LAPORAN TUTORIAL 1.5 mg1.docx
March 14, 2019 | Author: Tsamara Zakiyyah | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN TUTORIAL 1.5 mg1.docx...
Description
LAPORAN TUTORIAL Blok 1.5 SIKLUS KEHIDUPAN
Oleh Kelompok 10
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2016/2017
1. Klarifikasi Terminologi 1) Obstetri : ilmu bedah kedokteran yang mempelajari cara memperlkukan wanita dan bayi selama masa kehamilan, 2) Ginekologi : cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sisem reproduksi wanita 3) Section caesaria : pembedahan untuk melahirkan janin dari dalam rahim dengan membuka dinding perut dan dinding rahim 4) Indikasi : tanda-tanda, alasan 5) Panggul sempit : ukuran panggul dibawah normal, tidak memungkinkan kelahiran secara normal 6) Kepaniteraan klinik : pendidikan profesi sarjana S1 kedokteran 7) Observasi : pengamatan 8) Genitalia : alat kelamin atau alat reproduksi 9) Labia mayora : alat reproduksi wanita yang berbentuk seperti bibir (bibir besar kemaluan) 10) Labia minora : bibir kemaluan wanita yang terletak didalam labia mayora, merupakan bibir kemaluan yang kedua 11) Vulva : organ seksual wanita yang mengelilingi uretra 12) Undencencus testiculorum : tidak adanya testis didalam skrotum 13) Terapi hormonal : pemanfaatan hormon untuk pengobatan 14) Skrotum : bagian organ reproduksi pria berupa kantong kulit yang menggantung dibagian bawah belakang penis, berperan sebagai pembungkus testis 15) Testis : organ reproduksi pria berbentuk oval yang berada didalam skrotum dan menghasilkan hormone testosterone dan sperma 16) Pap smear : prosedur pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan sel-sel rahim wanita dan kehadiran kanker serviks 17) Kanker serviks : kanker pada dinding dan leher rahim 18) Endometrium : batas dinding rahim, lapisan terdalam pada rahim tempat menempelnya ovum yang telah dibuahi oleh sperma 19) Vagina : organ berbentuk tabung yang terdiri dari otot elastis yang menghubungkan rahim, leher rahim ke bagian terluar (vulva) 2. Identifikasi Masalah 1) Apa saja indikasi untuk section caesaria? 2) Mengapa ukuran panggul berbeda-beda? 3) Apa saja tulang-tulang yang membentuk panggul? 4) Mengapa perlu dilakukan pembersihan jalan nafas pada bayi yang baru lahir? 5) Apa saja yang harus dilakukan saat pemeriksaan fisik bayi baru lahir? 6) Bagaimana organ genitalia pria dan wanita? 7) Mengapa udencencus testiculorum bias terjadi? 8) Bagaimana prinsip terapi hormonal pada penderita udencencus testiculorum? 9) Apa fungsi fisiologi testis pada skrotum? 10) Mengapa genitalia pria dan wanita berbeda?
11) Bagaimana peran pap smear terhadap kanker serviks? 12) Mengapa kanker serviks bisa terjadi? 3. Analisa Masalah 1) -ibu dengan usia lebih dari 35 tahun -air ketuban pecah -kontraksi abnormal -detak jantung bayi lemah -bayi terlilit tali pusar -power: tenaga ibu lemah -passenger: letak bayi sunsang -passage: panggul sempit dan mengalami trauma persalinan -ukuran bayi terlalu besar -ibu menginginkan bayi lahir di tanggal yang telah ditentukan -terdapat kelainan pembuluh darah pada ibu ataupun bayi -plasenta akreta 2) panggul saat lahir berbeda setelah pubertas, dpengaruhi oleh hormone, nutrisi, dan perubahan lingkungan, serta mungkin karena adanya penyakit atau infeksi. Pada wanita panggul berfungsi sebagai penopang dan saat melahirkan, sedangkan pada pria panggul berfungsi untuk pergerakan saja. 3) Os coxae; ilium, iscium, i scium, pubis, sacrum, dan coccygeus. Tulang panggul mayor untuk menyangga isi abdomen, tulang panggul minor sebagai jalan lahir dan melindungi organ genitalia. 4) -untuk mencegah lender ke paru-paru agar nafas tidak tertahan -jika tidak dibersihkan bias terjadi hipoksia 5) APGAR: memastikan bayi menangis, bernafas, melihat warna kulit, tonus otot, reflex, cairan amnion, tali pusar, kesimetrisan dan kelengkapan kelengkapan tubuh bayi, pemeriksaan antropometri; lingkar perut, lingkar kepala, berat badan, panjang badan. 6) Wanita: mons veneris, labia mayor dan minor, klitoris, vagina Pria: testis dibungkus oleh skrotum, penis 7) UDT-> kelainan embriologi, pertumbuhsn janin terdapat tarikan sehingga testis tidak dapat turun ke skrotum dan pertumbuhan testis tidak sempurna. Bisa terjadi karena factor genetic, ibu dan lingkungan. 8) HCG/GnRH untuk sekresi steroid. Pada pria terdapat hormone androgen, semakin banyak hormone yang diberikan, keberhasilan akan lebih tinggi. 9) Testis berfungsi untuk menghasilkan spermatozoa dan hormone testosterone. 10) Dari embryogenesis terdapat hormone yang dibawah oleh kromosom Y yang mengandung gen SRY sebagai penentu seks. 11) Deteksi dengan memasukan speculum ke vagina untuk melihat sel -sel kanker pada wanita usia menuju 21 tahun atau telah tel ah melakukan hubungan perkawinan. perkawinan. 12) -perkawinan yang tidak sesuai usia produktif -makanan -lingkungan dan gaya hidup -kebersihan pakaian dalam, dan mengganti pembalut minimal 2x sehari saat haid
4. Skema Interna Pria
Externa
Genitalia Wanita
Interna Externa
Pembersihan jalan nafas & tubuh
Pap Smear
Tulang Panggul
UDT
Sectio Caesaria
Kanker Serviks
Terapi Hormonal
5. Tujuan Pembelajaran 1) Mahasiswa mampu menjelaskan embryogenesis organ genitalia pria dan wanita 2) Mahasiswa mampu menggambarkan anatomi organ genitalia pria 3) Mahasiswa mampu menggambarkan anatomi organ genitalia wanita 4) Mahasiswa mampu menggambarkan anatomi pelvis dan ukuran panggul 5) Mahasiswa mampu menggambarkan menggambarkan histologi organ genitalia pria 6) Mahasiswa mampu menggambarkan histologi organ genitalia wanita 7) Mahasiswa mampu menjelaskan kelainan kongenital system reproduksi pria dan wanita 6. Mengumpulkan Informasi 7. Berbagi Informasi 1) EMBRIOGENESIS ORGAN GENITALIA 1) Perkembangan Sel Germinal Primordial Sejak awal tahun 1990 penyelidikan untuk mengetahui asal dari sel germinal primordial telah dilakukan pada ikan, amfibia, ayam, tikus, kucing, marmut, dan manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel germinal primordial ada yang berasal dari sel-sel
epitel germinal gonad (intra gonad), misalnya pada tikus, kucing, dan marmut. Sedangkan pada ikan, amfibia, ayam, dan manusia, bakal sel kelamin berasal dari dinding endoderm kantung kuning telur ( yolk sac) (ekstra gonad). Penelitian dilakukan untuk menjawab masalah mengenai asal sel germinal primordial dan hubungannya dengan sel germinal definitif. Banyak peneliti hewan invertebrata invertebrata dan invertebrata mirip mamalia menyimpulkan bahwa segresi awal selama periode perkembangan sel germinal primordial menyebabkan pembentukan sel kelamin pada organisme. Pada reptil dan burung, sel germinal primordial pertama kali ditemukan pada ujung eksterna embrionik endoderm dari yolk sac. Dari bagian ini, sel mengadakan migrasi secara aktif dengan gerakan amuboid masuk ke dalam embrio. Pada beberapa burung sebagian besar masuk ke dalam embrio melalui aliran darah dan pada akhir fase somit menempatkan diri dalam daerah epitel germinal. Daerah ini kemudian dijadikan basis proliferasi selama periode perkembangan awal sampai dibentuk sel telur atau sel spermatozoa. Pada mamalia, sel germinal primordial terjadi pada fase presomit yang berasal dari bagian endoderm dan bagian mesoderm yaitu di dinding yolk sac dekat dengan divertikulum allantois. Kemudian sel mengadakan migrasi lewat messentery ke regio epitel germinal atau gonadal blastema. Pada manusia, sel ini nampak bermigrasi dari yolk sac ke dinding usus belakang (hind gut ) melewati mesentery sampai berkumpul di genital ridge. Peneliti lain menolak keberadaan sel germinal primordial atau bila ada hanya diperlukan untuk perkembangan sel kelamin yang definitif. Secara histokimiawi, sel germinal
primordial yang diamati pada berbagai jenis hewan merupakan sel yang melakukan segregasi awal yang menjadi asal sel telur dan sel spermatozoa.
Gambar 2.1 Asal sel germinal primordial pada embrio akhir minggu ke-3 Sel germinal primordial harus mempunyai efek induktif pada blastema mesenchyme gonad. Hubungan keduanya bersifat timbal balik, yaitu jika germinal ridge tidak
berkembang karena ketiadaan sel germinal primordial, maka sel ini nampaknya tidak akan berdiferensiasi atau mempersiapkan mesenchyme dari germinal ridge (Soenardirahardjo et al, 2011). 2)
Perkembangan Organ Genitalia Perkembangan embrional alat reprdoduksi berasal dari keadaan yang indiferen dengan kedua jenis kelamin yang sama sampai awal minggu ke-7 dan barulah organ polar yang spesifik berdiferensiasi dalam berbagai sudut pandang. Pada dinding dorsal perut sebelah medial dari mesonefros tampak suatu tonjolan yang cembung mirip rigi ( gonadal ridge) pada minggu ke-5, yang terbentang dari diafragma sampai ke panggul dan di
tengahnya terdapat bakal gonad yang agak menonjol ke depan. Di daerah bakal gonad, membran basal epitel coelom menghilang sehingga dapat tumbuh ke dalam tanpa halangan dan sel kelamin dengan organnya dapat mengalami suatu
situasi penting bagi diferensiasi gamet yang sangat spesifik dan terjadi kemudian. Namun, jaringan mesonefros tumbuh dengan cepat pada bakal gonad, yang menginduksi dan mengatur perkembangan lebih lanjut pada gonad melalui ekspresi faktor-faktor spesifik. Tanpa faktor ini, bakal gonad tidak berkembang lebih lanjut. Mesonefros dengan demikian tetap ada pada kedua jenis kelamin di daerah bakal gonad yang mula -mula menerimanya, namun segera mengalami degenerasi di kranial dan kaudal. Di sebelah lateral dari mesonefros akhirnya terbentuk ductus genitales yang lebar, yaitu duktus Muller (duktus paramesonefros). Dengan demikian, mula-mula terbentuk lekukan ke dalam pada epitel coelom, yang lalu bertambah menjadi saluran epitel yang tumbuh di samping duktus Wolff ke arah kaudal sampai ke sinus urogenitalis. Karenanya, tercipta dasar duktus bersama bagi kedua jenis kelamin untuk diferensiasi organ kelamin bagian dalam lebih lanjut, yakni keadaan indiferen yang merupakan asal perkembangan pria dan wanita pada bulan ketiga (Rohen & Drecoll, 2003). 3)
Tahap Indiferen Gonad Sex secara genetik terbentuk pada saat embrio pada saat fertilisasi, sedangkan secara morfologi gonad belum menunjukkan antara pria dan wanita sampai minggu ke-7. Gonad pada awalnya merupakan sepasang rigi longitudinal yang disebut genital atau gonadal ridge yang terbentuk dari proliferasi epitel dan kondensasi dari lapisan mesenchyme . Sel
germinal primordial belum tampak di genital ridge sampai minggu ke-6 (Langman, 2009). Gonad bukan merupakan asal dari sel kelamin dan bukan merupakan “kelenjar”
dalam arti sebenarnya, melainkan tempat sel germinal dalam perjalanannya di ductus genitales mengalami diferensiasi spesifik. Sel-sel germinal primordial kemungkinan
mengembara dari yolk sac melalui tangkai penghubung (connecting stalk ) atau juga dari epiblas ke dalam rongga tubuh bakal embrio pada tahap dini. Sel-sel yang cepat bertambah banyak melalui mitosis, bergerak dan mengembara seperti amoeba (kira-kira pada hari ke-28) sepanjang mesentery dorsal dari dari hind gut , tiba di gonad primitif pada awal minggu ke-5 dan menempati genital ridge pada minggu ke-6. Apabila mereka gagal menempati genital ridge pada masanya maka gonad tidak akan terbentuk (Langman,2009).
Gambar 2.2 A. Embrio minggu ke-, menunjukkan sel germinal primordial di dinding yolc sac dekat dengan allantois, B. Pergerakan sel germinal primordial sepanjang dinding hind gut dan dorsal mesentery menuju genital ridge
Gambar 2.3 Minggu ke-6 gonad indiferen dengan korda seks primitif. Beberapa sel germinal primordial dikelilingi oleh sel-sel dari korda sek primitif Sel kelamin mulanya dapat ditemukan di epitel permukaan yang juga disebut epitel benih. Sel-sel epitel coelom cepat tumbuh ke dalam dengan membawa sel-sel germinal dan
kemudian selalu mempertahankan hubungan sel yang erat dengan sel-sel germinal tersebut yang penting untuk diferensiasi sel-sel ini. Sel epitel coelom menunjang metabolisme sel germinal dan mengatur perkembangan selanjutnya dengan cara yang spesifik. Sel epitel coelom berdiferensiasi di dalam testis menjadi sel sertoli dan di dalam ovarium menjadi sel epitel folikel. Dengan cara ini, pada bakal gonad embrio terbentuk dua daerah yang berhadapan dan memiliki zat penginduksi yang berbeda, yaitu korteks dan medula. Sel germinal mula-mula tetap berada di korteks dalam pengaruh sel-sel sertoli atau sel epitel folikel. Medula sebaliknya lebih (biasanya) dipengaruhi inhibisi dari blastema mesonefros.
Gambar 2.4 a) Gonad indiferen. Panah merah = pengembaraan sel germinal dari daerah usus, panah biru = penetrasi sel-sel mesonefros. b) Bakal testis, kiri = stadium awal, kanan = stadium lanjut dengan tubulus seminiferus (D), rete testis (R), duktus epididimis (NH), tunika albugenia (Ta), L = sel leydig. c) bakal ovarium, kanan = stadium awal, kiri = stadium lanjut dengan epitel benih (K), dan folikel telur (E), P = folikel primordial. 1 = daerah korteks luar, 2 = daerah korteks, 3 = daerah medula
Masih belum diketahui mekanisme pengaturan perjalanan sel-sel germinal primer dari mesoderm ekstra embrional ke bakal gonad. Karena sel-sel benih tetap memiliki faktor transkripsi (protein-Oct4) yang diekspresikan pada semua sel blastomer yang totipoten. Faktor ini juga diekspresikan pada sel-sel benih tahap ke-3 dan pada oosit, namun tidak diekspresikan pada sperma. Pada permukaan gonad, sel-sel germinal mempunyai faktor sel tunas, yang melindungi sel-sel germinal dari terjadinya apoptosis (Rohen & Drecoll, 2003). Sebelum dan selama sel germinal primordial sampai, epitel dari genital ridge mengalami proliferasi dan sel epitel masuk ke lapisan mesenchyme sehingga membentuk beberapa bentuk korda yang tidak beraturan yang dinamakan primitive sex cords (korda seks primitif). Pada pria dan wanita, korda tersebut berhubungan dengan permukaan epitel dan tidak mungkin dapat dibedakan antara gonad pria dan wanita. Gonad dalam keadaan ini dinamakan indifferent gonad (gonad indiferen) (Langman, 2009). 4)
Tahap Diferen Gonad Pada akhir minggu ke-7 diferensiasi seksual bakal gonad baru dikenali. Gonad yang terbetuk dibedakan menjadi 2, yaitu:
a.
Testis Embrio dikatakan secara genetik adalah pria apabila sel germinal primordial membawa kromosom seks komplek XY. Di bawah pengaruh dari gen SRY pada kromosom Y yang mengkode testis determining factor, korda seks primitif berkembang secara proliferatif dan masuk lebih dalam ke medula untuk membentuk testis atau atau ke dalam korda medula. Untuk menuju bagian hilus dari kelenjar, korda berpisah ke bagian untaian sel kecil yang nantinya akan menjadi tubulus dari rete testis. Selama perkembangan yang lebih
lanjut, lapisan padat dari jaringan konektif fibrosa yaitu tunica albugenia memisahkan korda testis dari permukaan epitel (Langman, 2009).
Gambar 2.5 A. Testis 8 minggu, B. Testis dan duktus genital 4 bulan
Skema 2.1 Pengaruh sel germinal primordial pada gonad indiferen Pada testis, sel-sel epitel coelom yang tumbuh di dalamnya (sel pra-sertoli), membentuk korda yang letaknya sedemikian dekat satu sama lain dan saling terjalin satu dengan yang lain (korda seksual, “duktuli pluger”) yang merupakan tempat tinggal sel
germinal dan terhambatnya diferensiasi sel tersebut lebih lanjut oleh faktor-faktor inhibitorik. Di dalam mesenchyme yang tumbuh dari mesonefros muncul sel yang lebih besar dan memproduksi hormon, yaitu sel Leydig janin yang sudah memproduksi testosteron dari minggu ke-8 yang penting untuk kelanjutan perkembangan seksual yang spesifik pada janin.
Pada minggu ke-10, anyaman korda seksual mulai memudar. Struktur tersebut membentuk tubulus seminiferus yang independen dan sangat berliku-liku yang memisahkan korteks dari epitel benih melalui lapisan jaringan ikat kasar (tunika albugenia). Kini sel-sel germinal tidak dapat lagi mencapai testis. Sisa sel-sel yang tersebar di korteks mulai berdegenerasi. Oleh karena saluran kecil sperma (tubulus seminiferus) berakhir buntu dan simpai testis menebal melalui tunica albugenia, pengeluaran sel germinal hanya dapat terjadi ke arah dalam. Agar penyaluran sperma dapat terjadi, terjadi diferensiasi duktus mesonefros yang berbatasan dengan testis menjadi duktus eferens dan bersatu di atas rete testisdengan tubulus seminiferus. Di bawah pengaruh testosteron, duktus Wolff di daerah gonad menjadi saluran epididimis dan ke arah distal menjadi saluran sperma (duktus deferens). Dari minggu ke-20 pada dasarnya testis sudah mencapai tahap diferensiasi tersebut, yang setelah lahir tetap berlangsung sampai pematangan seksual (pubertas) terjadi (Rohen & Drecoll, 2003).
Skema 2.2 Penentuan jenis kelamin pada janin b.
Ovarium
Pada embrio wanita dengan seks kromosom XX dan tidak ada kromosom Y, korda seks primitif memisahkan diri ke dalam gugus-gugus sel yang tidak teratur. Gugus sel ini terdiri atas sekelompok sel germinal primordial yang menempati bagian medula dari ovarium. Selanjutnya menghilang dan digantikan oleh stroma vaskular yang membentuk ovarium medula.
Gambar 2.6 A. Potongan melintang ovarium pada 7 minggu, B. Ovarium dan duktus genital pada 5 bulan Diferensiasi spesifik mulai terjadi belakangan secara keseluruhan, epitel coelom pada orang dewasa membentuk korda epitel ke dalam blastema gonad, namun tidak ada yang menembus sampai ke medula, namun tetap tinggal di daerah korteks. Di korteks, sel tersebut berubah menjadi gumpalan sel dengan oogoni yang berproliferasi di dalamnya melalui pembelahan mitosis yang cepat dan berurutan. Secara keseluruhan, terbentuk sekitar 7 juta sel benih, namun dari jumlah tersebut menjelang kelahiran menjadi 5-6 juta sel akan mati (Rohen & Drecoll, 2003). Dari minggu ke-12 sampai ke-16, penggolongan lapisan lambat laun dapat dikenali di bakal gonad. Di luar daerah korteks jaringan tebal dari sel penunjang yang gelap berkembang dengan oogoni yang aktif berproliferasi. Kemudian, terbentuk zona yang
bertambah lebar, tempat oosit muncul pertama kalinya, yang dimulai di dalam “bola telur”
berepitel dengan pembelahan pematangan pertama (meiosis), namun bertahan pada stadium profase.
Gambar 2.7 Oogenesis dan perkembangan folikel, kotak merah = tahap istirahat dari primordial folikel yaitu saat profase I Pada daerah korteks, anyaman longar mesenkim zona medula menutup dan akhirnya menutup ke dalam rete blastema, di mana tidak ada sel telur yang tersisa. Karena di dalam ovarium tidak terjadi perkembangan ductus genitales, transportasi sel telur harus terjadi ke arah luar di tempat ini yang berkebalikan dengan testis. Oleh sebab itu, perlu adanya sistem duktus besar kedua dari bakal indiferen, yaitu duktus Muller yang berdiferensiasi menjadi tuba fallopii dan uterus setelah terjadinya induksi hormonal (Rohen & Drecoll, 2003).
5)
Regulasi Molekuler Perkembangan Duktus Genetalia SRY merupakan master gen pada perkembangan testis dan berperan secara langsung
pada gonadal ridge dan secara tidak langsung pada duktus mesonefros. Faktor ini juga menyebabkan testis menghasilkan faktor kemotaksis yang menyebabkan tubulus dari duktus mesonefros menembus gonadal ridge dan menstimulasi perkembangan testis lebih lanjut. Apabila hal ini tidak terjadi maka diferensiasi dari testis akan gagal. SRY juga meregulasi steroidogenesis factor 1 (SF1) yang berperan melalui faktor transkripsi yang lain yaitu SOX9, untuk menginduksi diferensiasi dari sel Sertoli dan sel Leydig.
Gambar 2.8 Kromosom sex X dan Y, kromosom Y mengandung SRY (sex determining region) Selanjutnya, sel sertoli memproduksi mullerian inhibiting substance (MIS) yang disebut juga anti mullerian hormon (AMH)yang menyebabkan duktus paramesonefros (duktus Muller) mengalami regresi. Sel Leydig menghasilkan hormon testosteron yang masuk ke dalam sel dari organ target yang mungkin tetap atau diubah menjadi dehidrotestosteron oleh enzim 5α reduktase. Testosteron dan dehidrotestosteron
berikatan dengan protein reseptor intraseluler spesifik dan secara otomatis komplek
reseptor hormon berikatan dengan DNA untuk meregulasi transkripsi dari gen spesifik jaringan dan produk protein. Reseptor testosteron memodulasi virilisasi duktus mesonefros, sedangkan reseptor dehidrotestosteron memodulasi diferensiasi dari genetalia ekternal pria. Diferensiasi seks pada wanita dianggap sebagai mekanisme yang terjadi karena ketidakadaan dari kromosom Y, tetapi sekarang diketahui bahwa ada gen spesifik yang menginduksi perkembangan ovarium. Seperti contoh, DAX1, salah satu famili reseptor hormon yang berlokasi pada lengan pendek dari kromosom X dan berperan sebagai downregulating SF1 yang mencegah terjadinya diferensiasi sel Sertoli dan sel Leydig. Growth Factor WNT4 juga membantu deferensiasi ovarium dan diekspresikan lebih awal
pada gonadal ridge pada wanita tetapi tidak pada pria. Tidak adanya produksi MIS oleh sel Sertoli, duktus Muller akan distimulasi oleh estrogen untuk membentuk tuba fallopii, uterus, cervix, dan vagina bagian atas. Estrogen juga berperan pada genetalia eksterna pada tahap indiferen untuk membentuk labia mayora, labia minora, klitoris, dan vagina bagian bawah.
Skema 2.3 Pengaruh kelenjar seks pada diferensiasi seks 6)
Perkembangan Duktus Genetalia
a.
Perkembangan Duktus Genetalia Pada Pria Genetalia embrio masih bersifat indiferen sampai minggu ke -7. Lalu dalam pengaruh hormon estrogen yang dibentuk di dalam blastema gonad, duktus Muller terus berkembang menjadi tuba fallopii, uterus, dan bagian proksimal vagina pada janin wanita, sedangkan pada saat yang sama mesonefros dan duktus Wolff mengalami degenerasi.
Gambar 2.9 A. Duktus genital pada janin laki-laki 4 bulan, B. Duktus genital setelah desensus testis Pada janin laki-laki, terjadi hal yang sebaliknya, yaitu duktus Muller mengalami degenerasi dalam pengaruh MIS, sedangkan dalam pengaruh testosteron, mesonefros di daerah bakal gonad terus berdiferensiasimenjadi epididimis dan duktus Wolff menjadi vas deferens (duktus deferens). Pada kedua jenis kelamin, bakal gonad mengalami suatu
penurunan (desensus) ketika ligamen genetal bertindak sebagai penuntun. Gonad wanita pada proses penurunan hanya mencapai pelvis minor yang juga berada di rongga perut. Testis mengembara lebih jauh melalui kanalis inguinalis sampai ke skrotum (desensus testis) sehingga ligamen gonadal ridge (gubernakulum testis) memendek dan testis tertarik ke bawah melalui kanalis inguinalis dari duktus Muller hanya tersisa suatu vesikel pada puncak atas testis, begitu juga pada bagian awal uretra, yaitu utriculus prostaticus. Degenerasi duktus Muller diinduksi oleh MIS atau AMH. Dari bagian akhir duktus Wolff yang kelak menjadi vas deferens, vesicula seminalis tumbuh dengan salurannya yang disebut duktus ejakulatorius dan bermuara ke dalam uretra.
Gambar 2.10 a) perkembangan organ genetalia yang indiferen, b) perkembangan organ genetalia laki-laki
b.
Perkembangan Duktus Genetalia Pada Wanita Duktus Muller berkembang dari suatu invaginasi epitel coelom pada janin perempuan (antara hari ke-44 dan ke-56) yang kelak menjadi ostium tuba fallopii. Saluran epitelial ini tumbuh dari segmen thorakal ke-3 ke arah kaudal yang sangat dekat dengan duktus Wolff
sehingga terhubung oleh suatu membran basal bersama. Pada pelvis minor, hubungan tersebut menghilang kembali. Kedua duktus Muller terdorong ke arah medial dan menjadi satu dengan yang lain serta membentuk satu saluran dengan lumen bersama, yaitu bakal uterus. Bakal uterus segera dilapisi mesenkim yang menjadi asal terbentuknya otot uterus dan perimetrium. Pada dinding dorsal sinus urogenitalis, terjadi suatu proliferasi sel yaitu “Muller hill ” yang membentuk bakal vagina bagian proksimal. Duktus Wolff pada
perempuan tidak seluruhnya berdegenerasi, namun tersisa sebagai saluran yang tidak berdiferensiasi serta tidak berfungsi, letaknya di belakang uterus dan vagina dan tetap ada seumur hidup yang disebut dengan duktus Gartner. Sisa duktus mesonefros dan vesikel berepitel yang tidak berarti hampir selalu dijumpai pada perempuan dewasa di antara tuba dan ovarium dan disebut dengan epooforon dan parooforon. Dari kedua struktur tersebut, kista atau tumor dapat terbentuk.
Gambar 2.11 A. Duktus genital pada akhir bulan ke-2, B. Duktus genital setelah penurunan dari ovarium Gambar 2.12 a) perkembangan perkembangan organ genetalia yang yang indiferen, c) perkembangan organ genetalia wanita
7)
Perkembangan Genetalia Eksterna
Diferensiasi organ genetalia eksterna juga didahului oleh keadaan indiferen. Setelah phallica dan pars pelvina terjadinya pemisahan rektum oleh septum urorectale, hanya pars phallica
yang tersisa di bagian bawah sinus urogenitalis. Pada janin laki-laki, kedua bagian sinus urogenitalis berdeferensiasi menjadi uretra, pada perempuan hanya menjadi pars pelvina. Hal tersebut berkaitan dengan kenyataan bahwa pada janin perempuan, lipatan genetalia yang terbentuk di sekitar ostium urogenitalis tetap mempertahankan bentuk asalnya, sedangkan pada pria tumbuh menjadi penis. Secara detail, mula-mula dua lipatan genetalia (di dalam), dua genital swelling (tonjolan labioskrotal) (lebih ke arah luar) dan di bagian tengah atas suatu tuberkulum yang tidak berpasangan (genital tubercle) berkembang, yang masih berada dalam tahap indiferen. Pada janin perempuan, hormon estrogen menstimulasi perkembangan genetalia eksterna. Selanjutnya lipatan genetalia berdiferensiasi menjadi labia minora sedangkan genital swelling menjadi labia mayora dan genital tubercle menjadi klitoris dan corpus cavernosum cavernosum clitoridis (Rohen & Drecoll, 2003). Pada akhir minggu ke-6 masih tidak dapat
dibedakan antara laki-laki dan perempuan (Langman, 2009).
Gambar 2.13 A dan B Tahap indeferen dari perkembangan genetalia eksterna, A. Usia embrio 4 minggu, B. Usia embrio 6 minggu
Gambar 2.14 Perkembangan genetalia eksterna janin wanita pada bulan ke-5 (A) dan baru lahir (B) Setelah bagian yang padat dari duktus Muller mencapai sinus urogenital, dua bagian padat tumbuh ke luar pelvik tepat di sinus. Bagaian yang keluar merupakan bulbus sinovaginal yang berproliferasi dan membentuk vaginal plate yang padat. Proliferasi berlanjut pada bagian kranial akhir dari plate, tumbuh menjauh antara uterus dan sinus urogenital. Pada bulan ke-4, vagina tumbuh keluar dari kanal. Bagian vagina yang tumbuh keluar mengelilingi bagian akhir uterus adalah forniks vagina merupakan asal paramesonefros. Sehingga vagina memiliki 2 asal mula, bagian atas terbentuk dari kanal uterus dan bagian bawah terbentuk dari sinus urogenital. Sisa lumen vagina yang terpisah dari sinus urogenital sebagai lapisan jaringan yang tipis dinamakan hymen yang terdiri atas lapisan epitel dari sinus dan lapisan tipis dari sel vagina (Langman, 2009).
Gambar 2.15 Formasi dari uterus dan vagina A. Pada minggu ke-9 belum nampak septum uteri, B. Akhir bulan ke-3 terbentuknya vaginal plate, C. Baru lahir
Gambar 2.16 Potongan sagital penampang uterus dan vagina A. 9 minggu, B. Akhir dari bulan ke-3, C. Baru lahir. Pada janin laki-laki, genital tubercle tumbuh menjadi penis (glans penis, corpus spongiosum dan uretra) dalam pengaruh testosteron yang terjadi pada minggu ke- 10, pada saat yang sama kedua lipatan genetalia memanjang dan menyatu di tengah. Kedua lipatan tersebut membentuk corpus penis dengan kedua corpus cavernosum. Namun, celah di tengah yang mula-mula tampak cepat menutup, dapat tetap terbuka (hipospadia) pada malformasi. Kedua genital swelling tumbuh bersama di medial dan membentuk skrotum, dengan raphe medialnya yang menandakan menandakan sepasang bakal genital.
Skrotum pada akhir masa janin menerima testis beserta pelapisnya, juga penonjolan peritonium (tunica vaginalis). Desensus testis seharusnya sudah selesai pada waktu lahir, yang dapat dinilai sebagai tanda kematangan seksual pria.
Gambar 2.17 A. Pertumbuhan genetalia eksterna janin laki-laki pada minggu ke-10, B. Potongan melintang palus selama pembentukan penile uretra, C. Pertumbuhan bagian glandula dai penil uretra, D. Baru lahir
Gambar 2.18 Hipospadia, abnormal orificium uretra
Gambar 2.19 Ringkasan diferensiasi perkembangan genetalia eksterna pada pria dan wanita 2) ANATOMI ORGAN GENITALIA PRIA Organ Genitalia Laki-Laki terdiri atas : 1. Genitalia Externa a. Testis b. Skrotum c. Penis 2. Genitalia Interna a. Ductus : -Epididimis -Ductus deferen -Ductus ejakulator b. Kelenjar aksesoris : -Vesica seminalis -Kelenjar prostat -Kelenjar bulbouretra
TESTIS Adalah organ lunak, berbentuk oval, berjumlah 2 (kanan dan kiri), dengan panjang 4-5 cm, dan berdiameter 2,5 cm. Tiap testis mempunyai : 1. Extremitas superior 2. Extremitas inferior 3. Pinggir anterior 4. Pinggir posterior (di atas lateralnya terdapat epididymis) Testis berada di dalam skrotum yang di gantung oleh funiculus spermatikus. spermatikus. Tunica yang menutupi testis ada 3 macam : a. Tunica vaginalis: Merupakan lapisan serosa yang menutupi testis terdiri dari lamina visceralis dan lamina parietalis. b. Tunica albugenia: Merupakan membran tebal yang berwarna putih berupa kapsul jaringan ikat yang mebungkus testis dan merentang ke arah dalam untuk membentuk suatu lobulus. c. Tunica vasculosa: Merupakan lapisan pembuluh dari testis yang terdiri dari plexus pembuluh darah. Pembuluh darah testis : 1. Arteri dan Vena pudenda externa pars superficialis dan profunda 2. Arteri dan Vena perinealis superior
3. Arteri dan Vena cremasterica Persarafan testis : 1. N. Ilioinguinalis 2. N. Lumboinguinalis 3. N. Perinealis superficialis
SKROTUM Adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fascia, dan otot polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada suhu optimum untuk memproduksi spermatozoa. Terletak di sebelah bawah diafragma pelvis yang menutupi pintu bawah rongga panggul. Skrotum jugamenutupi sebagian sebagian funiculus spermatikus spermatikus yang menggantungkan menggantungkan testis. testis. Terdiri dari : a. Kulit Lapisan tipis berwarna coklat yang mempunyai plica b. Tunica dartos (otot dartos) Merupakan otot polos yang tipis. Lapisan serabut dalam fascia dasar yang berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scrotal sebagai respons terhadap udara dingin atau eksitasi seksual. c. Fascia spermatica externa Membrane yang tipis, memanjang ke arah bawah diatas funiculus dan testis. d. Musculus cremastica Terdiri atas selapis otot yang sesuai dengan m.obligus abdominus interna.
PENIS Pada bagian ujung glans penis terdapat preputium yaitu lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis, dan merupakan bagian yang di bedah saat sirkumsisi (sunatan). Sedangkan ujung dari glans penis di sebut korona. Fascia yang menutupi penis terdii dari Fascia superficialis dan Fascia profunda. Radix penis menempel ke bagian diafragma urogenital oleh otot (M. Tranversus Perinei Profundus) dan fascia diafragma urogenital. Penis di gantungoleh ligamentum fundiformis penis yang berasal dari lapisan dalam fascia scarpae, mulai di bawah dorsum penis ke sisi radix penis dan ligamentum suspensorium penis berupa benang yang berbentuk segitiga yang menggantung dorsum dan radix penis ke bagian inferior linea alba SOP ligamentum arcuata. Penis terdiri atas : a. Corpus Cavernosa Penis (lateral) Terdiri dari 2 masa silinder yang erektil, di tutupi kapsul yang kuat yang terdiri dari benang-benang superficialis dan profunda. Benang superficialis mempunyai arah longitudinal dan membentuk saluran yang masing-masing mengelilingi corpora dan di bidang tengah bertemu membentuk septum penis. Di permukaan atas terdapat celah kecil untuk : vena dorsalis penis profunda dan di permukaan bawah terdapat celah yang dalam dan luas berisi corpus cavernosa urethra. Corpus cavernosa penis di kelilingi oleh M. Ischiocavernosus. b. Corpus Cavernosa Urethra atau Corpus Spongiosa (Medial) Bagian penis yang berisi urethra, pada ujung anteriornya membentuk glans penis dan ujung posteriornya membentuk bulbus urethra. Copus cavernosa urethra di kelilingi oleh M.bulbospongious. Glans Penis Akhir anterior dari Copus Cavernosa Urethra, berbentuk seperti jamur dan pada bagian perifer lebih ebar diameternya, sehingga membentuk corona glandis, sedangkan bagian proksimal dari corona akan menyempit membentuk bulbus retroglandaris. Pada puncak glans terdapat celah orificium urethra externa.
Otot-otot penis : 1. M. Bulbocavernosus / M. bulbospongiosus 2. M. Ischiocavernosus 3. M. Transversus perinei superficialis Pembuluh darah penis : a. Arteri Pudenda Interna: Merupakan cabang A. Hypogastrica, berfungsi untuk mendarahi batang penis. b. Arteri Profunda Penis Merupakan cabang A. dorsalis penis, berfungsi mendarahi struktur cavernosa. c. Vena Dorsalis Penis Persarafan penis di percabangkan oleh : a. N. Pudendus b. Plexus Pelvicus
EPIDIDIMIS Merupakan tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4-6 meter) yang terletak sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari ductus eferen.
Epididymis berfungsi untuk menyimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai 6 minggu. Selama proses penyimpanan sperma menjadi motil, matur sempurna, dan mampu melakukan fertilisasi Terdiri dari: 1. Caput epididymis 2. Corpus epididymis 3. Extremitas superior 4. Extremitas inferior 5. Cauda (globus minor)
DUCTUS DEFEREN Merupakan kelanjutan dari epididymis, tuba lurus yang terletak dalam korda spermatik yang mengandung pembuluh darah, pembuluh limfatik, saraf SSO, otot cremaster dan jaringan ikat. Ductus ini didalam pelvis akan bermuara melalui orificium utriculus prostaticus setelah bergabung dengan vesicula seminalis untuk membentuk ductus ejakulator. DUCTUS EJAKULATOR Pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di bagian ujung ductus deferen dan vesica seminalis. Setiap ductus ejakulator panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari kandung kemih. VESICA SEMINALIS Merupakan ruangan ruangan terdapat di antara fundus fundus vesica urinaria dan rectum. Berbentuk Berbentuk piramid dimana akan melebar ke belakang atas dan lateral. Ujung superior divergen satu sama lain dan berhubungan dengan ductus deferen, sedangkan ujung inferior berbentuk titik dan secara convergen ke depan basis glandula prostat. Masing-msing bergabung dengan ductus deferen membentuk ductus ejakulator.
Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi sperma. Setengah lebih sekresi vesica seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh). GLANDULA PROSTATA Terdapat dalam cavum pelvis, di bawah orificium urethra interna, di sekeliling permukaan urethra. Di belakangnya terdapat rectum sehingga dapat di raba saat Rectal Toucher, terutama sewaktu mambesar. Prostat bersifat glandular dan muscular. Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimus pada pH 6,0 –6,5. Glandula prostat terdiri dari 4 lobus yaitu lobus lateral sinistra dan dextra, lobus medial, lobus posterior, lobus anterior. Sedangkan yang mengikat glandula prostat adalah ligamentum pubo prostatica, lapisan dalam diafragma urogenitalis, M. levator ani pars anterior, M. levator prostat. Pembuluh darah glandula prostat : a. Arteri Pudenda Interna b. A. Vesicalis Inferior c. A. Haemorrhoidalis Media d. Vena membentuk plexus yang bermuara ke Vena Hypogastrica Untuk persarafan glandula prostat oleh cabang plexus pelvicus.
GLANDULA COWPER (GL. BULBOURETHRALIS) Merupakan kelenjar kecil yang ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Terdapat di belakang dan lateral pars membranacea urethra di antara kedua lapisan diafragma urogenitalis. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam urethra penis untuk melumasi dan melindungi serta di tambahkan pada semen. FUNICULUS SPERMATICUS Memanjang dari annulus inguinalis abdominalis internus ke canalis i nguinalis lalu ke annulus inguinalis externus yang turun hamper vertical ke skrotum. Panjang funiculus spermatikus bagian kiri lebih panjang di bandingkan yang kanan. Struktur dari funiculus spermatikus :
a. Arteri dan Vena (Ateri Spermatica Externa, Arteri dan Vena Testiskularis, Arteri Ductus Deferens) b. Pembuluh Lymphe (Nn.Ll. preaortic, Nn.Ll. Lumbalis) c. Ductus Deferens Pembuluh saraf pada funiculus spermatikus adalah plexus spermaticus (simpatis) yang bergabung dengan plexus pelvicus (yang menyertai A. deferens). PEMBULUH LIMFE a) Pembuluh limfe prostate b) Pembuluh limfe testi c) Pembuluh limfe ductus deferens d) Pembuluh limfe vesicular seminalis 3) ANATOMI ORGAN GENITALIA WANITA Organ Genetalia Externa Wanita
a. Mons Pubis Mons Pubis merupakan bagian yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian depan simpisis pubis, dan setelah masa pubertas kulit mons pubis akan di tumbuhi oleh rambut. b. Labia Mayora Labia mayora berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang. Yaitu dua lipatan kulit yang tebal membentuk sisi vulvadan terdiri dari kulit, lemak, pembuluh darah, jaringan otot polos dan syaraf. abia mayora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakangdan merupakan batas depan dari perinium, yang disebut commisura posterior (frenulum), dan panjangnya kira-kira 7, 5 cm.
Labia Mayora terdiri dari dua permukaan : 1 Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut. 2 Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea. c. Labia Minora Labia minora merupakan lipatan sebelah medial dari labia mayora dan merupakan lipatan kecil dari kulit diantara bagian superior labia mayora. Sedangkan labianya mengandung jaringan erektil. Kedua lipatan tersebut bertemu dan membentuk superior sebagai preputium klitoridis pada bagian superior dan inferior sebagai klitoridis pada bagian inferior d. Klitoris Klitoris merupakan sebuah jaringan erektil kecil, banyak mengandung urat-urat syaraf sensoris yang dibentuk oleh suatu ligamentum yang bersifat menahan ke depan simpisis pubis dan pembuluh darah. Panjangnya kurang lebih 5 cm. klitoris identik dengan penis tetepi ukurannya lebih kecil dan tak ada hubungannya dengan uretra. e. Hymen (selaput Dara) Hymen adalah diafragma dari membrane yang tipis dan menutupi sebagian besar introitus vagina, di tengahnya terdapat lubang dan melalui lubang tersebut kotoran menstruasi dapat mengalir keluar. Biasanya hymen berlubang sebesar jari, letaknya di bagian mulut vagina memisahkan genitalia eksterna dan interna. f. Vestibulum Vestibulum merupakan rongga yang sebelah lateralnya dibatasi oleh kedua labia minora, anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat juga 4 lubang kecil yaitu: 2 muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat disamping dan agak kebelakang dari introitut vagina, 2 muara dari kelenjar skene disamping dan agak dorsal dari uretra. Organ Genetalia Interna Wanita
Organ genetalia interna meliput : a. Vagina Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan vulva dan merupakan tabung
berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus dan dialiri banyak pembuluh darah serta serabut saraf secara melimpah. Panjang Vagina kurang lebih 10-12 cm dari vestibula ke uterus, dan letaknya di antara kandung kemih dan rektum. Vagina mempunyai fungsi yaitu : sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah menstruasi, sebagai jalan lahir pada waktu partus. b. Uterus Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian : korpus uteri yang berbentuk segitiga dan servix uteri yang berbentuk silindris. Bagian dari korpus uteri antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim). Bentuk dan ukuran uterus sangat berbada-bada tergantung dari usia, dan pernah melahirkan anak atau belum. Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk segitiga, melebar di daerah fundus dan menyempit kearah cervix. Sebelah atas rongga rahim brhubungan dengan saluran indung telur (tuba follopi) dan sebelah bawah dengan saluran leher rahim (kanalis cervikalis). Hubungan antara kavum uteri dengan kanalis cervikalis disebut ostium uteri internum, sedangkan muara kanalis cervikalis kedalam vagina disebut ostium uteri eksternum. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan : Perimetrium (lapisan peritoneum) yang meliputi dinding uteru bagian luar, Myometrium (lapisan otot) merupakan lapisan yang paling tebal, Endometrium (selaput lendir) merupakan lapisan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi kavum uteri. c. Tuba Fallopi Tuba Fallopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah lateral, mulia dari kornu uteri kanan kiri yang panjangnya kurang lebih 12 cm dan diameternya 3-8 mm. Fungsi tuba yang utama adalah untk membawa ovum yang dilapaskan ovarium ke kavum uteri. Pada tuba ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai berikut : 1 Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai pada ostium internum tubae. 2 Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S. 3 Pars Isthmica, bagian tuba sebelahkeluar dari dinding uerus dan merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit. 4 Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap ke rongga perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkap ovum. d. Ovarium Ovarium terdapat di dalam rongga panggul di sebelah kanan maupun sebelah kiri dan berbentuk seperti buah kenari. Ovarium berfungsi memproduksi sel telur, hormon esterogen dan hormon progesteron.
4) ANATOMI PELVIS Panggul atau pelvis terdiri atas 2 bagian yaitu : -Bagian keras yang dibentuk oleh tulang -Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligamenta Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada 2 bagian yaitu : Pelvis mayor Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dll Pelvis minor Tempat organ-organ genetalia internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih, dll
TULANG-TULANG YANG MENYUSUN PANGGUL Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu : a) 2 buah tulang pangkal aha ( os coxae ) b) 1 buah tulang kelangkang (os sacrum) c) 1 buah tulang tungging (os coccygis) A. TULANG PANGKAL PAHA (OS COXAE) Tulang coxae terdiri atas 3 buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis. Ketiga tulang itu ialah : Tulang usus ( os illium) Tulang duduk ( os ischium) Tulang kemaluan kemaluan ( os pubis ) TULANG USUS ( OS ILLIUM ) Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut CRISTA ILLIACA Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu : Spina illiaka anterior superior (SIAS) Spina illiaka anterior inferior (SIAI) Spina illiaka posterior superior (SIPS)
Spina illiaka posterior inferior (SIPI) Di bawah spina illiaka posterior inferior terdapat tekik yang disebut INCISURA ISCHIADIKA MAYOR TULANG DUDUK (OS ISCHIUM) Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu SPINA ISCHIADICA Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah TUBER ISCHADICUM Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut i nchisura isciadica mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor. TULANG KEMALUAN KEMALUAN ( OS PUBIS ) Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan FORAMEN OBTURATORIUM Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan RAMUS SUPERIOR, cekungannya dinamakan LINEA INOMINATA atau LINEA TERMINALIS. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan RAMUS INFERIOR, pertemuan antara ramus inferior membentuk tepi bawah simfisis. Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut ARCUS PUBIS yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.
B. TULANG KELANGKANG ( OS SACRUM ) Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah. Batas-batas dari os sacrum yaitu : Articulatio sakro illiaca ( batas kanan dan kiri ) Prosesus lumbal ke 5 ( batas belakang atas ) Coccygis ( batas bawah ) Promontorium ( batas depan atas ) Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan PROMONTORIUM. Pada bagian anterior memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada bagian depan dinamakan FORAMINA SACRALIA ANTERIORA. Lubang yang terdapat pada bagian belakang dinamakan FORAMINA SACRALIA POSTERIORA. Pada vertebra terdapat bagian yang berduri yang dinamakan KRISTA SAKRALIA. Pada bagian samping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging. C. TULANG TUNGGING ( OS COCCYGIS ) Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 3 -5 ruas bersatu. Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
JARINGAN LUNAK PANGGUL
Bagian lunak panggul terdiri dari otot- otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut DIAFRAGMA PELVIS. Diafragma pelvis dari dalam ke luar terdiri atas : a. Pars muscularis yaitu m.levator ani b. Pars membranacea yaitu diafragma urogenitale a. Musculus levator ani Terdiri atas 3 bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal : · Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus. · Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeus. · Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan coccygis. b. Antara m.pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale. DAERAH PERINIUM Merupakan bagian permukaan permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari 2 bagian ya itu : Regio analis di sebelah belakang Terdapat m.sphincter ani externus yang mengelilingi anus Regio urogenitalis Terdapat : o M. Bulbo cavenosus, yang mengelilingi vulva o M. Ischio cavernosus o M. Transversus perinei superficialis
BENTUK-BENTUK PANGGUL Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi 4 yaitu: PANGGUL GYNECOID Panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita. 45% wanita. PANGGUL ANDROID Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini. Panjang ini. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. dengan sakrum. Pada Pada wanita wanita ditemukan 15%. PANGGUL ANTHROPOID Bentuk pintu Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur. telur. Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita pada wanita PANGGUL PLATYPELOID Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.
SUMBU PANGGUL Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan pusat-pusat dari beberapa bidang di dalam
panggul berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP. Sumbu jalan lahir sedikit berbeda dari sumbu anatomis. Bagian atas dari jalan lahir merupakan silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan, ditentukan oleh perubahan dasar panggul karena desakan bagian depan anak.
INCLINATIO PELVIS Inclinatio pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri berdiri.. Sudut ini sebesar 55 derajat. Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan persalinan..
BIDANG-BIDANG PANGGUL PINTU ATAS PANGGUL Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil. Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh : Promontorium Sayap sacrum Linea terminalis Ramus superior Pinggir atas symphysis Biasanya 3 ukuran ditentukan dari PAP 1) Ukuran muka belakang Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, dikenal dengan nama conjugata vera dengan ukuran 11 cm. Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari promontorium ke pinggir bawah symphysis) 2) Ukuran melintang Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm 3) Ukuran serong Dari articulatio sacroilliaka ke tuberpubikum dari belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih 13 13 cm.
BIDANG LUAS PANGGUL Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang luas panggul terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III Ukuran muka belakang belakang 12,75 cm, dan ukuran ukuran melintang 12,5 cm. Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan. BIDANG SEMPIT PANGGUL Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terkecil. Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum.
Bidang ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan sulit mengukurnya. Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan bidang sempit panggul. PINTU BAWAH PANGGUL Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis. Pada pintu bawah panggul biasanya ditentukan oleh 3 ukuran yaitu : 1. Ukuran muka belakang Dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm) 2. Ukuran melintang Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5cm) 3. Diameter sagitalis posterior Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5cm)
BIDANG HODGE Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul. Bidang hodge antara lain : Hodge I Ialah setinggi pintu atas panggul Hodge II Sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis Hodge III Sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica Hodge IV Sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccygis
UKURAN-UKURAN PANGGUL UKURAN DALAM PANGGUL · Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm ) · Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih
12-13 cm) Cara mengukur conjugata diagonalis Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium. Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri. · Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuber pubicum (12,5 cm) · Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm )
UKURAN LUAR PANGGUL ukuran luar panggul tidak dapat digunakan di gunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan kemungkinan panggul sempit. Ukuran-ukuran luar panggul yaitu : · Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm) · Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan (28-30 cm) · Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi tepi atas symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (1820 cm) · Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke 5 kembali ke pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm) 5) HISTOLOGI ORGAN GENITALIA PRIA External Genitalia 1. Penis terdapat 2 corpus cavernosa cavernosa dan 1 corpus spongiosum Pada uretra dilapisi epitel bertingkat silindris tetapi semakin ke ventral/glans menjadi epitel berlapis gepeng dan bergabung dengan epitel epididimis di ujung glans Bagian yang biasa di sunat disebut prepusium yang ada kelenjar sebasea pada lipatan internal Corpus cavernosa dan corpus spongiosum terdiri dari jaringan erekti, yang mengandung sejumlah besar ruang cavernosa bervena, saraf, dan arteri Internal Genitalia 1. Testis Testis dikelilingi oleh jaringan ikat kolagen yaitu tunika albuginea yang menebal pada permukaan posterior testis dan membentuk mediastinum testis yaitu tempat septa fibrosa membagi menjadi 250 lobulus testis. Setiap lobulus dihuni 1-4 tubulus seminiferus yang dikelilingi jaringan ikat longgar interstitial yang banyak mengandung pembuluh darah, limph, saraf, dan sel interstitial (sel leydig) yang mensekresi testosteron. Testis juga memiliki tunika vaginalis yaitu derivat dari peritoneum Suhu testis 2 sampai 3 derajat celcius lebih rendah dari suhu tubuh Duktus 1. Tubulus Seminiferus
Setiap testis memiliki tubulus seminiferus sebanyak 250 – 1000 dengan diameter 150250µm, panjang 30-70 cm T. seminiferus pada 1 testis 250m Aliran sperma dari T. seminiferus akan menuju rete testis yang nanti ke duktus efferen dan ke epididimis Sperma dihasilkan dengan laju 2x10 8 perhari T. seminiferus dilapisi epitel berlapis khusus dan kompleks Tubulus seminiferusterdapat bagian yang fungsional, yaitu : A. Sel Sertoli § Merupakan sel piramid/kolumnaryang sebagian membungkus sel spermatogenik, berfungsi sebagai penunjang B. Jaringan Interstitial § Ruang antara tubulus seminiferus § Yang terdapat sel leydig, sel mast, makrofag, saraf, pembuluh darah, dan limph 2. Duktus Intratestikular Terdiri dari tubukus rektus kemudian rete testis dan duktus efferens Dikenali dengan hilangnya sel spermatogenik secara berangsur Dinding dilapisi sel sertoli Epitel kuboid yang ditunjang oleh jar. Ikat padat Pada duktus efferens ada dua epitel yaitu bersilia dan non silia 3. Duktus Genital Ekskretorik Terdiri dari d. epididimis, vas deferens, dan urethra Assesory Glands 1. Vesicula Seminalis Panjang 15cm dengan bentuk berkelok Mukosa khas dengan lipatan tipis Selapis epitel kolumnar/berting kolumnar/bertingkat kat dengan banyak glandula sekretoris Lamina propia mengandung serat elastin Muskularis terdiri dari inner sirkular dan outer longitudinal Memberi 70% dari semen 2. Kelenjar Prostat Ukuran 2x3x4 cm dengan berat 20 g Merupakan kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar bercabang Memiliki 3 zona : transisi, sental, perifer Epitel selapis silindris/bertingkat sili ndris/bertingkat 6) HISTOLOGI ORGAN GENITALIA WANITA OVARIUM
Fungsi ovarium : ovarium : 3 Produksi sel germinal 4 Biosintesis hormon steroid Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel y aitu sel teka. teka. Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen. Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.
Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama. Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia. atresia .
Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang disebut zona pellucida
Ovulasi adalah Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma ). Setelah pelepasan oosit, folikel mengempis (collaps) (collaps) dan terbentuk terbentuk corpus luteum
TUBA FALOPII
Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya. Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium
.
UTERUS
miometrium. Uterus Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi sel otot polos miometrium (miosit (miosit)) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat dalam jaringan ikat miometrium. endometrium. Endometrium merupakan organ target dan kelenjar Rongga uterus dilapisi oleh endometrium.
endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.
Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium mengadakan mengadakan estrogen. Kelenjar endometrium mengalami proliferasi dan proliferasi di di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar spiralis ) tumbuh masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil (arteria spiralis ) kedlam lapisan basal endometrium. Setelah ovulasi, suasana hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan progesteron sehingga mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik. Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel desidua. Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi. Jika tidak terjadi kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14 pasca ovulasi. Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi. Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut. Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain : 5 Prolaktin. Prolaktin. like growth factor binding protein - IGFBP-1) 6 Faktor pertumbuhan yang mirip insulin ( insulin – like parathyroid hormone-related hormone-related peptide – 7 Peptida yang terkait dengan dengan hormon paratiroid paratiroid ( parathyroid PTHrP)_ Perubahan histologis dalamk endometrium akiabt pengaruh hormon dapat digunakan untuk menentukan ovulasi. SERVIK dan VAGINA Servik terutama terdiri dari dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi dilapisi satu lapis epitel kelenjar penghasil kelenjar penghasil
endoservicalis ) dan epitel skuamosa berlapis pada mukus dibagian dalam servik (canalis ( canalis endoservicalis) ektoservik. Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering mengalami perubahan displastik yang dapat menjadi keganasan. Vagina dilapisi oleh epitel skuamosa. 7) KELAINAN KONGENITAL A. Kelainan Kongenital Sistem Reproduksi Wanita 1. VULVA 1. Himen imperforta Adalah selaput dara yang tidak menunjukkan lubang (hiatus himenalis) sama sekali, suatu kelainan yang ringan dan yang cukup sering dijumpai. Kemungkinan besar kelainan ini tidak dikenal sebelum menarche. Sesudah itu molimina menstrualia dialami tiap bulan, tetapi darah haid tidak keluar. Darah itu terkumpul di dalm vagina dan menyebabkan himen tampak kebiru-biruan dan menonjol ke luar. 2. Atresia labium minus Disebabkan karena membran urogenitalis tidak menghilang. Ostium uretra tetap ada demikian juga dengan liang vagina. Koitus dapat dilakukan, kehamilan dapat terjadi. Saat persalinan memerlukan sayatan kecil untuk melahirkan kepala bayi. Pada umumnya bedah rekonstruksi sederhana dapat menyelesaikan masalah ini. 3. Hipertrofi labium minus Kelainan ini tidak berbahaya dan tidka berpengaruh terhadap fertilitas. Masalah yang timbul adalah masalah estetika. Tindakan rekonstruksi berupa pengangkatan pengangkatan jaringan yang berlebihan akan cukup mengatasi masalah tersebut. 4. Duplikasi vulva Sangat jarang ditemukan, bila terjadi biasanya diikuti dengan kelainan congenital yang lain dan seringkali bersifat lethal. 5. Hipoplasi vulva Bila kelainan ini terjadinya, seringkali disertai dengan tidak berkembangnya organ reproduksi yang lain. Tanda seksual sekunder juga tidak nampak. 6. Kelainan perineum Bila septum urogenitalis tidak terbentuk, maka bayi tidak memiliki lubang anus atau anus bermuara dalam sinus urogenital sehingga terdapat lubang untuk keluar feces dan urine secara bersama-sama. 2. VAGINA a. Septum vagina Septum sagital dapat ditemukan sehingga membagi vagina seakan menjadi 2 ruangan kanan-kiri. Seringkali hal ini ditemukan juga dengan kelainan pada uterus karena adanya gangguan fusi pada duktus mulleri. Kelainan ini biasanya tidak menimbulkan keluhan, menstruasi dapat terjadi normal. Saat hubungan seksual dapat terjadi dyspareuni. Masalah dapat terjadi saat persalinan, karena septum tersebut dapat menghambat penurunan kepala. Tindakan septektomi dapat mengatasi masalah tersebut.
b. Aplasia dan atresia vagina Pada aplasia vagina, terjadi fusi dari duktus mulleri, tetapi tidak terjadi kanalisasi atau tidak berkembang sehingga vagina tidak terbentuk. Seringkali terdpat uterus yang rudimenter. Ovarium juga seringkasi hipoplasi atau hanya berupa jaringan seperti pita atau polikistik sehingga tidak menghasilkan folikel dan estrogen. Pada aplasia vagina, hanya terdapat cekungan di introitus vagina. Keadaan i ni seringkali tidak disadari atau baru disadari saat hubungan seksual atau saat konsultasi karena terjadi infertilitas. Tindakan vaginoplasti dapat mengatasi masalah seksual, besar dan panjang vagina dapat disesuaikan. Tindakan ini dilakukan saat penderita akan menikah sehingga vagina yang dibuat dapat “dilatih” sehingga tidak menyempit lagi. c. Kista vagina Terdapat dua macam kista kongenital yaitu kista dari sisa epitel duktus mulleri dan kista dari sisa duktus gardner (kista Gardner) y ang terletak pada bagian anterolateral vagina. TIndakan yang dapat dilakukan adalah ekstirpasi kista. 3. UTERUS DAN TUBA FALOPI a. Gagal pembentukan Bila satu duktus tidak terbentuk,akan terjadi uterus unikornis dengan satu tuba, satu ovarium dan satu ginjal sedangkan vagina san serviks normal. Bila kedua duktus tidak terbentuk, maka tidak terdapat uterus, tuba dan vagina 2/3 bagian atas, sengakan vagina 1/3 bagian bawah tetap terbentuk. Ovarium dapat terbentuk sehingga tanda seks sekunder normal tetapi terjadi amenorea. Tidak terbentuknya serviks tetapi uterus terbentuk merupakan kelainan yang amat jarang dijumpai, keadaan ini disebut ginatresia servikalis. Penderita akan mengalami gejala molimina mestrualia dan kriptomenorea. Darah menstruasi akan tertimbun dalam rongga uterus menimbulkan rasa nyeri. Tindakan bedah rekonstruksi dengan memasang pipet polietilen dari rongga uterus ke vagina dan pemberian antibiotic akan dapat mengatasi masalah ini. Pipet tersebut diambil setelah ada epitelisasi sehingga tetap terbentuk “jalan” dari dalam uterus ke vagina. b. Gangguan fusi Uterus dengan 2 bagian simetris Satu uterus dengan 2 ruangan dalam rongga uterus yang dipisahkan oleh sekat menyeluruh (uterus septus) atau sebagian (uterus subseptus). Dua uterus yang masing-masing memiliki rongga uterus atau 1 rongga uterus dengan 2 puncak uterus. - Uterus bikornis bikollis (uterus didelphys Dua uterus terpisah, disertai dengan 2 vagina atau satu vagina yang terbagi oleh sekat vagina menjadi 2 bagian. - Uterus bikornis unikolli Uterus dnegna 1 serviks, dengan 2 fundus masing-masing dengan rongga uterus, 1 tuba dan 1 ovarium. Uterus arkuatus Terdapat sekungan pada pundus dengan subseptus. Uterus dengan 2 bagian tidak simetris
Terjadi akibat satu duktus mulleri berkembanga sedangkan yang satu lagi tidak berkembang, sehingga terjadi hemiuterus yang berkembang normal sedangkan yang lain rudimenter. Bagian yang rudimenter seringkali tidak berhubungan dengan rongga uterus yang terbentuk. Bila endometrium dari bagian yang rudimenter berfungsi maka dapat terjadi timbunan darah. Seperempat wanita dengan kelainan uterus kembar tidak akan mengalami gangguan, dapat hamil dan melahirkan secara normal. Gangguan yang mungkin timbul adalah dismenorea, menoragia, metroragia, dispareunia dan infertilitas. Tindakan korektif (operasi) dapat dilakukan untuk mengatasi kelaian uterus tersebut. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan ginekologi yang teliti dan mengguna pemeriksaan radiologis berupa histerisalfingograf (HSG). Bila terdapat kelainan uterus, kelainan traktus urinarius harus diteliti. Pielografi intravena dapat dilakukan untuk mengetahui kelainan pada traktus urinarius. 4. OVARIUM Keadaan tidak adanya ovarium baik bilateral maupun unilateral dengan oragan reproduksi lainnya normal adalah keadaan yang sangat jarang ditemui. 5. SISTEM GENITAL DAN SISTEM TRAKTUS URINARIUS Dua system ini saat pertumbuhan embriologi memiliki hubungan yang dekat sehingga dapat terjadi kelainan bersamaan pada kedua system ini, misalnya kloaka persisten, ekstrofi kandung kemih sehingga mendorong vagina ke daerah suprapubik dan klitoris yang terbagi 2. KELAINAN KONGENITAL PADA SISTEM REPRODUKSI KARENA ABNORMALITAS KROMOSOM ATAU PENGARUH HORMONAL. a. Sindrom Turner Terdapat kelainan kromosom seks sehingga tidak terbentuk gonad atau gonad yang terbentuk hanya berupa pita (streak gonad).Tanda gonad).Tanda klinisnya: tubuh pendek, epifisis epi fisis tulang panjang terbuka, amenorea primer, webbed neck, nevus yang banyak, koartasio aorta, kubitus valgus, tanda seks sekunder tidak tumbuh, genitalia eksterna normal. Kadar homon FSH tinggi dan kadar estadiol sangat rendah. - Sindrom Turner dipastikan dengan pemeriksaan kromosom (karyotiping) yang akan menunjukkan hasil 45-X0 (hanya terdapat satu kromosom X). Namun, terdapat 20-40% kasus sindrom Turner yang memiliki kromosom 46-XX dengan satu kromosom X yang abnormal atau tipe mosaic X0/XX. - Pengelolaan adalah pemberian terapi sulih hormon. b. Superfemale (47-XXX) Merupakan wanita yang normal, dengan perkembangan seks yang normal namun seringkali disertai kecerdasan yang rendah. c. Sindrom Kleinefelter (47-XXY) Penderita ini memiliki fisik pria dengan genitalia pria yang normal namun dengan testis yang atrofi dan azoospermia. Saat dewasa timbul pertumbuhan payudara (ginekomasti) sehingga menimbulkan masalah psikologis. d. Hermafrodistisms verus
Terdapat jaringan ovotestis yaitu satu sisi terdapat testis dan di sisi yang lain terdapa ovarium. Sebagian penderita berpenampilan wanita, namun dengan genita yang ambivalen. Pada pemeriksaan kromosom ditemukan 46-XX atau 46-XY. Prinsip pengelolaannya adalah mengambil gonad yang berlawanan, bila fenotip kearah wanita dan diasuh sebagai waniota sejak kecil maka testis diangkat. Jaringan testis ini juga cenderung menjadi keganasan. e. Maskulinisasi wanita dengan kromosom wanita congenital adrenal hyperplasia sehingga Terjadi pada bayi perempuan yang mengalami congenital produksi androgen sangat berlebihan yang akan menekan aktivitas folikel. Saat lahir ditemukan bayi perempuan dengan lipatan labium mayus menjadi satu dan terdapat klitoromegali. Uterus tuba dan ovarium normal karena androgen tidak mempengaruhi pertumbuhan genitalia interna. Bayi akan tumbuh normal tetapi pada usia 10 tahun terjadi penutupan epifise tulang sehingga pertumbuhannya berhenti. Tidak terdapat pertumbuhan tanda seks sekunder dan terjadi amenorea primer. Bila diagnosis dapat ditegakkan dini maka pemberian kortison akan menghentikan vilirisasi, penderita akan tumbuh sebagai wanita normal yang dapat hamil. Terapi kortison diberikan seumur hidup. Adanya tumor pada kelenjar perlu dipikirkan walaupun pada keadaan ini jarang di temukan. Maskulinisasi janin perempuan dapat terjadi pada ibu yang mendapat progestogen androgenik saat kehamilan trimester pertama atau ibu yang menderita tumor yang menghasilkan androgen. f. Sindrom Feminisasi Testikular Terjadi akibat jaringan genital tidak peka terhadap hormon androgen. Penderita ini memiliki genotip laki-laki namun dengan fenotip wanita. Pertumbuhan payudara baik, namun rambut pubis dan rambut ketiak tidak banyak, biasanya wanita tumbuh langsing semampai. Wanita ini memiliki labium mayus, namun dengan vagina yang pendek dan menutup, testis dapat ditemukan di labium mayus, kanalis inguinalis atau di rongga abdomen. Testis ini harus diangkat karena berpotensi menjadi keganasan. Kelainan in disebabkan oleh tidak adanya enzyme 17-kesteroid reduktase yang mengubah testosterone B. Kelainan Kongenital Laki-laki 1. FIMOSIS Fimosis adalah prepusium penis yang tidak dapat diretraksi (ditarik) ke proksimal sampai ke korona glandis. Fimosis merupakan suatu keadaan normal yang sering ditemukan pada bayi baru lahir atau anak kecil, karena terdapat adesi alamiah antara prepusium dengan glans penis. dan biasanya pada masa pubertas akan menghilang dengan sendirinya. Pada pria yang lebih tua, fimosis bisa terjadi akibat iritasi menahun. Fimosis bisa mempengaruhi proses berkemih dan aktivitas seksual. Biasanya keadaan ini diatasi dengan melakukan penyunatan (sirkumsisi). Hingga usia 3-4 tahun penis tumbuh dan berkembang, dan debris yang dihasilkan oleh epitel prepusium (smegma) mengumpul di dalam prepusium dan perlahan-lahan memisahkan prepusium dari glans penis. Ereksi penis yang terjadi secara berkala
membuat prepusium terdilatasi perlahan-lahan sehingga prepusium menjadi retraktil dan dapat ditarik ke proksimal. Pada saat usia 3 tahun, 90% prepusium sudah apat diretraksi. 2. PARAFIMOSIS Parafimosis adalah prepusium penis yang diretraksi sampai di sulkus koronarius tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus -koronarius. Menarik (retraksi) prepusium ke proksimal biasanya dilakukan pada saat bersanggama/masturbasi atau sehabis pemasangan kateter. Jika prepusium tidak secepatnya dikembalikan ke tempat semula, menyebabkan gangguan aliran balik vena superfisial sedangkan aliran arteri tetap berjalan normal. hal ini menyehabkan edema glans penis dan dirasakan nyeri. jika dibiarkan badan penis di sebelah distal jeratan makin membengkak yang akhirnya bisa mengalami nekrosis glans penis. 3. HIPOSPADIA Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan di mana meatus uretra eksterna terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang normal (ujung gland , penis). 4. EPISPADIA Pada epispadia, suatu kelainan tak lazim dengan frekwensi 1 per 120.000 pria, meatus urethra terbuka pada sisi dorsal penis. Epispadia sering disertai dengan ekstrofi dan kombinasi epispadia, dan ekstrofi timbul dalam 1 dari 30.000 kelahiran. Epispadia dapat glan¬dular, penil atau penopubis. Inkontinensia sering diser¬tai dengan ekstrofi dan terlihat dengan keterlibatan proksimal penis atau pubis. Keadaan congenital ini lebih sering dialami ras kulit putih dibanding yang lainnya. Penyebab: Tidak ada agen penyebab atau faktor resiko yang diketahui. 5. BURRIED PENIS Burried penis adalah suatu kelainan sejak lahir di mana suatu jaringan atau lipatan scrotal kulit mengaburkan sudut penoscrotal. Jika dokter yang melakukan khitanan tidak mengenali kondisi ini, penis menjadi terkubur di dalam suatu lipatan kulit. Khitanan ulang untuk memindahkan kulit kelebihan membuat situasi menjadi lebih buruk dengan kulit scrotal ke penis itu. Pada penis tersembunyi, penile batang terkuburkan di bawah permukaan dari kulit prepubic. Ini terjadi pada anak-anak dengan kegendutan sebab lemak prepubic yang sangat banyak dan menyembunyikan penis itu. Kondisi juga bisa terjadi manakala batang dari penis adalah terperangkap di dalam kulit prepubic akibat khitanan ekstrim atau trauma lain. 6. MIKROPENIS Mikropenis jarang terjadi. Penis memiliki ukuran yang jauh di bawah ukuran rata-rata. Adakalanya, anak-anak dewasa dibawa ke dokter untuk evaluasi oleh karena genitalia yang kecil. Anak-Anak lelaki ini pada umumnya adalah prepubertal dan gemuk sekali. Hampir semua individu ini mempunyai ukuran penis normal ( 5-7 cm). Kenyataan adalah sebab penis terkubur di lemak prepubic yang besar karena kebiasan makan yang tidak terkontrol. Bagaimanapun, jika penis diukur dan kurang dari 4 cm, maka
evaluasi lebih lanjut mungkin perlukan. Mikropenis seringkali ditemukan pada anak yang menderita hipospadia ini mungkin disebabkan karena mikropenis merupakan kelainan yang menyertai hipospadia.dievalusi segera pada bayi berusia muda 7. ERITROPLASIA QUEYRAT Adalah suatu keadaan dimana daerah penis seperti beludru yang berwarna kemerahan pada klit penis, biasanya diatas atau pada dasar glans penis. Hal ini biasanya terjadi pada pria yang tidak disunat. Jika tidak diobati bisa berubah menjadi keganasan. Diberikan krim yang mengandung fluorourasil. Karena berpotensi menjadi keganasan, maka kelainan ini harus diperiksa setiap beberapa bulan selama dan setelah pengobatan. Pengobatan lainnya yang bisa dilakukan adalah membuang jaringan abnormal tersebut tersebut melalui pembedahan. pembedahan. 8. GENITAL AMBIGUS Sangat jarang terjadi. Anak terlahir dengan alat kelamin yang tidak jelas, apakah pria atau wanita. Pada anak laki-laki, penisnya sangat kecil atau ti dak ada, tetapi jaringan testikulernya ada. Ada juga anak yang memiliki jaringan testikuler dan jaringan ovarium. 9. PENILE AGENESIS Tidak adanya Penis Sejak lahir atau aphallia, adalah suatu keganjilan jarang yang disebabkan oleh kegagalan pengembangan tuberkel genital. Dengan kemungkinan timbul 1 dalam 30 juta populasi. Phallus tidak ada sepenuhnya, mencakup corpora cavernosa dan corpus spongiosum. Pada umumnya, kantung buah pelir adalah normal dan testis tidak turun. Saluran kencing bisa terletak dimana saja pada titik dari perineal midline sampai atas pubis, frekwensi paling sering, pada anus atau dinding anterior dari rektum. Lebih dari 50% pasien dengan penile agenesis mempunyai kelainan pada genitourinary, dengan frekwensi paling sering adalah cryptorchidis, ginjal agenesis dan dysplasia juga terjadi. Beberapa laporan menunjukkan bahwa aphallia mungkin berhubungan dengan kehamilan dengan komplikasi kencing manis yang tidak terkontrol. 10. PENILE DUPLIKASI Duplikasi dari penis, atau diphallia, adalah keganjilan yang jarang disebabkan Peleburan tuberkel yang tidak sempurna. Terdapat dua penile duplikasi yang berbeda. Pasien memperlihatkan suatu penis bifida, dimana terdiri dari 2 corpora cavernosa yang terpisah terhubungkan dengan 2 hemiglands. Bentuk yang kedua, atau murni diphallia, adalah suatu kondisi sejak lahir yang sangat jarang sekali. Bisa berbagai bentuk mulai dari duplikasi glans sendiri sampai duplikasi keseluruhan genitourinary bagian bawah. Urethral dapat berada dalam posisi normal atau dalam posisi hypospadiac atau epispadiac. Dan jugaterdapat keganjilan pada GI, genitourinary, dan musculoskeletal. Karena keganjilan ini dapat menyebabkan kematian maka pemeriksaan dan penatalaksanaan dini pada kondisi-kondisi ini secepat mungkin sangat penting. 11. PENILE TORSION
Penile pilinan diuraikan pertama oleh Verneuil pada tahun 1857. Di masa lalu, dokter tidak merekomendasikan untuk dikoreksi sebab mereka percaya usaha itu untuk memperbaiki kulit tidak akan mengoreksi corpora cavernosa. Umumnya kelainan embryologic ini adalah suatu kulit terisolasi dan dartos yang dapat diperbaiki dengan hanya membebaskan penile batang tentang jaringan/tisu yang menginvestasikannya. Perputaran pada umumnya berlawanan arah jarum jam. Urethral meatus ditempatkan di dalam posisi miring, bagian median membuat suatu pilinan yang membengkok dari dasar penis sampai meatus. Dalam beberapa kasus, penile pilinan bisa dihubungkan dengan hypospadias. Pada umumnya pilinan dikoreksi dengan membalik kulit dan tunik dartos saja. Pada beberapa kasus, reseksi pada bagian buck dari Fascia memberikan hasil yang memuaskan. Perbaikan aligment secara hati-hati pada saat menutup memberikan hasil kosmetik yang sempurna. 12. PENILE BENGKOK KE SAMPING Penile lengkungan/kebongkokan lengkungan/kebongkokan sejak lahir akibat asymmetry dari corpora cavernosa panjangnya adalah suatu kelainan bentuk yang tidak biasa. Hemihypertrophy dari corpus cavernosum dan tunica albugenia yang menebal, dengan atau tanpa contralateral serentak hypoplasia, adalah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan penis sejak lahir. Sangat jarang, penile penyimpangan terjadi bersamaan dengan penile pilinan. Keganjilan dapat dihubungkan dengan trauma, tetapi sering pasien tidak mempunyai riwayat trauma kirporal. Walaupun kelainan bentuk ini tidak mengganggu hubungan seksual, tetapi bisa mengakibatkan trauma psikis yang menyebabkan dia untuk menghindari hubungan seksual. Nesbit prosedur adalah tindakan pembedahan efektif yang terbaik untuk mengkoreksi penis yang bengkok ke samping. C. Penyakit dan Gangguan Sistem Reproduksi 1. Kanker Vagina Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak diketahui penyebabnya dan kemungkinan disebabkan oleh virus yang menyebabkan iritasi. Upaya pengobatannya dapat dilakukan dengan kemoterapi dan bedah laser. 2. Gangguan Menstruasi Penyakit ini menyerang wanita. Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak berkembang. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3 hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya. 3. Kanker Serviks Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks (leher rahim) yang hampir semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan pada vagina yang baru muncul saat memasuki
stadium lebih jauh. Kanker serviks tidak menular. Penanganannya adalah dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul. 4. AIDS Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita. AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merusak sistem imun pada manusia dengan menyerang sel darah putih. Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan bahkan vaksinnya belum ditemukan sehingga sangat berbahaya dan mematikan. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency virus). Virus ini menular lewat darah dan cairan kelamin baik melalui jarum suntik, ASI, maupun melalui hubungan seksual. 5. Epididimitis Penyakit ini menyerang pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran epididimis yang disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual (PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu testis. 6. Sifilis Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema pallidium yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu: bakteri Treponema 1. 2. 3. 4.
Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir. Pembengkakan getah bening pada bagian paha. Bercak-bercak di seluruh tubuh. Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan dan telapak kaki.
Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini dapat menyerang otak hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular ke orang lain. l ain. Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan segera. 7. Herpes Genetalis Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai dengan rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin. 8. Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan penurunan fungsi testis. Penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan pada interaksi hormon yang menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tandatanda kepriaan. Penanganan penyakit hipogonadisme adalah dengan terapi hormon. 9. Gonore Penyakit gonore atau yang biasa disebut kencing nanah disebabkan oleh bakteri. Gejala penyakit ini adalah keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, muncul rasa panas, dan sering buang air kecil. Bakteri yang menyebabkan gonore dapat menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada persendian
dan dapat mengakibatkan kemandulan. Gonore dapat disembuhkan dengan penggunaan antibiotik secara cepat. 10. Kanker Ovarium Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium pada alat kelamin wanita. Gejala penyakit ini tidak jelas namun biasanya ditandai oleh rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan abnormal pada vagina. Kanker ovarium dapat ditangani dengan kemoterapi dan pembedahan. 11. Endometriosis Endometriosis adalah penyakit dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim yaitu ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejalanya adalah nyeri pada bagian perut, pinggang sakit, dan rasa tidak nyaman berlebihan saat menstruasi. 12. Kanker Rahim Kanker rahim (uterus) adalah kanker yang sering terjadi di endometrium. Endometrium adalah tempat dimana janin tumbuh. Penyakit ini menyerang wanita yang berusia diantara 60 sampai 70 tahun. 13. Keputihan Ada 2 macam keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. normal. Keputihan normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal. Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. 14. Infeksi Vagina Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang telah menikah. Penyebabnya adalah hubungan kelamin. Penyakit ini ditandai dengan keputihan dan timbul gatal-gatal. 15. Hernia Inguinal Hernia Inguinal adalah gangguan atau kelainan yang ditandai dengan sebagian usus terdorong menembus dinding abdominal dan masuk ke selangkangan atau skrotum. Kelainan ini terlihat sebagai suatu pembengkakan di daerah selangkangan. Kelainan ini dapat ditangani dengan cara pembedahan. 16. Kandida Kandida adalah bermacam-macam jamur yang hidup di saluran pencernaan, saluran kemih, dan genital. Jamur kandida yang biasa menyebabkan infeksi adalah Kandida albikans. Gejala yang terjadi jika infeksi terjadi pada vagina adalah gatal-gatal pada bagian kemaluan terutama pada malam hari serta keluarnya cairan vagina berwarna pekat seperti keju sampai dengan keruh encer. Jamur ini dapat menular melalui persetubuhan. Penyakit ini dapat ditangani dengan obat anti jamur. 17. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk Kelainan ini merupakan faktor bawaan atau karena infeksi. Saluran telur yang sempit akan menyulitkan sperma untuk mencapai bagian dalam oviduk. Akibatnya adalah terjadi kesulitan dalam proses pembuahan. 18. Fibroadenoma Fibroadenoma adalah tumor jinak yang ditandai dengan adanya benjolan kenyal pada payudara. Penyakit ini dapat diobati dengan operasi.
19. Condyloma Condyloma adalah gangguan yang ditandai dengan benjolan seperti bunga kol atau jengger ayam. Penyakit ini dikenal sebagai kutil kelamin. Condyloma merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Pengobatan dapat dilakukan dilakukan dengan obat oles, obat suntik, atau operasi. 20. Kanker Prostat Kanker prostat adalah kanker yang berkembang di bagian kelenjar prostat pada pria. Sel kanker prostat dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya terutama pada tulang dan lymph node. Ciri-ciri kanker prostat adalah kesulitan buang air kecil, rasa sakit di bagian prostat, impotensi, dan lainnya. 21. Pseudohermaphrodite Kelainan ini sangat langka. Pseudohermaphrodite Pseudohermaphrodite adalah kelainan dimana bentuk alat kelamin seperti laki-laki dan perempuan namun tidak sempurna. Kelaminnya memiliki penis yang sangat kecil namun tidak memiliki testis. Bahkan pada beberapa bayi ditemukan jaringan testis dan ovarium. Penyakit ini adalah bawaan sejak lahir. 22. Ejakulasi Dini Ejakulasi dini adalah gangguan dimana pria tidak dapat mengendalikan proses ejakulasi. 23. Impotensi Impotensi adalah gangguan pada laki-laki yang membuat penis tidak dapat melakukan ereksi. Impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, faktor psikologis, faktor psikologis, atau atau emosional seseorang. 24. Mikropenis Mikropenis adalah kelainan pada laki-laki dimana penis berukuran di bawah rata-rata. 25. Vulvovaginatis Vulvovaginatis adalah peradangan pada vulva dan vagina yang menyebabkan keputiha. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.
View more...
Comments