Laporan Siaga 21
September 17, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Siaga 21...
Description
LAPORAN PELAKSANAAN REAL ON JOB DI APOTEK SIAGA 21 PURWOKERTO PADA TANGGAL 17 MEI SAMPAI 17 JULI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN)
Disusun oleh: 1. Juni Maulidia Wardhani 2. Melky Anda Atari 3. Najmatul Musafingah
KOMPETENSI KEAHLIAN FARMASI SMK CITRA BANGSA MANDIRI PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Real On Job ini telah dilaksanakan dari tanggal 17 Mei sampai dengan 15 Juli 2019, dan disusun untuk memenuhi persyaratan pers yaratan untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN), serta telah disahkan pada : Hari
:
Tanggal
:
Pembimbing Apotek Siaga 21 Purwokerto,
Kepala Program Keahlian Farmasi,
Rina Mulyani, S.Farm., Apt
Siti Nurochmah, S.Farm., Apt
SIPA. 1979.06.26
NIK. 17.10.05.111 17.10.05.111
Mengetahui, Kepala SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto
S.R. Widiarti, S.Pi.,SKM NIK. 10.10.05.21
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami dapat menyelesiakan laporan ini dengan baik. Tanpa pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat. Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama pada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan kepada kami dalam penulisan laporan ini. 2. Yth. Siti Rochaniah Widiarti, S.Pi., SKM; selaku kepala SMK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto. 3. Yth. Siti Nurochmah, S.Farm., Apt; selaku kepala proli farmasi SMK S MK Citra Bangsa Mandiri Purwokerto. 4. Yth, Rina Mulyani, S.Farm., Apt; selaku pembimbing di Apotek Siaga 21 Purwokerto. 5. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu sa tu persatu dalam proses penulisan laporan ini. Penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) Tahun Pelajaran 2018/2019.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat diharapkan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya pembaca pada umumnya.
Purwokerto, Juli 2019 Penulis,
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................... JUDUL............................................................... ............................................ .............................i .......i LEMBAR PENGESAHAN.............................. PENGESAHAN....................................................... ............................................... ..........................ii ....ii KATA PENGANTAR.............................. PENGANTAR.................................................... ............................................ .....................................iii ...............iii DAFTAR ISI........................................ ISI................................................................. ............................................... .......................................iv .................iv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................ Belakang.............................................................. ....................................... ................. B. Tujuan............. Tujuan................................... ............................................ ............................................. .................................... ............. C. Manfaat.................. Manfaat........................................... ............................................... ............................................ .......................... .... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Apotek...................................... Apotek......................................................... ................... B. Tugas dan fungsi Apotek............................................... Apotek............................................... C. Peraturan perundang-undangan................................... perundang-undangan.................................................... ................. BAB III. TINJUAN UMUM A. Sejarah apotek siaga 21............................................. 21............................................................... .................. B. Struktur organisasi.......................................... organisasi................................................................ ............................. ....... C. Pengelolaan instalasi instal asi pasangan............................................... pasangan.................................................... ..... BAB IV. PEMBAHASAN kegiatan..................................................................... ............................ ..... A. Uraian kegiatan..............................................
B. Permasalahan................... Permasalahan......................................... ............................................ .................................... .............. C. Usulan pemecahan masalah.................................................. masalah...................................................... ....
BAB V. PENUTUP A.
Kesimpulan........................................ Kesimpulan.................. ............................................ ................................. ...........
B.
Saran............................................ Saran................... ................................................ ........................................ .................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… PUSTAKA…………………………………………………… LAMPIRAN- LAMPIRAN…………………………………………… LAMPIRAN……………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang
berkualitas saat ini adalah
sebuah
keharusan,bukan saja untuk menopang kesejahteraan dirinya,tetapi secara luas untuk kepentingan pembangunan bangsa dan negara. Hal ini dirasa penting karena persaingan yang semakin tajam akibat pesatnya pesat nya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas yakni pendidikan yang secara nyata berperan dalam dal am bentuk peserta didik yang inovatif, produktif, dan berpenghasilan dengan tetap te tap dan dilandasi dengan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menyikapi kondisi itu perlu kiranya dicermati keterpaduan antar sistem pendidikan yang ada dengan kondisi objektif dunia usaha/industri. Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai salah satu satuan pendidikan formal dengan model pendidikan system ganda diharapkan mampu menghasilkan tamatan yang memiliki kemampuan akademik, kreatif,dan yang terpenting adalah memiliki kompetensi keahlian dibidangnya untuk memenuhi pasar tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/ industri (demand-marketdriven).. Kegiatan itu diwujudkan dalam bentuk praktek kerja (demand-marketdriven) lapangan dan industri (prakerlin) SMK CITRA BANGSA MANDIRI di lembagalembaga kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional. b. Memperoleh link dan macth antara sekolah dan dunia kerja. c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas dan profesional. d. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan. e. Pemenuhan kompetensi sesuai tuntutan kurikulum. f. Penguasaan kompetensi dilakukan melalui pembelajaran di sekolah dan dunia kerja mitra dengan rancangan pembelajaran oleh sekolah dan industri. g. Implementasi kompetensi ke dalam dunia usaha, industri. h. Saran aktualisasi bahwa apa yang dimiliki berguna bagi dirinya dan orang lain. i. Penumbuhan etos kerja/ pengalaman kerja. j. Memperkenalkan lebih dini lingkungan social yang berlaku di dunia usaha, industri. k. Menumbuhkan sikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.
2. Tujuan khusus a. Mempersiapkan para siswa untuk bekerja secara mandiri dan mempunyai daya
saing
tinggi
dalam
bekerja
di
lingkungan
kerjanya
dan
mengembangkan potensi dan kreatifitas sesuai minat dan bakat siswa. b. Meningkatkan status dan kepribadian para siswa. Sehingga mampu berinteraksi dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi. tinggi. c. Memberi kesempatan pada siswa untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan produktif sesuai dengan tuntutan dunia kerja. d. Mempersiapkan siswa agar cakap dalam melanjutkan dalam pendidikan yang berkelanjutan. e. Mempersiapkan siswa agar mampu berinteraksi dengan pihak lain dan lingkungannya. C. Manfaat
1. Bagi peserta didik Hasil belajar peserta REAL ON JOB akan lebih bermakna, karena telah tamat akan betul-betul memiliki keahlian professian sebagai bekal untuk
meningkatkan
taraf
hidupnya
dan
sebagai
bekal
untuk
pengembangan dirinya secara berlanjutan. Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan. Yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.
2. Bagi Sekolah Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian profesional bagi peserta didik lebih terjamin pencapainnya. Terdapat kesesuaian yang pas antara program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Sesuai dengan prinsip link and macth memberi kepuasan bagi penyelenggara pendidikan sekolah karena tamatnya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, dan kepentingan bangsa. 3. Bagi Institusi Pasangan Penyelenggaraan REAL ON JOB memberi keuntungan nyata bagi institusi pasangan antara lain : a. Institusi pasangan dapat mengenal kualitas REAL ON JOB yang belajar dan bekerja di tempat REAL ON JOB b. Umumnya peserta REAL ON JOB telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif sehingga pada pengertian tertentu ter tentu peserta REAL ON JOB adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan c. Institusi pasangan dapat memberi tugas kepada peserta REAL ON JOB
untuk
kepentingan
pelayanan
sesuai
kompetensi
dan
kemampuan yang dimiliki d. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta REAL ON JOB lebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan insitusi pasangan. Oleh karena itu, sikap peserta RE REAL AL ON
JOB dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas kerja di institusi pasangan. e. Memberi kepuasan bagi institusi pasangan karena diakui ikut serta menentukan masadepan bangsa melalui peserta REAL ON JOB.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Apotek
Pengertian
Apotek
menurut
(Kepmenkes
RI)
NO.1332/MENKES/SK/X/2002, NO.1332/MENKES/SK /X/2002, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Yang dimaksud pekerjaan kefarmasian diantaranya pengadaan obat, penyimpanan obat, pembuatan sediaan obat peracikan, penyaluran dan penyerahan penyerahan perbekalan farmasi serta memberika memberikan n informasi kepada masyarakat mengenai perbekalan kefarmasian yang terdiri dari obat, bahan obat, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik. Tidak hanya menjalankan pekerjaan kefarmasian tetapi tugas pokok dan fungsi apotek juga harus dijalankan dengan sebaik baiknya sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan. Menurut peraturan pemerintah republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian apoteker. B. Tugas dan Fungsi Apotek
Tugas dan fungsi apotek berdasarkan peraturan No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah sebagai berikut : 1. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan
2. Sarana farmasi yang telah te lah melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, dan penyerahan penyerahan obat atau bahan obat. 3. Sarana penyaluran perbekalan informasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata. 4. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi lainnya kepada masyarakat. Personalia Apotek tenaga kerja yang mendukung kegiatan suatu apotek adalah sebagai berikut : a. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA) b. Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) adalah mereka yang berdasarkan peraturan Perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan me lakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten apoteker dibawah pengawasan apoteker. C. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di Apotek adalah sebagai berikut ber ikut : Menimbang : 1. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Apotek yang berorientasi kepada keselamatan pasien, diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian di apotek.
2. Bahwa keputusan Mentri Kesehatan NO. 1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang standar pelayanan farmasi di Apotek sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan kebutuhan hukum. 3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan pasal 21 ayat (4) peraturan
pemerintah
No.51
Tahun
2009
tentang
pekerjaan
kefarmasian, perlu menetapkan peraturan mentri kesehatan tentang standar pelayanan kefarmasian Apotek. Mengingat : a. Undang-undang nomor 5 tahun 1997 Tentang Psikotropika (lembaga negara RI tahun 1997 nomor 10, tambahan lembaga negara RI No. 3671) b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang pemerintahan daerah (Lembaga Negara RI Tahun 2004 nomor 125 , tambahan Lembaga Negara RI nomor 4437). Sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang Nomor 12 tahun 2008 (Lembaga Negara RI Tahun, tambahan Lembaran Negara RI nomor nomor 4844) c. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5062). d. Undang-undang Negara RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara RI tahun 2009 nomor 144, Tambahan lembaran nomor 5063).
e. Peraturan Pemerintah 72 tahun 1998 tentang pengamanan sediaan tentang
pengamanan
sediaan
Farmasi dan
Alat Kesehatan
(Lembaran Negara RI tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3781). f. Peraturan Pemerintah nomor 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian (lembaran negara negara RI tahun 2009 nomor 124, lembaran negara RI nomor 5044) g. Peraturan pemerintahan nomor 40 tahun 2013 tentang pelaksanaan undang undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika (Lembaran negara RI tahun 2013 nomor 96, tambahan lembaran RI nomor 5419) h. Keputusan mentri
kesehatan nomor 189 /Menkes/Sk/III/2006
tentang kebijakan obat nasional. i. Peraturan mentri kesehatan nomor 1144 Menkes/Per/III/210 Menkes/Per/I II/210 tentang organisasi dan tata kerja kementrian kesehatan (Berita Negara RI tahun 2010 noomor 585) sebagaimana telah diubah dengan peraturan menteri kesehatan nomor 35 tahun 2013 (Berita Negara RI tahun 2013 nomor 741). j. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 889/menkes/per/V/2011 tentang registrasi dan izin praktik, dan izin kerja tenaga kefarmasian (berita negara republik Indonesia tahun 2011 nomor 322).
BAB III TINJAUAN UMUM A. Sejarah Dan Perkembangan Apotek
Apotek Siaga 21 merupakan apotek daerah yang didirikan didaerah purwokerto. Apotek Siaga 21 adalah sarana bagi masyarakat purwokerto untuk mencari kesehatan, maka dengan adanya apotek Siaga 21 masyarakat sangat terbantu dalam mencari sarana kesehatan. Apotek Siaga 21 dikelola oleh seorang apoteker yang bernama Rina Mulyani, S.Farm., Apt. Apotek siaga 21 berdiri pada bulan juni 2014 dengan surat izin apotek nomor 011/SIA/BMS/B/II/2019 yang bertempat di jalan KS. Tubun 98B, Purwokerto. Tujuan didirikannya Apotek Siaga 21 adalah : 1. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker untuk melayani kebutuhan masyarakat akan kebutuhan pelayanan obat-obatan yang bermutu dan terjamin. 2. Sebagai sarana penyaluran obat-obatan dan pembekalan farmasi yang bermutu yang diperlukan masyarakat masyarakat secara luas dan merata. 3. Sebagai sarana pelayanan farmasi yang melaksanakan peracikan, perubahan bentuk, pencampuran dan bahan bahan obat. 4. Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat.
5. Meningkatkan pengetahuan masyarakat masyarakat tentang obat dan pemakaian secar secaraa tepat. B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Apotek Siaga 21 disajikan sebagai berikut :
APJ ( Apoteker Penanggung Penanggung Jawab )
APOTEKER PENDAMPING
TTK
GUDANG/ADMINIST RASI
KASIR
PELAYANAN
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Apotek Siaga 21 Berdasarkan struktur organisasi Apotek Siaga 21 pada gambar 3.1 maka tugas dan tanggung jawab masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : a. Apoteker Penanggung Jawab ( APJ ) 1) Membuat strategi, tujuan, sasaran, dan program kerja. 2) Membuat visi, misi. 3) Membuat
atau
menetapkan
peraturan
atau
standar
prosedur
operasiaonal ( SOP ) pada setiap fungsi kegiatan apotek. 4) Membuat dan menetapkan jadwal kerja/ shift kerja/ shift dan tata tertib karyawan.
b. TTK Pelayanan 1) Mampu menyiapkan obat sesuai dengan resep dokter. 2) Mampu berkomunikasi dengan dokter, perawat, pasien. 3) TTK mampu memberikan informasi yang jelas tentang petunjuk pemakaian obat. c. Kasir 1) Melayani dan menyapa customer dengan baik. 2) Entri data setiap barang yang terjual. 3) Menerima uang pembayaran dari pasien dan menyetorkan men yetorkan di akhir shift. 4) Memberikan uang kembali. 5) Bertanggung jawab atas uang setoran. d. Bagian administrasi 1) Mendata kebutuhan barang yang habis/ perlu diorder. 2) Mencatat transaksi-transaksi yang telah dilaksanakan. C. Pengelolaan Instalasi Pasangan
Dalam sistem pengelolaan apotek, Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai wewenang penuh untuk menentukan kebijakan terhadap jalannya kegiataan kefarmasian ini, maka didalam pengelolaan APA dibantu oleh AA dan tenaga kerja lainnya. Kegiatan administrasi hampir seluruhnya dilakukan pada tiap harinya meliputi administrasi barang, keuangan, orang, serta pelaporan pengelolaan obat di apotek siaga 21 meliputi:
1. Perencanaan perbekalan farmasi Perencanaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan yang menentukan keberhasilan kegiatan yang lainnya, karena merupakan proses awal kegiatan berupa pemiliha jenis obat, jumlah maupun harga harga obat yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia. Perencanaan di Apotek Siaga 21 dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga barang dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah barang yang sesuai kebutuhan dan anggaran dan didasarkan pada pola peresepan. Masalah yang sering muncul pada perencanaan antara lain: a. Banyaknya jenis persediaan yang perlu diadakan, dengan menyesuaikan anggaran yang ada. b. Jumlah barang yang harus dipesan dipesan dalam kemasan tertentu. c. Waktu memesan persediaan, right quality and right time and accurate record. d. Barang sering kosong di pasaran. Perencanaan harus memperhatikan beberapa hal : a. Jangan ada penumpukan barang di gudang khususnya untuk obat-obat yang slow moving, tapi jangan sampai terjadi kekosongan pada barang yang fast moving. b. Obat-obat mempunyai waktu kadaluarsa. kadaluarsa. c. Harga obat. Pemesanan barang meliputi obat-obatan, alat kesehatan, dan barang-barang dengan berdasarkan pola peresepan. Kemu Kemudian, dian, dipindahkan ke Surat Pesanan (SP) dan ditujukan ke Pedagang Besar Farmasi (PBF). Untuk obat-obat golongan narkotik pemesanan dilakukan dengan menggunakan surat pesanan khusus model N-9 dibuat 4 rangkap
yaitu satu untuk arsip apotek, dan tiga untuk diserahkan ke PBF Kimia Farma yang selanjutnya didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Balai POM. Ada 3 macam Surat Pesanan yaitu Surat Pesanan Narkotik, Surat Pesanan Psikotropik, dan Surat Pesanan Obat mengandung Prekursor. 2. Penerimaan Barang PBF yang mengirim barang ke apotek dilakukan dengan pengecekan yang meliputi kesesuaian jenis obat, nama, harga, harga, satuan, jumlah antara yang tercantum dalam Surat Pesanan dan faktur. SOP penerimaan barang: a. Cek kondisi barang: pecah / retak / bocor / isi utuh / sobek / atau tidak. b. Cek jumlah barang sesuai atau tidak. c. Cek nomor batch dan Exp. Date apakah sesuai dengan baran barang g yang diterima. d. Bila semua sudah benar, bubuhkan tanda tangan di kolom penerimaan, lengkapi dengan nama jelas dan tanggal penerimaan. Kecuali obat narkotik, psikotropik, dan prekursor harus ditanda tangani oleh Apoteker. e. Bubuhkan stempel Apotek. 3. Penyimpanan Barang Kegiatan digudang meliputi penyimpanan barang, pengeluaran barang dan administrasi gudang. Tujuan penyimpanan barang di gudang agar aman dan terjaga stabilitas obat, mudah dalam pengawasan dan menjamin kelancaran kelancara n pelayanan. Barang yang masuk diterima oleh APA dan dan dilakukan pengecekan mengenai obat, nomor batch, jumlah, harga diskon, dan tanggal ED kemudian barang-barang di gudang Apotek Apotek Siaga 21 menggunakan m metode etode First First In First Out (FIFO) yakni barang-barang yang pertama masuk barang itu juga yang
pertama dikeluarkan dan First dan First Expired First Out (FEFO) yakni barang-barang yang lebih dulu kadaluarsa yang pertama dikeluarkan. Gudang Apotek Siaga 21 telah memenuhi syarat dimana : a. Aman dalam ruangan khusus yang terkunci b. Tidak terkena sinar matahari langsung, tetapi terang. c. Tersedia alat pemadam kebakaran dan pendingin ruangan. d. Tersedia rak dalam jumlah yang cukup, tersusun rapi, kuat, dan mudah dibersihkan e. Mempunyai sarana ventilasi yang baik agar terjadi pertukaran udara. f. Bebas dari hewan-hewan yang dapat merusak obat (tikus, kecoa, semut, dll) serta kering (tidak lembab). g. Bebas dari genangan air. Penyimpanan obat di Apotek Siaga 21 dilakukan dengan cara berikut : 1. Untuk obat bebas dan bebas terbatas diletakan dan penataan dilakukan 2 cara yaitu : a. Berdasarkan kelas terapinya. b. Berdasarkan bentuk golongan golongan obat (tradisional, alkes, kosmetik, dll). 2. Untuk obat-obat keras disusun secara alfabetis dan bentuk sediaan serta golongannya (narkotik dan psikotropik disimpan terpisah). 3. Untuk obat-obatan generik diletakan terpisah dan penyimpanannya juga secara alfabetis. 4. Untuk obat-obat jenis narkotik disimpan dalam lemari narkotik dan psikotropik disimpan dilemari
tersendiri. 5. Obat-obat yang harus disimpan dalam suhu dingin yaitu 0-5C disimpan dilemari es. 6. Alkes dan peralatan laboratorium disimpan dalam lemari tersendiri dan letaknya diluar. 7. Peralatan bayi disimpan dalam lemari tersendiri dan diletakan diluar sehingga mudah dilihat oleh konsumen.
BAB IV PEMBAHASAN A. Uraian Kegiatan
Waktu pelaksanaan shift di Apotek Siaga 21 Purwokerto setiap harinya dibagi menjadi 2 shift, yaitu : 1) Shift Pagi
: Pukul 07.00-13.00 WIB.
2) Shift Siang
: Pukul 14.00-20.00 WIB.
1. Shift Pagi Kegiatan pertama yang kami lakukan l akukan adalah mengecek kebutuhan obat yang muali menipis di rak, kemudian kami mengambil persediaan obat-obat yang mulai menipis di gudang. Kegiatan lain yang kami lakukan adalah menerima barang datang dari PBF lalu kami cek apakah a pakah barang tersebut sesuai antara faktur dan surat pesanan. Setelah itu kami menyimpan dan menyusun secara FIFO, menurut bentuk sediaan, dan sesuai farmakologinya serta sesuai abjad. Lalu copy faktur didokumentasikan dalam buku barang datang. Kami juga melakukan pelayanan obat bebas bebas dan bebas terbatas kepada pembeli atau pasien dengan arahan Asisten Apoteker. 2. Shift Siang Kegiatan yang kami lakukan hampir sama dengan shift pagi seperti mengecek kebutuhan obat yang mulai menipis di rak, kemudian kami mengambil persediaan obat-obat yang mulai menipis dari gudang dan lain-lain hanya saja pada shift siang banyak melakukan pelayanan.
B. Permasalahan
Permasalahan yang kami hadapi ketika RANJO di Apotek Siaga 21 adalah sebagai berikut : 1. Tempat untuk obat-obat fast moving kurang luas. 2. Tidak semua obat memiliki kartu stok hanya obat-obat tertentu. C. Usulan Pemecahan Pemecahan Masalah
Usulan pemecahan masalah yang terjadi di Apotek Siaga 21 adalah sebagai berikut : 1. Sebaiknya apaotek menambah tempat untuk penyimpanan obat-obat fast moving sehingga obat-obat fast moving lebih terlihat oleh pasien dab penataannya lebih rapi dengan adanya tempat yang yang luas. 2. Sebaiknya apotek mulai memberlakukan kartu stok pada semua obat terutama untuk obat yang yang sering keluar dan stok terpisah dari tempatny tempatnyaa untuk mengurangi kekosongan obat. Dengan adanya kartu stok dapat mempermudah pengadaan karena dapat dilihat dari kartu stok jika barang kosong. kosong.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Pembelajaran didunia kerja adalah suatu strategi yang memberi peluang kepada peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya RANJO siswa dapat merasakan merasak an bagaimana pelaksanaan praktek langsung di lingkungan lingkungan dunia kerja yang langsung d dibimbing ibimbing oleh pihak institusi pasangan. Bahkan kami dapat mengukur sejauh mana penguasaan ilmu yang didapatkan disekolah. disekolah. Disana kami dapat mengerti langsung bagaimana keluhan, sikap dan sifat pasien yang berbeda setiap orangnya. Banyak sekali yang kami dapatkan didunia kerja.
B. Saran
1. Bagi praktikan/peserta didik Bagi peserta didik sebaiknya lebih l ebih menghormati pembimbing dan karyawan yang ada dilahan dan lebih meningkatkan kerja sama dengan teman yang satu lahan, mengurangi rasa egois masing-masing. Saat ada waktu kosong sebaiknya peserta didik lebih memanfaatkan waktunya untuk belajar dengan pembimbing atau karyawan yang yang satu shift. 2. Bagi sekolah Saran kami untuk sekolah sebaiknya lahan yang digunakan untuk siswa RANJO tidak hanya di rumah sakit dan apotek saja akan tetapi bisa ditambah industri obat atau distributor obat agar siswa tidak hanya mengerti pengelolaan obat di rumah sakit maupun apotek akan tetepi mengerti proses pembuatan sediaan dan pendistribusiaannya.
3. Bagi Lahan Praktik Perlu adanya penambahan tempat untuk obat-obat fast moving agar lebih dijangkau oleh pasien dan pemberlakuaan kartu stok untuk semua jenis obat mempermuda pengadaan dengan melihat kartu stok.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kepmenkes RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Apotek . Jakarta : Depkes RI. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian. Republik Indoesia. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1980 tentang Fungsi Apotek. Republik Indonesia. Permenkes RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Apotek.
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Stok salep, obat tetes, obat kontrasepsi dan sebagian sirup. Lampiran 2. Stok obat psikotropika. Lampiran 3. Stok obat oral generik dan paten. Lampiran 4. Gudang obat paten dan obat depan. Lampiran 5. Gudang obat Generik. Lampiran 6. Stok alat kontrasepsi dan masker. Lampiran 7. Stok sediaan sirup. Lampiran 8. Stok alat-alat kesehatan. kesehatan. Lampiran 9. Stok obat-obat untuk pencernaan, pencernaan, pembersih luka dan salep bayi. Lampiran 10. Gudang sediaan sirup. Lampiran 11. Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu. Lampiran 12. Kartu Stok Obat-Obat Psikotropika. Psikotropika. Lampiran 13. Etiket obat luar dan dalam. Lampiran 14. Surat Pesanan (SP) Lampiran 15. Sediaan suppositoria. Lampiran 16. Obat yang yang disimpan di suhu dingin. dingin.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Stok salep, obat tetes, obat kontrasepsi dan sebagian sirup.
Lampiran 2. Stok obat psikotropika.
Lampiran 3. Stok obat oral generik dan paten.
Lampiran 4. Gudang obat paten dan obat depan.
Lampiran 5. Gudang obat Generik.
Lampiran 6. Stok alat kontrasepsi dan masker.
Lampiran 7. Stok sediaan sirup.
Lampiran 8. Stok alat-alat kesehatan. kesehatan.
Lampiran 9. Stok obat-obat untuk pencernaan, pembersih pembersih luka dan salep bayi.
Lampiran 10. Gudang sediaan sirup.
Lampiran 11. Surat Pesanan Obat-Obat Tertentu
Lampiran 12. Kartu Stok Obat-Obat Psikotropika. Psikotropika.
Lampiran 13. Etiket obat luar dan dalam.
Lampiran 14. Surat Pesanan (SP)
Lampiran 15. Sediaan suppositoria.
Lampiran 16. Obat yang yang disimpan di suhu dingin.
View more...
Comments