Laporan Tutorial Skenario 1 Blok 11 Fix

May 7, 2018 | Author: Aniessa Koesoema Dewie | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

otitis media...

Description

BAB I KLARIFIKASI ISTILAH

1. Telinga Telinga yaitu yaitu organ yang yang berfungsi berfungsi menangkap menangkap suara, suara, serta berfungsi berfungsi juga sebagai sebagai keseimbangan (Djafar, 2007) 2. Nyeri adala adala pengalama pengalaman n sensori dan emosional emosional yang yang tidak menyen menyenangka angkan n akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. (!melt"er, 2001) #. $ilek adala adala radang radang yang terjadi terjadi pada pada lapisan idung idung dan dan tenggoroka tenggorokan, n, seingga seingga menyebabkan produksi lendir menjadi lebi banyak.(ra%manuddin%air, 200&) '. atuk adala adala respons respons alami alami yang dilakukan dilakukan tubu tubu untuk untuk membersika membersikan n lendir atau atau fakt faktor or peny penyeb ebab ab irit iritas asi, i, sepe sepert rtii debu debu atau atau asap asap,, agar agar kelu keluar ar dari dari salu salura ran n  pernapasan(ruby,200)  pernapasan(ruby,200) &. Demam at atau  pyrexia merupa merupakan kan sala sala satu gejala umum yang yang paling paling sering dialami seseorang ketika sakit, tubu dapat dikatakan demam bila suu tubu melebii batas normal yaitu #*,&.(+meri%an asso%iation of %riti%al%are, 2011)

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH 1

1. +natom +natomy y , istolo istology gy , dan dan fisiolo fisiologi gi teling telingaa 2. $enye $enyebab bab %aira %airan n keluar keluar dari dari teli telinga nga kiri kiri #. aga agaim iman anaa ubu ubung ngn n peny penyak akit it yang ang dial dialam amii sebel sebelum umny nyaa deng dengan an kelu kelua an n yang dirasakan sekarang '. $ene $enega gaka kan n Diag Diagno nosis sis &. Diag Diagno nosi siss band bandin ing g

BAB III ANALISIS MASALAH 1. Anatomy Anatomy , histol histology ogy dan fisiologi fisiologi tlinga tlinga ! 2

1. +natom +natomy y , istolo istology gy , dan dan fisiolo fisiologi gi teling telingaa 2. $enye $enyebab bab %aira %airan n keluar keluar dari dari teli telinga nga kiri kiri #. aga agaim iman anaa ubu ubung ngn n peny penyak akit it yang ang dial dialam amii sebel sebelum umny nyaa deng dengan an kelu kelua an n yang dirasakan sekarang '. $ene $enega gaka kan n Diag Diagno nosis sis &. Diag Diagno nosi siss band bandin ing g

BAB III ANALISIS MASALAH 1. Anatomy Anatomy , histol histology ogy dan fisiologi fisiologi tlinga tlinga ! 2

A. Anatomy !e%ara anatomi, telinga dibagi atas # yaitu telinga luar, telinga tenga, dan

telin telinga ga dalam dalam.. Teling lingaa luar luar berfu berfung ngsi si meng mengum umpu pulk lkan an dan dan meng menga ant ntar arka kan n gelombang bunyi ke strukturstruktur telinga tenga. Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna atau aurikel) dan liang telinga sampai membrane timpani. Di dalam telinga telinga tenga tenga terdapa terdapatt tiga tiga tulang tulang penden pendengar garan an yaitu yaitu maleus maleus,, inkus, inkus, stapes. stapes. Teling lingaa dalam dalam terdi terdiri ri dari dari kokl koklea ea yang yang beru berupa pa dua dua seten setenga ga  ling lingka karan ran dan dan estibuler yang terdiri dari tiga bua kanalis semisirkularis.

/ambar 1 . +natomi telinga

Daun Daun telinga telinga merupa merupakan kan struktu strukturr tulang tulang raan raan yang yang berlek berlekul uleku ekuk k dan dibungkus dibungkus ole kulit tipis. ekukanle ekukanlekukan kukan ini dibentuk dibentuk ole eliks, antieliks, antieliks, tragus, tragus, antitr antitragu agus, s, fossa fossa skafoi skafoidea dea,, fossa fossa triang triangula ularis, ris, konka konka dan lobulu lobulus. s. $ermukaan lateral daun telinga mempunyai tonjolan dan daera yang datar. Tapi daun telinga yang melengkung disebut tuberkulum telinga (darn tuber%le). $ada  bagian anterior eliks terdapat lengkungan yang disebut antieliks. agian superi superior or antie antielik likss memben membentuk tuk dua dua bua bua krura krura antie antielik likss dan bagian bagian dikedu dikeduaa krura ini disebut fosa triangulari. Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafa. Di depan antieliks terdpat konka, yang terdiri atas dua bagian yaitu samba konka, yang merupakan bagian anterior superior konka yang ditutupi ole krus eliks dan kaum kaum konka konka yang yang terleta terletak k dibaa dibaany nyaa berseb bersebran rangan gan dengan dengan konka, konka, yang yang merupa merupakan kan bagian bagian antero antero superio superiorr konka konka yang yang ditutu ditutupi pi ole ole krus krus eliks eliks dan kaum konka yang terletak dibaanya bersebrangan dengan konka dan terletak  3

di baa krus eliks terdapat tonjolan ke%il yang berbentuk segitiga ke%il yang disebut tragus dan terletak pada batas baa anteeliks disebut antitragus.

/ambar 2. +natomi daun telinga (aurikula)

+uri%ula +uri%ula terdiri terdiri dari potongan kartilago yang ditutupi ditutupi kulit dan diubung diubungkan kan ke tengko tengkoran rank k ole ole oto dan ligame ligamentu ntum m estig estigial. ial. eatus eatus a%usti% a%usti%us us e3tern e3ternus us memben membentuk tuk pipa pipa meleng melengkun kung g seperti seperti 4!5 yang yang terben terbentan tang g dari dari auri%u auri%ular lar ke membra membran n tympa tympani ni (genda (gendang ng telinga telinga). ). eatus eatus a%usti% a%usti%us us e3tern e3ternaa mempun mempunya yaii kerang kerangka ka tulang tulang raan raan pada pada sisi sisi paling paling laterla laterlany nyaa yang yang bersam bersambun bung g dengan dengan auri%ular. !aluran ini dilapisi kulit yang melekat erat ke kerangka tulang raan dan tulang tulang liang liang teling telinga. a. 6ulit 6ulit ini mengan mengandun dung g banya banyak k glandu glandula la %eramin %eraminosa osa dan ibrissae pada bagian terluarnya. angka luar dan bagian medial dibentuk ole  pars tympani%a, petrosa dan s8uamosa ossis temporalis. 9s temporal membentuk   bagian dasra dan dinding lateral tengkorak. Telinga Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan mengantar gelombang bunyi ke strukturstruktur telinga te nga. :aringa :aringan n subkut subkutan an daun daun telinga telinga bagian bagian superio superiorr sangat sangat tipis, tipis, terutam terutamaa di  permukaan anterior, seingga kulit langsung menempel pada tulang raan. akin ke baa baa  lapi lapisan san subk subkut utan an berta bertamb mba a dan dan berak beraki irr di lobu lobulu luss yang tida tidak  k  mempunyai rangka tulang raan. $erdaraan daun telinga bagian posterior berasal dari dari %abang %abang poster posterior ior a.karo a.karotis tis ekstern eksternaa yang yang mendara mendarai i juga juga sebagia sebagian n ke%il ke%il  permukaan depan daun telinga. !ebagian permukaan belakang daun telinga terutama doperdarai ole a.oksipitalis. permukaan depan daun telinga terutama diperdarai oel %abang anterior a.temporalis superfi%ial anterior. $ersarafan daun telinga disuplai ole %abang%abgan aurikularis magnus dan oksipitalis minor dari  pleksus serikali, juga dari %abagng aurikulotemporal saraf trigeminal serta %abgang auri%ular n.agus. 6are 6arena na keun keunik ikan an anat anatom omii auri auriku kula la serta serta konf konfig igur urasi asi lian liang g teli teling ngaa yang yang meleng melengkun kung, g, maka maka teling telingaa luar luar mampu mampu melind melindung ungii membr membrana ana timpan timpanii dari dari 4

trauma, benda asing dan efek termal. iang telinga berbentuk uruf !, dengan  bagian tulang raan pada sepertiga luar dan bagian tulang pada dua pertiga dalam. $anjang liang telinga kirakira 2,& %m ; # %m. entuk liang telinga seperti uruf ! melar akibat perbedaan sudut bagian tulang raan dan bagian tulang karena itu membrane timpani biasanya tidak dapt terliat langsung dari luar. agiang yang tersempit dari liang telinga adala dekat perbatasan tulang dan tulang raan. ksfoliasi selsel stratum korneum ikut pula berperan dalam  pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. p< gabungan berbagai baan tersebut adala sekitar *, suatu faktor tambaan yang berfungsi men%ega infeksi. !erumen diketaui memiliki fungsi sebagai proteksi. Dapat berfungsi sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrane timpani. !erumen juga  berfungsi sebagai pelumas dan dapat men%ega kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis. !aluran limfatik merupakan bagian yang penting dalam penyebaran infeksi. agian anterior dan superior dari meatus akustikus eksternus, disalurkan ke  pembulu limfe preaurikular di kelenjar limfe serikal bagian superior. again inferior, disalurkan ke infra aurikuler dekat angulus mandibula. agian  posterior disalurkan ke kelenjar limfe postaurikuler dan kelenjar limfe serikal  bagian superior. angsangan pada aurikuler dan meatus akustikus eksternus  berasal dari saraf perifer dan %ranial, yaiu dari saraf trigeminus (?), fasil (?==), glosoparingeal (=@), dan agus (@). ( usta%ius merupakan faktor yang penting pada otitis media. Tuba >usta%ius adala saluran yang mengubungkan rongga telinga tenga dengan nasofaring, yang terdiri atas tulang raan pada dua pertiga ke ara nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang (Djaafar, 2007). Tuba >usta%ius biasanya dalam keadaan steril serta tertutup dan baru terbuka apabila udara diperlukan masuk ke telinga tenga atau pada saat mengunya, menelan dan menguap. $embukaan tuba dibantu ole kontraksi muskulus tensor eli palatini apabila terjadi perbedaan tekanan telinga tenga dan tekanan udara luar antara 20 sampai dengan '0 mmusta%ius mempunyai tiga fungsi penting, yaitu entilasi, proteksi, dan drainase sekret. ?entilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tenga selalu sama dengan tekanan udara luar. $roteksi, yaitu melindung telinga tenga dari tekanan suara, dan mengalangi masuknya sekret atau %airan dari nasofaring ke telinga tenga. Drainase bertujuan untuk mengalirkan asil sekret %airan telinga tenga ke nasofaring (Djaafar, 2007H 6ers%ner, 2007). Diper%ayai baa anak lebi muda terserang 9+ dibanding dengan orang deasa. =ni karena pada anak dan bayi, tuba lebi pendek, lebi lebar dan kedudukannya lebi ori"ontal dari tuba orang deasa, seingga infeksi saluran  pernapasan atas lebi muda menyebar ke telinga tenga. $anjang tuba orang deasa #7,& mm dan pada anak di baa umur  bulan adala 17,& mm (Djaafar, 2007). 12

=ni meningkatkan peluang terjadinya refluks dari nasofaring menganggu drainase melalui tuba >usta%ius. =nsidens terjadinya otitis media pada anak yang  berumur lebi tua berkurang, karena tuba tela berkembang sempurna dan diameter  tuba >usts%ius meningkat, seingga jarang terjadi obstruksi dan disfungsi tuba. !elain itu, sistem pertaanan tubu anak masi renda seingga muda terkena =!$+ lalu terinfeksi di telinga tenga. +denoid merupakan sala satu organ di tenggorokan  bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubu. $ada anak, adenoid relatif lebi  besar dibanding orang deasa. $osisi adenoid yang berdekatan dengan muara tuba >usta%ius seingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya tuba >usta%ius. !elain itu, adenoid dapat terinfeksi akibat =!$+ kemudian menyebar ke telinga tenga melalui tuba >usta%ius (6ers%ner, 2007).

$erbedaan tuba eusta%ius pada anak dan orang deasa $atogenesis B $atogenesis 9+ pada sebagian besar anakanak dimulai ole infeksi saluran pernapasan atas (=!$+) atau alergi, seingga terjadi kongesti dan edema pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba >usta%ius. Tuba >usta%ius menjadi sempit, seingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada telinga tenga. ila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan aspirasi irus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tenga melalui tuba >usta%ius. ukosa telinga tenga bergantung pada tuba >usta%ius untuk mengatur proses entilasi yang  berkelanjutan dari nasofaring. :ika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengaktiasi proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi %airan ke dalam telinga tenga. =ni merupakan faktor pen%etus terjadinya 9+ dan otitis media dengan efusi. ila tuba >usta%ius tersumbat, drainase telinga tenga terganggu, mengalami infeksi serta terjadi akumulasi sekret di telinga tenga, kemudian terjadi proliferasi mikroba  patogen pada sekret. +kibat dari infeksi irus saluran pernapasan atas, sitokin dan mediatormediator inflamasi yang dilepaskan akan menyebabkan disfungsi tuba >usta%ius. ?irus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi dan adesi bakteri, 13

seingga menganggu pertaanan imum pasien teradap infeksi bakteri. :ika sekret dan pus bertamba banyak dari proses inflamasi lokal, perndengaran dapat terganggu karena membran timpani dan tulangtulang pendengaran tidak dapat bergerak bebas teradap getaran. +kumulasi %airan yang terlalu banyak akirnya dapat merobek  membran timpani akibat tekanannya yang meninggi (6ers%ner, 2007). 9bstruksi tuba >usta%ius dapat terjadi se%ara intraluminal dan ekstraluminal. Gaktor intraluminal adala seperti akibat =!$+, dimana proses inflamasi terjadi, lalu timbul edema pada mukosa tuba serta akumulasi sekret di telinga tenga. !elain itu, sebagian besar pasien dengan otitis media diubungkan dengan riayat fungsi abnormal dari tuba >usta%ius, seingga mekanisme pembukaan tuba terganggu. Gaktor ekstraluminal seperti tumor, dan ipertrofi adenoid (6ers%ner, 2007). +. $nga'an Diagnosis enurut 6ers%ner (2007), kriteria diagnosis 9+ arus memenui tiga al berikut,

yaituB 1 $enyakitnya mun%ul se%ara mendadak dan bersifat akut. 2 Ditemukan adanya tanda efusi. >fusi merupakan pengumpulan %airan di telinga tenga. >fusi dibuktikan dengan adanya sala satu di antara tanda berikut, seperti menggembungnya membran timpani atau bulging, terbatas atau tidak ada gerakan pada membran timpani, terdapat bayangan %airan di belakang membran #

timpani, dan terdapat %airan yang keluar dari telinga. Terdapat tanda atau gejala peradangan telinga tenga, yang dibuktikan dengan adanya sala satu di antara tanda berikut, seperti kemeraan atau erytema pada membran timpani,

nyeri telinga atau otalgia yang mengganggu tidur dan

aktiitas normal, enurut ubin et al. (200F), keparaan 9+ dibagi kepada dua kategori, yaitu ringansedang, dan berat. 6riteria diagnosis ringansedang adala terdapat %airan di telinga tenga, mobilitas membran timpani yang menurun, terdapat bayangan %airan di  belakang membran timpani, membengkak pada membran timpani, dan otore yang  purulen. !elain itu, juga terdapat tanda dan gejala inflamasi pada telinga tenga, seperti demam, otalgia, gangguan pendengaran, tinitus, ertigo dan kemeraan pada membran timpani. Taap berat meliputi semua kriteria tersebut, dengan tambaan ditandai dengan demam melebii #,0IJ, dan disertai dengan otalgia yang bersifat sedang sampai berat. . Diagnosis Banding enurut ubin et al. (200F), diagnosis banding dari 9titis media ada # yaitu B a) 9titis media supuratif akut  b) 9titis e3terna sirkumkripta %) 9titis e3terna difus

14

BAB IKERANKA K/NSE$

15

BAB LEARNIN /B0ET 16

.1 Diagnosis Banding /titis Mdia A'(t a. /titis E'st&na Dif(sa %. /titis E'st&na Si&'(m"&i*ta .# Dfinisi dan Klasifi'asi /titis Mdia A'(t .) Etiologi /titis Mdia A'(t .+ Fa'to& Rsi'o /titis Mdia A'(t . 2ala Klinis /titis Mdia A'(t .3 Fisiologi, $atologi /titis Mdia A'(t .4 $atognsis /titis Mdia A'(t .5 $ny%a% ana'6ana' m(dah t&'na /titis Mdia A'(t .7 Stadi(m /titis Mdia A'(t .18 Diagnosis /titis Mdia A'(t .11 Tatala'sana /titis Mdia A'(t .1# Kom*li'asi /titis Mdia A'(t .1) $n"gahan /titis Mdia A'(t

BAB -I BELA0AR MANDIRI

17

BAB -II BERBAI INF/RMASI

4.1. Diagnosis Banding a. /titis E'st&na Dif(sa Dfinisi

18

9titis eksterna difusa yang dikenal juga sebagai telinga %ua%a panas ( ot eater ear), telinga perenang ( simmer ear), adala merupakan suatu problema umum dibagian otologi yang didapat pada & ; 20 K penderita yang berobat kedokter  di daeradaera tropis dan subtropis pada musim panas. 9titis eksterna difusa merupakan komplek gejala peradangan yang terjadi seaktu %ua%a panas dan lembab dan dapat dijumpai dalam bentuk ringan, sedang, berat dan menaun. Telinga menjadi gatal serta semakin sakit dan kulit liang telinga menjadi eritema, edema dan dilapisi ole sekreta yang berarna keijauijauan. Dengan semakin berkembangnya  penyakit, pasien merasa sakit bila daun telinga disentu dan bila mengunya. ila  peradangan tidak ditanggulangi se%ara adekuat, maka rasa sakit, gatal serta sekret yang berbau akan menetap.

Etiologi

iasanya terjadi pada %ua%a yang panas dan lembab, terutama disebabkan ole kelompok $seudomonas dan kadangkadang juga !tapylo%o%%us albus, >s%eri%ia %oli dan >nteroba%ter aerogenes.

Fa'to& Rsi'o

eskipun banyak faktor penyebab otitis eksterna difusa, beberapa diantaranya dikenal sebagai faktor penunjang yang penting untuk terjadinya otitis eksterna difusa akut pada seseorang. eberapa diantara faktorfaktor tersebut serta ubungannya •

Gaktor epidemiologis timbulnya penyakit ini disebabkan perubaan kelembaban lingkungan,suu yang tinggi,maserasi kulit liang telinga yang terpapar lama ole kelembaban, trauma lokal serta masuknya bakteri sebagian keadaan yang sering  berkaitan dengan penyakit ini. anyak penelitian menyokong timbulnya infeksi



karena masuknya bakteri dari luar. 6elembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya otitis

eksterna

+gaknya air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber  kontaminasi yang sering dari bakteri.

6olistin

 Pseudomonas aeruginosa /olongan Klebsiella-Enterobacter   Escherichia coli

$olimiksin 

 Pseudomonas aeruginosa /olongan Klebsiella-Enterobacter   Escherichia coli

 Neomisin

Staphylococcus aureus dan S.albus  Escherichia coli /olongan proteus

6loramfenikol

Staphylococcus aureus dan S.albus /olongan Klebsiella-Enterobacter   Escherichia coli

 Nistatin 6lotrima"ol ikona"ol

9rganisme jamur 

Tolnafat 6arbolfusin Timolal%ool +sam salisilatal%ool +sam boratal%ool +sam asetatal%ool

Terutama organisme jamur namun dapat

pula efektif pada

infeksi bakteri dengan %ara merendakan  p< kulit liang telinga kresil asetat ertiolat akueus

Cmumya antisepti%

27

4.#. /titis Mdia A'(t A. Dfinisi dan Klasifi'asi

9titis edia adala peradangan pada sebagian atau seluru mukosa telinga tenga, tuba >usta%ius, antrum mastoid, dan selsel mastoid. 9titis media akut (9+) adala peradangan telinga tenga dengan gejala dan tandatanda yang bersifat %epat dan singkat. /ejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat terjadi se%ara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisa, mual, munta, diare, serta otore, apabila tela terjadi perforasi membran timpani. $ada pemeriksaan otoskopik juga dijumpai efusi telinga tenga (u%man, 200#). Terjadinya efusi telinga tenga atau inflamasi telinga tenga ditandai dengan membengkak pada membran timpani atau bulging, mobilitas yang terad pada membran timpani, terdapat %airan di belakang membran timpani, dan otore (6ers%ner, 2007). 9titis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masingmasing memiliki bentuk yang akut dan kronis. !elain itu,  juga terdapat jenis otitis media spesifik, seperti otitis media tuberkulosa, otitis media sifilitika. 9titis media yang lain adala otitis media adesia (Djaafar, 2007). 9titis media akut (9+) adala peradangan telinga tenga dengan gejala dan tandatanda yang bersifat %epat dan singkat. /ejala dan tanda klinik lokal atau sistemik dapat terjadi se%ara lengkap atau sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisa, mual, munta, diare, serta otore, apabila tela terjadi perforasi membran timpani. $ada pemeriksaan otoskopik juga dijumpai efusi telinga tenga (u%man, 200#). Terjadinya efusi telinga tenga atau inflamasi telinga tenga ditandai dengan membengkak pada membran timpani atau bulging, mobilitas yang terad pada membran timpani, terdapat %airan di belakang membran timpani, dan otore (6ers%ner, 2007).

B. Etiologi 28



akteri piogenik merupakan penyebab 9+ yang tersering. enurut  penelitian, *&7&K kasus 9+ dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri teradap kultur %airan atau efusi telinga tenga. 6asus lain tergolong sebagai nonpatogenik karena tidak ditemukan mikroorganisme  penyebabnya. Tiga jenis bakteri penyebab otitis media tersering adala !trepto%o%%us pneumoniae ('0K), diikuti ole usta%ius, menganggu fungsi imun lokal, meningkatkan adesi bakteri, menurunkan efisiensi obat antimikroba dengan menganggu mekanisme farmakokinetiknya

(6ers%ner, 2007). Dengan

menggunakan teknik polymerase %ain rea%tion ($J) dan irus spe%ifi% en"ymelinked immunoabsorbent assay (>=!+), irusirus dapat diisolasi dari %airan telinga tenga pada anak yang menderita 9+ pada 7&K kasus (u%man, 200#). . Fa'to& Risi'o Gaktor risiko terjadinya otitis media adala umur, jenis kelamin, ras, faktor  genetik, status sosioekonomi serta lingkungan, asupan air susu ibu (+!=) atau susu formula, lingkungan merokok, kontak dengan anak lain, abnormalitas kraniofasialis kongenital, status imunologi, infeksi bakteri atau irus di saluran pernapasan atas, disfungsi tuba >usta%ius, inmatur tuba >usta%ius dan lainlain (6ers%ner, 2007). Gaktor umur juga berperan dalam terjadinya 9+. $eningkatan insidens 9+ pada bayi dan anakanak kemungkinan disebabkan ole struktur dan fungsi tidak matang atau imatur tuba >usta%ius. !elain itu, sistem pertaanan tubu atau 29

status imunologi anak juga masi renda. =nsidens terjadinya otitis media pada anak  lakilaki lebi tinggi dibanding dengan anak perempuan. +nakanak pada ras Natie +meri%an, =nuit, dan =ndigenous +ustralian menunjukkan prealensi yang lebi tinggi dibanding dengan ras lain. Gaktor genetik juga berpengaru. !tatus sosioekonomi juga  berpengaru, seperti kemiskinan, kepadatan penduduk, fasilitas igiene yang terbatas, status nutrisi renda, dan pelayanan pengobatan terbatas, seingga mendorong terjadinya 9+ pada anakanak. +!= dapat membantu dalam pertaanan tubu. 9le karena itu, anakanak yang kurangnya asupan +!= banyak menderita 9+. ingkungan merokok menyebabkan anakanak mengalami 9+ yang lebi signifikan dibanding dengan anakanak lain. Dengan adanya riayat kontak yang sering dengan anakanak lain seperti di pusat penitipan anakanak, insidens 9+ juga meningkat. +nak dengan adanya abnormalitas kraniofasialis kongenital muda terkena 9+ karena fungsi tuba >usta%ius turut terganggu, anak muda menderita  penyakit telinga tenga. 9titis media merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat infeksi saluran napas atas, baik bakteri atau irus (6ers%ner, 2007).

D. 2ala Klinis

 /ejala klinis 9+ bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. $ada anak yang suda dapat berbi%ara keluan utama adala rasa nyeri di dalam telinga, di samping suu tubu yang tinggi. iasanya terdapat riayat batuk pilek sebelumnya. $ada anak yang lebi besar atau pada orang deasa, selain rasa nyeri, terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penu di telinga atau rasa kurang mendengar. $ada bayi dan anak ke%il, gejala kas 9+ adala suu tubu tinggi dapat men%apai #,&IJ (pada stadium supurasi), anak gelisa dan sukar tidur, tibatiba anak menjerit aktu tidur, diare, kejangkejang dan kadangkadang anak memegang telinga yang sakit. ila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga, suu tubu turun dan anak tidur tenang (Djaafar, 2007).

E. Fisiologi dan $atologi

Gungsi abnormal tuba >usta%ius merupakan faktor yang penting pada otitis media. Tuba >usta%ius adala saluran yang mengubungkan rongga telinga tenga dengan nasofaring, yang terdiri atas tulang raan pada dua pertiga ke ara nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang (Djaafar, 2007). 30

Tuba >usta%ius biasanya dalam keadaan steril serta tertutup dan baru terbuka apabila udara diperlukan masuk ke telinga tenga atau pada saat mengunya, menelan dan menguap. $embukaan tuba dibantu ole kontraksi muskulus tensor eli palatini apabila terjadi perbedaan tekanan telinga tenga dan tekanan udara luar antara 20 sampai dengan '0 mmusta%ius mempunyai tiga fungsi penting, yaitu entilasi, proteksi, dan drainase sekret. ?entilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam telinga tenga selalu sama dengan tekanan udara luar. $roteksi, yaitu melindung telinga tenga dari tekanan suara, dan mengalangi masuknya sekret atau %airan dari nasofaring ke telinga tenga. Drainase bertujuan untuk mengalirkan asil sekret %airan telinga tenga ke nasofaring (Djaafar, 2007H 6ers%ner, 2007). F. $atognsis /MA

$atogenesis 9+ pada sebagian besar anakanak dimulai ole infeksi saluran pernapasan atas (=!$+) atau alergi, seingga terjadi kongesti dan edema  pada mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba >usta%ius. Tuba >usta%ius menjadi sempit, seingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada telinga tenga. ila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks dan aspirasi irus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tenga melalui tuba >usta%ius. ukosa telinga tenga bergantung pada tuba >usta%ius untuk mengatur proses entilasi yang berkelanjutan dari nasofaring. :ika terjadi gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengaktiasi proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi %airan ke dalam telinga tenga. =ni merupakan faktor pen%etus terjadinya 9+ dan otitis media dengan efusi. ila tuba >usta%ius tersumbat, drainase telinga tenga terganggu, mengalami infeksi serta terjadi akumulasi sekret di telinga tenga, kemudian terjadi proliferasi mikroba patogen pada sekret. +kibat dari infeksi irus saluran pernapasan atas, sitokin dan mediatormediator  inflamasi yang dilepaskan akan menyebabkan disfungsi tuba >usta%ius. ?irus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi dan adesi bakteri, seingga menganggu pertaanan imum pasien teradap infeksi bakteri. :ika sekret dan pus  bertamba banyak dari proses inflamasi lokal, perndengaran dapat terganggu karena membran timpani dan tulangtulang pendengaran tidak dapat bergerak   bebas teradap getaran. +kumulasi %airan yang terlalu banyak akirnya dapat merobek membran timpani akibat tekanannya yang meninggi (6ers%ner, 2007).

31

9bstruksi

tuba >usta%ius dapat

terjadi

se%ara intraluminal dan

ekstraluminal. Gaktor intraluminal adala seperti akibat =!$+, dimana proses inflamasi terjadi, lalu timbul edema pada mukosa tuba serta akumulasi sekret di telinga tenga. !elain itu, sebagian besar pasien dengan otitis media diubungkan dengan riayat fungsi abnormal dari tuba >usta%ius, seingga mekanisme  pembukaan tuba terganggu. Gaktor ekstraluminal seperti tumor, dan ipertrofi adenoid (6ers%ner, 2007).

. $ny%a%6*ny%a% Ana' M(dah T&s&ang /MA

Diper%ayai baa anak lebi muda terserang 9+ dibanding dengan orang deasa. =ni karena pada anak dan bayi, tuba lebi pendek, lebi lebar dan kedudukannya lebi ori"ontal dari tuba orang deasa, seingga infeksi saluran  pernapasan atas lebi muda menyebar ke telinga tenga. $anjang tuba orang deasa #7,& mm dan pada anak di baa umur  bulan adala 17,& mm (Djaafar, 2007). =ni meningkatkan peluang terjadinya refluks dari nasofaring menganggu drainase melalui tuba >usta%ius. =nsidens terjadinya otitis media pada anak yang  berumur lebi tua berkurang, karena tuba tela berkembang sempurna dan diameter tuba >usts%ius meningkat, seingga jarang terjadi obstruksi dan disfungsi tuba. !elain itu, sistem pertaanan tubu anak masi renda seingga muda terkena =!$+ lalu terinfeksi di telinga tenga. +denoid merupakan sala satu organ di tenggorokan bagian atas yang berperan dalam kekebalan tubu. $ada anak, adenoid relatif lebi besar dibanding orang deasa. $osisi adenoid yang  berdekatan dengan muara tuba >usta%ius seingga adenoid yang besar dapat mengganggu terbukanya tuba >usta%ius. !elain itu, adenoid dapat terinfeksi akibat =!$+ kemudian menyebar ke telinga tenga melalui tuba >usta%ius (6ers%ner, 2007). a.

Stadi(m /MA

9+ dalam perjalanan penyakitnya dibagi menjadi lima stadium,  bergantung pada perubaan pada mukosa telinga tenga, yaitu stadium oklusi tuba >usta%ius, stadium iperemis atau stadium presupurasi, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi (Djaafar, 2007). 1. !tadium 9klusi Tuba >usta%ius

32

$ada stadium ini, terdapat sumbatan tuba >usta%ius yang ditandai ole retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan intratimpani negatif di dalam telinga tenga, dengan adanya absorpsi udara. etraksi membran timpani terjadi dan posisi malleus menjadi lebi ori"ontal, refleks %aaya juga berkurang. >dema yang terjadi pada tuba >usta%ius juga menyebabkannya tersumbat. !elain retraksi, membran timpani kadangkadang tetap normal dan tidak ada kelainan, atau anya berarna keru pu%at. >fusi mungkin tela terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. !tadium ini sulit dibedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan ole irus dan alergi. Tidak terjadi demam pada stadium ini (Djaafar, 2007H Dingra, 2007). 2. !tadium
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF