LAPORAN TRIBULAN I Menrisk Fix
March 3, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download LAPORAN TRIBULAN I Menrisk Fix...
Description
LAPORAN TRIBULAN I KEGIATAN PENILAIAN RISIKO & FAILURE MODES AND EFECT ANALYSIS (FMEA)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan Laporan Tribulan I kegiatan penilaian risiko & failure modes and efect analysis (fmea) Puskesmas Pasrepan Kabupaten Pasuruan tahun 2022 dapat terselesaikan. Keberadaan Laporan Tribulan I kegiatan penilaian risiko & failure modes and efect analysis (fmea) ini bagi Puskesmas Pasrepan sangat penting sekali karena akan memberikan panduan secara rinci terhadap seluruh gerak langkah yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas Pasrepan. Laporan Tribulan I kegiatan penilaian risiko & failure modes and efect analysis (fmea) ini juga merupakan sebuah persyaratan yang sangat penting bagi pelaksanaan peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas Pasrepan. Harapannya Laporan Tribulan I kegiatan penilaian risiko & failure modes and efect analysis (fmea) ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja oleh seluruh penanggung jawab dan unit/program serta pelaksana terkait pada Puskesmas Pasrepan Kabupaten Pasuruan.
Pasuruan,
Maret 2022
TIM MANAJEMEN RISIKO PUSKESMAS KETUA
YANUARI TRI UTAMI, S.Kep.Ns NIP.19850128 202012 2 005
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Keselamtan pasien (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan pasien. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan pasien di Puskesmas yaitu keselamatan pasien itu sendiri, keselamatan petugas kesehatannya, keselamatan bangunan dan peralatan
Puskesmas yang bisa berdampak
keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan yang berdampak
kepada
pencemaran
lingkungan, serta
kepada
Keselamatan keberlangsungan
kemajuan Puskesmas itu sendiri. Kelima aspek inilah yang nantinya menjadi penentu dalam peningkatan mutu Puskesmas khususnya dalam penanganan manajemen risiko di Puskesmas. Proses perbaikan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pasrepan adalah dengan mengidentifikasi faktor resiko keselamatan pasien yang mungkin terjadi, menganalisa dan kemudian menerapan solusi perbaikan dan tindak lanjutnya, diikuti dengan monitoring dan evaluasi dengan sistem. Puskesmas Pasrepan secara kontinyu melaksanakan perbaikan untuk selalu meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Untuk mengidentifikasi faktor resiko keselamatan pasien tim PMKP membentuk tim Manajemen Resiko yang terdiri dari beberapa staf layanan klinis maupun non klinis. B. Tujuan 1. Tujuan Umum: Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk petugas Puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar Puskesmas. 2. Tujuan Khusus: a. Membentuk kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas b. Mengidentifikasi potensi bahaya/risiko dan cara pengendaliannya c. Menyusun rencana kerja Manajemen Risiko di Puskesmas
d. Melaksanakan kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas.
A. Kegiatan Penilaian Risiko 1. Unit Laboratorium No Kegiatan . 1. Pengambilan darah
Identifikasi Risiko Terjadinya
Rencana Pencegahan Dalam pengambilan
Analisa Pengambilan
hematom pada darah yang tidak darah saat
tepat
pengambilan
menimbulkan
darah
perdarahan
harus
akan dilakukan
dengan
teknik yang benar. di Jadi petugas harus
bawah kulit dan selalu rasa nyeri
memperhatikan dan melaksanakan SOP dengan tepat.
2.
Labelling
Terjadinya
Pemberian
Dalam pelabelan ada
sampel
salah identitas
identitas pasien
cek list yang berisi
pasien
yang salah pada
nama pasien, umur,
tabung vacutainer dan alamat bisa mengakibat hasil yang tidak akurat 2.
Penulisan
Kesalahan
Penulisan
hasil
dalam
laboratorium yang pengecekan
laboratorium
penulisan hasil salah laboratorium
hasil Selalu akan setelah
mengakibatkan terjadinya
mencatat
melakukan ulang selesai hasil
salah laboratorium. Apabila
diagnose dan obat terjadi pada pasien
petugas
kesalahan, harus
mendokumentasi. 3
Pengelolaan
Terjadinya
Kesalahan
Pengecekan ulang
insiden di
pemberian label
label dengan melihat
reagensia
ruang
sehingga
referensi Peraturan
laboratorium
menyebabkan
Menteri Lingkungan
kesalahan
Hidup No 14 Tahun
pengelolaan
2015 tentang
reagen
simbol-simbol barang berbahaya dan beracun
2. Unit Loket No . 1.
Kegiatan Pasien datang
Identifikasi Risiko Nomer antrian
Analisa Kadang pasien
Rencana Pencegahan pemberian
ambil nomer
pasien tidak
datang pagi-pagi
informasi untuk
antrian
sesuai
untuk ambil nomor
menyampaikan tata
antrian, tetapi
cara melakukan
dibawa pulang tidak antrian segera diantrikan 2.
3.
Petugas
Rekam medis
Penataan rekam
Penataan ulang
menyiapkan
tidak sesuai
medis yang kurang
rekam medis
rekam medis
(petugas
rapi
bagi pasien
salah ambil
lama
rekam medis)
Petugas
Validitas data
Pasien tidak hafal
Petugas lebih
mendata
kurang
tgl lahir, dll
sering
untuk pasien
sehingga data
menyampaikan
baru
kurang valid
informasikepada pasien agar membawa data yang valid dalam bentuk KK dan KTP
B. Kegiatan Faillure Modes and Effect Analysis (FMEA) 1. Unit Laboratorium Kemungkinan No
Kegiatan
Modus-modus kegagalan/ kesalahan
Penyebab terjadinya
Akibatnya
terjadi O (Occurrence)
1
Pemeriksaan Kesalahan penulisan
Petugas
Hasil tidak
sampel
permintaan
terburu-buru
sesuai dengan
pemeriksaan sampel
menulis
permintaan
dari unit yang merujuk
permintaan
dokter atau poli
pemeriksaan
yang merujuk
Tingkat keparahan S (severity)
Kemudahan
Risk Priority
dideteksi
Number
D
(RPN) =
(Detectability)
OxSxD
2
2
1
4
5
5
2
50
2
2
3
12
sampel Ketidakpahaman
Pasien tidak
Hasil
pasien terhadap
paham dengan pemeriksaan
instruksi petugas
penjelasan
mengakibatkan hasil
petugas
tidak akurat
yang tidak akurat Terjadinya hematoma
Pengambilan
pada saat pengambilan darah yang darah
Dapat menimbulkan
tidak tepat
infeksi baik
akan
petugas maupun
menimbulkan
pasien
perdarahan di
Solusi
Indikator untuk mengukur keberhasilan dari solusi
bawah kulit dan rasa nyeri Terjadi penularan
Kurangnya
Petugas terburu-
penyakit dari petugas
kepatuhan
buru melakukan
ke pasien / sebaliknya
petugas
tindakan
1
4
2
8
2
2
2
8
3
2
1
6
menggunakan selanjutnya hand hygiene / cuci tangan Pasien pulang sebelum Pasien tidak
Hasil
menerima hasil
sabar
pemeriksaan
pemeriksaan
menunggu
tidak diketahui
hasil
pasien
pemeriksaan Kesalahan /
Pasien banyak Hasil
keterlambatan
sehingga
pemeriksaan
memasukkan hasil
petugas tidak
belum masuk di
pemeriksaan pada
sempat
buku register
buku register
menulis di
laboratorium
laboratorium
buku register
2. Unit Loket Kemung- kinan Modus-modus No
Unit
Kegiatan
kegagalan /kesalahan
1
Loket
Penyebab terjadinya
Kemu-dahan
Priority
dide-teksi D
Number
S (severity)
(Detectability)
(RPN) =
9
2
2
36
9
1
2
18
10
1
1
10
terjadi O Akibatnya
Pendaftaran
Pasien tidak
Petugas
Kesalahan
Pasien
sabar
terburu –
identitas
mengantri
buru
pasien
sesuai dengan
mencari
prioritas
berkas
Tingkat
Risk
(Occurrence)
keparah- an
OxSxD
pasien Pasien tidak
Proses
Penanganan
mendengar
Pelayanan
di tiap unit
saat dipanggil
terhambat
terlambat
Pasien tidak
Petugas
Identitas
membawa
kesulitan
pasien tidak
kartu identitas
menulis
sesuai
identitas
dengan
pasien
KTP/KK
Indikator untuk Solusi
mengukur keberhasilan dari solusi
Pasien tidak
Pengambila Pasien tidak
membawa
n status
sabar
kartu berobat
pasien
menunggu
10
2
1
20
7
1
1
7
lama Petugas terlalu
Pasien
Antrian
lama mencatat
menjawab
pasien
di buku register pertanyaan terlalu petugas kurang jelas
banyak
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari hasil penilaian identifikasi resiko padatribulan I pada unit laboratorium yang ditindaklanjuti yaitu mengenai ketidakpahaman pasien terhadap instruksi petugas mengakibatkan hasil yang tidak akurat serta kegagalan pengambilan sampel darah yang bisa mengakibatkan pasien hematoma. Untuk KIA/KB pada kegiatan kelas ibu hamil yang ditindaklanjuti adalah ibu hamil banyak yang tidak hadir, ibu hamil saat pendataan tidak berada di wilayah, tempat kurang memadai serta peserta malu saat diajak perkenalan. Untuk unit promkes (UKM) yang ditindaklanjuti adalah peserta tidak fokus ke penyuluhan, perbedaan bahasa petugas dan peserta, sasaran dan metode tidak sesuai, media dan tempat penyuluhan kurang mendukung serta petugas kurang menguasai audience. Untuk unit kepegawaian yang ditindaklanjuti adalah petugas pelaksana program tidak hadir, surat yang didistribusikan tidak sampai pada yang dituju serta pelaksanaan tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Untuk unit farmasi yang ditindaklanjuti adalah pasien tidak mendengar panggilan dari petugas, pasien tidak faham dengan alur pengambilan obat, terlalu lama meracik puyer, obat pengganti tidak tersedia, kesalahan petugas menulis resep obat serta pasien tidak mengambil nomor urut dan tidak mau antri. B. SARAN Masing – masing unit / program pelaksana mohon untuk menindaklanjuti resiko, kesulitan dan hambatan dalam pelaksanaan kegiatan serta masukan dari pelanggan (masyarakat). C. RENCANA TINDAK LANJUT 1. Koordinasi dengan Tim Mutu dan Kepala Puskesmas untuk membahas rencana perbaikan kinerja berikutnya. 2. Meningkatkan koordinasi lintas sector dalam hal kegiatan yang melibatkan masyarakat
3. Refresing petugas untuk meningkatkan kinerja petugas 4. Membuat usulan peralatan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan 5. Melakukan entry data pasien di SIK
Pasuruan, 31 Maret 2022 Ketua Tim Manajemen Mutu
Lauraviqa Ainur Putri, Amd.,Kep NIP. 19880605202012 2 009
Ketua Tim Manajemen Risiko
Yanuari Tri Utami,S.Kep.,Ners NIP. 19850128202012 2 005
Mengetahui; Kepala UOBF Puskesmas Pasrepan
dr. Wahyu Widya Asmara NIP. 19770310200501 1 011
View more...
Comments