Laporan Resmi Praktikum Mikroteknik Squash
October 14, 2017 | Author: Wike Trajuningtyas Oktaviana | Category: N/A
Short Description
mikroteknik...
Description
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROTEKNIK Metode Squash Disusun Untuk Memenuhi Ujian Kompetensi Mata Kuliah Mikroteknik Semester V
Disusun Oleh :
Wike Trajuningtyas Oktaviana K4312073
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
I.
JUDUL Metode Squash
II.
TUJUAN Membuat preparat pembelahan mitosis sel-sel akar bawang merah dengan metode Squash
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat
:
1. Vlakon 2. Object glass 3. De glass 4. Pipet tetes 5. Mikroskop 6. Kuas 7. Bunsen 8. Penjepit 9. Gelas Bekker 10. Termometer 11. Cutter 12. Pensil berpenghapus 13. Kaki tiga dan kasa
Bahan : 1. 0,5 cm ujung akar bawang merah (Allium cepa). Pengambilan jam 8 pagi. 2. Alkohol absolut 3. Larutan Asam Asetat Glasial (AAG) 4. Akuades 5. HCL 1 N 6. Safranin 1% 7. Gliserin
Laporan Mikroteknik
Page 2
8. Cutex bening 9. Tissue
IV.
CARA KERJA 1. Memotong akar bawang merah ± 0,5 cm dari bagian ujung (usahakan tudung akar ikut dalam potongan). 2. Fiksasi:
menggunakan larutan Farmer’s (alkohol absolut: Asam Asetat
Glasial = 3:1) selama 2 x 24 jam pada suhu 5oC. 3. Washing: dengan akuades sebanyak 3 kali. 4. Hidrolisa: dengan menggunakan HCL 1 N. Memanaskan vlakon tersebut pada temperatur 60oC selama ± 8 menit. 5. Washing: dengan akuades sebanyak 3 kali, kemudian melakukan staining dengan menggunakan safranin 1% selama ± 3 menit. Selanjutnya mencuci dengan akuades sebanyak 3 kali. 6. Squashing: mengambil 1 ujung akar yang berwarna merah, meletakkan di atas gelas benda, kemudian menetesi dengan gliserin dan menutup dengan gelas penutup, menekan gelas penutup yang tepat di bawahnya terdapat ujung akar bawang merah menggunakan gagang pensil berpenghapus hingga ujung akar hancur. Mengamati di bawah mikroskop mulai dari perbesaran kecil menuju ke perbesaran yang lebih besar. 7. Labeling: di sebelah kiri gelas penutup diletakkan etiket dan diberi keterangan: nama spesies, dan sebagainya.
Laporan Mikroteknik
Page 3
PRINSIP KERJA
Memotong akar ± 0,5 cm dari ujung akar
Fiksasi : larutan Carnoy 2x24 jam, 5oC
Washing : aquades 3x
Washing : aquades 3x
Memanaskan vlakon 60oC, ± 8 menit
Hidrolisa : HCL 1 N
Staining : kristal violet, ± 3 menit
Washing : aquades 3x
Meletakkan ujung akar pada objek glass
Squashing
Menutup dengan deg glass
Menetesi dengan gliserin
Menutup tepi deg glass dengan kutex
Labeling
V. DATA HASIL PENGAMATAN No Nama Preparat 1
Gambar
Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa) Crystal violet
Perbesaran 40x
Laporan Mikroteknik
Page 4
Perbesaran 40x
Perbesaran 40x
Perbesaran 40x
Perbesaran 40x
Laporan Mikroteknik
Page 5
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan sangat banyak, tumbuhan
mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut juga
dengan mitosis, mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk. Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. Pada percobaan kali ini digunakan metode squash atau preparat pejetan. Terdapat beberapa tahapan penting dalam pembuatan preparat ujung akar Allium cepa dengan metode squash ini, yaitu penumbuhan akar Allium cepa, fiksasi akar Allium cepa, maserasi, pewarnaan, dan pembuatan preparat ujung akar Allium cepa. Berikut merupakan pembahasan dari masing-masing tahapan: 1.
Penumbuhan Akar Allium cepa Pada proses penyiapan ini bawang merah yang digunakan merupakan bawang merah
yang sudah mengalami dormansi, sehingga secara fisiologis ia sudah siap untuk mulai bertunas jika ditumbuhkan pada media tertentu. Pemilihan media tumbuh berupa air memiliki beberapa pertimbangan tertentu berdasarkan keuntungan akhir yang akan didapatkan. Praktikan menggunakan air sebagai media tumbuh karena akar yang dihasilkan akan tumbuh lurus dan diameter akar yang diperoleh relatif berukuran lebih besar. Bentuk akar yang lurus akan lebih memudahkan pada saat melakukan pengamatan karena biasanya sel-selnya akan berjajar dengan rapid dan diameter akar yang besar otomatis akan memiliki kapasitas yang lebih untuk menampung sel dalam jumlah yang relatif lebih banyak, sehingga akan memudahkan mata praktikan dalam mengamati sel-sel yang sedang mengalami proses mitosis.
2.
Fiksasi akar Allium cepa Prosedur pertama untuk fiksasai adalah pemotongan ujung akar sepanjang kurang
lebih 1 cm. Kemudian dimasukkan ke dalam botol vlakon yang bersi fiksatif yang terdiri dari asam asetat glasial (AAG) dan alkohol absolut dengan perbandingan 1:3. Penggunaan asam asetat glasial dan juga alkohol absolut merupakan langkah fiksatif untuk bisa menghentikan aktivitas seluler dan mengawetkan proses yang terjadi ketika ujung akar tersebut dipotong. Dengan demikian proses mitosis yang mungkin terjadi pada waktu pemotongan dapat dijebak Laporan Mikroteknik
Page 6
dalam keadaan terfiksatif sehingga nanti pada saat pengamatan preparat squash di bawah mikroskop akan menunjukkan aktivitas sel-sel meristem ujung akar. Rendaman ujung akar Allium cepa dengan larutan fikastif ini kemudian ditempatkan dalam freezer dengan suhu 5oC selama 2 x 24 jam. Penempatan rendaman ujung akar ke dalam refrigerator bertujuan untuk memantapkan proses fiksasi, karena mungkin saja dengan perbandingan 3 : 1 masing-masing untuk alkohol absolut dan asam asetat glasial pekat belum begitu kuat untuk memfiksasi jaringan yang ada, sehingga dengan menggunakan bantuan temperatur ruang yang rendah, yakni 5-6 oC maka dapat ikut menekan aktivitas seluler yang ada karena suhu yang relatif rendah biasanya mampu menggiring tumbuhan untuk melakukan aktivitas dormansi, dengan kata lain proses metabolisme lambat laun akan terhenti.
3.
Maserasi/ Hidrolisa Setelah rendaman ujung akar Allium cepa dengan larutan fiksatif dikeluarkan dari
dalam freezer, langkah selanjutnya adalah pencucian ujung akar terfiksatif dengan menggunakan air sebanyak 3 kali. Hal ini selain bertujuan untuk membersihkan larutan fiksatif yang ada (karena dikhawatirkan kandungan larutan fiksatif yang terlampau banyak dapat mengganggu proses pewarnaan dengan Crystal violet pada proses selanjutnya) dan juga untuk memberikan perlakuan khusus pada ujung akar tersebut setelah disimpan pada suhu rendah, agar nantinya pada waktu pemanasan tidak terjadi shock-temperature yang terlampau hebat yang dimungkinkan bisa menghancurkan akar secara fisik. Setelah pencucian selesai, proses selanjutnya adalah maserasi. Dalam proses maserasi ini ujung akar Allium cepa diberi HCl 1 N hingga potongan ujung akar bawang merah yang ada terendam sepenuhnya dalam HCl 1 N. Maserasi merupakan suatu treatment yang dilakukan untuk memisahkan sel yang satu dengan sel yang lain dengan cara melarutkan pektin, selulosa, dan kandungan sel lain yang menyebabkan sel tersebut kuat. Sehingga pada akhirnya dengan adanya proses hidrolisa atau maserasi, jaringan akan menjadi lunak dan diharapkan akan menjadi selapis saja, karena akan mempermudah proses pengamatan tahapan pembelahan mitosis yang berhasil terfiksasi. HCl merupakan asam yang cukup kuat untuk maserasi preparat. Untuk mempercepat terjadinya proses maserasi dengan bantuan larutan HCl 1 N maka setelah proses ini dilanjutkan dengan proses pemanasan potongan ujung akar pada penangas air, pada suhu 55oC – 60oC selama kurun waktu ±8 menit. Suhu dijaga jangan sampai melebihi 600C karena jaringan yang sudah setengah lunak dengan keberadaan HCl akan mudah hancur pada suhu di atas 60oC. Pemanasan dilakukan untuk membantu mempercepat Laporan Mikroteknik
Page 7
proses reaksi pelunakan menggunakan HCl 1 N. Hal demikian dikarenakan adanya peningkatan suhu akan berbanding lurus dengan peningkatan kecepatan reaksi. Setelah proses pemanasan di dalam penangas air selesai, potongan ujung akar bawang merah dicuci di dalam petridish sebanyak 3 kali untuk menghilangkan sisa-sisa HCL yang ada, karena diketahui bahwa konsentrasi akan struktur serta fungsionalitas dari Crystal violet mudah terganggu dengan adanya zat-zat asam kuat lemah atau pun kuat (dan mungkin juga senyawa yang bersifat basa), sehingga semua sisa HCl harus benar-benar dibuang.
4.
Pewarnaan Proses selanjutnya setelah pencucian selesai adalah pewarnaan dengan menggunakan
Crystal violet. Dalm proses pewarnaan ini, kumpulan potongan ujung akar ditempatkan pada salah satu sisi dari petridish. Hal ini untuk melakukan langkah efisiensi penggunaan pewarna ini, karena Crystal violet adalah senyawa pewarna untuk kromosom yang bukan merupakan barang ekonomis sehingga penggunaannya pun harus seefisien mungkin. Proses pewarnaan ini memakan waktu ± 5 menit agar seluruh jaringan terwarnai dengan sempurna. Proses selanjutnya ketika pewarnaan ini selesai adalah pencucian potongan ujung akar. Prosedur pencucian pada tahap ini sama dengan prosedur pencucian pada langkah sebelumnya, yakni dicuci sebanyak 3 kali dan tetap di dalam petridish dengan menggunakan pipet tetes.
5.
Pembuatan Preparat Langkah berikutnya setelah pencucian dari pewarnaan adalah pembuatan preparat
ujung akar Allium cepa yang merupakan daerah pembelahan mitosis. Dengan menggunakan kuas yang telah dibasahi terlebih dahulu, sebuah potongan ujung akar dipindahkan ke atas gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup yang ditempatkan di atas obyek (potongan ujung akar), kemudian secara hati-hati dengan menggunakan ujung kuku untuk menekan potongan ujung akar tersebut sehingga pada nantinya akan meratakan sel-sel meristem ujung akar tersebut hingga terpisah satu dengan yang lainnya sehingga akan mempermudah proses pengamatan. Setelah melalui beberapa tahapan metode squash tersebut, maka preparat sudah siap untuk diamati di bawah mikroskop. Preparat yang sudah selesai dibuat ini secepatnya harus diamati, karena sel ataupun jaringan yang sudah mengalami berbagai perlakuan seperti yang telah dilakukan tersebut, akan cepat sekali mengalami kerusakan, sehingga harus segera diamati adakah proses mitosis pada preparat ujung akar tersebut. Pengamatan yang dilakukan Laporan Mikroteknik
Page 8
adalah melihat tahapan-tahapan yang terjadi selama pembelahan mitosis di bawah mikroskop dan selanjutnya melakukan dokumentasi dengan pemotretan setelah diperoleh tahapan pembelahan mitosis pada preparat akar bawang merah. Interval waktu fase mitosis (Fase M) yang terjadi pada sel terjadi kurang lebih selama 1 jam. Tahap mitosis ini merupakan tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Mitosis atau pembelahan inti merupakan stadium akhir dari siklus sel dan merupakan stadium yang paling pendek, yaitu kurang lebih 10% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus. Mitosis merupakan proses pembelahan aseksual sel, pembelahan ini dilakukan dengan satu sel menghasilkan dua sel anakan yang dihasilkan dari pembagian nukleus sel yang melakukan mitosis. Organisme multiseluler terbentuk dari fertilisasi telur yakni gamet betina dibuahi oleh gamet jantan akan menghasilkan zygot diploid (2n). Sebelum terjadi mitosis, DNA sel berduplikasi sehingga masing-masing sel anakan mengandung informasi gen yang sama dengan sel induk. Mekanisme mitosis dapat dilihat dari beberapa tahapan pembelahan informasi gen yang diturunkan berupa kromosom yang akan bertransfomasi menjadi nukleus dari masing-masing sel anakan. Proses pembelahan mitosis dibagi menjadi 5 fase. Pada setiap fasenya menunjukkan pertumbuhan morfologi kromosom dan pergerakkan kromosom. Berikut adalah 5 fase dari pembelahan mitosis: 1. Interphase Pada tahap ini sel siap untuk membelah namun belum memperlihatkan kegiatan membelah. Inti sel nampak keruh kemudian lambat laun akan nampak benang-benang kromatin yang halus. 2. Prophase Tahap selanjutnya dari proses mitosis adalah prophase/ profase dimana benang-benang kromatin di dalam nukleus makin pendek dan menebal. Kemudian terbentuklah kromosom yang akan membelah memanjang. Anakan kromosom ini dinamakan kromatid. Pada tahap ini dinding inti mulai menghilang dan sentriol mulai membelah. Pada proses awal, kromosom mulai tampak lebih pendek serta menebal. 3. Metaphase Metaphase merupakan tahap yang singkat dalam mitosis. Pada tahap ini, kromosom bergerak ke bidang ekuator benang spindel (bidang pembelahan). Kromosom terikat pada benang spindel melalui sentromer. Kromosom terletak di bidang ekuator dengan tujuan agar Laporan Mikroteknik
Page 9
pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan kepada sel anakan yang baru benarbenar rata dan sama jumlahnya. 4.
Anaphase
Pada fase ini sentromer membelah dan benang spindel memendek. Kedua buah kromatid memisahkan diri kemudian bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memilki sifat dan keturunan yang sama.. Mulai saat ini kromatidkromatid ini berlaku sebagai kromosom baru. Tahap 10naphase menghasilkan salinan kromosom berpasangan. 5.
Telophase
Merupakan tahap terakhir dari mitosis. Pada fase ini tiap kutub sel telah terbentuk stel kromosom yang identik. Serabut gelendong inti lenyap dan dinding inti sel mulai terbentuk lagi. Plasma sel terbagi menjadi dua bagian (sitokinesis). Pada sel hewan sitokinesis ditandai dengan melengkungnya sel ke dalam, sedang pada sel tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding sel di tengah-tengah sel. Alasan penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah karena akar merupakan salah satu jaringan tumbuhan yang sel-sel penyusunnya berupa sel-sel somatik, dan khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel ini umumnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatarbelakangi digunakannya akar dalam praktikum mitosis ini. Selanjutnya alasan pemotongan akar bawang merah yang dilakukan pada pukul 08.00 pagi adalah karena mitosis pada akar bawang merah terjadi pada jam-jam tersebut. Proses mitosis pada tanaman umumnya terjadi selama antara 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatau proses yang berputar dan terus-menerus (melalui fase-fase yang terus berjalan) dan pada akar bawang merah (Allium cepa) ini mitosis terjadi pada pagi hari. Akar bawang merah digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik akan lebih mudah didapatkan.
Laporan Mikroteknik
Page 10
VI.
PEMBAHASAN Analisis Hasil Pengamatan Preparat Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa)
Fase mitotik sel terdiri atas mitosis dan sitokinesis. Mitosis adalah pembelahan nukleus dan merupakan salah satu bagian dari siklus sel. Sedangkan sitokinesis adalah pembelahan sitoplasma. Pada proses pembelahan ini, dari satu sel diperoleh dua sel anak yang memiliki informasi genetik yang ekuivalen dengan sel induknya (Campbell et al., 2002). Menurut Welsh (1991) mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel mereproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sama sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk. Analisis mitosis biasa dilakukan pada jaringan tanaman yang aktif membelah (jaringan meristem). Pelaksanaan analisis mitosis ini dilakukan pada bawang merah karena satu fase mitosis pada bawang merah membutuhkan waktu yang singkat, 83.7 menit (Sastrosumarjo et al., 2006). Crowder (2006) menyatakan bahwa mitosis pada tanaman terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam. Proses mitosis terjadi dalam lima sub fase, yaitu profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase (Campbell et al., 2002).
Preparat Squash Akar Bawang Merah (Allium cepa) Crystal violet
Gambar 1 Kromosom
Anafase
Telofase Dua sel anakan identik (akhir sitokinesis) Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 1 terlihat adanya fase telofase, anafase dan pembentukan dua sel anakan melalui Laporan Mikroteknik
Page 11
proses sitokinesis. Pada tahap telofase, kromosom baru telah menyelesaikan pergerakannya menuju kutub dan mulai menyebar di dalam membran nukleus. Selama tahap ini berlangsung, suatu dinding baru mulai terbentuk diantara dua nukleus baru (Welsh, 1991). Telofase akar bawang merah (Gambar 1) ditandai dengan nukleus anak terbentuk dan sitokinesis mulai terjadi: pelat sel yang akan membagi sitoplasma menjadi dua, sedang tumbuh ke arah keliling sel induknya. Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain: 1)
Benang-benang gelendong itu hilang
2)
Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali
3)
Struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai
4)
Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma
5)
Membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase
Sedangkan tahap anafase yangb berhasil diamati pada pembelahan mitosis terjadi melalui proses-proses sebagai berikut: 1)
Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2)
Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel.
3)
Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik.
Laporan Mikroteknik
Page 12
Gambar 2 Pelat sitokinesis
Dua sel anakan identik Metafase
Telofase
Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 2 terlihat adanya fase metafase dan telofase. Pada tahap metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau di tengah-tengah sel. Pada awal fase ini membran nukleus dan nucleolus lenyap. Sentromer melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan (Welsh, 1991).
Serabut
gelendong
ini
terdiri
dari
serabut
protein
halus
yang
terbuat
dari microtubule yang sangat kecil. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal (Crowder, 2006). Metafase akar bawang merah (Gambar 2) ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Selanjutnya tahap telofase yang berhasil terlihat pada preparat squash Gambar 2 (seperti halnya fase telofase yang ditemukan pada preparat squash Gambar 1) ditandai dengan nukleus anak yang sudah terbentuk dan sitokinesis mulai terjadi: pelat sel yang akan membagi sitoplasma menjadi dua, sedang tumbuh ke arah keliling sel induknya. Pada tahap telofase ini nantinya akan terbentuk pelat sitokinesis yang merupakan awal untuk memisahnya dua buah sel anakan. Pada tahap telofase terjadi proses-proses antara lain: 1)
Benang-benang gelendong itu hilang
2)
Selaput inti dan nukleolus terbentuk kembali
Laporan Mikroteknik
Page 13
3)
Struktur kromosom istirahat dan dianggap proses selesai
4)
Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel anak, terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma), semua benda-benda dalam sitoplasma
5)
Membelah dan pindah ke dalam sel anak, sel batu itu mempunyai sifat kenampakan seperti interfase
Selain itu, ditemukan juga tahap metafase. Metafase akar bawang merah (Gambar 2) ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut: 1)
Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein
2)
halus yang terbuat dari mikrotubule yang sangat kecil.
3)
Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
4)
Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.
Gambar 3
Laporan Mikroteknik
Page 14
Interfase
Profase
Kutub berlawanan Anafase
Laporan Mikroteknik
Mikrotubula
Page 15
Tahap profase (gambar literatur)
Gambar 4
Profase
Interfase Anafase Benang-benang kromatin
Dua sel anakan identik Profase
Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 3 dan Gambar 4 terlihat adanya fase profase dan anafase. Secara umum pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Selain itu juga terdapat dua buah sel anakan yang sudah terbentuk dari hasil pembelahan mitosis sel akar bawang merah. Profase akar bawang merah (Gambar 3) dicirikan dengan kromatinnya memadat. Nukleolus masih jelas terlihat, tetapi akan segera mulai menghilang (Campbell et al.,2002). Laporan Mikroteknik
Page 16
Setelah profase pembelahan selanjutnya adalah prometafase yang ditandai dengan kromosom yang terpisah, masing-masing terdiri atas dua buah kromatid saudara identik yang saling melekat. Kemudian, selubung nukleus akan terfragmentasi dan mikrotubula gelendong akan melekat pada kinetokor kromosom. Tahap profase pada mitosis akan terjadi proses-proses sebagai berikut: 1)
Kromosom mengerut dan menjadi tebal. Pemendekan ini terjadi akibat berpilinnya kromosom.
2)
Terlihat dua sister kromatid dan kromosom tampak rangkap dua. Kromatid- kromatid dihubungkan oleh sentromer.
3)
Nukleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase.
4)
Selaput inti mulai menghilang.
5)
Benang gelendong mulai terbentuk.
6)
Kromosom mulai bergerak ke tengah atau ekuator dari sel.
Selain itu juga ditemukan adanya tahap anafase. Pada tahap anafase sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid mulai bergerak pada serabut gelendong menuju ke kutub-kutub sel terdekatnya, dengan sentrmer yang meimpin pergerakan tersebut. Setiap kromatid dipandang sebagai kromosom yang baru (Welsh, 1991). Fase ini merupakan fase terpendek dari fase-fase mitotik. Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator (Crowder, 2006). Anafase akar bawang merah (Gambar 4) ditandai dengan kromatid pada setiap kromosom telah terpisah dan kromosom kromosom anak berpindah ke kutub sel begitu mikrotubula kinetokornya memendek. Tahap anafase pada pembelahan mitosis terjadi proses-proses berikut. 1)
Dua sister kromatid (kromosom) bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentromernya tertarik karena kontraksi dari benang gelendong, selain itu mungkin ada gaya tolak menolak dari pembelahan sentromer itu.
2)
Terjadi penyebaran kromosom dan DNA yang seragam di dalam sel.
3)
Pada akhir anafase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator. Tahap anafase ini merupakan fase yang terpendek dari fase-fase mitotik.
Selain itu, pada Gambar 3 juga terlihat tahap interfase dimana inti sel sudah mulai keruh pertanda sel siap untuk melakukan tahap pembelahan mitosis selanjutnya.
Laporan Mikroteknik
Page 17
Gambar 5
Metafase
`
Kromosom
`
Gelendong
Profase
Berdasarkan pengamatan proses mitosis pada preparat squash akar bawang merah Gambar 5 salah satu fase yang berhasil terlihat adalah fase metafase. Pada tahap metafase, kromosom menyusun diri secara acak pada suatu bidang ekuator atau di tengah-tengah sel. Pada awal fase ini membran nukleus dan nukleolus lenyap. Sentromer melekat pada serabut gelendong yang bertanggung jawab terhadap arah pergerakan kromosom selama pembelahan. Serabut gelendong ini terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kecil. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer. Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. Metafase akar bawang merah (Gambar 5) ditandai dengan gelendong telah lengkap dan kromosom yang ditarik sama kuat oleh mikrotubula kinetokor yang datang dari kutub sel yang berlawanan, berbaris pada pelat metafase. Pada tahap metafase ini terjadi proses-proses berikut: 1)
Benang-benang gelendong menjadi jelas pada permulaan metafase dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini terdiri atas serabut protein halus yang terbuat dari mikrotubula yang sangat kecil.
2)
Masing-masing kromosom terletak berbaris pada bidang ekuator. Sentromer melekat pada benang gelendong. Beberapa benang gelendong mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
3)
Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal.
Telofase merupakan tahap terakhir dari proses pembelahan mitosis. Pada tahap ini telah terbentuk kromosom anakan yang identik dengan sel induk yang kemudian memisah Laporan Mikroteknik
Page 18
membentuk sel tersendiri. Pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
a.
Gambar Preparat Squash dan Gambar Literatur
Profase
Dinding sel Pemendekan kromosom Inti sel kabur
b.
Metafase
Dinding sel Kromosom
Pelat metafase
c.
Anafase
Kutub
Kromoso
Mikrotubula Laporan Mikroteknik
Page 19
d.
Telofase
Sela anakan identik
Pelat sitokinesis
VII.
KESIMPULAN 1. Pembelahan mitosis terjadi pada jaringan meristem yang sifatnya meristematik, pada tumbuhan jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang. Pembelahan mitosis terbagi dalam 5 fase, yaitu interfase, profase, metaphase, anaphase dan telofase. a. Tahap Interfase Inti sel Nampak keruh dan tampak benang- benang kromatin yang halus b. Tahap Profase Permulaan profase dari mitosis ditandai oleh suatu kondensasi benang-benang kromatin yang sangat halus menjadi struktur-struktur berbentuk batang yang merupakan kromosom yang menjadi dua. c. Tahap Metafase Pada tahap ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah) dari sel. Ciri tersebut merupakan ciri khas yang menandai tahapan metafase. d. Tahap Anafase Pada tahap ini kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ekuatorial (tengah) dari sel. Ciri tersebut merupakan ciri khas yang menandai tahapan metafase.
Laporan Mikroteknik
Page 20
e. Tahap Telofase Pada percobaan yang kami lakukan ditemukan tahap akhir telofase ditunjukan dengan ciri-ciri sel-sel membentuk sekat dan hampir membelah menjadi dua. Pada gambar tampak 2 kelompok gumpalan sel yang mulai memisah dari satu kesatuan sel menjadi dua anakan. 2. Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik , mudah didapatkan. 3. Prinsip kerja metode squash : Memotong akar - Fiksasi – Washing - Hidrolisa Memanaskan vlakon - Washing - Staining – Pewarnaan - Washing – Squashing – Labeling. 4. Pada praktikum pengamatan pembelahan mitosis pada akar bawang meraa (Allium cepa) berhasil diamati semua fase pembelahan mitosis yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. 5. Berikut adalah data hasil pengamatan pembelahan mitosis pada preparat squash akar Allium cepa pada preparat Gambar 1-5 : Preparat
Fase yang terlihat Interfase
Profase
Metafase
Preparat
Anafase
Telofase
V
Squash 1
V
Preparat
V
Squash 2
V
Preparat
V
Squash 3
V
Preparat Squash 4
V V V
Preparat Squash 5
Laporan Mikroteknik
V V
Page 21
6. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan berhasil ditemukan tahap inteerfase, profase, metafase, anafase, dan telofase pada preparat akar bawang merah dengan metode squash.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Reece, dan Mitchell. 2002. Biologi Edisi Ke-5 jilid 3. Jakarta: Erlangga Crowder, L. V. 2006. Genetika Tumbuhan. Yoyakarta: Gajah Mada University Press Kimball. 1998. Biologi. Jakarta: Erlangga Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Welsh, J.R 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga Jai. 2011. Analisis Mitosis Pada ujung Akar Bawang Bombay dan Aglaonema. http://jai.staff.ipb.ac.id/2011/02/04/analisis-mitosis-pada-ujung-akar-bawangmerah-bawang-bombay-dan-aglaonema/. Diakses pada tanggal 4 November 2014
IX.
LAMPIRAN
Laporan Mikroteknik
Page 22
Mengetahui,
Surakarta, 05 November 2014
Asisten
Praktikan
Wike Trajuningtyas O. K4312073
Laporan Mikroteknik
Page 23
View more...
Comments