Laporan Tahunan Program Penyakit Menular

December 25, 2017 | Author: AsepToniHermawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

KAK P2M...

Description

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM PENYAKIT MENULAR

PUSKESMAS KECAMATAN CIGASONG TAHUN 2015

PENDAHULUAN Program penyakit menular terdiri atas beberapa sub seksi yang masing-masing mempunyai tugas antara lain : A. Pengamatan penyakit  Pengumpulan dan pengolahan dan kesakitan/surveilans terpadu (STP)  Pengumpulan dan pengolahan data kematian  Peningkatan laporan bulanan ISPA dan DIARE  Surveilans AFP, DBD, campak, Tetanus neonatarum  Peningkatan laporan wabah W2  Pemantauan dan follow up kasus KIPPI B. Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)  Pemberantasan penyakit TB paru  Pemberantasan penyakit kusta  Pemberantasan penyakit Diare  Pemberantasan penyakit ISPA/penumonia  Pemberantasan penyakit HIV/AIDS C. Pemberantasan penyakit bersumber binatang  Pemberantasan penyakit DBD  Pemberantasan penyakit chikungunya  Pemberantasan penyakit leptospirosis  Pemberantasan penyakit Rabies  Pemberantasan penyakit Filariasis  Pemberantasan penyakit Malaria  Pemberantasan new emerging disease  Pemberantasanre-emerging disease D. Pencegahan penyakit dan imunisasi  Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI  Imunisasi TT-WUS dalam rangkai implementasi T.5 dosis  Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)  Pengelolaan vaksin dan cold chain  Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi 1.1.

Pengamatan penyakit surveilans (Surveilans) Surveilans epidemiologi adalah suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang meperbesar resiko penularan

dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi, dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan. Informasi epidemiologi yang dapat dipercaya merupakan inti dari surveilans epidemiologi. Aktivitas yang biasa yang dilakukan surveilans :  Proses pengumpulan data dan epidemiologi secara sistematis sebagai aktivitas rutin.  Pengolahan dan analisa serta interpretasi data agar menghasilkan informasi epidemiologi.  Penggunaan informasi unutuk menentukan tindakan perbaikan yang perlu dilakukan atau peningkatan program dalam menyelesaikan masalah. Misi surveilans :  

 

Meningkatkan kemampuan petugas surveilans dalam analisis data di seluruh jenjang administrasi. Menggalang serta meningkatkan kemitraan unit surveilans dalam pertukaran/penyebaran informasi dengan pusat penelitian, perguruan tinggi, LSM dan semua pihak terkait. Memperkuat sistem surveilans penyakit yang telah menjadi prioritas program pemberantasan internasional, regional, nasional, maupun daerah. Memperkuat pengembangan SDM di bidang epidemiologi di setiap unit pelaksana program kesehatan.

a. Pengumpulan pengolahan data kesakitan/ surveilans terpadu (STP) STP iini bersumber pada laporan STP Puskesmas dan dientri tiap bulan melalui internet Dinkes DKI Jakarta. b. Pengumpulan dan pengolahan data kematian Setiap kejadian kematian dengan sebab yang wajar yang meninggal di rumah atau dalam perjalanan maka pihak puskesmas yang mengeluarkan Surat Keterangan Penyebab Kematian (SKPK). Pelayanan pembuatan SKPK dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Johar Baru baik pada hari kerja dan jam kerja maupun pada malam hari dan hari libur. Dari hasil pelaporan dan pengumpulan data kematian dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 1.1. Jumlah kematian menurut golongan umur di Kecamatan Johar baru tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6

Umur 0-7 hari 8-28 hari < 1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-24 tahun

Jumlah 0 2 4 0 2 0

7 8 Total

25-44 tahun >45 tahun

37 272 317

Jumlah kematian menurut umur paling banyak adalah usia lebih dari 45 tahun sebanyak 272 orang. Sedangkan penyebab kematian tertinggi yaitu karena Hipertensi sejumlah 95 orang kemudian diikuti oleh penyakit Jantung sejumlah 77 orang Grafik 1.1. Jumlah kematian di wilayah kecamatan di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015

0-7 hari 8-28 hari < 1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-24 tahun 25-44 tahun >45 tahun

Tabel 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015 No

Jenis penyakit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

Hipertensi Jantung DM TBC Karsinoma / kanker Asma bronkiale Gastritis HIV Gagal ginjal Penyebab lain-lain

Jenis kelamin Laki –laki Perempuan 40 55 40 37 16 15 16 7 5 17 7 8 4 5 5 1 5 1 17 16 155 162

Jumlah 95 77 31 23 22 15 9 6 6 33 317

Grafik 1.2. Sepuluh besar penyebab penyakit di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015

6 6

Hipertensi 33

Jantung 95

9

DM TBC

15

Karsinoma / kanker

22

Asma bronkiale Gastritis

23

HIV 31

77

Gagal ginjal Penyebab lain-lain

Peningkatan laporan mingguan W2 Laporan mingguan wabah (W2) ini dilaporkan setiap minggu terdiri atas beberapa penyakit menular yang berpotensi menimbulkan wabah, antara lain : DBD, Diare, tetanus nenatarum, Polio AFP, Chikungunya, Leptospirosis, Campak dan penyakit lain yang perlu dilaporkan segera. Kegiatan ini mulai tahun 2007 sudah menggunakan sistem online se DKI dengan induk data ada di Dinas kesehatan DKI Jakarta, sehingga siapapun dan dimanapun dapat mengakses laporan jenis ini. c. Peningkatan laporan bulanan ISPA, Diare dan pneumonia Laporan diare, ISPA dan pneumonia bersumber dari laporan LB 1 puskesmas dan dilaporkan setiap bulan ke SUDINKES Jakarta Pusat.

