25,83
3
2,41
5,47
540
26,09
4
2,71
5,45
400
17,25
5
2,53
5,50
480
21,97
6
2,62
5,50
430
19,01
Percontohan Batu Kecil :
F.
No
h (cm)
D (cm)
P (kg)
(kg/cm²)
1
2,25
4,31
240
13,76
2
2,55
4,37
210
12,00
3
2,92
4,32
250
12,62
4
2,56
4,45
410
20,52
5
2,10
4,47
320
21,71
6
2,64
4,43
340
18,52
ANALISIS DATA
Percontohan Batu besar : 1. τ
= = =
24,79 kg/cm² = 2,47 MPa
2. τ =
=
=
25,82 kg/cm² = 2,58 MPa
3. τ =
=
= 4.
τ
26,09 kg/cm² = 2,61 MPa
=
=
= 5.
τ
17,25 kg/cm² = 1,72 MPa
=
=
=
6. τ =
21,97 kg/cm² = 2,19 MPa
= =
19,01 kg/cm² = 1,90 MPa
τ rata-rata
= = =
τ ττ τττ
= 22,48 kg/cm² = 2,24 MPa Percontohan Batu Kecil : 1.
τ
= =
= 2.
τ
= =
15,76 kg/cm² = 1,57 MPa
= 3.
τ
= =
12,00 kg/cm² = 1,20 MPa
= 4.
τ
= =
12,62 kg/cm² = 1,26 MPa
= 5.
τ
= =
22,92 kg/cm² = 2,29 MPa
= 6.
τ
= = =
21,71 kg/cm² = 2,17 MPa
18,51 kg/cm² = 1,85 MPa
τ rata-rata
= = =
τ ττ τττ
= 17,25 kg/cm² = 1,72 MPa
G.
KESIMPULAN
1. Beda pengujian kuat tekan dan pengujian Brazilian terletak pada penggunaan stopwatch. 2. Harga regangan pada saat percontoh batu hancur di definisikan sebagai kuat tekan uniaksial percontoh batu. 3. Ketika bahan atau sampel di tekan dengan mesin tekan, sampel akan mengembang pada arah lateral, karena batu ( sampel ) bertambah pendek. 4. Nilai rata-rata batuan besar τ = 2,24 MPa 5. Nilai rata-rata batuan kecil τ = 1,72 MPa
Padang, 19 April 2010 Dosen Mata Kuliah
Drs. Bambang Heriyadi, MT
Penulis
Rafki Perdiano Nim: 00699/08
View more...
Comments