Laporan Uji Aktivitas Bahan Anti Mikroba

February 20, 2018 | Author: Frizka Syaidatu Dhinar | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

uji aktivitas...

Description

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Hari/Tanggal: Sabtu, 18 Oktober 2014 Waktu : 09.00 – 13.00 WIB. PJP : 1. Ivone Wulandari, Ssi, Msi 2. Muhammad Arif S. Pi Asisten : 1. Ade Setiawan A. Md 2. Embun Novita A. Md

UJI AKTIVITAS BAHAN ANTI MIKROBA Kelompok 4 Frizka Syaidatu Dhinar

J3L213106

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang memiliki aktivitas yang berupa tumbuh dan berkembang. Kadang kala pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme ini terganggu. Hal ini dapat dipengaruhi baik dari mikroba itu sendiri ataupun dari luar. Salah satu pengaruh yang paling berkompoten adalah antimikroba. Anti mikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain disebut juga antibiotika yaitu bahanbahan yang bersumber hayati yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup (Gobel 2008). Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptik, sterilizer, sanitizer dan sebagainya (Lutfi 2004). Mekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok, diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabilitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembang biakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotik dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme tertentu yang mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi mikroba yang digunakan (Soekardjo 1995). Antibiotik diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo 1995). Suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resisten parasit. Sehingga memungkinkan mikroba yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar 1986).

1.2

Tujuan

Percobaan ini bertujuan mengamati pengaruh berbagai bahan antimikroba terhadap viabilitas bakteri.

II Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan ialah batang penyebar, pipet, cawan petri, dan pembakar spirtus. Bahan-bahan yang digunakan ialah larutan fisiologis, biakan cair bakteri Aeromonas dan Bacillus sp, larutan anti septik (hand soap), larutan antibiotic (penisilin dan streptomisin), dan larutan ekstrak sereh.

III Prosedur Kerja Dua buah cawan petri yang berisi media PCA diberi label pada masingmasing cawan dengan nama mikroba uji yang diinokulasikan. Percobaan ini menggunakan bakteri Aeromonas dan Bacillus sp. Sebanyak 0,1 mL suspensi bakteri diambil, diteteskan pada media PCA dan kemudian disebar secara merata menggunakan batang penyebar (satu media PCA untuk satu macam bakteri). Pinset dibakar sebentar di atas nyala api, kertas saring diambil dengan pinset satu persatu. Kertas saring I dicelupkan ke dalam larutan fisiologis dan diletakkan di atas media PCA yang telah disebari biakan bakteri. Kertas saring II dicelupkan ke dalam larutan antibiotik dan diletakkan pada cawan petri yang sama dengan jarak tertentu, dilakukan hal yang sama untuk jenis antibakteri yang lain. Setelah itu dilakukan inkubasi pada suhu kamar selama 24 jam. Perubahan yang terjadi diamati dan diukur diameter daerah bening yang timbul

IV Hasil Pengamatan dan Data 4.1 Hasil Pengamatan Tabel 1 Data uji aktivitas bahan anti mikroba No Sampel Spektrum kerja

1 2 3 4 5

Larfis Penisilin (G) Streptomisin (T) Hand soap (A) Ekstrak sereh (S)