Tabel 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru tahun 2015. JUMLAH PENDERITA ISPA 2015 JUMLAH PENDERITA ISPA PUSKESMAS 0-1 1-4 >5 TH TH TH KEC. JOHAR BARU 1,657 2,228 6,347 KEL. GALUR 195 471 1,290 KEL. KAMPUNG RAWA 110 429 1,314 KEL. TANAH TINGGI 70 198 862 JUMLAH 2,032 3,326 9,813

JUMLA H 10,232 1,956 1,853 1,130 15,171

Grafik 1.3. Jumlah penderita ISPA per puskesmas di wilayah Kecamatan Johar Baru tahun 2015. 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000

0-1 TH 1-4 TH > 5 TH

0

Jumlah penderita ISPA yang berobat ada 15.171 orang dan 35% (5.358 orang) dintaranya bayi dan balita. Insiden rate (IR) sebesar 9.813 orang/100.000 penduduk

Tabel 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015.

JUMLAH PENDERITA PNEUMONIA 2015 JUMLAH PENDERITA ISPA JUMLA PUSKESMAS H 0-1 1-4 >5 TH TH TH KEC. JOHAR BARU 9 19 23 51 KEL. GALUR 1 0 0 1 KEL. KAMPUNG RAWA 0 1 1 2 KEL. TANAH TINGGI 0 0 0 0 JUMLAH 10 20 24 54 Grafik 1.4. Jumlah penderita Pneumonia per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015. 25 20 15 10

0-1 TH 1-4 TH

5

> 5 TH 0

Jumlahpenderita pneumonia yang berobatada 54 orang dan 56 % (30 orang)diantaranyaadalahbayidanbalita. Insidens rate (IR) sebesar 20 orang/100.000 penduduk.

Tabel 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015 PUSKESMAS 0-1 TH

JUMLAH PENDERITA DIARE 1-4 TH > 5 TH

TOTAL

L KEC. JOHAR BARU KEL. JOHAR BARU II KEL. JOHAR BARU III KEL. KAMPUNG RAWA KEL. TANAH TINGGI KEL. GALUR JUMLAH

98

P 95

JM L 193

L 20 1

P 17 3

JM L

L

P

374

458

606

JML 106 4

L

P

JML

757

874

1631

17

15

32

38

87

125

133

162

295

188

264

452

25

19

44

74

65

139

127

163

290

226

247

473

26

23

49

63

60

123

139

144

283

228

227

455

19 18 20 3

5 11 16 8

24 29

27 66 46 9

29 36 45 0

56 102

77 100 103 4

92 160 132 7

169 260 236 1

123 184 170 6

126 207 194 5

249 391

371

919

3651

Grafik 1.5. Jumlah penderita Diare per Puskesmas di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015 1200 1000 800 600 400 200 0

Jumlah penderita diare yang berobat ada 3651 orang dan 35% (1290 orang) diantaranya adalah bayi dan balita. Insidens rate sebesar 2890 orang/100.000 penduduk. d. Surveilans AFP, DBD, Campak, Tetanus Neonatarum. Surveilans kasus AFP tidak pernah ditemukan atau dilaporkan melalui Puskesmas, rata-rata terdeteksi oleh Rumah Sakit. Kasus Tetanus Neonatarum juga belum pernah terlaporkan baik dari Puskesmas Kecamatan maupun kelurahan. Kasus campak tidak pernah terjadi KLB ada beberapa kasus rutin biasa yang terekam di register kunjunganpasien dan laporan C1 yang selanjutnya dimasukkan ke data internet sekaligus dianalisa apakah kasus-kasus tersebut mengelompok atau tidak. Ini penting untuk menentukan rencana tindak lanjut.

Tabel 1.6. Jumlah penderita campak per puskesmas di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015 Puskesma s

Kec. JoharBaru JoharBaru II JoharBaru III Galur Tanah tinggi Kprawa Jumlah

JumlahKasus per golonganUmur 15 th

1

10-14 th 0

0

2

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 0

0 1

0 1

0 0

0 0

0 2

Jumlah penderita campak di kecamatan Johar baru tahun 2015 sebanyak 2 orang dandiantaranya adalah bayi dan balita.

1.2.

Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML) 1. Pemberantasan penyakit TB paru 1.2. Penemuan Kasus TB 1.2.1. Angka penjaringan suspek (Suspect Evaluation Rate)

Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya di antara 100.000 penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun. Angka penjaringan suspek ini digunakan untuk mengetahui upaya penemuan pasien dalam suatu wilayah tertentu, dengan memperhatikan kecenderungannya dari waktu ke waktu (triwulan/tahunan).

Tabel 1.7. Data Realisasi Penemuan Kasus TB dibandingkan dengan Target Di Kec. Johar BaruTahun 2015

NO

KELURAHAN

JML. PENDUDUK

TARGET CDR

REALISASI CDR

CDR (%)

TARGET SUSPEK

REALISASI SUSPEK

SUSPEK (%)

1

Johar Baru

38.002

40

25

62,5%

395

150

38%

2

Kampung Rawa

26.127

28

16

57,1%

327

47

26%

3

Galur

21.411

23

16

69,7%

574

70

21,47%

4

Tanah Tinggi

44.049

47

42

89,4%

180

273

48%

129.589

138

99

71,7%

1.476

540

36,6%

TOTAL SEKECAMATAN

Grafik 1.7. Angka Penjaringan Suspek TB di Kec. Johar Baru Tahun 2015 300 250 200 150 100 50 0 JOHAR BARU

KP RAWA

GALUR

TANAH TINGGI

Berdasarkan grafik 1.7., angka penjaringan suspek TB di provinsi Kec. Johar Baru pada tahun 2015 mencapai 540 per 100.000 penduduk. 1.2.2. Proporsi pasien TB paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa (Positivity Rate) Adalah persentase pasien BTA positif yang ditemukan diantara seluruh suspek yang diperiksa dahaknya. Angka ini menggambarkan mutu dari proses penemuan sampai diagnosis pasien, serta kepekaan menetapkan kriteria suspek. Angka proporsi pasien TB Paru BTA positif diantara suspek yang diperiksa ini sekitar 5-15%. Bila angka ini terlalu kecil (15%) kemungkinan disebabkan antara lain ; penjaringan terlalu ketat atau ada masalah dalam pemeriksaan laboratorium (positif palsu).

Grafik 1.8. Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Suspek per puskesmas Di Kecamatan Johar BaruTahun 2015 700 600 500

PKM Kel Tanah Tinggi

PKM Kel. Galur

PKM Kel. Kampung Rawa

400 300 200

PKM Kel. Johar Baru

PKM Kec. Johar Baru

100 0 SUSPEK

BTA +

Berdasarkan grafik 1.8, proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara suspek yang diperiksa dahaknya per puskesmas tahun 2015 mempunyai range 58 %, tertinggi puskesmas Kec. Johar Baru Puskesmas yang mempunyai angka sesuai dengan target (5-15%) sebanyak 3 kelurahan ( 60%) Sedangkan puskesmas yang mempunyai angka di atas target yaitu PKM Kec. Johar Baru dan yang di bawah target adalah PKM Kel. Kampung Rawa 1.2.3. Proporsi pasien TB Paru BTA positif di antara seluruh pasien TB Paru Adalah persentase pasien Tuberkulosis paru BTA positif di antara semua pasien Tuberkulosis paru tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien Tuberkulosis yang menular diantara seluruh pasien Tuberkulosis paru yang diobati. Angka ini sebaiknya jangan

kurang dari 65%. Bila angka ini jauh lebih rendah, itu berarti mutu diagnosis rendah, dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif). Grafik 1.9.Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Seluruh Kasus TB Paru yang tercatatDi Kec. JOharBaru 120 100 80 60 40 20 0

Dari Grafik 1.9., terlihat bahwa Proporsi BTA (+) di antara Semua Kasus TB Paru yang tercatat di Kec. Johar Baru masih dibawah target (>65%). 1.2.4. Angka notifikasi kasus (CNR=Case Notification Rate) Adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di wilayah tersebut. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Tabel 1.9. Data Total Kasus TB berdasarkan DomisiliDi Seluruh Puskesmas Kec. Johar Baru Tahun 2015 ASAL DOMISILI PASIEN THN

Jumlah Pasien

2010

107

KECAMATAN SENDIRI 1

LUAR KABUPATEN / KOTA

LUAR KECAMATAN 2

2

LUAR DKI 1

Tabel 1.10.Angka Notifikasi BTA Positif dari Semua Tipe TB di Kec. Johar BaruTahun 2015

2015 Jumlah Penduduk

129.589

Total Kasus TB

107

CNR

83

CNR untuk semua tipe kasus TB pada tahun 2015 masih berkisar antara 83 kasus / 100.000 penduduk. 1.2.5 Proporsi pasien TB anak di antara seluruh pasien TB Adalah persentase pasien TB anak (70% ). Berdasarkan grafik 1.12, menunjukkan bahwa pada tahun 2015 angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=Case Detection Rate) mencapai 71,7%.Angka Penemuan Kasus (= Case Detection Rate) Provinsi Kec. Johar Baru telah mencapai target nasional ( > 70%) . 1.3. Angka konversi Angka konversi adalah persentase pasien baru TB paru BTA positif yang mengalami perubahan menjadi BTA negatif setelah menjalani masa pengobatan intensif. Indikator ini berguna untuk mengetahui secara cepat hasil pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan langsung menelan obat dilakukan dengan benar. Angka minimal yang harus dicapai adalah 80%.

Grafik 1.13 Angka Konversi di Kec. Johar BaruTahun 2015

35 30 25 20 15 10 5 0

A ngka Konversi

Angka Konversi untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru masih belum mencapai target nasional > 80%. Ini harus di kaji lebih lanjut, fasyankes mana yang lemah dalam tatalaksana TB. Karena akan bila tidak segera ditindaklanjuti akan menimbulkan kasus MDR. Berdasarkan grafik 6, angka konversi pasien baru TB Paru BTA positif tahun 2015 sampai dengan triwulan 4 mencapai 84%. Secara umum angka konversi ini telah mencapai target 80%. 1.4. Angka kesembuhan pengobatan (CR=Cure Rate) dan angka keberhasilan pengobatan (SR=Success Rate) Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan, diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Angka minimal yang harus dicapai adalah 85%. Angka kesembuhan digunakan untuk mengetahui hasil pengobatan. Walaupun angka kesembuhan telah mencapai 85%, hasil pengobatan lainnya tetap perlu diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasil pengobatan lengkap, meninggal, gagal, default, dan pindah. •

Angka default tidak boleh lebih dari 5%, karena akan menghasilkan proporsi pasien pengobatan ulang yang tinggi di masa yang akan datang yang disebabkan karena penanggulangan Tuberkulosis yang tidak efektif.



Peningkatan kualitas penanggulangan TB akan menurunkan proporsi kasus pengobatan ulang antara 10-20 % dalam beberapa tahun.

Sedangkan angka pengobatan gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih dari 2% untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari 10% untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat.

Angka keberhasilan pengobatan menunjukkan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengobatan (baik yang sembuh maupun pengobatan lengkap) di ,antara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Dengan demikian, angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien pada wilayah tersebut. Angka kesembuhan dan keberhasilan pengobatan tahun 2015 merupakan hasil pengobatan pasien yang ditemukan pada tahun 2014. Grafik 1.14 Cure Rate dan Success Rate di Kec. Johar BaruTahun 2015

100 80

A ngka Kesembuhan

Pengobatan Lengkap

Success Rate

60 40 20 0 2015

Success Rate untuk pasien TB paru BTA (+) kasus baru cukup baik. Berdasarkan grafik 1.14, angka kesembuhan (cure rate) pengobatan kasus baru TB Paru BTA positif tahun 2015 menunjukan mencapai 68,75%. Grafik 1.15 Hasil Pengobatan BTA Positif di Kec. Johar BaruTahun 2015

50 45 40 35 30

Sembuh

Pengobatan Lngkap

Default

Gagal

Pindah

Meninggal

25 20 15 10 5 0

Berdasarkan grafik 1.15, hasil pengobatan pasien TB Paru BTA Positif tahun 2015 menunjukkan bahwa 30% sembuh, 45% pengobatan lengkap, 1% default, 1% gagal, 2% pindah, 1% meninggal dan sekitar 20% belum dievaluasi. 1.5. Kolaborasi TB HIV

No 1 1.1

2015 TW.1

TW.2

TW.3

TW.4

TOTAL 2011

Jumlah pasien TB yang tercatat

24

27

22

34

107

Jumlah pasien TB yang tercatat dan HIV positif sebelum pengobatan TB

1

Variabel

1

Data konseling dan tes HIV pada pasien TB yang belum periksa HIV 2

Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan ditawarkan/dianjurkan HIV (PITC/VCT) selama pengobatan TB

27

22

34

24

3

Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan dilakukan konseling HIV selama masa pengobatan TB

1

1

4

Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dan dilakukan tes HIV selama masa pengobatan TB

1

1

5

Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut yang hasil tes HIV tercatat selama

1

1

107

pengobatan TB

6

Jumlah pasien TB yang tercatat dalam triwulan tersebut dengan hasil tes HIV Positif selama pengobatan TB

1

1

1

1

Data Koinfeksi TB HIV pada pasien TB 7

Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV

8

Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang mendapatkan ART

1

9

Jumlah pasien Koinfeksi TB-HIV yang menerima PPK

1

Kolaborasi TB HIV di Kec. Johar Baru belum berjalan maksimal, karena untuk pelayanan PDP belum ada. Jadi hanya sebatas skrinnig dan konsultasi HIV.

1.6. Programmatic Management of Drug Resistance ( PMDT ) Tabel 1.11 Data Suspek TB MDR / PMDT Kec. Johar BaruTahun 2015 SUSPEK MDR No

Kriteria Suspek MDR 2015

1

Gagal Pengobatan Kat.2 (Kronik)

0

2

Tidak Konversi Pengobatan Kat.2

0

3

Pernah mendapat pengobatan TB NON DOTS / OAT Lini kedua

0

4

Gagal Pengobatan Kat.1

1

5

Tidak Konversi setelah mendapat sisipan Kat.1

0

6

Pasien Kambuh

7

Pasien Putus berobat

9

8

Suspek TB yang kontak dengan pasien TB MDR

0

9

Pasien TB HIV

1

Hasil Pemeriksaan yang Positif Resisten OAT 2015

13

Tabel 1.12 Data Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan Di Puskesmas Kec. Johar BaruTahun 2015

Hasil Pengobatan THN

Jumlah Pasien

2015

4

SEMBUH

1

LENGKAP

0

DEFAULT

1

GAGAL

0

MENINGGAL

MASIH PENGOBATAN

0

2

Tabel 1.13 Data Asal Domisili Pasien TB MDR / PMDT yang melanjutkan pengobatan Di Puskesmas Kec. Johar BaruTahun 2015 ASAL DOMISILI PASIEN THN

2015

Jumlah Pasien

4

KECAMATAN SENDIRI

4

LUAR KECAMATAN

0

LUAR KABUPATEN / KOTA

0

LUAR DKI

0

1.7. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi TB (PPI) TB

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Komponen

Ya

Ada tim PPI TB di fasyankes Fasyankesmemilikipedomanuntuk PPI fasyankes Ada SOP untuk triage untukpasienbatuk, hasil BTA positif, induksisptum, tindakanatauprosedurrisikotinggi Ada kebijakanuntukpemeriksaanberkalapetugaskesehatan Ada rencanapelatihanpetugaskesehatanmengenai PPI √ Ada sistemventilasi yang memenuhistandar Alatpelindungdiri yang sesuai, tersediadanmencukupi Tim PPI TB mengadakanpertemuanberkala Fasyankesmendesiminiasikanpedomanpadapetugaskesehatan Jumlahpetugaskesehatan yang mendapatpelatihan PPI TB Dilakukanpenilaianpelaksanaan PPI TB √ Petugasmenggunakan APD yang sesuai Prevalensipetugaskesehatan yang didiagnosis TB

Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas Kec. Johar Baru sudah dijalankan, tetapi belum optimal. Tim PPI langsung dipegang oleh Ka.Sie Penyakit Menular PKM Kec. Johar Baru -

Ruangan Unit DOTS cukup memenuhi standar, dimana ventilasi ruangan tersebut cukup baik, ada jendela yang terbuka, pencahayaan sangat baik, terpapar matahari dan sirkulasi udara mengalir.

-

Promosi etika batuk telah ada dengan dipasang, berupa spanduk besar di dinding loket pendaftaran sehingga mudah terbaca oleh setiap pengunjung.

-

Tempat Pembuangan sampah di area lingkungan puskesmas ada 2, sampah organik dan non organik, sedangkan di ruangan poliklinik dan ruang tindakan di tambah dengan TPS untuk sampah medik.

-

Petugas saat bertugas di Unit DOTS menggunakan masker, dan bila ada pasien yang akan di suntik petugas menngunakan handscoen.

-

Laboratorium ukurannya cukup besar, sirkulasi baik, pencahayaan baik, tetapi ruangan ber-AC.

-

Ruang tempat pengambilan sputum tidak ada, sehingga pasien mengeluarkan dahak di toilet.

Secara umum PPI di Puskesmas Kecamatan Johar Baru cukup baik, tetapi yang harus menjadi perhatian untuk men-segerakan penyediaan ruang tempat pengambilan sputum. 1.8. Manajemen Logistik KATEGORI 1 N O

URAIAN

Jumla h

Tgl Daluars a

KATEGORI 2 Jumla h

Tgl Daluars a

KATEGORI ANAK

SISIPAN Jumla h

Tgl Daluarsa

Jumla h

Tgl Daluarsa

1

Stok pada hari pertama triwulan (Stok Awal)

150

Agust 17

15

Agust 18

0

0

40

Nov 2016

2

Jumlah diterima dalam triwulan

150

Agust 17

15

Agust 18

0

0

40

Nov 2016

3

Jumlah dipakai/ dikirim ke FASYANKE S (dalam triwulan)

90

Agust 17

10

Agust 18

0

0

32

Nov 2016

4

Stok pada hari terakhir

60

Agust 17

5

Agust 18

0

0

8

Nov 2016

triwulan (Stok akhir)

2. Pemberantasan penyakit Kusta Penyakit kusta merupakan penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, yang terutama menyerang saraf tepi dan aeluruh Organ tubuh kecuali SSP. Kegiatan program pemberantasan penyakit kusta meliputi penemuan kasus dini, diagnose dan klasifikasi, pengobatan, pembinaan pengobatan, pencegahan cacat dan perawatan dini, pencatatan dan pelaporan, penyuluhan kesehatan dan penggerakkan peran serta dan manajemen logistik. Jumlah penderita kusta di wilayah kecamatan Johar Baru tahun 2015 sebanyak 6 orang. Terdiri dari 4 laki laki dan 2 perempuan. Kasus baru 2 orang, Pindahan 3 orang dan kasus ulangan 1 orang. Pasien tipe PB 1 orang dan % orang tipe MB. 3. Pemberantasan penyakit Diare Penyakit diare masih merupakan penyakit potensial KLB, bila ada bencana banjir atau air PAM mati dalam waktu yang relatif lama. Kunjungan penderita di unit-unit pelayanan kesehatan masih tetap tinggi maka perlu pemantauan harian, pelaporan mingguan (W2) dalam rangka antisipasi terjadinya KLB. Tujuan program P2 diare adalah menurunkan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standar dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah tangga. Indikator kinerja P2 diare adalah angka kesakitan < 5%. Tahun 2015 berdasarkan laporan STP dan LB1 Puskesmas jumlah kasus diare di Kecamatan Johar baru -----4. ISPA/Pneumonia ISPA atau infeksi saluan Pernafasan Akut ini merupakan kasus terbanyak kunjungan pasien ke Puskesmas. Tujuan program pemberantasan penyakit ISPA adalah penemuan Pneumonia pada balita, tatalaksana Pneumonia dan menurunkan angka kematian Pneumonia Balita. Indikator kinerja P2 ISPA adalah angka kesakitan pneumonia balita---Kegiatan yang dilaksanakan pada program pemberantasan penyakit ISPA/pneumonia adalah Pengolahan data ISPA/Pneumonia serta penyerbaluasan informasi penyakit pneumonia melalui leaflet. Pada tahun 2015 kasus Pneumonia di kecamatan Johar baru---- dengan jumlah penderita pneumonia balita---5. Pemberantasan penyakit HIV/AIDS

Untuk memberantas penyakit HIV/AIDS Puskesmas Kecamatan Johar Baru selalu memberikan penyuluhan kepada warga yang memiliki resiko tinggi terutama para peserta klinik metadon. Kepada masyarakat umum juga dilakukan pemberian informasi melalui penyuluhan, poster maupu leaflet. Tabel 1.14. jumlah kasus baru HIV/AIDS di wilayah kecamatan Johar baru tahun 2015 Puskesmas Kec.JOharbaru JB II JB III Kprawa Galur Tanah tinggi Jumlah

HIV

AIDS

IMS

29 0 0 2 2 2 35

0 0 0 1 0 2 3

3 0 0 1 1 1 6

Bertambahnya jumlah penderita HIV/AIDS di Kecamatan Johar Baru disebabkan :  Seringnya penyuluhan yang dilakukan kepada masyarakat terutama resiko tinggi mengenai penyakit HIV/AIDS  Meningkatnya golongan resiko tinggi yang bersedia diperiksa HIV/AIDS  Skrinning massal atau mobile VCT yang dilakukan oleh Puskesmas Johar Baru kepada masyarakat yang dianggap memiliki resiko tinggi tertular HIV/AIDS termasuk tenaga kesehatan  Ibu hamil wajib untuk dilakukan rapid test HIV/AIDS Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) a. Demam Berdarah Dengue Pemberantasan penyakit DBD di Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat difokuskan pada:  Kewaspadaan dini terhadap DBD dengan melaksanakan surveilans untuk mencegah dan memberantas agar tidak terjadi KLB/Wabah  Pemberantasan terhadap nyamuk dilakukan baik terhadap nyamuk dewasa atau jentik Pemberantasan penyakit DBD dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut : 

