LAPORAN SL HUTAN WANAGAMA

December 8, 2018 | Author: Khaerul Senhu | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN SL HUTAN WANAGAMA...

Description

LAPORAN STUDI LAPANGAN HUTAN WANAGAMA

Disusun Oleh : Kelompok 2 Prodi Pendidikan Biologi Subsidi Alfi Alfiah ah Nuru Nurull Wa Wahi hida dah h

(083 (08304 0424 2410 1019 19))

Fatc Fatchi hiya yatu tull Umma Ummah h

(093 (09304 0424 2410 1023 23))

Agus Agusti tina na Yuss Yussy y Wija Wijaya yant ntii

(093 (09304 0424 2410 1002 02))

Arin Arinii Rahm Rahmaw awat atii S.

(093 (09304 0424 2410 1024 24))

Mukh Mukhar arom omah ah Rahm Rahmaw awat atii

(093 (09304 0424 2410 1003 03))

Elfa Elfa Triy riyani ani

(0930 093042 4241 4102 025) 5)

 

Nov Novaa Dwis Dwisat atri ri Angg Anggra raen enii

(093 (09304 0424 2410 1004 04))

Chom Chomar ariy iyah ah

(093 (09304 0424 2410 1027 27))

Indy Indy Lai Laili Fitri triani ani

(093 (09304 0424 2410 1006 06))

Winar inarssih

(0930 093042 4241 4103 030) 0)

Atia Atiah h Hest Hestin inin ing g Tyas Tyas

(093 (09304 0424 2410 1007 07))

Deny Deny Suli Sulist stya yani ni

(093 (09304 0424 2410 1034 34))

Selvia Febriani

(09304241010)

Latifah Zuliyanti

(09304241036)

Tyas Tyas utam utamii

(093 (09304 0424 2410 1011 11))

Nett Netty y Ardi Ardian anti ti

(0930 093042 4241 4103 039) 9)

Asr Asri Puspi uspittasar asarii

(093 (09304 0424 2410 1013 13))

Novi Novi Nury Nuryan anti ti

(0930 093042 4241 4104 040) 0)

Rifk Rifkiie Aziz Aziz Agus gustian tian

(093 (09304 0424 2410 1015 15))

Khae Khaerrul Huse Husen n

(0930 093042 4241 4104 042) 2)

Hana Hanafi fiaa Paha Pahard rdin inii

(093 (09304 0424 2410 1017 17))

Pusp Puspit itaa Eka Eka Sept Septia iana na (093 (09304 0424 2410 1045 45))

Tri Utami

(09304241018)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

A. JUDUL

Analisis Vegetasi

B. POKO POKOK K BAH BAHAS ASAN AN

Analisis Vegetasi ke Hutan Wanagama

C. SUBPO SUBPOKO KOK K BAHA BAHASA SAN N

1.

Tekn Teknik ik Plo Ploti ting ng den denga gan n meng menggu guna naka kan n “Qua “Quadr drat at Sam Sampl plin ing g Tech Technq nque ues” s”

2.

Tekn Teknik ik plo plotl tles esss deng dengan an men mengg ggun unak akan an “Po “Poin intt Quar Quarte teer er Tec Techn hniq ique ues” s”

D. PRIN PRINSI SIP P DASA DASAR  R 

A.

Vegetasi Vegetasi merupakan unsur yang dominan yang mampu berfungsi sebagai pembentuk ruang, pengendalian suhu udara, memperbaiki kondisi tanah dan sebagainya. Vegetasi dapat menghadirkan estetika tertentu yang alamiah dari garis, bentuk, warna, dan tekstur yang ada dari tajuk, daun,   batan batang, g, cabang, cabang, kulit batang batang,, akar, akar, bunga, bunga, buah maupun aroma aroma yang yang diti ditimb mbul ulkan kan dari dari daun daun,, bunga bunga maupu maupun n buahn buahnya ya (Roch (Rochma man, n, 2005) 2005).. Kimb Kimbal alll (200 (2005) 5) meny menyat atak akan an bahw bahwaa huta hutan n huja hujan n trop tropis is menc mencap apai ai  perkembangan sepenuhnya pada bagian belahan bumi sebelah barat dan mencapai mencapai perkembangan perkembangan sepenuhnya di bagian tengah dan selatan,san selatan,sangat gat  beragam spesiesnya. Disana, jarang dijumpai dua pohon dari spesies yang sama tumbuh berdekatan.vegetasinya sedemikian rapat sehingga cahaya sangat

sedikit

yang

sampai

ke

dasar

hutan.

Wilayah hutan hujan tropis mencakup ± 30% dari luas permukaan bumi dan terdapat mulai dari Amerika Selatan, bagian tengah dari benua Afrika, sebagi sebagian an anak anak benua benua India, India, sebagi sebagian an besar besar wilaya wilayah h Asia Asia Selata Selatan n dan wila wilaya yah h Asia Asia Teng Tenggr gra, a, gugus gugusan an kepul kepulaua auan n di samu samudr draa Pasi Pasifi fik, k, dan sebagian kecil wilayah Australia. Pada umumnya wilayah hutan hujan tropis tropis dicirikan dicirikan oleh adanya 2 musim dengan perbedaan yang jelas, yaitu musim musim penghuj penghujan an dan musim musim kemara kemarau. u. Ciri Ciri lainny lainnyaa adalah adalah suhu suhu dan kele kelemb mbab aban an udar udaraa yang yang tingg tinggi, i, demi demiki kian an juga juga deng dengan an curah curah huja hujan, n, sedan edangk gkan an

huj hujan

merat erataa

sepan epanjjang ang

tahu tahun n

(Ewu Ewusie, sie,

1980 1980). ).

Menurut Soedjiran et all (1993) hutan hujan tropis (tropical rain forest) terdapat di daerah tropis yang basah dengan curah hujan yang tinggi dan tersebar sepanjang tahun, seperti di Amerika tengah dan selatan, Asia tenggar tenggara, a, Indone Indonesia sia dan Austra Australia lia timur timur laut. laut. Dalam Dalam hutan hutan ini pohonpohon  pohonn pohonnya ya tinggi tinggi dan pada pada umumny umumnyaa berdau berdaun n lebar lebar dan selalu selalu hijau, hijau,  jumlah  jumlah jenis besar. Sering terdapat terdapat paku-paku paku-paku pohon, tanaman merambat merambat   berka berkayu yu liana liana yang yang sering sering dapat dapat mencap mencapai ai puncak puncak pohonpohon-poho pohon n yang yang tinggi dan epifit. Hutan ini kaya akan jenis-jenis hewan invertebrata dan vertebrata. Analisis vegetasi hutan merupakan studi untuk mengetahui komposisi dan struktur struktur hutan. Kegiatan Kegiatan analisis analisis vegetasi pada dasarnya dasarnya ada dua macam, yaitu metode dengan petak dan tanpa petak. Salah satu metode dengan   petak petak yang yang banyak banyak digunak digunakan an adalah adalah kombin kombinasi asi antara antara metode metode jalur  jalur  (unt (untuk uk risa risala lah h poho pohon) n) deng dengan an meto metode de gari gariss peta petak k (unt (untuk uk risa risala lah h  permudaan) dalam kegiatan-kegiatan penelitian di bidang ekologi hutan sepert sepertii halnya halnya pada pada bidangbidang-bid bidang ang ilmu ilmu lainny lainnyaa yang yang bersan bersangkut gkut paut paut dengan Sumber Daya Alam (Latifah, 2005).

B.

Struktur Vegetasi Struktur vegetasi merupakan susunan anggota komunitas vegetasi   pada pada suatu suatu area area yang yang dapat dapat dinil dinilai ai dari dari tingkat tingkat densita densitass (kerap (kerapata atan) n)

individu dan diversitas (keanekaragaman) jenis. Komposisi dan struktur  suatu suatu vegeta vegetasi si merupa merupakan kan fungsi fungsi dari dari bebera beberapa pa faktor faktor sepert sepertii : flora flora setemp setempat, at, habita habitat, t, (ikli (iklim,t m,tana anah h dan lain-l lain-lain ain), ), waktu waktu dan kesemp kesempata atan. n. Komposisi Komposisi dan struktur struktur vegetasi tumbuhan tidak dapat dilepaskan dilepaskan dari  pentingnya mengetahui air tanah dan ketersediaan air tanah bagi tumbuhan di sekitarnya. Ketersediaan air dalam tanah ditentukan oleh kemampuan  partikel tanah memegang air. Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah anah yang yang terda erdapa patt

dal dalam ruan ruangg-ru ruan ang g

ant antar but butir

tanah anah yang yang

membentuknya. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal terdapat pada bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap terhadap proses proses pembentukan pembentukan tanaman. Melalui profil, kedalaman air dapat diduga berdasarkan tinggi, maka air  tanah yang selalu mengalami periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar lainnya. Kedalaman muka air tanah yang dimaksud adalah kedalaman muka priotik yaitu kedalaman muka air  tanah

sumur-sumur

gali

yang

ada

(Kusumawati,

2008).

Penyelamat Penyelamatan an fungsi hutan dan perlindungany perlindunganyaa sudah saatnya menjadi tumpuan tumpuan harapan harapan bagi kelangsungan kelangsungan jasa produksi ataupun lingkungan untu untuk k menj menjaw awab ab kebut kebutuha uhan n mahkl mahkluk uk hidu hidup p Mengi Menging ngat at tingg tinggii dan dan   penti pentingy ngyaa nilai nilai hutan, hutan, maka maka upaya upaya pelest pelestari arian an hutan hutan wajib wajib dilakuk dilakukan an apap apapap apun un

kons konsek ekue uens nsii

yang yang

haru haruss

diha dihada dapi pi,,

kare karena na

sebe sebetu tuln lnya ya

  penin peningka gkatan tan produk produktiv tivita itass dan pelest pelestari arian an serta serta perlin perlindung dungan an hutan hutan sebena sebenarny rnyaa mempuny mempunyai ai tujuan tujuan jangka jangka panjan panjang. g. Produkt Produktivi ivitas tas tegaka tegakan n ataupun ekosistem hutan Perlindungan dan aspek kesehatan hutan sebagai mata

rantai

pemeliharaan

(Marsono,

2004).

Perlindungan dan aspek kesehatan hutan sebagai mata rantai pemeliharaan atau atau pembin pembinaan aan hutan hutan harus harus merupa merupakan kan bagian bagian yang yang tak terpis terpisahka ahkan n dalam satu kesatuan pengelolaan hutan dalam rangka melindungi hutan   berik berikut ut kompon komponen en yang yang ada didala didalamny mnyaa dari dari berbaga berbagaii macam macam faktor  faktor   penyebab  penyebab kerusakan. kerusakan. Hutan jika ditinjau dari aspek kesehatannya kesehatannya terbagi terbagi atas atas tiga tiga kompon komponen en yakni yakni dari dari sisi sisi pemanf pemanfaat aatan an yakni yakni pada tegakk tegakkan an

huta hutan, n, ling lingku kunga ngan n yakn yaknii terh terhad adap ap sebua sebuah h komun komunit itas as dan dan kese keseha hata tan n ekosistem yang lebih menjurus pada landscape (Marsono, 2004).

C.

Hutan Wanagama Kawasan Hutan Wanagama yang luasnya hampir mencapai 600 hektar merupakan tumpuan harapan bagi banyak orang yang bermukim di Daerah Istimewa Istimewa Yogyakarta Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya sekitarnya untuk kepentingan kepentingan ekonomis ataupun kebutuhan akan jasa lingkungan sebagai paru–paru kota dan sebagai media pembelajaran alamiah ataupun oleh pemerintah daerah sebaga sebagaii salah salah satu satu aset aset wisata wisata alam alam bagi bagi daerah daerah Istime Istimewa wa Yogyaka Yogyakarta rta (DIY (DIY). ). Meng Mengin inga gatt bany banyakn aknya ya manf manfaat aat yang yang dapat dapat dipe dipero role leh h lewa lewatt kehadi adiran

kawas wasan

Hutan

wan wanagama

ini, ni,

maka

upa upaya

untuk 

memper mempertah tahanka ankan n fungsi fungsi dan peran peran kawasan kawasan ini harus harus terus terus dilaku dilakukan kan (Irwanto,

2006).

Bahwa hutan yang sehat terbentuk apabila faktor-faktor biotik dan abiotik  dalam hutan tersebut tersebut tidak menjadi menjadi faktor faktor pembatas pembatas dalam pencapaian tujuan pengelolaan hutan saat ini maupun masa akan datang. Kondisi hutan sehat ditandai oleh adanya pohon-pohon yang tumbuh subur dan produktif, akum akumul ulas asii biom biomas asaa dan dan sikl siklus us hara hara cepa cepat, t, tida tidak k terj terjad adii keru kerusa saka kan n signif signifika ikan n oleh oleh organi organisme sme penggan pengganggu ggu tumbuha tumbuhan, n, serta serta membent membentuk  uk  ekosistem

yang

khas

(Kimmins,

1987).

Ekosis Ekosistem tem hutan hutan yang yang sehat sehat terbent terbentuk uk setela setelah h hutan hutan mencap mencapai ai tingka tingkatt   perkembangan klimaks, yang ditandai oleh tajuk berlapis, pohon-pohon  penyusun terdiri atas berbagai tingkat umur, didominasi oleh pohon-pohon   bes besar ar,, sert sertaa adan adanya ya rimp rimpang ang yang yang terb terben entu tuk k kare karena na mati matiny nyaa pohon pohon.. Ekos Ekosis iste tem m huta hutan n yang yang seha sehatt terc tercap apai ai bila bila temp tempat at tumb tumbuh uhny nyaa dapat dapat mendukung ekosistem untuk memperbaharui dirinya sendiri secara alami, memper mempertah tahanka ankan n divers diversita itass penutup penutupan an vegetas vegetasi, i, menjam menjamin in stabi stabilit litas as habitat untuk flora dan fauna, serta terbentuknya hubungan fungsional di

antara komunitas tumbuhan, hewan dan lingkungan (Widyastuti, 2004). Kesehatan hutan dan kesehatan ekosistem tersebut menunjukkan bahwa kedu keduan any ya

meru merupa paka kan n

tingka ngkattan-t an-tin ingk gkat atan an

integ ntegrrasi asi

biol biolog ogiis.

Konsek Konsekuen uensin sinya ya ialah ialah antara antara keduany keduanyaa mempuny mempunyai ai karakt karakteri eristi stik k yang yang sama, sama, namun namun demiki demikian an terdap terdapat at perbeda perbedaan an yang yang fundam fundament ental. al. Aspek  Aspek  kesehatan ekosistem lebih berhubungan dengan pola penutupan vegetasi dalam kisaran kondisi-kondi kondisi-kondisi si ekologi yang luas, sedangkan kesehatan kesehatan hutan hutan lebih lebih meneka menekankan nkan pada kondisi kondisi untuk untuk memper memperole oleh h manfaa manfaatny tnyaa (Sumardi,2004).

E. ALAT ALAT DAN DAN BAH BAHAN AN 1. QUAD QUADRA RAT T SAMPL SAMPLIN ING G TECHN TECHNIQ IQUE UES S

a.

Patok

(40 batang)

b.

Tali (plastic terpilin lebih baik)

(3 ball raksasa)

c.

Meteran panjang (roll meter)

(30 meter)

d.

Pisau tajam

(1 buah)

e.

Kantong plastic tipis (1 kg)

(100 biji)

f.

Steples kecil dengan isinya

(1 buah)

g.

Kertas label

(100 lembar)

h.

Spidol permanen kecil

i.

Kamera

(1 buah) ( 1 buah)

2. POIN POINT T QUAR QUARTE TER R TECH TECHNIQ NIQUE UES S a.

Patok

20 buah)

b.

Meteran panjang / roll meter

(1 buah)

c.

Alat-alat untuk data abiotik:



Thermometer

(1 buah)



Hygrometer

(1 buah)



Roll meter pendek / metlin

(1 buah)

Menyiapkan alat dan baham yang dibutuhkan.

Memilih lokasi pengamatan dan batas-batasnya. Membuat plot seluas 4x4 m. Kemudian mencatat dan menghitung jumlah spesies yang ada.

Memperluas plot sebesar dua kali lipat dari luas sebelumya d an kembali menghitung jumlah spesiesyang ada. Teerus melakukan hal F. LANG LAmencatat NGKA KAH Hserta KERJ KE RJA A 1.

ini hingga tidak ditemukan spesies baru pada plot tersebut. QUADRAT SAMPLING TECHNIQUES Mengolah data yang diperoleh untuk mendapatkan grafik untuk menentukan luas minimal plot.

Setelah luas miimal plot dikeyahui, membuat plot seluas plot minimal sebanyak beberapa kali. Mencatat dan menghitung jumlah spesies yang ada.

Mengolah data yang diperolek untuk mendapatkan grafik penentuan jumlah minimal plot.

Melakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh untuk mendapatkan nilai penting.

Menginterpretasikan hasil yang diproleh.

2. POIN POINT T QUAR QUARTE TER R TECH TECHNIQ NIQUE UES S



Contoh pembuatan arah garis pertama dan kedua bserta pengukuran jarak.

Compass line (garis  pertama

 Jarak yang diukur  Garis kedua

Sampling  point 





Cara menentukan nilai penting adalah sebagai berikut. Tetapkan jarak rata-rata antarpohon (digunakan jarak antara pohon dan point), yang selanjutnya dikenal sebagai D (mean distance). D (mean distance) = total jarak pohon dari seluruh pengukuran : jumlah seluruh quarter 



Densitas absolute seluruh spesies dalam luas area tertentu (jumlah pohon seluruh spesies dalam luas area tertentu). Jika digunakan luas area = 100 m2, maka: Densitas absolute seluruh spesies tiap 100 m2 = 100 : D2

…………..

…………….(A) •

Tetapkan jumlah pohon masing-masing spesies setiap quarter  = jumlah jumlah pohon spesies spesies ybs pada seluruh seluruh quarter quarter : jumlah jumlah seluruh seluruh quarter ..(B)



Densitas absolute spesies ybs (jumlah pohon spesies ybs setiap luas area 100 m2)

= (jumlah pohon sp ybs pada seluruh quarter : jumlah seluruh quarter) x densitas seluruh spesies tiap 100 m2 Atau = (B) x (A) Densitas relative spesies ybs: = (densitas absolute sepsies ybs : total densitas absolute seluruh spesies) x 100% •

Dominansi absolute spesies ybs: a = rata-rata basal area spesies ybs x densitas den sitas absolute spesies ybs  b = rata-rata luas penutupan spesies ybs x densitas absolute spesies ybs Dominansi relative spesies ybs; = (dominansi absolute spesies ybs : total dominansi asout seluruh spesies) x 100%



Frekuensi absolute spesies ybs: = (jumlah point yang ada speies ybs : seluruh point) x 100%



 Nilai penting = densitas relative + dominansi relative + frekuensi relatif 

G.

DATA HASIL PENGAMATAN 1. DATA SPESIES SPESIES PADA PADA SAAT PENENTUAN PENENTUAN LUAS LUAS MINIMAL MINIMAL PLOT PLOT

Nama Spesies

Plot

Jumlah

I

II

III

IV

V

Podocarpus

127

27

16

53

199

422

Mahoni

11

6

7

28

19

71

Leresede

9

14

46

238

74

381

Akasia

1

2

7

17

Mlanding

3

6

11

100

Kerinyu

6

2

26

69

Sembung

6

Sembukan

5

27 22

142 103 6

10

10

6

4

31

Duwet

3

Paku Suplir

2

2

B

4

6

Jamur bentuk bunga

2

2

C

1

1

D

8

E

1

1

F

1

1

16

7

1

4 14

24 24

25

G

1

Rikateku

3

Rurukem

1

1 4

I

2

Rumput Gajah

2

Risaradan

3

2

3

8

2

3

10 2

20

22 3

L

1

1

2

Suweg

2

3

5

Tapak Liman

5

5

Jamur berbentuk tudung

3

3

Dandelion

2

2

2. DATA DATA QUADR QUADRAT AT SAMP SAMPLIN LING G TE TECHN CHNIQU IQUES ES

Plot

Nama Spesies

Jumlah

I

II

Podocarpus

127

27

154

Mahoni

11

6

17

Leresede

9

14

23

Akasia

1

2

3

Mlanding

3

6

9

Kerinyu

6

2

8

Sembung

6

Sembukan

5

6 10

15

Duwet

3

3

Paku Suplir

2

2

B

4

4

Jamur bentuk bunga

2

2

C

1

1

D

8

8

E

1

1

F

1

1

G

1

1

Rikateku

3

3

Rurukem

1

1

3. PERHITUNG PERHITUNGAN AN DATA QUADRAT QUADRAT SAMPLING SAMPLING TECHNIQUE TECHNIQUES S Nama

Densitas

Densitas

Frekuensi

Frekuensi

Nilai

Spesies Podocarpus Mahoni Leresede Akasia Mlanding Kerinyu Sembung Sembukan Duwet Paku Suplir B Jamur 

Absolut 4,8125 0,53125 0,71875 0,09375 0,28125 0,25 0,1875 0,46875 0,09375 0,0625 0,125 0,0625

Relatif  58,77863% 6,48855% 8,77863% 1,14504% 3,43511% 3,05344% 2,29008% 5,72519% 1,14504% 0,76336% 1,52672% 0,76336%

Absolut 1 1 1 1 1 1 0,5 1 0,5 0,5 0,5 0,5

Relatif  7,69% 7,69% 7,69% 7,69% 7,69% 7,69% 3,85% 7,69% 3,85% 3,85% 3,85% 3,85%

Penting 66,48663 14,17855 16,46863 8,83504 11,12511 11,19344 6,14008 13,41519 4,99504 4,61336 5,37672 4,61336

 bentuk 

Rank 

1 3 2 7 6 5 9 4 11 12 10 12

 bunga C D E F G Rikateku Rurukem Total

0,03125 0,25 0,03125 0,03125 0,03125 0,09375 0,03125 8,1875

0,38168% 3,05344% 0,38168% 0,38168% 0,38168% 1,14504% 0,38168% 100%

0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 13

3,85% 3,85% 3,85% 3,85% 3,85% 3,85% 3,85% 100%

4,23168 6,90344 4,23168 4,23168 4,23168 4,99504 4,23168

13 8 13 13 13 11 13

4. DAT DATA ABIO ABIOTI TIK  K 

Plot

Komponen Abiotik 

I

II

Suhu

25°C

25°C

Intensitas Cahaya

590 cd

480 cd

Kelembaban Udara

61%

61%

Tekstur Tanah

Gembur

Gembur  

5. DATA DATA POIN POINT T QUAR QUARTER TER TECHNI TECHNIQUE QUES S

Poi nt

Quart er

1

I

2

II III IV I II III IV

Poi nt

Quart er

Nama Spesies

Basal Area (cm2)

 Jarak  Pohon (m)

Diamet er Batang (cm)

Diameter Tajuk (m) D1

D2

Luas Penutupan (m2)

Podocarp us Leresede Mahoni Leresede Leresede Leresede Leresede Akasia

28,26

0,6

5

3

2,52

23,94

7 ,0 6 5 3 0 ,6 6 63,58 12,56 3 14 19,62 3,4

1 ,8 4 1 ,3 2 0 ,6 3 0,6 1,5 0 ,9 9 1,4

3 20 7 2 3,5 2 ,2 5 3,5

1 ,3 7,43 2,88 1 ,1 2 ,7 3 ,5 6 ,3

0,56 2 ,2 1,94 0,85 0 ,4 2 ,5 3 ,9

2 ,7 2 72,86 18,25 2 ,9 9 7 ,5 5 28,28 8 ,1 7

Nama Spesies Center

Basal Area (cm2)

 Jarak  Pohon (m)

Diamet er Batang (cm)

Diameter Tajuk (m)

Luas Penutupan (m2)

1

I

2

I

Podocarp us Mahoni

38,46

0

5

1,96

3,016

12,56

0

3

0,35

0,096

H. PEMB PEMBAH AHAS ASAN AN

Pengamatan kami kali ini adalah menuju ke Hutan Wanagama. Kami melaku melakukan kan analis analisis is vegetas vegetasii di hutan hutan tersebu tersebut. t. Kami Kami melaku melakukan kan dua buah buah teknik pengamatan, pengamatan, yaitu quadrat quadrat sampling sampling techniq techniques ues dan point point quarter  quarter 

techniques . Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari struktur vegetasi dan membu membuat at interp interpret retasi asi fungsi fungsi komuni komunitas tas tumbuh tumbuhan an pada pada tegaka tegakan n yang yang dipe dipela laja jari ri..

Beri Beriku kutt

adal adalah ah

pemb pembah ahas asan an

meng mengen enai ai

anal analis isis is

vege vegeta tasi si

menggunakan quadrat  sampling   sampling techniques. Dalam teknik  quadrat  sampling quadrat  sampling techniques techniques , kami membutuhkan patok  seba sebany nyak ak 40 buah buah untu untuk k memb membua uatt plot plot,, tali tali (pla (plast stic ic terpi terpili lin n lebi lebih h baik baik)) sebanyak 3 ball raksasa untuk membatasi plot pengamatan, meteran panjang (roll (roll meter meter)) sepa sepanj njan ang g 30 meter meter untu untuk k meng menguk ukur ur luas luas plot plot,, pisa pisau u taja tajam m sebany sebanyak ak 1 buah buah untuk untuk mengam mengambil bil sampel sampel vegeta vegetasi si atau atau memoto memotong ng tali, tali, kant kanton ong g plas plasti tik k tipi tipiss (1 kg) kg)

seba sebany nyak ak 100 100 biji biji untu untuk k meny menyim impa pan n samp sampel el

vegetasi yang diambil, steples kecil dengan isinya sebanyak 1 buah untuk  mengeklip plastik sampel agar sampel tidak jatuh, kertas label sebanyak 100 lembar lembar untuk untuk member memberii nama/ta nama/tanda nda pada pada sampel sampel,, spido spidoll perman permanen en kecil kecil sebanyak 1 buah untuk memberi nama/tanda pada sampel, kamera sebanyak 1  buah untuk dokumentasi. Langka Langkah h kerja kerja yang yang kami kami lakuka lakukan n di sana sana untuk untuk analis analisis is vegetas vegetasii  perrtama kali adalah menentukan lokasi studi dan menentukan batas-batasnya. Selanjutnya menentukan luas minimal plot contoh (plot sample), yaitu dengan cara secara random, mengambil tempat untuk meletakkan kuadrat I, dengan sisi 4 m atau luas kuadrat I = 16 m, kemudian mencatat nama spesies dan

menghi menghitun tung g jumlah jumlahnya nya pada pada kuadra kuadratt I. Dilanj Dilanjutk utkan an dengan dengan memper memperlua luass kuadrat I menjadi dua kali lipat luasnya, yang selanjutnya perluasan kuadrat I disebut kuadrat II. Begitu seterusnya hingga mencapai kuadrat III, IV, dan V. Setelah beberapa plot dibuat hingga tidak ditemukan spesies baru pada  plot yang telah dibentuk terakhir kali, kami membuat grafik atas dasar hasil yang dikerjakan melalui langkah-langkah di atas dengan ketentun: sumbu X menunj menunjukk ukkan an luas luas kuadra kuadratt dan sumbu sumbu Y menunj menunjukk ukkan an jumlah jumlah kumula kumulatif  tif  spesies. Setelah grafik terbentuk, menentukan titik pada sumbu X seharga 10% dari dari luas luas kuad kuadrat rat terb terbes esar ar (lua (luass kuad kuadrat rat diju dijump mpai ai spes spesie iess mulai mulai tetap tetap   jum jumlah lahny nya). a). Kami Kami juga juga mela melaku kuka kan n hal hal yang yang sama sama pada pada sumb sumbu u Y, kami kami menentukan menentukan titik pada sumbu sumbu Y seharga 10% dari jumlah kumulatif tertinggi tertinggi spesies. Setelah diperoleh titik pada sumbu X dan Y, kami membuat garis ordinasi melalui titik temu 10% jumlah spesies dan 10% luas plot terbesar. Kemudian membuat garis sejajar dengan garis ordinasi yang menyinggung grafik harga-harga jumlah kumulatif sepsies. Dari titik singgung antara garis sejajar dengan grafik itu, proyeksikan pada sumbu Y maka ditemukan luas minimal minimal plot plot yang yang akan akan diguna digunakan kan selanj selanjutn utnya ya untuk untuk pengam pengamatan atan.. Grafik  Grafik  untuk menentukan luas minimal plot kami lampirkan. Dari grafik, di dapatkan luas minimal plot sebesar 32 m 2. Namun, Namun, kami kami melaku melakukan kan kesalah kesalahan an saat saat  perhitungan di lapangan sehingga luas plot yang kami hitung hanya 16 m 2. Langka Langkah h beriku berikutny tnyaa setela setelah h menemu menemukan kan luas luas minima minimall plot plot contoh contoh,, kami menentukan jumlah minimal plot contoh. Pertama-tama, kami membuat  plot I yang luasnya sama dengan luas minimal yang telah ditemukan, yaitu 16 m2. Menghi Menghitun tung g dan mencat mencatat at jumlah jumlah spesie spesies, s, jumlah jumlah indivi individu du penyus penyusun un spes spesie iess

yang ang

bers bersan ang gkutan utan

dan

sehar eharu usnya snya

kami kami

men menghit ghitun ung g

luas luas

 penutupannya pada plot I. Namun, karena keterbatasan waktu, kami terburu buru dan lupa untuk menghitung luas penutupan masing-masing spesies pada  plot I dan plot selanjutnya. Kemudi Kemudian, an, membuat membuat plot plot II, III, IV dan V yang yang dileta diletakka kkan n secara secara merata agar dapat mewakili wilayah yang kita amati. Setelah selesai membuat  plot  plot dan mengam mengamati ati vegeta vegetasi si penyus penyusun un plot plot terseb tersebut, ut, membua membuatt grafik grafik atas dasa dasarr data data juml jumlah ah seps sepsie iess hasi hasill yang yang dike dikerj rjak akan an pada pada lang langka kahh-lan langk gkah ah

sebelumya dengan ketentuan: sumbu X menunjukkan jumlah plot, sumbu Y menunjukkan jumlah kumulatif spesies. Setelah grafik terbentuk, seperti pada saat kami menentukan luas minimal plot, menentukan titik pada sumbu X seharg sehargaa 10% dari dari jumlah jumlah plot plot terbes terbesar ar (jumla (jumlah h plot-p plot-plot lot kebera keberapa pa spesie spesiess mulai tetap jumlahnya). Dilanjutkan dengan menentukan titik pada sumbu Y seharga 10% dari jumlah kumulatif tertinggi spesies. Setelah menemukan titik  tersebu tersebut, t, membua membuatt garis garis ordina ordinasi si melalui melalui titik titik temu temu 10% jumlah jumlah spesi spesies es dengan 10% luas plot terbesar dan membuat garis sejajar dengan garis ordinasi yang yang menyin menyinggu ggung ng grafik grafik harga-h harga-harg argaa jumlah jumlah kumula kumulatif tif spsie spsies. s. Dari Dari titik  titik  singgu singgung ng antara antara garis garis sejaja sejajarr dengan dengan grafik grafik,, kami kami mempro memproyek yeksik sikan an pada pada sumbu Y maka ditemukan jumlah minimal plot yang dimaksudkan. Dari grafik  didapatkan bahwa jumlah minimal plot kami sbanyak 2 buah. Grafik untuk  menentukan jumlah minimal plot kami lampirkan. Dari hasil hasil perhit perhitung ungan, an, jumlah jumlah minima minimall plot plot yang yang harus harus kami kami buat buat sebanyak 2 buah. Vegetasi yang ada di sana antara lain sebagai berikut. Pada  plot I, Podocarpus ( Podocarpus sp.) ditemukan seanyak 127 pohon. Spesies ini ditemukan paling banyak di plot 1. Mahoni ( Swietenia mahagoni ) sebanyak 11   pohon. pohon. Jumlahnya Jumlahnya tidak terlalu banyak banyak dibandingk dibandingkan an dengan dengan Podocarpu Podocarpus. s. Kemudian, adapula Leresede sebanyak 9. Akasia ( Cassia sp.) yang ditemukan sebanyak 1 pohon. Manding yang ada di dalam plot I sebanyak 3. Kerinyu yang ditemukan sebanyak 6. Sembung ( Blumea balsamifera balsamifera ) yang ditemukan sebanyak 6. Jumlah ini sama dengan jumlah Kerinyu yang ditemukan dalam  plot ini. Sembukan ( Paedania foetida ) yang ditemukan sebanyak 5. Pada plot I ini, Podocarpus memiliki jumlah spesies yang paling dominan. Vegetasi yang  paling sedikit ditemukan adalah Akasia, hanya 1 pohon. Pada plot II, Podocarpus yang ditemukan 27 pohon. Jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah Podocarpus yang ditemukan di plot I. Mahoni yang ditemukan di dalam plot ini sebanyak 6 pohon. Jumlah ini juga lebih sedikit dibandingkan dengaan plot I. Leresede yang ditemukan ssebanyak 14. Jumlah spesies Leresede ini ditemukan lebih banyak di plot II daripada plot I. Akasia yang ditemukan sebanyak 2 pohon. Jumlah ini juga lebih banyak 1  buah dibandingkan plot I. Manding yang ditemukan 6, lebih banyak dari plot I.

Kerinyu yang ditemukan 2, lebih sedikit dibandingkan plot I. Pada plot II ini tida tidak k dite ditemu muka kan n Semb Sembun ung g sepe sepert rtii yang yang ditem ditemuk ukan an di plot plot I. semb sembuk ukan an ditemukan lebih banyak di plot II, yaitu sebanyak 10. Di plot II ini juga ditemukan vegetasi baru yang awalnya belum menyusun plot I. Ada Dhuwet sebanyak 3 pohon, Suplir ( Adiatum sp.) sebanyak 2, jamur berbentuk bunga sebanyak 2, Rikateku sebanyak 3, Rurukem sebanyak 1, tumbuhan B sebanyak  4, tumbuhan C sebanyak 1, tumbuhan D sebanyak 8, tumbuhan E, F, dan G masing-masing sebanyak 1. Nama tumbuhan yang kami tulis dengan alphabet dikarenakan kami belum tahu nama spesiesnya. Untuk plot II, vegetasi yang   palin paling g banyak banyak adalah adalah Podoca Podocarpu rpus, s, sedang sedangkan kan yang yang paling paling sediki sedikitt adalah adalah vegetasi tumbuhan C, E, F, dan G. Perbedaan yang terjadi pada kedua kelompok tersebut dimungkinkan karena adanya pengaruh factor biotik. Meski dalam areal yang tidak terlalu   jauh dengan besar suhu dan kelembaban sama, yaitu 25°C dan 61%, tetapi memiliki intensitas cahaya yang berbeda. Plot I memiliki intensitas cahaya sebesar 590 cd, sedangkan plot II memiliki intensita cahaya sebesar 480 cd. Perbedaan Perbedaan intensitas intensitas cahaya ini memungkin memungkinkan kan adanya adanya perbedaan perbedaan sebaran sebaran vegetasi pada kedua plot tersebut. Tektur tanah kedua plot itu sama, yaitu gembur. Kami dapat mengatakan bahwa tanah di sana gembur karena saat kami melakukan pengamatan, pengamatan, ditemukan ditemukan banyak cacing yang panjang panjang dan

