Laporan Resmi Skenario 1 Modul 6.1
February 9, 2019 | Author: Gabriella Diah | Category: N/A
Short Description
BBDM...
Description
LAPORAN BBDM MODUL 6.1 SKENARIO 1 KASUS 1
Disusun oleh: BBDM 12
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018
DAFTAR PESERTA DIDIK BBDM 12
No.
Nama Peserta Didik
NIM
Paraf
1.
Okky Firmansyah
22010115130134 22010115130134
1.
2.
Hilda Atika Ulfa
22010115140135 22010115140135
3.
Teuku Muhammad Agra
22010115140136 22010115140136
4.
Maria Carolina
22010115130137 22010115130137
5.
Andry Setiadharma
22010115130139 22010115130139
6.
Hillary Kusharsamita
22010115140140 22010115140140
7.
Pratiwi Diah Pitaloka
22010115130141 22010115130141
8.
Nindhyana Diwaratri
22010115140142 22010115140142
9.
Gabriella Diah Pradaningpuri
22010115130143 22010115130143
10.
Puji Larasati Masyitoh
22010115130144
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Mengetahui Tutor BBDM 12 Skenario 1,
(
)
Skenario 1 Ilustrasi Kasus: Anda bertugas di IGD Puskesmas Mulyorejo datang seorang perempuan hamil diantar bidan. Keamilan ini adalah kehamilan yang pertama (G1P0A0, hamil 38 minggu) mulai ada kenceng-kenceng sering dan teratur kurang lebih 18 jam lalu. Ibu hamil tersebut tampak lemah, mata terlihat cowong.
STEP 1
CLARIFY UNFAMILIAR TERMS
1. Kehamilan Wanita mengandung mengandung embryo sampai fetus yang dihitung 40 atau 38,5 minggu dari konsepsi sampai lahir dimana terjadi pertumbungan dan perkembangan dari janin, perhitungan dari HPHT yang kemudian dibagi menjadi 3 triwulan (trimester). 2. G1P0A0 G = gravida (kehamilan)
ibu
hamil pertama kali
P = partus/para (persalinan) belum pernah bersalin A = abortus (keguguran)
belum
pernah keguguran
3. Mata cowong Mata atau kelopak mata yan terlihat cekung, merupakan salah satu contoh tanda dari dehidrasi ringan maupun berat 4. Kenceng-kenceng Yang dimaksud disini adalah kotraksi, yaitu tanda bahwa proses persalinan akan segera dimulai
STEP 2
DEFINING PROBLEMS
1. Mengapa ibu hamil tersebut datang ke IGD diantar bidan? 2. Adakah hubungan antara kondisi pasien yang baru pertama kali hamil dengan keluhan klinis pasien selama 18 jam? 3. Apakah 38 minggu sudah termasuk cukup bulan untuk persalinan?
4. Mengapa pasien mengalami keluhan perut kencang yang sering dan teratur? 5. Mengapa pasien tampak lemah dan mata terlihat cowong? 6. 18 jam ini termasuk pada kala persalinan berapa dan apa yang dapat kita lakukan sebagai dokter umum? 7. Apakah hubungan keluhan 18 jam dengan bidan mengantar ke IGD?
STEP 3
BRAINSTORMING
1. Mengapa ibu hamil tersebut datang ke IGD diantar bidan?
Awalnya ada keluhan mata cowong
butuh pemeriksaan lanjut
untuk memastikan apakah adanya dehidrasi
kemungkinan
belum
bisa diperiksa di desannya dirujuk
Ibu hamil mengalami kondisi yang diluar kompetensi bidan
dirujuk
ke IGD Puskesmas 2. Adakah hubungan antara kondisi pasien yang baru pertama kali hamil dengan keluhan klinis pasien selama 18 jam?
Hubungan dengan hamil pertama kali: takut dan cemas makanan dan minuman berkurang
mungkin
dehidrasi
intake
(lanjut
urutan oksitosin)
Trimester 3 volume darah meningkat 50%
asupan air ibu
meningkat bila kurang bisa dehidrasi
Trimester 3 minum
vesica
urinaria tertekan
dehidrasi volume
dalam darah tetap sama
sering
BAK
darah menurun
ibu
kadar
malas
oksitosin
konsentrasi oksitosin dalam darah
meningkat kontraksi uterus kenceng-kenceng 3. Apakah 38 minggu sudah termasuk cukup bulan untuk persalinan? Usia kehamilan 37-38 minggu 4000 gram). Beberapa kelainannya yaitu yaitu : malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex (bokong, dahi, wajah, atau letak lintang) ; malposisi adalah posisi kepala janin relative terhadap pelvis dengan oksiput sebagai titik referensi. Janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan akan menyebabkan persalinan lama.
Passage (kelainan jalan lahir) Bentuk pelvis abnormal, pintu panggul terlalu kecil, adanya tumor, atau obstruksi pada pelvis/jalan lahir
Faktor Risiko Beberapa faktor risiko menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar MPH (1998): 1. Kelainan letak bayi 2. Kelainan bentuk panggul atau ukuran panggul sempit 3. Kelainan his (aritmik atau tidak adekuat) 4. Ukuran bayi yang terlalu besar atau adanya kelainan kongenital (microcephaly, anencephaly) 5. Gemeli (kembar) 6. Serotinus (bayi lahir lewat bulan, >42 minggu) 7. Primi muda (usia hamil 4 tahun sejak menikah
o
Primi tua sekunder jarak dengan kelahiran terakhir >10 tahun
9. Ketuban pecah dini (sebelum memasuki inpartu fase aktif) 10. Penyakit/kondisi penyerta (anemia, payah jantung, TB paru) 11. Psikologis ibu (cemas, takut, kepribadian dependen) 12. Preeklamsia berat, eklamsia (kegawatan)
2. Patofisiologi, tanda dan gejala partus lama
Patofisiologi
terjadinya
partus
lama,
dapat diterangkan
dengan
memahami proses yang terjadipada jalan lahir saat akhir kehamilan dan saat akhir persalinan. Dengan memahaminya, kita dapat mengetahui dan memperkirakan faktor apa saja yang menyebabkan terhambatnya persalinan. Pada akhir kehamilan, kepala janin akan melewati jalan lahir, segmen bawahrahim yang cukup tebal dan serviks yang belum membuka. Jaringan otot di fundus masihbelum berkontraksi dengan kuat. Setelah pembukaan lengkap, hubungan mekanis antaraukuran kepala janin, posisi dan kapasitas pelvis yang disebut proporsi fetopelvik ( fetopelvic proportion), proportion), menjadi semakin nyata seraya janin turun. Abnormalitas dalam proporsifetopelvik, biasanya akan semakin nyata seraya kela II persalinan dimulai. Penyebab persalinan lama dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu disfungsi uterus murni dan diproporsi fetoplevis. Namun pembagian ini terkadang tidak dapat digunakan karenakedua kelainan tersebut terkadang terjadi bersamaan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya partus lama meliputi kelainan letak janin seperti letak sungsang, letak lintang, presentasi muka, dahi dan puncak kepala, Kelainan panggul seperti pelvis terlalu kecil dan CPD (cephalopelvic
disproportion ),
kelainan
his
seperti inersia uteri,
i ncoordi ncoordinat nate e uter uter i acti action on. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengakibatkan pembukaan serviks berjalan sangat lambat, akibatnya partus menjadi lama Secara general, persalinan abnormal adalah hasil dari 3 komponen abnormal dalam persalinan yang biasa disebut sebagai 3P, yaitu :
Passenger (besar janin, presentasi janin [occiput anterior, posterior, atau
transversal)
Pelvis or passage (besar, bentuk, dan kesiapan dari Panggul)
Power (Kekuatan kontraksi uterus)
Masa laten yang memanjang bisa disebabkan karena oversedasi atau partus yang terjadi terlalu cepat dengan serviks yang masih tebal dan masih
kaku. Kejadian ini kadang juga bisa salah terdiagnosis karena kontraksi uterus prodormal yang sering terjadi. a. P yang pertama, yaitu Passenger bisa menyebabkan partus lama karena besar janin misalnya kondisi kondisi seperti macrosomia, atau kelainan posisi dari janin. 1) Presentasi Puncak Puncak Kepala Kepala Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir kepala janin dalam keadaan flexi dalam keadaan tertentu flexi tidak terjadi, sehingga kepala deflexi. Pada presentasi puncak kepala lingkar kepala yang melalui jalan lahir adalah sikumfrensia fronto oxipito dengan titik perputaran yang yang berada berada di bawah bawah simfisis adalah glabella. glabella.
2) Presentasi Muka Akibat kelainan Sikap (Habitus) berupa defleksi kepala maksimum. Ada presentasi muka terjadi hiperekstensi maksimum kepala sehingga oksiput menempel dengan punggung janin dengan demikian maka yang merupakan presentasi (bagian terendah) janin dan sekaligus denominator adalah mentum. Dalam orientasinya dengan simfisis pubis, maka presentasi muka dapat terjadi dengan mento anterior atau mento posterior.Pada janin aterm dengan presentasi muka mento-posterior, mento-posterior, proses persalinan terganggu terganggu akibat bregma (dahi) tertahan oleh bagian belakang simfisis pubis.
Dalam
keadaan
ini,
gerakan
fleksi
kepala
agar
persalinan
pervaginam dapat berlangsung terhalang, maka persalinan muka spontan per vaginam tidak mungkin terjadi. Persalinan pervaginam hanya mungkin berlangsung bila dagu berputar ke anterior. Bila dagu berada di anterior, persalinan persalinan kepala per vaginam masih dapat berlangsung pervaginam melalui gerakan fleksi kepala. Pada sejumlah kasus presentasi muka dagu posterior, dagu akan berputar spontan ke anterior pada persalinan lanjut sehingga dapat terjadi persalinan spontan per per vaginam atau menggunakan menggunakan ekstraksi cunam. cunam. 3) Presentasi Dahi Dahi
Bentuk dari Kelainan Sikap (habitus) berupa gangguan defleksi moderate. Diagnosa ditegakkan bila VT pada PAP meraba orbital ridge dan ubun-ubun besar. Kecuali pada kepala yang kecil atau panggul yang sangat luas, engagemen engagemen kepala yang diikuti dengan persalinam pervaginam tak mungkin terjadi. 4) Posisi Oksiput Posterior Satu bentuk kelainan putar paksi dalam (internal rotation) pada proses persalinan.Pada persalinan.Pada 10% kehamilan, kehamilan, kepala masuk PAP dengan oksiput berada pada segmen posterior panggul. Sebagian besar keadaan ini terjadi pada arsitektur panggul yang normal, namun sebagian kecil terjadi pada bentuk android. Diagnosa ditegakkan melalui palpasi abdomen dimana punggung janin teraba disatu sisi pinggang ibu dan dilokasi tersebut DJJ terdengar paling keras. Pada persalinan aktif, pemeriksaan pemeriksaan VT dapat memberi informasi yang lebih banyak dengan terabanya occiput dan ubun-ubun besar 5) Letak sungsang sungsang Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang yang terendah ( Presentasi Presentasi Bokong). Bokong). 6) Letak Lintang Lintang Sumbu panjang janin tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu. Kadang-kadang sudut yang ada tidak tegak lurus sehingga terjadi letak oblique yang sering bersifat sementara oleh karena akan berubah menjadi menjadi presentasi kepala kepala atau presentasi presentasi bokong (“unstable (“unstable lie”). lie”). Pada letak lintang, bahu biasanya berada diatas Pintu Atas Panggul dengan bokong dan kepala berada pada fossa iliaca.
b. P yang kedua, yaitu pelvis bisa menyebabkan partus lama karena bentuk atau jalurnya yang terlalu kecil untuk dilewati oleh janin, sehingga mengakibatkan partus lama, partus lama yang disebabkan karena obstruksi mekanik biasa disebut dengan distosia mekanik. Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan
antara kepala dan panggul. Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :
Kesempitan pintu atas panggul Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9½ cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa
conjugata
vera
yang
kurang
dari
10cm
dapat
menimbulkan kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah diameter antara posterior maupun diameter transversa sempit.
Kesempitan bidang bawah panggul Ukuran terpenting adalah distansia interspinarum kurang dari 9.5 cm perlu kita waspada terhadap kemungkinan kesukaran pada persalinan, apabila diameter sagitalis posterior pendek pula.
Kesempitan pintu bawah panggul Bila diameter transversa dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15cm, maka sudut arkus pubis mengecil pula ( 8,5 – 8,5 – 10 10 cm
panggul sempit absolut: jika konjugata vera < 8,5 cm
Kesempitan panggul tengah:
Kalau jumlah diameter interspinarum dan diametersagitalis posterior pelvis mencapai < 13,5 cm dan diameter interspinarum
View more...
Comments