Laporan Tutorial Blok Reproduksi Skenario 1 B3

February 19, 2018 | Author: Alfin Rizki Ramadhan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Repro...

Description

LAPORAN TUTORIAL BLOK REPRODUKSI SAYA INGIN KONTROL KEHAMILAN

KELOMPOK 13

ALFIN RIZKI RAMADHAN ANNISA SAFITRI ADHAD

G 0015014 G 0015024

DHEAJENG INTAN M.A

G 0015021

FANDY WINASIS

G 0015078

FELICIA CHRISTANTY

G 0015086

IRMA JOVITA

G 0015116

JAMES NOBLE PETRULIN

G 0015118

M. PRASETYO WIBOWO

G 0015146

MAGHFIRA AYUNI S G

G 0015148

MUHAMMAD THORIQUR R

G 0015170

NELY JAUHAROTUL LATIFAH

G 0015186

SHANNIA R M

G 0015212

TUTOR : Dra.Siti Utari, M.kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 BAB 1 PENDAHULUAN A. SKENARIO “SAYA INGIN KONTROL KEHAMILAN” Seorang perempuan G2P0A1 berusia 24 tahun, usia kehamilan 9 minggu, dating ke puskesmas PONED dengan keluhan mual muntah terutama pagi hari. Muntah dirasakan terus terus menerus sejak dua hari yang lalu (sehari + 5 kali) dan semakin memberat setiap ada bau makanan. Pasien juga mengeluh nyeri di ulu hati. Pasien mengeluh lemas karena nafsu makan berkurang. Pasien juga mengeluh keluar bercak kecoklatan dari jalan lahir sejak satu hari yang lalu, tidak disertai dengan rasa mulas di perut. Pasien pernh keguguran satu tahun yang lalu pada usia kehamilan 8 minggu. Pada saat itu pasien dilakukan kuretase.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis tanda vital 110/80 mmHg, frekuensi 16 kali/menit, suhu 36,7 oC, denyut nadi 98 kali/menit. Pemeriksaan mata didapatkan conjungtiva anemis. Pemeriksaan thorax dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan di epigastrium, tinggi fundus uteri belum teraba. Pemeriksaan dalam didapatkan OUE (ostium uteri eksternum) tertutup, uterus sebesar telur angsa, tidak didapatkan massa di adneksa, nyeri goyang serviks (-), dan terdapat darah kecoklatan di sarung tangan pemeriksa. Pemeriksaan penunjang, kadar Hb 9 g/dl, MCV 60 femoliter, MCH 15 picograms/sel, MCHC 25 g/dl. Sedangkan hasil USG kehamilan dan urinalisis didapatkan dalam batas normal. Dokter merencanakan pasien untuk dirawat inap dengan pemberian terapi konservatif dan eduk waktu kontrol terkait kehamilannya.

BAB II PEMBAHASAN JUMP 1. Membaca skenario dan mengklarifikasi kata sulit

1. 2.

Adneksa : Jaringan sekitar rahim. Kuretase : cara membersihkan atau mengangkat hasil konsepsi

dengan alat kuret. 3. Nyeri goyang serviks : Jenis pemeriksaan untuk mengetahui adanya kehamilan ektopik. 4. G2P0A1 : Gravida (kehamilan) 2 kali, Partus (kelahiran) 0 kali, Abortus (keguguran) 1 kali. Atau ada juga yang menyebut istilah ini dengan GPAH, H yang dimaksudkan adalah hidup. 5. OUE : Lubang rahim bagian luar. 6. PONED : Pelayanan obstetric neonatus essential dasar. 7. MCV : Volume rata rata eritrosit dengan nilai normal 80-100

8.

MCH : Rata rata hemoglobin dalam eritrosit dengan nilai normal

26-34 9. MCHC : Kadar haemoglobin dalam eritrosit dengan nilai normal 32-36 10. Keguguran : pengeluaran hasil konsepsi yang berumur 35 minggu = 2:1



meconium

6. Pemeriksaan lainnya a. Amniosentesis



Akurat 99% mendiagnosis Down Syndrome dan banyak kelainan

lain termasuk neural tube defects (NTD) seperti spina bifida. Amniosentesis dapat digunakan untuk menemukan ±400 kelainan genetik spesifik, juga termasuk kelainan mutasi single-gene seperti gangguan darah beta-thalassemia. 

Amniocentesis biasanya dilakukan sejak usia gestasi 15 atau 16

minggu setelah konsepsi sampai < 20 minggu karena pada masa ini ada cukup cairan amnion untuk diambil (± 20 cc) tanpa membahayakan janin. Risiko abortus hanya 5%. 

Variasi prosedur amniosentesis: testing sample darah yang diambil

dari umbilical cord. Akurasinya sama dalam mendiagnosis kelainan kromosom besar.M b. Chorionic villus sampling (CVS) 

Biasanya dilakukan pada kehamilan 10 –12 minggu. Sdengankan

amniosentesis

dilakukan pada 15-18 minggu.

Walaupun akurat

mendeteksi kelainan risiko abortus 2x lipat (sekitar 1 dari 100 ibu hamil yang dilakukan CVS akan abortus, sdengankan amniosentesis 1 dari 200 – 400). Dokter yang melakukan harus berpengalaman untuk menurunkan risiko. 

Risiko lain: birth defects, rupture selaput ketuban, infeksi uterus

dan perdarahan pervagina.  c.

Urine dan Darah Maternal



α- Feto Protein (AFP) 

Biaya tidak mahal dan tidak menimbulkan risiko abortus tetapi

hasilnya kurang reliable. Bila hasil (+), perlu diverifikasi dengan amniosentesis. AFP adalah substansi yang normalnya diproduksi oleh liver janin dan dibawa oleh sirkulasi darah, darah janin yang ada dalam plasenta terbawa ke darah ibu. 

AFP dan pemeriksaan kimiawi darah dapat diambil dari lengan ibu.



Nilai yang tidak normal rendah atau tinggi relatif terhadap fase

kehamilan ada kelainan genetik, seperti Down syndrome, neural tube defects, kelainan dinding abdomen, trisomi 18. 

Pemeriksaan AFP rutin dilakukan pada 14-20 minggu usia gestasi

dan usia kehamilan harus pasti. 

Beberapa zat dalam darah maternal yang perlu ditest jg untuk

melengkapi AFP adalah HCG (human chorionic gonadotropin) dan unconjugated estriol. Kombinasi prosedur test ini disebut Alphafetoprotein Plus atau triple screening. Saat ini ditambah test inhibin quadruple atau quad screening.  



Estriol: nilai terendah o

Usia kehamilan 30 minggu:7 mgr/24 jam

o

Usia kehamilan 40 minggu: 12 mgr/24 jamM



Ante Natal Care (ANC)



Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005). 

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas

kesehatan

yang

mendapatkan

memberikan

pemeriksaan

pelayanan kehamilan.

antenatal Istilah

standar

untuk

kunjungan

tidak

mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan di rumahnya atau di posyandu.20 Adapun jadwal

pemeriksaan kehamilan adalah9: 2.6.1. Minimal 1 kali pada trimester I (sebelum 14 minggu) 2.6.2. Minimal 1 kali pada trimester II (antara minggu 14-28) 

Minimal 2 kali pada trimester III. (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke-36). Menurut depkes RI (2002) pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas21 : a. Kunjungan pertama (K1) Meliputi : (1). Identitas /biodata, (2). Riwayat kehamilan, (3). Riwayat kebidanan, (4). Riwayat kesehatan, (5). Riwayat sosial ekonomi, (6). pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7). Penyuluhan dan konsultasi. 

Kunjungan

keempat(K4)

Meliputi

:

(1).

Anamnesa

keluhan/masalah, (2). Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (3). Pemeriksaan psikologis, (4). Pemeriksaan laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5). Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan resiko tinggi), (6). Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan).  

Kegiatan Pemeriksaan Kehamilan



Untuk menegakkan kehamilan dengan komplikasi pada ibu dan

janin adalah dengan cara :21,22 2.7.1. Anamnesis Kegiatan anamnesis merupakan kegiatan yang perlu dilakukan dalam setiap kegiatan perawatan

kehamilan. Anamnesis berupa pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya. Pelaksanaan pelayanan antenatal perlu mengetahui makna dan tujuan dari setiap pertanyaan yang diajukan. 

Pertanyaan yang diajukan dalam anamnesis adalah : a. Keluhan

utama Keluhan utama adalah hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan, yang dirasakan dan dikemukan oleh ibu hamil kepada pemeriksa. b. Identitas ibu. Identitas yang ditanyakan adalah nama ibu, nama suami, alamat lengkap. c. Hal-hal yang berkaitan dengan fungsi reproduktif. Pertanyaan ini meliputi hal-hal yang mungkin berkaitan dengan faktor resiko, yaitu umur ibu, paritas, Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) lama haid, siklus haid dan jenis kontrasepsi yang digunakan (kalau ibu tersebut peserta KB). d. Hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang. Halhal yang berkaitan dengan kehamilan sekarang yaitu berhubungan dengan gerakan janin, hal-hal yang dirasakan akibat perkembangan kehamilan dan penyimpangan dari normal (keadaan patologis). 2.7.2. Pemeriksaan fisik diagnostik Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan dari anamnesis.  Berat badan, Lingkar Lengan Atas (LLA) dan tinggi badan. Berat ibu semasa hamil harus bertambah rata-rata 0,3-0,5 Kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil

muda ± 1 Kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 Kg. Pada akhir kehamilan berat badan meningkat, maka perlu difikirkan adanya resiko (bengkak, kehamilan kembar, anak besar). b. Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan dan suhu tubuh. Tekanan darah tinggi pada kehamilan merupakan resiko. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih diatas normal, dan/atau diastolic 15 mmHg atau lebih diatas normal, kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak ditangani dengan tepat. Nadi yang normal adalah 80/menit. Bila nadi lebih dari 120/ menit, maka hal ini menujukkan adanya kelainan. Sesak nafas ditandai dengan frekwensi pernafasan yang meningkat dan kesulitan bernafas serta rasa lelah. Bila hal ini timbul setelah melakukan kerja fisik (berjalan, tugas sehari-hari), maka kemungkinan terdapat penyakit jantung. Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,50c dikatakan demam, berarti ada infeksi dalam kehamilan. Hal ini merupakan penambahan beban bagi ibu dan harus dicari penyebabnya. 

Adanya cacat tubuh Cacat tubuh misalnya cacat tulang belakang

yang berpengaruh terhadap kehamilan/persalinan, seperti kifosis, lordosis dan scoliosis, perlu diperhatikan karena mungkin menyebabkan gangguan pertumbuhan janin atau kesulitan dalam persalinan. 

Pemeriksaan obstetrik Meliputi pemeriksaan luar, pemeriksaan

panggul dalam (pelvimetri), dan pemeriksaan diagnostik penunjang.



a. Pemeriksaan luar Dilakukan dengan perabaan perut. Tujuannya

adalah untuk memperkirakan umur kehamilan, taksiran berat janin terhadap umur kehamilan, letak janin, turunnya bagian terendah janin dan detak jantung janin. 

b. Pemeriksaan panggul dalam (pelvimentri) Pemeriksaan panggul

dalam biasanya dilakukan sekali dalam kehamilan untuk mengetahui panggul sempit, pintu atas penggul, pintu bawah panggul, dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8 bulan atau lebih. 

c. Pemeriksaan diagnostik penunjang Pemeriksaan diagnostik

penunjang yang penting dalam pemeriksaan kehamilan antara lain :Pemeriksaan Hb, pemeriksaan ini untuk menentukan kadar hemoglobin, dan derajat anemia (bila ada). c.2. Pemeriksaan urin. Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya protein dan glukosa dalam urin. c.3. Lain-lain bila diperlukan. 

4.

Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme mual, muntah,

nyeri ulu pada kehamilan  

MEKANISME MUAL MUNTAH NYERI ULU HATI

 

Nyeri pada epigastrium pada kasus ini dapat diduga pada lambung.

Karena pada daerah epigastrium terdapat gaster (lambung), sebagian hepar, dan colon tranversus. Organ yang paling berhubungan dengan kasus ini adalah lambung. Hal ini dapat disebabkan oleh kadar HCl pada lambung yang merangsang daerah - daerah peka nyeri di sekitar lambung. 

Penyebab mual dan muntah pada ibu hamil masih didalami melalui

penelitian. Berbagai hipotesis telah diajukan, diantaranya adalah berkenaan dengan hormon - hormon yang ada pada ibu hamil, terutama pada usia trimester awal. Hormon hCG seperti pada gambar mengalami peningkatan pada usia kehamilan 8 - 10 pekan. Seow dalam penelitiannya menyatakan tentang pengaruh hormon hCG pada proses pengosongan lambung melalui aktivasi reseptor CCK (Colecytokinin) dan hipersekresi CCK yang menyebabkan penurunan motilitas lambung.



Hipotesis lain mengenai hormon progesteron. Hormon progesteron

juga menurunkan laju pengosongan lambung dan usus. Sehingga lambung terasa penuh dan dapat menyebabkan mual. 

Selain itu, hormon estrogen juga memiliki andil pada saluran

gastrointestinal. Estrogen bekerja berlawanan dengan progesteron. Estrogen

memacu

peningkatan

motilitas

usus

dan

mempercepat

pengosongan lambung. Namun, estrogen memicu peningkatan histamin-2 yang memacu peningkatan ekskresi asam lambung.  

5.

Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan kehamilan

tiap trimester 

Perubahan Fisik Selama Kehamilan



Sistem Reproduksi



a.Trimester 1



Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,

vagina dan serviks menjadi lebihmerah agak kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina.Tanda Goodellyaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.



Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya peningkatan

vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,hyperplasia & hipertropi otot, 

dan perkembangan desidua. Dinding-dinding otot menjadi kuat dan

elastis, fundus pada serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur bebek dan pada 

kehamilan12 minggu kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-

minggu pertama, terjadi hipertrofi pada istmus uterimembuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu 

kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan

umumnya tidak nyeri. 

Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama kehamilan.

Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk. 

b.Trimester 2



Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi

hipervaskularisasi

mengakibatkan

pembuluh-pembuluh

darah

genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat meningkatkan

alat



keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama trimester dua

kehamilan.Peningkatan kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding 

pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema

dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama periode pasca partum.  

c.Trimester 3



Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai persiapan



untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan vagina.

Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental. 

Pada

minggu-minggu

akhir

kehamilan,

prostaglandin

mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan. Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi pada masamasa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.



Payudara/ mammae



a.Trimester 1



Mammae

akan

membesar

dan

tegang

akibat

hormone

somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar pula dan kehitaman. Kelenjar 

sebasea dari areola akan membesar dan cenderung menonjol keluar

dinamakan tuberkel Montgomery. 

b.Trimester 2



Pada kehamilan12 minggu keatas dari puting susu dapat keluar

cairan kental kekuning-kuningan yangdisebut Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secarafungsional lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir. 

c.Trimester 3



Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi

cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.  

Perubahan Hematologis



a.Trimester 1



Volume darah ibu meningkat secara nyata selama kehamilan.

Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan. Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi kebutuhan janin. 

b.Trimester 2



Peningkatan volume darah disebabkan oleh meningkatnya plasma

dan eritrosit. Terjadi hiperplasia eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit paling tinggi. 

c.Trimester 3



Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang sedikit menurun



selama kehamilan menyebabkan viskositas darah menurun pula.

Perlu 17 diperhatikan kadar hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.  

Sistem Kardiovaskuler



a.Trimester 1



Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8 minggu

pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jantung mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20. 

b.Trimester 2



Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan

vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial. 

c.Trimester 3



Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada

pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal 

menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.

 

Sistem pernafasan



a.Trimester 1



Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada awal



kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu. Hal itu



sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung padahal

sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut mengakibatkan PCO atau tekanan karbokdioksida berkurang. 

b.Trimester 2



Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah



kurang lebih 6cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan

lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan. 

c.Trimester 3



Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran

uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.  

Sistem Urinaria



a.Trimester 1



Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan oleh

uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal kehamilan. 

b.Trimester 2



Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga

penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka. 

c.Trimester 3



Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.  

Sistem Muskuloskeletal



a.Trimester 1



Pada

trimester

pertama

tidak

banyak

perubahan

pada

musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut

meningkatkan

fleksibilitas

dan

mobilitas

persendian.

Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi. 

b.Trimester 2



Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobilitas

persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan pergelangan tangan. 

c.Trimester 3



Akibar pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita

hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.  

Sistem Pencernaan



a.Trimester 1



Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena perubahan

posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah

karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual. 

b.Trimester 2



Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan

tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada kehamilan trimester 3. 

c.Trimester 3



Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan motilitas

otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung.  

Sistem Persarafan



a.Trimester 1 

Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah pemusatan

perhatian, konsentrasi dan memori selama kehamilandan masa nifas awal. Namun, penelitian yang sistematis tentang memori pada kehamilan tidak terbatas dan seringkali bersifat anekdot. 

b.Trimester 2



Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus berlanjut hingga 2

bulan pertama pascapartum, wanita mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur yang berkurang. 

c.Trimester 3



Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya penurunan



memori terkait kehamilan yang terbatas pada trimester tiga. Penurunan ini



disebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang tidur atau perubahan

fisik lain yang dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah kelahiran.  

       

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN



KESIMPULAN



Pada skenario ini, didapatkan pasien dengan riwayat abortus dan

Hiper Emesis Gravidarum (HEG), namun HEG yang diderita pasien masih pada tingkat I. Dokter merencanakan pasien untuk dirawat inap dengan pemberian

terapi

konservatif

dan

eduk

waktu

kontrol

terkait

kehamilannya, dokter melakukan ini untuk mencegah terjadinya abortus, sembari mengobati HEG pada pasien. Abortus yang dialami pasien adalah Abortus Iminen dimana terdapat perdarahan namun hasil USG masih dalam batas normal. HEG masih pada tingkat I karena pemeriksaan vital sign pada pasien masih dalam batas normal, namun harus ditangani agar

tidak terjadi dehidrasi yang nantinya dapat menyebabkan timbul gejalagejala yang tidak diinginkan 

SARAN



Kami sebagai mahasiswa seharusnya bisa mendiskusikan tentang

skenario ini lebih dalam lagi, juga ada beberapa topik yang tidak kami perdalam, seperti apa itu Puskesmas PONED, Puskesmas PONEK, dan lainnya. 

Diharapkan dengan skenario ini, kami sebagai mahasiswa dapat

memahami Blok Reproduksi dan nantinya dapat diterapkan di klinis. 

Untuk tutor pembimbing, tutor pembimbing sudah baik, kompeten,

dapat mengarahkan mahasiswa utuk menuju learning objective yang hendak dicapai serta memberikan masukan- masukan kekurangan dalam diskusi. Tutor pembimbing juga mampu memberi dorongan kepada para mahasiswa untuk saling berpartisipasi dalam jalannya.            



      DAFTAR PUSTAKA

 

Amin, Z., Bahar, A. (2006). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi IV.



Jakarta : Fakultas Kedokteran FK UI Amiruddin. (2007). Asupan Gizi

Pada

Ibu

Hamil.

http://www.scribd.com/doc/4781053/makalah-anemia-bumil 

[Diakses pada 23 Februari 2017] Anonim. (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan. Jakarta: http://situs,kesrepro.info/kia/des/2004/kia01.htm [Diakses



pada 23 Februari 2017] Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Gilstrap III, L., and Wenstrom, K.D.(2005). Williams Obstetrics. 22nd ed.



United States of America: The McGraw-Hill Companies, Inc. Cunningham, F.G., Leveno, K.J., Bloom, S.L., Hauth, J.C., Gilstrap

 

III, L., and Departeman Kesehatan. (2008). Profil Kesehatan Indonesia 2008. Dulay, A.T.(2010). Spontaneous Abortion (Miscarriage), The Merck Manuals

Online

Medical

Library.

Available

from:

http://www.merckmanuals.com/professional/sec18/ch263/ch263m.ht 

ml. [Diakses pada 23 Februari 2016]. Griebel, C.P., Halvorsen, J., Golemon, T.B., and Day, A.A.(2005). Management of Spontaneous Abortion. American Family Physician 72 (7): 1243-1250.



Hudono, S.T.(2007). Penyakit Darah. Dalam : Prawirohardjo, S., Hanifa, W., Abdul B.S., Trijatmo, R. eds. Ilmu Kebidanan. Edisi



Ketiga. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Kavle A Justin, Rebecca J. Stolztus, Water Frank, James M Tielsch, Sabra S. Kalfat, Laura Ranfield E., (2008). Assosiation between Anaemia during Pregnancy and Blood Loos at after Delivery Among Women With Vaginal Births In Pemba, Island, Zanzibar, Tanzania ; 2008 Journal List “JpopulNutr” w 26 (2) Juni. Available from ;



http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3061267/ Kiwi, R.(2006). Recurrent Pregnancy Loss: Evaluation and Discussion of the Causes and Their Management. Cleveland Clinic



Journal of Medicine 73 (10):913-921. Kleinhaus, K., Perrin, M., Friedlander, Y., Paltiel, O., Malaspina, D., and Harlap, S.(2006). Paternal Age and Spontaneous Abortion. American College of Obstetricians and Gynecologist 108 (2): 369-



377. Lebedev, I.N., Ostroverkhova, N.V., Nikitina, T.V., Sukhanova, N.N., and

Nazarenko,

S.A.,

(2004).

Features

of

Chromosomal

Abnormalities In Spontaneous Abortion Cell Culture Failures Detected by Interphase FISH Analysis. European Journal of Human 

Genetics 12: 513-520. Lubis, Zulhaida. (2003). Status Gizi Ibu Hamil seta Pengaruhnya terhadap

Bayiyang

Dilahirkan.

http://tumoutou.net/zulhaida)lubis.html [Diakses pada 23 Februari 2017]



Mansjoer, A., dkk. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta :



Media Acsulapius Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan



KB untuk Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta : EGC Mardliyanti, E.(2006). Fortifikasi Garam dan Zat Besi, Srategi Praktis



dan

Efektif

Mennaggulangi

Anemia

Gizi

Besi.

http://www.beritaiptek.com [Diakses pada 23 Februari 2017] Mochtar, R.(1998). Abortus dan Kelainan dalam Tua Kehamilan. In Lutan, D., ed.Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri



Patologi. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 209-15. Prawirohardjo, Sarwono.(2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan



Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Proverawati dan Asfuah.(2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.



Yogyakarta : Nuha Medika Saifudin, dkk. (2007). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.



Jakarta : YBP-SP Sastrawinata, S., Martaadisoebrata, D., and Wirakusumah, F.F. (2005). Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. 2nd ed.



Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Smith, J.R. (2012). Postpatum Hemorrhage. Department of



Obstetrics and Gynecology and Diagnostic Imaging. Medscape Wenstrom, K.D. (2005). Williams Obstetrics. 22nd ed. United States



of Wiknjosastro, Hanifa.(2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo



View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF