laporan telur

November 28, 2018 | Author: sri sandra devi | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Yuu...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 8 Kimia Anorganik Bidang Pangan, Energi dan Lingkungan Penentuan Kadar NaCl dalam Cangkang Telur dan Pelunakan Air Sadah

Tanggal Praktikum

: Selasa, 31 November 2017

Tanggal pengumpulan : Selasa, 21 Oktober 2017

Kelompok 1  Nanda Nurul Aulia Farhani (1157040039 ) Rizky Hadianto (1157040053) Sri Sandra Devi (1157040061) Vianty Aprilia (1157040064) Zoraya Desti Ayu (1157040071)

JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSIRTAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2017

A. Tujuan Percobaan 1. Menentukan kadar NaCl dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri (AgNO3) menggunakan metode Mohr 2. Mengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahan kapur tohor pada pelunakan air sadah 3. Menentukan metode untuk pelunakan air sadah 4. Membuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktu 5. Menentukan massa NaCl dalam cangkang cangkan g telur dengan titrasi argentometri (AgNO3)

B. Dasar Teori Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging, ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58%  putih telur, dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6.3 gram, karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003). Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua  bagian telur dari luka atau kerusakan. Pembentukan kulit telur memerlukan waktu yang sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar 2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur (Panda,1995). Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan yaitu :

A. Tujuan Percobaan 1. Menentukan kadar NaCl dalam cangkang telur dengan titrasi argentometri (AgNO3) menggunakan metode Mohr 2. Mengidentifikasi kadar Ca sebelum dan sesudah perlakuan dengan penambahan kapur tohor pada pelunakan air sadah 3. Menentukan metode untuk pelunakan air sadah 4. Membuat plot antara konsentrasi NaCl terhadap waktu 5. Menentukan massa NaCl dalam cangkang cangkan g telur dengan titrasi argentometri (AgNO3)

B. Dasar Teori Telur merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan, dan susu. Umunya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas seperti ayam, bebek dan angsa. Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain, seperti ikan, daging, ayam, tahu, temped an sebagainya. Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya tediri dari 11% kulit telur, 58%  putih telur, dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6.3 gram, karbohidrat 0.6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur (Sudaryani, 2003). Kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang berfungsi melindungi semua  bagian telur dari luka atau kerusakan. Pembentukan kulit telur memerlukan waktu yang sangat lama pada uterusdi oviduct. Kandungan kalsium selama 4 jam selama berkisar 2,2% yang meningkat menjadi 5.6% setiap jam selama 16 jam berikutnya. Ayam betina menggunakan pakan ternak dan rangka kalsium yang tersedia, untuk pembentukan kulit terluar telur. Sekita 47% rangka kalsium dialihkan untuk pembentukan kulit terluar telur (Panda,1995). Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4 lapisan yaitu :

1. Lapisan kutikula Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi permukaan kulit telur. 2. Lapisan busa Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur. 3. Lapisan mamilary Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang teridri dari lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong. 4. Lapisan membrane Lapisan ini merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua lapisan lapisan selaput yang menyelubungi seluruh isi telur. (Nasution, 1997). Berdasarkan hasil penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium sebesar 401 kurang lebih 7.2 gram atau sektar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium karbonat. (Schaafsma, 2000). Pegawetan menggunakan garam di dasakan pada prinsip mencegah terlepasnya gas-gas dan penguapan air dari issi telur, serta mencegah mikroba masuk dan tumbuh dalam telur selama mungkin. Hal ini dilakukan dengan dengan cara menutup pori-pori kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan  penyimpanan. Penutupan pori-pori kulit telur dapat dilakukan dengan menggunakan larutan kapur, paraffin, minyak nabati, air kaca, dicelupkan dalam air mendidih dll. Yang Sedangkan pengaturan kecepatan dan kelembaban udara dapat dilakukan dengan  penyimpanan di ruangan khusus. Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang di analisis dengan menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang di tentukan dalam titrasi ini adalah ion halide (Cl-. Br -, I-) (Khopkar, 1990). Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial dicelupkan ke dalam larutan analit. Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+  dapat diendapakan, kadar garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010).

Titrasi argentometri dapat dilakuakn dengan 3 metode, salah satunya dengan metode Mohr. Metode Mohr dilakukan dalam suasana netral, sebagai indikatornya digunakan kalium kromat. Titik akhir titrasi dengan cara ini akan menghasilkan merah  bata. AgNO3 (aq) + NaCl (aq)  AgCl (s) + NaNO3 (aq) Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan  bereaksi dengan indikator. Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, dimana sabun ini diendapakan oleh ion-ion Ca2+  dan Mg2+. Karena penyebab dominan pertama kesadahan adalah kalsium dan magnesium khususnya kalsium, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion Cad an Mg, yang dinyatakan sebagai CaCO3 (Giwangkara, 2008). Kesadahan terbagi menjadi dua jenis, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesahan tetap adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam klorida, sulfat dan karbonat, missal CaSO4, MgSO4. Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam kompleks atau mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi diamana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil  berupa kompleks. contoh reaksinya : Ag+ + 2CN- Ag(CN)2 Hg2+ + 2Cl-  HgCl2 Penentuan Cad an Mg dapat dilakuakn dengan titrasi EDTA, pH untuk titrasi adalah 10 dengan indikator EBT. Pada ph tinggi Mg(OH)2  dapat mengendap, sehingga EDTA dapat dikonsumsi hanya oleh Ca dengan indikator murexide (Basset, 1994). Penanganan atau penanggulan kesadahan dapat dikurangi dengan beberapa cara, yaitu dengan proses pemanasan dan penambahan kapur (proses clark). Penamabahan kapur (proses clark) dilakukan dengan penambahan kapur pada air dengan kesadahan sementara akan mengabsorbsi CO2 dan mengendapkan Reaksi yang terjadi : Ca(OH)2 + Ca(HCO3)2  2CaCO3 + 2H2O

CaCO3  yang tidak terlarut.

C. Alat dan Bahan o

Alat  No

o

Nama Alat

Ukuran

Jumlah

1

Toples

-

6 buah

2

Neraca analitik

-

1 buah

3

Kaca arloji

-

1 buah

4

Gelas ukur

50 ml

1 buah

5

Jarum suntik

-

2 buah

6

Botol semprot

-

1 buah

7

Gelas kimia

250 ml

2 buah

8

Pipet tetes

-

2 buah

9

Statif dan klem

-

1 buah

10

Buret

50 ml

1 buah

11

Corong

-

1 buah

12

Erlenmeyer

250 ml

1 buah

13

Pipet volume

10 ml

1 buah

14

Batang pengaduk

-

1 buah

15

Penggaris

-

1 buah

Bahan  No

Nama Alat

Jumlah

1

Telur bebek

2 buah

2

Telur ayam boiler

2 buah

3

Telur puyuh

2 buah

4

Larutan AgNO3

100 ml

5

Larutan NaCl 20% b/b

1L

6

Larutan KOH 5% b/b

1L

1

7

Kertas saring

secukupnya

8

Larutan jenuh CaCO3

50 ml

9

Sampel air sadah

100 ml

10

Kapur tohor

50 ml

11

EDTA

100 ml

12

Indikator Kromat

13

Aquadest

5 ml secukupnya

Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan o

 NaCl 20% 1000 ml  NaCl ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml. Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o

KOH 5% 1000 ml KOH ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke gelas kimia 1000 ml. Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o

EDTA 0.1 M 500 ml EDTA ditimbang sebanyak 18 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o

Kapur tohor 500 ml (jenuh) Kapur tohor dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml. Kemudian ditambahkan kapur tohor sampai jenuh.

o

CaCO3 0.1 M 50 ml Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o

AgNO3 250 ml Perak nitrat ditimbang sebanyak 2.4 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 250 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

o

 NaCl 0.1 M 100 ml  NaCl ditimbang sebanyak 1.45 gram dan dimasukkan ke gelas kimia. Dilarutkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest dan dihomogenkan.

2. Eksperimen a. Mempelajari karakter membrane cangkang telur dalam kaitannya dengan efek  pengawetan telur asin Pertama, disiapkan 3 butir dari 3 jenia telur, yaitu telur ayam boiler, telur  bebek, dan telur puyuh. Telur dicuci supaya bersih dari kotoran dan dikeringkan dengan lap atau tissue. Masing-masing sampel telur diukur volumenya dengan cara dimasukkan ke gelas kimia 250 ml yang berisi aquadest 150 ml. Di catat  perubahan kenaikan volume dan ditentukan volume telur tersebut. Masing-masing sampel telur dilubangi untuk mengosongkan semua isinya menggunakan jarum suntik. Masing-masing sampel telur dibersihkan dan di isi dengan aquadest. Untuk telur ayam boiler dan ayam bebek di isi aquadest 25 ml dan telur puyuh 10 ml. Sampel telur dibagi menjadi 2 bagian. Sampel telur bagian 1 di rendam dengan larutan KOH 5% yang telah disiapkan sebanyak 1 L selama 20 menit. Sampel telur bagian 1 dan 2 dimasukkan ke toples yang berbeda yang telah berisi larutan NaCl 20% b/b sampai ketinggian ¾ bagian telur dan ditutup rapat. Didiamkan selama 4 hari, 7 hari dan 14 hari. Air dalam telur dikeluarkan dan diukur volumenya. Untuk mengetahui kadar NaCl yang berdifusi, dilakuakn  penentuan kadar NaCl dalam cangkng telur dengan titrasi argentomeri. o

Standarisasi AgNO3 Dipipet sebanyak 10 ml larutan NaCl dan dimasukkan ke labu erlemneyer. Di tambahkan dengan indikator metil orange sebanyak 3 tetes. Dititrasi dengan  perak nitrat dan dilakukan duplo. Dilakukan juga standarisasi perak nitrat untuk sampel telur dengan prendaman 7 hari dan 14 hari. Di catat volume perak nitrat yang terpakai.

o

Titrasi sampel telur

Masing-masing air dalam telur dengan perendaman 4 hari, 7 hari dan 14 hari dipipet sebanyak 5 ml dan di tambahakn indikator kromat sebanyak 3 tetes. Di titrasi dengan perak nitrat yang sudah di standarisasi dan di catat volume perak nitrat yang terpakai.

 b. Perlakuan air sadah o

Standarisasi EDTA Diambil sebanyak 10 ml larutan kalsium karbonat dan dimasukkan ke labu erlemneyer. Ditambahkan 5 tetes larutan buffer dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan. Di catat volume EDTA yang terpakai. Sampel air sadah dibagi menjadi 2 bagian

o

Bagian 1 Sampel air sadah dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer. Ditambahkan larutan buffer sebanyak 5 tetes dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA yang sudah di standarisasi sampai terjadi perubahan dan dilakukan duplo. Di tentukan konsentrasi Ca.

o

Bagian 2 Sampel air sadah dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke labu Erlenmeyer. Ditambahkan kapur tohor sebanyak 20 ml kemudian di saring dengan kertas saring. Filtrate di ambil sebanyak 10 ml dan di tambahkan larutan buffer sebanyak 5 tetes dan indikator EBT. Di titrasi dengan EDTA yang sudah di standarisasi sampai terjadi perubahan dan dilakukan duplo. Di tentukan konsentrasi Ca.

2

Hasil Pengamatan Perlakuan

Pengamatan

A. Pembuatan Larutan o

 NaCl 20% 1000 ml

 NaCl ditimbang sebanyak 200 gram dan dimasukkan  NaCl : padatan berwarna putih ke gelas kimia 1000 ml

Massa sebenarnya : 200.002 gram

Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna dan dihomogenkan o

KOH 5% 1000 ml

KOH ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan KOH : padatan berwarna putih ke gelas kimia 1000 ml Dilarutkan dalam labu takar 1000 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna dan dihomogenkan o

EDTA 0.1 M 500 ml

EDTA ditimbang sebanyak 18 gram dan dimasukkan EDTA : padatan berwarna putih ke gelas kimia Dilarutkan dalam labu takar 500 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna dan dihomogenkan o

Kapur tohor 500 ml (jenuh)

Kapur tohor dimasukkan ke gelas kimia

Kapur tohor : padatan berwarna putih

Dilarutkan dengan aquadest sebanyak 500 ml

Larutan berwarna putih

Ditambahkan kapur tohor sampai jenuh

Larutan berwarna putih, kapur tohor larut dalam aquadest (jenuh)

o

CaCO3 0.1 M 50 ml

Kalsium karbonat ditimbang sebanyak 10 gram dan CaCO3 : padatan berwarna putih dimasukkan ke gelas kimia Dilarutkan dalam labu takar 50 ml dengan aquadest dan Larutan tidak berwarna dihomogenkan o

AgNO3 250 ml

Perak nitrat ditimbang sebanyak 2.4 gram dan Perak nitrat : serbuk berwarna putih dimasukkan ke gelas kimia Dilarutkan dalam labu takar 250 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna dan dihomogenkan o

 NaCl 0.1 M 100 ml

 NaCl ditimbang sebanyak 1.45 gram dan dimasukkan  NaCl : serbuk berwarna putih ke gelas kimia Dilarutkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadest Larutan tidak berwarna

dan dihomogenkan o

Standarisasi EDTA

10 ml larutan kalsium karbonat dipipet dan dimasukkan Larutan CaCO3 : larutan putih ke Erlenmeyer 250 ml

Larutan buffer : tidak berwarna

+ 5 tetes buffer

Larutan tidak berwarna

+ indikator EBT

Indikator EBT : serbuk berwarna hitam

Dititrasi dengan EDTA

Larutan dari biru menjadi larutan  berwarna merah muda seulas Tabel hasil titrasi terlampir dalam tabel hasil pengamatan

B. Eksperimen o

Karakterisasi membran cangkang telur

3 jenis sampel telur (ayam, bebek, puyuh) disiapkan

Telur ayam : berwarna coklat

masing-masing 3 buah

Telur bebek : berwarna hijau tosca Telur puyuh : berwarna hitam putih

Sampel masing-masing dicuci

Sampel telur bersih

Masing-masing sampel telur di ukur volume dengan di Data terlampir pada tabel hasil masukkan ke gelas kimia gelas kimia 250 ml yang

 pengamatan

 berisi aquadest yang sudah terukur volumenya Masing-masing sampel telur dilubangi dan isinya di

Cangkang telur kosong

keluarkan Masing-masing sampel telur di bersihkan

Cangkang telur bersih

Masing-masing telur di isi dengan aquadest

Aquadest dalam ctangkang telur Volume aquadest tercamtum pada tabel hasil pengamatan

Sampel telur yang sudah di isi aquadest di bagi

Sampel telur 2 bagian

menjadi 2 bagian Sampel telur bagian 1 di rendam dalam larutan KOH

Tidak ada perubahan

5% selama 20 menit Sampel telur bagian 1 yang sudah di rendam dalam

Sampel telur bagian 1 dan 2 dalam

KOH dan sampel bagian 2 masing-masing

toples berbeda

dimasukkan ke toples yang berbeda yang telah berisi larutan NaCl Toples ditutup rapat dan didiamkan selama 4 hari, 7

Data tertera pada tabel hasil pengamatan

hari dan 14 hari Air dalam telur dikeluarkan dan diukur volumenya (4

Data tertera pada tabel hasil pengamatan

hari, 7 hari, 14 hari) Dipipet sebanyak 5 ml + 3 tetes indikator kromat

Aquadest : cairan tidak berwarna Indikator kromat : larutan berwarna kuning Campuran : larutan berwarna kuning

Dititrasi dengan perak nitrat

Perak nitrat : larutan tidak berwarna TAT : larutan berwarna merah bata dan terdapat endapan berwarna putih

Di catat volume perak nitrat yang terpakai

Data terlampir pada tabel hasil  pengamatan

o

Perlakuan air sadah

Sampel air sadah di bagi menjadi 2 bagian Bagian 1, air sadah di pipet sebanyak 10 ml + larutan buffer sebanyak 5 tetes

Sampel ada 2 bagian Air sadah : cairan tidak berwarna Larutan buffer : larutan tidak berwarna Tidak terjadi perubahan

+ indikator EBT

Indikator EBT ; serbuk berwarna hitam Larutan menjadi merah muda seulas

Di titrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan

EDTA : larutan tidak berwarna TAT : larutan berubah menjadi warna  biru

Dilakukan duplo Ditentukan konsentrasi Ca Bagian 2, air sadah dipipet sebanyak 10 ml + kapur tohor sebanyak 20 ml

Data tertera pada tabel hasil pengamatan Data tertera pada hasil perhitungan Air sadah : cairan tidak berwarna Kapur tohor : larutan berwarna putih (jenuh) Larutan menjadi endapan putih

Di saring dengan kertas saring

Residu : endapan putih Filtrate : larutan tidak berwarna

Filtrate dipipet sebanyak 10 ml

Larutan tidak berwarna

+ larutan buffer sebanyak 5 tetes

Larutan buffer : larutan tidak berwarna Tidak terjadi perubahan

+ indikator EBT

Indikator EBT : serbuk berwarna hitam Laruan menjadi merah

Dititrasi dengan EDTA sampai terjadi perubahan

EDTA : larutan tidak berwarna TAT : larutan berubah menjadi warna merah muda

Dilakukan duplo

Data terlampir pada tabel hasil  pengamatan

Ditentukan konsentrasi Ca

3

Data terlampir pada hasil perhitungan

Perhitungan dan Hasil Reaksi a. Tabel hasil pengamatan 1. Tabel pengukuran volume telur 

Jenis telur

Dengan perendaman KOH V awal (ml)

V akhir (ml)

V pakai (ml)

Telur ayam

140 ml

195 ml

55 ml

Telur bebek

140 ml

210 ml

70 ml

Telur puyuh

180 ml

195 ml

15 ml

Telur ayam

140 ml

210 ml

70 ml

Telur bebek

140 ml

210 ml

70 ml

Telur puyuh

195 ml

200 ml

5 ml

Telur ayam

120 ml

180 ml

60 ml

Telur bebek

140 ml

210 ml

70 ml

Telur puyuh

195 ml

210 ml

10 ml

o

o

o

4 hari

7 hari

14 hari



Tanpa perendaman KOH

Jenis telur

V awal (ml)

V akhir (ml)

V pakai (ml)

Telur ayam

120 ml

183 ml

63 ml

Telur bebek

170 ml

240 ml

70 ml

Telur puyuh

160 ml

170 ml

10 ml

Telur ayam

183 ml

236 ml

53 ml

Telur bebek

120 ml

190 ml

70 ml

Telur puyuh

140 ml

150 ml

10 ml

Telur ayam

120 ml

170 ml

50 ml

Telur bebek

160 ml

200 ml

40 ml

Telur puyuh

100 ml

105 ml

5 ml

o

o

o

4 hari

7 hari

14 hari

2. Tabel perubahan volume telur 

Dengan perendaman KOH

Jenis telur

V awal (ml)

V akhir (ml)

Telur ayam

25 ml

24 ml

Telur bebek

25 ml

25 ml

Telur puyuh

10 ml

8.5 ml

Telur ayam

25 ml

22 ml

Telur bebek

25 ml

17 ml

Telur puyuh

10 ml

4.5 ml

Telur ayam

25 ml

21 ml

Telur bebek

25 ml

20 ml

o

o

o

4 hari

7 hari

14 hari

Telur puyuh

10 ml

8 ml

V awal (ml)

V akhir (ml)

Telur ayam

25 ml

25 ml

Telur bebek

25 ml

21 ml

Telur puyuh

10 ml

5.5 ml

Telur ayam

25 ml

21 ml

Telur bebek

25 ml

21 ml

Telur puyuh

10 ml

8 ml

Telur ayam

25 ml

20 ml

Telur bebek

25 ml

18 ml

Telur puyuh

10 ml

8 ml



Tanpa perendaman KOH

Jenis telur o

o

o

4 hari

7 hari

14 hari

3. Tabel standarisasi AgNO3 

Titrasi Volume ke

1

2

Standarisasi AgNO3 4 hari V AgNO3

Perubahana yang terjadi

 NaCl (ml)

10 ml

10 ml

V awal

V akhir

V pakai

(ml)

(ml)

(ml)

0.00

10. 20

10. 20

10. 20

20.10

9.90

 ῦ 10.



Standarisasi AgNO3 7 hari

05

Sebelum titrasi

Setelah titrasi

Larutan kuning,

Larutan merah bata,

endapan putih

endapan putih

Larutan kuning,

Larutan merah bata,

endapan putih

endapan putih

Titrasi Volume ke

1

2

V AgNO3

Perubahana yang terjadi

 NaCl (ml)

10 ml

10 ml

V awal

V akhir

V pakai

(ml)

(ml)

(ml)

0.00

10.30

10.30

0.00

10.20

10. 20

 ῦ 10.



Titrasi Volume ke

1

2

Sebelum titrasi

Setelah titrasi

Larutan kuning,

Larutan merah bata,

endapan putih

endapan putih

Larutan kuning,

Larutan merah bata,

endapan putih

endapan putih

25

Standarisasi AgNO3 14 hari V AgNO3

Perubahana yang terjadi

 NaCl (ml)

10 ml

10 ml

V awal

V akhir

V pakai

(ml)

(ml)

(ml)

0.00

10. 30

10.30

10.30

20.70

10.40

Sebelum titrasi

Setelah titrasi

Larutan kuning,

Larutan merah bata,

endapan putih

endapan putih

Larutan kuning,

Larutan merah bata,

endapan putih

endapan putih

 ῦ 10.35

4. Tabel standarisasi EDTA Titrasi Volume ke

V AgNO3

Perubahana yang terjadi

CaCO3 (ml) V awal

V akhir

V pakai

(ml)

(ml)

(ml)

Sebelum titrasi

Setelah titrasi

1

10 ml

0. 20

3.80

3.60

Larutan biru

Larutan merah

2

10 ml

3.90

7.40

3.50

Larutan biru

Larutan merah

 ῦ 3.55

5. Tabel titrasi telur Dengan perendaman KOH



o

Jenis Telur

V telur

Vawal (ml)

V akhir (ml)

V pakai (ml)

V1

V2

V1

V2

V1

V2

 ῦ

Perubahan yang terjadi

(ml) sebelum

Sesudah

4 hari 1

Telur ayam

5

3.40

14.90

10.00

21.50

6.60

6.60

6.60

Kuning

Merah bata

2

Telur bebek

5

0.00

3.90

3.90

7.60

3.90

3.70

3.80

Kuning

Merah bata

3

Telur puyuh

5

17.90

6. 20

kuning

Merah bata

24.10

6. 20

7 hari 1

Telur ayam

5

11.50

0.00

17.00

5.70

5.50

5.70

5.60

Kuning

Merah bata

2

Telur bebek

5

0.00

0.00

11.50

11.50

11.50

11.5

11.50

Kuning

Merah bata

3

Telur puyuh

4.5

0.10

23.80

kuning

Merah bata

23.90

23.80

14 hari 1

Telur ayam

5

0.00

28.00

5.00

28.00

28.00

23.0

25.5

Kuning

Merah bata

2

Telur bebek

5

6.50

25.00

0.00

26.40

18.50

26.4

22.45

Kuning

Merah bata

3

Telur puyuh

5

3.40

26. 2

kuning

Merah bata



o

Jenis Telur

29.60

26. 2

Tanpa perendaman KOH V telur

Vawal (ml)

V akhir (ml)

V pakai (ml)

(ml)

 ῦ

Perubahan yang terjadi

V1

V2

V1

V2

V1

V2 

sebelu m

Sesudah

4 hari 1

Telur ayam

5

3.60

6. 20

6. 20

8.70

2.60

2.50

2.55

Kuning

Merah bata

2

Telur bebek

5

0.00

7.10

5.60

12.90

5.60

5.80

5.70

Kuning

Merah bata

3

Telur puyuh

5

12.90

12.10

kuning

Merah bata

25.00

12.10

7 hari 1

Telur ayam

5

10.40

0.00

22.90

12.10

12.50

12.10

12.30

Kuning

Merah bata

2

Telur bebek

5

0.00

5.50

5.50

10.40

5.50

4.90

5.20

Kuning

Merah bata

3

Telur puyuh

4.5

12.10

7.30

kuning

Merah bata

19.40

7.30

14 hari 1

Telur ayam

5

0.00

12.70

0.00

25.00

12.70

25.00

18.85

Kuning

Merah bata

2

Telur bebek

5

3.00

26.8

0.00

27.10

27.80

27.10

25.45

Kuning

Merah bata

3

Telur puyuh

5

0.00

17.50

kuning

Merah bata

17.50

17.50

6. Tabel titrasi air sadah 

Titrasi Volume ke

Tanpa penambahan kapur tohor V AgNO3

Perubahana yang terjadi

CaCO3 (ml) V awal

V akhir

V pakai

(ml)

(ml)

(ml)

Sebelum titrasi

Setelah titrasi

1

10 ml

0. 1

0. 2

0. 2

Larutan merah

Larutan biru

2

10 ml

0. 2

0.6

0.4

Larutan merah

Larutan biru

 ῦ 0.3



Titrasi Volume ke

Dengan penambahan kapur tohor V AgNO3

Perubahana yang terjadi

CaCO3 (ml) V awal

V akhir

V pakai

(ml)

(ml)

(ml)

Sebelum titrasi

Setelah titrasi

1

10 ml

35. 20

37.10

1.90

Larutan biru

Larutan merah

2

10 ml

37.10

39.10

2.00

Larutan biru

Larutan merah

 ῦ 1.95

 b. Perhitungan 

Pembuatan larutan

1.  NaCl 20%, 1000 ml 20 massa = × 1000 ml 100 = 200 gram 2. KOH 5%, 1000 ml

massa =

5

100 = 50 gram

× 1000 ml

3. EDTA 0,1 M, 500 ml massa × 1000 [M] = Mr × V(mL) massa × 1000 0,1 M =  372,24 gmol− × 500 mL massa = 18,612 gram 4. CaCO3 0,1 M, 50 ml massa × 1000 [M] = Mr × V(mL) massa × 1000 0,1 M =  100,09 gmol− × 50 mL massa = 0,50045 gram 5.  NaCl 0,1 M, 250 ml massa × 1000 [M] = Mr × V(mL) massa × 1000 0,1 M = 58,5 gmol− × 250 mL massa = 1,4625 gram

6. AgNO3 0,5 M, 250 ml massa × 1000 [M] = Mr × V(mL) massa × 1000 0,5 M = 169,87 gmol− × 250 mL massa = 21,23375 gram 7. CaO 0,1 M, 500 ml massa × 1000 [M] = Mr × V(mL) massa × 1000 0,1 M = 56 gmol− × 500 mL massa = 2,8 gram

Mol AgNO3 = Mol NaCl M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10,05 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0,0995 M  Hari ke-7 Mol AgNO3 = Mol NaCl M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 10,25 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0,0975 M  Hari ke-14

Mol AgNO3 = Mol NaCl M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 9,65 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0,1036 M 2. Konsentrasi NaCl dalam setiap telur Perendaman selama 4 Hari dengan KOH  Telur ayam negeri V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 6,60 ml x 0,0995 M M1 = 0,13134 M 

 Telur Bebek 

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 3.80 ml x 0,0995 M

a. Perhitungan terhadap Telur 1. Standarisasi AgNO 3  Hari ke-4

M1 = 0.07562 M  Telur puyuh V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 6. 20 ml x 0,0995 M M1 = 0,12338 M Perendaman selama 7 Hari dengan KOH  Telur ayam negeri V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 5.60 ml x 0,0975 M M1 = 0,1092 M 

 Telur Bebek 

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 11.50 ml x 0,0975 M M1 = 0, 22425 M  Telur puyuh

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 23,80 ml x 0,0975 M M1 = 0,4641 M Perendaman selama 14 Hari dengan KOH  Telur ayam negeri V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 25,50 ml x 0,1036 M M1 = 0,4926 M 

 Telur Bebek 

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 22,45 ml x 0,1036 M M1 = 0,4337 M  Telur puyuh

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 26, 2 ml x 0,1036 M M1 = 0,5061 M

Perendaman selama 4 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 2.55 mL x 0,0995 M M1 = 0,0507 M 

 Telur Bebek 

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 5.70 ml x 0,0995 M M1 = 0,11343 M  Telur puyuh

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 12,10 ml x 0,0995 M M1 = 0, 24079 M Perendaman selama 7 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 12,30 ml x 0,0975 M M1 = 0, 23985 M 

 Telur Bebek 

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 5. 20 ml x 0,0975 M M1 = 0,1014 M  Telur puyuh

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 7,30 ml x 0,0975 M M1 = 0,14235 M Perendaman selama 14 Hari dengan KOH  Telur ayam negeri V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 18,85 ml x 0,1036 M M1 = 0,3641 M 

 Telur Bebek 

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3)

5 mL x M1 = 25,45 ml x 0,1036 M M1 = 0,4916 M  Telur puyuh

V1 x M1 (Nacl) = V2 x M2 (AgNO3) 5 mL x M1 = 17,50 ml x 0,1036 M M1 = 0,3381 M 3. Kadar NaCl Perendaman selama 4 Hari Dengan KOH  Telur ayam negeri 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,13134 N x Mtotal = = 0,0384 N  Telur bebek 

Nx Mtotal =

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,07562 N x

= 0,0222 N  Telur puyuh

Nx Mtotal =

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,12338 N x

= 0,03608 N

Perendaman selama 7 Hari Dengan KOH  Telur ayam negeri 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

 

Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,1092 N x

= 0,0319 N  Telur bebek 

Nx Mtotal =

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0, 22425 N x

= 0,0659 N  Telur puyuh

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,4641 N x Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

= 0,1357 N

Perendaman selama 14 Hari Dengan KOH  Telur ayam negeri 

Nx Mtotal =

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,4926 N x

= 0,1140 N  Telur bebek 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,4337 N x Mtotal = = 0,1268 N  Telur puyuh

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

Nx  

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,5061 N x Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

= 0,1480 N

Perendaman selama 4 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,0507 N x Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

= 0,0148 N  Telur bebek 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0, 11343 N x Mtotal = = 0,0331 N  Telur puyuh

Nx Mtotal =

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0, 24079 N x

= 0,07043 N

Perendaman selama 7 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

 

Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,23985 N x

= 0,07015 N  Telur bebek 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,1014 N x Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

= 0,0296 N  Telur puyuh

Nx Mtotal =

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000 58,5 g x 5mL 1 mol 1000

0,14235 N x

= 0,0416 N

Perendaman selama 14 Hari Tanpa KOH  Telur ayam negeri 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,3641N x Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

= 0,1064 N  Telur bebek 

Nx Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,4916 N x Mtotal = = 0,1437 N  Telur puyuh

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

Nx  

Mtotal =

mr x Vpipet  valensi 1000

0,3381 N x Mtotal =

58,5 g x 5mL 1 mol 1000

= 0,0988 N 

Massa NaCl

-

Perendaman selama 4 hari dengan KOH -

Telur ayam negeri M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.0348 N 5 ml = 0.192 gram

-

Telur bebek M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0. 0222 N 5 ml = 0.111 gram

-

Telur puyuh M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 10 ml x 0.03608 N 5 ml = 0.07216 gram

-

Perendaman selama 7 hari dengan KOH

-

Telur ayam negeri M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.0319 N 5 ml = 0.1595 gram -

Telur bebek M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.0659 N 5 ml = 0.3295 gram

-

Telur puyuh M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 10ml x 0.1357 N 5 ml = 0. 2714 gram

-

Perendaman selama 14 hari dengan KOH

-

Telur ayam negeri M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.1140 N 5 ml = 0.57 gram

-

Telur bebek M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.1268 N 5 ml = 0.634 gram

-

Telur puyuh M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 10 ml x 0.1480 N 5 ml = 0. 296 gram

-

Perendaman selama 4 hari tanpa KOH

-

Telur ayam negeri M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.0148 N 5 ml = 0.074 gram

-

Telur bebek M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.0331 N 5 ml = 0.1655 gram

-

Telur puyuh M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 10 ml x 0.07043 N 5 ml = 0. 14086 gram

-

Perendaman selama 7 hari tanpa KOH

-

Telur ayam negeri M NaCl = V cangkang x M total V pipet

= 25 ml x 0.07015 N 5 ml = 0.35075 gram -

Telur bebek M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.0 296 N 5 ml = 0.148 gram

-

Telur puyuh M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 10 ml x 0.0416 N 5 ml = 0. 083 2 gram

-

Perendaman selama 14 hari tanpa KOH

-

Telur ayam negeri M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.1064 N 5 ml = 0.53 2 gram

-

Telur bebek M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 25 ml x 0.1437 N 5 ml = 0.7185 gram

-

Telur puyuh M NaCl = V cangkang x M total V pipet = 10 ml x 0.0988 N 5 ml = 0. 1978 gram



Perhitungan air sadah

1. Standarisasi EDTA Mol EDTA = Mol CaCO3 M1 x V1 = M2 x V2 M1 x 3,55 mL = 0,1 M x 10 mL M1 = 0, 2816 M a. Konsentrasi Ca -

Tanpa kapur tohor

Mol EDTA = Mol CaCO3 M1 x V1 = M2 x V2 0.3 ml x 0. 2816 mL = M 2 x 10 mL M 2 = 8,448 x 10-3 M - Dengan kapur tohor Mol EDTA = Mol CaCO3 M1 x V1 = M2 x V2 1.95 ml x 0. 2816 M = M 2 x 10 mL M 2 = 0, 0549 M

 b. Massa CaCO3 - Tanpa kapur tohor MCaCO3 =

M. MCaCO3 . Vpipet 1000 = 8.448 x 10-3 M . 100,09 g/mol . 10 ml 1000 = 8,4556 x 10-3 gram

-

Dengan kapur tohor MCaCO3 = M. MCaCO3 . Vpipet 1000 = 0.0549 M . 100,09 g/mol . 10 ml 1000 = 0.0549 gram

c. Kadar Ca

Ar Ca = Massa CaCO3 x 100 % Mr CaCO3 -

Tanpa kapur tohor = 40,08 g/mol

x 8,4556 x 10-3 gram x 100 %

100,09 g/mol = 0.3385% -

Dengan kapur tohor = 40,08 g/mol

x 0.0549 gram x 100 %

100,09 g/mol = 2,1984%



Persamaan reaksi 1. Titrasi telur (standarisasi AgNO 3) Cl- (aq) + AgNO3 (aq)  AgCl (s) K 2CrO4 (aq) + 2AgNO3 (aq)  Ag2CrO4 (s) + K 2 NO3 (aq) 2. Standarisasi EDTA Zn2+ + H2Y2-  ZnY2- + 2H+ 3. Titrasi NaCl Argentometri  NaCl (aq) + AgNO3 (aq)  AgCl (s) + NaNO3 (aq) K 2CrO4 (aq) + 2AgNO3 (aq)  Ag2CrO4 (s) + NaNO3 (aq) 4. Titrasi Ca kompleksometri Ca2+ + H2Y2-  CaY2- + 2H+

Kesimpulan

Dari hasil praktikum karakterisasi membran cangkang telur dan pelunakan air sadah, di dapat beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Kadar NaCl dalam cangkang telur masing-masing di dapat dari hasil titrasi argentometri dengan perak nitrat yaitu salah satunya untuk telur ayam : Perendaman selama 4 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.0384 N dan 0.0148 N Perendaman selama 7 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.0319 N dan 0.0701 N Perendaman selama 14 hari dengan KOH dan tanpa KOH yaitu 0.1140 N dan 0.1064 N 2. Kadar Ca pada pelunakan air sadah dapat di tentukan dengan titrasi kompleksometri dengan EDTA menggunakan indikator EBT dengan TAT larutan berubah menjadi warna  biru yaitu : Dengan penambahan kaput tohor 2.1984% Tanpa penambahan kapur tohor 0.3385% 3. Metode yang baik untuk pelunakan air sadah yaitu dengan proses clark dengan titrasi EDTA dimana di dasarkan pada penambahan kapur tohor dan kemudian di titrasi dengan titrasi kompleksometri EDTA. 4. Plot kurva antara konsentrasi terhadap waktu di dapat 6 kurva untuk cangkang telur tanpa  perendaman KOH dan dengan perendaman KOH di dapat plot yang menunjukkan semakin bertambah hari/semakin lama perendaman maka konsentrasi NaCl semakin tinggi. 5. Massa NaCl dalam cangkang telur dengan metode titrasi argentometri yaitu salah satunya  perendaman dengan KOH : Telur ayam negeri : 0.192 gram Telur bebek : 0.111 gram Telur puyuh : 0.07216 gram

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF