Laporan Sistem Sensorii
June 24, 2019 | Author: Mala Miely Mulue | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Sistem Sensorii...
Description
I.
TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan daerah penyebaran reseptor rasa pada lidah b. Menentukan pengaruh suhu terhadap kepekaan reseptor pengecap pada lidah c. Mengetahui tingkat kepekaan seseorang terhadap rangsangan bau d. Mengetahui waktu adaptasi reseptor pada indera pembau e. Mengetahui pengaruh bau terhadap kesan pengecapan f. Mengetahui banyaknya reseptor panas dan dingin g. Mengetahui pengaruh suhu terhadap rasa sakit/ nyeri h. Mengetahui letak kepekaan terhadap santuhan dari bagian kulit i. Menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta j. Mengetahui refleks pupil terhadap intensitas dan warna cahaya k. Mengetahui refleks pupil terhadap akomodasi mata
II.
DASAR TEORI
Sebagai organisme hidup, hewan harus memiliki kemampuan menanggapi rangsang berupa informasi yang dapat datang dari lingkungan di luar maupun di dalam tubuhnya. Rangsang yang datang dari lingkungan luar tubuh hewan dapat berupa salinitas (kadar garam), suhu udara, kelembapan, dan cahaya, sedangkan rangsang dari lingkungan di dalam tubuh antara lain suhu tubuh, keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, dan kadar kalsium dalam darah. Alat penerima rangsang pada hewan disebut reseptor, sedangkan alat penghasil tanggapan dinamakan efektor. Reseptor bekerja secara khusus, yaitu reseptor tertentu hanya akan menerima rangsang jenis tertentu (Isnaeni, 2006). Berdasarkan strukturnya, reseptor dibedakan menjadi dua, yaitu reseptor saraf dan bukan saraf. Struktur reseptor saraf paling sederhana dan hanya berupa ujung dendrite dari suatu sel saraf (tidak memiliki selubung mielin), dapat ditemukan pada reseptor nyeri nosiseptor. Reseptor khusus dan bukan saraf dapat ditemukan dalam organ pendengaran vertebrata (berupa sel rambut) dan pada organ penglihatan (berupa sel batang dan sel kerucut) (Isnaeni, 2006). Deteksi dan pemrosesan informasi sensoris dan pembangkitan kekuatan motorik memberikan dasar fisiologis bagi semua aktivitas hewan (Campbell et al , 2010). Reseptor sensoris umumnya terletak pada organ panca indra mulai dari indra peraba, pembau, perasa, penglihat dan pendengaran. Sel sensoris biasanya hanya memiliki satu tipe reseptor tunggal
yang spesifik untuk rangsangan tertentu sehingga reseptor sensoris selanjutnya dapat diklasifikasikan dalam 5 kelompok berdasarkan sifat rangsangan yang ditransduksi yaitu mekanoreseptor, kemoreseptor, termoreseptor, reseptor nyeri dan reseptor elektromagnetik serta fotoreseptor (Campbell et al , 2010). 1. Mekanoreseptor Mekanoreseptor merupakan reseptor yang mengindra deformasi fisik yang diakibatkan oleh bentuk-bentuk energi mekanis seperti tekanan, sentuhan, gerakan dan suara (Campbellet (Campbellet al , 2010).Pada manusia, sentuhan biasa dideteksi oleh reseptor yang berada dekat permukaan kulit, yang mana reseptor sentuhan ini tidak disebarkan secara merata di seluruh permukaan tubuh (Kimball, 1996). Contoh reseptor yang termasuk dalam mekanoreseptor adalah korpuskel pacini, yang terletak di kulit serta organ dalam dan menjadi reseptor untuk stimulus yang berupa tekanan. 2. Kemoreseptor Pada proses penerimaan rangsang kimia (kemoresepsi), terjadi interaksi antara bahan kimia dengan kemoreseptor membentuk kompleks bahan kimia-kemoreseptor. Kompleks tersebut
mengawali proses proses pembentukan potensial generator pada reseptor, yang akan
segera menghasilkan potensial aksi pada sel saraf sensoris dan sel berikutnya sehingga akhirnya timbul tanggapan (Villee, 1999). 3. Termoreseptor Merupakan reseptor yang mendeteksi suhu baik panas maupun dingin.Termoreseptor terletak di kulit dan hipotalamus anterior.Sel-sel reseptornya mengirimkan informasi ke thermostat tubuh yang terletak di hipotalamus posterior (Campbell, 2010). Yang termasuk dalam termoreseptor adalah pada Dermis, terdapat r eseptor eseptor ruffini’s yaitu reseptor panas, Reseptor end Krause, yaitu reseptor untuk mendeteksi dingin (Shidarta et al , 2010). 4. Fotoreseptor Reseptor yang mendeteksi stimulus berupa cahaya. Tanpa adanya cahaya kehidupan akan gelap gulita. Ini sama pentingnya dengan keberadaan indra untuk menangkap cahaya. Mulai mikroorganisme dan makroorganisme ternyata juga dapat mendeteksi cahaya. Struktur fotoreseptor bervariasi, dari yang paling sederhana berupa eye-spot hingga struktur yang rumit dan terorganisasi dengan baik seperti yang dimiliki vertebrata. Sel tubuh yang
termasuk dalam tipe reseptor ini adalah sel batang dan sel kerucut yang ada di mata (Dellmann & Esther, 1992).. 5. Reseptor nyeri dan electromagnet. Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan luar. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit) (Campbell, 2004). Adapun contoh-contoh organ sensori yaitu
1. Lidah Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papila-papila. 2. Telinga Telinga merupakan organ pendengaran dan juga memainkan peran penting dalam mempertahankan keseimbangan (Watson, 2002). 3. Mata Mata merupakan indera penglihat.Kita memiliki sepasang mata yang Terbentuk seperti bola. Bola mata bergaris tengah kurang lebih dua Setengah centimeter. Cahaya memasuki mata
melalui
pupil.Lensa
mata
mengarahkan
cahaya
sehingga
benda
jatuh
pada
retina.Kemudian ujung saraf penerima yang ada di retina menyampaikan bayangan benda itu ke otak.Setelah diproses di otak kita dapat melihat benda itu (Seeley, R.R., 2003). 4. Kulit Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang yang peka terhadap rangsang fisik (mekanoreseptor). Kulit berfungsi sebagai alat ala t pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. 5. Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Serabut-serabut saraf penciuman terdapat pada bagian atas selaput lendir hidung. Serabut-serabut olfaktori berfungsi mendeteksi rangsang zat kimia dalam bentuk gas di udara (kemoreseptor).
III.
ALAT, BAHAN DAN METODE KERJA a. Pengecap
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah cotton bud, cawan petri, gelas kimia, sapu tangan, tissue/ kapas, dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah larutan garam, larutan asam, larutan gula (manis), larutan kopi tanpa gula (pahit), larutan masako/ royco (gurih), air putih, dan es batu 2. Metode kerja Reseptor rasa pada li dah
Sebelumnya gusi dan lidah dibersihkan dari sisa- sisa makanan dengan berkumur, kemudian lidah dibersihkan dengan tissue/ kapas agar tidak basah oleh air ludah. Cairan dituangkan pada cawan petri dan cotton bud direndam pada tiap larutan. Mata praktikan ditutup, agar praktikan tidak mengetahui larutan apa yang dipergunakan. Cotton bud disentuhkan pada beberapa daerah lidah. Waktu yang diperlukan untuk merasakan rasa dicatat. Ditanyakan rasa pa yang dirasakan. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, maka pada gambar lidah diberi tanda + dan bila tidak sesuai diberi tanda – . Intensitas rasa ditentukan pada setiap daerah lidah yang diuji dengan tanda – (tidak terasa), + (kurang terasa), ++ (terasa), dan +++ (sangat terasa). Percobaan diulangi dengan cotton bud yang lai sesuai larutannya. Percobaan diulangi pada orang lain dengan cotton bud yang berbeda. Kemudian dibandingkan hasilnya. Peta rasa pada lidah dibuat sesuai dengan pecobaan yang dilakukan dengan menandai daerah- aerah yang paling sensitive terhadap rasa- rasa tertentu. Pengar uh suh u pada kepekaan reseptor r asa.
Cotton bud yang telah direndam dalam larutan rasa disentuhkan pada tempat tertentu dilidah. Dicatat waktu yang diperlukan untuk merasakan rasa. Kumur-kumur dengan air putih. Ambil es batu dan kulum selama 5 detik. Cotton bud disentuhkan pada tempat yang
sama , dicatat waktu yang diperlukan untuk merasakan rasa tersebut. Percobaan diulangi dengan rasa yang berbeda, kemudian dibandingkan hasilnya. Setelah selesai, percobaan diulangi menggunakan air hangat.
b. Pembau
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah syringe 2,5 ml, sapu tangan, kapas, stopwatch. Bahan yang digunakan adalah minyak angina, parfum dan minyak cengkeh. 2. Metode kerja Praktikan tidak boleh flu/ pilek. Aktivitas dilakukan secara berpasangan: salah satu sebagai subjek dan yang lainnya mencatat waktu dan hasil. Bahan uji dituang pada botol flakon secukupnya. Lubang hidung sebelah kiri ditutup, bahan ditempatkan kurang lebih 30 cm dari hidung praktikan. Tutup flakon dibuka dan tangan dikibaskan. Saatmembaui bahan uji melalui lubang hidung yang terbuka, bernafaslah dengan tenang pada keadaan mulut tertutup. Waktu dicatat sejak dimulainya proses membaui hingga bau bahan tersebut tidak lagi terasa [olfactory fatigue times (OFT)]. Botol flakon ditutup dan diulangilangkah mengibaskan tangan dan membaui bahan uji segera setelah OFT untuk bahan pertama tercapai. Waktu saat hidung dapat membaui kembali dicatat [ olfactory recovery times (ORT)]. Pecobaan diulangi hingga diperoleh 3x ulangan, kemudian dihitung rata- rata OFT dan ORF. Setelah tercapai OFT untuk semua bahan, praktikan diminta untuk membuka lubang hidung. Secara berurutan dari bahan pertama hingga ketiga , tangan dikibaskan dan tanyakan apakah praktikan kesulitan untuk mencium bau. Kemudian hasil pengamatan dicatat. c. Hubungan Pembau Dan Pengecap
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah tusuk gigi, pisau, kapas/ tissue, dan sapu tangan. Bahan yang digunakan adalaha pisang, melon, apel, dan air putih. 2. Metode kerja Mata dan hidung praktikan ditutup dengan sapu tangan.lidah dibersihkan dengan kapas atau tissue. Bahan diletakkan bergantian. Tanyakan, apa yang dirasakan setiap kali bahan
diletakkan di lidah, dan ditanyakan juga apakah ia dapat membau atau mengecap. Percobaan diulangi tetapi pada keadaan hidung terbuka. Percobaan diulangi hingga diperoleh 2x ulangan. d. Reseptor Panas Dan Dingin
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah penggaris, jarum pentul, gelas kimia, dan pulpen/ spidol. Bahan yang digunakan adalah air panas dan air dingin. 2. Metode kerja Tangan bagian dorsal dibuat kotak sepanjang 28 mm dan dibagi menjadi 64 kotak. Jarum dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi air panas dan jarum lain pada air dingin. Ditunggu 5 menit, kemudian disentuhkan sebentar masing- masing jarum ke dalam kotak bujur sangkar pada praktikan secara berurutan. Untuk mempertahankan suhu jam, masukkan lagi jarum ke gelas kimia. Hasil dicatat, tanda + untuk kotak yang merasakan dan tanda – untuk kotak yang tidak merasakan. Percobaan diulangi untuk tanga bagian ventral pada praktikan yang sama. e. Pengaruh Suhu Terhadap Rasa Sakit
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah jam/ stopwatch, kapas dan tissue. Bahan yang digunakan adalah es batu dan air hangat. 2. Metode kerja Praktikan duduk dan telapak tangannya mendatar di atas meja. Telapak tangan dicubit dengan intensitas sedang hingga mulai sakit. Cubitan dihentikan an waktu yang diperlukan hingga praktikan tidak lagi merasakan sakit dicatat. Cubitan diulangi pada tempat yang sama setelah dibiarkan bebeerapa saat. Es diusapkan dengan gerakan memutar sekitar daerah itu dan dikeringkan dengan tissue. Waktu dicatat begitu peaktikan tidak merasakan sakit. Cubitan diulangi pada tempat yang tadi setelah membiarkan praktikan beberapa saat. Es diusap pada daerah terdekat dengan area cubitan tadi. Waktu dicatat behitu praktikan tidak merasakan sakit. Dilakukan yang sama pada telapak tangan yang lain. Percobaan diulangi pada pungung telapak tangan. Jeda waktu diberikan hingga praktikan pulih,
kemudian percobaan diulangi menggunakan kapas yang dicelup ke air hangat sebagai pengganti es batu. f. Kepekaan Sentuhan
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah sapu tangan, spidol, penggaris dan jangka. 2. Metode kerja Mata praktikan ditutup dengan sapu tangan dan salah satu tangan diletakkan di atas meja. Kaki jangka diletakkan pada jarak 3 cm dan disentuhkan dengan tekanan ringan kedua kaki jangka sacara bersama- sama pada bagian ventral lengan bawah praktikan. Jika praktikan merasakan dua titik, jarak antara kedua kaki jangka diperkecil, sebaliknya jika praktikan merasakan satu titik, jarak antara kedua kaki jangka diperbesar. Jarak antara dua kaki jangka diperkecil sedikit demi sedikit hingga diperoleh jarak terpendek yang masih dirasakan dua titik oleh praktikan. Data yang diperoleh dicatat. Kegiatan diulangi pada lengan bawah bagian dorsal, telapak tangan bagian ventral dan dorsal, ujung jari tangan kiri dan kanan, dahi pipi, tengkuk dan bibir. g. Bintik Buta
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah uang logam 5 buah, kertas A4 dan penggaris. 2. Metode kerja 5 buah mata uang logam disusun berdiri lurus ke belakang dengan jarak masing- masing 8 mm. lokasi uang logam ditandai pada kertas. Salah satu mata praktikan ditutup dengan karton tebal. Sedangkan mata yang satunya tertuju pada bagian tengah uang logam yang terdepan. Ditanyakan, berapa banyak uang logam yang tampak? Uang logam mana yang tidak terlihat? Jarak uang logam yang tidak terlihat ke mata merupakan jarak benda yang bayangannya
jatuh
diperbesar/diperkecil).
pada
bintik
Setiap
buta.
posisi
Jarak
uang
antar mata
logam
pada
dibandingkan. Diujikan pada mata yang sebelah lagi. h. Refleks Pupil Terhadap Intensitas Dan Warna Cahaya
1. Alat dan bahan
uang
kertas
logam ditandai.
diubah
(
Hasilnya
Alat yang digunakan adalah penggaris, sapu tangan, senter dan stopwatch. 2. Metode kerja Pada keadaan ruangan terang, diameter pupil praktikan diukur dan dicatat, dengan meletakkan penggaris dibawah salah satu matanya. Praktikan diminta untuk memejamkan mata, posisi penggaris tetap sama. Secara mendadak praktikan diminta membuka mata dan diameter pupil mata diukur. Dibandingkan hasilnya. Pada keadaan ruangan gelap, praktikan diminta untuk memejamkan mata, posisi penggaris tetap sama. Beri tanda pada praktikan untuk membuka mata, dan bersamaan dengan membukanya mata, terangi mata dengan senter. Diameter pupil diukur dan dibandingkan hasilnya dengan hasil percobaan sebelumnya. Senter ditutup dengan sapu tangan putih agar cahaya lebih redup, kemudian diulangi menutup mata pada ruangan gelap dan membuka mata dengan diterangi senter. Senter ditutup dengan plastic mika berwarna sehingga diperoleh warna cahaya yang berbeda, kemudian mata ditutup pada ruangan gelap dan dibuka bersamaan dengan cahaya senter, diameter pupil diukur. Cahaya lampu senter diarahkan sesaat ke mata praktikan. Keadaan pupil diperhatikan. Dicatat seberapa cepat pupil melebar dan seberapa cepat pupil kembali ke keadaan semula. Langkah menutup senter dengan plastic mika diulangi hingga diperoleh 3x ulangan. Hasil dibandingkan. i. Refleks Pupil Terhadap Akomodasi Mata
1. Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah penggaris. 2. Metode kerja Diameter pupil praktikan pada keadaan normal diukur dengan meletakkan penggaris di bawah salah satu matanya. Praktikan diminta untuk melihat benda- benda yang jauh letaknya, dimater pupil diukur. Praktikan diminta melihat benda- benda yang dekat letaknya, diameter pupil diukur. Pada jarak benda yang sama, percobaaan diulangi pada praktikan yang memiliki mata minus dan hasilnya dibandingkan. Pengujian dilakukan tanpa menggunakan kacamata. IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengecap
Hasil 1. Rata- rata reseptor rasa pada lidah Letak/Rasa
Pahit
Manis
Asam
Asin
Gurih
Ujung
+
+++
++
++
++
Tengah
+
+
+
+
+++
Tepi kanan
++
+
++
+++
++
Tepi kiri
++
+
++
+++
++
Pangkal
+++
+
+
++
+
2. Rata- rata pengaruh suhu terhadap kepekaan (satuan dalam sekon) Pahit
Manis
Asam
Asin
Gurih
Tanpa Es
4
11
7
4
3
Es
4
5
4
4
5
Pembahasan Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan daerah penyebaran reseptor rasa pada lidah dan menentukan pengaruh suhu terhadap kepekaan reseptor pengecap rasa pada lidah. Berdasarkan hasil data yang diperoleh didapatkan kesesuaian daerah penyebaran reseptor berbagai rasa dengan lima sensasi kecap primer, yaitu rasa manis pada daerah ujung depan lidah, rasa asin pada pinggir depan lidah, rasa asam di sepanjang samping/tepi kanan kiri lidah, rasa pahit belakang lidah, dan rasa gurih (umami) pada tengah lidah. Rasa- rasa tersebut hanya dapat dirasakan pada bagian tertentu indera pengecap karena permukaan lidah terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap manis, asam, asin, pahit dan gurih. Hal ini karena lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah dan terdapat papilla pada permukaan lidah yang terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Jika tidak ada papilla pada lidah, maka lidah tidak akan sensitif terhadap rasa. Sel reseptor pengecap adalah sel epitel yang termodifikasi dengan banyak lipatan permukaan atau mikrovili. Membran plasma mikrovili mengandung reseptor yang berikatan secara selektif dengan molekul zat kimia. Hanya zat kimia dalam larutan atau zat padat yang telah larut dalam air liur yang dapat berikatan dengan sel reseptor. Terdapat 4 jenis papilla, yaitu:
1. Papilla filiformis, terdapat pada bagian posterior ; 2. Papilla fungiformis, pada bagian anterior ; 3. Papilla foliata, pada pangkal lidah bagian lateral ; dan 4. Papilla sirkumfalata, melintang pada pangkal lidah. Praktikan dapat mengetahui rasa dari bahan yang digunakan setelah disentuh cotton bud yang telah dicelupkan pada larutan dengan berbagai rasa. Hal ini karena zat kimia yang terdapat pada larutan tersebut mengenai reseptor pengecap yang terdapat pada permukaan lidah yang berupa tonjolan kecil melalui pori pengecap. Dan seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa reseptor akan mudah menangkap zat kimia dalam larutan/ zat padat yang terlarut. Sensasi rasa pengecap timbul akibat deteksi zat kimia oleh resepor khusus di ujung sel pengecap (taste buds) yang terdapat dipermukaan lidah dan palatum molle.Sel pengecap tetap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan regenerasi. Proses ini bergantung pada pengaruh saraf sensoris karena jika saraf tersebut dipotong maka akan terjadi degenerasi pada pengecap (Jati, 2007). Hubungan yang terpenting dengan pengecap adalah kecenderungan indera pengecap untuk merasakan sensasi utama tertentu yang terletak di daerah khusus. Pada praktikan, satu rasa masih bisa dirasakan pada semua daerah lidah, misal rasa manis dapat dirasakan sebagian besar pada ujung lidah dan ada sedikit bagian pada samping lidah yang masih bisa merasakan rasa manis. Begitu juga dengan rasa-rasa yang lain. Rasa-rasa tersebut masih bisa dirasakan pada bagian yang tidak seharusnya merasakan rasa tersebut akan tetapi hanya sedikit yang bisa dirasakan pada bagian diluar bagian rasa yang seharusnya. Ketiga rasa tersebut tetap dominan pada bagian lidah yang bertugas untuk merasakan masing-masing rasa tersebut. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada bagian posterior lidah dan palatum molle (Kimball, 1992). Rasa asin dibentuk oleh garam terionisasi yang kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin. Garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium (Na+) masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas), selain masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa. Suhu berpengaruh terhadap kepekaan reseptor pengecap, karena suhu panas/dingin akan membuat reseptor pada lidah tidak peka, sehingga membutuhkan waktu untuk bisa kembali merasakan rasa pada lidah. Pada saat lidah terkena suhu dingin/ panas, maka yang dirasakan lidah hanyalah rasa hambar. Suhu yang terlalu panas akan merusak sel- sel taste buds,
namun keadaan ini akan berlangsung cepat karena sel yang rusak akan segera regenerasi. Suhu yang terlalu dingin akan membius lidah sehingga sensitivitas berkurang. Jawaban diskusi:
a. Pada permukaan lidah terdapat banyak papila yang terdiri dari banyak reseptor, ketika makanan masuk ke dalam mulut dan menempel pada papilla lidah maka reseptor akan mengirimkan sinyal ke otak dan otak akan menerjemahkan sinyal dan reseptor akan dikirimkan oleh efektor. Sistem saraf yang bekerja : sistem saraf pusat, sistem saraf sadar. b. Tidak, karena tiap bagian lidah mempunyai jumlah reseptor yang berbeda-beda sehingga tiap bagian lidah mempunyai sensitifitas rasa yang berbeda-beda c. Tingkat kesukaan pada rasa tertentu disebabkan karena banyaknya reseptor yang terdapat. Daerah yang memiliki banyak reseptor rasa akan lebih peka untuk merasakan. Hal ini juga bergantung pada sensitivitas reseptor (test bud), apabila test bud terlalu sensitive terhadap suatu rasa yang menyebabkan rasa enek atau tidak tahan terhadap rasa maka rasa tersebut tidak disukai, tapi apabila sebaliknya test bud tahan dengan rasa tersebut, maka akan cenderung menyukai rasa itu. d. Waktu sensasi reseptor setiap orang adalah berbeda-beda, hal tersebut terjadi akibat sensitivitas taste bud dalam menerima impuls dari zat kimia serta perbedaan genetis setiap orang. Setiap orang memiliki lokasi reseptor yang berbeda-beda. Secara umum kuncup kecap ditemukan pada seluruh permukaan lidah tetapi untuk rasa manis didominasi di daerah ujung lidah, rasa asin di tepi depan lidah, rasa asam di tepi belakang lidah dan untuk rasa pahit di bagian pangkal tengah lidah. Tingkat sensitivitas lidah seseorang mempengaruhi kemampuannya mengecap suatu rasa. Sensitivitas disebabkan struktur dari lidah itu sendiri yang rusak atau tidak bagus akibat dari pola makan seseorang e. Setiap orang mempunyai sensasi receptor yang berbeda-beda karena perbedaan genetic sehingga jumlah kuncup pengecap di permukaan lidah masing-masing orang berbeda. Tingkat sensitivitas lidah juga mempengaruhi kemampuan pengecap rasa, faktornya karena struktur dari lidah itu rusak atau tidak bagus akibat dari pola makan seseorang. Selain itu proses penghantaran rasa dari lidah ke otak terganggu sedikit pada orang dalam kondisi
tubuh lemah atau sakit (daya tanggap terhadap rangsang terganggu). Sensasi rasa dipengaruhi oleh saliva karena saliva melarutkan dan mengatalis zat yang masuk ke dalam mulut sehingga apabila konsentrasi saliva terlalu rendah dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengatalis zat tersebut sehingga responnya lebih lama. Selain itu orang yang berusia lanjut mengalami fungsi transmisi rasa sehingga mengurangi sensasi rasa. f. Faktor yang mempengaruhi tingkat kepekaan terhadap rasa:
Usia
Suhu makanan
Penyakit
Hal- hal lain yang dapat menghalangi identifikasi rasa pasa taste buds, misalnya kebiasaan merokok, kebiasaan menyirih.
g. Suhu yang terlalu panas akan merusak sel- sel taste buds, namun keadaan ini akan berlangsung cepat karena sel yang rusak akan segera regenerasi. Suhu yang terlalu dingin akan membius lidah sehingga sensitivitas berkurang. Mekanisme : Suhu terlalu panas/ dingin => taste buds rusak => nervus facial (VII) ,nervus glossopharyngeal (IX) , nervus vagus (X) => medulla oblongata=> thalamus h. Berbeda, karena setiap reseptor juga berbeda untuk setiap rasa. Sensitifitas tiap rasa berbeda maka waktu pulihnya kepekaan rasa juga berbeda. Daerah yang memiliki kepekaan rasa yang kuat akan lebih cepat pulih dibandingkan dengan daerah yang memiliki intensitas kepekaan rasa yang kurang.
b. Pembau
Hasil Rata-rata OFT & ORT
A
E
D
OFT
ORT
OFT
ORT
OFT
ORT
Minyak tawon
5.7
5.4
3.47
2.73
3.76
3.76
Minyak angin
5.86
6.4
4.68
3.4
3.65
3.63
Minyak wangi
6.03
4.2
4.23
4.4
3.27
3.5
Pembahasan Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepekaan seseorang terhdap rangsangan baud an mengetahui waktu adaptasi reseptor pada indera pembau.Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa reseptor pembau yang paling peka (sensitif) terhadap kepekaan subjek adalah minyak tawon, karena rata-rata OFT dan ORT
yang
diperoleh dari hasil percobaan paling rendah dibandingkan dengan bahan lain dan waktu yang diperlukan untuk dapat membau sangat singkat dan cepat . Pada saat stimulus berupa minyak tawon, minyak angin, dan minyak wangi mengenai reseptor olfaktori sedikit mengalami hambatan karena lubang hidung tertutup 1, sehingga impuls agak lama diteruskan ke pusat pembau di otak melalui saraf olfaktori, itulah mengapa waktu yang dibutuhkan sampai bau tidak tercium lagi juga relatif lama. Selanjutnya saraf olfaktori di otak respon terhadap stimulus bau tersebut sehingga praktikan dapat mengetahui bahwa stimulus bau tersebut merupakan bau minyak tawon. Dari ke tiga bahan, bau yang paling tajam tercium oleh praktikan yaitu minyak tawon karena menyengat sehingga lebih pekat saat mengenai reseptor olfaktori. Bau yang menyengat lebih sukar hilang dan membutuhkan waktu yang lebih lama bagi indera pembau untuk tidak membau gas dari minyak tawon. Adapun waktu yang diperlukan praktikan sampai tidak dapat membau lagi (OFT) lebih besar dibanding waktu yang diperlukan praktikan sampai dapat membau kembali (ORT). Hal ini sebagai akibat stimulus yang diberikan, yakni minyak tawon sudah diterima oleh saraf olfaktori yang ada di otak dan telah memberi respon bahwa bau tersebut merupakan minyak tawon serta untuk menghilangkan bau tersebut akan butuh waktu yang lebih lama dibanding pada saat mengenali kembali bau tersebut. Jawaban Diskusi
a) Rangsang (bau) lubang hidung epitelium olfaktori mukosa olfaktori saraf olfaktor i talamus hipotalamus otak daerah olfaktori hipotalamus (korteks serebrum) .
Reseptor untuk indera penciuman merupakan saraf khusus yang terdapat dalam bagian kecil di membran mukosa di bagian atas dari tulang hidung kita, tepat dibawah mata. Jutaan reseptor di setiap rongga hidung bertemu dengan molekul kimia yang terdapat pada udara. Ketika individu menghirup udara, individu menarik molekul-molekul ini ke dalam rongga hidung, namun udara ini dapat masuk melalui mulut, berjalan mealui kerongkongan seperti asap pada sebuah cerobong asap. Molekul- molekul ini mendorong munculnya respon-respon di reseptor yang terkombinasi menjadi bau yang khas. Sinyal dari reseptor ini kemudian dibawa ke bulbus olfaktori di otak oleh saraf-saraf olfaktori, yang terbuat dari akson-akson reseptor. Dari bulbus olfaktori, sinyal-sinyal tersebut kemudian dikirimkan ke bagian yang lebih tinggi dari otak. Sistem saraf yang bekerja sel saraf olfaktori b) Dari percobaan yang telah dilakukan ternyata yang mudah menimbulkan stimulus adalah minyak tawon.Karena rata-rata OFT dan ORT
yang diperoleh dari hasil percobaan,
minyak tawon karena memiliki nilai rata-rata paling rendah dibandingkan dengan bahan lain dan waktu yang diperlukan untuk dapat membau sangat singkat dan cepat dan mungkin minyak tawon memiliki bau yang sangat tajam dibandingkan bahan lainnya. c) Perbandingan antara OFT dan ORT antar tiap bahan dari uji ke tiga dapat diketahui bahwa rata-rata ORT memiliki waktu yang lebih singkat dibandingkan OFT.Mungkin setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda dalam menerima rangsang bau sampai kehilangan kemampuan membau OFT ini disebabkan karena adanya perubahan pada saraf olfaktori d) Ya, karena dengan membuka kedua hidung akan lebih cepat dalam menimbulkan stimulus,
karena
saraf
yang
bekerja
pada
indera
penciuman
bekerja
secara
sempurna,tetapi kalu hidungnya ditutup sebelah itu hanya sebagai fungsi perlakukan untuk menetralkan reseptor pembau/olfaktori e) Dari hasil percobaan perbandingan OFT dan ORT pada setiap individu memiliki perbedaan, dari percobaan ORT memiliki rata-rata waktu
yang lebih singkat
dibandingkan dengan OFT. Kalau sesuai teori jenis kelamin sangat mempengaruhi ,karena jumlah sel reseptor pada sel olfaktori pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria sehingga wanita lebih sensitif akan bau dan rasa dibandingkan dengan pria. f) faktor yang dapat mempengaruhi kepekaan terhadap indra penciuman diantaranya faktor
gen
hidung tersumbat karena pilek
flu
selaput lendir hidung kering,basah atau membengkak
cedera kepala
c. Hubungan Pengecap Dan Pembau
Hasil
Pembau Cara Kerja
Rasa
YA Melon
1.
TIDAK Pisang
Apel
Melon
Pisang
Apel
a. manis; manis-sepet;
1.1 Mata
asam-sepet
ditutup,
(melon;
hidung
apel)
ditutup
pisang;
b. asam-sepet;
manis;
sedikit hambar (apel;
pisang;
melon) 1.2
Mata a. manis; manis; manis ditutup,
(melon;
hidung
pisang)
dibuka
apel;
b. manis;
manis;
sedikit hambar (apel;
pisang;
melon) 2. 2.1
a. manis; manis; Mata
sedikit hambar
ditutup,
(apel;
hidung
melon)
pisang;
ditutup
b. manis; sedikit
manis; hambar
&
sedikit asam (pisang;
apel;
melon) 2.2
Mata a.
manis;
manis;
ditutup,
sedikit hambar
hidung
(apel;
dibuka
melon) b. manis;
pisang;
manis;
hambar (pisang;
apel;
melon)
Pembahasan
Berdasarkan percobaan, dapat diketahui bahwa indera pengecap dan indera pembau berkaitan satu sama lain. Hubungan antara indera pengecap dengan pembau dapat diketahui dengan cara menutup mata menggunakan slayer dan hidung ditutup dengan cara memencetnya dengan menggunakan tangan dan lidah dibersihkan menggunakan tissue agar tidak terdapat sisa-sisa makanan pada lidah. Pada saat mata terbuka dan hidung tertutup, kedua praktikan bisa merasakan semua rasa bahan yang diberikan dan tidak bisa merasakan bau. praktikan juga mampu merasakan rasa masing-masing bahan yang diberikan, tetapi respon dalam merasakan dan membedakan rasa bahan yang diberikan relatif lebih lama dibandingkan dengan perlakuan yang tanpa menutup hidung. Untuk perlakuan tanpa menutup hidung, dalam hitungan detik sudah mampu menerka rasa bahan, sedangkan untuk perlakuan dengan menutup hidung membutuhkan waktu hampir 1 menit untuk dapat menerka rasa bahan yang diujikan. Praktikan dapat merasakan semua rasa bahan, yakni buah melon, pisang, apel dan air putih, dikarenakan adanya papila pengecap yang memiliki fungsi utama yaitu sebagai indera pengecapan. Papila pengecap terdiri ± 50 sel epitel yang telah mengalami modifikasi. Setiap papila pengecap biasanya hanya merespons terhadap satu dari empat substansi primer. Pada
saat bahan masuk ke dalam mulut, impuls dari ujung pengecap lidah akan melewati tiga syaraf yang berbeda. Impuls itu akan berjalan pada serat-serat di syaraf glosofaringeal menuju batang otak, dilanjutkan membawa sensori menuju ke lobus parietal. Dari sanalah impuls akan diterjemahkan oleh otak. Ujung syaraf pada indera pembau memiliki selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab. Syaraf ini akan membawa impuls menuju otak di bagian pusat pembau. Di impuls pusat pembau otak akan diterjemahkan dari impuls yang telah diterima. Selaput lender ini diekskresikan oleh sel-sel pembau yang sel-sel ini juga akan menerima rangsang (Guyton, 1988). Pembau dan pengecap saling bekerja sama, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Sebagian rasa makanan merupakan kombinasi dari indera perasa dan pembau. Jawaban diskusi:
a. Indera pembau dan indera pengecap bekerja sama sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. Keadaan ini akan terganggu ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik, dimana hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut terganggu sehingga uap makanan dari makanan di mulut tidak dapat mencapai seakan-akan kehilangan rasanya. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Ciri rasa tidak hanya bergantung pada persepsi pengecap, tetapi merupakan gabungan antara rasa pengecap, bau, tekstur, dan suhu. b. Ada
Untuk reaksi indera pengecap, pemberian rasa pada pnegecap mungkin tergantung hanya pada satu sandi yang terdiri atas pola serabut silang, yaitu: tiap reseptor memberi respon pada lebih dari satu jenis zat kimia tetapi tidak ada dua reseptor yang benar-benar sama, sehingga jumlah pola pesan yang dikirim ke otak untuk tiap-tiap cairan berbeda.
Untuk reaksi indera penciuman, terdapat banyak jenis sel rasa yang berbeda-beda, masing-masing untuk zat kimia tertentu. Beberapa orang dapat sama sekali tidak mempunyai citra bau atau dapat mencium beberapa zat, tetapi zat lain tidak dapat
diciumnya.
d. Reseptor Panas Dan Dingin
Hasil
DINGIN PRAKTI KAN
PANAS
TANGAN
TANGAN
TANGAN
TANGAN
BAGIAN
BAGIAN
BAGIAN
BAGIAN
DORSAL
VENTRAL
DORSAL
VENTRAL
+
-
+
-
+
-
+
-
1
50
14
59
5
36
28
61
3
2
38
26
54
10
36
28
52
12
3
47
17
62
2
49
15
58
6
4
47
17
59
5
59
5
46
8
5
49
15
50
14
54
10
52
12
Percobaan
Pembahasan
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pemgaruh
bau
terhadap
kesan
pengecapan.Berdasarkan data yang diperoleh, reseptor dingin lebih banyak terdapat pada tangan bagian vebtral, ini berarti tangan bagian ventral memiliki reseptor dingin lebih peka dan sensitif. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tanda + pada tangan bagian ventral daripada tangan bagia dorsal. Sedangkan reseptor terhadap panas juga terdapat pada tangan bagain ventral yang ditunnukkan dengan banyaknya tanda + pada tangan bagian ventral daripada tangan bagian dorsal. Dari data tersebut juga dapat diketahui bahwa tangan bagian ventral ternyata memiliki lebih banyak reseptor dingin dan panas dibandingkan dengan tangan bagian dorsal. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh. Kulit sebagai organ pengatur panas. Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini dipertahankan karena penyusaian antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir melalui medulla oblongata. Suhu normal ( sebelah dalam ) tubuh, yaiti suhu visera dan otak adalah 36-37C. Suhu kulit sedikit lebih rendah. Jawaban diskusi :
a. Mekanisme kerja reseptor Suhu panas dan dingin direspon oleh termoreseptor. Termoreseptor berperan dalam mengatur fungsi tubuh dengan cara mendeteksi suhu permukaan pada bagian dalam tubuh. Adapun saraf yang bekerja pada bagian epidermis dan dermis meliputi : 1. Korpuskula Ruffini, merupakan ujung saraf yang merespon rangsangan panas. 2. Korpuskula Krause, merupakan ujung saraf penerima respon rangsangan dingin. Letak saraf ini tidak tersebar merata di dalam kulit kita. Oleh karenanya, kemungkinan bagian tubuh yang satu kemungkinan akan lebih peka terhadap rangsangan tertentu dibandingkan bagian lainnya. M ekan isme reseptor pan as: Sentuhan jarum panas pada kulit (stimulus)
Rangsangan diterima oleh ujung-ujung syaraf peraba Ruffini
Otak memproses informasi
Rangsangan diteruskan ke otak
(Saraf pusat)
saraf sensori
Rangsangan diteruskan ke
Kulit dapat merasakan panas
efektor (saraf motorik)
(efektor)
M ekani sme reseptor din gin : Sentuhan jarum dingin pada kulit
(stimulus)
Rangsangan diterima oleh ujung-ujung syaraf peraba Krause
Otak memproses informasi
Rangsangan diteruskan ke otak
(Saraf pusat)
saraf sensori
Rangsangan diteruskan ke
Kulit dapat merasakan dingin
efektor (saraf motorik)
(efektor)
b. Perbandingan jumlah reseptor panas dan dingin Kelompok
Panas
Dingin
Lebih banyak
1
97
109
Dingin
2
88
92
Dingin
3
107
109
Dingin
4
105
106
Dingin
5
106
99
Panas
c. Perbandingan panas dan dingin pada daerah kulit yang berbeda : dorsal ventral Kelompok -
Panas
Panas
1
3
Dingin
4
5
6
Panas : Dingin :2
Ventral Dingin
>Perbandingan Dorsal
3
Dorsal
Dorsal lebih sensitive terhadap rangsang panas ->Perbandingan Ventral Panas :Dingin 2
:3
Ventral lebih sensitive terhadap rangsang dingin
d. Perbandingan reseptor dan panas tiap individu Kelompok
Panas
Dingin
1
97
109
2
88
92
3
107
109
4
105
106
5
106
99
e. Pengaruh suhu terhadap rasa sakit
Hasil Kanan
Praktikan
Kiri
dorsal
Ventral
Dorsal
Normal
rendah
Normal
rendah
1
4.20
3.73
3.00
1.98
4.43
2.26
3.60
2.55
2
4.67
2.99
3.26
3.17
4.48
3.42
3.94
3.53
3
5.48
3.98
3.26
3,17
2.32
2.09
5.65
3.09
4
2.89
2.31
2.33
1.43
2,32
1.43
3.00
2.27
5
3.55
2.65
4.27
3.70
3.38
2.94
3.98
3.55
Normal
Ventral Rendah
Normal
Rendah
Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh suhu terhadap rasa sakit atau nyeri. Percobaan ini dilakukan dengan membandingkan hasil antara pemberian stimulus (cubitan) tanpa menggunakan es dengan pemberian cubitan menggunakan es. Pemberian es
pada percobaan ini dilakukan dengan cara, es yang sudah disediakan diletakkan ditelapak tangan selama beberapa menit kemudian diberi stimulus berupa cubitan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk merasakan rasa sakit akibat stimulus yang diberikan. Berdasarkan tabel hasil percobaan, didapat perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk merasakan rasa sakit sebelum dan sesudah diberi es. Hal ini membuktikan bahwa pengaruh suhu terutama suhu dingin dapat menghambat rasa sakit yang diakibatkan oleh cubitan. Dingin berkontribusi untuk menghilangkan rasa sakit. Ini disebabkan karena sensasi tersebut dapat diakibatkan oleh stimulasi jaring-jaring serabut saraf kulit yang tidak melekat pada detektor stimulus khusus, dengan demikian tidak bereaksi terhadap stimulus itu kecuali sangat kuat. Sebaliknya, nyeri itu dapat dirasakan sebagai akibat dari suatu perubahan dalam frekuensi dan pola isyarat menuju ke sistem saraf pusat melalui reseptor kulit yang khusus untuk perasa dingin, yaitu pada ujung saraf korpuskulus gelembung. Jawaban diskusi :
a. Pengaruh suhu terhadap rasa sakit Dorsal:
waktu merasakan sakit lebih pendek pada saat tubuh dikenai es batu
dibandingkan dengan suhu normal (tidak dikenai es batu). Ventral: waktu merasakan sakit lebih pendek
pada saat tubuh dikenai es batu
dibandingkan dengan suhu normal. Jadi, pengaruh suhu rendah terhadap rasa sakit yaitu memperpendek waktu merasakan sakit (mempercepat penyembuhan rasa sakit). b. Pebandingan pengaruh suhu normal dan rendah terhadap rasa sakit Jika dibandingkan antara suhu normal dan rendah, pada kulit sakit yang diberi suhu rendah (diberi es) lebih cepat waktu penyembuhannya (waktu tidak merasa kan sakit lagi). c. Perbandingan respon terhadap rasa sakit pada daerah tubuh yang berbeda yaitu bagian tangan dorsal yang paling lama merasakan sakit.
f. Kepekaan sentuhan
Hasil
PRAKTIKAN
B : LD : LV : TTV : TTD : PIPI : DAHI : UJKA : UJKI
1
2 : 3,7 : 3 : 2,1 : 2 :3,2 : 1,2 : 1,2: 1,9
2
0,5 : 0,5 : 1,5 : 1 : 2 : 1,5 : 1,5 : 0,5 :0,5
3
0,5 : 0,8 : 0,5 : 1: 0,4 : 0,8 : 1,4 : 0,5 : 0,2
4
-
5
: 1,2 : 1,2 : 0,7 : 0,7 : - : 0,5 : 0,2 : 1,2
1 : 1 : 3 : 2 : 4 : 3: 3: 1: 1
Pembahasan
Percobaan kali ini bertujuan untuk mengetahui letak kepekaan terhadap sentuhan dari bagian kulit dan melatih kepekaan terhadap sentuhan. Mekanisme kerja saraf kulit untuk merespon suatu sentuhan atau rangsangan dari benda adalah dengan meneruskan rangsangan dari ujung-ujung saraf pada kulit (reseptor Markel untuk sentuhan ringan, saraf peraba (Meissner) untuk sentuhan biasa, dan saraf paccinian untuk rangsangan tekanan, Krause untuk rasa dingin, dan Ruffini untuk rasa panas) dan selanjutnya rangsangan tersebut diteruskan ke otak. Otak akan mengolah rangsang tersebut sehingga kulit dapat menentukan tekstur maupun suhu dari benda tersebut. Mekanisme rangsangan dua titik sentuh ini terjadi karena adanya perbedaan persepsi pada kulit yang menyebabkan sensor saraf sensorik yang dikirim ke otak menjadi satu titik yang diakibatkan terjadinya perbedaan tekanan pada kulit dan struktur kulit (Guyton ,1991). Mekanisme respon saraf pada kulit diawali dari turgo reseptor yang terdapat pada lapisan dermis. Rangsang yang diterima oleh reseptor tersebut kemudian diteruskan menuju neuron sensorik dan menuju ke otak. Otak menerima informasi mengenai jenis rangsang (tekanan, sentuhan, panas, dan dingin). Setelah menerima informasi tersebut impuls kemudian diteruskan oleh saraf motorik hingga akhirnya probandus dapat mengatakan mengenai rasa sentuhan yang dialami (Campbell et al , 2010).
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa daerah bibir memiliki kepekaan sentuhan yang paling sensitif jika dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini dikarenakan bibir memiliki struktur kulit yang lebih tipis dan reseptor di daerah tersebut lebih banyak. Jawaban diskusi :
a. alasan pada jarak tertentu tubuh merasakan sentuhan pada dua titik sebagai sentuhan pada satu titik, Karena pada kulit terdapat reseptor yang merupakan dendrit dari neuron sensori yang banyak .Pada jarak tertentu pada daerah tubuh tertentu kemungkinan terdapat banyak reseptor tekanan sehingga lebih sensitive dan merasakan adanya 1 sentuhan tekanan padahal kenyataannya ada dua tekanan. b. perbandingan kepekaan sentuhan pada anggota badan yang berbeda memiliki perbedaan, karena setiap tempat/ anggota badan memiliki reseptor dan syaraf berbeda- beda. Contohnya dapat dilihat pada tabel hasil praktikum, pada table terlihat jelas perbedaan dan perbandingan kepekaan sentuhan pada anggota badan yang berbeda. c. Perbandingan kepekaan sentuhan antar individu juga berbeda. Perbandingan kepekaan sentuhan satu individu pada anggota badan yang berdeda hasilnya sudah berbeda, apalagi kalau antar individu yang berbeda.
g. Bintik buta
No.
Hasil
Perlakuan
Jumlah uang logam yang Jumlah uang logam terlihat
yang tidak terlihat
1. Mata kiri ditutup
5 = 3(+++), 2(++)
-
2. Mata kanan ditutup
5 = 1(+++), 4(++)
-
3. Jarak uang logam diperjauh, mata 5 = 1(+++), 4(++)
-
kiri ditutup 4. Jarak uang logam diperjauh, mata 5 = 1(+++), 4(++) kanan ditutup Keterangan: +++ ++
terlihat jelas kabur
-
Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan jarak benda yang bayangannya jatuh pada bintik buta. Bintik buta merupakan suatu bagian dari mata yang berfungsi sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. Saat kita tidak dapat melihat suatu obyek pada jarak tertentu, maka itulah jarak titik buta. Setiap individu mempunyai jarak bintik buta yang berbeda dengan individu lainnya saat melihat obyek. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa semua impuls saraf yang dibangkitkan oleh batang dan kerucut. Sel batang dan kerucut merupakan bagian retina yang mampu menerima rangsang sinar tak berwarna (sel batang) dan mampu menerima rangsang sinar kuat dan berwarna (sel kerucut).Sel batang dan kerucut ini berjalan kembali ke otak melalui neuron dalam saraf optik, oleh karena itu obyek dapat ditebak bentuknya. Tidak terlihatnya obyek dengan jarak tertentu disebabkan karena pada bagian retina terdapat suatu titik tempat kira-kira satu juta neuron bertemu pada saraf optik, tidak terdapat sel batang dan kerucut. Titik inilah yang disebut titik buta, dimana seseorang tidak dapat melihat obyek pada jarak tertentu. Dalam percobaan ini diperoleh hasil: saat mata kiri ditutup, jumlah uang logam yang terlihat jelas ada 3, yang terlihat kabur ada 2, saat jarak diperjauh uang logam yang terlihat jelas hanya 1 dan yang terlihat kabur 4. Saat mata kanan ditutup jumlah uang logam yang terlihat jelas ada 1 , yang terlihat kabur ada 4, saat jarak diperjauh uang logam yang terlihat jelas ada 1 dan yang terlihat kabur ada 4. Dari percobaan ini dapat kita ketahui bahwa bintik buta terletak pada suatu jarak tertentu, apabila jarak semakin ditambah seharusnya koin yang terlihat semakin sedikit, namun pada percobaan mata kanan jumlah antara koin yang terlihat jelas saat mata dibuka dan jarak yang ditambah tidak mengubah jumlahbuang logam yang terlihat jelas. Kemungkinan praktikan mengalami gangguan pada mata kanan. Adanya cahaya yang masuk ke mata yang tidak ditutup melalui kornea akan diproyeksikan oleh lensa tepat pada retina. Sebelum mencapai fotoreseptor, cahaya akan melewati lapisan bipolar dan lapisan ganglion. Akson sel-sel ganglion akan merambat pada permukaan dalam retina dan akan mengumpul menjadi satu pada bagian belakang bola mata, membentu saraf penglihatan di bintik buta. Sehingga bayangan uang logam akhirnya akan
jatuh tepat pada retina dan impuls akan disampaikan ke pusat saraf penglihatan pada lobus osipitalis untuk diinterpretasikan. Sedangkan untuk mata kiri atau kanan yang ditutup, berarti cahaya tidak dapat masuk ke mata. Nmun, hal ini tidak berpengaruh pada bintik buta karena pada tempat ini tidak ada fotoreseptornya. Hal ini, akan berakibat bayangan dari uang logam yang disusun lurus dari depan ke belakang dengan jarak tertentu dari mata tidak tepat jatuh pada retina sehingga mata hanya dapat melihaat bayangan uang logam yang jatuh pada bintik buta. Jawaban Diskusi:
a. Mekanisme reseptor penglihatan Proses melihat terjadi karena adanya cahaya yang menyinari objek tertentu sebagai stimulusnya. Bila mata melihat sebuah objek, maka cahaya akan masuk melalui kornea, kemudian melewati celah pupil pada iris yang akan mengatur banyaknya sinar yang masuk, lalu melewati lensa yang memipih dan mencembung sehingga sinar dapat difokuskan ke bintik kuning yang berada di retina. Setelah sampai di retina cahaya tadi diteruskan sebagai impuls saraf soleh nervus opticus. Kedua nervus opticus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma nervus opticus. Setelah itu terdapat Tractus opticus yang sebagian berakhir pada colliculus superior dan sebagian lagi pada corpus geneculatum lateral yang membentuk neuron baru yang pergi ke korteks pada dinding fissure calcarina melalui capsula interna. Pada dinding tersebutlah terdapat pusat penglihatan sehingga objek dapat dilihat. b. Bintik buta atau yang juga dikenal dengan sebutan BL I ND SPOT adalah suatu daerah di retina mata yang merupakan jalur syaraf penglihatan menuju ke otak, dan tepat di jalur keluar tersebut tidak terdapat sel peka cahaya, sehingga bila bayangan benda jatuh tepat di bintik buta, maka otak tidak akan mendapatkan sinyal dari mata karena bayangan itu jatuh tidak pada sel-sel yang peka cahaya, maka benda yang sebenarnya ada di depan kita tidak akan diindentifikasi keberadaannya oleh mata. Bintik buta akan terdeteksi ketika salah satu dari mata ditutup karena ketika salah satu mata ditutup, maka ada kecenderungan mata untuk bergeser ke sisi nasal atau sisi temporal. c. Perbandingan jarak dan posisi bintik buta
Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka bayangan benda akan terlihat d. bagaimana perbandingan jarak dan posisi titik buta antar individu? perbandingan jarak dan posisi titik buta antar individu berbeda-beda dikarenakan beberapa hal, jarak mata dengan objek pada saat bayangan objek yang dilihat jatuh pada bintik buta di setiap orang bisa berbeda, karena ukuran bola mata, kecembungan lensa mata dan jarak lensa ke retina pada tiak orang berbeda-beda. Hal ini yang menyebabkan perbedaan jarak penglihatan bintik buta tersebut.
h. Refleks pupil terhadap intensitas dan warna cahaya
Hasil
No Kategori
Diameter pupil (mm) 1
2
3
Rata2
1
Ruangan terang
0,4
0,4
0,4
0,4
2
Tutup-buka mata, ruangan 0,5
0,5
0,5
0,5
terang 3
Begitu
membuka
mata,
pupil membesar
Tutup-buka mata, ruangan 0,5 gelap,
Keterangan
mata
0,4
0,4
0,43
diterangi
Begitu
membuka
mata,
pupil mengecil
cahaya terang (senter) 4
Tutup-buka mata, ruangan 0,4 gelap, cahaya
mata redup
0,4
0,3
0,37
diterangi
Begitu
membuka
mata,
pupil mengecil
(senter
ditutup sapu tangan putih) 5
Tutup-buka mata, ruangan 0,4 gelap,
mata
diterangi
0,4
0,3
0,37
Begitu
membuka
pupil mengecil
mata,
cahaya biru 6
Tutup-buka mata, ruangan 0,4 gelap,
mata
diterangi
0,3
0,3
0,33
Begitu
membuka
mata,
pupil mengecil
cahaya merah
Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui refleks pupil ketika ada cahaya yang masuk yang dilakukan oleh dua orang praktikan dengan menggunakan senter. Percobaan diawali dengan mengukur diameter awal pupil dengan meletakkan penggaris dibawah salah satu matanya kemudian meminta praktikan untuk memejamkan mata kemudian dengan mendadak meminta praktikan membuka mata dan mengukur diameter pupil kembali dan yang terakhir adalah secara mendadak menerangi mata dengan senter dan mengukur diameter pupil. Berdasarkan hasil percobaan, pada praktikan didapatkan nilai diameter pupil awal 0,4 cm. Saat praktikan disuruh memejamkan mata kemudian dibuka, didapatkan nilai diameter pupilnya menjadi 0,5. Tetapi saat pupil disinari cahaya dengan intensitas cahaya tertentu diperoleh nilai diameter pupil menjadi 0,43 cm. Sedangkan pada saat mata disinari cahaya redup diameter pupil menjadi 0,37cm, sedangkan saat disinari cahaya biru diameter pupil menjadi 0,37 cm, saat disinari cahaya merah diameter pupil menjadi 0,33 cm. Hal ini menunjukkan bahwa banyak sediktnya intensitas cahaya yang masuk dapat mempengaruhi besar kecilnya diameter pupil. Ditempat yang sangat terang dimana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk ke mata. Jawaban Diskusi:
1. Pada percobaan tentang refleks cahaya akan dilihat bagaimana respon pupil mata ketika cahaya senter dijatuhkan pada pupil. Ternyata repon yang terjadi berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral. Jalannya impuls cahaya sampai terjadi kontriksi pupil adalah berasal dari pupil kemudian stimulus diterima oleh N.Opticus, lalu masuk ke mesencephalon, dan kemudian melanjutkan ke N .Oculomotoris dan sampai ke spingter pupil.Refleks cahaya ini juga disebut refleks pupil. Pada percobaan refleks cahaya, pupil mata mengalami pengecilan. Cahaya yang berlebihan yang masuk kedalam mata membuat pupil mata menjadi kecil.
2. Mengecilnya pupil karena cahaya ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh mata. Ditempat yang gelap dimana intensitas cahayanya kecil maka pupil akan membesar, agar cahaya dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang sangat terang dimana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk kemata untuk menghindari mata agar tidak selalu, bila mata diarahkan kesalah satu mata pupil akan berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan refleks pupil atau refleks cahaya pupil. 3. Perbandingan warna cahaya terhadap refleks pupil untuk setiap warna pada umumnya
sama. Hal ini disebabkan karena penglihatan warna telah diatur oleh sel kerucut, dimana sel kerucut tersebut sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen (merah, hijau, biru) i. Refleks pupil terhadap akomodasi mata
Hasil
No.
Perlakuan
Mata normal
Mata minus
1. Mata melihat jarak normal
0,8 cm
0,9 cm
2. Mata melihat benda jauh
0,6 cm
0,5 cm
3. Mata melihat benda dekat
0,8 cm
1 cm
Pembahasan
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengerahui refleks pupil terhadap akomodasi mata. Akomodasi mata berpengaruh pada diameter pupil. Dengan kondisi ini, maka pupil mata dapat berubah-ubah bentuk menjadai mngembung atau memipih. Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih disebut daya akomodasi mata. Hal tersebut dapat terlihat ketika seseorang melihat benda jauh ataupun dekat. Pada percobaan kali ini diperoleh hasil terdapat perbedaan diameter pupil antara orang normal dan orang bermata minus. Diameter pupil mata normal dalam melihat jarak normal 0,8 cm, sedangkan diameter pupil mata minus sebesar 0,9 cm, lebih besar dari mata normal. diameter pupil mata normal melihat benda jauhh sebesar 0,6 cm, sedangkan diameter mata minus 0,5 cm, lebih kecil dari diameter pupil mata normal. diameter mata normal melihat benda dekat 0,8 cm, sedangkan diameter pupil mata minus 1 cm, lebih besar dari mata normal.
Pada organ penglihatan terdapat retina yang sangat peka terhadap cahaya. Retina berhubungan dengan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Pada retina ini bayangan benda akan terbentuk sehingga dapat melihat suatu benda, tapi jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap, sehingga dalam melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa mata. Mengubah kelengkungan lensa mata berarti mengubah jarak titik fokus lensa. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata dilakukan oleh otot siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendor). Mencembung dan menipisnya lensa mata ini lah yang disebut dengan akomodasi. Daya akomodasi mata diatur melalui syaraf parasimpatis, perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya kan mengendurkan gligamen lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding waktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan mendekatnya objek kearah mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsiliaris progresif ditingkatkan agar objek tetap dilihat dengan jelas (Pearce, 2002). Kemampuan akomodasi mata akan meningkat bila mata melihat kabur atau jauh dan pada waktu melihat dekat. Bila benda tersebut didekatkan maka bayangan akan bergeser ke belakang retina. Akibat benda ini didekatkan penglihatan menjadi kabur, maka mata akan berakomodasi dengan mencembungkan lensa. Semakin dekat benda yang akan dilihat maka benda akan berakomodasi semakin kuat hingga batas maksimum. Pada dasarnya baik melihat benda dari jarak jauh maupun jarak dekat maka akan mempengaruhi kerja pupil dalam merefraksikan cahaya untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas, sehingga hal ini berpengaruh terhadap meningkat atau menurunnya diameter pupil. Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot siliari (Kimball, 1992). Jawaban Diskusi:
1. Akomodasi mata merupakan kemampuan menyesuaikan kekuatan lensa sehingga, baik sumber cahaya dekat maupun jauh dapat difokuskan di retina sebagai akomodasi, kekuatan lensa bergantung pada bentuknya, yang diatur oleh otot silindris, bentuk lensa juga dipengaruhi oleh jumlah intensitas cahaya yang diterimanya. Daya akomodasi mata diatur melalui saraf parasimpatik, perangsangan saraf parasimpatik menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya akan mengendurkan gligament lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatnya daya bias, reflek pupil mata mampu melihat object lebih dekat dibandingkan waktu daya biasnya rendah. 2. Ukuran pupil pada penderita miopi lebih besar dari pada ukuran pupil mata normal, pupil berfungsi untuk membatasi jumlah cahaya yang masuk dan memperjelas gambar. Pada miopi bayangan obyek jauh tidak tepat jatuh pada retina, disebabkan sinar jatuh sebelum mengenai retina, menyebabkan gambar tidak jelas. Sedangkan pada kondisi jarak obyek dekat, mata tidak melakukan akomodasi layaknya mata normal. Adanya gangguan miopi pada mata, berpengaruh pada refleks pupil terhadap akomodasi mata.
V.
KESIMPULAN
a. Daerah penyebaran reseptor indra pengecap dari lima sensasi kecap primer, yaitu rasa manis pada ujung lidah, rasa asam pada tepi depan lidah, rasa asin pada tepi lidah belakang, rasa pahit pada pangkal lidah dan rasa gurih pada tengah lidah. b. Berdasarkan data dan analisis, diketahui bahwa pada subjek minyak tawon reseptor pembau yang paling peka (sensitif). Waktu yang diperlukan praktikan sampai tidak dapat membau lagi (OFT) lebih lama jika dibandingkan dengan waktu yang diperlukan praktikan sampai dapat membau kembali (ORT). c. Indera Pembau dan pengecap saling saling berhubungan, sebab rangsangan bau dari makanan dalam rongga mulut dapat mencapai rongga hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori. d. Bagian tangan ventral lebih peka terhadap panas dan dingin karena memiliki banyak reseptor panas dan dingin. e. Suhu Dingin dapat berpengaruh dalam menghambat rasa sakit/nyeri yang di alami oleh saat diberikan stimulus berupa rasa sakit (cubitan).Rasa sakit itu merupakan akibat
perubahan frekuensi dan pola isyarat yang menuju ke sistem saraf pusat melalui reseptor kulit pada ujung saraf Krause. f. Bagian kulit satu dengan bagian kulit yang lain memiliki tingkat kepekaan yang berbeda beda dan terlihat jelas kulit memiliki kepekaan sangat tinggi terhadap sentuhan. Bagian kulit yang paling peka terhadap sentuhan adalah bibir. g. jarak benda dapat mempengaruhi bayangan yang jatuh pada bintik buta dan jumlah mata uang yang tampak dan tidak tampak dipengaruhi jarak benda yang jatuh pada titik buta. h. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap refleks pupil, diameter pupil akan membesar jika dalam keadaan yang gelap dan diameter pupil akan mengecil jika terkena cahaya. i. Ukuran pupil mata akan berubah-ubah ketika fokus benda atau letak/jarak benda berubaubah.terdapat perbedaan diameter pupil mata normal dan mata minus saat melihat benda dekat dan jauh.
VI.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NA dan JB. Reece. 2004. Biology Edisi 5 Jilid 3. Jakarta : Erlangga. Campbell, NA dan JB. Reece. 2010. Biology Edisi 8 Jilid 3. Jakarta : Erlangga. Dellmann, Dieter & Esther M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner . Ed ke-3. Terjemahan Hartono. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Guyton, D. C. 1993. Fisiologi Hewan, Edisi 2. Jakarta: EGC. Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta:Kanisius. Kimball, John W. 1992. Biologi Edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Pearce ,Evelyn C. 1990. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia. th
Roger Watson. 1995. Anatomy and physiology for nurses 10 edition. London : Bailliere Tindall. Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology fourth edition.McGraw-Hill Companies
Villee, Claude A., dkk. 1999. Zoologi Umum. Jilid I. Ed ke-6. Terjemahan Nawangsari sugiri.Erlangga. Jakarta. Wijaya, Jati. 2007. Aktif Biologi 2A. Jakarta : Penerbit Ganeca Exact
View more...
Comments