Penemuan, pelacakan dan pelaporan kasus penderita DBD dilakukan oleh petugas Puskesmas. Unit pelayanan kesehatan yang menemukan penderita DBD harus segera melaporkan ke Puskesmas setempat. Apabila ada penderita DBD di rawat di Rumah sakit , maka pihak Rumah Sakit segera menyampaikan laporan melalui fax ke dinas kesehatan. Setelah laporan diterima dalam jangka waktu 24 jam, Dinas Kesehatan akan memberitahukan



Puskesmas agar segera melaksanakan penyelidikan epidemiologi di Rumah dan lingkungan penderita. Penanggulangan fokus bertujuan untuk membatasi penyebaran penyakit DBD dengan cara : 1. Penyelidikan Epidemiologi (PE) Semua kasus DBD ditindaklanjuti dengan Penyelidikan Epidemiologi (PE), yaitu kunjungan rumah pada penderita dan rumah sekitarnya dalam radius 200 meter, serta di sekolah jika kasus DBD adalah anak sekolah. 2. Fooging Fokus Fogging fokus harus didahului dengan tindakan penyuluhan, PSN (3M) dan abatisasi selektif, penyemprotan insektisida dilakukan jika ditemukan pemeriksaan Epidemiologi (+) positif. Penyemprotan dilakukan 2 (Dua) siklus dengan interval 1 (satu) minggu. 3. Pemberantasan vektor intensif pada kelurahan endemis dengan cara :  Fogging Fokus : hanya dilakukan bila hasil PE (+) positif.  Abatisasi selektif, dilaksanakan di kelurahan endemis, terutama di sekolah, tempat-tempat umum, semua tempat penampungan air, di rumah dan bangunan yang ditemukan jentik Aedes Aegypti ditaburi bubuk abate sesuai dengan dosis 1 (satu) sendok makan peres (10 gr) Abate untuk 100 liter air.

 

Gerakan PSN DBD Dilaksanakan dengan kegiatan 3M oleh kader jumantik dan masyarakat setiap minggu sekali. Penyuluhan Kegiatan penyuluhan dalam program DBD ditujukan agar masyarakat melaksanakan usaha pencegahan dan membantu pemberantasan penyakit DBD : 1. Melaksanakan pembersihan sarang nyamuk (PSN) 2. Berobat sedini mungkin ke Puskesmas/dokter bila ada tanda-tanda penyakit DBD 3. Mengikuti petunjuk petugas pelaksana pengasapan/abatisasi

O

O

Table 1.15.DATA KASUS DBD PERKELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015 KELURAHAN KEL.JOHAR

JAN 1

FEB -

MAR 6

APR 5

MEI 2

BULAN JUN JUL 1

AGS -

SEP -

OKT -

NOV -

DES -

JUMLAH 15

BARU KEL. KP RAWA KEL.GALUR KEL. TNH

1 -

2 1

2 1

2

1

1

1

-

2

-

1 -

-

5 1 9

TINGGI TOTAL

2

3

9

7

3

1

2

-

2

-

1

-

30

Grafik 1.16.DATA KASUS DBD PERKELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015

7 6 5 Johar Baru

4

kp rawa Galur

3

Tnh tinggi 2 1 0 Jan

Feb Mar Apr

Mei

Jun

Jul

Agst Sept Okt Nov Des

Table 1.16.DATA KASUS DBD PER RW/KELURAHAN WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015 PUSKESMAS KEL.JOHAR BARU

I -

II 1

III 5

IV -

V 3

VI 3

VII -

WILAYAH RW VIII IX 1 1

JUMLAH X -

XI 1

XII -

XIII -

XIV -

15

KEL.KP RAWA KEL.GALUR KEL. TNH TINGGI TOTAL

-

1 1 3

1 6

-

1 1 5

1 1 5

1 1

2 3

1

-

1

1 1

2 2

-

5 1 9 30

Table 1.17DATA KASUS DBD MENURUT GOLONGAN UMUR WILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN JOHAR BARU TAHUN 2015 NO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

BULAN

JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGST SEPT OKT NOV DES TOTAL

0-7hr

8-28

1bln-1th

1-4th

-

hr -

--

1 1 1 1 4

GOLONGAN UMUR 5-9th 10-14 15-19 20-44 th 1 1 2 2 6

1 2 2 1 6

th 1 1 1 3

45-54

55-59

60-6

th -

th 1 1

th -

th 1 3 2 1 1 1 1 10

Tabel 1.18. Data hasil PE DBD per kelurahanPuskesmasKecamatanJOharBarutahun 2015 Beluma da PE

SudahDilakukan PE No

KELURAH AN Tidakad a data

PE (+)

PE

Buka n DBD

TidakDitemuk an

Tot al

Jumla h Foggi ng

Jumlah Fogging

Siklus 1

Siklus 2

1

Galur

0

1

0

1

9

0

11

1

1

2

Tanah Tinggi

0

3

6

1

6

0

16

3

3

3

KampungRa wa

0

4

1

3

15

0

23

4

4

4

JoharBaru

0

10

5

1

21

0

37

10

10

TOTAL

0

18

12

6

51

0

87

18

18

Dari data di atastampakbahwaseluruhhasil PE positif (+) fogging.Selainitudapatdiketahuibeberapakelurahan yang yaitukelurahankampungrawadanJoharbaru, sehinggadapatlebihditingkatkanlagikegiatanpreventif DBD disana.

ditindaklanjutidengan rawan DBD

b. Pemberantasan Penyakit Chikungunya Chikungunya merupakan demam yang disebabkan oleh virus Genus Alphavirus dan Famili Togavirida. Chikungunya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti/Aedes Albopictus. Penyakit chikungunya dapat sembuh dengan sendirinya (Self Limited Diseasse), Penyakit chikungunya tidak menyebabkan kematian pada penderitanya. Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Chikungunya di tahun 2015. Hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan program pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD, dimana penyakit Chikungunya juga ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti/Aedes Albopictus. c. Pemberantasan Penyakit Leptospirosis Kelompok penyakit zoonis yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Bintang reservoarnya terutama tikus besar (ichterohemorrhagie). Cara penularan melalui kontak pada kulit, khususnya apabila terluka atau selaput lendir dengan air, tanah bsah atau tanaman yang terinfeksi urin tikus. Masa inkubasinya biasanya 10 hari rentang 419 hari. Ciri-ciri umumnya adalah demam dengan serangan tiba-tiba, sakit kepala, menggigil, mialgia berat (betis dan kaki) dan merah pada konjungtiva. Penyakit ini biasanya meningkat pada saat musim banjir, upaya pencegahan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan dan diisolasi. Di Kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Leptospirosis pada tahun 2015.

d. Pemberantasan penyakit Rabies Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf yang disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies, terutama anjing, kucing dan kera. Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus Rabies pada tahun 2015. e. Pemberantasan penyakit Filariasis Penyakit kaki gajah (limfatik Filariasis atau elphantiasis) ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria pada kelenjar/saluran getah bening, udem dan gejala klinik kronis berupa elephantiasis,hidrokel. Penyakit ini ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk genus Colex, Anopheles, dan Mansonia. Elephantiasis pada tungkai (kaki gajah) merupakan gejala klinik yang paling jelas dan dapat dipakai sebagai petunjuk adanya penularan filiriasis. Di kecamatan Johar Baru tidak ditemukan kasus filariasis tahun 2015. f. Pemberantasan penyakit Malaria Tahapan pemberantasan penyakit malaria ; 1. Pemberantasan jentik dan tempat perindukannya 2. Pemberantasan nyamuk dewasa dengan insektisida

3. Pemberantasan melalui pemberantasan vector, surveilans, penanggulangan fokus serta peran serta masyarakat. Pada tahun 2015 tidak ditemukan kasus malaria di Kecamatan Johar Baru. a. Pencegahan penyakit dengan Imunisasi a. Peningkatan cakupan imunisasi dalam upaya pencapaian UCI Sesuai komitmen global bahwa Indonesia bertekad tercapainya Eradikasi Polio, Reduksi Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatarum. Kegiatan PWS Imunisasi bertujuan untuk tercapainya keluraha UCI ( Universal Child Imunization) merata di seluruh kelurahan dalam rangka mewujudkan Eradikasi Polio, Reduksi Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatarum. Dengan PWS dapat menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan, sehingga hasil imunisasi dapat diperbaiki dan akhirnya secara kumulatif dapat mencapai target. Target cakupan imunisasi: BCG :100% DPT-Combo 3 :90% Polio 4 :90% Campak :90% Target UCI :85%

Table 1.19. Target/sasaranpeningkatancakupanImunisasidalamupayapencapaian UCItahun 2015 N o

Kelurahan

Bayibarulahir P Jumla h 357 363 720

1

JoharBaru

2

189

192

381

3

KampungRaw a Galur

168

172

340

4

Tanah tinggi

354

359

713

Jumlah

106 8

108 6

2154

L

Surviving Infant L P Jumla h 30 31 614 4 0 16 16 324 0 4 14 14 291 3 8 30 30 609 1 8 90 93 1838 8 0

487

Batita P Jumla h 436 923

441

351

792

321

261

582

721

600

1321

197 0

164 8

3618

L

Tabel 1.20 Data JumlahImunisasi HBO dan BCG Kelurahan Joharbaru

Target 720

Hb 0 Jumlah 653

BCG % 90,7

Jumlah 655

% 91

Kprawa Galur Tanah tinggi Jumlah

381 340 713 2154

361 261 548 1859

94,8 76,8 81,9 86,3

367 331 666 2019

96,3 97,4 93,4 93,7

Tabel 1.21 Data JumlahImunisasi DPT-HB3, POLIO 4 DAN CAMPAK Kelurahan

Target

Joharbaru

720

Kprawa

381

Galur

340

Tanah tinggi Jumlah

713 2154

DPT-HB3 Jumlah % 593 96, 6 314 96, 9 264 90, 7 505 82, 9 1676 91, 2

Polio 4 Jumlah % 597 97, 2 312 96, 3 258 88, 7 506 83, 1 1673 91

campak Jumlah % 585 95, 3 286 88, 3 255 87, 6 542 89 1668

90, 8

CakupanImunisasi di kecamatanJoharBarupadatahun 2016 adalah BCG: 93,7%, DPTHB3: 91,2%, Polio4 :91%. Kesimpulanimunisasi BCG belummencapai UCI sedangkanimunisasi DPT-HB3 dan polio4 sudahmencapai UCI di puskesmaskecamatanJOharbaru. b. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT, Td Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT,TD di Kecamatan Johar Baru dengan sasaran kelas 1 dan kelas 3 dengan pemberian imunisasi DT terhadap seluruh murid SD/MIkelas 1 danpemberianimunisasi Td terhadapmuridkelas 2 dan 3. BIAS DT,Tdbertujuanuntukmemberikankekebalankepadamurid SD/MI terhadappenyakitDiphteridan Tetanus sertaimplementasi T5 dosissesuaidenganrekomendasi WHO. Padatahun 2015 BIAS DT-Td dilaksanakanpadabulanoktober di 38 SD dan 2 MI dengansasaranmuridkelas 1 sebanyak 1504 orang, kelas 2 sebanyak 1624 orang dankelas 3 sebanyak 1719 orang denganhasil yang diimunisasipadakelas 1 sebanyak1372 orang (91%), kelas 2 sebanyak 1503 orang (93%), dankelas 3 sebanyak 1582 orang (92%). Table 1.22. Data jumlahimunisasi Bias DT-Td Di wilayahKecamatanJoharbarutahun 2015

c. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak BIAS Campak bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada murid SD/MI terhadap penyakit campak dengan sasaran murid kelas 1. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak di kecamatan Johar Baru tahun 2015 dilaksanakan padabulanmei di 38 SD dan 2 MI denganjumlahsasaran 1928 anak (98%). Table 1.22.Hasil BIAS Campak di wilayahPuskesmaskecamatanJoharbarutahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7

Puskesmas Kec.JoharBar u JoharBaru I JoharBaru II JOharbaru III Tanah tinggi Galur Kprawa Jumlah total

JumlahMurid SD MI 645 -

SD 627

Hasilcakupan % MI 97,21 -

193 189 339 143 237 58 1804

186 182 334 140 226 57 1752

96,37 96,30 98,53 97,90 95,36 98,28 97,1

90 34 124

84 32 116

% 93,33 94,12 93,5

d. Imunisasi TT-WUS dalam rangka Implementasi T.5 dosis Imunisasi TT-WUS yaitu pemberian imunisasi terhadap wanita usia subur dalam rangka implementasi T5 dosis unutk mencapai eliminasi Tetanus Neonatarum pada tahun 2015. JumlahsasaranBumil yang diimunisasisebanyak 2771 orang dan WUS yang tidakhamilsasarannyasebanyak 27.577 orang. Pencapaiantertinggi di PuskesmasKelurahantanahtinggi dan terendah di PuskesmasKelurahanGalur. Secara keseluruhan hasil TT WUS di kecamatan Johar Baru masih rendah dan perlu dipikirkan cara atau strategi untuk bisa mencapai target di tahun yang akan datang.

Tabel 1.23 HasilImunisasi TT di Wilayah PuskesmasKecamatanJOharbarutahun 2015 Keluraha n

Cakupan BUMIL (%)

Cakupan WUS tdkhamil

TT2 + Bumi

l Sasara n JB 792 Kprawa 607 Galur 584 Tnhtingg i Total

788 2771

TT 1 36. 7 49. 6 13. 9 39. 8 35, 6

TT 2 32. 7 42. 3 13. 7 42. 9 33, 7

TT 3

TT 4

TT 5

1.0

0.0

0.0

0.3

0.0

3.8 9.4 3,8

Sasara n

TT 1

TT 2

TT 3

TT 4

TT 5

7789

0.9

0.3

3.6

4.1

3.7

0.0

6229

0.2

0.8

3.4

2.9

3.2

0.0

0.0

6163

0.2

0.1

3.5

2.7

2.4

0.0 0

0.0 0

7396 27577

2.1 0,9

1.1 0,6

5.8 4,1

5.2 3,8

4.6 3,5

33.7 42.7 17.5 52.3 37,5

e. Pengelolaan Vaksin dan Cold Chain Pengelolaan rantai vaksin adalah pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur untuk menjaga vaksin tersimpan pada suhu dan kondisi yang ditetapkan. Tujuan umum dari mengelola vaksin yaitu meningkatkan kualitas program imunisasi melalui penerapan pengelolaan vaksin dan rantai vaksin yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tujuan khususnya yaitu sebagai acuan bagi petugas pengelola program imunisasi dalam melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap seluruh proses pengelolaan vaksin, mulai dari perencanaan, penerimaan, pendistribusian, penyimpanan dan penggunaan vaksin. f. Pengumpulan dan pengolahan data hasil cakupan imunisasi Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka evaluasi cakupan imunisasi. Data yang diperoleh bersumber dari semua unit pelayanan Puskesmas, rumah sakit pelapor, praktek bidan, praktek dokter. g. Pemberian imunisasi tambahan campak dan polio (kampanye imunisasi campak dan polio Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial untuk menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi campak, sebelum imunisasi campak dan polio dipergunakan secara luas didunia banyak anak terinfeksi campak dan polio. Program imunisasi campak, kampanye imunisasi campak dan polio adalah pergerakan kelompok sasaran imunisasi untuk mendapatkan imunisasi campak dan polio tambahan (tanpa memandang status imunisasi) yang dilakukan atas dasar ditemukannya permasalahan dari hasil pemantauan dan evaluasi. Tujuan: Umum Tercapainya target reduksi campak dan eradikasi polio Khusus 1. Untuk menghilangkan kelompok rawan campak di daerah resiko tinggi 2. Menurunkan kematian Campak sebesar 90% 3. Menjangkau anak aayang belum mendapatkan imunisasi polio dan campak pada pelayanan rutin 4. Memastikan tingkat imunitas di populasi cukup tinggi dengan cakupan >95% 5. Memastikan cakupan imunisasi polio tambahan yang tinggi (minimal 95%

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF