laporan stomata
October 3, 2017 | Author: Nurlaila Shofianita | Category: N/A
Short Description
Download laporan stomata...
Description
Pendahuluan
pengaruh
Stomata adalah lubang - lubang kecil
terhadap
densitas
stomata
(Mansfield, T.A. 1998).
yang berbentuk lonjong dan dikelilingi oleh
Secara morfologi, menurut Melcalfe &
dua sel epidermis khusus yang disebut
Chalk (1950), ada lima tipe stomata pada
dengan sel penutup (Guard Cell). Sel
dikotil yaitu :
penutup tersebut adalah sel - sel epidermis
a. Tipe anomosit (Ranunculaceous)
yang telah mengalami perubahan bentuk dan
Sel penutup dikelilingi sejumlah sel
fungsi sehingga dapat mengatur besarnya
tertentu yang tidak dapat dibedakan
lubang - lubang yang ada diantaranya
bentuk dan ukurannya dari sel
(Kartasaputra, 1988). Stomata terdiri dari
epidermis lain. Tipe ini terdapat pada
beberapa bagian, diantaranya adalah bagian
Ranunculaceae,Geraniaceae,Cappar
sel penutup, sel tetangga, dan ruang udara
daceae,Cucurbitaceae,Malvaceae,T
dalam.
amaricaceae,Schorphulariacea, dan
Pori
stomata
berfungsi
untuk
pertukaran gas antara atmosfer dengan
Papaveraceae.
sistem ruang antara sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis yang disebut rongga substomata (Loveless, 1991). Stomata dilindungi oleh sel penjaga dimana merupakan organ yang mampu merespon faktor lingkungan secara luas dan mengirimnya berupa sinyal - sinyal khusus. Kemampuan sel penjaga untuk mengatur tekanan
turgornya
tingkah
laku
menyatakan
merupakan
kontrol
Peneliti
modern
densitas
stomata
daun. bahwa
bergantung menurut keadaan lingkungan terutama berhubungan dengan konsentrasi CO2 di atmosfer. Ketika konsentrasi CO2 menurun, Perubahan
densitas
stomata
konsentrasi
CO2
akan
naik.
memiliki
Gambar 1. Stomata tipe anomosit b. Tipe anisosit (Cruciferous) Sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama ukurannya. Tipe ini terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum, dan Sedum.
d. Tipe diasit (Caryophillaceous) Setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya tegak lurus stomata. Tipe ini terdapat pada Caryophyllaceae dan Acanthaceae.
Gambar 2. Stomata tipe anisositik c. Tipe parasit (Rubiaceous) Setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata. Tipe ini terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, dan Mimosaceae, beberapa genus dari Papilionaceae
seperti
Ononis,
Arachis, Phaseolus, dan Psoralea, dan beberapa spesies dari familia lain.
Gambar 4. Stomata tipe diasitik e. Tipe aktinosit Tipe aktinosit merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel tetangga yang teratur menjari. Tipe ini antara lain terdapat pada teh (Camellia sinensis) (Mulyani, 2006). Tumbuhan
mampu
merespon
perubahan CO2 di lingkungannya dengan melebarkan pori - pori stomata untuk fotosintesis dan transpirasi. Konsentrasi CO2 pada substomata dapat digunakan untuk menganalisa keberadaan CO2 dan air yang menguap di udara melalui permukaan daun (Hastein, Stefan; Dirk de Beer; Hubert H. Felle. 2001).
Gambar 3. Stomata tipe parasitic
Udara (atmosfer) 99 % tersusun atas oksigen dan nitrogen serta gas mulia, CO2, NO3, O3 dan Pb, dan sebagian adalah
komponen minor. Pencemaran udara berarti
kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia
hadirnya satu atau beberapa kontaminan di
yang disemprotkan kendaraan, dll (Wisnu,
dalam udara atmosfer di luar, seperti debu,
2001).
busa, gas, kabut, bau-bauan, asap atau debu
Permasalahan yang akan dibahas
dengan
adalah bagaimana pengaruh pencemaran
berbagai sifat, hingga dapat menimbulkan
udara terhadap bentuk stomata daun. Tujuan
gangguan-gangguan
dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
dalam
kuantitas
yang
banyak
terhadap
kehidupan
manusia, tumbuhan atau hewan. Setiap
pengaruh
pembebasan bahan atau zat - zat ke dalam
struktur stomata dari daun Pterocarpus
udara atmosfer tidak harus selalu dikatakan
indicus dan Codiaeum variegatum.
pencemaran udara karena bahan kontaminan belum menjurus pada suatu
kemampuan
secara potensial untuk mengubah stabilitas
pencemaran
udara
terhadap
Metodologi Alat
yang
digunakan
dalam
dan kualitas kelestarian udara atmosfer
praktikum ini adalah selotip, kaca obyek dan
(Kristanto, 2002). Sumber polutan udara di
kaca penutup, mikroskop, dan kamera
daerah perkotaan adalah transportasi dan
digital. Bahan yang digunakan adalah daun
industri yang menyebabkan kadar gas - gas
Pterocarpus
minor ini meningkat. Gas - gas minor tersebut
variegatum yang diambil dari daerah Perak
akan bereaksi dengan sesamanya di atmosfer,
Surabaya, dan kuteks.
sehingga dapat menimbulkan senyawa baru yang akan berperan sebagai polutan sekunder. (Arifin, 1989). Secara umum, penyebab pencemaran udara ada 2 macam yaitu karena faktor - faktor
indicus
dan
Codiaeum
Langkah awal yang dilakukan adalah mengambil daun Pterocarpus indicus dan Codiaeum variegatum di daerah Perak Surabaya pada tanggal 30 Maret 2010 pukul
eksternal
09.30 WIB. Setelah daun diambil, daun
(manusia). Contoh faktor internal adalah debu
direndam dengan air selama 1 jam. Lalu
yang berterbangan akibat tiupan angin, debu -
daun dibungkus plastik dan dimasukkan ke
debu yang dikeluarkan dari letusan gunung
dalam lemari es selama 1 hari. Masing-
berapi beserta gas - gas vulkanik, proses
masing daun yang telah siap kemudian
pembusukan sampah organic, dll. Sedangkan
diolesi kuteks dan ditunggu sampai kering.
contoh factor eksternal adalah adanya hasil
Setelah kering, kuteks ditutup dengan isolasi
pembakaran bahan bakar fosil, debu dari
dan didiamkan sampai menempel lalu
internal
(alamiah)
dan
faktor
ditarik. Isolasi tersebut ditempelkan pada
bertujuan untuk menjaga stomata agar tetap
objek gelas untuk diamati pada mikroskop.
membuka. Lalu daun dibungkus plastik dan
Setelah terlihat di mikroskop, kemudian
dimasukkan ke dalam lemari es selama 1
difoto dan digambar. Stomata normal dan
hari. Masing - masing daun yang telah siap
abnormal dihitung dan dicari prosentase
kemudian diolesi kuteks dan ditunggu
kerusakannya.
sampai
kering.
Setelah
kering,
ditutup
dengan
isolasi
dan
Hasil dan Pembahasan Praktikum
didiamkan
sampai menempel lalu ditarik. Penggunaan untuk
kuteks ini supaya bagian epidermisnya
mengetahui pengaruh pencemaran udara
menempel pada isolasi sehingga dapat
terhadap
daun
diamati di bawah mikroskop. Isolasi tersebut
Codiaeum
ditempelkan pada objek gelas untuk diamati
struktur
Pterocarpus
ini
kuteks
bertujuan
stomata
indicus
dan
dari
variegatum. Langkah awal yang dilakukan
pada
adalah mengambil daun Pterocarpus indicus
mikroskop,
dan Codiaeum variegatum di daerah Perak
digamba, dan dihitung dan dicari prosentase
Surabaya pada tanggal 30 Maret 2010 pukul
kerusakannya.
09.30 WIB. Pengambilan ini dilakukan antara pukul 09.00 - 13.00 WIB karena stomata memiliki jam biologis dimana stomata akan membuka dan menutup. Jam biologis stomata untuk membuka adalah antara pukul 06.00 - 18.00 WIB sedangkan jam biologis stomata mulai menutup adalah antara pukul 21.00 - 03.00 WIB. Siklus membuka dan menutupnya stomata dapat dilihat lebih jelas pada halaman lampiran. Setelah daun diambil, daun dicuci dan direndam dengan air selama 1 jam.
mikroskop. hasil
Kondisi pengambilan
Setelah yang
terlihat
tampak
lingkungan stomata
di
di
difoto,
saat
daerah
Perak
Surabaya adalah panas dan banyak polutan dimana banyak sekali kendaraan yang melintas di jalan raya. Pada permukaan daun Pterocarpus
indicus
dan
Codiaeum
variegatum ditemukan debu - debu berwarna hitam. Tipe stomata pada daun Pterocarpus indicus dan Codiaeum variegatum adalah tipe parasitik dimana setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata.
Daun terlebih dahulu dicuci supaya debu -
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat
debu yang menempel pada permukaan daun
dilihat bahwa daun Pterocarpus indicus
hilang. Perendaman daun selama 1 jam ini
memiliki
prosentase
kerusakan
stomata
Gambar 5. Hasil pengamatan stomata daun
sebesar 36,36 %, dimana jumlah stomata
Pterocarpus
abnormal adalah 4 dan jumlah stomata
ditunjukkan oleh nomor 1 adalah stomata
normal adalah 7. Stomata abnormal pada
abnormal dan nomor 2 adalah stomata
daun
normal.
Pterocarpus
indicus
ditunjukkan
dengan bentuk porus yang menutup pada siang hari yang dilakukan saat pengambilan. Porus stomata Pterocarpus indicus menutup pada
siang
hari
dikarenakan
adanya
pengaruh gas polutan yang terlalu banyak sehingga
terlalu banyak emisi gas buang
kendaraan mempengaruhi
bermotor tanaman
yang yang
sangat berada
di
sekitarnya dan banyak mencemari tanaman tersebut. Jika dibandingkan dengan stomata abnormal, stomata daun Pterocarpus indicus
indicus,
dimana
yang
Sedangkan pada hasil pengamatan pada stomata daun Codiaeum variegatum didapatkan prosentase kerusakan stomata sebesar 68,75 %, dimana jumlah stomata abnormal adalah 11 dan jumlah stomata normal adalah 5. Stomata abnormal yang ditemukan pada daun Codiaeum variegatum ditunjukkan dengan adanya bintik - bintik berwarna hitam di daerah porus. Bintik bintik ini mengindikasikan adanya timbunan ion - ion dari gas polutan. Jika dibandingkan
yang normal tetap membuka.
dengan stomata daun Codiaeum variegatum yang normal, dapat terlihat perbedaannya dimana tidak ditemukan bintik - bintik hitam 1 2
di daerah porus.
Daftar Pustaka 1
Arifin. 1989. Dasar Klimatologi Pertanian. Universitas Brawijaya : Malang
Hastein, Stefan; Dirk de Beer; Hubert H. Felle. 2001. Miniaturised Carbon 2
Dioxide
Sensor
Design
for
Measurements Within Plant Leaves. Botanisches Institute I, Justus Liebig Universitat : German Kartasaputra,
A.G.
1998.
Pengantar
Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang Gambar 6. Hasil pengamatan stomata daun Codiaeum
variegatum,
dimana
yang
ditunjukkan oleh nomor 1 adalah stomata normal dan nomor 2 adalah stomata abnormal.
Sel dan Jaringan. Bina Aksara: Jakarta Kristanto, Philip . 2002 . Ekologi Industri . Andi : Yogyakarta Loveless, A.R . 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah
Kesimpulan Dari hasil praktikum ekofisiologi tumbuhan dimana gas polutan berpengaruh terhadap
struktur
stomata
daun.
stomata
daun
Pterocarpus
Tropik . Gramedia : Jakarta Mansfield, T.A. 1998. Stomata and plant
Pada
water relations: does air pollution
indicus
create problems?. Department of
ditemukan stomata abnormal berupa porus
Biological
yang menutup pada siang hari, sedangkan
Environmental
pada stomata daun Codiaeum variegatum
Sciences,
ditemukan stomata abnormal dengan adanya
Lancaster
bintik - bintik berwarna hitam di daerah porus
yang
mengindikasikan
akumulasi ion - ion gas polutan.
adanya
Sciences,
Institute
and
of
Natural
Lancaster University :
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta Wisnu Arya Wardana. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi
Andi : Yogyakarta
Lampiran
Salisbury dan Ross ( 1995 ) menyatakan ada
1. Perhitungan prosentase kerusakan stomata a. Stomata daun Pterocarpus indicus Prosentase
Gambar 7. Siklus buka tutup stomata
= stomata abnormal X 100 % stomata normal = 11 X 100 % 16
beberapa
mempengaruhi
membuka dan menutupnya stomata yaitu : 1.
Faktor eksternal : Intensitas cahaya
matahari, konsentrasi CO2 dan asam absisat (ABA). Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air, sehingga stomata
membuka
pada
pagi
hari.
juga menyebabkan stomata membuka. 2.
b. Stomata daun Codiaeum variegatum = stomata abnormal X 100 % stomata normal = 4
yang
Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun
= 68,75 %
Prosentase
faktor
X 100 %
11 = 36,36 %
Faktor internal (jam biologis) : Jam
biologis memicu serapan ion pada pagi hari sehingga stomata membuka, sedangkan malam hari terjadi pembebasan ion yang menyebabkan stomata menutup, Hasil
penelitian
menunjukkan
adanya perbedaan lebar porus stomata pada pagi, siang, dan sore hari. Hal ini diduga adanya pengaruh suhu tinggi 30-350C
2. Siklus membuka dan menutup stomata
dimana stomata biasanya menutup atau menutup
sedikit
sebagai
respon
tidak
langsung terhadap keadaan rawan air dan laju respirasi, sehingga CO2 dalam daun juga naik. Suhu lingkungan juga mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata. Pada pagi hari suhu lingkungan masih seimbang dengan suhu tubuh tanaman, sehingga penguapan air tanaman masih terkontrol.
Sedangkan pada siang hari suhu lingkungan sudah mulai naik sementara suhu tanaman masih rendah, sehingga porus stomata mulai menyempit secara perlahan mengurangi penguapan (transpirasi). Pada sore hari cahaya
matahari
mulai
a. Gambar
b. 8.
Permukaan
bawah
daun
Codiaeum variegatum (a) dan Pterocarpus indicus (b)
berkurang
intensitasnya, sehingga suhu lingkungan menjadi turun. Porus stomata akan mulai membesar lagi tetapi tidak semaksimal pembukaan pada pagi hari karena sore a.
sampai malam hari stomata akan menutup lagi secara perlahan (Santosa, 1990). 3. Foto Praktikum
b. Gambar 9. Permukaan bawah daun yang diberi kuteks pada Codiaeum variegatum (a) dan Pterocarpus indicus (b)
a.
b. Gambar 10. Permukaan bawah daun yang diisolasi pada Codiaeum variegatum (a) dan Pterocarpus indicus (b)
Gambar 11. Preparat stomata yang siap diamati dibawah mikroskop
View more...
Comments