Laporan Tutorial Pediatri Skenario 3 (3)

March 2, 2019 | Author: Bella Monika Rajagukguk | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Tutorial Pediatri Skenario 3 (3)...

Description

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 3 BLOK PEDIATRI

DISUSUN OLEH : KELOMPOK XVI

MUHAMMAD IRSA MADJID

G 0015166

JAMES NOBLE PETRULINI

G 0015118

TEOFILUS ABDIEL

G 0015224

HAIDAR RUSYDI

G 0015100

ZAKI RAMADHANI RAHMAWAN

G 0015240

SITI NUR NA’IMAH

G 0015214

AFIDA ZAHRA

G 0015008

BELLA MONIKA RAJAGUKGUK

G 0015042

NOOR IQMALIYA RACHMA

G 0015188

ERLYN MERIKA

G 0015068

KIRANA PAWITRA NARESWARI

G 0015130

MERINA RACHMADINA

G 0015154

Tutor: ANNANG GIRI MOELYO, dr., Sp.A(K), M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2018

1

BAB I PENDAHULUAN

I.

PERMASALAHAN

Masalah yang terdapat dalam skenario 3 ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan normal pada anak berdasarkan usia? 2. Bagaimana cara memeriksa domain perkembangan? 3. Apa yang menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang? 4. Bagaimana abnormalitas pertumbuhan dan perkembangan pada anak? 5. Apa saja tes-tes lain untuk menilai domain perkembangan? 6. Apakah ada Denver I dan Denver III? 7. Bagaimana cara monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak? 8. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang? 9. Apa indikasi pemeriksaan Denver II? 10. Diagnosis yang mungkin dialami anak pada skenario? 11. Diagnosis banding kasus pada skenario? 12. Tatalaksana dari diagnosis dan diagnosis banding?

II.

TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan pembelajaran ( Learning  Learning Objective) Objective) pada skenario adalah: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses tumbuh kembang normal pada bayi dan anak. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pemeriksaan dan screening tumbuh kembang pada bayi dan anak. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang  pada bayi dan anak. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana gangguan tumbuh kembang pada  bayi dan anak.

2

III.

SKENARIO Kok Anakku belum bisa jalan…?

Suryadi, bocah berusia 2,5 tahun itu hanya bergelayut manja di gendongan sang ibu. Ia belum bisa merangkak apalagi berjalan , dan sampai saat ini belum sepatah katapun bisa diucapkannya , hanya rengekan pelan yang keluar dari

mulutnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan Denver II  oleh dokter didapatkan adanya keterlambatan di semua domain perkembangan .

3

BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

I.

LANGKAH I : MEMBACA SKENARIO DAN MENGKLARIFIKASI KATA SULIT

Dalam skenario ini kami menemukan beberapa istilah sebagai berikut: 1. Denver II Merupakan tes untuk mengontrol perkembangan bayi atau anak usia pra sekolah (motorik halus, motorik kasar, bahasa, sosial). 2. Domain Perkembangan Area untuk berkembang sampai dewasa, terdiri atas: a. Motorik Halus  b. Motorik Kasar c. Tingkah Laku Sosial d. Bahasa

II.

LANGKAH II : MERUMUSKAN PERMASALAHAN

Masalah yang terdapat dalam skenario 3 ini adalah: 1. Bagaimana perkembangan normal pada anak berdasarkan usia? 2. Bagaimana cara memeriksa domain perkembangan? 3. Apa yang menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang? 4. Bagaimana abnormalitas pertumbuhan dan perkembangan pada anak? 5. Apa saja tes-tes lain untuk menilai domain perkembangan? 6. Apakah ada Denver I dan Denver III? 7. Bagaimana cara monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak? 8. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang? 9. Apa indikasi pemeriksaan Denver II? 10. Diagnosis yang mungkin dialami anak pada skenario? 11. Diagnosis banding kasus pada skenario? 12. Tatalaksana dari diagnosis dan diagnosis banding?

4

III.

LANGKAH III : MELAKUKAN CURAH PENDAPAT DAN MEMBUAT PERNYATAAN SEMENTARA MENGENAI PERMASALAHAN DALAM LANGKAH II

1. Bagaimana perkembangan normal pada anak berdasarkan usia? Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap, yaitu masa prenatal dan masa  post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah periode setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana ovum yang dibuahi akan mengalami diferensiasi yang  berlangsung cepat hingga membentuk suatu sistem organ dalam tubuh. Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9 minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang meningkat pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk manusia dengan organ –   organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester kedua memasuki trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase fetus lanjut dimana, pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat. Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa  post natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (028 hari), masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas dan masa remaja (adolescent). Tahap awal neonatus adalah  beradaptasi terhadap lingkungan, yang termasuk perubahan sirkulasi darah dan mulainya berfungsi berbagai organ –   organ tubuhnya yang lain seperti parunya. Setelah berakhirnya masa neonatus, fase berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1  bulan hingga 12 bulan. Pada fase bayi dini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses pematangan organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi sistem saraf. Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun,

5

ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan ada kemajuan pada  perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Pada saat usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah (preschooler), di usia ini pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan terjadi

perkembangan

dengan

aktifitasnya

sehari-hari

dan

meningkatnya

keterampilan dan proses berpikir. Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi  pada anak wanita dikalangan usia 6 hingga 10 tahun, sedangkan anak laki laki usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang, dia senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi 2 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun. Masa ini merupakan transisi periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa. Ada terjadi  percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut  Adolescent Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin sekunder.

2. Bagaimana cara memeriksa domain perkembangan? Domain perkembangan adalah suatu area yang mengalami proses  perkembangan selama manusia tumbuh dan berkembang hingga menjadi manusia dewasa. Terdapat empat domain perkembangan: a.  Personal social  (kepribadian atau tingkah laku sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan  berinteraksi dengan lingkungannya.  b.  Fine motor adaptive (gerakan motoric halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-oto kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang 6

cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar dan memegang suatu  benda. c.  Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti  perintah, dan berbicara spontan. d. Gross motor  (perkembangan motorik kasar) Aspek

yang

berhubungan

dengan

pergerakan

dan

sikap

tubuh

(Soetjiningsih, 2012).

3. Apa yang menyebabkan anak mengalami gangguan tumbuh kembang? Beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak antara lain proses kelahiran, stimulasi yang kurang, obesitas, Kelainan hormonal, malnutrisi, masalah kesehatan kronis, psikologis, faktor lingkungan lainnya.

4. Bagaimana abnormalitas pertumbuhan dan perkembangan pada anak? Dijelaskan di LO.

5. Apa saja tes-tes lain untuk menilai domain perkembangan? Keluhan orang tua terhadap perkembangan anaknya merupakan modal utama dalam deteksi dini perkembangan dan mempunyai korelasi positif dengan diagnosis perkembangan yang sebenarnya. Berdasarkan informasi dari orang tua, alat skrining perkembangan yang sering digunakan adalah KPSP dan PEDS. Alat skrining perkembangan KPSP adalah kuesioner yang diadopsi dari prescreening developmental

questionnaire

(PDQ)

dan

telah

direkomendasikan

oleh

Kementerian Kesehatan RI untuk dikerjakan di tempat pelayanan kesehatan  primer. Alat skrining PEDS adalah kuesioner yang dapat diselesaikan dalam 5 menit, mempunyai sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi, serta membantu dokter untuk menggali keluhan para orang tua tentang gangguan perkembangan perilaku  putra putrinya. Salah satu skrining formal yang telah banyak dikerjakan oleh  profesi kesehatan di dunia, termasuk Indonesia adalah tes Denver II. 7

Alat skrining KPSP, PEDS, dan tes Denver II merupakan perangkat skrining perkembangan yang sering dipergunakan sehingga ketiga perangkat tersebut seyogyanya memiliki tingkat kesepakatan yang baik. Penelitian ini  bertujuan untuk menilai kesepakatan hasil antara ketiga instrumen tersebut dalam skrining perkembangan anak usia balita.

6. Apakah ada Denver I dan Denver III? DDST ( Denver Development Screening Test ) Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1967 untuk membantu tenaga kesehatan mendeteksi masalah perkembangan  potensial pada anak anak dibawah usia 6 tahun. DDST digunakan secara luas sejak publikasi. Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang DDST dan Revised Denver Developmental Screening Test ( DDST-R)

7. Bagaimana cara monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak? Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan dengan  parameter ukur tertentu seperti fisik, gizi, maturitas dan penilaian milestones  perkembangan. Penilaian pertumbuhan anak menggunakan parameter ukuran antropometrik yang sering dipakai pada penilaian pertumbuhan fisik yaitu berat  badan, tinggi badan, lingkaran kepala, tebal lipatan kulit dan lingkaran lengan atas  panjang . Untuk berat badan pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan seperti timbangan injak. Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena merupakan hasil keseluruhan peningkatan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak dan juga cairan tubuh. Berat badan pada saat ini merupakan indikator yang baik untuk menentukan status gizi anak serta keadaan tumbuh kembang anak Pengukuran tinggi badan pada usia hingga 2 tahun diukur dengan menggunakan alat infantometer. Bayi dalam posisi berbaring diantara alat, dan satu bagian dari alat menempel dibagian ubun-ubun bayi. Untuk anak usia diatas 2 tahun dapat digunakan alat seperti stadiometer, microtoise, dan tinggi duduk Pengukuran lingkaran kepala dilakukan pada daerah occipitofrontal anak, dan mencerminkan volume intrakranial yang merupakan ukuran pertumbuhan 8

otak. Laju tumbuh akan pesat dalam waktu 6 bulan pertama semenjak lahir, dan akan terus berkurang hingga usia 3 tahun. Maka manfaat pengukuran lingkaran kepala terbatas hingga usia 3 tahun kecuali pada kasus hidrosefalus Lingkaran lengan atas dilakukan dari biasanya pada lengan kiri. Lengan dibiarkan menggantung bebas disamping badan. Batas pengukuran adalah  pertengahan antara akromion dan olekranon pada lengan dibengkokkan 90 derajat. Pengukuran lingkaran lengan mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak dipengaruhi terlalu banyak oleh jumlah cairan tubuh seperti  berat badan. Ini juga bisa dipakai untuk menilai status gizi dan keadaan tumbuh kembang pada anak di dalam kelompok usia prasekolah Selain

menggunakan

pengukuran

antropometrik

untuk

menilai

 pertumbuhan anak, dapat juga dilakukan pemantauan terhadap bentuk tubuh,  perbandingan bagian kepala, tubuh dan bagiannya, pertumbuhan rambut termasuk warna

rambut,

diameter

ketebalan

atau

ketipisan

rambut

dan

akar

rambut.Pemantauan juga dapat dilakukan terhadap gigi, melihat kapan gigi susu anak tumbuh atau erupsi dan penggantian dengan gigi permanen (Narendra, 2002). 8. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang? a. Faktor internal Berikut ini adalah faktor-faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, yaitu: i. Ras/etnik atau bangsa Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya. ii. Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi,  pendek, gemuk, atau kurus. iii. Umur Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan pada masa remaja. iv. Jenis kelamin

9

Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Akan tetapi setelah melewati masa pubertas,  pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. v. Genetik Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, contohnya seperti kerdil. vi. Kelainan kromosom Kelainan

kromosom

umumnya

disertai

dengan

kegagalan

 pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

 b. Faktor eksternal Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak. i. Faktor prenatal 1) Gizi  Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan memengaruhi pertumbuhan janin. 2) Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot. 3) Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti Aminopterin atau Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis. 4) Endokrin Diabetes

mellitus

dapat

menyebabkan

kardiomegali, dan hyperplasia adrenal. 5) Radiasi

10

makrosomia,

Paparan radiasi dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental, dan deformitas anggota gerak, kelainan kongenital mata, serta kelainan jantung. 6) Infeksi Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Citomegali virus, Herpes simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak,  bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental, dan kelainan  jantung kongenital. 7) Kelainan imunologi Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibody terhadap sel darah merah janin, kemudian melalui  plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolysis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kerniktus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak. 8) Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi  plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu. 9) Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan salah atau kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain. ii. Faktor persalinan Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak iii. Faktor pasca persalinan 1) Gizi Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat. 11

2) Penyakit kronis atau kelainan kongenital Tuberculosis, anemia, dan kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. 3) Lingkungan fisik dan kimia Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif dan zat kimia

tertentu

(Pb,

Merkuri,

rokok,

dan

lain-lain)

mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak. 4) Psikologis Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam  pertumbuhan dan perkembangan. 5) Endokrin Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. 6) Sosioekonomi Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan serta kesehatan lingkungan yang jelek dan tidaktahuan, hal tesebut menghambat pertumbuhan anak. 7) Lingkungan pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. 8) Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak, serta keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak. 12

9) Obat-obatan Pemakaian

kortikosteroid

jangka

panjang

menghambat

pertumbuhan,

demikian

halnya

akan dengan

 pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

9. Apa indikasi pemeriksaan Denver II? Dijelaskan di LO.

10. Diagnosis yang mungkin dialami anak pada skenario? Dijelaskan di LO.

11. Diagnosis banding kasus pada skenario? Dijelaskan di LO.

12. Tatalaksana dari diagnosis dan diagnosis banding? Dijelaskan di LO.

13

IV.

LANGKAH IV : MENGINVENTARISASI PERMASALAHAN SECARA SISTEMATIS

DAN

PERNYATAAN

SEMENTARA

MENGENAI

PERMASALAHAN PADA LANGKAH III

Tinggi Badan

    h    u     b    u    T

Gangguan Tumbuh Kembang

Faktor

Lingkar Kepala

Tumbuh Kembang Normal

Autoanamnesis

Motorik Halus Anamnesis

   n    a    g    n    a     b

Alloanamnesis

Denver

Berat Badan

Pemeriksaan Fisik

   e     k    r    e    P

Motorik Kasar

Bahasa

dan Screening Tingkah Laku

KPSP

Sosial Diagnosis banding

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis

Tatalaksana

Komplikasi dan Prognosis

14

V.

LANGKAH V : MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan pembelajaran (Learning Objective) pada skenario adalah: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses tumbuh kembang normal pada bayi dan anak. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pemeriksaan dan screening tumbuh kembang pada bayi dan anak. 3. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang  pada bayi dan anak. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan tumbuh kembang pada bayi dan anak. 5. Mahasiswa mampu menjelaskan tatalaksana gangguan tumbuh kembang pada  bayi dan anak.

VI.

LANGKAH

VI

:

MENGUMPULKAN

INFORMASI

BARU

DENGAN

BELAJAR MANDIRI

Masing-masing anggota kelompok kami telah mencari sumber-sumber ilmiah dari yang sesuai dengan topik diskusi tutorial ini secara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya. Pengumpulan informasi telah dilakukan oleh masingmasing anggota kelompok kami dengan menggunakan sumber referensi ilmiah seperti  buku, review, dan artikel ilmial yang berkaitan dengan skenario ini.

15

VII.

LANGKAH VII : MELAPORKAN, MEMBAHAS, DAN MENATA KEMBALI INFORMASI YANG HARUS DIPEROLEH

Mahasiswa mampu menjelaskan proses tumbuh kembang normal pada bayi dan anak.

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil . Anak menunjukkan ciri-ciri  pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleksdalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalkan perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-ciri tumbuh kembang anak: a.

Perkembangan menimbulkan perubahan Perkembangan

terjadi

bersamaan

dengan

pertumbuhan.

Setiap

 pertumbuhan disertai perkembangan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. b. Pertumbuhan

dan perkembangan pada tahap awal menentukan

 perkembangan selanjutnya Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak 16

tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait

dengan

 perkembangan

fungsi awal

ini

berdiri

anak

merupakan

terhambat. masa

kritis

Karena karena

itu akan

menentukan perkembangan selanjutnya. c.

Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda

beda

baik

dalam

pertumbuhan

fisik

maupun

 perkembangan fungsi organ dan perkembangan masing-masing anak. d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,

perkembangan pun

demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat badan dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya. e.

Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap: 1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian

menuju ke arah keudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal) 2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal). f.

Perkembangan memiliki tahap yang berurutan Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan  berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu menggambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.

Prinsip-prinsip tumbuh kembang anak: a.

Pertumbuhan merupakan hasil proses kematangan dan belajar  17

Kematangan

merupakan

proses

intrinsik

yang

terjadi

dengan

sendirinya, sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui  belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak. b. Pola perkembangan dapat diramalkan

Terdapat perssamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan demikian

perkembangan

seorang

anak

dapat

diramalkan.

Perkembangan berlangsung dari tahapan umum ke tahap spesifik, dan terjadi berkesinambungan. Domain Perkembangan Anak  a.

Perkembangan motorik kasar  Kemampuan

Usia Pencapaian

Kontol kepala:

Mengangkat kepala hingga 450

2 –  2,5 bulan

Mengangkat kepala hingga 900

2,5 –  3 bulan

Duduk dengan kepala stabil

3,5 –  4 bulan

Duduk tanpa bersandar

6,5 –  8 bulan

Berdiri/berjalan sendiri

13 – 15 bulan

Melangkah

21 –  22 bulan

b. Perkembangan motorik halus

Kemampuan

Usia Pencapaian

6 minggu

Tersenyum

c.

Meraih

4 bulan

Memindahkan benda

6 bulan

Mencubit

8 bulan

Perkembangan bahasa Kemampuan

Usia Pencapaian

Gumaman kanonikal (dada, 18

6 –  10 bulan

mama) Membentuk kata-kata

9 –  10 bulan

Memproduksi kata-kata

12 –  13 bulan

Menggunakan kata kerja

18 bulan

Kombinasi kata-kata

20 bulan 24 –  36 bulan

Penggunaan tata bahasa

Gambar 1: Tahapan perkembangan bayi tahun pertama (Abdoerrachman et al, 1985)

19

Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme pemeriksaan dan screening tumbuh kembang pada bayi dan anak. KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan)

Merupakan kuisioner yang berisi 9-10 pertanyaan singkat pada orang tua/pengasuh tentang kemampuan yang telah dicapai anak, mulai dari umur 3  bulan, minimal tiap 3 bulan sampai umur 2 tahun, minimal tiap 6 bulan sampai umur 6 tahun. KPSP ini digunakan untuk mengetahui apakah perkembangan anak sesuai umurnya atau terlambat. KPSP memiliki kelemahan disbanding dengan Denver II, yaitu KPSP terlambat 1-3 bulan (kemungkinan false negative)  pernyataan tidak imbang antar 4 aspek perkembangan. Alat yang digunakan  berupa: a. Kuisioner (daftar pertanyaan) sesuai umur anak  b. Kertas, pensil c. Bola karet atau plastic seukuran bola tenis d. Kerincingan e. Kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah f.

Benda-benda kecil seperti kismis/potongan biscuit kecil berukuran 1,51cm

Langkah-langkah pelaksanaan: a. Hitung umur anak (tanggal, bulan, tahun) i. ii.

Lebih 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan Prematur: sampai umur 2 tahun dikurangi prematuritasnya

 b. Buka kuisioner sesuai umurnya: 3, 6, 9, 12 bulan, dst. Atau kuisioner yang lebih muda dari umurnya (kalua datang umur 4 atau 5  bulan, gunakan kuisioner umur 3 bulan dulu) c. Jelaskan tujuan KPSP pada orang tua d. Tanyakan isi KPSP sesuai urutan e. Atau melaksanakan perintah sesuai KPSP

Interpretasi (penafsiran) KPSP: 20

a. “Ya”, bila orang tua menjawab: anak bisa  melakukan atau pernah   atau sering  atau kadang-kadang .

 b. “Tidak” bila anak belum pernah/tidak pernah/ibu tidak tahu c. Bila “Ya” berjumlah 9-10, berarti perkembangan anak sesuai tahap  perkembangannya (S). i.

Beri pujian pada ibu

ii.

Teruskan pola asuh

iii.

Teruskan stimulasi sesuai tahap perkembangan berikutnya

iv.

Ikutkan anak di Posyandu, BKB, PADU

d. Bila “Ya” berjumlah 7-8, berarti meragukan (M). i.

Beri dukungan ibu

ii.

Ajarkan cara stimulasi sesuai kelompok umur

iii.

Cari kemungkinan penyakit yang menyebabkan penyimpangan  perkembangan

iv.

Ulangi setelah 2 minggu kemudian dengan KPSP sesuai umur anak

v.

Jika hasil KPSP ulangan “Ya” tetap 7-8, maka kemungkinan ada  penyimpangan (P) segera rujuk RS terdekat.

e. Bila “Ya” sama atau kurang dari 6, kemungkinan ada penyumpangan (P), rinci jawaban tidak pada aspek perkembangan yang mana. i. ii.

Segera rujuk ke Rumah Sakit Tulis jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan

Denver II

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF