Laporan Sediaan Body Scrub

May 2, 2017 | Author: Anonymous 1sEUlXTh | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Sediaan Body Scrub...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI SEDIAAN BODY SCRUB CREAM

Disusun Oleh : Kelompok II A Nasyidah Hanum

1113102000020

M. Akbar shopiaan

1113102000022

Nurul Fitria Pakpahan

1113102000024

Ervina Octaviani

1113102000025

Muzi Latunil Isma

1113102000047

Nama Dosen : Nelly Suryani, Ph.D., Apt Hendri Aldrat, Ph.D., Apt Via Rifkia, M.Farm., Apt Lilis, M.Farm Estu Maharani, M.Farm., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA APRIL 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kosmetika tradisional adalah kosmetika yang terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari alam dan diolah secara tradisional. Di samping itu, terdapat kosmetika semi- tradisional, yaitu kosmetika tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan zatzat kimia sintetik ke dalamnya. Seperti bahan pengawet, pengemulsi dan lain-lain. Keberadaan kosmetika tradisional yang dibuat dengan cara tradisional dari bahan baku alami, tidak dapat dipungkiri telah diakui dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Body scrub merupakan kosmetika yang paling lumrah digunakan sebagai perawatan kulit. Tujuannya adalah menghilangkan lapisan kulit yang mati pada kulit tubuh, mencerahkan kulit sekaligus menghilangkan bau tak sedap, mengabsropsi kotoran dan sebagai abrasiver, peeling sel kulit mati pada lapisan tanduk, merangsang pertumbuhan sel kulit baru. Bahan-bahan lulur ini dibuat dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman yang berkhasiat dan telah lama terbukti digunakan orang-orang tua jaman dahulu untuk perawartan kulit seperti kunyit, kencur yang mampu membersihkan dan menjadikan kulit sehat dan berseri.

1.2 Tujuan Praktikum

Mengetahui formulasi sediaan body scrub Mengetahui proses pembuatan sediaan body scrub

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Body scrub Body scrub adalah perawatan tubuh dengan menggunakan lulur. Produk lulur berupa krem yang mengandung butiran – butiran kasar didalamnya. Bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan lulur antara lain bengkoang, beras giling kasar, belimbing, jeruk nipis, pepaya, bunga-bungaan, daun-daunan, biji cokelat, kopi dan kedelai (Traggono, 2007). Scrub berfungsi mengangkat sel kulit mati dipermukaan kulit tubuh yang kasar dan kusam, selain itu juga berfungsi membantu mempercepat pergantian sel-sel kulit tubuh yang baru, bersih dan sehat. Scrub/peeling atau lulur adalah perawatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggerakan telapak tangan memutar sambil mnegusap permukaan kulit yang sudah diberi produk lulur. Perawatan ini dapat dilanjutkan dengan perawatan body masker. Perawatan ini diakhiri dengan bath terapy, dan pengolesan lotion, body cream atau body butter untuk memaksimalkan hasil perawatan (Traggono, 2007). Bahan-bahan body scrub dibuat dengan memanfaatkan beberapa jenis tanaman yang berkhasiat dan telah lama terbukti digunakan orang-orang tua jaman dahulu untuk perawatan kulit. Berikut manfaat body scrub (Traggono, 2007) : 1. Body scrub membantu menyehatkan kembali dan merawat kulit agar tidak kusam, memutihkan kulit, mengencangkan dan menyehatkan kulit. 2. Body scrub membantu membuang sisa-sisa tumpukan sel-sel kulit mati dan memberi nutrisi bagi kulit. 3. Body scrub membuat kulit menjadi halus. 2.2. Buah Pisang Taksonomi Tanaman Pisang (Stover dan Simmonds, 1987) Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Famili

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa acuminata Pisang mengandung 68% air, 25% gula, 2% protein, 1% lemak dan minyak, 1% serat

selulosa. Pisang juga mengandung pati dan asam tanin, vitamin A (300 IU per seratus gram), vitamin B dengan berbagai jenisnya, B1, B2, B6 dan B12 (100 mg per 100 gram), persentase yang cukup dari vitamin D, dan sedikit vitamin Z. Dan pisang juga mengandung kalsium (100 mg per 100 gram), fosfor, besi, sodium, kalium, magnesium dan seng. Kandungan inilah yang menyebabkan pisang banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, baik sebagai obat maupun dalam kosmetik. 2.3. Kacang Kedelai Taksonomi Kacang Kedelai Kingdom

: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Sub. Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Polypetales

Famili

: Leguminoseae

Sub. Famili

: Papilionoideae

Genus

: Glycine

Spesies

: Glycine max (L.) Merill Kandungan antioksidan didalam kacang kedelai dapat digunakan sebagai anti aging

karena memiliki efek dapat meremajakan kulit. Zat aktif pada kedelai yang memiliki aktivitas fisiologis terkuat sebagai antioksidan adalah flavonoid. Ada dua macam flavonoid utama pada

kedelai, yaitu daidzin dan genistin. Kedelai utuh memiliki kandungan isoflavon lebih tinggi dibandingkan produk olahannya. Kandungan antioksidan dalam kacang kedelai juga dapat digunakan untuk melindungi tubuh dari pengaruh radikal bebas (Cahyono, 2007). 2.4. Preformulasi Bahan 1. Setil Alkohol Pemerian

: Berupa lilin, berwarna putih, berbentuk serpihan, granul,

Berat Molekul Kelarutan

kubus, bau dan rasa lemah. : 242,44 gram/mol : Larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan meningkat dengan peningkatan temperatur, praktis tidak larut dalam air. Ketika dilelehkan dapat bercampur dengan lemak, paraffin padat atau

Titik lebur Stabilitias

cair dan isopropil miristat. : 49oC : Setil alkohol stabil dengan asam, alkali, cahaya serta udara

Inkompatibilitas Fungsi Sumber

dan tidak menjadi tengik. : Tidak kompatibel dengan oksidator kuat : Sebagai stiffening agent : HOPE 6th Edition

2. Propilen glikol Pemerian

: Cairan jernih, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau,

Kadar lazim Kelarutan

rasa sedikit tajam menyerupai gliserin : Sampai dengan 15 % : Larut dengan aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air.

Stabilitias

Larut pada 1:6 bagian eter : Stabil saat dicampur dengan etanol 95%, gliserin, higroskopis, terlindung dari cahaya. Stabil dalam wadah tertutup, ditempat dingin dan bila terbuka cenderung

Inkompatibilitas Fungsi Sumber

teroksidasi : Tidak kompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat : Humektan pada sediaan topikal (15%) Sebagai kosolven pada sediaan topikal (5 – 80%) : HOPE 6th Edition

3. Asam Stearat Pemerian

: Berwarna putih agak kuning, agak mengkilap, kristal/bubuk

Bobot molekul Titik lebur Kelarutan

putih kekuningan sedikit berbau : 284,47 gram/mol : 69 – 70 oC : Sangat mudah larut dalam benzen, karbon tetraklorid, kloroform dan eter. Larut dalam etanol 95%, heksana, propilen glikol. Tidak larut dalam air Asam stearat adalah material yang stabil, antioksidan juga

Stabilitias

:

Inkompatibilitas

dapat ditambahkan pada asam stearat. : Asam stearat tidak tercampurkan dengan kebanyakan logam hidroksida dan basa, agen pereduksi dan agen pengoksidasi. Basis ointment yang dibuat dari asam stearat dapat menunjukkan pengeringan atau penggumpalan berkaitan dengan reaksi ketika dicampurkan dengan garam zink atau

Fungsi

garam kalsium. : Pada penggunaan topikal, asam stearat digunakan sebagai

Sumber

agen pengemulsi dan agen untuk meningkatkan kelarutan. : HOPE 6th Edition

4. TEA Pemerian

: Cairan tidak berwarna sampai kuning pucat, memiliki bau

Bobot molekul pH Kelarutan

amoniak : 149,19 gram/mol : 10,5 : Dapat bercampur dengan aseton, metanol, air dan karbon tetra klorid. Kelarutan 1 : 24 dalam benzen, kelarutan 1:63 dalam

Stabilitias

etil eter. : TEA dapat berubah menjadi cokelat pada paparan udara dan cahaya. Harus disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung

Inkompatibilitas

dari cahaya, tempat sejuk dan kering : Bereaksi dengan asam mineral membentuk kristal garam dan eter, dengan asam lemak tinggi larut dalam air memiliki

karakteristik sabun. Bereaksi dengan tembaga membentuk Fungsi Sumber

kompleks garam : Agen pengemulsi dan stabilizer : HOPE 6th Edition

5. Gliserin Pemerian

: Serbuk putih, butiran / berbentuk kubus yang memiliki bau

Bobot molekul Titik lebur Kelarutan

khas dan rasa hambar. : 92,09 gram/mol : 17,8 oC : Larut dalam air, etanol, metanol. Sedikit larut dalam aseton. Praktis tidak larut dalam benzen, kloroform, dan minyak.

Stabilitias

Kelarutan dalam eter 1:500, kelarutan dalam etil asetat 1:11 : Gliserin bersifat higroskopis, gliserin murni tidak mudah dioksidasi oleh atmosfer dibawah kondisi penyimpanan biasa, tapi akan terdekomposisi oleh panas dan akan berubah menjadi zat yang toksik. Gliserin membentuk kristal jika disimpan pada temperatur rendah. Kristal tidak meleleh

Inkompatibilitas

sampai penghangatan hingga 20oC : Gliserin dapat meledak apabila dicampur dengan agen pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida atau potasium permanganat. Dalam larutan cair, hasil reaksi pada kecepatan

Fungsi

lebih lambat dengan membentuk beberapa produk oksidasi : Pada sediaan topikal dan kosmetik, gliserin digunakan sebagai

Sumber

humektan dan emolient. : HOPE 6th Edition

6. Aquadest Pemerian Stabilitias

: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa : Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk fisik (es, uap, air). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaanya harus terlindungi dari kontaminasi partikel – partikel ion dan bahan

organik yang dapat menaikan konduktifitas dan jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel – partikel Inkompatibilitas Fungsi Sumber

lain dan mikroorganisme yang dapat tumbuh : Bereaksi dengan bahan eksipien lain yang mudah terhidrolisis : Sebagai fase air : Farmakope Indonesia 3

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1.Waktu dan Tempat Praktikum Hari, tanggal Tempat praktikum Waktu 3.2.1

: Kamis,21 April 2016 : Laboratorium Penelitian II FKIK UIN Jakarta : Pukul 14.30 – 16.30 wib

Alat Penangas air Beaker glass Kaca arloji Cawan penguap Spatel Neraca analitik Wadah Sediaan Body Scrub Pipettetes

3.2.2

Bahan Ekstrak Pisang Setil Alkohol Propilen Glikol TEA Asam Stearat Gliserin Scrub Kedelai Parfum Aquadest

3.2. Formula yang digunakan untuk 50 gram pembuatan sediaan body scrub cream Ekstrak pisang Setil Alkohol Propilen Glikol TEA Setil alkohol Gliserin Scrub Kedelai Parfum Aquadest ad

2% 4% 5% 1% 1% 10% 0,1% q.s 100%

Sediaan dibuat untuk 50 gram 3.3. ProsedurKerja

1

2. Setil Alkohol, Asam Stearat

TEA, Propilen glikol, Gliserin, air

Bersamaan

Fase minyak dipanaskan diatas

Fase air dipanaskan diatas

penanggas sampai suhu 70⁰C

penanggas sampai suhu 70⁰C

3

Campurkan massa A dan massa B kedalam mortir yang sebelumnya sudah dihangatkan. Aduk sampai terbentuk massa seperti susu Setil Alkohol, Asam Stearat + TEA, Propilen glikol, Gliserin, air  Massa putih sepertisusu

4

Tambahkan Ekstrak pisang, dan Parfum kemudian diaduk terus hingga homogeny. Terakhir tambahkan scrub kedelai

5

Masukkan kedalam wadah

6

Evaluasi Sediaan ( Uji homogenitas, penampilan body scrub ,uji pH, dan uji hedonik).

Evaluasi sediaan meliputi : a

Penampilan lotion Pengamatan organoleptis terdiri dari warna, bau dan bentuk dari sediaan. (Departemen Kesehatan RI, 1995).

b

Uji pH Pengujian pH dilakukandengan menggunakan pH indikator universal.

c

Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan dengan cara, sejumlah sediaan di oleskan tipis pada kaca objek yang kering dan bersih lalu tutup dengan cover glass. Uji homogenitas di amati pada mikroskop. Uji homogenitas dinyatakan baik bila sediaan bertekstur rata dan tidak menggumpal (Voight, 1994).

d

Uji Hedonik Body scrub dicoba oleh perwakilan tiap kelompok kemudian diberikan nilai berdasarkan kenyamanan, homogenitas, dan organoleptik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

Telah dilakukan uji penampilan, homogenitas, dan Uji pH No 1.

Evaluasi Penampilan :

Spesifikasi yang diinginkan

Bentuk

Krim

Bau

Wangi

Warna

Putih susu

Rasa pH

-

2.

3.

Homogenitas

7 (Netral)

Homogen

4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan body scrub. Body scrub ini merupakan sediaan kosmetik yang bertujuan untuk mengangkat sel-sel kulit mati sehingga kulit tampak lebih cerah, bersih dan lembut yang terdiri dari fase air dan fase minyak. Pada tahap pertama, dilakukan pengambilan ekstrak dari buah pisang, dengan mengambil pisang menggunakan sendok kemudian dihaluskan dengan ditekan-tekan menggunakan sendok. Tahap kedua yaitu membuat scrub dari biji kedelai dengan memotong kasar kedelai menggunakan blender kemudian di ayak pada ayakan 20 mesh. Proses selanjutnya adalah penimbangan seluruh bahan yang digunakan. Setelah ditimbang, kemudian disiapkan seluruh alat untuk membuat sediaan. Kali ini, body scrub dibuat dengan melebur setil alkohol dan asam stearat di atas penangas air hingga suhu 70 0C (sebagai massa A), pada saat yang bersamaan propilen glikol, gliserin, TEA, air dipanaskan di atas penangas yang lain hingga suhu 700C (sebagai massa B). Alasan dipanaskan pada suhu 70 0C untuk meleburkan bahan-bahan yang berbentuk padatan agar mudah ketika proses pencampuran kedua fase. Sambil menunggu kedua fase mencapai suhu yang diinginkan dan homogen, mortar dipanaskan dengan dituangkan air mendidih kedalam mortar. Hal ini bertujuan agar pada saat menghomogenkan tidak langsung menjadi kaku dan sulit untuk dihomogenkan terutama pada fase minyak. Setelah mortar hangat, buang air yang ada di dalam mortar dan di lap menggunakan tisu. Setelah kedua fase dan mortar telah siap, fase air dimasukkan terlebih dahulu ke dalam mortar lalu disusul dengan fase minyak. Hal ini dilakukan karena sistem emulsi yang digunakan adalah sistem emulsi minyak dalam air. Setelah kedua fase masuk, kemudian diaduk terus secara geometris dan searah hingga terbentuk massa putih seperti susu dan di tambahkan ekstrak pisang dan scrub biji kedelai. Setelah terbentuk massa dan suhu sediaan telah turun, kemudian di tambahkan parfum dan ekstrak ke dalam sediaan. Hal ini dilakukan untuk mencegah menguapnya parfum dan mencegah dekomposisi senyawa aktif dari ekstrak pisang. Setelah tercampur rata, kemudian sediaan dimasukkan kedalam wadah dan diberi label. Hasil evaluasi sediaan yang dilakukan, didapatkan sediaan body scrub yang berwarna putih, homogen, dengan tekstur lembut dengan sensasi scrub di dalamnya, mudah dicuci dan tidak meninggalkan bekas, tidak lengket, berbau harum mawar. pH diukur menunjukkan di pH 7, pH ekstrak pisang adalah 5 dan mampu mengangkat sel kulit mati seperti sediaan yang

diharapkan. Perubahan pH yang terjadi disebabkan karena ekstrak telah bercampur dengan bahan-bahan yang dapat menaikkan pH sediaan seperti TEA.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 

Body scrub merupakan kosmetika yang paling lumrah digunakan sebagai perawatan kulit. Tujuannya adalah menghilangkan lapisan kulit yang mati pada kulit tubuh, mencerahkan kulit sekaligus menghilangkan bau tak sedap, mengabsropsi kotoran dan sebagai abrasiver, peeling sel kulit mati pada lapisan tanduk, merangsang pertumbuhan sel kulit baru.



Dibuat sediaan body scrub cream dengan ekstrak pisang . dalam sediaan ini ekstrak pisang berfungsi sebagai zat aktif dalam sediaan ini dengan scrub kacang kedelai yang mengandung antioksidan didalam kacang kedelai dapat digunakan sebagai anti aging



karena memiliki efek dapat meremajakan kulit. Sediaan body scrub cream yang di hasilkan dalam praktikum ini memiliki penampilan



warna putih, bentuk krim dan wangi bunga . Dilakukan juga evaluasi terhadap sediaan body scrub cream ini salah satu nya uji pH yang hasilnya adalah 7.

DAFTAR PUSTAKA

A.N.S Thomas. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius : Yogyakarta Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 1000. Rowey, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, 2006, Handbook of Pharmaceutical Exipients, Pharmacetical Press and American Pharmacist Association , UK Stover, R.H. dan Simmonds, N.W. (1987). Bananas, Tropical Agricultura Series. Essex UK: Longman Scientific and Technical. Halaman 86-101

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF