laporan skenario 5 ibtkg1

March 15, 2019 | Author: Syamsul Bachri | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

laporan tutorial...

Description

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 5 CASTING ALLOY

Tutor

:

drg. Dwi Kartiko.P, M.Kes

Ketu Ke tua a

:

Fina Fina Dewa Dewaya yant ntii (081 (08161 6101 0101 0108 082) 2)

Scriber Meja

:

Fadhilah Rizal N (081610101087) (081610101087)

Scriber Papan

:

Ita Musta’inah

(081610101032) (081610101032 )

Anggota : 1.

Shofyanatul Chamidah

(081610101008)

2.

Bryan Satria Prima

(081610101018)

3.

Silfiyatus Zahroh

(081610101047)

4.

Sukma Surya Putri

(081610101065)

5.

Zuraida

(081610101083)

6.

Amalia Damayanti

(081610101085)

7.

Muhammad Lutfan

(081610101086)

8.

Sayyidatu Alwiyah

(081610101089)

9.

Tria rias Le Leo onita nita

(08 (08161 161010 010109 1092)

10.

I Gede Deo

(081610101094)

11.

Novema Yolanda Intan

(081610101095)

12.

Ary Kurniawan

(0816101010100)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER  2009

KATA PENGANTAR 

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya saya dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario 5 yang berjudul Casting Alloy Banyak hal yang harus di ketahui dari Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi terutama mengenai mengenai investment material untuk itu di dalam penyusunan makalah ini ini akan membahas tentang judul sesuai scenario. Laporan ini disusun melalui berbagai tahap baik dari pencarian bahan, text  book dan dari beberapa referensi yang penulis dapat lainnya. Laporan ini tidak  mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama yang harmonis diantara  para pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. drg.Agus drg.Agus Sumono.M. Sumono.M.Kes.se Kes.selaku laku ketua blok IBTKG 1 2. drg.Dwi drg.Dwi Kartiko Kartiko,P.M. ,P.M.Kes Kes selaku selaku dosen dosen tutor dari tutori tutorial al 6 3. tema temann-tem teman an tuto tutori rial al 6 Harapa Harapan n kami kami dalam dalam penyus penyusuna unan n lapora laporan n tutori tutorial al ini yaitu yaitu agar agar lapora laporan n tutorial yang kami buat dengan pembahasan tersebut dapat bermanfaat bagi pihak-

 pihak yang terkait, terutama pada saudara-saudara yang berkecimpung dalam bidang kesehatan dan pihak lain serta yang membaca dan masyarakat pada umumnya.

Jember,12 Mei 2009

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah............................................... Masalah.............................................................................. ............................... ..... 1 1.3. Tujuan....................................... Tujuan.............................................................. .............................................. ........................................ ................. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................... PUSTAKA................................................ ............................................. ...................... 3

2.1. Pengertian Logam..................................... Logam............................................................ ............................................... ........................ 3 2.2. Sifat Logam....................................... Logam.............................................................. ...................................................... ............................... 4 2.3. Proses Pencampuran Logam................................................................... 7 2.4. Pengertian Alloy...................................... Alloy............................................................. ................................................ ......................... 9 2.5. Sifat dan Klasifikasi Alloy Kedokteran Gigi.......................................... 9 2.6. Pengertian Casting Alloy...................................... Alloy............................................................. ................................... ............ 11 2.7. Proses Manipulasi Alloy Kedokteran Gigi......................... Gigi............................................. .................... 13 BAB III PEMBAHASAN.......................................... PEMBAHASAN........................................................................... ................................. ...... 14

3.1. Maping....................................... Maping.............................................................. .............................................. ....................................... ................ 14 3.2. Pengertian,Struktur Kimia, dan Sifat Logam Kedokteran Gigi..............15

3.3. Proses Pencampuran Logam................................................................... 17 3.4. Pengertian dan Klasifikasi Alloy............................................................. 19 3.5. Proses Casting Alloy............................................................................... 23 3.6. Aplikasi Alloy di Kedokteran Gigi......................................................... 24

BAB IV KESIMPULAN................................................................................... 26 Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan manusia pun bertambah baik kuantitas maupun dari fungsinya. Dalam kedokteran gigi logam sering digunakan, Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan s ebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik. Logam murni cenderung lunak dan seperti besi, kebanyakan logam tersebut cenderung mudah terkorosi. Untungnya unsur logam tersebut mempertahankan sifat logamnya meskipun saat  bahan tersebut tidak murni dan dapat mentoleransi penambahan unsur lain baik  dalam kondisi padat maupun cair. Logam adalah segolongan unsur – unsur yang berasal dari galian tambang yang mempunyai kemampuan sebagai penghantar panas dan listrik yang baik. Logam merupakan bahan dalam kedokteran gigi yang memiliki jenis yang  bermacam – macam. Baik yang digunakan di laboratorium maupun di klinik. Khusus untuk logam yang dipakai secara klinis yang langsung berhubungan

dengan tubuh manusia, maka operator dituntut mengetahui sifat logam tersebut  baik fisis maupum mekanis, sehingga mengetahui pengaruhnya terhadap tubuh. Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar  (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khusunya di bidang kedokteran gigi telah mengantarkan logam sebagai salah satu bahan yang sering digunakan. Untuk mengoptimalkan sifat logam, kebanyakan dari logam yang  biasa digunakan adalah campuran dari dua atau lebih unsur logam atau pada  beberapa keadaan, logam dengan nonlogam. Meskipun campuran tersebut dapat dibuat dengan berbagai cara, umumnya dihasilkan dari fusi unsur-unsur di atas titik cairnya. Campuran padat dari logam dengan satu atau lebih unsur nonlogam atau logam lain disebut logam campur. Dari banyaknya aplikasi dari logam dalam Kedokteran Gigi ini sehingga sangat diperlukan pengetahuan dari segala aspek tentang logam terutama sifatsifatnya sehingga akan membantu dan memudahkan kita dalam proses manipulasi, serta diharapkan dapat menghasilkan suatu hasil manipulasi yang optimal. Walaupun untuk mengoptimalkan sifat logam itu sendiri, kebanyakan dari logam yang biasa digunakan adalah campuran dari dua atau lebih unsur logam atau pada  beberapa keadaan, logam dengan nonlogam.Dan untuk lebih memahaminya maka  perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi logam campur yang benar yang sering disebut dengan proses casting alloy, serta mengetahui pengaruh dari sifat-sifatnya terhadap hasil manipulasi.

1.2.

Rumusan Masalah

1. Jelaskan definisi, struktur, dan sifat dari logam kedokteran gigi! 2. Jelaskan proses pencampuran logam hingga terbentuknya logam campur  (alloy)!

3. Jelaskan klasifikasi dari logam campur beserta aplikasinya dalam kedokteran gigi! 4. Bagaimana tahapan dalam proses casting alloy beserta jelaskan tujuan dari tiap tahapan? 5. Jelaskan kesalahan yang sering terjadi dalam casting alloy beserta solusinya!

1.2.

Tujuan

1. Mengetahui definisi, struktur, dan sifat dari logam kedokteran gigi 2. Mengetahui proses pencampuran logam hingga terbentuknya logam campur  (alloy) 3. Mengetahui klasifikasi dari logam campur beserta aplikasinya dalam kedokteran gigi 4. Mengetahui tahapan dalam proses casting alloy beserta jelaskan tujuan dari tiap tahapan 5. Memahami kesalahan yang sering terjadi dalam casting alloy beserta solusinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Logam

Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan  penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan  pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik. (Kamus Kedokteran GigiF.J Harty & R.Ogston)

Selain itu logam juga dapat diartikan sebagai Logam adalah segolongan unsur   – unsur yang berasal dari galian tambang yang mempunyai kemampuan sebagai  penghantar panas dan listrik yang baik. Pada temperatur udara normal, hampir  semua logam dalam keadaan padat, kecuali air raksa. Semua logam dapat mencair   bila dipanaskan hingga mencapai suhu tertentu ( titik cair ). Untuk mendapatkan logam, dilakukan dengan cara penambangan ke dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Pada umumnya, logam – logam tersebut dalam bentuk batu – batuan atau  pasir dan sering disebut bijih logam. Dalam penemuannya, bijih logam selalu  bercampur dengan unsur – unsur lain yang bersenyawa dengannya. Sedangkan untuk mendapatkan logam yang diinginkan, bijih logam harus diolah untuk  memisahkan unsur – unsur yang lain. Dengan pemisahan tersebut, akan didapatkan logam murni Logam merupakan bahan dalam kedokteran gigi yang memiliki jenis yang bermacam – macam. Baik yang digunakan di laboratorium maupun di klinik. Khusus untuk logam yang dipakai secara klinis yang langsung  berhubungan dengan tubuh manusia, maka operator dituntut mengetahui sifat logam tersebut baik fisis maupum mekanis, sehingga mengetahui pengaruhnya terhadap tubuh. Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. ( http://okasatria.blogspot.com/2007_12_01_archive.html)

2.2 Sifat Logam

Logam merupakan elektropositif yakni memberi ion positif dalam larutan. Dari lebih 100 elemen dalam tabel periodic sebanyak 68 adalah logam, 8 menyerupai logam (metalloid) dalam berbagai aspek (misal silikon, arsenik, dan  boron) dan sisa lainnya berupa non logam. Logam murni sangat jarang dipergunakan di kedokteran gigi.pada umumnya logam murni terlalu lunak dan terlalu liat untuk dipergunakan dalam pemakaian di kedokteran gigi. Logamlogam tersebut mempunyai sifat-sifat yang pada umumnya adalah : a.

Keras

 b.

Berkilat

c.

Berat ini berkaitan dengan berat atom elemen dan tipe struktur kisi yang menentukan bagaimana eratnya atom-atom tersebut tersussun.

d.

Penghantar panas dan penghantar listrik yang baik disebabkan sifat

ikatan logam. e.

Opaque

karena

electron-elektron

bebas

mengabsorbsi

energi

elektromagnetik cahaya. f.

Liat dan dapat dibentuk (Combe,1992)

Sifat sifat yang diharapkan logam 1. Kecocokan biologis 2. Mudah untuk dicairkan 3. Mudah untuk dicor, dipoles, dan dilas 4. Ketahanan abrasive yang baik  5. Tahan tekanan 6. Berkekuatan tinggi 7. Tahan karat dan kororsi

Secara ringkas logam bersifat keras-mengkilat-padat, berkaitan dengan berat atom, elemen dan tipe struktur kisi-penghantar panas dan listrik yang baik, karena sifat ikatan ogam-opaque, karena electron bebas menyerap energi elektromagnetik  cahaya-liat/ ductile dan dapat dibentuk ( ditempa/malleable )Logam adalah elektropositif, menghasilkan ion positif dalam larutan Logam dapat berbentuk  elemen murni atau gabungan dengan elemen lainCo/: Emas (logam murni) Perak  ( logam murni, Ag2S, AgCl Tembaga (logam murni yang jarang, Cu2, CuS dan oksidanya) Besi (F2O3)Sebelum menjadi logam, bahan dari bumi mengalami  proses:-pengasahan

(grinding)-penyaringan

sesuai

ukuran

dan

kualitas-

konsentrasi.Pembuatan

logama.thermal/methodsb.hydro

metallurgical

methodsc.thermo electrolytic. (http://scribd.com) Sifat fisik logam Titik leleh dan titik didih

Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan elektron, dan pada susunan atom-atomnya. Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk dikontribusikan pada ikatan tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi, Unsur-unsur golongan 1 juga tersusun dengan tidak efektif (terkoordinasi 8), karena itu tidak terbentuk ikatan yang banyak seperti kebanyakan logam.Unsur-unsur golongan 1 memiliki ukuran atom yang rekatif besar (berarti bahwa inti jauh dari elektron yang terdelokalisasi) yang juga menyebabkan lemahnya ikatan. Daya hantar listrik 

Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi  batas butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal, selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang tersisa sampai logam mendidih. Daya hantar panas

Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron  bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam melalui elektron yang bergerak. Kekuatan dan kemampuan kerja  Sifat dapat ditempa dan sifat dapat diregang 

Logam digambarkan sebagai sesuatu yang dapat ditempa (dapat dipipihkan menjadi bentuk lembaran) dan dapat diregang (dapat ditarik menjadi kawat). Hal ini karena kemampuan atom-atom logam untuk menggelimpang antara atom yang satu dengan atom yang lain menjadi posisi yang baru tanpa memutuskan ikatan logam. Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-atom tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan menjadi elastis. Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah secara permanen.  Kekerasan logam

Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi oleh batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil), menyebabkan logam lebih keras. Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah dimana atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak pada batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.  Pengontrolan ukuran butiran kristal 

Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran  butiran

kristal

melalui

 perlakuan

panas

atau

melalui

 pengerjaan

logam.Pemanasan logam cenderung untuk mengocok atom-atom logam menjadi

susunan yang lebih rapi - penurunan jumlah batas butiran, dan juga membuat logam lebih lunak. Pembantingan logam ketika logam tersebut mendingin cenderung untuk memhasilkan butirn yang kecil. Pendinginan membuat logam menjadi keras. Untuk memperbaiki kinerja ini, kamu dapat memanaskannya lagi. Kamu juga dapat memutuskan susunan yang atom teratur melalui penyisipan atom yang memiliki ukuran sedikit berbeda pada struktur logam.  Alloy seperti kuningan (campuran tembaga dan seng) lebih keras dibandingkan logam asalnya karena

ketidakteraturan struktur membantu pencegahan barisan atom tergelincir satu sama lain. Ikatan Logam

Kulit terluar unsur logam relatif kosong karena elektron valensinya berjumlah sedikit. Hal ini memungkinkan berpindahnya elektron dari satu atom ke atom yang lain. Elektron valensi mengalami penyebaran yang cukup berarti karena kemudahan untuk berpindah sangat besar. Akibat penyebaran tersebut, elektron valensi menjadi berbaur dan menyeruapai awan elektron atau lautan elektron yang membungkus ion positif di dalam atom. Sehingga struktur logam dapat dibayangkan sebagai pembungkusan ion-ion positif oleh awan atau lautan elektron. Pembentukan ikatan logam

Struktur yang demikian dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat khas logam seperti daya hantar listrik, daya tempa dan kuat tarik. Akibat awan elektron valensinya yang mudah mengalir maka logam juga bersifat sebagai konduktor  yang baik. Penyebaran dan pergerakan elektron valensi yang cukup besar  membuat logam ketika ditempa atau ditarik hanya mengalami pergeseran pada atom-atom penysunnya sedangkan ikatan yang terbentuk tetap. Sifat- sifat suatu logam tergantung dari perlakuan termis dan meknis yang dikenakan. Sifat suatu alloy tidak hanya tergantung pada dua faktor ini, tetapi juga  pada komposisinya. Sifat – sifat mekanis suatu alloy dapat sangat berbeda dengan komponen logam atau metalloid asalnya. Sebagai contoh, suatu alloy yang terdiri dari 50% emas (Au) dan 50% kuningan (Cu) mempunyai ultimate tensile strength ynag lebih besar dari baik emas maupun kuningan.( Combe: 1992 )

2.3 Proses Pencampuran Logam

Logam dapat diperoleh baik sebagai elemen murni atau gabungan dengan elemen lain dalam bentuk bijih. Contoh: emas diperoleh

sebagai logam murni,

 perak  diperoleh

sebagai logam murni, atau sebagai Ag 2S atau AgCl, tembaga sering

diperoleh dalam bentuk murni; juga dalam bentuk Cu 2S, CuS dan oksidanya.

besi – diperoleh dalam bentuk Fe203.

Berupa bijih yang terdiri dari gabungan logam bersama-sama dengan bahan bumf  yang tidak dikehendaki. Sebelum berubah menjadi logam, bijih biasanya menempuh  proses sebagai berikut: pengasahan (grinding), pengayakan (grading) sesuai dengan - besar dan kualitasnya, dan concentrating. Berikut ini adalah beberapa metoda pembuatan logam: Metode Pembuatan Logam

1. Thermal methods – beberapa oksida dapan langsung diubah menjadi logam, dengan pemberian bahan pereduksi, misalnya : Fe2O3 + 3C

panas

2Fe + 3CO

2. Hydro-metallurgical methods – bijih direndam dalam cairan pelarut yang diencerkan seperti asam sulphur. Elektrolisa cairan tersebut akan menghasilkan logam yang sangat murni. Contoh : perak, zinc, dan copper. 3. Therno-electrolitic – dokerjakan dengan elektrolisa suatu mineral yang dicairkan, dipergunakan untuk alumunium, calcium, sodium, dan lain-lain.(Combe:1992) Logam dapat diperoleh baik sebagai element murni atau gabungan dengan element lain dalam bentuk biji. Biji yang terdiri dari gabungan logam bersama-sama dengan bahan bumi yang tidak dikehendaki sebelum berubah menjadi logam biji yang  biasanya menempuh proses berikut : pengasahan ( grinding ), pengayakan ( grading ), dan harus sesuai besar dan kualitasnya dan concentrating . Proses pembuatan dan penbentukan logam adalah :

1.

Penuangan Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya di

dalam cetakan. Misal: besi, kuningan, alumunium dll dapat dituang ke dalam cetakan yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini rusak setiap kali setelah pemakaian. Die casring menggunakan cetakan permanen dari logam. 2.

Pekerjaan Dingin Pada umumnya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung.

Logam dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat. 3.

Serbuk Metalurgi

Suatu bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan  bahan degan bentuk yang dikehendaki.hasil ini tidak kuat karena hasil adhesi. Dengan melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan, dimana pemresan dipanaskan dalam atmosfir yang tidak teroksidasi di bawah titk cair dan menggumpalkan partikel. 4.

Electroforming  Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar dengan

 proses elektrolisa.

Pendinginan Logam Cair

a.

Untuk pendinginan cairan logam.

 b.

Suatu plateu bagian horizontal selama waktu ini logam mengeras dan mengimbangi panas yang hilang ke sekitarnya.

c.

Bagian untuk pendinginan logam yang sempurna mengeras. Struktur waktu  pengerasan dimulai pada bagian tengah atau pada pusat kristalisasi yang disebut inti. (Combe:1992)

2.4 Pengertian Alloy

Alloy merupakan campuran dua atau lebih logam, atau satu atau lebih logam dengan metaloid tertentu yang paling larut dalam keadaan meleleh; dibedakan dalam binari (2 konstitusi), ternari (3 konstitusi), kuaternari (4 konstitusi), dan lain-lain tergantung jumlah logam dalam campuran itu. Suatu alloy dapat pula digolongkan berdasarkan sifatnya bila dipadatkan. (Combe:1992)

Logam dan campuran logamnya (alloy) merupakan material yang tidak bisa dihindari pemakaiannya dalam kedokteran gigi setiap hari untuk membuat isian, sistem pasak dan inti tuang, mahkota individual, struktur atas implant, gigitiruan dan alat-alat ortodontik. Material yang ditanam dalam mulut terekspos dalam  periode waktu yang lama terhadap pengaruh fungsional, biokimia dan pengaruh  bakteri media mulut yang bisa memiliki imbas negatif terhadap alat terapeutik  atau jaringan di sekitarnya. Kekebalan terhadap korosi merupakan sebuah  persyaratan untuk biokompatibilitas. Karena alasan ekonomi, logam yang sangat tahan korosi jarang digunakan, sedangkan logam-logam yang tidak terlalu kuat terhadap

korosi

bermunculan

di

pasaran.

Karena

seorang

dokter-gigi

 bertanggungjawab untuk pemilihan logam yang ditanam, maka sebleum  penanaman diperlukan untuk memperkirakan dampak saliva sebagai sebuah media agresif terhadap semua logam atau alloy. Berdasarkan penelitian dari berbagai literatur, tujuan dari penelitian kali ini adalah untuk memberikan dan menggambarkan logam-logam gigi yang telah ada dan alloy-alloy dalam konteks karakteristik anti korosinya, dan cara ini membantu seorang dokter gigi dalam membuat pilihan yang tepat.

2.5 Sifat dan Klasifikasi Alloy kedokteran Gigi

Sifat- sifat suatu logam tergantung dari perlakuan termis dan meknis yang dikenakan. Sifat suatu alloy tidak hanya tergantung pada dua faktor ini, tetapi juga  pada komposisinya. Sifat – sifat mekanis suatu alloy dapat sangat berbeda dengan komponen logam atau metalloid asalnya. Sebagai contoh, suatu alloy yang terdiri dari 50% emas (Au) dan 50% kuningan (Cu) mempunyai ultimate tensile strength ynag lebih besar dari baik emas maupun kuningan. Alloy dapat diklasifikasikan atas :  binary

: terdiri dari dua konstitusi dasar 



ternary

: terdiri dari tiga konstitusi dasar 



quaternary

: terdiri dari empat konstitusi dasar 



Suatu system alloy selalu berkaitan dengan semua kemungkinan persentase komposisi logam dasarnya. Sebagai contoh system gold silver dapat terdiri dari 100% gold sampai 100% silver. 1. Alloy Binary Bila dua logam yang sedang cair dicampur biasanya diperoleh suatu  solusi, yaitu campuran yang benar – benar homogeny. Pada pendinginan campuran data terjadi salah satu dari 3 kemungkinan : •

Terbentuk sebuah campuran padatan Pada suatu pencampuran padatannya hanya satu fase. Yang dimaksud dengan fase adalah perbedaan fisis yang bersifat hpmpgen yang secara mekanis merupakan system yang terpisah. Campuran padatan terdiri dari 2 tipe yaitu: 

Substitutional Solid Solution Terbentuk bila dua tipe atom yang tidak serupa berada dalam  posisi yang berbeda pada kisi Kristal yang serupa



Intertitional Solid Solution Atom – atom yang sangat kecil dapat masuk di sela- sela antara atom yang lebih besar 



Kedua logam tidak bercampur secara sempurna dalam keadaan padat meskipun kedua hal ini jarang terjadi Terjadi pada system bismuth tin, alloy padatnya bersifat heterogen dan mengandung dua fase. Meskipun pada contohnya yang dikemukakan ini suatu ketidaklarutan yang sempurna tidak pernah dicapai.



Teradi pencampuran sebagian Ini terjadi misalnya pada system silver copper dan lead in. (Combe:1992)

Klasifikasi alloy berdasarkan penggunaanya dalam kedokteran gigi : 1. inlay 2. onlay 3. mahkota dan jembatan gigi tiruan 4. restorasi logam keramik  5. gigi tiruan sebagian lepasan Klasifikasi alloy berdasarkan unsure utamanya : 1. emas 2. palladium 3. perak   4. nikel 5. kobalt 6. titanium

Klasifikasi alloy berdasarkan tiga unsure utamnya : 1. emas – palladium – perak  2. palladium – perak – timah 3. nikel – kromium – grilium 4. kobalt – kromium- molybdenum 5. titanium – alumunium – valadium 6. besi – nikel – kromium TIPE-TIPE ALLOY

1.

Tipe I (Soft) umumnya digunakan untuk inlay satu permukaan.

2.

Tipe II (Medium) digunakan untuk inlay beberapa permukaan tetapi tidak  termasuk permukaan bukal atau lingual.

3.

Tipe III (Hard) digunakan untuk semua mahkota dan jembatan logam.

4.

Tipe IV (Extra-Hard) digunakan untuk kerangka gigi tiruan sebagian dan tidak  digunakan untuk prostetik permanen. (K.J.Anusavice:2003)

2.6 Pengertian Casting Alloy

Casting atau yang sering disebut proses pengecoran atau penuangan dalam kedokteran gigi dapat diartikan suatu proses pendorongan logam yang sedang mencair ke dalam mould sehingga menjadi suatu tuangan yang sering disebut logam tuang. Sehingga pada akhir dari casting alloy dapat dihasilkan suatu  bentukan yang terbentuk dari logam yang terjadi di dalam mould. (Kamus Kedokteran Gigi-F.J Harty & R.Ogston). Pengecoran adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair  dan cetakan untuk menghasilkan parts dengan bentuk yang mendekati bentuk  geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke dalam cetakan yang memiliki rongga sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Proses  pengecoran sendiri dibedakan menjadi dua macam, yaitu traditional casting dan non-traditional/contemporary casting. Teknik traditional terdiri atas :

1. Sand-Mold Casting 2. Dry-Sand Casting 3. Shell-Mold Casting 4. Full-Mold Casting 5. Cement-Mold Casting 6. Vacuum-Mold Casting Teknik non-traditional terbagi atas :

1. High-Pressure Die Casting 2. Permanent-Mold Casting

3. Centrifugal Casting 4. Plaster-Mold Casting 5. Investment Casting 6. Solid-Ceramic Casting Jenis logam yang kebanyakan digunakan di dalam proses pengecoran adalah logam besi bersama-sama dengan aluminium, kuningan, perak, dan beberapa material non logam lainnya. ((http://scribd.com) 2.7 Proses Manipulasi Casting Alloy

1. Membuat model malam untuk model logam, sprue, ventilasi dan kawah 2. Ntuk mdel logam buatlah bentuk ½ lingkaran dengan panjang dan lebar 1 cm, dan ketebalan 2mm dari inlay wax, rapikan dan haluskan sampai model terlihat rata, halus, dan mengkilat. 3. Untuk sprue buatlah model pipa dengan diameter 2,5 mm, dan panjang 1 cm dari malam inlay 4. Untuk ventilasi buatlah model pipa dengan diameter 1 mm dan panjang 1,5 cm dari baseplate wax 5. Membuat crucible former / kawah dari malam merah 6. Jika sudah mendapat persetujuan dari masing-masing instruktur untuk masingmasing model, satukan keempat model, tambahkan bentukan reservoir pada  pertemua antara sprue dengan model logam. 7. Cobakan keseluruhan model dalam bumbung tuang, jarak antara puncak  tertinggi model logam dengan bibir bumbung tuang adalah 6 – 7 mm. 8. Tahap selanjutnya adalah wetting, ambil sedikit air sabun dalam mangkok  karet dan ulasi seluruh permukaan model logam, sprue, dan ventilasi dengan air sabun menggunakan kuas secara tipis merata, tunggu sampai kering. 9. Tahap selanjutnya adalah penanaman, siapkan bahan tanam, bumbung tuang, dan asbestos liner. Basahi asbestos liner dengan air dan letakkan pada  permukaan dalam bumbung tuang, perhatikan jarak antara bagian tertinggi

asbestos liner dengan bibir bumbung tuang adalah sama dengan bagian tertinggi dari model logam. Aduk sedikit bahan tanam dengan konsistensi kental kemudian ulasi seluruh model dengan menggunakan kuas kecil, kemudian masukkan seluruh model ke dalama bumbung tuang, kelebihan tepi kawah dapat digunaka sebagai fikasasi. Aduk bahan tanam dengan konsistensi normal kemudian tuangkan kedalam bumbung tuang di atas vibrator sampai  penuh. Setelah bahan tanam mencapai final setting lepas kawah dari bumbung tuang dan biarkan selama 24 jam. 10. Tahap selanjutnya adalah tahap bourning out dan preheating. Hidupkan kompor gas dan letakkan bumbung tuang di atas dengan bagian kawah menghadap kea pi, biarkan hingga semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space bersih dari malam. Sementara itu, siapkan furnace, naikkan suhunya hingga mencapai 700oC kemudian masukkan bumbung tuang ke dalam furnice, kemudian dilanjutkan dengan tahap preheating naikkan suhu furnace hingga mencapai 900oC pada saat bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap dicasting. 11. Tahap berikutnya adalah casting, siapkan 2 buah logam Cu Alloy (orden) di dalam moulden, pindahkan bumbung tuang dari dalam fuenace ke casting machine, panaskan logam pada saat logam sudah mencair tambahkan sedikit  bubuk boraks ke dalam moulden lalu putar casting machine berhenti  pindahkan bumbung tuang dan tunggu sampai kembali ke suhu normal. 12. Pada

saat bumbung tuang sudah mencapai suhu normal keluarkan bahan

tanam dari dalam bumbung tuang dengan menggunakan pisau malam, kemudian hancurkan bahan tanam dengan tangan sampai terlihat model logam, lalu cuci dan bersihkan model logam dengan sikat dari sisa-sisa bahan tanam dibawah kucuran air. Didapatkan model kasar tuangan logam.( Petunjuk Skill Lab BTKG) BAB III PEMBAHASAN

3.1 Maping

Logam

Sifat

Macam

dicampur

Ikatan

Tipe

Campuran

Alloy

Struktur

Komposisi

Manipulasi

Casting Alloy

Kesalahan

Aplikasi KG

Penanganan

3.2 Definisi, struktur, dan sifat dari logam kedokteran gigi

Logam merupakan elektropositif yakni memberi ion positif dalam larutan. Dari lebih 100 elemen dalam tabel periodic sebanyak 68 adalah logam, 8 menyerupai logam (metalloid) dalam berbagai aspek (misal silikon, arsenik, dan  boron) dan sisa lainnya berupa non logam. Logam murni sangat jarang dipergunakan di kedokteran gigi.pada umumnya logam murni terlalu lunak dan terlalu

liat

untuk

dipergunakan

dalam

pemakaian

di

kedokteran

gigi.

( Combe,1992) Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan  penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles, merupakan  pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni, titanium murni komersial, dan silver point endodontik. (Kamus Kedokteran GigiF.J Harty & R.Ogston) Kegunaan unsur logam murni cukup terbatas. Logam murni cenderung lunak dan seperti besi, kebanyakan logam tersebut cenderung mudah terkorosi. Untungnya unsur logam tersebut mempertahankan sifat logamnya meskipun saat  bahan tersebut tidak murni dan dapat mentoleransi penambahan unsur lain baik  dalam kondisi padat maupun cair. Sifat – sifat karakteristik logam, yaitu sebagai berikut: a. Keras b. Mengkilat  c. Penghantar panas dan penghantar listrik  d.  Atom logam mutlak melepas electron luarnya sehingga membentuk ion positif  .logam positif akan bergabung dengan awan electron . Mobilitas electron ini menunjukkan kemampuan logam untuk menghantarkan panasdan arus listrik. e. Opaque  f.

Ductili malleable

 Duktiliti artinya dapat ditari menjadi panjang misalnya kawat Malleabiliti artinya dapat dibentuk atau ditempa hingga tipis atau menjadi sampai tembus cahaya. Duktiliti dapat diukur dengan: 1. % elongasi 2. pengukuran luas penampang g. Elektro positif  Untuk mengoptimalkan sifat logam, kebanyakan dari logam yang biasa digunakan adalah campuran dari dua atau lebih unsur logam atau pada beberapa keadaan, logam dengan nonlogam. Meskipun campuran tersebut dapat dibuat dengan  berbagai cara, umumnya dihasilkan dari fusi unsur-unsur di atas titik cairnya. Campuran padat dari logam dengan satu atau lebih unsur nonlogam atau logam lain disebut logam campur. Sebagai contoh, sejumlah kecil karbon ditambahkan pada besi untuk membentuk baja. Sejumlah kromium ditambahkan pada besi dan karbon untuk  membentuk baja anti karat, suatu logam campur yang amat tahan terhadap korosi. Untuk meningkatkan ketahanan korosi baik pada nikel maupun kobalt, kromium juga ditambahkan untuk membentuk dua basis logam campur yang dominan digunakan dalam kedokteran gigi. Meskipun emas murni juga mempunyai ketahanan terhadap korosi yang tinggi, tembaga ditambahkan untuk meningkatkan kekuatannya dan ketahanannya terhadap deformasi plastis.( Combe: 1992 )

Ikatan antar atom

Ikatan kimia antar atom ada tiga yaitu: 1. Ikatan ion Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya daya tarik menarik antara muatan negatif dan muatan positif. Contohnya adalah ikatan ion antara ion Na + dan ion Cl- . ion Na melepas elektron sedangkan ion Cl menangkap elektron. Akibatnya ion Na bermuatan lebih positif sedangkan ion Cl bermuatan lebih negatif. 2. Ikatan kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan antara dua atom dimana keduanya saling berbagi elektron untuk mencapai keseimbangan elektron. Contohnya ikatan kovalen gas hidrogen. Di dalam gas hidrogen, atom hidrogen berikatan dengan atom hidrogen yang lainnya. Jumlah atom hidrogen di dalam gas hidrogen adalah dua. Hal ini dikarenakan untuk mencapai keseimbangan jumlah elektron, hidrogen membutuh-kan

sebuah elektron.

Masing-masing atom hidrogen membutuhkan sebuah elektron

tambahan, sehingga kedua atom hidrogen saling berbagi elektron. 3. Ikatan metalik  Ikatan metalik adalah ikatan yang dibentuk oleh logam dimana elektron dari atom logam tersebut tersebar menyerupai gas sehingga membentuk gas elektron, ion positif  yang terbentuk dinetralkan oleh elektron atom didekatnya. Contoh dari ikatan metalik  adalah logam emas murni.

Struktur Logam

Struktur atom dibagi menjadi dua yaitu struktur kristal dan struktur bukan kristal. 1. struktur kristal

- kubik sederhana - kubik berpusat tengah - kubik berporos dipermukaan 2. struktur bukan kristal

a. rombohedral  b. ortorombik  c. monoklinik  d. triklinik  e. tetragonal f. heksagonal sederhana g. heksagonal padat h. rombik  Campuran padatan :

1. Substitutional solid solutions, terbentuk antara 2 logam apabila: a. Besar atomnya berbeda kurang dari sekitar 15%  b. Mempunyai valensi kimia yang serupa c. Mempunyai kisi Kristal d. Tidak terjasi reaksi membentuk komponen intermetalik  2. Intertisional solid solution

a. Atom atomnya yang sangat kecil dapat masuk di sela sela antara atom yang lebih besar ( atom C dalam iron / Fe ), diameter atom C lebih kecil dari doamter atom Fe, sehingga atom C masuk disela sela atom Fe, hal ini dapat menigkatkan kekerasan dan kekuatan. Struktur logam Susunan atom-atom

Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama lain melalui ikatan logam. “Raksasa” menunjukkan jumlah yang sangat banyak tetapi  jumlah atom yang terlibat sangat bervariasi - tergantung pada ukuran potongan logam.  Koordinasi 12

Kebanyakan logan adalah terjejal (close packed) - yakni, struktur tersebut memuat atom sebanyak mungkin pada volum yang tersedia. Setiap atom pada struktur  mengalami 12 sentuhan dari atom tetangganya. Keadaan logam yang seperti ini digambarkan sebagai terkoordinasi 12. (www.wikipedia.com)

3.3 Proses pencampuran logam hingga terbentuknya logam campur (alloy)

Logam dapat diperoleh baik sebagai elemen murni atau gabungan dengan elemen lain dalam bentuk bijih. Contoh: emas diperoleh  perak 

sebagai logam murni,

diperoleh sebagai logam murni, atau sebagai Ag2S atau AgCl, tembaga

sering diperoleh dalam bentuk murni; juga dalam bentuk Cu 2S, CuS dan oksidanya. besi – diperoleh dalam bentuk Fe203.

Berupa bijih yang terdiri dari gabungan logam bersama-sama dengan bahan  bumf yang tidak dikehendaki. Sebelum berubah menjadi logam, bijih biasanya menempuh proses sebagai berikut: pengasahan (grinding), pengayakan (grading) sesuai dengan - besar dan kualitasnya, dan concentrating.

Berikut ini adalah beberapa metoda pembuatan logam: Metode Pembuatan Logam

1. Thermal methods – beberapa oksida dapan langsung diubah menjadi logam, dengan pemberian bahan pereduksi, misalnya : Fe2O3 + 3C

panas

2Fe + 3CO

2.Hydro-metallurgical methods – bijih direndam dalam cairan pelarut yang diencerkan seperti asam sulphur. Elektrolisa cairan tersebut akan menghasilkan logam yang sangat murni. Contoh : perak, zinc, dan copper. 3.Therno-electrolitic – dokerjakan dengan elektrolisa suatu mineral yang dicairkan, dipergunakan untuk alumunium, calcium, sodium, dan lain-lain. (Combe:1992) Proses pembuatan dan penbentukan logam adalah :

1. Penuangan Penuangan ini meliputi pekerjaan mencairkan logam dan membentuknya di dalam cetakan. Misal: besi, kuningan, alumunium dll dapat dituang ke dalam cetakan yang terbuat dari pasir dan tanah liat. Cetakan dari tanah liat dan pasir ini rusak setiap kali setelah pemakaian. Die casring menggunakan cetakan permanen dari logam. 2.Pekerjaan Dingin Pada umumnya logam dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik atau digulung. Logam dapat ditarik melalui suatu die untuk mendapatkan bentuk kawat. 3.Serbuk Metalurgi Suatu bentuk logam dapat dipres dibawah tekanan tinggi untuk mendapatkan  bahan degan bentuk yang dikehendaki.hasil ini tidak kuat karena hasil adhesi. Dengan melakukan sintering kekuatan dapat ditingkatkan, dimana pemresan dipanaskan dalam atmosfir yang tidak teroksidasi di bawah titk cair dan menggumpalkan partikel. 4. Electroforming  Suatu logam dapat dilapiskan pada permukaan yang bersifat penghantar  dengan proses elektrolisa.

Pendinginan Logam Cair

1.Untuk pendinginan cairan logam. 2.Suatu plateu bagian horizontal selama waktu ini logam mengeras dan mengimbangi panas yang hilang ke sekitarnya. 3.Bagian untuk pendinginan logam yang sempurna mengeras. Struktur waktu  pengerasan dimulai pada bagian tengah atau pada pusat kristalisasi yang disebut inti. (Combe:1992)

3.4 Klasifikasi dari logam campur beserta aplikasinya dalam kedokteran gigi

Alloy merupakan campuran dua atau lebih logam, atau satu atau lebih logam dengan metaloid tertentu yang paling larut dalam keadaan meleleh; dibedakan dalam binari (2 konstitusi), ternari (3 konstitusi), kuaternari (4 konstitusi), dan lain-lain tergantung jumlah logam dalam campuran itu. Suatu alloy dapat pula digolongkan berdasarkan sifatnya bila dipadatkan. (Combe:1992) Alloy dapat diklasifikasikan atas :  binary

: terdiri dari dua konstitusi dasar 



ternary

: terdiri dari tigakonstitusi dasar 



quaternary

: terdiri dari empat konstitusi dasar 



Suatu system alloy selalu berkaitan dengan semua kemungkinan persentase komposisi logam dasarnya. Sebagai contoh system gold silver dapat terdiri dari 100% gold sampai 100% silver. 2. Alloy Binary Bila dua logam yang sedang cair dicampur biasanya diperoleh suatu  solusi, yaitu campuran yang benar – benar homogeny. Pada pendinginan campuran data terjadi salah satu dari 3 kemungkinan : •

Terbentuk sebuah campuran padatan

Pada suatu pencampuran padatannya hanya satu fase. Yang dimaksud dengan fase adalah perbedaan fisis yang bersifat hpmpgen yang secara mekanis merupakan system yang terpisah. Campuran padatan terdiri dari 2 tipe yaitu: 

Substitutional Solid Solution Terbentuk bila dua tipe atom yang tidak serupa berada dalam posisi yang berbeda  pada kisi Kristal yang serupa



Intertitional Solid Solution Atom – atom yang sangat kecil dapat masuk di sela- sela antara atom yang lebih  besar 



Kedua logam tidak bercampur secara sempurna dalam keadaan padat meskipun kedua hal ini jarang terjadi Terjadi pada system bismuth tin, alloy padatnya bersifat heterogen dan mengandung dua fase. Meskipun pada contohnya yang dikemukakan ini suatu ketidaklarutan yang sempurna tidak pernah dicapai.

Macam macam logam yang dapat dijadikan alloy : 1. Cobalt : dalam alloy mempunyai sifat keras, kuat, dan kaku 2. Crom : menambah ketahanan terhadap korosi 3. Cu / Tembaga : memberikan warna kemerah merahan serta mengurangi kekerasan pada alloy 4. Argentum / perak : dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan, serta dapat menyerap oksigen sehingga menyebabkan porositas pada waktu penuangan logam, memperputih warna merah pada alloy yang disebabkan karena adanya tembaga, memungkinkan terjadinya tarnish 5. Pt / platina : meningkatkan titik cair pada alloy, serta memperbaiki daya tahan alloy terhadap korosi (Combe,1992)

Aplikasi alloy dalam kedokteran gigi:

a. Dental amalgam : bahan tambal gigi , alloy yang dipergunakan adalah alloy silver   b. Alloy emas dipergunakan untuk inlay, onlay, mahkota, dan GTJ c. Alloy Ag – Pd, dan alloy Ni – Cu dipergunakan dalam inlay, onlay, mahkota,  jembatan d. Alloy emas, alloy Co – Cr, alloy Ag – Pd, aluminium bronze dipergunakan dalam gigi tiruan sebagian tuangan e. Alloy emas, alloy Co – Cr, Alloy Ni – Cr, beta titanium, dipergunakan untuk   bentuk kawat f.

Alloy Co - Cr dipergunakan untuk gigi tiruan sebagian tuangan, bedah implant, pisau turbin, dan busi mobil, yang berkomposisi : a. Cobalt 35 – 65 %  b. Crom 20 – 35% c. Nikel 0 – 30% d. Mo 0 – 7 % e. Carbon 0 – 0,4 % Titik cair alloy ini adalah 1250 – 1450 0C, sehingga bahan Invesment material yang dunakan adalah phosphate dan silica bonded

g. Alloy Ag – Pd dipergunakan untuk klammer, yang berkomposisi : a. Ag 45 %  b. Pd 24 % c. Au 15 % d. Cu 15 % e. Zn 1 % h. aluminium bronze : alloy Cu yang mengandung sampai 10% Al dan sedikit Ni, Fe, Mn (Anusavice, K.J. 1996.)

3.5 Tahapan dalam proses casting alloy

1. Membuat model malam untuk model logam, sprue, ventilasi dan kawah 2. Untuk mdel logam buatlah bentuk ½ lingkaran dengan panjang dan lebar 1 cm, dan ketebalan 2mm dari inlay wax, rapikan dan haluskan sampai model terlihat rata, halus, dan mengkilat. 3.Untuk sprue buatlah model pipa dengan diameter 2,5 mm, dan panjang 1 cm dari malam inlay 4.Untuk ventilasi buatlah model pipa dengan diameter 1 mm dan panjang 1,5 cm dari baseplate wax 5.Membuat crucible former / kawah dari malam merah 6.Jika sudah mendapat persetujuan dari masing-masing instruktur untuk masingmasing model, satukan keempat model, tambahkan bentukan reservoir pada  pertemua antara sprue dengan model logam. 7.Cobakan keseluruhan model dalam bumbung tuang, jarak antara puncak  tertinggi model logam dengan bibir bumbung tuang adalah 6 – 7 mm. 8.Tahap selanjutnya adalah wetting, ambil sedikit air sabun dalam mangkok karet dan ulasi seluruh permukaan model logam, sprue, dan ventilasi dengan air sabun menggunakan kuas secara tipis merata, tunggu sampai kering. 9.Tahap selanjutnya adalah penanaman, siapkan bahan tanam, bumbung tuang, dan asbestos liner. Basahi asbestos liner dengan air dan letakkan pada permukaan dalam bumbung tuang, perhatikan jarak antara bagian tertinggi asbestos liner  dengan bibir bumbung tuang adalah sama dengan bagian tertinggi dari model logam. Aduk sedikit bahan tanam dengan konsistensi kental kemudian ulasi seluruh model dengan menggunakan kuas kecil, kemudian masukkan seluruh model ke dalama bumbung tuang, kelebihan tepi kawah dapat digunaka sebagai fikasasi. Aduk bahan tanam dengan konsistensi normal kemudian tuangkan kedalam bumbung tuang di atas vibrator sampai penuh. Setelah bahan tanam

mencapai final setting lepas kawah dari bumbung tuang dan biarkan selama 24  jam. 10.Tahap selanjutnya adalah tahap bourning out dan preheating. Hidupkan kompor gas dan letakkan bumbung tuang di atas dengan bagian kawah menghadap ke api, biarkan hingga semua malam terbuang dan pastikan seluruh mould space  bersih dari malam. Sementara itu, siapkan furnace, naikkan suhunya hingga mencapai 700oC kemudian masukkan bumbung tuang ke dalam furnice, kemudian dilanjutkan dengan tahap preheating naikkan suhu furnace hingga mencapai 900oC pada saat bahan tanam sudah terlihat membara, model sudah siap dicasting. 11.Tahap berikutnya adalah casting, siapkan 2 buah logam Cu Alloy (orden) di dalam moulden, pindahkan bumbung tuang dari dalam fuenace ke casting machine, panaskan logam pada saat logam sudah mencair tambahkan sedikit  bubuk boraks ke dalam moulden lalu putar casting machine berhenti pindahkan  bumbung tuang dan tunggu sampai kembali ke suhu normal. 12.Pada saat bumbung tuang sudah mencapai suhu normal keluarkan bahan tanam dari dalam bumbung tuang dengan menggunakan pisau malam, kemudian hancurkan bahan tanam dengan tangan sampai terlihat model logam, lalu cuci dan  bersihkan model logam dengan sikat dari sisa-sisa bahan tanam dibawah kucuran air, didapatkan model kasar tuangan logam. (Petunjuk Skill Lab IBTKG I) 3.6 Kesalahan yang sering terjadi dalam casting alloy

a. Hasil Tuangan Tidak Akurat Dimensi -

Tuangan terlalau kasar sehingga ekspansi mould terlalu besar 

-

Tuangan terlalu kecil ekspansi, ekspansi mould terlalu kecil

-

Wax Pattern berubah bentuk 

 b. Permukaan Kasar dan Terdapat Sayap -

Investmen material pecah

-

Gelembung udara [ada wax pattern

-

Investmen lunak 

c. Porositas -

Kontraksi saat pendinginan alloy

-

Gas dalam alloy cair 

-

Tekanan balik gas

d. Hasil Casting Terkontaminasi -

Oksidasi

: overheating alloy Nyala api oksidasi zone Penggunaan flux gagal

-

Senyawa sulfur menyebabkan pecah bila pada panas berlebihan

e. Hasil Casting tidak Lengkap -

Alloy tidak cukup

-

Bagian tiis dari mould tidak terisi

-

Mould terlalu dingin, alloy mengalami pemasakan dahulu

-

Saluran tertutp benda asing misalnya: wax, investment material

-

Alloy tidak mencair sempurna

-

Tekanan alloy cair terlalu rendah (http://scribd.com)

BAB V KESIMPULAN

1.

Logam merupakan substansi kimia opak   mengkilap yang merupakan penghantar

(konduktor) panas atau listrik yang baik 

serta bila dipoles, merupakan pemantul atau reflektor sinar yang baik.

2. Sifat – sifat karakteristik logam, yaitu sebagai berikut: - Keras - Mengkilat  - Penghantar panas dan penghantar listrik  - Atom logam mutlak melepas electron luarnya - Opaque - Ductili malleable - Elektro positif  3. Sifat sifat yang diharapkan dari logam - Kecocokan biologis - Mudah untuk dicairkan - Mudah untuk dicor, dipoles, dan dilas - Ketahanan abrasive yang baik  - Tahan tekanan

- Berkekuatan tinggi - Tahan karat dan kororsi 4. Metode Pembuatan Logam - Thermal methods - Hydro-metallurgical methods - Thermo-electrolitic 5. Alloy dapat diklasifikasikan atas :  binary

: terdiri dari dua konstitusi dasar 



ternary

: terdiri dari tigakonstitusi dasar 



quaternary

: terdiri dari empat konstitusi dasar 



6. Aplikasi alloy dalam kedokteran gigi: - Dental amalgam : bahan tambal gigi , alloy yang dipergunakan adalah alloy silver  - Alloy emas dipergunakan untuk inlay, onlay, mahkota, dan GTJ - Alloy Ag – Pd, dan alloy Ni – Cu dipergunakan dalam inlay, onlay, mahkota,  jembatan - Alloy emas, alloy Co – Cr, alloy Ag – Pd, aluminium bronze dipergunakan dalam gigi tiruan sebagian tuangan - Alloy emas, alloy Co – Cr, Alloy Ni – Cr, beta titanium, dipergunakan untuk   bentuk kawat

7. Kesalahan yang sering terjadi saat casting alloy

1. Hasil Tuangan Tidak Akurat Dimensi -

Tuangan terlalau kasar sehingga ekspansi mould terlalu besar 

-

Tuangan terlalu kecil ekspansi, ekspansi mould terlalu kecil

-

Wax Pattern berubah bentuk 

2. Permukaan Kasar dan Terdapat Sayap 3. Porositas -

Kontraksi saat pendinginan alloy

-

Gas dalam alloy cair 

-

Tekanan balik gas

4. Hasil Casting Terkontaminasi 5. Hasil Casting tidak Lengkap

Daftar Pustaka

William J. O’ Brien. 2002. Dental Material and Their Selection 3 rd ed. Quintessence Publishing Co, Inc.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF