Laporan Tutorial Traumatologi Ske 2

April 28, 2019 | Author: Amanda Diah Maharani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

1...

Description

BAB I SKENARIO Nyeri Pinggang dan Tidak Bisa Kencing

Dokter IGD menerima pasien rujukan dari puskesmas, pasien seorang lakilaki, berusia 35 tahun. Sekitar 6 jam sebelumnya, pasien mengendarai sepeda motor motor sambil bertelepon. bertelepon. Saat ada becak yang menyeberang menyeberang jalan, karena kaget, saat saat kece kecepat patan an tingg tinggii pasie pasien, n, pasie pasien n mena menabr brak ak poho pohon n kare karena na berm bermak aksu sud d menghindari becak. asien terbentur setang motor pada pinggang kanan, lalu jatuh ke tanah dengan dengan panggul membentur membentur batu besar. asien asien sadar dan tampak pucat, mengeluh nyeri pada pinggang dan perut bagian ba!ah, dan tidak bisa kencing.  "amun dokter tetap tidak melakukan kateterisasi. Dari pemeriksaan dokter IGD didapatkan kesadaran G#S $5, pupil isokor, %e&lek cahay '()(*, lateralisasi '-*. +alan na&as bebas. Didapatkan ital sign "adi $/ 0)menit, tekanan darah 1/)6/ mm2g, suhu 36 /#, akral dingin dan lembab %%   0)menit. 4erdapat jejas pada region lumbalde0tra, nyeri ketok costoertebral '(*, keluar darah dari ori&icium urethra e0ternum, serta terdapat hematom pada region  perineum. Dari pemeriksaan rectal toucher, didapatkan prostat melayang. Dalam  pemeriksaan stabilitas pelis, tes kompresi '(*, tes distraksi '(*. Dokter Dokter melengkapi melengkapi pemeriksaan pemeriksaan penunjang penunjang kemudian kemudian mengkonsul mengkonsulkan kan  pasien pada dokter spesialis yang berkaitan untuk menangani kasus kasus ini.

$

BAB II SEVEN JUMP

2.1 Klariikas Klariikasii Is!ila"

a. 4es 4es kompresi kompresi adalah adalah suatu suatu pemeriksaan pemeriksaan dimana pasien dibaringkan dibaringkan dan mendapatkan tekanan gunanya untuk menilai adanya &raktur lateral.  b. 4es 4es distraksi yaitu salah satu test stabilitas pelis untuk menilai stabilitas anteroposterior. c. Stabilitas Stabilitas elis elis terdap terdapat at  macam. macam. Stabilitas Stabilitas anterop anteroposterio osteriorr dan ertikal. Stabilitas anteroposterior krista illiaca ditekan ke arah  posterior dan anterior. Stabilitas ertikal ertikal di salah satu tungkai tungkai pelis nya di traksi. d. rostat rostat melayang melayang yaitu yaitu prostat prostat pada pada palpasi palpasi 'colok 'colok dubur* dubur* tidak tidak teraba, dapat disebabkan karena hematoma e. kral Dingin Dingin adalah adalah ujung ujung telapak tangan tangan dan kaki teraba dingin dingin diba!ah suhu tubuh normal. enurunan suhu dapat mengindikasikan terjadinya syok  &. "yeri ketok 7osto ertebral merupakan merupakan pemerik pemeriksaan saan &isik &isik berupa berupa  perkusi pada sudut kostoertebral. ositi& ditemukan pada kasus  pielone&ritis.

2.2 Mer#$#ska Mer#$#skan n Masala" Masala" a. 8agaimana 8agaimana pengaru pengaruh h usia usia dan jenis kelamin kelamin terhadap terhadap kejadian kejadian trauma trauma

abdomen dan pelis9  b. 8agaimana interpretasi pemeriksaaan &isik regio lumbal de0tra sehingga tidak dilakukan kateterisasi9 c. pakah pakah ganggua gangguan n yang yang menyebabk menyebabkan an pasien pasien mengelu mengeluh h nyeri nyeri pada pada  pinggang dan tidak bisa kencing9 d. 8agaimana 8agaimana interpreta interpretasi si hasil ital sign sign dan tanda lain lain pada pada skenario9 skenario9 8agaimana pato&isiologinya9 e. 8agaimana 8agaimana hubun hubungan gan nyeri pada ketok kostoerteb kostoertebral ral dengan dengan



 perdarahan dan hematom9 &. emerik emeriksaan saan enunj enunjang ang apa yang yang dibu dibutuh tuhkan kan99 g. pakah pakah 2ubungan 2ubungan ditemukan ditemukan hematom hematom pada perineu perineum m dengan dengan keluhan pasien9 h. pakah pakah makna makna dari tes tes stabilitas stabilitas pelis pelis dan dan hubunga hubungannya nnya dengan dengan i.

keluhan pada pasien9 7eluha 7eluhan n nyeri nyeri pinggan pinggang g di ba!ah, ba!ah, :enga :engapa pa pasien pasien diperi diperiksa ksa

 pemeriksaan pupil dan re&leks cahaya dan lateralisasi9  j. 8agaiamana golden periode dalam penatalaksanaan pada kasus ini9 k. Sebera Seberapa pa besar preal prealensi ensi kecela kecelakaan kaan)) trauma trauma pelis9 pelis9 l. 8aga 8agaim iman anaa rosed rosedur ur %ect %ectal al 4o 4ouche9 uche9 2.% &#ra" Penda'a! Penda'a! Ke$#ngkinan Ke$#ngkinan (i')!esis (i')!esis a. In!er'r In!er're!a e!asi si 'e$eriksaa 'e$eriksaaan an isik isik regi) regi) l#$*al de+!r de+!ra a se"ingga se"ingga !idak dilak#kan ka!e!erisasi ka!e!erisasi pabila keluar darah pada meatus e0ternus terdapat robekan urethra,

terdapat trias a. nuria  b. ditemukan darah di meatus uretra e0ternus c. ;rakur pel pel is 7lasi&ikasi secara klinis . 4rauma posterior  4erjadi 4erjadi di pars spongiosa, terjadinya 8. trauma anterior 'berada di bagian prostat* akan terjadi &raktur pelis. 4rauma ginjal $. 7ontusio, perdarahan di dalam tanpa kerusakan kapsul . NOSIS

G:8%" 7NOSIS

Dengan

&ollo!-up

yang

dilakukan

secara

hati-hati,

kebanyakan kasus ruptur ginjal memiliki prognosis yang baik, dengan proses penyembuhan yang berlangsung secara spontan dan

mengembalikan

&ungsi

ginjal.

enga!asan

terhadap

excretory urography dan tekanan darah juga dapat menjamin deteksi dan manajemen yang tepat akan kejadian hidrone&rosis dan hipertensi. %. R#'!#r Ure!"ra I.

ETIO7O>I

3$

4rauma tumpul merupakan penyebab dari sebagian besar  cedera pada uretra pars posterior. :enurut sejarahnya, banyak  cedera semacam ini yang berhubungan dengan kecelakaan di  pabrik atau pertambangan. kan tetapi, karena perbaikan dalam hal keselamatan pekerja pabrik telah menggeser penyebab cedera ini dan menyebabkan peningkatan pada cedera yang berhubungan kecelakaan lalu lintas. Gangguan pada uretra terjadi sekitar $/A dari &raktur pelis tetapi hampir semua gangguan pada uretra membranasea yang berhubungan dengan trauma tumpul terjadi  bersamaan &raktur pelis. ;raktur yang mengenai ramus atau sim&isis pubis dan menimbulkan kerusakan pada cincin pelis, menyebabkan robekan uretra pars prostato-membranasea. ;raktur   pelis dan robekan pembuluh darah yang berada di dalam kaum  pelis menyebabkan hematoma yang luas di kaum retMius sehingga jika ligamentum pubo-prostatikum ikut terobek, prostat  berada buli-buli akan terangkat ke kranial. ;raktur

pelis yang menyebabkan gangguan uretra

 biasanya penyebab sekunder karena kecelakaan kendaraan  bermotor '6A-A* atau jauh dari ketinggian dan tulang pelis hancur '6A-5A*. ejalan kaki lebih beresiko, mengalami cedera uretra karena &raktur pelis pada kecelakaan bermotor dari pada  pengendara.

II.

EPI5EMIO7O>I

;raktur pelis merupakan penyebab utama terjadinya ruptur uretra posterior dengan angka kejadian / per $//.///  populasi dan penyebab utama terjadinya &raktur pelis adalah kecelakaan bermotor '$5,5A*, diikuti oleh cedera pejalan kaki '$3,A*, jatuh dari ketinggian lebih dari $5 kaki '$3A*, kecelakaan pada penumpang mobil '$/,A* dan kecelakaan kerja '6A*. ;raktur pelis merupakan salah satu tanda bah!a telah terjadi cedera intraabdominal ataupun cedera urogenitalia yang

3

kira-kira terjadi pada $5-/A pasien. #edera organ terbanyak   pada &raktur pelis adalah pada uretra posterior '5,A-$,6A*, diikuti oleh cedera hati '6,$A-$/,A* dan cedera limpa '5,A5,A*. ngka kejadian cedera uretra yang dihubungkan dengan &raktur pelis kebanyakan ditemukan pada a!al dekade keempat, dengan umur rata-rata 33 tahun. ada anak '>$ tahun* angka kejadiannya sekitar A. 4erdapat perbedaan persentasi angka kejadian &raktur pelis yang menyebabkan cedera uretra pada anak dan de!asa. ;raktur pelis pada anak sekitar 56A kasus yang merupakan resiko tinggi untuk terjadinya cedera uretra. 4rauma uretra lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding !anita, perbedaan ini disebabkan karena uretra !anita pendek, lebih mobilitas dan mempunyai ligamentum pubis yang tidak  kaku.

III.

MEKANISME TRAUMA

#edera uretra terjadi sebagai akibat dari adanya gaya geser   pada prostato"e"branosa junction sehingga prostat terlepas dari &iksasi pada dia&ragma urogenitalia. Dengan adanya pergeseran  prostat, maka uretra pars membranasea teregang dengan cepat dan kuat. retra posterior di&iksasi pada dua tempat yaitu &iksasi uretra pars membranasea pada ramus ischiopubis oleh dia&ragma urogenitalia dan uretra pars prostatika ke simphisis oleh ligamentum puboprostatikum.

IV.

K7ASI4IKASI

:elalui gambaran uretrogram, #olapinto dan :c#ollum '$1F6* membagi derajat cedera uretra dalam 3 jenis  $. retra posterior masih utuh dan hanya mengalami stretching 'perengangan*. ;oto uretrogram tidak menunjukkan adanya ekstraasasi, dan uretra hanya tampak memanjang

33

. retra posterior terputus pada perbatasan prostate-membranasea, sedangkan dia&ragma urogenitalia masih utuh. ;oto uretrogram menunjukkan ekstraasai kontras yang masih terbatas di atas dia&ragma 3. retra posterior, dia&ragma urogenitalis, dan uretra pars bulbosa sebelah proksimal ikut rusak. ;oto uretrogram menunjukkan ekstasasi kontras meluas hingga di ba!ah dia&ragma sampai ke  perineum.

V.

>AMBARAN K7INIS

ada ruptur uretra posterior terdapat tanda patah tulang  pelis. ada daerah suprapubik dan abdomen bagian ba!ah, dijumpai jejas hematom, dan nyeri tekan. 8ila disertai ruptur kandung kemih, bisa dijumpai tanda rangsangan peritoneum. asien biasanya mengeluh tidak bisa kencing dan sakit pada daerah perut bagian ba!ah. 7emungkinan terjadinya cedera uretra posterior harus segera dicurigai pada pasien yang telah didiagnosis &raktur pelis. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, beberapa jenis &raktur pelis lebih sering berhubungan dengan cedera uretra  posterior dan terlihat pada FA sampai 13A kasus. kan tetapi,  banyaknya darah pada meatus uretra tidak berhubungan dengan  beratnya cedera. 4eraba buli-buli yang cembung 'distended*, urin tidak bisa keluar dari kandung kemih atau memar pada perineum atau ekimosis perineal merupakan tanda tambahan yang merujuk   pada gangguan uretra. 4rias diagnostik dari gangguan uretra  prostatomembranosa adalah &raktur pelis, darah pada meatus dan urin tidak bisa keluar dari kandung kemih. 7eluarnya darah dari ostium uretra eksterna merupakan tanda yang paling penting dari kerusakan uretra. ada kerusakan uretra tidak diperbolehkan melakukan pemasangan kateter, karena dapat menyebabkan in&eksi pada periprostatik dan periesical dan

3

konersi dari incomplete laserasi menjadi complete laserasi. #edera uretra karena pemasangan kateter dapat menyebabkan obstuksi karena edema dan bekuan darah. bses periuretral atau sepsis dapat mengakibatkan demam. Bkstraasasi urin dengan atau tanpa darah dapat meluas jauh tergantung &ascia yang rusak. ada

ekstraasasi

ini

mudah

timbul

in&iltrat

urin

yang

mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi in&eksi. danya darah pada ostium uretra eksterna mengindikasikan  pentingnya uretrogra&i untuk menegakkan diagnosis. ada pemeriksaan rektum bisa didapatkan hematoma pada  pelis dengan pengeseran prostat ke superior. 8agaimanapun  pemeriksaan

rektum

dapat

diinprestasikan

salah,

karena

hematoma pelis bisa mirip denagan prostat pada palpasi. ergeseran prostat ke superior tidak ditemukan jika ligament  puboprostikum

tetap

utuh.

Disrupsi

parsial

dari

uretra

membranasea tidak disertai oleh pergeseran prostat. rostat

dan

buli-buli

terpisah dengan

uretra

pars

membranasea dan terdorong ke atas oleh penyebaran dari hematoma pada pelis.  +igh riding prostat  merupakan tanda klasik yang biasa ditemukan pada ruptur uretra posterior. 2ematoma pada pelis, ditambah dengan &raktur pelis kadangkadang menghalangi palpasi yang adekuat pada prostat yang ukurannya kecil. Sebaliknya terkadang apa yang dipikirkan sebagai prostat yang normal mungkin adalah hematoma pada  pelis. emeriksaan rektal lebih penting untuk mengetahui ada tidaknya jejas pada rektal yang dapat dihubungkan dengan &raktur   pelis. Darah yang ditemukan pada jari pemeriksa menunjukkan adanya suatu jejas pada lokasi yang diperiksa.

VI.

PENATA7AKSANAAN

Bmergency Syok dan pendarahan harus diatasi, serta pemberian

35

antibiotik dan obat-obat analgesik. asien dengan kontusio atau laserasi dan masih dapat kencing, tidak perlu menggunakan alatalat atau manipulasi tapi jika tidak bisa kencing dan tidak ada ekstraasasi pada uretrosistogram, pemasangan kateter harus dilakukan dengan lubrikan yang adekuat. 8ila

ruptur

uretra

posterior

tidak

disertai

cedera

intraabdomen dan organ lain, cukup dilakukan sistotomi. %eparasi uretra

dilakukan

-3

hari

kemudian

dengan

melakukan

anastomosis ujung ke ujung, dan pemasangan kateter silicon selama 3 minggu. embedahan

Bkstraasasi pada uretrosistogram mengindikasikan pembedahan. 7ateter uretra harus dihindari. $.  ,""ediate "anage"ent  enanganan a!al terdiri dari sistostomi suprapubik untuk  drainase urin. Insisi midline pada abdomen bagian ba!ah dibuat untuk menghindari pendarahan yang banyak pada pelis. 8uli buli dan prostat biasanya eleasi kearah superior oleh pendarahan yang luas pada periprostatik dan periesikal. 8uli-buli sering distensi oleh akumulasi olume urin yang banyak selama periode resusitasi dan persiapan operasi. rin sering bersih dan bebas dari darah, tetapi mungkin terdapat  gross  hematuria. 8uli-buli harus dibuka pada garis midline dan diinspeksi untuk laserasi dan jika ada, laserasi harus ditutup dengan benang yang dapat diabsorpsi dan pemasangan tube sistotomi untuk drainase urin. Sistotomi suprapubik dipertahankan selama 3 bulan. emasangan ini membolehkan resolusi dari hematoma pada pelis, dan prostat N  buli-buli akan kembali secara perlahan ke posisi anatominya. 8ila disertai cedera organ lain sehingga tidak mungkin dilakukan reparasi - 3 hari kemudian, sebaiknya dipasang kateter  secara langsir 'railroading*.

36

.  -elayed urethral reconstruction %ekonstruksi

uretra

setelah

disposisi

prostat

dapat

dikerjakan dalam 3 bulan, diduga pada saat ini tidak ada abses  pelis atau bukti lain dari in&eksi pelis. Sebelum rekonstuksi, dilakukan kombinasi sistogram dan uretrogram untuk menentukan  panjang sebenarnya dari striktur uretra. anjang striktur biasanya $- cm dan lokasinya dibelakang dari tulang pubis. :etode yang dipilih adalah K singlestage reconstructionL pada ruptur uretra dengan eksisi langsung pada daerah striktur dan anastomosis uretra pars bulbosa ke apeks prostat lalu dipasang kateter uretra ukuran $6 ; melalui sistotomi suprapubik. 7ira-kira $ bulan setelah rekonstuksi, kateter uretra dapat dilepas. Sebelumnya dilakukan sistogram, jika sistogram memperlihatkan uretra utuh dan tidak ada ekstraasasi, kateter suprapubik dapat dilepas. +ika masih ada ekstraasasi atau striktur, kateter suprapubik harus dipertahankan. retrogram dilakukan kembali dalam  bulan untuk melihat perkembangan striktur.

3.  ,""ediate urethral realign"ent  8eberapa

ahli

bedah

lebih

suka

untuk

langsung

memperbaiki uretra. erdarahan dan hematoma sekitar ruptur  merupakan masalah teknis. 4imbulnya striktur, impotensi, dan inkotinensia lebih tinggi dari i""ediate cystoto"y  dan delayed  reconstruction. Halaupun demikian beberapa penulis melaporkan keberhasilan dengan i""ediate urethral realign"ent .

VII.

KOMP7IKASI

Striktur, impotensi, dan inkotinensia urin merupakan komplikasi rupture prostatomembranosa paling berat yang disebabkan trauma pada sistem urinaria. Striktur yang mengikuti  perbaikan primer dan anastomosis terjadi sekitar 5/A dari kasus.

3F

+ika dilakukan sistotomi suprapubik, dengan pendekatan K delayed  repair L maka insidens striktur dapat dikurangi sampai sekitar 5A. Insidens impotensi setelah K pri"ary repair L , sekitar 3/-/A 'rata-rata sekitar 5/A*. 2al ini dapat dikurangi hingga 3/-35A dengan drainase suprapubik pada rekontruksi uretra tertunda. +umlah pasien yang mengalami inkotinensia urin > A biasanya  bersamaan dengan &raktur tulang sakrum yang berat dan cedera nerus S-.

VIII. PRO>NOSIS

+ika komplikasinya dapat dihindari, prognosisnya sangat  baik. In&eksi saluran kemih akan teratasi dengan penatalaksaan yang sesuai.

%4% %B4% "4B%I@%  I.

ETIO7O>I

retra anterior adalah bagian distal dari dia&ragma urogenitalia. traddle injury dapat menyebabkan laserasi atau contusion dari uretra. Instrumentasi atau iatrogenik dapat menyebabkan disrupsi parsial. #edera uretra anterior secara khas disebabkan oleh cedera langsung pada pelis dan uretra. Secara klasik, cedera uretra anterior disebabkan oleh  straddle injury atau tendangan atau  pukulan pada daerah perineum, dimana uretra pars bulbosa terjepit diantara tulang pubis dan benda tumpul. #edera tembus uretra 'luka tembak atau luka tusuk* dapat juga menyebabkan cedera uretra anterior. enyebab lain dari cedera uretra anterior  adalah trauma

penis yang

berat, trauma

kateterisasi, atau masuk benda asing. II.

MEKANISME TRAUMA

3

iatrogenic

dari

4rauma tumpul atau tembus dapat menyebabkan cedera uretra anterior. 4rauma tumpul adalah diagnosis yang sering dan cedera pada segmen uretra pars bulbosa paling sering '5A*, karena &iksasi uretra pars bulbosa diba!ah dari tulang pubis, tidak  seperti uretra pars pendulosa yang mobile. 4rauma tumpul pada uretra pars bulbosa biasanya disebabkan oleh  straddle injury atau trauma pada daerah perineum. retra pars bulbosa terjepit diantara ramus in&erior pubis dan benda tumpul, menyebabkan memar atau laserasi pada uretra. 4idak

s eperti

c edera

pada

uretra

pars

 prostatomembranous, 4rauma tumpul uretra anterior jarang  berhubungan dengan trauma organ lainnya. 7enyataannya,  straddle injury menimbulkan cedera cukup ringan, membuat  pasien tidak mencari penanganan pada saat kejadian. asien  biasanya datang dengan striktur uretra setelah kejadian yang interalnya bulan atau tahun. #edera uretra anterior dapat juga berhubungan dengan trauma penis '$/A sampai /A dari kasus*. :ekanisme cedera adalah trauma langsung atau cedera pada saat berhubungan intim, dimana penis yang sementara ereksi menghantam ramus pubis !anita, menyebabkan robeknya tunika albuginea. III.

K7ASI4IKASI

7lasi&ikasi rupture uretra anterior dideskripsikan oleh :cninch dan rmenakas berdasarkan atas gambaran r adiologi •

7ontusio  Gambaran klinis memberi kesan cedera uretra, tetapi uretrogra&i retrograde normal



 ,nco"plete disruption  retrogra&i menunjukkan ekstraasasi, tetapi masih ada kontinuitas uretra sebagian. 7ontras terlihat mengisi uretra proksimal atau esika urinaria.



Co"plete disruption  retrogra&i menunjukkan ekstraasasi dengan tidak ada kontras mengisi uretra proksimal atau esika urinaria. 7ontinuitas uretra seluruhnya terganggu.

31

IV.

>AMBARAN K7INIS

ada rupture uretra anterior terdapat memar atau hematom  pada penis dan skrotum. 8eberapa tetes darah segar di meatus uretra merupakan tanda klasik cedera uretra. 8ila terjadi rupture uretra total, penderita mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak  terjadi trauma dan nyeri perut bagian ba!ah dan daerah suprapubik. ada perabaan mungkin ditemukan kandung kemih yang penuh. #edera uretra karena kateterisasi dapat menyebabkan obstuksi karena udem atau bekuan darah. bses periuretral atau sepsis mengakibatkan demam. Bkstraasasi urin dengan atau tanpa darah dapat meluas jauh, tergantung &ascia yang turut rusak. ada ekstraasasi ini mudah timbul in&iltrate yang disebut in&iltrate urin yang mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi in&eksi. 7ecurigaan ruptur uretra anterior timbul bila ada ri!ayat cedera kangkang atau instrumentasi dan darah yang menetes dari uretra. +ika terjadi rupture uretra beserta korpus spongiosum, darah dan urin keluar dari uretra tetapi masih terbatas pada &asia 8uck, dan secara klinis terlihat hematoma yang terbatas pada  penis. "amun jika &asia 8uck ikut robek, ekstraasai urin dan darah hanya dibatasi oleh &asia #olles sehingga darah dapat menjalar hingga skrotum atau dinding abdomen. @leh karena itu robekan ini memberikan gambaran seperti kupu-kupu sehingga disebut butterfly he"ato"a atau hematoma kupu-kupu.

V.

PENATA7AKSANAAN

enanganan !al 7ehilangan darah yang banyak biasanya tidak ditemukan  pada  straddle injury. +ika terdapat pendarahan yang berat

/

dilakukan bebat tekan dan resusitasi. rmenakas dan :cninch '$116* merencanakan skema klasi&ikasi praktis yang sederhana yang membagi cedera uretra anterior berdasarkan penemuan radiogra&i menjadi kontusio, ruptur inkomplit, dan ruptur komplit. 7ontusio dan cedera inkomplit dapat ditatalaksana hanya dengan diersi kateter uretra. 4indakan a!al sistotomi suprapubik adalah  pilihan penanganan pada cedera  staddle mayor yang melibatkan uretra. ilihan utama berupa  surgical repair direkomendasikan  pada luka tembak dengan kecepatan rendah, kuran kateter  disesuaikan dengan berat dari striktur uretra. Debridement dari korpus spongiosum setelah trauma seharusnya dibatasi karena aliran darah korpus dapat terganggu sehingga menghambat  penyembuhan spontan dari area yang mengalami kontusi. Diersi urin dengan suprapubik direkomendasikan setelah luka tembak  uretra dengan kecepatan tinggi, diikuti dengan rekonstruksi lambat.

enanganan Spesi&ik  •

7ontusio retra asien dengan kontusio uretra tidak ditemukan bukti adanya ekstraasasi dan uretra tetap utuh. Setelah uretrogra&i, pasien dibolehkan untuk buang air kecil dan jika buang air kecil normal, tanpa nyeri dan pendarahan, tidak dibutuhkan penanganan tambahan.

+ika pendarahan menetap, drainase uretra dapat

dilakukan. •

EJA7A

a.

;raktur tulang pelis disertai perdarahan hebat

 b.

bdomen bagian tempat jejas)hemato

c.

4idak bisa buang air kecil kadang keluar darah dari uretra.

d.

"yeri suprapubik 

e.

7etegangan otot dinding perut ba!ah

5

&.

VI.

a.

4rauma tulang panggul

KOMP7IKASI

rosepsis.

7eracunan septic dari penahanan dan absorbs substansi urin.  b. VII.

7lien lemah akibat anemia. PEMERIKSAAN 7ABORATORIUM @ 5IA>NOSTIK 

-2ematokrit menurun. -#ystogra&i  menunjukkan ekstraasase urine, esika urinaria dapat pindah atau tertekan.

VIII.

PENATA7AKSANAAN

$.

tasi syok dan perdarahan.

.

Istirahat baring sampai hematuri hilang.

3.

8ila ditemukan &raktur tulang punggung disertai ru&tur 

esica urinaria intra peritoneal dilakukan operasi sectio alta yang dilanjutkan dengan laparatomi. c. Pe$eriksaan Pen#n0ang. emeriksaan penunjang %G -? akurat, cepat, sederhana #4 -? 4erbatas :%I -? tidak berperan penting pada trauma uretra 4ingkat kesadaran G#S $. #4 Scan  untuk mengetahui trauma capitis . :elihat upil ntuk mengetahui cedera kepala. kuran pupil,

 bentuk pupil dan reaksi pupil 3. abdomen melihar cedera peritoneal, retro peritoneal -? melalui darah peritoneal, ;S4  ;ocus ssesment Sonography &or 4rauma, 3. elis hampir sama dengan trauma uretra, kontras, I, #4 Scan, %G -?Genitourinary I pada kasus hipotensi tidak diperbolehkan karena penambahaan  beban dari kontras. elis dapat dilakukan rontgen pelis $.
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF