LAPORAN TETAP KOMPOS

December 9, 2018 | Author: Megan Torres | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

polsri...

Description

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH PEMBUATAN KOMPOS

Oleh: Kelompok 2  Nama

: 1. Astri Handayani (061330400290) (061330400290) 2. Beryl Kholif Kholif Arrahman (06133040029 (061330400292) 2) 3. Diah Lestari (061330400294) 4. Elvania Noviyanti (06133040029 (0 61330400299) 9) 5. Nola Dwi Ayu Adinda (061330400304) 6. Putri Utami (061330400307) (061330400307) 7. Renny Eka Dhamayanti (061330400310) (061330400310)

Kelas

: 2.KA

Jurusan

: Teknik Kimia (DIII)

Dosen Pembimbing

: Ir.Hj.Siti Chodijah,M.T

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA TAHUN AKADEMIK 2013-2014

PEMBUATAN KOMPOS I.

Tujuan Percobaan

Membuat pupuk organik atau pupuk kompos dengan menggunakan EM4

II.

Dasar Teori

2.1

Jenis - jenis pupuk

Pupuk dapat dibedakan berdasarkan bahan asal, senyawa, fasa, cara penggunaan, reaksi fisiologi, jumlah dan macam hara yang dikandungnya. Berdasarkan asalnya dibedakan : 1. Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya : pupuk kompos, guano, pupuk hijau dan pupuk batuan P. 2. Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, urea, rustika dan nitrophoska. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui  proses fisika dan / atau kimia.

Berdasarkan senyawanya dibedakan : 1. Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam ter golong  pupuk organik ( pupuk kandang, kompos, guano ). Pupuk alam yang tidak t idak termasuk pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit [ Ca3(PO4)2]. 2. Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua  pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan fasa-nya dibedakan : 1. Pupuk padat. Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air sampai yang sukar larut. 2. Pupuk cair. Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro

maupun mikro, harganya relatif mahal. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan : 1. Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan pada  permukaan daun. 2. Pupuk aksr atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan : 1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologisnya masam artinya bila pupuk tersebut diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah). Misalnya Za dan urea. 2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro, kalsium sianida.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan : 1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja. Misalnya : urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya mengandung Ca). 2. Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman. Contohnya:  NPK, amophoska, Nitrophoska dan rustika.

Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan : 1. Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja : NPK, nitrophoska, gandasil.

2. Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja misalnya: mikrovet, mikroplet, metalik. 3. Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon tumbuh). Macam macam pupuk organik  1.

PUPUK HIJAU

Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacangkacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan  bahan organik lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen dari udara. Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain: 1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air 2. Mencegah adanya erosi 3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero 4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik  Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu: Tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada  pola pertanaman tumpang sari

2.

PUPUK KOMPOS

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti  jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebagai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifisikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat diperbaharui yang tidak tercampur logam dan  plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta mengurangi polusi dan pencemaran di perkotaan. 3.

PUPUK KANDANG

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman. Penggunaan  pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian. Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu  pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan t anaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung mikroorganisme yang dapat membanru  pembetukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.

4.

PUPUK SERESAH

Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan  pupuk ini diantaranya : 

Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan pengairan



Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan terbawa air



Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan



Menjaga tekstur tanah tetap remah



Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan



Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah dan sumber humus. 5.

PUPUK CAIR 

Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan  perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair. Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair s eperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsurunsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan  perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.

PUPUK ANORGANIK 

Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran : 1.

PUPUK TUNGGAL : Pupuk yang dibuat dari satu unsur secara dominan.

Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl atau ZK dengan unsur K yang dominan. 2.

PUPUK MAJEMUK

: Pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur.

Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa tersusun dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara. Kedua pupuk itu dilengkapi dengan kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro seperti Fe, B, Mo, Mn, dan Cu.

Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran beredar  pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan 20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa pert umbuhan. 2.2 Pengertian Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk membuat  pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ata upun makroorganisme. Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh pengomposan secara alami. Prosesnya berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan hingga bertahuntahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam tempo yang lebih singkat.

