Laporan Tutorial Fraktur Cruris
September 1, 2018 | Author: Muhammad Khoirul Zed | Category: N/A
Short Description
Fraktur truris adalah hilangnnya kontinuinitias tulang...
Description
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Skenario Kasus Tujuan skenario 4 Tujuan umum pada pembelajaran scenario 4 adalah setelah mengikuti tutorial ini, mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system muskulo skeletal meliputi keterampilan pengkajian, menentukan diagnose keperawatan, prioritas masalah, intervensi, dan evaluasi sesuai dengan kasus yang terjadi pada pasien dibawah ini.
Kasus “Jumping” “Jumping”
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke IGD rumah sakit berlian setelah mengalami kecelakaan sepeda motor, menurut warga, saat sedang mengendarai sepeda motornya pasien tersebut ditabrak oleh mobil yang melaju dari arah kanan lalu pasien terlempar dari sepeda motornya, dan sempat terguling beberapa meter. ada pemeriksaan !!" dalam batas normal dan #ampak luka terbuka pada region cruris dekstra $%3 tengah bagian &entral dengan ukuran '() cm, tepi luka tida tidak k rata rata,, sudu sudutt luka luka tump tumpul, ul, tamp tampak ak jemb jembat atan an jarin jaringa gan, n, tida tidak k tampak adanya perdarahan akti*, tampak adanya penonjolan *ragmen tulang. +kstrimitas bawah sebelah kanan terlihat adanaya de*ormitas dan lebih memendek. Diskus Diskusika ikan n scena scenario rio erse! erse!u u "engan "engan menggu menggunak nakan an eknik eknik se#en $ump% 1.2 Analisa Kasus
1.2.1 Daftar stilah !ata"!ata #ulit 1.2.1.1.Deformitas 1.2.1.2 $rkatur %ruris
Sistem Sistem uskul uskulosk oskeleta eletall elomp elompok ok I/ age age $
1.2.2 &ertanyaan dari !ata"!ata #ulit
$.).).$ Denisi dari *raktur cruris $.).).) enyebab *raktur cruris $.).).3 !anda dan gejala *raktur cruris 1 $.).).2 atosiologi raktur 4ruris 1 $.).).' omplikasi raktur 4ruris 1 $.).).5 emeriksaan penunjang apa saja pada raktur 4ruris 1 $.).).6 enatalaksanaan raktur 4ruris 1 $.).).7 Diagnose yg mungkin muncul dari raktur 4ruris 1
1.2.' (awaban dari kata kata sulit 1.2.'.1 Deformitas musculoskeletal adalah kelainan dan trauma pada sistem muskuloskeletal yang bermanifestasi dari bentuk yang abnormal dari ekstremitas atau batang tubuh. 1.2.'.2 $raktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. $raktur terjadi jika tulang dikenao stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age )
$.).2 ohon asalah
s i r
)tiologi
u r
Tanda *ejala
C r
&atofisiologi
u t k a r
!omplikasi
F
&enatalaksanaan +edis dan keperawatan
Diagnosa
1.2. -earning objective
$.).'.$ 8pa yang dimaksud raktur 4ruris1 $.).'.) 8pa penyebab raktur 4ruris1 $.).'.3 8pa saja tanda dan gejala dari diabetes mellitus1 $.).'.2 9agaimana atosiologinya1 $.).'.5 8pa saja komplikasi raktur 4ruris1
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age 3
$.).'.6 9agaimana penatalaksaannya, baik keperawatan maupun medis1 $.).'.7 8pa diagnose yang mungkin muncul dari raktur 4ruris1 BAB II PE&BAHASAN 2.1. Definisi Fraktur Cruris
&engertian fraktur menurut Dorland 1//40 adalah suatu diskontinuitas susunan tulang yang disebabkan karena trauma atau keadaan patologis, sedangkan menurut pley 1//0 adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. %ruris berasal dari bahasa latin crus atau cruca yang berarti tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan fibula hmad amali, 1/30. 15' tengah adalah suatu benda yang dibagi menjadi tiga dan diambil bagian yang paling bawah. (adi dari judul tersebut mempunyai pengertian yaitu patah tulang tibia dan fibula akibat discontinuitas pada daerah sepertiga bawah tungkai bawah setelah operasi.
2.2 Etiologi Fraktur Cruris
$raktur pada cruris dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu fraktur akibat trauma, yang paling la6im adalah karena kecelakaan sepeda motor. $raktur ini disebabkan karena kekuatan yang berlebihan dan tiba"tiba, dapat berupa pemukulan, pemuntiran, penekukan maupun penarikan antara tendon dan ligament sehingga bias berakibat tulang terpisah. $raktur kelelahan atau tekanan, fraktur dimana disebabkan oleh tekanan berulang"ulang. $raktur patologi, fraktur
ini
disebabkan oleh beberapa factor seperti penyakit tulang yang umum dijumpai, keadaan local benigna, tumor ganas primer dan tumor metastase ppley 7 #olomon, 1//0. Penyebab fraktur diantaranya adalah sebagai berikut.
1.Trauma
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age 2
(ika kekuatan langsung mengenai tulang maka dapat terjadi patah pada tempat yang terkena, hal ini juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan lunak disekitarnya. jika kekuatan tidak langsung mengenai tulang maka dapat terjadi fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena dan kerusakan jaringan lunak ditempat fraktur mungkin tidak ada. $raktur karena trauma dapat dibagi menjadi 2 yaitu8 a.Trauma langsung. 9enturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut. b.Trauma tidak langsung. Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan. 2.$raktur &atologis dalah suatu fraktur yang secara primer terjadi karena adanya proses pelemahan tulang akibat suatu proses penyakit atau kanker yang bermetastase atau osteoporosis. '.$raktur akibat kecelakaan atau tekanan Tulang juga bisa mengalami otot"otot yang berada disekitar tulang tersebut tidak mampu mengabsorpsi energi atau kekuatan yang menimpanya. 4.#pontan . Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga. .$raktur tibia dan fibula yang terjadi akibat pukulan langsung, jatuh dengan kaki dalam posisi fleksi atau gerakan memuntir yang keras. :.$raktur tibia dan fibula secara umum akibat dari pemutaran pergelangan kaki yang kuat dan sering dikait dengan gangguan kesejajaran. Jong, D. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah.Edisi 3: Jakarta: EG
2.3 Tanda dan Geala
dapun tanda klinis saat sebelumoprasi dan setelah oprasi pada fraktur yaitu 10 Tanda klinis saat terjadi fracture antara lain 8 Tanda gejala klinis post operasi pemasangan plate and screw pada fraktur cruris 15' tengah adalah8 10 adanya rasa nyeri setelah operasi, 20 adanya oedema, '; adanya penurunan lingkup gerak sendi dari ankle, 40 adanya
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age '
penurunan aktivitas fungsional berjalan. 20 Tanda klinis setelah operasi &ada kasus fraktur yang telah dilakukan tindakan al ini diakibatkan karena rangsangan respon sensoris tubuh oleh karena kerusakan jaringan dan juga bisa terjadi karena penekanan syaraf sensoris karena desakan jaringan yang membengkak ?all and mel6ack, 1///0. b. danya bengkak #ebagai akibat dari pecahnya pembuluh darah arteri dari operasi, sehingga akan terjadi pembesaran plasma darah balik yang berlebihan dan sebagai akibatnya yaitu ketidakseimbangan pengangkutan darah balik dengan darah yang merembes keluar. c. &enurunan -ingkup *erak #endi. &enurunan -*# disebabkan oleh adanya reaksi proteksi, yaitu penderita berusaha menghindari gerakan yang menyebabkan nyeri +ardiman dkk, 1//'0. pabila hal ini dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan penurunan lingkup gerak daripada sendi panggul dan sendi lutut kanan. d. &enurunan kekuatan otot &enurunan kekutan otot terjadi karena adanya pembengkakan sehingga timbul nyeri dan keterbatasan gerak serta aktifitas terganggu dan terjadi penurunan kekuatan tungkai kanan +ardiman dkk, 1//'0. e. &enurunan kemampuan fungsional kibat dari adanya nyeri dan oedem maka jaringan yang meradang dapat kehilangan fungsinya. #etiap sendi di sekitar area radang yang digerakkan, maka akan timbul nyeri gerak sehingga pasien enggan menggerakkan sendi tersebut yang berakibat terjadinya gangguan fungsi. 1. =yeri =yeri dinyatakan langsung setelah terjadi trauma, hal ini disebabkan adanya spasme mengalami peregangan0 otot, tekanan dari patahan tulang atau jaringan sekitarnya 2. Deformitas Disebabkan adanya trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, sehingga tulang kehilang bentuk tulang normalnya '. >ematoma yang jelas +erupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari e@travasasi di jaringan sekitarnya. 4. )dema berat 9iasanya timbul lebih cepat karena cairan serosa terlokalisir pada daerah fraktur dan terjadi eksravasasi di sekitar jaringan.