 besar di tanahnya Grafik vegetasi plot I dan plot II

Data-data tumbuhan yang telah diperoleh, kemudian kami olah dengan rumus-rumus yang telah disediakan untuk mendapatkan nilai penting setiap  plot. Untuk mendapatkan nilai penting, pertama kali perlu menghitung densitas absolu absolut, t, densit densitas as relatif relatif,, frekue frekuensi nsi absolu absolut, t, dan frekuen frekuensi si relatif relatif.. Namun, Namun, karen karenaa terj terjad adii kesa kesala laha han n pada pada saat saat peng pengam amat atan an sepe sepert rtii yang yang tela telah h kami kami  jelaskan di awal, yang seharusnya perlu dihitung adanya dominansi absolut dan domina dominansi nsi relatif, relatif, kami kami tidak tidak dapa dapa melaku melakukan kannya nya karena karena data data yang yang diperlu diperlukan kan tidak tidak kami kami dapatk dapatkan. an. Sehing Sehingga ga didapa didapatka tkan n nilai nilai pentin penting g yang yang seharusnya merupakan penjumlahan dari densitas relatif, dominansi relatif, dan frekuensi relatif, pada kelompok kami hanya merupakan penjumlahan dari densitas relatif dan frekuensi relatif. Berikut perhitungan data untuk Quadrat Sampling Techniques . a.

Densitas absolut

Podocarpus

: 154/32 = 4,8125

Mahoni: 17/32 = 0,53125

Leresede

: 25/32 = 0,71875

Akasia

: 3/32 = 0,09375

Manding

: 9/32 = 0,28125

Kerinyu

: 8/32 = 0,25

Sembung

: 6/32 = 0,1875

Sembukan

: 15/32 = 0,46875

Dhuwet

: 3/32 = 0,09375

Suplir

: 2/32 = 0,0625

B

: 4/32 = 0,125

Jamur (bunga) (bunga) : 2/32 = 0,0625 0,0625 C

: 1/32 = 0,03125

D

: 8/32 = 0,25

E

: 17/32 = 0,03125

F

: 1/32 = 0,03125

G

: 1/32 = 0,03125

Rikateku

: 3/32 = 0,09375

Rurukem

: 1/32 = 0,03125

Total

: 8,1875

b.

Densitas relatif  

Podo Podoca carp rpus us

: (4,8 (4,812 125/ 5/8, 8,18 1875 75)x )x 100% 100% = 58,7 58,778 7863 63% %

Mahoni: (0,53125/8,1875)x100% = 6,48855% Leresede

: (0 (0,71875/8,1875)x100% = 8,77863%

Akasia

: (0,71875/8,1875)x100% = 1,14504%

Man Manding

: (0 (0,28125/8,1875)x100% = 3,43511%

Kerinyu

: (0 (0,28125/8,1875)x100% = 3,05344%

Sembung

: (0 (0,1875/8,1875)x1 )x100% = 2, 2,29008%

Semb Sembuk ukan an

: (0,4 (0,468 6875 75/8 /8,1 ,187 875) 5)x1 x100 00% % = 5,72 5,7251 519% 9%

Dhuwet

: (0,09375/8,1875)x100% = 1,14504%

Suplir

: (0,0625/8,1875)x100% = 0,76336%

B

: (0,125/8,1875)x100% = 1,52672%

Jamur (bunga) (bunga) : (0,0625/8,1875)x100% (0,0625/8,1875)x100% = 0,76336% 0,76336% C

: (0,03125/8,1875)x100% = 0,38168%

D

: (0,25/8,1875)x100% = 3,05344%

E

: (0,03125/8,1875)x100% = 0,38168%

F

: (0,03125/8,1875)x100% = 0,38168%

G

: (0,03125/8,1875)x100% = 0,38168%

Rikateku

: (0 (0,09375/8,1875)x100% = 1,14504%

Rurukem

: (0 (0,03125/8,1875)x100% = 0, 0,38168%

Total

: 100%

c.

Frekuensi absolut

Podocarpus

: 2/2 = 1

Mahoni: 2/2 = 1 Leresede

: 2/2 = 1

Akasia

: 2/2 = 1

Manding

: 2/2 = 1

Kerinyu

: 2/2 = 1

Sembung

: 1/2 = 0,5

Sembukan

: 2/2 = 1

Dhuwet

: 1/2 = 0,5

Suplir

: 1/2 = 0,5

B

: 1/2 = 0,5

Jamur (bunga) (bunga) : 1/2 = 0,5 0,5 C

: 1/2 = 0,5

D

: 1/2 = 0,5

E

: 1/2 = 0,5

F

: 1/2 = 0,5

G

: 1/2 = 0,5

Rikateku

: 1/2 = 0,5

Rurukem

: 1/2 = 0,5

Total

: 13

d.

Frekuensi relatif  

Pod Podocar ocarpu puss

: (1/1 (1/13 3)x 100% 00% = 7,68 7,68% %

Mahoni: (1/13)x100% = 7,68% Leresede

: (1/13)x100% = 7,68%

Akasia

: (1/13)x100% = 7,68%

Manding

: (1/13)x100% = 7,68%

Kerinyu

: (1/13)x100% = 7,68%

Sembung

: (0,5/13)x100% = 3,85%

Sembukan

: (1 (1/13)x100% = 7,68%

Dhuwet

: (0,5/13)x100% = 3,85%

Suplir

: (0,5/13)x100% = 3,85%

B

: (0,5/13)x100% = 3,85%

Jamur (bunga) (bunga) : (0,5/13)x10 (0,5/13)x100% 0% = 3,85% 3,85% C

: (0,5/13)x100% = 3,85%

D

: (0,5/13)x100% = 3,85%

E

: (0,5/13)x100% = 3,85%

F

: (0,5/13)x100% = 3,85%

G

: (0,5/13)x100% = 3,85%

Rikateku

: (0,5/13)x100% = 3,85%

Rurukem

: (0,5/13)x100% = 3,85%

Total e.

: 100% Nilai penting

Podo Podoca carp rpus us

: 58, 58,77 7786 863 3 + 7,6 7,68 8 = 66, 66,46 4686 863 3

Mahoni: 6,48855 + 7,68 = 14,17855 Leresede

: 8, 8,77863 + 7,68 = 16,46863

Akasia

: 1,14504 + 7,68 = 8,83504

Manding

: 3,43511 + 7,68 = 11,12511

Kerinyu

: 3,05344 + 7,68 = 11,19344

Sembung

: 2, 2,29008 + 3, 3,85 = 6,14008

Sembukan

: 5, 5,72519 + 7,68 = 13,41519

Dhuwet

: 1,14504 + 3,85 = 4,99504

Suplir

: 1,52672 + 3,85 = 4,61336

B

: 1,52672 + 3,85 = 5,37672

Jamur (bunga) (bunga) : 0,76336 0,76336 + 3,85 = 4,61336 4,61336 C

: 0,38168 + 3,85 = 4,23168

D

: 3,05344 + 3,85 = 6,90344

E

: 0,38168 + 3,85 = 4,23168

F

: 0,38168 + 3,85 = 4,23168

G

: 0,38168 + 3,85 = 4,23168

Rikateku

: 1,14504 + 3,85 = 4,99504

Rurukem

: 0, 0,38168 + 3,85 = 4,23168

Dari perolehan nilai penting ini, diperoleh ranking tumbuhan sesuai   banya banyakny knyaa tumbuh tumbuhan an dalam dalam areal areal keselu keseluruh ruhan an plot plot yang yang menjad menjadii sampel sampel  pengamatan kami di Wanagama. Ranking pertama diperoleh oleh Podocarpus. Rankin Ranking g kedua kedua dipero diperoleh leh oleh oleh Lerese Leresede. de. Rankin Ranking g ketiga ketiga dipero diperoleh leh oleh oleh Mahon Mahoni. i. Rank Rankin ing g keem keempa patt dipe dipero role leh h oleh oleh Semb Sembuk ukan an.. Rank Rankin ing g keli kelima ma diperoleh oleh Kerinyu. Ranking keenam diperoleh oleh Manding. Ranking ketujuh diperoleh oleh Akasia. Ranking kedelapan diperoleh oleh tanaman D. Ranking kesembilan diperoleh oleh Sembung. Ranking kesepuluh diperoleh oleh oleh tana tanama man n B. Rank Rankin ing g kese kesebe bela lass terdi terdiri ri dari dari dua dua jenis jenis spes spesie ies, s, yait yaitu u diperoleh oleh Dhuwet dan Rikateku. Ranking keduabelas juga diperoleh oleh dua jenis spesies, yaitu Suplir dan Jamur berbentuk seperti bunga. Ranking ketigabelas diperoleh oleh lima jenis spesies, yaitu tanaman C, tanaman E, tanaman F, tanaman G, dan Rurukem. Di areal pengamatan kami, podocarpus podocarpus merupakan merupakan tumbuhan tumbuhan yang dominan. Podocarpus dapat menjadi tumbuhan dominan karena factor biotic yang mendukung pertumbuhan Podocarpus. Dengan areal pengamatan kami yang bersuhu 25°C, intensitas cahaya dengan kisaran 480-590 cd, kelembaban udara 61%, dan tekstur tanah yang gembur merupakan habitat yang cocok bagi kehidupan Podocarpus sehingga tumbuhan ini dapat tumbuh optimal. Dengan   jum jumla lah h yang yang pali paling ng bany banyak ak,, Podo Podoca carp rpus us mena menaun ungi gi pali paling ng luas luas area areall  pengamatan. Hal ini menyebabkan sedikitnya intensitas cahaya yang diperoleh daerah sekitar Podocarpus. Kurangnya intensitas cahaya ini menjadi factor    penen penentu tu tumbuh tumbuhan an yang yang ada di sekita sekitarr Podoca Podocarpu rpus, s, tumbuh tumbuh-tu -tumbu mbuhan han itu harus mampu hidup optimal di daerah yang ternaungi. Dominasi Podocarpus ini pun mempengaruhi jumlah tumbuhan yang lain. jumlah Podocarpus yang banyak memerlukan luas areal yang banyak  sehingga tumbuhan yang lain memperoleh areal yang lebih sempit untuk hidup dan melest melestari arikan kan jenisn jenisnya. ya. Tumbuh Tumbuhan an yang yang mendap mendapatk atkan an luas luas areal areal yang yang sedikit untuk hidup tentu tidak mampu mengoptimalkan hidupnya sehingga  jumlahnya lebih sedikit dari Podocarpus. Dominasi Podocarpus ini juga dapat mempengaruhi serapan hara dari dalam tanah. Disebabkan oleh banyaknya

Podo Podoca carp rpus us,,

seba sebagi gian an besa besarr

hara hara dise disera rap p

oleh oleh Podo Podoca carp rpus us sehi sehing ngga ga

kemungkinan tumbuhan yang lain mendapatka unsure hara yang lebih sedikit dibandingkan Podocarpus. Hal ini menyebabkan tumbuhan yang lain kurang optimal jumlahnya. Tumbuhan yang mampu bertahan dengan kompetisi ini mampu mampu mmperta mmpertahan hankan kan jenisn jenisnya ya dengan dengan jumlah jumlah yang yang cukup cukup banyak banyak pula pula meski tetap lebih sedikit dari Podocarpus. Kebanyakan tumbuhan yang mampu  bertahan itu adalah jenis pohon karena strukturnya yang kokoh dan akarnya yang yang panj panjan ang g sehi sehing ngga ga mamp mampu u menj menjan angk gkau au daer daerah ah ang ang luas luas untu untuk  k  mendapatkan unsure hara yang dibutuhkan. Tana Tanama man n C, E, F, G, dan dan Ruru Ruruke kem m meru merupa paka kan n tumb tumbuh uhan an yang yang menemp menempati ati rankin ranking g terakhi terakhir, r, rankin ranking g ke-13. ke-13. Hal ini dimung dimungkin kinkan kan karena karena lingkungan lingkungan abiotik yang kurang kurang mendukung mendukung untuk optimalisas optimalisasii hidupnya. hidupnya. Selain itu juga dipengaruhi kompetisi antara tumbuhan yang satu dengan yang lain yang yang memilik memilikii kebutu kebutuhan han yang yang sama, sama, baik baik areal areal maupun maupun unsure unsure hara hara untuk kehidupannya. Jika tumbuhan-tumbuhan ini tidak mampu beradaptasi kemungkinan di tahun-tahun yang akan dating dapat terseleksi. Analis Analisis is dengan dengan teknik  teknik  Quadrat memberika ikan n kami kami Quadrat Sampling  Sampling  ini member gambar gambaran an bahwa bahwa dalam dalam lokasi lokasi pengam pengamatan atan yang yang kami kami pilih pilih di salah salah satu satu  bagian Hutan Wanagama memiliki vegetasi yang didominasi oleh Podocarpus. Kemudi Kemudian an tumbuh tumbuhan an yang yang juga juga cukup cukup banyak banyak di sana sana setela setelah h Podoca Podocarpu rpuss adalah adalah Lerese Leresede, de, disusu disusull oleh oleh Mahoni Mahoni.. Ketiga Ketiga jenis jenis tumbuh tumbuhan an ini adalah adalah  pohon. Tumbuhan lain yang juga banyak ditemukan di areal pengamatan kami tersebut adalah Sembukan, Kerinyu dan Manding. Pohon yang juga menjadi  penyusun vegetasi di sana adalah pohon Akasia meski jumlahnya tidak terlalu   banya banyak k diband dibanding ingkan kan tumbuh tumbuhan-t an-tumb umbuha uhan n di atas. atas. Adapul Adapulaa tumbuh tumbuhan an D, sembung, dan B yang juga tumbuh di areal pengamatan kami meski jumlahnya sediki sedikit. t. Selain Selain itu, itu, masih masih ada pohon pohon Dhuwet Dhuwet,, Rikate Rikateku, ku, Suplir Suplir dan Jamur  Jamur   berbentuk bunga. Yang paling sedikit di sana adalah tumbuhan C, E, F, G, dan Rurukem.

Untuk melakukan pengamatan dengan teknik point quarter dibutuhkan alat-alat seperti kompas, patok, meteran, counter, thermometer tanah, luxmeter    pH stik

dan hygrom hygrometer eter.. Kompas Kompas,, patok, patok, dan meteran meteran digunaka digunakan n untuk  untuk 

menentukan arah kompas line serta membuat plot. Counter digunakan untuk  menghitung jumlah spesies yang ada di dalam plot, sedangkan higrometer  ,termometer, ,termometer, pHstik, pHstik, luxmeter luxmeter masing-mas masing-masing ing digunakan digunakan untuk mengukur  komponen-k komponen-kompo omponen nen abiotik kelembapan kelembapan dan suhu udara, suhu tanah, pH tanah dan intensitas cahaya yang terdapat pada plot. Langka Langkah h kerja kerja yang yang kami kami lakuka lakukan n adalah adalah sebaga sebagaii beriku berikut. t. Pertam Pertamaa adalah mennetukan lokasi point quarter, membuat arah garis pertama yang arahnya disesuaikan dengan arah garis kompas.Selanjutnya menentukan jarak  antar titik (point) sepanjang garis pertama. Setelah itu, membuat garis kedua yang arahnya tegak lurus dengan garis pertama, sehingga perpotongan perpotongan kedua garis tersebut membentuk membentuk empat daerah di sekitar sekitar point yang disebut quarter. Kemudian menentukan titik yang diprioritaskan untuk diamati terlebih dahulu. Jumlah titik yang diprioritaskan disesuaikan dengan jumlah minimal plot yang dibutu dibutuhka hkan n dalan dalan teknik teknik kuadra kuadrat. t. Pada Pada prakti praktikum kum ini jumlah jumlah plot plot minima minimall adalah dua. Setelah ditentukan ditentukan titiknya/po titiknya/pointny intnyaa kemudian kemudian mengukur mengukur jarak    pohon yang memiliki diameter 1 cm atau lebih yang terdekat dengan point center center pada pada setiap setiap quarte quarte pada pada masing masing-ma -masin sing g point point dengan dengan point point center center.. Setelah itu, mencatat nama spesies dan mengukur diameter pohon yang dipilih dan mengukur diameter pada daerah basal dan batang serta mengukur luas   penut penutupa upan n tajuk. tajuk. Langka Langkah h terakh terakhir ir adalah adalah mencar mencarii nilai nilai pentin penting g masing masing-masing spesies pada setiap tegakan, selanjutnya menetapkan kedudukan (rank) masing-masing spesies untuk menentukan struktur trofik diantara komponen vegetasi lain dalam level produsen. Suatu populasi populasi merupakan merupakan sekelompo sekelompok k individu-in individu-individ dividu u organisme organisme sejenis, sejenis, mempunyai mempunyai kesamaan genetis dan berada sebagai sebagai penghuni penghuni dalam temapat dan waktu yang yang sama. Kumpulan Kumpulan dari beberapa beberapa populasi populasi tersebut tersebut   bersa bersama ma dengan dengan kompon komponen en abioti abiotikny knyaa akan akan memben membentuk tuk suatu suatu ekosis ekosistem tem.. Ekosistem memiliki tiga karakteristik pokok yaitu : 1.

Interaksi da dan in interdependensi

2.

Adanya regulasi

3.

Kesa Kesatu tuan an yang yang utuh utuh yang yang ters tersus usun un atas atas komp kompon onen en sist sistem emik ik..

Dari Dari gamb gambar aran an ters terseb ebut ut tamp tampak ak jela jelass bahw bahwaa ekos ekosis iste tem m dapa dapatt   berkembang berkembang dan bervariasi bervariasi tergantung tergantung pada komponen komponen penyususn penyususn kesatuan tersebut. Kelompok kami melakukan observasi terhadap suatu ekosistem hutan di hutan hutan Wanaga Wanagama, ma, Gunung Gunung Kidul, Kidul, Yogyak Yogyakart arta. a. Pada Pada observ observasi asi terseb tersebut, ut, kami menggunakan tekhnik point quarter yang dilakukan pada daerah dengan luas 32 m 2. Pada pengamatan tersebut, observasi difokuskan pada vegetasi   penyu penyusun sun ekosis ekosistem tem.. Pada Pada vegeta vegetasi si terseb tersebut ut pengam pengamata atan n dituju ditujukan kan pada pada  beberapa hal salah satunya mengenai deensitas atau kerapatan individu untuk  dua point quarter pada wilayah tersebut. Berikut perhitungan data Point Quarter Techniques : 1. Jara Jarak k rata rata-ra -rata ta ant antar ar poh pohon on

D =



= = 1,11 2. Densitas absolute seluruh species tiap 32 m 2

=

=

= 25,97

3. Densit Densitas as absolu absolute te tia specie speciess

Spesies

Jumlah pohon tiap quarter  1/8 = 0,125 5/8 = 0,625 1/8 = 0,125 1/8 = 0,125

podocarpus leresede Akasia Mahoni

Dens Densit itas as

abso absolu lute te Jumlah Jumlah pohon pohon tiap tiap

species 0,125 x 25,97 0,625 x 25,97 0,125 x 25,97 0,125 x 25,97

32 m2 3,24625 16,23125 3,24625 3,24625

4. Basal area (cm2)

Basal area (cm2) No 1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata

Podocarpus 28,26

28,26 28,26

Leresede 7,06 63,58 12,56 314 19,62 416,82 83,364

Mahoni 530,66

Akasia 314

530.66 530,66

314 314

5. Luas uas pen penut utu upan pan No 1

Podocarpus 23,94

Leresede 2,72

Mahoni 72,86

Akasia 8,17

2 3 4 5 Jumlah Rata-rata

18,25 2,99 7,55 28,28 59,79 11,958

23,94 23,94

72,86 72,86

8,17 8,17

6. Dominansi absolute tiap species, tiap area tiap 32 m 2 (dasar basal area) •

Podocarpus

= 28,26 x 3,24625

=92,907675



Leresede

=83,364 x 16,23125 = 1353,101925



Mahoni

= 530,66 x 3,24625



Akasia

tiap area 32 m 2

= 1722,65502

= 314 x 3,24625

= 1019,3225_+ 4187,98711

7. Dominansi absolute tiap species tiap area 32 m 2 (dasar luas penutupan)

= 77,715225 tiap area 32 m 2



Podocarpus

= 23,94 x 3,24625



Leresede

= 11,958 x 16,23125 = 14,0932875



Mahoni

= 72,86 x 3,24625



Akasia

= 8,17 x 3,24625

= 236,521775 = 26,5218625_+ 26,5218625_+ 534,85215

8. Frekue Frekuensi nsi Absolu Absolutt Tiap Tiap Spesie Spesiess

9. Dens Densit itas as rela relatif tif tiap tiap spes spesies ies

10. Dominansi Relatif Tiap Spesies Berdasar Basal Areal Podo Podoca carp rpus us

: 92,9 92,967 6767 675 5 X 100 100 % 4187,98711

= 2,7 2,7 %

Leresede

: 1353,101925 X 100 % 4187,98711

= 32,30 %

Mahoni

: 1722,65502 X 100 % 4187,98711

= 41,13 %

Akasia

: 1019,3225 X 100 %

= 24,33 %

9187,98711 Jumlah

= 99,98 %

11. Dominansi Relatif Tiap Tiap Species Berdasar Luas Penutup Podo Podoca carp rpus us

: 77,7 77,715 1522 225 5 X 100 100 % 534,85215

= 14,5 14,53 3%

Leresede

: 194,0932875 X 100 % 534,85215

= 36,29 %

Mahoni

: 236,521775 X 100 % 534,85215

= 44,22 %

Akasia

: 26,5218625 X 100 % 534,85215 Jumlah

= 4,96 %

12. Frekuensi Frekuensi relatif relatif tiap spesies :

= 100 %

13. Nilai penting tiap spesies (dengan menggunaka menggunakan n harga dominansi, dominansi, yang didasarkan didasarkan atas basal area)

Nilai penting= densitas relatif + dominansi relatif + frekuensi relatif 

Nama spesies

Nilai penting

Rangking IV

Catatan

Podocarpus

12,5+2,22+20= 34,72

Pohon

Leresede

62,5+32,30+40=134,8 I

Pohon

Mahoni

12,5+41,13+20=73,63 II

Pohon

Akasia

12,5+24,33+20=56,83 III

Pohon

14. Nilai penting tiap spesies (dengan menggunaka menggunakan n harga dominansi, dominansi, yang didasarkan didasarkan atas luas penutupan) Nilai penting= densitas relatif + dominansi relatif + frekuensi relatif 

Nama spesies

Nilai penting

Rangking I II

Catatan

Podocarpus

12,5+14,53+20=47,03

Pohon

Leresede

62,5+36,29+40=138,79 I

Pohon

Mahoni

12,5+44,22+20=76,72

II

Pohon

Akasia

12,5+4,96+20=37,46

IV

Pohon

Berdasarkan Berdasarkan data pengamatan pengamatan serta perhitunga perhitungan n yang telah dilakukan, dilakukan, diperoleh hasil bahwa rata-rata jarak antar pohon pada quarter dengan point adalah adalah 1,11 1,11 meter. meter. Densit Densitas as absolu absolutt seluru seluruh h spesi spesies es untuk untuk setiap setiap 32 m 2, dida didapa patk tkan an nila nilaii sebe sebesa sarr 25,9 25,97. 7. Seda Sedang ngka kan n dens densit itas as untu untuk k tiap tiap spes spesie iess melipu meliputi ti : spesi spesies es Podoca Podocarpu rpuss senilai senilai 3,2462 3,24625, 5, spesie spesiess Leresi Lereside de senila senilaii 16,23125, spesies Akasia memiliki nilai densitas absolut sebesar 3,24625, dan Mahoni senilai 3,24625. Dari data data terseb tersebut ut dapat dapat dimakn dimaknai ai bahwa bahwa pada pada pengam pengamatan atan point point quarter dalam daerah seluas 32 m2 spesies Lereside-lah yang memiliki densitas atau kerapa kerapatan tan tertin tertinggi ggi.. Sedang Sedangkan kan 3 spesi spesies es lainny lainnyaa yaitu yaitu Podoca Podocarpu rpus, s, Akasia Akasia,, dan Mahoni Mahoni memili memiliki ki densit densitas as atau atau kerapa kerapatan tan yang yang hampir hampir sama. sama. Dengan demikian pada daerah point quarter tersebut spesies Leresedelah yang dominan. Selanjutnya, untuk pengukuran terhadap luas basal area diperoleh hasil rata-rata luas basal area untuk spesies Podocarpus adalah 28,26 cm 2, spesies

Leresede sebesar 83,364 cm 2, Mahoni 530,66 cm 2, dan Akasia sebesar 314 cm2. Sedangkan untuk luas penutupan spesies podocarpus memiliki rata-rata luas penutupan tajuk sebesar 23,94 m2, Leresede 11,958 m 2, Mahoni 72,86 m 2, dan Akasia sebesar 81,7 m 2. Dari hasil tersebut ternyata di antara spesiesspesies yang ada Mahoni lah yang memiliki luas basal terbesar dan untuk luas   pen penut utup upan an taju tajuk k dido didomi mina nasi si oleh oleh Akas Akasia ia.. Untu Untuk k spes spesie iess Lere Lerese sede de dan dan Podocarpus memiliki luas daerah basal dan luas penutupan tajuk yang kecil dibanding Akasia dan Mahoni. Hal tersebut menunjukan bahwa Mahoni dan Akas Akasia ia memi memili liki ki kema kemamp mpua uan n untu untuk k hidu hidup p yang yang cuku cukup p ting tinggi gi dala dalam m memanfaatkan komponen-komponen abiotik baik organik maupun anorganik  yang yang

ters tersed edia ia

dala dalam m

luas luas

wila wilaya yah h

poin oint

quar quarte terr

ters terseb ebu ut.

Den Dengan gan

demiki demikian, an,mes meskip kipun un Lerese Leresede de memili memiliki ki kerapa kerapatan tan yang yang tinggi tinggi diband dibanding ing Mahoni dan Akasia, Leresede tidak dapat tumbuh dengan maksimal karena kemampuann kemampuannya ya dalam memanfaatkan memanfaatkan komponen komponen abiotik abiotik kurang kurang maksimal maksimal karena karena dalam dalam pemanf pemanfaata aatan n kompon komponen en abioti abiotik k didomi didominas nasii oleh oleh Akasia Akasia dan Mahoni. Untuk Untuk Frekue Frekuensi nsi absolu absolute te pohon pohon Podoca Podocarpu rpuss adalah adalah sebesa sebesarr 50%. 50%. Sedang Sedangkan kan frekuen frekuensi si absolu absolute te tanama tanaman n Lerese Leresede de sebesa sebesarr 100% 100% , Mahoni Mahoni adalah sebesar 50 % dan untuk frekuensi absolute Akasia adalah sebesar 50%. Total dari seluruh frekuensi absolute spesies pada point tersebut adalah sebesar  250%. Sedang Sedangkan kan untuk untuk densit densitas as relativ relativee tiap tiap spesi spesies, es, untuk untuk Podoca Podocarpu rpuss adalah sebesar 12,5 %, untuk Leresede 62,5 %, untuk Mahoni 12,5% dan untuk Akasia adalah sebesar 12,5 %. Arti dari densitas itu sendiri adalah untuk  tanaman Podocarpus, Mahoni Mahoni dan Akasia memilki kepadatan sebesar 12,5 % yang melingkupi melingkupi seluruh seluruh daerah pengamatan. pengamatan. Sedangkan Sedangkan tanaman tanaman Leresede memiliki kepadatan sebesar 62% pada daerah pengamatan. Berd Berdas asar arka kan n

hasi hasill

perh perhit itun unga gan n

terse tersebu butt

dipe dipero roleh leh hasi hasill

bahw bahwaa

dominansi relative tiap spesies berdasar basal area paling besar oleh pohon Mahoni, kemudian diikuti oleh pohon Leresede, kemudian pohon Akasia, dan yang yang terakh terakhir ir adalah adalah pohon pohon Podoca Podocarpu rpus. s. Sehing Sehingga ga dapat dapat diketa diketahui hui bahwa bahwa

  pohon pohon Mahoni Mahoni sangat sangat domina dominan n pada pada plot plot terseb tersebut. ut. Dan total total Domina Dominansi nsi relative berdasar basal areal adalah sebesar 99,89 %. Berd Berdas asar arka kan n

hasi hasill

perh perhit itun unga gan n

terse tersebu butt

dipe dipero roleh leh hasi hasill

bahw bahwaa

domina dominansi nsi relativ relativee tiap tiap spesie spesiess berdas berdasar ar luas luas penutu penutupan pan paling paling besar besar oleh oleh   pohon pohon Mahoni Mahoni,, kemudi kemudian an diikut diikutii oleh oleh pohon pohon Lerese Leresede, de, kemudi kemudian an pohon pohon Podocarpus, dan yang terakhir adalah pohon Akasia. Sehingga dapat diketahui  bahwa pohon Mahoni sangat dominan pada plot tersebut. Dan total Dominansi relative berdasar luas penutupan penutupan adalah sebesar 100 100 %. Berdasarkan Berdasarkan hasil perhitung perhitungan an diatas diketahui diketahui frekuensi frekuensi relatif tiap spesies paling besar oleh pohon leresede sebesar 40%, kemudian untuk pohon  podocarpus, mahoni, dan akasia, frekuensi relatif tiap spesiesnya sama yaitu sebesa sebesarr 20%. 20%. Dari Dari data data tersebu tersebutt dapat dapat diketa diketahui hui bahwa bahwa domina dominansi nsi pada pada ekosistem tersebut adalah pohon leresede. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui  bahwa untuk nilai penting tiap spesies dengan menggunakan harga dominansi yang yang berdas berdasark arkan an atas basal basal area adalah adalah sebaga sebagaii beriku berikut: t: Untuk Untuk tanama tanaman n Podocarpus memiliki nilai penting 34,72, untuk tanaman Leresede mempunyai nilai nilai pentin penting g 134,8, 134,8, untuk untuk tanama tanaman n Mahoni Mahoni memili memiliki ki nilai nilai pentin penting g 73,63, 73,63, sedangkan untuk akasia memiliki nilai penting 56,83. Jadi dapat diketahui, peringkat pertama adalah Leresede, yang diikuti oleh oleh Maho Mahoni ni,, kemu kemudi dian an Akas Akasia ia,, dan dan yang yang terak terakhi hirr adala adalah h Podo Podoca carp rpus us.. Sehingga dapat diketahui bahwa vegetasi pada hutan wanagama yang diamati dengan tekhnik point quarter, vegetasi tersebut bertindak sebagai produsen namun namun berdas berdasark arkan an data data hasil hasil pering peringkat kat,, leresed leresedee mendud menduduki uki pering peringkat kat  pertama. Sehingga dapat diketahui leresede merupakan produsen utama dalam ekosistem tersebut. Sedangkan untuk nilai penting tiap spesies dengan menggunakan harga domina dominansi nsi yang yang berdas berdasark arkan an atas atas luas luas penutu penutupan pan adalah adalah sebaga sebagaii beriku berikut: t: Untuk Untuk tanama tanaman n Podoca Podocarpu rpuss memilik memilikii nilai nilai pentin penting g 47,03, 47,03, untuk untuk tanama tanaman n

Leresede mempunyai nilai penting 138,79, untuk tanaman Mahoni memiliki nilai penting 76,72, sedangkan untuk akasia memiliki nilai penting 37,46. Jadi dapat diketahui, peringkat pertama adalah Leresede, yang diikuti oleh oleh Maho Mahoni ni,, kemu kemudi dian an Podo Podoca carp rpus us,, dan dan yang yang terak terakhi hirr adala adalah h Akas Akasia ia.. Sehingga dapat diketahui bahwa vegetasi pada hutan wanagama yang diamati dengan tekhnik point quarter, vegetasi tersebut bertindak sebagai produsen namun namun berdas berdasark arkan an data data hasil hasil pering peringkat kat,, leresed leresedee mendud menduduki uki pering peringkat kat  pertama. Sehingga dapat diketahui leresede merupakan produsen utama dalam ekosistem tersebut.

I. KESIMPULAN

Dari Dari anal analis isis is data data yang yang kami kami laku lakuka kan n pada pada peng pengam amat atan an vege vegeta tasi si huta hutan n Wanagama, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: I.

Quad Quadra ratt Sam Sampl plin ing g Tech echniq niques ues Dapat diketahui bahwa vegetasi pada hutan Wanagama yang diamati dengan Quadrat Sampling, vegetasi yang mendominasi yaitu tumbuhan Podocarpus. Sehingga dapat diketahui melalui tekhnik pengamatan ini  produsen utama yaitu Podocarpus.

I I.

Point Qu Quarter Tec Tech hniques Dapat diketahui bahwa vegetasi pada hutan Wanagama yang diamati deng dengan an Tekn Teknik ik Poin Pointt Quar Quarter ter,, vege vegeta tasi si yang yang bert bertin inda dak k seba sebaga gaii   produ produsen sen berdas berdasark arkan an data data hasil hasil pering peringkat kat adalah adalah Lerese Leresede de yang yang mendud menduduki uki pering peringkat kat pertam pertama. a. Sehing Sehingga ga dapat dapat diketa diketahui hui Lerese Leresede de merupakan produsen pertama dalam ekosistem tersebut.

DAFTAR PUSTAKA  __________. ____. Analisis Vegetasi Metode Kuadrat, (online), www.2dix.com/pdf/analisis-vegetasimetode-kuadrat-pdf.php diakses Senin, 22 November 2010.

  __ _____ _______ _____. _. ____. ___. Apa Apa dan Bagai agaima mana na Memp Mempeelaja lajari ri Anal Analis isis is Vege Vegeta tassi, (onl (onlin ine) e),, www.boymarpaung.wordpress.com/apa-dan-bagaimana-mempelajari-analisis-vegetasi/ diakses Senin, 22 November 2010.

  _____ ________ _____. __. ____. ____. Hutan, Hutan, (online (online), ), www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/968/1/hutansiti12.pdf . diakses Senin, 22 November 2010.

LAMPIRAN

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF