Laporan Sheet Angin
July 5, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Sheet Angin...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM IX PENGOLAHAN SHEET ANGIN (Praktikum Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Karet)
Disusun Oleh: Kelompok 5C
Fitri Nordiyah Milda Liani Muhammad Naseh Muhammad Nursyahwal
1802301059 1802301069 1802301014 1802301043
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT PELAIHARI 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet Kar et ala alam m merup merupaka akan n salah salah satu satu hasil hasil pertan pertanian ian yang yang pentin penting g karena karena memegang peranan penting dalam meningkatkan taraf hidup taraf hidup manusia, kare karena na bany banyak ak meng mengha hasi silk lkan an devi devisa sa nega negara ra.. Kare Karett al alam am di diha hasi silk lkan an da dari ri perkebunan besar dan perkebunan rakyat. Umumnya karet rakyat ra kyat bermutu rendah karena kar ena alat alat dan cara pengol pengolaha ahanny nnyaa masih masih sangat sangat sederha sederhana. na. Di Indone Indonesia, sia, sebagia seba gian n besar besar perkeb perkebuna unan n yang yang ada merupa merupakan kan perkeb perkebuna unan n rakyat rakyat.. Namun, Namun, petani perkebunan rakyat ini sebagian besar tidak menentukan besarnya pengeluaran dalam pengusahaan karet, padahal karet alam
memerlukan
penanganan sebaik-baiknya agar menguntungkan, apalagi jika harus dibandingkan dengan karet sintetis dimana harganya bisa dipertahankan supaya tetap stabil. Karet Ka ret alam alam menu menunj njuk ukka kan n ha harg rgaa ya yang ng tida tidak k stabi stabill ka karen renaa maki makin n meni mening ngka katt produksi karet sintetis s intetis misal butty rubber (BR), styrene butadin rubber (SBR) dan lain-lain. Jenis karet sintetis ini mempunyai sifat-sifat khusus yang labih baik dibandingkan dengan karet alam. Oleh karena itu, perlu dipelajari sifat-sifat karet alam dan cara pengolahanny pengolahannyaa yang baik dan benar sehingga sehingga dapat menghasilkan menghasilkan karet yang berkualitas dan petani perkebunan karet dapat menghasilkan karet alam yang mampu bersaing dengan karet sintetis.
1.2 Tujuan Tujua Tu juan n dari dari prakti praktikum kum ini adalah adalah mahasi mahasiswa swa mampu mampu mempel mempelajar ajarii dan
mempraktikan pembuatan sheet angin.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Karet Tanaman Tanam an karet termasuk family Euphorbiaceae Euphorbiaceae dan sering disebut rubber
(Belanda).Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. besar. Tinggi Tinggi pohon pohon dewasa dewasa mencapai mencapai 15-25 meter. meter. Batang Batang tanaman tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan dengan lateks. Termasuk tanaman berumah satu, yaitu pada satu tangkai bunga majemuk terdapat bunga betina maupun bunga jantan dengan penyerbukannya dapat terjadi secara sendiri juga penyerbukan sil silan ang g (Sasm (Sasmit ita, a, 20 2016 16). ). Kayu Kayu ka kare rett meru merupa paka kan n bi biom omass assaa ya yang ng ka kand ndun unga gan n lignos lig noselu elulos losaa tinggi tinggi dimana dimana lignos lignoselu elulos losaa mengan mengandun dung g kompon komponen en penyus penyusun un utama melipu utama meliputi ti Helose Heloselul lulosa osa 70%, 70%, Selulo Selulosa sa 40%, 40%, Hemisel Hemiselulo ulosa sa 20%, 20%, Lignin Lignin 20,68%, dan Ekstraktif 4,58%. 2.1.1 Lateks
Latekss merupakan Latek merupakan cairan atau sitoplasma sitoplasma yang berisi ± 30% partikel partikel karet. Pada tanaman karet, lateks dibentuk dan terakumulasi dalam sel-sel pembuluh lateks yang tersusun pada setiap jaringan bagian tanaman, seperti pada bagian batang dan daun. Lateks pekat masih berupa cairan yang banyak mengandung air dan berwarna putih kental. Persyaratan lateks pekat yaitu dapat disaring dengan 6 saringan 40 mesh, tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu, tidak bercampur dengan bubur lateks ,air atau serum lateks, berwarna putih dan berbau karet segar, serta mempunyai kadar air berkisarantara 60-62%. Lateks pekat umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami penggumpalan. Lateks dika dikata taka kan n
st stab abil il
apab apabil ilaa
sist sistem em
kolo koloid idny nyaa
tida tidak k
te terj rjad adii
flok flokul ulas asii
at atau au
penggumpalan selama penyimpanan. Pada proses penggumpalan lateks harus menghindari suhu yang tinggi sehingga waktu penggumpulan tidak melebihi 3–4 jam untuk menghindari prokoagulasi. Bila kadar air lebih tinggi yang disebabkan oleh pengeringan yang kurang sempurna atau penyimpanannya dalam ruangan yang lembab, maka pertumbuhan bakteri dan jamur akan terjadi dan biasanya dise disert rtai ai deng dengan an timb timbul ulny nyaa
bint bintik ik-b -bin inti tik k
warn warnaa
di pe perm rmuk ukaa aan n
le lemb mbar aran an..
Kandun Kan dungan gan terbesar terbesar di dalam dalam lat lateks eks segar segar adalah adalah air. Pada Pada lateks lateks segar, segar, air memilik mem ilikii jumlah jumlah lebih lebih besar besar di bandin bandingka gkan n karet. karet.Dal Dalam am lat lateks eks segar, segar, sekitar sekitar 59,62% kandungan air di dalamnya, sedangkan pada karet kering hanya terdapat 1,00% kandungan air di dalamnya. Dari beberapa kandungan yang terdapat di dalam latex, dapat terlihat bahwa selain air semua kandungan yang terdapat di dalamnya menjadi lebih besar setelah di keringkan. 2.2 Asap Cair
Lateks adalah cairan getah susu yang diperoleh dari pelukaan pohon karet. Dipabr Dip abrik ik pengol pengolaha ahan n lat lateks eks sering sering kali kali tercium tercium bau bu busuk suk,, akibat akibat pemecah pemecahan an protein didalam lateks menjadi amonia dan sulfida oleh bakteri. Bau busuk ini dapat dinetralisir dinetralisir dengan dengan penyemprotan penyemprotan asap cair pada bahan olah karet (bokar). Bau itu akan hilang seketika dan berganti dengan bau asap. Namun hal ini tidak akan bertahan lama, selang 2-3 hari asap akan menguap sehingga sehingga bau busuk dari bokar timbul kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu usaha untuk mencegah bau busuk bokar ini sejak dari kebun petani yaitu dengan menggunakan asap cair sebagai penggumpal (koagulan) lateks yang akan diolah menjadi sit asap ( Ribbed Ribbed Smoked Sheet/ RSS) RSS) dan sit angin. Asap cair merupakan hasil kondensasi asap asa p da dari ri pe pemb mbak akar aran an ka kayu yu..
Komp Kompon onen en ya yang ng te terk rkan andu dung ng da dala lam m pr pros oses es
pembakaran itu antara lain terdiri dari selulosa, hemiselosa, dan lignin yang mengalami pirolisa sehingga menghasilkan asap dengan komposisi yang sangat kompleks. Kayu karet tua merupakan biomassa yang kandungan lignoselulosa tinggii dimana tingg dimana lignoselulo lignoselulosa sa mengandun mengandung g komponen komponen penyusun penyusun utama meliputi meliputi Helosel Hel oselulo ulosa sa 70%, 70%, Selulo Selulosa sa 40%, 40%, Hemisel Hemiselulo ulosa sa 20%, 20%, Lignin Lignin 20,68% 20,68%,, dan Ekstraktif 4,58%. Kompo Ko mponen nen utama utama asap asap cair adalah adalah 1,2 asam benzen benzenee dikabo dikaboksi ksilat lat dan dietilester. Asap cair dari kayu jati, lamtorogung, mahoni, kamper, bangkirai, keruing keruin g danbatang danbatang kelapa menghasilkan menghasilkan asam (sebagai asam asetat) antara 4,2711,30% 11, 30%,, senyaw senyawaa fenola fenolatt (sebaga (sebagaii fenol) fenol) 2,10-5 2,10-5,13 ,13% % dan senyaw senyawaa karbon karbonil il (sebagaiaseton) 8,56-15,23%. Asap cair dapat digunakan sebagai koagulen lateks dengan denga n sifat fungsional fungsional asap cair seperti anti jamur, antibakteri, antibakteri, antioksidan, antioksidan, dan dapat memperbaiki kualitas produk karet yang dihasilkan.
2.3 Pengeringan
Pe Peng nger erin inga gan n
adal adalah ah pr pros oses es peng penghi hila lang ngan an ka kada darr
ai airr
de deng ngan an tu tuju juan an
mengaw men gawetk etkan, an,mem memuda udahka hkan n pengan pengangku gkutan tan,, dan memper mempersiap siapkan kan bahan bahan untuk untuk proses berikutnya. Proses ini juga dapat menentukan kualitas akhir karet karena tanpa tan pa penger pengering ingan an tidak tidak dapat dapat dihasi dihasilka lkan n karet karet dengan dengan mutu mutu yang yang memenu memenuhi hi persyaratan spesifikasi sesuai yang diperlukan. Tujuan pengeringan adalah mengur men gurang angii kadar kadar air pada pada level level terten tertentu tu untuk untuk mengha menghamba mbatt pertum pertumbuh buhan an mikr mi krob obaa da dan n seran serangg ggaa se serta rta meng mengur uran angi gi vo volu lume me ba baha han n pa pang ngan an sehin sehingg ggaa mengefisienkan proses penyimpanan dan distribusi. Kombinasi suhu dan lama pemanasan selama proses pengeringan pada komoditi biji-bijian biji- bijian dilakukan untuk menghi men ghinda ndari ri terjad terjadiny inyaa kerusa kerusakan kan biji.S biji.Suhu uhu udara, udara, kelemb kelembaba aban n relati relatiff udara, udara, aliran udara, kadar air awal bahan dan kadar akhir bahan merupakan merupakan faktor yang mempengaruhi waktuatau lama pegeringan. Laju pengeringan dinyatakan dalam satuan persentase penurunan kadar air setiap satuan waktu tertentu. Suhu dan kecepa kec epatan tan aliran aliran udara udara penger pengering ing berpen berpengar garuh uh pada pada proses proses penger pengering ingan. an. Air dikeluarkan dari bahan dalam bentuk uap dan harus secepatnya dipindahkan dari bahan. Bila tidak segera dipindahkan maka air akan menjenuhk anatmosfer pada permukaan bahan, sehingga akan memperlambat pengeluaranair selanjutnya. Laju penguapan air bahan dalam pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu. Sema Semaki kin n be besar sar pe perb rbed edaa aan n an anta tara ra suhu suhu medi mediaa pe pema mana nass de deng ngan an ba baha han n ya yang ng dikeringkan, semakin besar pula kecepatan pindah panas kedalam bahan pangan, sehing sehi ngga ga pengua penguapan pan air dari dari bahan bahan akan akan lebih lebih banyak banyak dan cepat cepat [ CITATI CITATION ON Akb15 \l 1033 ]. Laju pengeringan pengeringan dipengaruh dipengaruhii oleh beberapa beberapa faktor. faktor. Faktor-fakt Faktor-faktor or yang memp me mpen enga garu ruhi hi laju laju pe peng ngeri ering ngan an ad adal alah ah ka kada darr air, air, lu luas as pe perm rmuk ukaa aan, n, suhu suhu,, kecepatan udara, kelembaban udara (RH), waktu, tekanan atmosfer dan vakum. 2.4 Kolektor Surya
Dibidang pertanian penggunaan sinar surya sudah mulai diterapkan sejak lamaa meskip lam meskipun un masih masih bersifa bersifatt tradis tradision ional, al, seperti seperti penjem penjemura uran n beberap beberapaa hasil hasil pertanian oleh para petani, mereka menggunakan sinar matahari sebagai media pengeringan hasil pertanian mereka, baru dalam beberapa dasawarsa terakhir,
dici dicipt ptaka akan n pe pera rala latan tan ya yang ng da dapa patt mema memanf nfaa aatk tkan an sinar sinar sury suryaa sebag sebagai ai medi mediaa pengeringan contoh seperti Alat pengering Cabai yang memanfaatkan panas matahari, mataha ri, pemanfaatan pemanfaatan tenaga matahari matahari sebagai sebagai media pengeringan pengeringan sangat lah efesien mengingat dari segi biaya yang relative murah dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja [CITATION Kad95 \l 1033 1033 ]. Kolektor surya merupakan salah satu alat penyerap panas matahari yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik. Kolektor surya dapat digunakan untuk memanaskan air, sama seperti sel surya sumber utama kolekt kol ektor or surya surya adalah adalah sinar sinar mataha matahari. ri. Kolekt Kolektor or surya surya dapat dapat diarti diartikan kan sebaga sebagaii pengumpul panas matahari alat ini dilengkapi oleh suatu alat penyerap panas yang bias menyimpan panas dalam waktu yang lama. Kolektor surya tediri dari kotak kolektor yang permukaannya dilapisi kaca sedangkan dasarnya di cat hitam. Kolekt Kol ektor or surya surya mempun mempunyai yai tiga tiga kompon komponen en pentin penting g yakni yakni penutu penutup p transpa transparan ran dimana dim ana panas panas mataha matahari ri dapat dapat mas masuk. uk. Gelomb Gelombang ang pendek pendek dari dari sinar sinar mataha matahari ri ditangkap dan diubah menjadi gelombang panjang. Komponen yang kedua adalah absorber yang digunakan untuk menyerap dan menyimpan panas matahari lebih lama. Absorber Abso rber biasanya berwarna berwarna hitam. hitam. Komponen Komponen yang ketiga ketiga adalah isolator atau penyekat panas yang digunakan untuk menyekat panas agar panas tidak menyeb men yebar ar keluar keluar kolekt kolektor. or. Tiga Tiga kompon komponen en terseb tersebut ut jika jika salah salah satuny satunyaa tidak tidak bekerja dengan baik maka akan meyebabkan kolektor tidak berfungsi dengan efektif. Pada komponen pengumpul panas, atau yang biasanya disebut keeping penyerap (absorber) harus memiliki sifat transmisivity yang rendah dan harus memiliki sifat absorbtivity yang tinggi. Penyekat panas (isolator) harus terbuat darii bahan dar bahan yang yang dengan dengan nilai nilai konduk konduktiv tivitas itas termal termal yang yang rendah rendah [ CITATI CITATION ON Dha05 \l 1033 ]
BAB III METODE
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 7 November 2019 pukul 09.00
– selesai WITA, bertempat di Laboratorium pengujian Agroindustri Politeknik Negeri Tanah Laut. 3.2 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
Alat Alat ya yang ng digu diguna naka kan n pa pada da pr prak akti tiku kum m in inii ya yait itu u ba bak k ko koug ugul ulan an,, ba batan tang g pengaduk, neraca analitik, gelas beaker, saringan, dan roll press. 3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu lateks, amoniak 5% dan asam formiat 2%. 3.3 Prosedur Kerja 1. Disi Disiap apka kan n latek latekss ke kebu bun, n, dita ditamb mbah ahak akan an amon amonia iak k 5% seban sebanya yak k 10 ml/L ml/L
agar tidak mengalami koagulasi. 2. Dihitung Dihitung kadar kadar karet karet kering kering (K3) (K3) lateks lateks dengan dengan menggun menggunakan akan rumus rumus KKK
=
Beratt lembar Bera lembar karet karet dikeri dikering ng an angin ginkan kan ×FP× 100% Berat Lateks
3. Diencerkan Diencerkan K3 lateks lateks kebun kebun menjadi menjadi 15% 15% dengan dengan menggunak menggunakan an air keran. keran. 4. Ditamb Ditambahk ahkan an asam formia formiatt 2% pada lateks lateks dengan dengan dosis dosis 5 ml dalam dalam 100 ml lateks, lateks, lalu dihomogen dihomogenkan kan kemudian kemudian ditunggu ditunggu hingga menggumpal menggumpal sempurna. 5. Hasi Hasill koug kougul ulan an kemu kemudi dian an digi digili ling ng sa samp mpai ai di dipe pero role leh h le lemb mbar aran an ya yang ng memiliki ketebalan ± 3 mm. 6. Dijemu Dijemurr / dikerin dikeringan gangin ginkan kan lembaran lembaran karet karet tersebu tersebutt ditemp ditempat at yang yang teduh (tidak terkena sinar matahari) selama 7 sampai 8 hari. 7. Diamat Diamatii warna warna dan dan arom aromaa sheet sheet angi angin. n.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil
Table 1. Hasil dari praktikum sebagai berikut : Hari-
Uji
Aroma
Warna
0 Asam
1 Asam
2 Asam
3 Asam
4 Asam
5 Asam
karet
karet Putih
karet
karet Kuning
karet Kuning
karet Kuning
Putih
kekuninga
Kuning
bergaris
bergaris
bergaris
hitam
hitam
hitam
n 4.2 Pembahasan 4.2.1 Mekanisme Penambahan Asam Format
Peng enggu guna naan an
as asam am
se seb bagai agai
bah ahan an
pen pengg ggum ump pal
did idas asar arka kan n
pad adaa
kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup cuk up terjang terjangkau kau bagi bagi kebun kebun dan petani petani karet karet diband dibanding ingkan kan bahan bahan koagul koagulan an lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagula berkoagulasi, si, yaitu pada pH antara 4.5-4.7 selain itu penambahan asam juga berfungsi sebagai pengawet. Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam latek latekss secar secaraa mera merata ta serta serta memb memban antu tu memp memper erce cepa patt pr pros oses es pe peng nggu gump mpal alan an.. Pengad Pen gaduka ukan n dilaku dilakukan kan untuk untuk menceg mencegah ah terben terbentuk tuknya nya gelemb gelembung ung udara udara yang yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Mekanisme koagulasi lateks dengan menggunakan asam asetat atau asam format didasarkan atas penurunan pH asam format akan mengubah struktur lateks. Asam asetat (CH3COOH) dan asam format (CHOOH) merupakan larutan asam lema lemah h yang yang jern jernih ih atau atau tida tidak k berw berwar arna na,, muda mudah h la laru rutt da dala lam m ai air, r, be berb rbau au
merangsang, dan masih bereaksi asam pada pengenceran. pH awal dari lateks segarr sega
itu sendiri sendiri yaitu sekitar sekitar 6,5. Supaya Supaya penggum penggumpal palan an terjadi terjadi pH harus harus
diturunkan dituru nkan hingga hingga 4,7. Asam dalam hal ini ion H + akan bereaksi dengan ion OH pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks. Pada keasaman ini akan tercapai titik isoelektrik yaitu titik dimana menunjukkan muatan positif protein seimbang dengan muatan negative negati ve sehingga sehingga potensial potensial elektronnya elektronnya menjadi nol atau keseimbangan keseimbangan muatan muatan listrik pada permukaan partikel-partikel karet menggumpal menjadi satu. Asam yang digunakan digunakan yaitu asam format atau asam asetat, dimana asam ini merupakan merupakan asam lemah. Asam kuat seperti asam sulfat atau asam nitrat tidak dapat digunakan karena dapat merusak karet yang digumpalkan dan produk karet yang dihasilkan bermutu rendah. 4.2.2 Mekanisme Penambahan Amoniak
Pe Peng nggu guna naan an amon amonia iak k se seba baga gaii zat zat an anti ti
ko koag agul ulan an di dida dasa sark rkan an pa pada da
ke kema mamp mpua uann nnya ya ya yang ng ba baik ik da dalam lam mena menaik ikka kan n pH. pH. Tuju Tujuan an da dari ri pe pena namb mbah ahan an amonia amo niak k adalah adalah untuk untuk menaik menaikkan kan pH lat lateks eks sehing sehingga ga lat lateks eks tidak tidak mengal mengalami ami ko koag agul ulasi asi..
Pr Prak akoa oagu gula lasi si
meru merupa paka kan n
pe pemb mbek ekua uan n
pe pend ndah ahul ulua uan n
ya yang ng tida tidak k
diinginkan. Pada prakoagulasi menghasilkan lump atau gumpalan-gumpalan pada cairan getah sadapan. Syarat zat antikoagulan adalah harus memiliki pH yang tinggi atau bersifat basa. Mekanisme penambahan amoniak adalah Ion OH - di dala dalam m zat zat anti antiko koag agul ulan an akan akan mene menetr tral alka kan n io ion n H+ pa pada da la late teks ks,, se sehi hing ngga ga kestabilannya dapat tetap terjaga dan tidak terjadi penggumpalan dengan pH 9-10. Beberapa jenis zat antikoagulan yang umumnya digunakan oleh perkebunan besar atau perkebunan rakyat adalah amoniak, soda atau natrium karbonat, formaldehida serta natrium sulfit. Hasil sadapan yang mengalami prakoagulasi dapat diolah menjadi karet bermutu rendah seperti karet remah jenis SIR 10 dan SIR 20. Untuk mencegah prakoagulasi, pengawetan lateks kebun harus dilakukan terlebih jika jarak antara kebun dengan pabrik pengolahan cukup jauh. 4.3 Fungsi Perlakuan
Pada praktikum pengolahan lateks ini dilakukan tiga sub acara antara lain : perhitungan KKK lateks segar, pengenceran lateks dan pengaruh penambahan bahan.
4.3.1 Perhitungan KKK Lateks Segar
Pada sub bab pertama dilakukan perhitungan KKK (Kadar Karet Kering) lateks segar, fungsinya adalah agar tidak terjadi kecurangan dalam perdagangan karet dan sebagai perlindungan terhadap konsumen. Karena dengan diketahuinya nilai kadar karet kering lateks segar maka kadar karet yang terdapat pada lateks segar yang dipanen tanpa campuran bahan lain dapat diketahui. Kebiasaan petani karet yang kurang baik adalah dengan menambahkan air pada lateks segar agar terliha terl ihatt lebih lebih banyak banyak.. Pada Pada perhit perhitung ungan an KKK lateks lateks segar segar dilaku dilakukan kan dengan dengan pertama-tama tiap 100 ml lateks segar diukur menggunakan gelas ukur kemudian dimasukkan dimasu kkan ke dalam beaker beaker glass jadi ada dua beaker glas yang masing-masin masing-masing g terdapat 100 ml lateks segar. Setelah itu ditimbang untuk mengetahui beratnya dan dan
diny inyatak atakan an
dalam alam
(a
gra ram) m)..
Kemu Kemudi dian an
dib iber erii
pe perl rlak aku uan
de den ngan gan
menambahkan asam format 2% dan asam asetat 1% atau sebanyak 10 ml masingmasing pada dua beaker glass. Asam format dan asam asetat merupakan asam lemah lem ah yang yang berfun berfungsi gsi dalam dalam memban membantu tu proses proses penggu penggumpa mpalan lan lateks lateks dengan dengan menuru men urunka nkan n pH lateks lateks.. Dilaku Dilakukan kan dua perlak perlakuan uan karena karena untuk untuk membed membedaka akan n manaka man akah h salah salah satu dari dari perlak perlakuan uan tersebu tersebutt yang yang dapat dapat memper mempercep cepat at proses proses penggumpalan lateks dan menghasilkan kualitas karet yang baik. Setelah itu dilakukan pemanasan dan pengadukan secara perlahan hingga lateks menggumpal kurang lebih selama 10 menit. Panas dapat mempercepat proses koagulasi pada lateks segar karena akan terjadi penguapan air pada lateks yang digumpalkan dan membuat partikel lateks semakin rapat sehingga terjadi penggumpalan. Sedangkan fungsi pengadukan disini adalah agar asam yang ditambahkan dapat tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu membantu mempercepat mempercepat proses proses penggumpal penggumpalan. an. Pengad Pen gaduka ukan n dilaku dilakukan kan untuk untuk menceg mencegah ah terben terbentuk tuknya nya gelemb gelembung ung udara udara yang yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Setelah menggumpal, lateks di pres dengan den gan menggu menggunak nakan an kempa kempa hidrol hidrolik ik kemud kemudian ian selanj selanjutn utnya ya digili digiling ng untuk untuk memperluas mempe rluas permukaann permukaannya ya sehingga sehingga cepat kering kering karena karena dengan dengan pengepresan pengepresan dapat mendorong mendorong air keluar dari lateks yang menggumpal menggumpal sehingga sehingga kadar airnya dapat dikurangi. Lalu permukaan karet dikeringkan menggunakan tissue untuk mengurangi airnya kembali. Seharusnya dilakukan pengovenan selama satu hari untuk menurunkan kadar air setelah pengepresan, namun untuk mempersingkat
wakt wa ktu u ha hany nyaa dila dilaku kuka kan n pe peng nger erin inga gan n meng menggu guna naka kan n tissu tissuee saja. saja. Kemu Kemudi dian an dilaku dil akukan kan pengep pengeprin rinan an pada pada permuk permukaan aan karet karet dengan dengan motif motif yang yang biasan biasanya ya terdapat pada pengolahan karet di pabrik. Setelah itu baru dilakukan penimbangan karet yang dihasilkan dan dinyatakan dalam (b gram). Fungsi penimbangan ini adalah untuk mengetahui berat karet kering yang selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai KKK (Kadar Karet Kering). Hitung FP (Faktor Pengeringan) dan tentukan nilai KKK dengan rumus : KKK
=
Berat lembar lembar karet karet dikeringa dikeringangink nginkan an × FP× 100% Berat Lateks
4.3.2 Pengenceran Lateks
Pada sub bab kedua dilakukan pengenceran lateks dengan menggunakan 180 ml lateks segar yang diukur menggunakan gelas ukur dan disaring untuk meng me nghi hilan langk gkan an ko koto toran ran pa pada da latek latekss segar segar.. Pene Penent ntua uan n in inii be berfu rfung ngsi si un untu tuk k mendapatkan jumlah air yang sesuai bagi lateks dalam proses pengenceran dengan mengakumulasikannya pada rumus berikut :
M 1 V 1= M 2 V 2
Setelah Setela h itu ditambahka ditambahkan n air sesuai perhitungan. perhitungan. Fungsinya Fungsinya adalah untuk mengencerkan lateks tersebut.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Berda sarkan praktiku praktikum m setelah sheet
angin didiamk didiamkan an atau dianginkan dianginkan
selama 7 hari, hasilnya adalah sheet angin berubah warna dari putih hingga kuning bergaris hitam. Dan baunya semakin hari semakin kuat. 5.2 Saran
Dalam proses penambahan larutan sebaiknya benar-benar diperhatikan agar tidak ada hasil yang keliru dan alat-alat yang digunakan lebih diperhatikan lagi agar pada proses percobaan tidak terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, K. d. (1995). Pembangkit (1995). Pembangkit Tenaga Listrik, UID. Jakarta. UID. Jakarta. (diakses pada 15 november 2019) Akbar, Z. (2015). Mempelajari (2015). Mempelajari Karakteristik Pengeringan Lateks dengan Perbedaan Ketebalan Menggunakan Menggunakan Alat Pengering Efek Efek Rumah (ERK). (Skripsi) 52 hlm. BandarLampung: hlm. BandarLampung: urusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,UniversitasLampung. (diakses pada 15 november 2019) Dhafir, M. (2005). Penuntun (2005). Penuntun PraktikumEnergiDan Elektrifikasi.Laboratorium Mesindan Peralatan Jurusan TeknikPertanian. TeknikPertanian. Banda Banda Aceh: UNSYIAH. (diakses pada 15 November 2019)
Lampiran
View more...
Comments