Diameter Zona Bening (cm) Bacillus Aeromonas 1 -

Keterangan

Bacillus Luas

Aeromonas -

Luas

-

1,5

-

Bakteriostatik

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Bakteriostatik

Penisilin

Hand soap

Streptomisisn

Ekstrak sereh Gambar 1 Uji aktivitas bahan anti mikroba pada bakteri Bacillus sp

Penisilin

Hand soap

Streptomisisn

Ekstrak sereh Gambar 2 Uji aktivitas bahan anti mikroba pada bakteri Aeromonas

4.2 Pembahasan Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak, menghambat pertumbuhan dari mikroba. Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau merusak protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan antimikroba bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri, mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain (Widjajanti 1996). Percobaan ini dilakukan pada bahan uji fisiologis 0,85%, larutan anti septik (hand soap), larutan antibiotik (penisilin dan streptomisin), dan larutan ekstrak sereh. Larutan fisiologis 0,85 % yang berisi larutan garam NaCl 0,85 % hanya berfungsi sebagai pembanding dengan bahan antimikroba lainnya. Bakteri yang digunakan yaitu bakteri Aeromonas dan bakteri Bacillus sp. Praktikum ini dilakukan dengan menyebarkan mikroba pada kultur jaringan (media PCA) dan menempelkaan bahan uji tersebut. Penempelan bahan uji dilakukan dengan mencelupkan kertas saring pada bahan uji. Kertas saring tersebut ditempelkan dan diusahakan jangan sampai melebar saat pemempelan. Bakteri diinkubasi selama 24 jam. Setelah dibiarkan mikroba tersebut yang menyebar pada permukaan media akan berkembangbiak menjadi koloni. Namun karena adanya bahan uji akan terbentuk permukaan yang bening dengan tidak adanya mikroba yang tumbuh. Zona bening tersebut adalah area perkembangan aktivitas bahan antimikroba terhadap bakteri yang ada di sekitarnya. Uji ini akan menunjukkan bahan yang diujikan mampu menghambat pertumbuhan mikroba dari diameter yang terbentuk Hasil percobaan menunjukkan bahwa penisilin pada bakteri Bacillus sp menghasilkan zona bening dengan diameter 1 cm dan Streptomisin menghasilkan zona bening dengan diameter 1,5 cm. hal ini menunjukkan bahwa penicillin dan streptomisin merupakan bahan antimikroba yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus sp, sedangkan anti septic (Hand soap) dan ekstrak sereh tidak cocok untuk penghambat pertumbuhan bakteri Bacillus sp karena tidak dapat menghasilkan zona bening. Penisilin dan streptomisin mempunyai sifat bakterisida penisilin normal, disebut antibiotika berspektrum luas karena antibiotik ini efektif terhadap banyak bakteri, baik gram-negatif maupun grampositif, dan lebih aktif melawan infeksi bakteri gram negatif dan enterokokal. Percobaan aktivitas bahan anti mikroba pada bakteri Aeromonas gagal dilakukan karena cawan petri untuk bakteri Aeromonas setelah diinkubasi tetap bening dan bersih. Hal ini dapat disebabkan ketika menyebar bakteri pada media PCA, batang penyebar yang digunakan masih panas setelah dilakukan sterilisasi diatas api bunsen, sehingga mengakibatkan bakteri menjadi mati. Penisilin merupakan antibiotic potensial yang dihasilkan Penicillium notatum. Penisilin ditemukan oleh Alexander Flameng pada tahun 1938 dan merupakan antibiotik pertama yang dipakai untuk mengobati infeksi pada manusia. Mekanisme antibiotik Penisilin ialah mencegah transpeptidasi asam Nasetilmuramat menyebabkan struktur peptidoglikan yang lemah. Efek samping yang ditimbulkan adalah resisten penisilin dan reaksi alergi. Mekanisme antibiotik streptomisin ialah afinitas terhadap ribosom bakteri menyebabkan salah baca kodon pada mRNA sehingga menggangu sintesis protein. Efek samping yang ditimbulkan kerusakan pada syaraf misalnya tuli (Sunatmo 2007). Resistensi bakteri terhadap antibiotik adalah kemampuan alamiah bakteri untuk mempertahankan diri terhadap efek antibiotik. Antibiotik menjadi kurang

efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri. Bakteri yang menjadi target operasi antibiotik beradaptasi secara alami untuk menjadi “resisten” dan tetap melanjutkan pertumbuhan demi kelangsungan hidup meski dengan kehadiran antibiotik. Secara garis besar resistensi bakteri terhadap antibiotik melalui tiga mekanisme. Pertama, terjadi mutasi pada porin (lubanglubang kecil) yang terdapat pada dinding luar bakteri. Porin ini merupakan suatu jalur bagi antibiotik untuk masuk dan secara efektif menghentikan pertumbuhan bakteri. Akibat mutasi yang terjadi pada porin, antibiotik tidak lagi dapat mencapai tempat kerjanya di dalam sel bakteri. Kedua, adanya inaktivasi antibiotik. Mekanisme ini mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik golongan aminoglikosida dan beta laktam karena bakteri mampu membuat enzim yang merusak kedua golongan antibiotik tersebut. Ketiga, terjadi pengubahan tempat ikatan antibiotik oleh bakteri sehingga antibiotik tidak mampu lagi untuk berikatan dengan bakteri sebagai upaya menghentikan pertumbuhan bakteri tersebut. Tanah merupakan habitat berbagai mikroorganisme yang menghasilkan antibiotik yang mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Mikroorganisme penghasil antibiotik yang secara menis sangat bermanfaat berasal dari Streptomyces, Bacillus, Penicillium, dan Cephalosporium. Sampai saat ini banyak tanah di belaham bumi telah dieksplorasi dan kini masih berlanjut untuk mendapatkan mikroorganisme penghasil antibiotik baru yang potensial, di pihak lain mikrobiologi industri memusatkan perhatian pada modifikasi kimiawi dari substansi antibiotik yang ada. Hal ini berlangsung dengan menambah atau mengganti rantai samping, menyusun kembali ikatan intramolekular atau menghasilkan muatan yang menghasilkan antibiotikyang lebih potensial. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi resistensi mikroorganisme terhadap antibiotik, mengurangi efek samping yang akan diakibatkan pada inang dan meningkatkan efektifitas spectrum antibiotik (Sunatmo 2007).

V Simpulan Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penicillin dan streptomisin merupakan bahan antimikroba yang cocok untuk menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus sp, sedangkan antiseptik (Hand soap) dan ekstrak sereh tidak cocok untuk penghambat pertumbuhan bakteri Bacilluss karena tidak dapat menghasilkan zona bening

Daftar Pustaka Gobel, RB. 2008. Mikrobiologi Umum dalam Praktek. Makassar: Universitas Hasanudin. Lutfi, Ahmad, 2004, Kimia Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. Soekardjo, Siswandono B. 1995. Kimia Medisinal. Jakarta: Universitas Airlangga Press.

Sunatmo, Tedja Imas. 2007. Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium. Jakarta: Ardy Agency. Widjajanti, U, Nuraini. 1996. Obat-obatan. Yogyakarta: Kanisus.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF