Laporan Tutorial Skenario 4
March 16, 2019 | Author: syifa | Category: N/A
Short Description
....
Description
“
”
LOGAM/ALLOY
LAPORAN TUTORIAL BLOK 12: BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI
Penyusun : Kelompok Tutorial 9
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2018
PENYUSUN :
Dosen Pengampu Tutorial Anggota Kelompok 1. Dhesyarmani Putri R.
: drg. Amandia D.P.S., M.Biomed : 161610101068 161610101068
2. Khoirul Amalia
161610101069 161610101069
3. Innanisa Nur Azmi H.
161610101070 161610101070
4. Hasna’ Fakhriyah Jinan Jinan
161610101071
5. Septiana Dwi Rahayu
161610101072 161610101072
6. Ardin Tito F.
161610101073 161610101073
7. Nadiyah R. A.
161610101074 161610101074
8. Syafira Dwi Astuti
161610101075 161610101075
ii
DAFTAR ISI
LAPORAN TUTORIAL .......................................................................................... i PENYUSUN ........................................................................................................... ii SKENARIO 4 ......................................................................................................... 1 STEP 1 IDENTIFIKASI KATA SULIT ................................................................. 2 STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH .................................................................... 3 STEP 3 BRAINSTORMING .................................................................................. 3 STEP 4 MAPPING ................................................................................................. 7 STEP 5 LEARNING OBJECTIVE......................................................................... 7 STEP 7 .................................................................................................................... 8 1. Mengidentifikasi Pengertian, Sifat, Tipe, Komposisi, Klasifikasi, Manipulasi, Dan Aplikasi Logam/ Alloy, Di Bidang Kg ........................ 8 2. Mengidentifikasi Manipulasi Logam/ Alloy (Instrumen Yang Digunakan) Dan Faktor Yang Mempengaruhi ...................................... 13 3. Memahami Cara Manipulasi Dan Aplikasi Logam/ Alloy Di Bidang Kg (Praklinik Dan Klinik) ..................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
iii
SKENARIO 4 LOGAM/ALLOY
Skill lab mahasiswa semester IV FKG UNEJ membuat bentukan setengah lingkaran diameter 1 cm dengan ketebalan 2 cm dari bahan alloy. Mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok I menggunakan bahan alloy CoCr, kelompok II menggunakan alloy AgCu, dan kelompok III menggunakan logam Ag. Pada saat casting suhu pembakaran tiap-tiap kelompok berbeda tergantung dari komposisi dan tipe logam maupun alloy yang dipakai. Bila manipulasinya dilakukan dengan benar, maka hasilnya tidak porous, permukaan rata, dan mengkilap.
1
STEP 1 IDENTIFIKASI KATA SULIT
1. Casting : cara yang digunakan untuk mengolah logam dengan cara mencairkan logam. Tahapnya yaitu preinvestment, investment dan pasca investment. Sebagai bahan restorasi dan bahan rehabilitasi yang tidak mungkin digantikan oleh bahan selain logam serta untuk mendapatkan kekuatan dan daya tahan yang lebih besar dari bahan lain. 2. Alloy : logam campur untuk kedokteran gigi yang biasanya mengandung dua atau lebih logam dikarenakan logam murni lebih mudah korosi dan lunak bentuknya. Contoh fungsi untuk bahan restorasi. selain itu aplikasi pada bidang prosto, ortho berdasarkan klasifikasi dan sifatnya. Biasanya ditambahkan bahan pelarut dan bahan pereduksi. Pencampuran ditujukan untuk menemukan sifat tertentu dari bahan yang dicampurkan. 3. logam Ag : logam murni yang digunakan untuk bahan campuran alloy yang sifatnya lebih lunak dari alloy, berwarna metal putih dan merupakan konduktor panas yang baik, menyerap oksigen yang mencegah porositas 4. Alloy AgCu : alloy yang merupakan campuran dari perak dan tembaga. Bersifat menurunkan titik lebur dari logam 5. Alloy CoCr : alloy yang merupakan campuran dari Cobalt dan Cromium. Digunakan untuk implant gigi yang bersifat kaku dan tahan terhadap korosifitas, selain itu juga digunakan pada gigi tiruan sebagian 6. Logam : salah satu unsur tambang yang bersifat kaku, keras, mengikat, dapat ditempa dan konduktor panas yang baik, sebagian besar penghantar listrik yang baik, titik lebur tinggi
2
STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Struktur alloy? Bagaimana sifat alloy? Jenis, klasifikasi dan komposisi dari alloy? Bagaimana syarat alloy yang baik untuk digunakan dalam bidang KG? Bagaimana cara manipulasi alloy? Apa saja aplikasi alloy dalam bidang kedokteran gigi? Apayang dimaksud dengan pfm? Bagaimana casting alloy dilakukan pada tiap2 kelompok di skenario? STEP 3 BRAINSTORMING
1. Struktur alloy? Terbuat dari campuran logam yang memiliki kristal, yang bila dicampur menjadi butiran dimana butiran akan menyatu saat proses pencampuran sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar. Perbedaan ukuran atom tidak boleh lebih dari 15%, kisi Kristal harus sama, valensi kimia dari kedua atom sama. 2. Bagaimana sifat alloy? a. Titik lebur : digunakan untuk menunjukkan suhu pembakaran, tipe investment dan tipe sumber panas yang digunakan saat pembakaran b. Kepadatan : kepadatan yang tinggi maka akselerasi yang cepat dan mudah casting c. Berat : terutama alloy yang mengandung unsur emas d. Mampu mempersulit deposit dari makanan karena permukaan yang licin e. Kekuatan : kekuatan yang tinggi dengan deformasi minimal terhadap tekanan membuat restoorasi minimal pada jaringan gigi. f. Sifat tergantung pada perlakuannya yang bisa jadi berbeda dari sifat asl i salah satu logam tersebut Sifat Kimia a. Tahan korosi b. Tahan tarnish c. Tidak larut dalam saliva d. Tidak luntur Sifat Biologi a. Non toksik
3
b. Non iritan c. Tidak menyebabkan reaksi alergi Sifat Fisika a. Titik didih b. Titik lebur c. Konduktor panas yang baik 3. Jenis, klasifikasi dan komposisi dari alloy? a. Berdasarkan kekerasan 1) Tipe 1 lunak (inlay), untuk restorasi dengan tekanan minimal angka kekerasan 50-90 2) Tipe 2 sedang (inlay), untuk restorrasi yang butuh kekuatan lebih angka kekerasan 90-120 3) Tipe 3 keras (mahkota), untuk GT sebagian angka kekerasan 120150 4) Tipe 4 sangat keras, untuk implant atau pasak angka kekerasan lebih dari 150. Dapat diganti tipe removable partial denture yang kuat b. Berdasarkan bahan penyusunan 1) Base metal : Kandungan logam mulia di bawah 25%. Ex seng, tembaga nikel, timah 2) Noble alloy : Ex emas, iridium, kromium, dan platina
High : kandungan logam mulia min 60% Noble : kandungan logam mulia 25%
c. Berdasarkan jumlah logam yang dicampurkan 1) Binary ( 2 logam) 2) Ternary (3 logam) 3) Quartenary (lebih dari 3) d. Berdasarkan penggunaannya 1) Tipe 0 : restorais tetap gigi tunggal 2) Tipe 1: restorasi tetap gigi tunggal, veneer, atau non veneer 3) Tipe 2 : restorasi tetap gigi tunggal misalnya inlay tanpa batasan permukaan 4) Tipe 3 : restorasi tetap beberapa gigi ex gigi jembatan 5) Tipe 4 : GT sebagian 6) Tipe 5 : GT sebagian dengan thin cross section
4
4. Bagaimana syarat alloy yang baik untuk digunakan dalam bidang KG? Syarat kimia, fisika dan biokompatibilitas a. Tidak berefek toksik b. Tahan terhadap korosi c. Biokompatibel d. Tersedia dalam jumlah yang banyak dan mudah didapatkan e. Memiliki pertahanan terhadap abarasi yang baik f. Mudah dicairkan, dicor, dipoles g. Penyusutan kecil h. Bereaksi minimal i. Kekuatan tinggi tahan terhadap tekanan j. Tidak terjadi perubahan fisik dalam rm k. Tahan suhu panas dan dingin 5. Bagaimana cara manipulasi alloy? Jenis teknik manipulasi alloy 1. Thermal method Langsung dengan bahan pereduksi, ex Fe2O3 2. Metallurgical method Biji direndam dalam cairan pelarut ex asam sulfur kemudian elektrolisa cairan tersebut akan menghasilkan logam seperti perak, zinc, dan cobalt 3. Thermoelektrik method Dengan cara mengelektrolisis suatu mineral yang dicairkan. Untuk membuat bahan seperti aluminium dan kalsium
a. b. c. d. e. f. g. h.
Tahapan manipulasi alloy Membuat model Membuat sprue sebagai saluran untuk keluarnya wax dan sebagai masuknya cairan logam Penambahan pelapihan agar ketika bahan tanam mengembang terdapat ruang pengembangan logam ex asbertos, selulosa Pemberian bahan tanam Pengecoran Dipanaskan Ruang kosong diisi dengan logam cair yang sudah dicairkan dengan 2 cara (langsung, diberi semburan api/ elektrik) Diletakkan di alat sentrifugal
5
6. Apa saja aplikasi alloy dalam bidang kedokteran gigi? a. Fixed prostodontik ex crown, bridge b. Removable prostodontik ex metal based denture c. Orthodontic sebagai wire (Ag-Pd) d. Sebagian besar dental instrument terbuat dari metal alloy e. Oral surgery sebagai implant 7. Apa yang dimaksud dengan pfm? Gabungan antara porselen dan logam yang digabungkan dengan cara memncampurkan bubuk porselen dalam air yang kemudian difusikan dengan kerangka dari metal melalui pembakaran. Biasanya digunakan untuk crown atau mahkota yang fungsinya untuk melindungi strukttur gigi, mempertahankan oklusi serta estetik. Lapisan 1 : opaque Lapisan 2 : intermediet Lapisan 3 : superfisial Setiap lapisan difusikan dalam elektrik atau vacuum furnace pada suhu 1000 c untuk memperoleh sifat yang optimal. Pfm adalah tipe porselen gigi yang sering digunakan.
6
STEP 4 MAPPING
STEP 5 LEARNING OBJECTIVE
1. Mengidentifikasi pengertian, sifat, tipe, komposisi, klasifikasi, manipulasi, dan aplikasi logam/ alloy, di bidang kg 2. Mengidentifikasi manipulasi logam/ alloy (instrumen yang digunakan) dan faktor yang mempengaruhi 3. Memahami cara manipulasi dan aplikasi logam/ alloy di bidang kg (praklinik dan klinik)
7
STEP 7
1. Mengidentifikasi Pengertian, Sifat, Tipe, Komposisi, Klasifikasi, Manipulasi, Dan Aplikasi Logam/ Alloy, Di Bidang Kg Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik. Dental alloy adalah gabungan antara dua logam atau lebih untuk mendapatkan sifat tertentu. Alloys ini dapat digunakan untuk restorasi gigi sebagai dental alloy atau mungkin dimanipulasi menjadi kawat atau ditempat dengan bentuk lainnya.. Unsur-unsur logam yang membentuk alloys dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, noble metal dan base metal. Logam mulia adalah jenis logam yang paling banyak digunakan untuk logam alloy. Logam mulia amat tahan terhadap korosi kimia dan oksidasi serta tidak memerlukan unsure pencampur untuk tujuan ini. Namun, logam mulia murni harus dicampur untuk memberikan kekuatan yang cukup terhadap deformasi dan fraktur bila digunakan untuk restorasi cor (Campuran padat dari logam dengan 1 atau lebih unsur nonlogam atau logam lain disebut logam campur. Sifat Dental Alloy : a. Sifat Kimia : tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut (saliva) atau dalam cairan yang dikonsumsi, tidak luntur dan tidak korosi. - Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Semua logam memiliki titik leleh yang tinggi, kecuali merkuri (Hg), cerium (Ce), galium (Ga), timah (Sn) dan timbal (Pb). - Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk membentuk logam hidroksida . b. Sifat Biologi : Tidak beracun terhadap pasien; dokter gigi; perawat maupun tekniker, tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya, tidak menimbulkan reaksi alergi dan tidak bersifat mutagen maupun karsinogen. c. Biokompatibilitas : Tidak mengandung subtansi toksik yang dapat larut dalam saliva sehingga tidak membahayakan system tubuh, tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak, bebas dari bahan yang berpotensi dalam menimbulkan sensitifitas atau respon alergi dan tidak memiliki potensi karsinogen.
8
d. Sifat Mekanik : Hardness (kekerasan) yakni ketahanan suatu logam terhadap penetrasi atau penusukan indentor yang berupa bola baja, intan piramida dll. Strenght (Kekuatan) yakni kemampuan suatu logam untuk menahan deformasi. Tahan Impact yakni sifat yang dimiliki oleh suatu logam untuk dapat tahan terhadap beban kejut (Combe, 1992). e. Sifat Estetik : Sesuai dengan perkembangan jaman dan memberi penampilan yang natural pada gigi. f. Sifat Fisik : Memiliki kemampuan konduktivitas thermal yang baik / penghantar panas, pertahanan terhadap abrasi yang baik.
-
Titik leleh dan titik didih
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan logam berbeda antara logam yang satu dengan yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada larutan elektron, dan pada susunan atom-atomnya. Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatan.
-
Daya hantar panas
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini menyebabkan elektron bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak.
-
Sifat dapat ditempa (Malleability) dan sifat dapat diregang (Ductility)
Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran, maksudnya bahwa logam itu mempunyai suatu sifat yang mampu dibentuk dengan suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun panas tanpa terjadi retak pada permukaannya, misalnya dengan hammer (palu). Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis. Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah secara permanen. Logam juga dapat diregang, dapat ditarik menjadi kawat, maksudnya bahwa suatu loogam itu dapat dibentuk dengan tarikan sejumlah gaya tertentu tanpa menunjukan gejala-gejala putus. Contoh dari gejala putus yakni adanya pengecilan permukaan penampang pada salah satu sisi. Hal ini
9
karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam. Toughness (Sifat Ulet) : kemampuan suatu logam untuk dibengkokan beberapa kali tanpa mengalami retak. - Weldability : kemampuan suatu logam untuk dapat dilas, baik dengan menggunakan las listrik maupun dengan las karbit (gas). Corrosion resistance (tahan korosi) : kemampuan suatu logam untuk menahan korosi atau karat akibat kelembaban udara, zat-zat kimia, dll. - Machinibility : kemampuan suatu logam untuk dikerjakan dengan mesin. - Modulus Elastisitas : ukuran kekakuan suatu bahan. Jadi semakin tinggi nilainya semakin sedikit perubahan bentuk pada suatu benda apabila diberi gaya. g. Mudah disolder/dipoles h. Mudah didapatkan dan harganya ekonomis i. Tahan terhadap suhu panas dan dingin Kelebihan dan Kekurangan Logam Campur : Kelebihan: a. Kekuatan dan ketahanannya paling baik dibanding tambalan lain. b. Lebih sedikit pengambilan jaringan gigi dibanding porselen. c. Tahan korosi. d. Resiko kebocoran minimal. e. bentuk dapat dengan mudah dimanipulasi (Anusavice, 2003). Kekurangan: a. Paling mahal dibanding tambalan lainnya. b. Warna basis logam tidak sewarna gigi atau jaringan sekitarnya, sehingga bila dipakai terutama pada bagian anterior akan mengganggu nilai estetik. c. Dapat menyebabkan reaksi alergi, tetapi sangat jarang d. Basis logam tidak mungkin dilapis atau dicekatkan kembali e. Relatif lebih berat, terutama alloy emas untuk rahang atas f. Perluasan basis logam hingga lipatan bukal serta pengembalian kontur pipi dan bibir sulit dilakukan dengan basis logam (Anusavice, 2003). Kegunaan Logam Kedokteran Gigi Menurut Craig Tahun 2002 Logam digunakan untuk: a. restorasi gigi,(Inlay,Onlay,Overlay) b. gigi tiruansebagian rangka logam c. dental implant d. Dental Amalgam : digunakan untu tambal gigi
-
10
e. Alloy emas 1) Digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan 2) Landasan gigi tiruan sebagai tuangan 3) Digunakan dlm bentuk kawat f. Alloy Cobalt-Chromium, Alloy Silver palladium, Alloy Aluminium – bronze : Digunakan untuk landasan gigi tiruan sebagai tuangan (Craig,2002) Macam-macam logam toksis antara lain : a. Mercuri (Hg) : gangguan pada sistem saraf pusat yang menjadi tujuan metil merkuri, seperti sakit kepala, nyeri pada lengan dan paha, sulit bicara, gerakan lamban, dll. b. Cadmium (Cd) : menyebabkan keracunan bila memakan atau inhalasi dosis kecil Cd dalam waktu yang lama. Gejala akan terjadi setelah selang waktu beberapa lama dan kronik. Gangguan yang timbul erat kaitannya dengan ginjal. c. Cuprum (Cu), Seng (Zn), dan Nikel (Ni) : merupakan logam yang bisa digunakan sebagai bahan alloy, tetapi apabila penggunaannya berlebihan dalam tubuh dapat menimbulkan suatu masalah baru. Seperti anemia, mual , muntah, diare, asma, dll. d. Sn (Timah) : Logam timah merupakan unsur yang beracun dimana orang yang terpapar timah dalam jangka waktu lama. Misalnya pekerja, atau penduduk yang tinggal di sekitar industri yang menggunakan bahan timah hitam akan mengalami penyakit anemia, gejalanya terdapat garis biru hitam pada gusi, nyeri perut, konstipasi (sulit buang air besar), dan muntah. e. Cr (Chromium) : Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas. f. Co (Cobalt) : Cobalt (Co) dalam jumlah yang besar yang masuk ke dalam tubuh akan merusak kelenjar gondok, sel darah merah menjadi berubah, tekanan darah menjadi tinggi, pergelangan kaki menjadi bengkak, penyakit gagal jantung, sesak nafas, batuk-batuk dan kondisi badan yang lemah. Klasifikasi Logam • Noble metal (Gas mulia) Logam mulia terdiri dari emas (Au), platinum (Pt), Palladium (Pd), Iridium (Ir), Rhodium (Rh), Osmium (Os), dan Ruthenium (Ru) • Logam dasar (Base Metal) Logam dasar yang digunakan dalam dental alloy antara lain: perak (silver), tembaga (Copper), seng (Zinc), indium, timah (Tin), gallium, dan nickel. Klasifikasi dental alloy (Davis, 2003) :
11
a. Berdasarkan jumlah unsur penyusun: - Binary system (campuran 2 logam) - Ternary system (campuran 3 logam) - Quartemary system dst (campuran 4 logam) b. Berdasarkan dental function (the Bureau of Standard): - Type I alloy (soft): untuk inlay kecil dengan tekanan kecil. - Type II alloy (medium): untuk gigi yg mendapat tekanan sedang misalnya untuk crown, abutment, pontic, full crown. - Type III alloy (hard): untuk gigi yang mendapat tekanan oklusal tinggi termasuk crown, full crown, cast backing, abutment, pontic, denture base, fixed partial dentre (kecil), inlay. - Type IV alloy (extra hard): untuk inlay, denture bar, clasp, full crown, fixed partial denture, partial denture frame work. - Metal ceramic alloy (hard & extra hard): coping, veneer dental porcelain, crown (dinding tipis). - Removable partial denture alloy: RPD frame work. Alloy ini digunakan sebagai pengganti Type IV alloy. c. berdasarkan tingkat kekerasan 1. Tipe I (lunak) angkakekerasan Vickers (VHN) 50-90 2. Tipe II (sedang) angkakekerasan Vickers (VHN) 90-120 3. Tipe II (keras) angkakekerasan Vickers (VHN) 120-150 4. Tipe IV (ekstrakeras) angkakekerasan Vickers (VHN) >150 d. berdasarkan ADA 1. High noble Alloy (HN) atau logam sangat mulia dg komposisi logam mulia >60% dari berat total dan kandungan emas >40% Au – Pt alloy: Untuk Full Casting, Porcelain Fuse to Metal Au – Cu – Ag alloy : Full casting 2. Noble alloy (N) atau logam mulia dengan komposisi logam mulia >25% Ag – Au – Cu alloy : Full Casting Pd – Cu alloy : full casting, PFM Ag – Pdalloy : full casting, PFM 3. Redominantly base metal Alloy atau alloy berbahan utama logam dasar dengan kandungan logam mulia < 25% Ni – based alloy : full casting, PFM, wrought, partial denture Co – based alloy :sda Ti – based alloy :sda + implant
12
Spesifikasi terbaru juga mengikutsertakan non-noble alloy sama seperti alloy yang tidak mengandung emas tapi memiliki kandungan palladium yang tinggi. Berdasarkan klasifikasi terbaru maka semuatipe alloy pada klasifikasi lama merupakan high noble alloy.
Gambar 3.1 Tabel Klasifikasi dan Komposisi Alloy Menurut ADA Fungsi masing-masing elemen alloy a. Chromium: Chromium bertanggung jawab dalam resistensi alloy terhadap tarnis dan korosi. b. Cobalt : Cobalt berperan lebih baik dalam meningkatkan modulus elastisitas, kekuatan, dan kekerasan dibanding nickel (Craigh & Power) c. Molybdenum : Adanya 3%-6% molybdenum memberikan kontribusi terhadap peningkatan kekuatan alloy. d. Aluminium:Alluminum dalam alloy yang mengandung nikel membentuk suatu senyawa Ni3Al yang dapat meningkatkan tensile strength dan yield strength dari alloy. e. Beryllium:Penambahan beryllium dapat mempengaruhi ductility. f. Silicon dan mangan :Silicon dan mangan ditambahkan untuk meningkatkan fluiditas, dan kemampuan alloy untuk dituang. g. Nitrogen :Nitrogen dapat mempengaruhi kerapuhan dari alloy. Apabila kandungan nitrogen dalam suatu alloy yang suah jadi lebih dari 0,1%,akan menyebabkan hasil tuangan kehilangan ductility (Craigh, 2002). 2. Mengidentifikasi Manipulasi Logam/ Alloy (Instrumen Yang Digunakan) Dan Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor yang mempengaruhi (Hattrick, 2016) a. Reologi Agar dapat mencetak rincian halus jaringan keras dan lunak rongga mulut,
13
material cetak hams berbentuk cair ketika dimasukkan ke dalam mulut pasien. Hal mi memerlukan viskositas yang rendah atau derajat pseudoplastisitas. Saat pencetakan, material cetak dapat berinteraksi dengan saliva. Hal ini dapat mempengaruhi reproduksi rincian halus. Ada material cetak yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) sehingga dapat menimbulkan lubang-lubang kecil pada hasil cetakan. Beberapa material cetak bersifat hidrofilik sehingga Iebih kompatibel dengan kelembaban dan saliva. b. Perubahan dimensi saat Setting Setting material cetak melalui penibahan fisik yang sederhana atau reaksi kimiawi. Proses tersebut dapat menyebabkan perubahan dimensi yang biasanya akan mempengaruhi akurasi. Material cetak yang mengalami kontraksi selama setting akan menghasilkan ekspansi/pembesaran rongga cetakan, sedangkan material cetak yang mengembang selama setting akan menghasilkan model yang ukurannya lebih kecil. Material cetak akan mengalami perubahan temperatur sekitar 100 saat dikeluarkan dan mulut pasien. Hal tersebut dapa menimbulkan kontraksi termal. c. Elastisitas Material cetak harus memiliki elastisitas dan tear resistance yang cukup baik agar dapat mencetak undercut. Material cetak yang elastis akan mampu mencetak undercut secara akurat. Material cetak yang plastis akan mengalami distorsi selama pelepasan cetakan dan tidak dapat mencetak undercut. Material cetak viskoelastis menghasilkan bentuk yang berubah dan aslinya. Saat dilepas dari rongga mulut, material cetak akan mengalami tegangan tank yang besar di daerah undercut. Material cetak hams mampu menahan tegangan tersebut tanpa robek. Dengan demikian, diperlukan material cetak dengan tear resistance (ketahanan terhadap perobekan) yang tinggi. 3. Memahami Cara Manipulasi Dan Aplikasi Logam/ Alloy Di Bidang Kg (Praklinik Dan Klinik)
Proses pembuatan dan penbentukan logam adalah (Powers, 2015) : a. Waxing (Membuat model/ pattern dari malam KG) b. Spruing (Membentuk kanal untuk lewat cairan metal) c. Investing (Penanaman sprue pada basis sprue) Pada tahap penanaman model malam harus dibersihkan dari kotoran, debu, dan minyak. Untuk itu dapat digunakan pembersih model malam komersial atau deterjen sintetik yang diencerkan. Sisa cairan dapat dihilangkan dengan dikibaskan dan model dibiarkan mengering diudara terbuka, sementara bahan tanam disiapkan. Lapisan tipis pembersih yang tertinggal pada permukaan model malam dapat mengurangi tegangan permukaan dari malam dan pembasahan yang
14
lebih baik dari bahan tanam sehingga terjadi perlekatan yang sempurna, termasuk pada bagian – bagian model yang kecil dan tipis. d. Burn Out (Eliminasi wax dengan panas) Tahap burning out dimulai dengan menghidupkan kompor gas dan letakkan bumbung tuang diatas dengan bagian kawah menghadap ke api, biarkan hingga semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam. Sememtara itu siapkan furnice, lalu naikkan suhunya hingga mencapai 700 º C kemudian masukkan bumbung tuang kedalam furnice, lalu dilanjutkan dengan tahap preheating naikkan suhu furnice hingga mencapai suhu 900º C, pada saat bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap di casting. Selama pembakaran, sejumlah malam yang mencair akan diserap oleh bahan tanam dan sisa karbon akibat pembakaran malam cair menjadi terperangkap di dalam bahan tanam yang berpori – pori. Burning out akan mengubah karbon menjadi karbon monoksida atau karbon dioksida. Gas – gas ini akan keluar melalui celah sisa malam yang mencair. e. Casting (Mengisi mould dengan cairan logam) Casting atau yang sering disebut proses pengecoran atau penuangan dalam kedokteran gigi dapat diartikan suatu proses pendorongan logam yang sedang mencair ke dalam mould sehingga menjadi suatu tuangan yang sering disebut logam tuang. Sehingga pada akhir dari casting alloy dapat dihasilkan suatu bentukan yang terbentuk dari logam yang terjadi di dalam mould. Casting menggunakan 2 logam Cu alloy. Logam campur dicairkan dengan semburan api dalam crucible yang terpisah. Kemudian dituang kedalam mould dengan gaya centrifugal. Setelah bumbung tuang telah mencapai suhu normal, lalu logam dikeluarkan dengan cara membongkar bahan tanam. Hasil logam dicuci dan dibersihkan sampai sisa bahan tanam tidak ada.Setelah pencucian, terlihat adanya bitik-bintik tidak teratur pada logam (logam masih kasar) dan tidak sesuai dengan ukuran semula. Bitik-bintik ini disebabkan oleh beberapa hal terutama kesalahan dalam penuangan. Terjadinya oksidasi pada logam sebelum penuangan dapat menyebabkan permukaan logam menjadi kasar. Adapun oksidasi ini dapat disebabkan beberapa hal yaitu penggunaan api yang bukan berwarna biru atau kehijauan atau logam yang terlalu lama dipanaskan sehingga terjadi over heating. f. Pickling (Membersihkan kotoran oksida yang melekat dengan merendam dalam asam sulfat panas selama 5 -10 detik) g. Finishing & Polishing Pada tahap ini dilakukan perapian model kasar logam dan disesuaikan dengan ukuran semula. Kemudian logam dipoles dengan menggunakan arkansas
15
stone sampai permukaan model terlihat halus. Lalu dilanjutkan dengan rubber warna merah dan terakhir dengan rubber warna hijau. Setelah permukaan logam terlihat halus dan mengkilat potong sprue dengan menggunakan diamond disk kemudian dirapikan dan dipulas pada daerah bekas potongan.
Aplikasi Alloy dalam Kedokteran Gigi : a. Dental amalgam : bahan tambal gigi , alloy yang dipergunakan adalah alloy silver b. Alloy emas dipergunakan untuk inlay, onlay, mahkota, dan GTJ c. Alloy Ag – Pd, dan alloy Ni – Cu dipergunakan dalam inlay, onlay, mahkota, jembatan d. Alloy emas, alloy Co – Cr, alloy Ag – Pd, aluminium bronze dipergunakan dalam gigi tiruan sebagian tuangan e. Alloy emas, alloy Co – Cr, Alloy Ni – Cr, beta titanium, dipergunakan untuk bentuk kawat f. Alloy Co - Cr dipergunakan untuk gigi tiruan sebagian tuangan, bedah implant, pisau turbin, dan busi mobil, yang berkomposisi : o Cobalt 35 – 65 % o Crom 20 – 35% o Nikel 0 – 30% o Mo 0 – 7 % o Carbon 0 – 0,4 % g. Alloy Ag – Pd dipergunakan untuk klammer, yang berkomposisi : o Ag 45 % o Pd 24 % o Au 15 % o Cu 15 % o Zn 1 % h. aluminium bronze : alloy Cu yang mengandung sampai 10% Al dan sedikit Ni, Fe, Mn (Anusavice, 2003) i. Titanium dan titanium alloy: Mahkota dan jembatan, Gigi tiruan sebagian lepasan, Implant (Craigh, 2002)
16
Contoh aplikasi logam daam kedokteran gigi a. Mahkota stainless steel b. Restorasi Mahkota : Inlay dan Onlay
c. Gigi Tiruan Kerangka Logam d. Dental Implant
e. Bracket Titanium f. Gold-platinum untuk full cast, porcelain bonding g. Gold-copper-silver untuk full cast h. Silver-gold-copper untuk full cast i. Palladium-copper untuk full cast, porcelain bonding j. Silver-palladium untuk full cast, porcelain bonding k. Ni-based untuk full cast, porcelain bonding, partial denture, wrought l. C-based untuk full cast, porcelain bonding, partial denture, wrought m. Ti-based untuk full cast, porcelain bonding, partial denture, implant
17
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Jakarta: EGC. Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th edition. United State of America: Mosby Davis J.R.2003. Hand book of Material for Medical Devices. USA: ASM International Hatrick, C.D. and Eakle, W.S. 2016. Dental Materials : Clinical Application for Dental Assistans and Dental Hygients, Third edition. USA: Elsevier Powers, J.M and Wataha, J.C. 2015. Dental Materials : Properties and Manipulation, Eleventh Edition. USA: Elsevier
18
View more...
Comments