2.! Patofisiologi
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age 5
Tindakan operasi pemasangan plate and screw pada fraktur cruris 15' tengah de@tra ini dilakukak incise pada bagian lateral tungkai bawah. !emungkinan otot yang terkena +. tibialis anterior, sedangkan arteri yang mungkin terkena adalah arteri tibialis anterior. kibat terpotongnya pembuluh darah maka cairan dalam sel akan keluar ke jaringan dan menyebabkan pembengkakan. Dengan adanya ini akan menekan ujung syaraf sensoris yang akan menyebabkan nyeri. kibatnya gerakan pada area tersebut akan terbatas oleh karena nyeri itu sendiri . &ada kasus fraktur untuk mengembalikan secara cepat maka perlu tindakan operasi dengan immobilisasi pley, 1//0. mmobilisasi yang sering digunakan yaitu plate and screw. Antuk memasang plate and screw tersebut perlu dilakukan operasi sehingga dilakukan incisi yang menyebabkan kerusakan jaringan lunak di bawah kulit maupun pembuluh darah yang akan diikuti dengan keluarnya cairan dari pembuluh darah dan terjadi proses radang sehingga menimbulkan oedema. &roses radang ditandai dengan adanya leukosit yang meningkat dan saat keluarnya cairan dari pembuluh darah ditandai dengan adanya hemoglobin yang menurun sehingga mempengaruhi kondisi umum pasien. danya oedema akan dapat menekan nociceptor sehingga merangsang timbulnya nyeri. =yeri juga timbul karena adanya luka sayatan pada saat operasi yang dapat menyebabkan ujung"ujung
saraf
sensoris
teriritasi
sehingga
penderita
enggan
untuk
menggerakkan daerah yang sakit. !eadaan ini apabila dibiarkan terus menerus akan menimbulkan spasme otot dan terjadi penurunan lingkup gerak sendi -*#0 yang lama kelamaan akan mengakibatkan terjadinya penurunan kekuatan otot diikuti dengan penurunan aktivitas fungsional. &ada kondisi fraktur fisiologis akan diikuti proses penyambungan. &roses penyambungan tulang menurut pley 1//0 dibagi dalam fase, yaitu8 10 fase haematoma, 20 fase proliferasi, '0 fase pembentukan kalus, 40 fase konsolidasi, 0 fase remodeling. 10 $ase haematoma &ada fase haematoma terjadi selama 1"' hari. &embuluh darah robek dan terbentuk haematoma di sekitar dan di dalam fraktur. Tulang pada permukaan
fraktur, yang tidak mendapat persediaan darah akan mati
sepanjang satu atau dua milimeter. 20 $ase proliferasi &ada fase proliferasi terjadi selama ' hari sampai 2 minggu. Dalam 3 jam setelah fraktur terdapat reaksi radang akut disertai proliferasi di bawah periosteum dan di dalam saluran medula yang tertembus ujung fragmen
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age 6
dikelilingi jaringan sel yang menghubungkan tempat fraktur. >aematoma yang membeku perlahan lahan di absorbsi dan kapiler baru yang halus berkembang ke dalam daerah fraktur. '0 $ase pembentukan kalus &ada fase pembentukan kalus terjadi selama 2": minggu. &ada sel yang berkembangbiak memiliki potensi untuk menjadi kondrogenik dan osteogenik, jika diberikan tindakan yang tepat sel itu akan membentuk tulang, cartilago dan osteoklas. +asa tulang akan menjadi lebih tebal dengan adanya tulang dan cartilago juga osteoklas yang disebut dengan kalus. !alus terletak pada permukaan periosteal dan endosteal. Terjadi selama 4 minggu, tulang matti akan dibersihkan. 40 $ase konsolidasi &ada fase konsolidasi terjadi ' minggu hingga : bulan. Tulang fibrosa atau anyaman tulang menjadi padat jika aktivitas osteoklas dan osteoklastik masih berlanjut maka anyaman tulang berubah menjadi tulang lamelar. &ada saat ini osteoklas tidak memungkinkan osteoklas untuk menerobos melalui reruntuhan garis fraktur karena sistem ini cukup kaku. %elah"celah diantara fragmen dengan tulang baru akan diisi oleh osteoblast. &erlu beberapa bulan sebelum tulang cukup untuk menumpu berat badan normal. 0 $ase remodeling &ada fase remodeling terjadi selama : minggu hingga 1 tahun. $raktur telah dihubungkan oleh tulang yang padat, tulang yang padat tersebut akan diresorbsi dan pembetukan tulang yang terus menerus lamelar akan menjadi lebih tebal, dinding"dinding yang tidak dikehendaki dibuang, dibentuk rongga sumsum dan akhirnya akan memperoleh bentuk tulang seperti normalnya. Terjadi dalam beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun. $aktor"faktor yang mempengaruhi penyembuhan fraktur, antara lain8 usia pasien, banyaknya displacement fraktur, jenis fraktur, lokasi fraktur, pasokan darah pada fraktur, dan kondisi medis yang menyertainya *arrison, 1//:0.
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age 7
ekuatan daya trauma lebih besar dari pada kemampuan daya menahan dari tulang kruris
!rauma pada daerah ekstermitas bawah
raktur kruris
erusakan pembuluh darah rosedur pemasanganerusakan :;+ neuro&askuler
erusakan *ragmen tulang 8danya port "askularisasi de entree yang kurang pada ujung *ragmen Spasme otot
Path"ay Fraktur #ruris
4edera jaringan lunak 8lat imobilisasi erubahan peran dalam keluarga, biaya operasi, dan perubahan gaya hidup ;esiko sindrome kompartemen neuromuskular 9anyaknya darah yangerusakan keluar de*ormitas
;esiko tinggi in*eksi 8danya luka dan :;+ yang berhubungan langsung dengan tulang ;esiko komplikasi delayed union, non union, eluhan < mal nyeri union eterbatasan melakukan pergerakan enurunan kemampuan otot erubahan bentuk tubuh ;esiko syok hipo&olemik erubahan status psikologis erubahan status peran dalam keluar emenuhan in*ormasi program peng
etidak e*ekti*an koping keluarga ;esiko tinggi trauma mobilitas sik Desit perawatan Gangguan diri citra diri koping Desiensi 8nsietas etidake*ekti*an indi&idupengetahua Sistem uskuloskeletal#yeri =ambatan elompok I/ age >
2.$ Ko%&likasi Fraktur Cruris
!omplikasi umum post operasi 10 nfeksi nfeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal fiksasi yang dipasang pada tubuh pasien. nfeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak steril dams, 1//20. 20 Delayed union Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang tetapi terhambat yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya peredaran darah ke fragmen dams, 1//20. '0 =on union =on union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah bulan mungkin disebabkan oleh faktor seperti usia, kesehatan umum dan pergerakan pada tempat fraktur *arrison, 1//:0. 40 vaskuler nekrosis
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age $0
vaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanya defisiensi suplay darah pley, 1//0. 0 +al union Terjadi pnyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak benar seperti adanya angulasi, pemendekan, deformitas atau kecacatan dams, 1//20. !omplikasi yang berhubungan dengan tindakan operasi yaitu kerusakan jaringan dan pembuluh darah pada daerah yang dioperasi karena incisi. &ada luka operasi yang tidak steril akan terjadi infeksi yang dapat menyebabkan proses penyambungan tulang dan penyembuhan tulang terlambat :0 &rognosis +enurut #oeharso 1//'0, fraktur dapat disembuhkan atau disatukan kembali fragmen"fragmen tulangnya melalui operasi. =amun ada sebagian jenis fraktur yang sulit disatukan kembalifragmen"fragmen yaitu fraktur pada tulang ulna, tulang radius, tulang fibula dan tulang tibia. $raktur pada daerah elbow, caput femur dan cruris dapat menyebabkan kematian karena pada daerah tersebut dilewati saraf besar yang sangat berperan dalam kehidupan seseorang. &rognosis fraktur tergantung dari jenis fraktur, usia penderita, letak, derajat keparahan, cepat dan tidaknya penanganan. &rognosis pada pasca operasi fraktur cruris 15' tengah tergantung pada jenis dan bentuk fraktur, bagaimana operasinya, dan peran dari fisioterapi. &rognosis dikatakan baik jika penderita secepat mungkin dibawa ke rumah sakit sesaat setelah terjadi trauma, kemudian jenis fraktur yang diderita ringan, bentuk dan jenis perpatahan simple, kondisis umum pasien baik, usia pasien relati muda, tidak terdapat infeksi pada fraktur dan peredaran darah lancar. &enanganan yang diberikan seperti operasi dan pemberian internal fiksasi juga sangat mempengaruhi terutama dalam memperbaiki struktur tulang yang patah. #etelah operasi dengan pemberian internal fiksasi
berupa plate and screw, diperlukan terapi latihan untuk
mengembalikan aktivitas fungsionalnya. &emberian terapi latihan yang tepat akan memberikan prognosis yang baik bilamana 10 Buo ad vitam baik jika pada kasus ini tidak mengancam jiwa pasien, 20 Buo ad sanam baik jika jenis perpatahan ringan, usia pasien relative muda dan tidak ada infeksi pada fraktur, '0 Buo ad fungsionam baik jika pasien dapat melakukan aktivitas fungsional, 40 Buo ad cosmeticam yang disebut juga dengan proses remodeling baik jika tidak terjadi deformitas tulang.
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age $$
Dalam proses rehabilitasi, peran fisioterapi sangat penting terutama dalam mencegah komplikasi dan melatih aktivitas fungsionalnya. #oeharso 1//'0.
2.' Penatalaksanaan
&enanganan fraktur 4 0 &rice, ?ilson. 2;;;0 adalah8 ekognisi +erupakan suatu tindakan dengan pemeriksaan fisik, radiologi, mengetahu riwayat kecelakaan, derajat keparahannya, jenis kekuatan yang berperan eduksi +erupakan usaha dan tindakan manipulasi fragmen fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali seperti letaknya semula, alat fiksasi interna yang digunakan dalam bentuk plat, sekrup, kawat, atau batangan logam, dengan tujuan untuk
mempertahankan
fragmen
tulang
dalam
posisinya
sampai
terjadi
penyembuhan tulang yang solid etensi Tindakan imobilisasi untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan tulang. mobilisasi yang dilakukan dengan fiksasi interna maupun eksterna ehabilitasi -atihan dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah. &engembalian bertahap pada aktifitas semula diusahakan sesuai batasa terapeutik. 9iasanya fiksasi interna memungkinkan mobilisasi lebih awal 2.( Diagnosa Ke&era"atan
1. !erusakan integritas kulit b.d fraktur terbuka ntervensi a. !aji kulit dari adanya benda asing, kemerahan, perdarahan, perubahan b. c. d. e.
warna kelabu atau memutih0 +asase kulit dan area tonjolan tulang Abah posisi drngan sering !aji posisi cincin bebat pada alat traksi &enggunaan gips dan perawatan kulit asional
a. +emberikan informasi tentang sirkulasi kulit dan masalah yang mungkin disebabkan oleh alat atau pemasangan gips atau traksi, pembentukan edema yang membutuhkan intervensi medik lanjut
Sistem uskuloskeletal elompok I/ age $)
b. +enurunkan tekanan pada area yang peka dan risiko abrasi atau kerusakan kulit c. +engurangi tekanan konstan pada area yang sama dan meminimalkan risiko kerusakan kulit d. &osisi yang tidak tapat dapat menyebabkan cedera atau kerusakan kulit e. &enggunaan gips dan perawatan kulit 2. isiko tinggi terhadap infeksi ntervensi 1. nspeksi kulit dari adanya iritasi atau robekan kontiunitas 2. !aji sisi Cpin atau kawat, perhatikan keluhan peningkatan nyeri atau rasa terbakar atau adanya edema, eritema, drainase atau bau tak enak '. -akukan perawatan pin atau kawat steril sesuai protokol dan mencuci tangan 4. nstruksikan klien untuk tidak menyentuh sisi insersi . Tutupi pada akhir gips partineal dengan palstik :.
View more...
Comments