Pupuk kompos mudah dibuat dan teknologinya sederhana. Semua orang bisa mengerjakannya, baik untuk skala pertanian maupun sekadar keperluan pekarangan. Silahkan  baca cara membuat kompos untuk skala pertanian danrumah tangga. 2.3 Karakteristik pupuk kompos

Selain menyediakan nutrisi bagi tanaman, pupuk kompos bekerja dengan cara memperbaiki struktur fisik, kimia dan biologi tanah. Secara fisik, kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Kompos juga membuat tanah menjadi gembur dan cocok sebagai media tumbuh akar tanaman. Pada tanah tipe pasir sekalipun, material kompos berguna menjadi perekat sehingga tanah menjadi lebih solid. Sedangkan pada tanah liat atau tanah lempung, kompos berfungsi menggemburkan tanah agar tidak terlalu solid. Secara kimiawi, pupuk kompos bisa meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah. Karena semakin banyak kandungan organik dalam tanah, semakin baik kapasitas tukar kationnya. Kapasitas tukar kation berfungsi melepaskan unsur-unsur penting agar bisa diserap dengan mudah oleh tanaman. Secara biologi, pupuk kompos adalah media yang baik bagi organisme tanah untuk  berkembang biak. Baik itu dari jenis mikroorganisme maupun satwa tanah lainnya. Aktivitas mikroorganisme dan satwa tanah akan memperkaya tanah dengan zat hara penting bagi tanaman. Pupuk kompos yang baik memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: (1) Baunya sama dengan tanah, tidak berbau busuk, (2) Warna coklat kehitaman, berbentuk butiran gembur seperti tanah, (3) Jika dimasukkan ke dalam air seluruhnya tenggelam, dan air tetap jernih tidak berubah warna, (4) Jika diaplikasikan pada tanah tidak memicu tumbuhnya gulma. 2.4 Bahan baku pupuk kompos Bahan baku kompos bisa diambil dari sisa-sisa tanaman dan atau kotoran hewan. Masing-masing bahan memiliki kandungan unsur-unsur yang berbeda. Unsur-unsur tersebut  berfungsi sebagai zat hara yang diperlukan tanaman. Sebelum membuat pupuk kompos, sebaiknya kita mengetahui tujuan pemupukan terlebih dahulu. Kita harus tahu zat apa yang paling dibutuhkan oleh tanaman yang sedang

kita rawat. Misalnya, tanaman yang baru tumbuh membutuhkan unsur nitrogen (N) yang lebih, sedangkan tanaman yang akan berbuah membutuhkan unsur kalium ( K) yang lebih. Setelah kita tahu tujuan pemupukannya, baru ditentukan pupuk kompos seperti apa yang  butuhkan. Pupuk kompos tidak seperti pupuk kimia sintetis, dimana zat hara yang terkandung dalam pupuk sudah jelas komposisinya. Pada pupuk kompos zat hara yang dibutuhkan tanaman tersedia dalam komposisi yang berbeda-beda. Komposisinya tergantung pada bahan  baku yang digunakan. Meskipun begitu, kita bisa membuat pupuk kompos dengan komposisi zat hara yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kita bisa membuatnya dengan melakukan pendekatan bahan  baku. Setiap material organik memiliki kekhasan kandungan unsur-unsur. Misalnya, jerami, hijauan dan kotoran ayam memiliki kandungan N yang besar. Nah, bahan-bahan tersebut bisa kita jadikan kompos yang kaya akan unsur N. Berikut ini kompilasi kandungan unsur-unsur dari bahan organik yang biasa dipakai untuk membuat kompos:

2.5 Proses pembentukan kompos Material organik jenis apapun secara alami akan mengalami pelapukan dan penguraian oleh ratusan jenis mikroorganisme (bakteri, jamur, ragi) dan satwa tanah lainnya. Proses  penguraiannya berjalan dengan reaksi aerob dan anaerob silih berganti. Berikut ini diagram yang menjelaskan reaksi aerob dan anaerob:

Pada proses aerob, selama proses pengomposan tidak timbul bau busuk dan akan melepaskan energi dalam bentuk panas. Kenaikan suhu akibat panas yang dilepas sangat menguntungkan bagi lingkungan mikroba aerob. Namun apabila panas melebihi 65 oC kebanyakan mikroba akan mati dan proses pengomposan berjalan lambat. Sehingga perlu  penurunan suhu dengan cara diaduk atau dibalik. Pada proses anaerob reaksi berlangsung secara bertahap. Tahap pertama, beberapa  jenis bakteri fakultatif akan menguraikan bahan organik menjadi asam lemak. Kemudian diikuti tahap kedua, dimana kelompok mikroba lain akan mengubah asam lemak menjadi amoniak, metan, karbondioksida dan hidrogen. Panas yang dihasilkan dalam proses anaerobik lebih rendah dibanding aerobik. Secara umum tahapan pengomposan dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama merupakan dekomposisi bahan organik yang mudah terurai, menghasilkan panas yang tinggi dan berlangsung singkat. Kemudian diikuti fase kedua yaitu penguraian bahan organik yang sulit terurai. Kedua fase tersebut menghasilkan kompos segar. Kemudian fase ketiga berupa  pematangan kompos menjadi ikatan komplek lempung-humus yang hasilnya berupa kompos matang. Cirinya, tidak berbau, remah, warna kehitaman, mengandung hara dan memiliki kemampuan mengikat air.

Proses pengomposan dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti ukuran, bahan, kadar air, aerasi, pH, suhu dan perbandingan C dan N. Ukuran partikel penting karena bakteri dan  jamur akan lebih mudah hidup pada ukuran partikel yang lebih kecil. Kadar air yang optimum penting untuk menghasilkan kompos yang baik karena semua organisme membutuhkan air bagi kelangsungan hidupnya. Air adalah bahan penting  protoplasma sel yang berfungsi sebagai pelarut makanan. Kadar air dibawah 20 % mengakibatkan proses metabolisme terhambat dan berjalan lambat jika kadar air diatas 60 %. Ketersediaan oksigen pada proses pengomposan secara aerobik merupakan hal yang  penting. Proses yang dilakukan secara aerobik lebih efisien daripada anaerobik dalam menguraikan bahan organik. Mikroorganisme sensitif terhadap perubahan suhu proses. Mikroorganisme mesofilik hidup pada suhu 8-45 C dan termofilik tumbuh dan aktif di bawah suhu 65 C, tetapi aktivitas  biologisnya dapat berlangsung sampai suhu 65-90 C. Aktivitas organisme dipertinggi dengan adanya nutrien yaitu karbon (C) sebagai sumber energi dan nitrogen (N) sebagai zar pembentuk protoplasma . Energi dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak daripada zat pembentuk protoplasma seingga karbon lebih  banyak dibutuhkan daripada nitrigen. Perbandingan C dengan N yang efektif untuk  pengomposan yaitu 25:35. 2.6 Manfaat Pupuk Kompos

Ada beberapa manfaat dari pupuk kompos yaitu : 

Meningkatkan aktivitas mikroba. Kompos mengandung bermilyar mikroorganisme. Semakin  banyak aktivitas mikroba di dalam tanah, akar tanaman semakin mudah mendapatkan zat  pakan (nutrien).



Mengembangkan struktur tanah. Meskipun jenis tanah adalah tanah liat atau bercampur pasir,  penambahan kompos akan menguntungkan struktur tanah tersebut. Kompos akan mengikat  partikel tanah liat dan membantu untuk “membuka” tanah. Kompos mengisi ruang antara  pasir dan membantu tanah menahan air.



Mengembangkan kimia tanah. Kondisi tanah dapat



 bervariasi dari yang sangat basa hingga sangat asam sehingga nutrien menjadi berlebih atau kurang. Kompos membantu menetralkan kimia tanah dengan melunakkan ekstremitas ini. Pengkomposan materi akan mengikat mikronutrien seperti besi, tembaga, mangan dan seng, dan meningkatkan ketersediaannya.



Cacing tanah menyukai. Pengkomposan material akan menyedia-kan makanan untuk cacing tanah dan mendorong mereka untuk memperba-nyak diri. Cacing tanah membuat liang sehingga memudahkan udara memasuki tanah dan “casting”nya merupakan sumber nutrien yang sangat bernilai dan membantu mempertahankan air.



Keuntungan lain. Tanaman yang tumbuh pada tanah yang berkompos, cenderung lebih sehat, tahan penyakit, lebih tahan hama, memperlihatkan toleransi kekeringan dan membutuhkan lebih sedikit air

III. Alat dan Bahan 



Alat yang Digunakan -

Kantong polybag

-

Termometer

-

Batang pengaduk

-

Baskom

-

Gelas kimia

Bahan yang Digunakan -

EM4

-

Sampah organik

-

Serbuk gergaji

-

Tanah bakar

-

Tanah kering

IV.Prosedur Kerja

-

Memotong atau menghancurkan sampah organik

-

Menimbang tanah bakar, tanah kering , dan serbuk gergaji

-

Meletakkan tanah bakar, tanah kering dan serbuk gergaji pada sebuah wadah

-

Mencampurkan sampah organik dengan bahan-bahan lainnya

-

Mengaduk campuran bahan sampai homogen

-

Menyemprotkan EM4 pada campuran bahan

-

Mengaduk kembali campuran bahan

-

Membungkus campuran bahan yang telah homogen ke dalam polybag

-

Mengamati tinggi,berat, ph, warna, bentuk setiap hari

-

Setelah jadi pupuk kompok, pupuk kompos di timbang dengan kertas saring dan krusibel kemudian di keringkan di dalam oven

-

Menghitung kadar air

V. Data Pengamatan

5.1 Tabel Polybag 1 (Dalam keadaan terbuka)

Hari ke-/

Berat

Tinggi

tanggal

(kg)

(cm)

1/

1,15

14

6 Maret 2014 2/

Warna

Bentuk

Bau

Ph

Keterangan

Hitam,

Padat

Bau khas dari

6,5

Masih

coklat, 1,15

13,5

EM4,bau

campuran

tanah

 bahan-bahan

hijau (belum

7 Maret 2014 3/

homogen) 1,15

13,5

1,15

12

8 Maret 2014 4/

Homogen

Padat,

Bau tanah

6,5

Padat,

Bau tanah

6,0

lebih

(kompos)

lebih 9 Maret 2014 5/

lembut 1,15

12

1,14

12

10 Maret 2014 6/ 11 Maret 2014

lembut

Sudah menjadi kompos

5.2 Tabel Polybag 2 (Dalam Keadaan Tertutup

Hari ke-/

Berat

Tinggi

tanggal

(kg)

(cm)

1/

1,15

16,5

6 Maret 2014 2/

Warna

Bentuk

Bau

Ph

Keterangan

Hitam,

Padat

Bau khas dari

6,5

Masih

coklat, 1,15

15,5

EM4,bau

campuran

tanah

 bahan-bahan

hijau (belum

7 Maret 2014 3/

homogen) 1,15

15,5

1,15

14,5

8 Maret 2014 4/ 9 Maret 2014 5/

Homogen

Padat,

Bau tanah

lebih

(kompos)

6,5

lembut 1,15

13,5

, dan lebih

10 Maret 2014 6/

 basah 1,13

12,5

7,0

Sudah menjadi

11 Maret 2014

kompos

PROSES PEMBUATAN KOMPOS Proses pencampuran bahan berupa sampah organik, ser buk gergaji, EM4, tanah gembur, tanah kering

Proses Pengemasan Pupuk Kompos

Proses Penimbangan Pupuk Kompos

Hasil Pengamatan Hari ke-1

Hasil Pengamatan Hari ke-2

Hasil Pengamatan Hari ke-3

Hasil Pengamatan Hari ke-4

Hasil Pengamatan Hari ke-5 (Telah menjadi pupuk kompos)

Proses penimbangan kompos yang telah jadi dengan kertas saring

Pupuk Kompos yang akan di Keringkan

VI. Perhitungan

a. Perhitungan penyusutan volume atau bobot kompos -

Polybag 1 = =

         

= 0,86

  

   

%

Ter jadi penyusutan berat sebesar 0,86 % =

=

         

= 14,28

 

   %

%

Terjadi penyusutan tinggi sebesar 14,28 % -

Polybag 2 = =

         

= 1,73

  %

  

%

Terjadi penyusutan berat sebesar 1,73 % =

=

         

= 24,24

 

   %

%

Terjadi penyusutan tinggi sebesar 24,24 %  b. Perhitungan penyusutan kadar air Setelah dihitung penyusutan berat dan tinggi kompos, kemudian menimbang kompos masing-masing polybag seberat 30 gr dan menimbang kertas saring masing-masing seberat 10 gr. -

Berat kertas saring + sampel = 40 gr

-

Berat sampel setelah dikeringkan (polybag 1) = 16,20 gr

-

Berat sampel setelah dikeringkan (polybag 2) = 23,16 gr Penyusutan kadar air (polybag 1) : = =

         

= 59,5

  %

  

%

Penyusutan kadar air (polybag 2) : = =

         

= 42,1

%

  %

  

VII. Analisa Percobaan

Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan yaitu membuat pupuk kompos. Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Pupuk kompos mudah dibuat dan teknoliginya sederhana. Pada pembuatan kompis ini kami membuat dua kompos pada dua polybag. Polybag 1 dalam kedaan terbuka dan polybag 2 dalam keadaan tertutup. Ini gunanya agar kami mendapatkan perbandingan dari kedua pupuk ini. Pembuatan kompos ini menggunakan  bahan yang sederhana, yaitu EM4 atau stardex secukupnya, sampah organik sebanyak 250 gram, serbuk gergaji sebanyak 100 gram, tanah bakar atau tanah gembur sebanyak 1,4 kg dan tanah kering sebanyak 600 gram. Proses pembuatannya sederhana, pertama menimbang bahan-bahan yang akan digunakan. Setelah itu mencampur seluruh bahan dalam satu wadah, diaduk sampai terlihat sedikit homogen. Setelah itu menyemprotkan EM4 secukupnya, akan tetapi lebih baik jika kita menyemprotkan EM4 secara merata ke seluruh sisi wadah. Kemudian diaduk kembali agar EM4 dapat merata dan terserap oleh campuran bahan-bahan tadi. Dan terakhir ialah di kemas. Campuran bahan tadi dikemas dalam 2 polybag. Polybag 1 di biarkan terbuka dan  polybag 2 ditutup. Setelah itu disimpan dan diamati sekitar 5 hari. Selama 5 hari tersebut kedua polybag diukur ketinggian,berat , warna, bentuk, bau ,serta phnya. Selama 5 hari tersebut terdapat perbedaan yaitu polybag 2 lebih tinggi dari polybag 1 serta polybag 2 teksturnya lebih lembut dan lebih basah dari polybag 1 dan polybag 1 lebih berat dibandingkan dengan polybag 2. Pada hari ke-6 kami melakukan pengeringan sampel kompos. Sebenarnya pada hari ke-5 kompos yang kami buat telah jadi dan pada kedua polybag tersebut tumbuh salah satu tanaman, berarti kompos yang kami buat berhasil dan subur. Pada hari ke-6 dilakukan  pengeringan sampel kompos di dalam oven guna untuk menghitung kadar air yang hilang dari kedua polybag tersebut. Selama 5 hari proses pengamatan, kedua polybag tersebut mengalami penyusutan dan ternyata unsur yang hilang ialah air. Maka dari itu perlu dilakukan proses pengeringan . pada proses pengeringan ini pertama-tama yang dilakukan ialah menimbang masing-masing sampel kompos beserta kertas saring. Masing-masing sampel kompos yang kami timbang ialah sebanyak 30 gr lalu kertas saringnya seberat 10 gr. Setelah itu memanaskan sampel kompos di dalam oven selama 1 jam setelah itu didinginkan di dalam desikator sekitar 5 menit lalu ditimbang berat sampel kompos beserta kertas saring

setelah dikeringkan. Dari proses ini dapat diperhitungan dan dihasilkan bahwa polybag 1 mengalami penyusutan kadar air yang lebih besar dibandingkan dengan polybag 2. Hal itu disebabkan karena polybag 1 disimpan dalam keadaan terbuka sehingga kadar air yang hilang ke udara akan lebih banyak dibandingkan dengan polybag 2 yang disimpan dalam keadaan tertutup.

VIII. Kesimpulan

Dari praktikum pembuatan kompos ini dpaat disimpulkan bahwa : 1. Proses pembuatan kompos ini menggunakan bahan dan proses yang sederhana 2. Pada hari ke-4 kedua sampel dari dua polubag telah menjadi pupuk kompos 3. Pada polybag 1 memiliki tinggi yang lebih rendah dibandingkan dengan polybag 2,  begitu pula sebaliknya akan tetapi polybag 2 memiliki berat yang lebih dibandingkan dengan polybag 2 4. Polybag 2 terlihat lebih lembut dan lebih basah dibandingkan dengan polybag 1 5. Polybag 1 memiliki penyusutan kadar air sebesar 59,5 % 6. Polybag 2 memiliki penyusutan kadar air sebesar 42,1 % 7. Polybag 1 memiliki penyusutan kadar air yang lebih besar dari polybag 2 karena pada saat proses pembuatan polybag 1 dalam keadaan terbuka sedangkan polybag 2 dalam keadaan tertutup sehingga kadar air yang hilang pada polybag 1 lebih banyak dibandingkan dengan polybag 2.

IX. Daftar Pustaka

Tim Laboratorium Teknik Pengolahan Limbah. 2014.  Penuntun Praktikum Teknik  Pengolahan Limbah. Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya 2014.  Pupuk Kompos. www.alamtani.com/pupuk-kompos.html.  Diakses pada tanggal 12 Maret 2014 2014.  Arti Kompos dan Manfaatnya bagi Tanaman.  Artikel.co/98/arti-kompos-danmanfaatnya-bagi-tanaman.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2014 2011.  Kompos. fuadmje.wordpress.com/2011/11/06/kompos.html. Diakses pada tanggal 12 Maret 2014

X. Gambar Alat

Spatula

Baskom

Sekop

Timbangan

Kertas PH

Kertas Saring

Desikator

Polybag

Oven

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF