Laporan Skenario 3 Blok Pediatri B4.doc
March 5, 2018 | Author: inaagustinp | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Skenario 3 Blok Pediatri B4.doc...
Description
LAPORAN TUTORIAL BLOK PEDIATRI SKENARIO III “Kok Anakku Belum Bisa Jalan…?”
Kelompok 14 Arfan Surya Adhiatama
G0014040
I.B. Tri Ojas Saktiana
G0014118
Muhammad Bima Akbar
G0014162
Trisandi Adi P
G0014230
Adinda Kharisma A
G0014004
Aprilla Dwi Utami
G0014036
Debby Nirma Sari S
G0014064
Fadhila Khairunnisa
G0014088
Ina Agustin P
G0014120
Meidiana Risty P
G0014156
Primaniarta
G0014186
Sally Rosita S
G0014214
TUTOR: ……. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN SKENARIO 3: Kok Anakku belum bisa jalan? Suryadi, bocah berusia 2.5 tahun itu hanya bergelayut manja di gendongan sang ibu. Ia belum bisa merangkak apalagi berjalan, dan sampai saat ini belum sepatah katapun bisa diucapkannya, hanya rengekan pelan yang keluar dari mulutnya. Berdasarkan hasil pemeriksaan Denver II oleh dokter didapatkan adanya keterlambatan di semua domain perkembangan.
.
BAB II SEVEN JUMPS A. JUMP 1: KLARIFIKASI ISTILAH 1. Denver II : revisi dari Denver Developmental Screening Test (DDST). Tes dilakukan untuk mengontrol perkembangan dari bayi dan anak usia pra sekolah. Tes meliputi empat fungsi secara umum yaitu sosial pribadi (seperti tersenyum), adaptasi motorik halus (seperti menggegam dan menggambar), bahasa (seperti kombinasi kata), dan motorik kasar (seperti berjalan). 2. Domain Perkembangan : suatu area yang mengalami proses perkembangan selama manusia tumbuh dan berkembang hingga menjadi manusia dewasa. B. JUMP 2: MERUMUSKAN MASALAH 1. Mengapa anak usia 2.5 tahun tidak bisa merangkak, berjalan dan berbicara? 2. Bagaiamana proses tumbuh kembang anak normal? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak? 4. Apa sajakah kelainan yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak? 5. Bagaimana interpretasi Denver II? 6. Bagaimana pola asuh anak yang baik? 7. Bagaimana penilaian pertumbuhan dan perkembangan pada anak? 8. Apa saja jenis domain perkembangan pada anak? 9. Apa penatalaksaan yang tepat kasus di scenario? 10. Perbedaan tumbuh kembang bayi premature dengan bayi lahir normal?
C. JUMP 3: MENJAWAB RUMUSAN MASALAH 1. Mengapa anak usia 2.5 tahun tidak bisa merangkak, berjalan dan berbicara? Berdasarkan penilaian perkembangan, pada umumnya anak umur 10 bulan sudah dapat mengangkat badannya dan berdiri lalu memulai menjelajahi ruangan dengan berpegangan pada perabot rumah, dan pada usia 12-15 bulan anak sudah mulai bisa berjalan tanpa bantuan. Sedangkan pada usia 2 tahun seharusnya sudah bisa berlari dan naik turun tangga dengan dua kaki tiap anak tangga. Akan tetapi, pada skenario anak belum bisa merangkak apalagi berjalan padahal usianya sudah 2.5 tahun. Untuk kemampuan bicara, pada umumnya anak sudah bisa mengeluarkan suara vokal (oooh, eeeh) pada usia 3 bulan dan suara konsonan (goo, gah) pada usia 9 bulan. Pada usia 1 tahun nama satu suku kata digunakan untuk objek tunggal dan orang (misalnya: Mam, Dah). Saat usia 2 tahun beberapa kata digunakan untuk menyampaikan ide (misal: papa pergi) dan akan mengikuti perintah sederhana seperti “letakkan sendok di meja”. Sedangkan anak pada skenario belum bisa mengucapkan sepatah kata pun, hanya merengek dan kadang terdiam (Meadow dan Newell, 2005). Jadi, dapat dikatakan anak tersebut mengalami keterlambatan perkembangan sehingga diperlukan intervensi untuk mengatasinya. 2. Bagaiamana proses tumbuh kembang anak normal? a. Masa pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan secara garis besar terbagi dua tahap, yaitu masa prenatal dan masa post natal. Masa prenatal, adalah masa janin didalam kandungan, dan terdiri atas dua periode yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah periode setelah konsepsi hingga umur kehamilan 8 minggu, dimana ovum yang dibuahi akan mengalami diferensiasi yang berlangsung cepat hingga membentuk suatu sistem organ dalam tubuh. Masa fetus adalah kehamilan pada awal minggu ke 9, dan dibagi pada dua tahap yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini mulai saat kehamilan berusia 9 minggu sampai dengan trimester kedua. Pada tahap ini, terjadi kecepatan yang
meningkat pada pertumbuhan dan pembentukan janin, sehingga membentuk manusia dengan organ – organ tubuh yang mulai berfungsi. Masa akhir trimester kedua memasuki trimester ketiga, menunjukkan fasa fetus dini memasuki fase fetus lanjut dimana, pertumbuhan berlangsung dengan pesat dan perkembangan fungsi-fungsi tubuh mulai terlihat. Pada fase ini juga terjadi transfer immunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui plasenta sedangkan di daerah otak dan retina fetus terjadi akumulasi asam lemak essensial dari seri omega 3 dan omega 6 (Tanuwidjaya.S, 2003). Sesudah lahir, tahap pertumbuhan dan perkembangan akan masuk ke masa post natal. Masa post natal terdiri dari beberapa periode, yaitu masa neonatal (0- 28 hari), masa bayi (bayi dini dan bayi lanjut), masa prasekolah, masa sekolah atau pra-pubertas dan masa remaja (adolescent) (Tanuwidjaya.S, 2003). Tahap awal neonatus adalah beradaptasi terhadap lingkungan, yang termasuk perubahan sirkulasi darah dan mulainya berfungsi berbagai organ – organ tubuhnya yang lain seperti parunya (Tanuwidjaya. S, 2003). Setelah berakhirnya masa neonatus, fase berikutnya adalah fase bayi, yang terbagi dua fase yaitu bayi dini dan bayi lanjut. Fase bayi dini yang berawal dari usia 1 bulan hingga 12 bulan. Pada fase bayi dini pertumbuhan akan terjadi dengan pesat dan proses pematangan organ akan berlangsung secara berkelanjutan terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (Tanuwidjaya.S, 2003). Setelah bayi mencapai usia 1 tahun, ia akan masuk ke masa bayi akhir, yang berlangsung hingga ia mencapai usia 2 tahun, ditahap ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan ada kemajuan pada perkembangan motorik dan fungsi ekskresi. Pada saat usianya masuk 2 tahun, dia akan memasuki tahap prasekolah (preschooler), di usia ini pertumbuhan anak akan berlangsung dengan stabil dan terjadi perkembangan dengan aktifitasnya sehari-hari dan meningkatnya keterampilan dan proses berpikir. Masa sekolah atau masa prapubertas terjadi pada anak wanita dikalangan usia 6 hingga 10
tahun, sedangkan anak laki laki usia 8 hingga 12 tahun, diperiode ini anak-anak akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan
masa
prasekolah,
keterampilan
dan
intelektual
makin
berkembang, dia senang bermain berkelompok dengan jenis kelamin yang sama. Anak wanita biasanya akan memasuki masa adolesensi 2 tahun lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Usia anak wanita memasuki masa adolesensi adalah antara usia 10 hingga 18 tahun, sedangkan anak laki -laki akan mengalami masa adolensensi diusia 12 hingga 20 tahun. Masa ini merupakan transisi periode anak memasuki tahap menjadi seorang dewasa. Ada terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth spurt yang disertai juga dengan terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda- tanda kelamin sekunder (Tanuwidjaya. S, 2003). b. Proses pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu
pola
umum, neural, limfoid, serta reproduksi. Organ-organ yang mengikuti pola umum adalah tulang panjang,
otot skelet, sistem pencernaan,
pernafasan, peredaran darah, volume darah. Perkembangan otak bersama tulang-tulang yang melindunginya, mata, dan berlangsung
lebih
telinga
dini. Otak bayi yang baru dilahirkan telah
mempunyai berat 25% berat otak dewasa, 75% berat otak dewasa pada umur 2 tahun, dan pada umur 10 tahun telah mencapai 95% berat otak dewasa. Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda dengan dari bagian
tubuh
lainnya, pertumbuhan mencapai maksimum sebelum
remaja
kemudian
menurun
hingga
mencapai ukuran dewasa.
Sedangkan organ-organ reproduksi tumbuh mengikuti pola tersendiri, yaitu pertumbuhan lambat pada usia pra remaja, kemudian disusul pacu tumbuh pesat pada usia remaja (Tanuwijaya, 2003). c.
Milestones atau kemampuan perkembangan Berikut merupakan milestones atau tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu menurut Soetjiningsih (2012):
1) 4-6 minggu
: tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-
2 minggu kemudian. 2) 12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke arah suara, memegang benda yang ditaruh di tangannya. 3) 20 minggu: meraih benda yang didekatkan kepadanya. 4) 26 minggu: dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, duduk dengan bantuan kedua tangannya ke depan, makan biskuit sendiri. 5) 9-10 bulan: menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara “da…da…” 6) 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang anak? a. Pengaruh Biologis Pengaruh biologis pada perkembangan meliputi faktor-faktor genetik, terpajan terhadap teratogen di dalam rahim, rasa sakit sesudah melahirkan, terpajan zat-zat kimia yang berbahaya dan maturasi. Penyelidikan anak kembar mengemukakan bahwa adanya perbedaan besar pada IQ dan kepribadian disebabkan oleh faktor-faktor genetik. Perkembangan biologis yang berhubungan dengan pemajanan terhadap teratogen sebelum kelahiran seperti dengan air raksa dan alkohol serta masalah-masalah medis sesudah kelahiran seperti meningitis telah dipelajari secara
intensif. Penyakit
yang
kronis
mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan, khususnya penyakit yang ada hubungannya dengan perkembangan (Needlman R.D, 2012). b. Pengaruh Psikologis Meskipun pentingnya pengenalan sifat-sifat bawaan, pengaruh dari lingkungan pergaulan seorang anak berpengaruh langsung pada modelmodel perkembangan. Erik erikson mengidentifikasi bahwa tahun pertama kehidupan adalah saat “kepercayaan dasar” itu muncul, berdasarkan pada seringnya seorang ibu mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh anak. Penyelidikan tentang bayi di banyak rumah sakit dan tempat penitipan anak membuktikan betapa menyedihkan dampak terampasnya kasih sayang ibu dan hal ini mengacu pada pentingnya kasih sayang. Kasih sayang mengacu pada suatu kecenderungan biologis
seorang anak untuk dekat dengan orang tuanya selama mengalami stres. Anak yang terjamin kasih sayangnya dapat mempergunakan orang tua mereka untuk menumbuhkan kembali pemikiran yang sehat setelah anak itu mengalami stres. Tidak terjaminnya kasih sayang seorang anak merupakan suatu tanda dari hubungan yang tidak serasi antara anak dan orang tua mungkin perilakunya di masa depan serta cara untuk menghadapi berbagai macam persoalan (Needlman R.D, 2012). c. Faktor Sosial (Sistem Keluarga dan Model Ekologi) Fungsi keluarga sebagai suat sistem, baik dengan lebih atau kurang keras menetapkan batas-batas, subsistem, tugas-tugas dan aturanaturan untuk berinteraksi. Pengaruh dari faktor-faktor ini pada perkembangan sering tidak tampak, tetapi sangat kuat. Dalam keluarga yang dengan keras menetapkan subsistem orang tua, anak-anak dapat terhindar dari pengambilan keputusan yang dapat memperburuk keadaan. Jika batas antara orang tua dan anak lebih rapuh, anak-anak bisa saja mengalami “pendewasaan”, semacam persyaratan untuk memikul tanggung jawab melebihi usia mereka atau mengambil peranan dalam masalah keluarga. Model ekologi menggambarkan hubungan sistem keluarga, budaya, dan sosial seperti lingkaran dengan hubungan yang menyatu antara anak dan orang tua terletak di tengah dan masyarakat terletak di sekelilingnya (Needlman R.D, 2012). Perkembangan embrio pada minggu ke IV—VIII merupakan tahap perkembangan yang rentan terhadap zat-zat atau faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan seperti faktor lingkungan yang meliputi: 1) Zat-zat menular seperti rubella, sitomegalovirus, herpes simpleks, 2) 3)
toksoplasma, sifilis, dan sebagainya. Penyinaran, zat kimia, dan obat. Hormon seperti progestin, kortison, hormone yang diproduksi ibu
4)
dengan diabetes mellitus. Kurang gizi, hipoksia, zat kimia lingkungan seperti air raksa dan pestisida. Zat teratogen akan mempengaruhi tingkat diferensiase janin pada
yaitu pada minggu ke IV—VIII. Paparan terhadap zat teratogen pada
fase ini akan menyebabkan cacat bawaan pada janin. Pada saat janin mencapai usia lebih dari delapan minggu, pengaruhnya terhadap zat teratogen menurun banyak, kecuali pada otak, susunan kemih dan kelamin. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Usia 1-3 Tahun 1) Faktor Genetik atau Keturunan Pengaruh genetik bersifat heredo-konstistusional yang berarti bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. 2) Faktor Hormon Hormon-hormon yang berpengaruh adalah hormone pertumbuhan (Growth Hormone) yang merangsang pertumbuhan epifise dari pusat tulang paling panjang. Tanpa GH anak akan tumbuh dengan lambat dan kematangan seksualnya terlambat. Selain itu, hormone kelenjar tiroid juga berpengaruh pada pertumbuhan. 3) Faktor Gizi Kecukupan pangan yang essensial baik kualitas maupun kuantitas sangat penting untuk pertumbuhan normal. 4) Faktor lingkungan (faktor fisik, biologis, dan psikososial) 5) Faktor Sosial Ekonomi Faktor ekonomi sangat mempengaruhi keadaan social keluarg. Jika keadaan ini baik maka dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga. Dan akan terjamin bagi anggota keluarga untuk mendapatkan pendidikan yang baik pula.faktor lain yang berpengaruh adalah pelayanan kesehatan yang didapat selama tumbuh kembangnya (UNIMUS, 2014) Unicef dan Jonsson (dikutip dari Moeljono, 1993), mengajukan model lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dimana dibedakan menjadi sebab yang langsung, tidak langsung, dan dasar.
Gambar 3. Faktor tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2012) 4. Apa sajakah kelainan yang berhubungan dengan tumbuh kembang 5. 6. 7. 8.
anak? Bagaimana interpretasi Denver II? Bagaimana pola asuh anak yang baik? Bagaimana penilaian pertumbuhan dan perkembangan pada anak? Apa saja jenis domain perkembangan pada anak? Domain perkembangan adalah suatu area yang mengalami proses perkembangan selama manusia tumbuh dan berkembang hingga menjadi manusia dewasa. Menurut Frankenburg dkk. (1981) terdapat empat domain perkembangan: a) Personal social (kepribadian atau tingkah laku sosial) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungannya. b) Fine motor adaptive (gerakan motoric halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-oto kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar dan memegang suatu benda. c) Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah, dan berbicara spontan. d) Gross motor (perkembangan motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Soetjiningsih, 2012).
Jenis domain perkembangan anak a. Perkembangan motorik kasar Kemampuan Usia Pencapaian Kontol kepala: Mengangkat kepala hingga 450
2 – 2,5 bulan
Mengangkat kepala hingga 900
2,5 – 3 bulan
Duduk dengan kepala stabil
3,5 – 4 bulan
Duduk tanpa bersandar
6,5 – 8 bulan
Berdiri/berjalan sendiri
13 –15 bulan
Melangkah
21 – 22 bulan
b. Perkembangan motorik halus Kemampuan
Usia Pencapaian
Tersenyum
6 minggu
Meraih
4 bulan
Memindahkan benda
6 bulan
Mencubit
8 bulan
c. Perkembangan bahasa Kemampuan
Usia Pencapaian
Gumaman kanonikal (dada, mama)
6 – 10 bulan
Membentuk katakata
9 – 10 bulan
Memproduksi kata-kata
12 – 13 bulan
Menggunakan kata kerja
18 bulan
Kombinasi katakata
20 bulan
Penggunaan tata bahasa
24 – 36 bulan
Gambar 1: Tahapan perkembangan bayi tahun pertama (Abdoerrachman et al, 1985) 9. Apa penatalaksaan yang tepat kasus di scenario? 10. Perbedaan tumbuh kembang bayi premature dengan bayi lahir normal? D. JUMP 4: MEMBUAT BAGAN ALUR PEMIKIRAN Anak
Pertumbuha n
Perkembanga n
Faktor Risiko
Penilaian
Normal
Abnormal Pemeriksaan Fisik Differential Diagnosis Penatalaksanaan
E. JUMP 5: MENENTUKAN LEARNING OBJECTIVE (LO) 1. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak 2. Mengetahui cara penilaian tumbuh kembang anak 3. Mengetahui jenis-jenis kelainan tumbuh kembang anak 4. Mengetahui proses tumbuh kembang anak yang normal 5. Mengetahui pemeriksaan lanjutan pada kelainan tumbuh kembang anak 6. Mengetahui penatalaksanaan dan edukasi yang benar terhadap tumbuh kembang anak 7. Mengetahui pola asuh anak yang baik 8. Mengetahui perbedaan tumbuh kembang anak yang premature dengan anak normal F. JUMP 6: MENCARI DAN MEMPELAJARI BAHAN YANG SESUAI LEARNING OBJECTIVE (LO) G. JUMP 7: MENJAWAB LEARNING OBJECTIVE (LO)
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN Bersyukur sekali kami mendapatkan tutor yang dapat membimbing kami untuk mencapai semua learning objectives. Sekalipun materi yang kami dapatkan dan pelajari mengenai kasus ini belum sempurna, kami akan tetap mempelajari kasus ini. Kami harap ke depannya tutor-tutor terbimbing KBK FK UNS tetap dapat membimbing dan mengarahkan kami dengan baik seperti ini. Untuk kelompok B4 sendiri, kami pribadi menilai bahwa beberapa dari kami kurang aktif dan kurang dalam ketika membahas beberapa hal dalam kasus ini. Ke depannya, kami berharap bisa lebih banyak membaca dan belajar. Skenario yang diberikan sudah baik dan mengarahkan kami untuk membahas proses tumbuh kembang pada anak. Menurut kami, skenario ini sudah ideal dan cukup membantu kami mencapai learning objective dan juga membantu kami mempelajari mengenai proses tumbuh kembang anak yang normal, cara penilaiannya, kelainan yang dapat terjadi pada proses tumbuh kembang, serta tatalaksa dan edukasi yang tepat.
BAB IV DAFTAR PUSTAKA
View more...
Comments