Laporan Tutorial Modul 1 klp 20 D blok 2.6_(1).docx
April 23, 2019 | Author: astri | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Tutorial Modul 1 klp 20 D blok 2.6_(1).docx...
Description
L AP OR AN
H AS IL
TUTORIAL
B L O K 2.6 GANGGUAN SISTEM RESPIRASI MODUL1
Disusun oleh :
1. Muhammad Ali Qori Sembiring (1610313011) 2. Astri Nadia Hidayat (1610313017) 3. M. Hasbi Siddiq Eel Taslim (1610313016) 4. Ghina Zartin (1610311009) 5. Sasqia Trizolla (1610311061) 6. Salsabila Muslim (1610312044) 7. Muhammad Furqan (1610312071) 8. Brilianata Andira (1610313046) 9. Putri Aisyah Mirza (1610312022)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
MODUL I Skenario 1: Terlalu Cepat
Mediasto, 35 tahun, adalah seorang pekerja pabrik produsen bahan rumah tangga. Akhir-akhir ini Medi (demikian dia biasa dipanggil) merasa mudah letih dan napas terasa sesak walaupun berjalan tidak terlalu jauh atau naik tangga, padahal biasanya Medi sanggup bersepeda 10 km tanpa merasa lelah. Medi tidak merokok tapi memang teman-teman sesama pekerja di pabrik rata-rata perokok berat. Medi jarang sakit, seingatnya hanya satu kali pernah dirawat di RS saat berusia 16 tahun karena adanya polip di rongga hidung. Medi pergi ke poliklinik perusahaan untuk memeriksakan diri. Dari anamnesis diketahui bahwa ayah Medi meninggal lima tahun yang lalu karena kanker paru. Sesudah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter perusahaan curiga bahwa kondisi Medi lebih berat dari kelihatannya dan memberikan surat rujukan ke rumah sakit. Di rumah sakit, dari pemeriksaan fisik dan penunjang, dokter mencurigai adanya tumor di mediastinum yang bertambah besar dengan cepat sehingga menekan paru-paru dan ditemukan juga tanda – tanda efusi pleura. Dokter menyarankan agar Medi dirawat inap, karena perlu dilakukan banyak pemeriksaan lain seperti bronkoskopi, TTB ( trans thoracal biopsy) biopsy) untuk membuktikan kecurigaan dokter dan menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Sesudah dilakukan pemeriksaan penunjang, dokter mendapatkan kesimpulan bahwa Medi menderita malignant thymoma dan harus segera diberikan kemoterapi. Namun sesudah diberikan kemoterapi tiga siklus, Medi sesak napas hebat dan meninggal. Bagaimana anda menjelaskan permasalahan diatas?
STEP I: TERMINOLOGI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Polip Hidung: suatu massa l unak yang mengandung banyak cairan berwarna putih ke abu abuan yang biasanya timbul karna inflamasi mukosa Kanker Paru: tumor ganas yang berkembang di paru, penyebabnya karna sel epitel yang bersifat ganas Tumor Mediastinum: pertumbuhan sel sel abnormal di rongga mediastinum bersifat mendorong organ sekitar dan pertumbuhan nya lambat Efusi Plura: penumpukan cairan diantara 2 lapisan pleura Bronkoskopi: tindakan medis yang dilakukan untuk melihat jalur saluran nafas untuk prosedur diagnostik dan terapi Trans Thoracal Biopsy: tindakan biopsi paru untuk mengambil contoh jaringan yang dipandu dengan CT scan Malignant Thymoma: kanker ganas yang terbentuk pada permukaan luar timus Kemoterapi: pengobatan dengan obat obatan kimia yang berfungsi untuk merusak atau membunuh sel sel yang tumbuh dengan cepat
STEP II: IDENTIFIKASI MASALAH
1.
Mengapa pak medi merasa letih dan nafas terasa sesak walaupun berjalan tidak terlalu jauh/ naik tangga? Dan apa hubungan usia dan pekerjaan dengan keluhan? 2. Apa hubungan keluhan pak medi dengan dia yang tidak merokok dan teman nya yang perokok berat? 3. Adakan hubungan riwayat polip hidung dengan keluhan nya sekarang? 4. Apakah ada hubungan riwayat keluarga paj medi dengan keluhannya? 5. Mengapa dokter curiga kondisi pak medi lebih berat dari kelihatannya? 6. Mengapa dokter mencurigai adanya tumor dimediastinum? 7. Bagaimana tanda tanda efusi pleura? Fan kenapa bisa terjadi pada pak medi? 8. Mengapa dokter menyarankan melakukan peeriksaan bronkoskopi dan TT B? Dan bagaimana gambaran hasilnya 9. Mengapa dokter menyimpulkan pak medi terkena malignant thymoma dan harus segera diberi terapi? 10. Mengapa setelah diberi kemoterapi 3 siklus, pak medi sesak nafas hebat dan meningal ? 11. Apakah ada tatalaksana selain kemoterapi?
STEP III: ANALISIS MASALAH
1.
Mengapa pak medi merasa letih dan nafas terasa sesak walaupun berjalan tidak terlalu jauh/ naik tangga? Dan apa hubungan usia dan pekerjaan dengan keluhan? : sesak nafas bisa disebabkan banyak hal , bisa karena penyakit kardiovaskular dengan gejala lain nya bisa berupa nyeri dada yang menjalar dan tidak bisa ditunjuk (pada auskultasi terdengar b ising jantung) bisa juga karna penyaki saluran respirasi ( pada auskultasi terdengar bising ekspirasi). Sesak nafas dan kelelahan bisa juga disebabkan hal hal lain seperti anemia, alergi, dan bisa sampai keganasan(karna keganasan seperti tumor terutama di saluran pernafasan bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas sehingga jadi sesak) : kalau hubungan keluhan dengan usia, mungkin tidak terlalu berpengaruh karna usia tergolong muda, sedangkan untuk pekerjaan sangat mempengaruhi karna tn medi bekerja di pabrik yang banyak polusi udara sehingga bisa menyebabkan sesak nafas
2.
Apa hubungan keluhan pak medi dengan dia yang tidak merokok dan teman nya yang perokok berat? : walaupun pak medi tidak merokok, tapi pak medi merupakan seorang perokok pasif ( terkena paparan asap lingkungan) karena teman kerjanya rata rata perokok berat dan ia bekerja di pabrik sehingga pak medi memiliki faktor resiko terjadinya gangguan sistem pernafasan. Sehingga keluhan pak medi ini sangat berhubungan dengan teman nya yang perokok, dimana rokok ini memiliki lebih kurang 4000 bahan kimia sehingga bisa menyebabkan berbagai penyakit
3.
Adakan hubungan riwayat polip hidung dengan keluhan nya sekarang? : polip hidung/polipnasi bisa timbul karena inflamasi ataupun alergi, dimana tumuh nya s uatu massa si mukosa hidung. Polipnasi ini sangat berkemungkinan untuk recurrent sehingga mungkin bisa jadi pada pak medi ini polip nya kambuh sehingga menyumbat saluran nafas sehingga menyebabkan sesak. Sehingga harus di lakukan pemeriksaan lagi apakah sesak pak medi ini karena polip nya yang kambuh
4.
Apakah ada hubungan riwayat keluarga paj medi dengan keluhannya? : ada hubungan nya karna bisa jadi pada pak medi ini juga keganasaan seperti pada ayah nya yang terkena kanker paru karena geneitik setidaknya menyumbangkan 14% faktor resiko ditambah lagi pak medi ini mempunyai faktor resiko lain seperti paparan asap lingkungan dari teman nya yang perokok dan tempat kerja nya sehingga sangat mungkin terjadi keganasan pada pak medi ini.
5.
Mengapa dokter curiga kondisi pak medi lebih berat dari kelihatannya? : kecurigaan dokter dilihat dari anamnesis dengan pemeriksaan fisiknya, dimana dari anamnesis didapatkan riwayat penyakit keluarga yaitu ayah nya yang meninggal karena kanker paru. Dan juga dari pemeriksaan fisi k nya, mungkin ditemui tanda tanda yang mengarah ke keganasan atau tumor seperti di temukan stridor, dinding nya tidak simetris s eperti pigeon chest(pada tumor mediastinum) dan pada saat berbaring sesak nya bertambah karna tumor menekan trakea.
6.
Mengapa dokter mencurigai adanya tumor dimediastinum? : karna pada pemeriksaan penunjang di temukan tanda tanda ke arah tumor mediastinum yaitu pada pemerikaan rontgen thorax yaitu pada foto PA terlihat pelebaran gambaran mediastinum ke kanan dan kekiri dimana antara mediastinum dengan paru membentuk sudut tumpul dan pada foto lateral juga terlihat tumor mediastinum nya, paling sering di anterior.
7.
Bagaimana tanda tanda efusi pleura? dan kenapa bisa terjadi pada pak medi? : tanda tanda efusi pleura antara lain: sesak nafas, batuk, demam. Pada pemeriksaan fisik pada palpasi biasanya di temukan bagian yang cembung didada yang jika di palpasi sakit, pada perkusi bunyi nya redup dan pada pemeriksaan penunjang yaitu rontgen thorax terlihat gambaran menutupi paru (pada paru ada gambaran opaq) dan juga tampak sudut costofrenikus nya tumpul. : normal nya cairan pleura yang berasal dari kapiler pleura parietal dan kapiler pleura viseral dibawa ke sistem limfatik tapi karena ada tumor yang mendesak sehingga aliran tidak lancar, terjadi bendungan dan jadilah efusi pleura
8.
Mengapa dokter menyarankan melakukan peeriksaan bronkoskopi dan T TB? Dan bagaimana gambaran hasilnya? : indikasi untuk di lakukan nya bronkoskopi ada beberapa, diantaranya kelainan radiologi thorax, suspek keganasan pada saluran pernafasan dan paru,dan lain hal nya. Dan juga dari pemeriksaan bronkoskopi ini kita bisa melihat invasi tumor dan bisa membedakan tumor mediastinum dan tumor paru dan juga disarankan untu TTB untuk pengambilan sampel agar bisa dilakukan pemeriksaan PA untuk melihat tumor nya ganas atau jinak. Indikasi dilakukan nya TTB ini yaitu ditemukan massa pada pemeriksaan CT Scan, dan tumor dapat dicapai dengan jarum dari dinding dada.
9.
Mengapa dokter menyimpulkan pak medi terkena malignant thymoma dan harus segera diberi terapi? :Karena sudah dilakukan pemeriksaan bronkoskopi dan TTB sehingga DD lainnya sudah tersingkirkan. Sehingga didapatkan diagnosis pasti malignant thymoma. Karena malignant (ganas) yaitu sudah stage 3 atau 4 makanya harus segera kemoterapi
10. Mengapa setelah diberi kemoterapi 3 siklus, pak medi sesak nafas hebat dan meningal ? : bisa jadi karena penyakit pak medi sudah terlalu parah, dan juga pada yang ganas kemoterapi hanya untuk paliatif saja (mengurangi gejala/ memaksimalkan kualitas hidup saja) dan bisa juga pak medi ini terkena efek kemoterapi, salah satu diantaranya kematian karena syarat kemoterapinya tidak terpenuhi dimana syarat kemoterapi yaitu Hb>10, trombosit>10.000, performa status>70. 11. Apakah ada tatalaksana selain kemoterapi? :Kalau masih jinak kita bisa melakukan tatalaksana lain seperti pembedahan tapi jika sudah ganas tatalaksana nya kemoterapi/ radioterapi jika syarat nya terpenuhi. Tetapi j ika syaratnya tidak terpenuhi biasanya di kembalikan ke layanan primer dan diberkan terpai supportif.
STEP IV: SKEMA
Rontgen thoraks
wheezing
bronkoskopi Pemeriksaan penunjang
Laki-laki, 35 tahun, Mudah lelah dan sesak nafas
TTB
Pigeon chest Pemeriksaan fisik
stridor
Bunyi perkusi redup
Patologi anatomi anamnesis
Paparan asap rokok
staging
prognosis
Riwayat penyakit polip
Riwayat keluarga kanker paru
Malignant Thymoma
Paparan asap pabrik
komplikasi
Efusi pleura
STEP V: LEARNING OBJECTIVE
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Klasifikasi tumor dan tumor like lession pada saluran nafas Epidemiologi , Etiologi, dan faktor resiko tumor dan tumor like lession pada saluran nafas Patogenesis dan patofisiologi tumor dan tumor like lession pada saluran nafas Manifestasi klinis dan diagnosis tumor dan tumor like lessio n pada saluran nafas Tatalaksana tumor dan tumor like lession pada saluran nafas Komplikasi dan prognosis tumor dan tumor like lession pada saluran nafas
STEP VI: BELAJAR MANDIRI EPI DEMI OLOGI ,ETIOLOGI , DAN FAKTOR RE SIKO Epidemiologi
Karsinoma nasofaring
Karsinoma nasofaring merupakan keganasan kepala-leher yang paling banyak prevalensinya. Menurut Chinese Journal of Cancer tahun 2012 berdasarkan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada rentang waktu 2000-2005, karsinoma menduduki posisi tertinggi dari seluruh kejadian keganasan kepala-leher yakni dengan persentase 28%. Kejadiannya terus meningkat setiap tahun dan lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Berdasarkan usia, karsinoma nasofaring banyak terjadi pada kelompok usia 41-50 tahun dengan persentase 32,4%. Di Indonesia, jumlah kasus karsinoma nasofaring terbanyak terjadi di kota Medan dengan angka kejadian 4,3/100.000 kasus.
Karsinoma Laring
Berdasarkan Cancer statistic review 1975-2015, dari National Cancer Institute, perkiraan kasus karsinoma laring pada tahun 2018 adalah 13,150 dengan persentase 0,8% dari seluruh kejadian kanker dengan perkiraan angka kematian 0,6%.
Karsinoma Paru
Berdasarkan Cancer statistic review 1975-2015, dari National Cancer Institute, perkiraan kasus karsinoma paru pada tahun 2018 adalah 234,030 dengan persentase 13,5% dari seluruh kejadian kanker dengan perkiraan angka kematian 25,3%.
Tumor Mediastinum
Polip Nasal
Menurut American Journal of Rhinology & Allergy tahun 2013, polip nasal banyak terjadi pada usia 42 tahun dan lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita.
Etiologi dan Faktor Risiko
Karsinoma nasofaring
Sudah hampir dapat dipastikan bahwa faktor pencetus terbesarnya ialah suatu jenis virus yang disebut virus Epstein-Barr (Soepardi et al, 1993). Karena pada semua pasien nasofaring didapatkan titer anti-virus Epstein-Barr (EB) yang cukup tinggi. Titer ini lebih tinggi dari titer orang sehat, pasien tumor ganas leher dan kepala lainnya dan tumor organ tubuh lainnya, bahkan pada kelainan nasofaring yang lain sekalipun (Soepardi et al, 2012). Selain dari itu terdapat juga faktor predisposisi yang mempengaruhi pertumbuhan tumor ganas ini, seperti : 1) Faktor ras Banyak ditemukan pada ras Mongoloid, terutama di daerah Cina bagian selatan berdasarkan hasil pengamatan cara memasak tradisional sering dilakukan dalam ruang tertutup dan dengan menggunakan kayu bakar (Soepardi et al, 1993). 2) Faktor genetik Tumor ini atau tumor pada organ lainnya ditemukan pada beberapa generasi dari keluarga (Soepardi et al, 1993). 11 3) Faktor sosial ekonomi
suatu
Faktor yang mempengaruhi ialah keadaan gizi,nitrosamin menjadi zat karsinogen
pemicu
kanker
(Ballenger, 2010). 4) Letak geografis Terdapat
banyak
di
Asia
Selatan,
Afrika
Utara,
Eskimo
karena
penduduknya
mengonsumsi makanan yang diawetkan (daging dan ikan) terutama pada musim dingin
sering
menyebabkan
tingginya kejadian kanker nasofaring (Soepardi et al, 2012). 5) Jenis kelamin Tumor ini lebih sering ditemukan pada laki-laki dari pada perempuan disebabkan
kemungkinan
ada hubungannya dengan faktor kebiasaan hidup laki-laki seperti merokok, bekerja pada industri kimia cenderung lebih sering menghirup uap kimia
dan lain-lain (Soepardi et al, 2012).
6) Faktor lingkungan Faktor yang berpengaruh adalah iritasi oleh bahan kimia, asap sejenis kayu dihasilkan dari memasak menggunakan kayu bakar, terutama apabila tidak sempurna dapat menyebarkan partikel-partikel kesehatan dapat tersangkut di hidung
besar
(5-10
tertentu
pembakaran
yang
kayu
mikrometer) yang
tersebut
dalam
segi
dan nasofaring, kemudian tertelan. Jika pembersihan tidak
sempurna karena ada penyakit hidung, maka partikel ini akan menetap lebih lama di daerah nasofaring dan dapat merangsang tumbuhnya tumor (Ballenger, 2010). 7) Radang kronis daerah nasofaring Dianggap dengan adanya peradangan, mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap
karsinogen
lingkungan (Iskandar et al, 1989).
Karsinoma Laring
Penyebab pasti sampai saat ini belum diketahui, namun didapatkan beberapa hal yang berhubungan erat dengan terjadinya keganasan laring yaitu : rokok, alkohol, sinar radio aktif, polusi udara, radiasi leher dan asbestosis. Ada peningkatan resiko terjadinya tumor ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu.
Karsinoma Paru
1. Jenis Kelamin Jenis kelamin diduga berkaitan dengan kejadian kanker paru. Hal ini dapat dilihat dari data epidemiologi bahwa pasien kanker paru pria lebih banyak dari wanita begitu juga dengan jumlah kematiannya. Laki-laki memiliki tingkat metilasi pada gen Ras Association domain Family 1A (RASSF1A) yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu 7,5% dibandingkan dengan 17,9% dengan nilai P
View more...
Comments