Laporan PSG (Prakerin) PT. PETROKIMIA GRESIK (ISI).pdf
February 13, 2017 | Author: Adji Sukmana | Category: N/A
Short Description
Download Laporan PSG (Prakerin) PT. PETROKIMIA GRESIK (ISI).pdf...
Description
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prakerin merupakan perwujudan dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang mengharuskan siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan untuk melakukan Kerja Praktek (KP) sekaligus menimba ilmu baru di dunia industri. Pada kesempatan ini kami ditugaskan untuk melaksanakan praktek kerja industri di salah satu BUMN yang bergerak dalam Produksi Pupuk Nasional, yaitu PT. PETROKIMIA GRESIK, tepatnya di Proslab Pabrik II.
Laporan Prakerin ini berjudul “ANALISIS KADAR AIR, NITROGEN, FOSFAT, KALIUM, DAN MOL RATIO PADA PUPUK PHONSKA DAN NPK GRANULASI” sesuai dengan analisa-analisa yang dilakukan di laboraturium.
[Type text]
Page 5
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Dengan adanya Prakerin di PT. PETROKIMIA GRESIK ini kami berharap mendapatkan banyak ilmu baru dan pengalaman-pengalaman sebagai bekal untuk kerja yang sebenarnya di masa yang akan datang.
Dalam tugas praktek di Proslab Pabrik II ini, kami melakukan beberapa macam analisa, yaitu: Analisa Nitrogen (N), Analisa Fosfat (P2O5), Logam Kalium (K), Analisa kadar Air (H2O), dan Mol Ratio (MR).
Serangkain kegiatan di atas dilakukan sebagai kendali mutu/kontrol dari produk yang di hasilkan supaya komposisi pupuk yang dihasilkan tidak lebih dan tidak kurang, sehingga dapat di terima oleh petani dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisa sampel laboraturium dilaksanakan berdasarkan Instruksi Kerja (IK) yang telah disusun oleh Kepala Laboratorium pada tahun 2005.
Proses produksi pupuk di PT. PETROKIMIA GRESIK cukup terhambat dengan kurangnya bahan baku yang di impor dari Aljazair, Turki, Cina, dan Kanada. Hal ini disebabkan adanya masalah militer di kawasan Timur Tengah. Namun untuk mengatasinya PT. PETROKIMIA GRESIK terus memperluas jaringan ke negara-negara lain. [Type text]
Page 6
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Berdasarkan pembuatannya, pupuk dibagi menjadi dua, yaitu pupuk alam (organik), dan pupuk buatan (anorganik) (Sutejo, 1992). Pupuk alam yaitu pupuk yang berasal dari alam dan dicirikan dengan kelarutan unsur haranya yang rendah di dalam tanah, misalnya pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, nightsoil (pupuk kotoran). Pupuk buatan yaitu pupuk yang dibuat di
pabrik. Umumnya kandungan unsur hara dan kelarutannya tinggi.
Berguna untuk memperbaiki sifat kimia tanah, misalnya urea, ZA, ZK, TSP, DAP,NPK, dan lain-lain.
Petrokimia Gresik sebagai salah satu produsen pupuk dan bahan kimia di Indonesia dalam rangka menunjang ketahanan pangan mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia. Untuk menjaga kualitas dan kuntitas pupuk, maka perlu adanya pengawasan mutu pupuk agar memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Untuk mempertahankan dan mengendalikan mutu, maka perlu dilakukan analisis terhadap produk pupuk dan bahan kimia sebelum dipasarkan.
Suatu hasil uji mempunyai tingkat kepercayaan yang bergantung pada beberapa faktor, antara lain kompetensi laboratorium dan bagian pendukung yang lain. Bahan baku yang digunakan merupakan salah faktor yang memberikan pengaruh cukup signifikan. [Type text]
Page 7
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Komposisi kadar komponen yang ada dalam produk-produk tersebut apabila tidak memenuhi standar yang ditetapkan, maka kualitas produk yang dioperoleh menjadi kurang baik.
1.2 Rumusan Masalah Masalah pokok yang dihadapi oleh PT. PETROKIMIA GRESIK yaitu kurangnya bahan baku yang diimpor dari negara-negara kawasan Timur Tengah, akibat adanya perang militer di Libya. Bahan baku yang diimpor antara lain phospat rock yang berasal dari Aljazair,
Cina,
dan
Kanada.
PT.
PETROKIMIA
GRESIK
tidak
menggunakan phospat rock yang ada di Indonesia karena tingkat kemurniannya terlalu rendah dibandingkan bahan baku yang diimpor.
Permasalahan strategis yang dapat menjadi hambatan pencapaian sasaran PT Petrokimia Gresik seperti yang ditargetkan dalam RKAP Tahun 2009 adalah sebagai berikut : Pasokan gas bumi sebagai bahan baku belum terpenuhi Piutang pengembalian harga gas dan atau subsidi dari pemerintah relatif lambat dicairkan sehingga mengganggu kondisi cash flow perusahaan
[Type text]
Page 8
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Usia Pabrik dan sarana penunjang sudah tua dan keandalannya mulai menurun Pendapatan ± 90 % berupa mata uang rupiah, sedangkan pengeluaran ± 70 % berupa valuta asing, sehingga rentan terhadap fluktuasi nilai tukar Struktur permodalan di dominasi hutang (> 60 %) Kinerja karyawan individu maupun kelompok belum optimal
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional di tingkat XII. Selain itu Laporan Prakerin ini juga merupakan bentuk dokumentasi atau arsip dari pertanggungjawaban siswa terhadap kegiatan yang telah dilakukan di dunia kerja. Pada kegiatan ini siswa ditargetkan dapat: Memperoleh bekal tentang sistem nilai, sikap, dan perilaku dalam budaya kerja industri Mengembangkan kemampuan yang didapatkan di sekolah dan diterapkan sesuai dengan kondisi yang diberlakukan di dunia kerja tempat melaksanakan praktik kerja industri Mempertanggungjawabkan kegiatan Prakerin pada pekan Ujian Prakerin di sekolah sesuai jadwal yang telah ditentukan [Type text]
Page 9
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
1.4 Kegiatan Peserta Praktik Kerja di Industri Praktek kerja lapangan ini di laksanakan pada PT. Petrokimia Gresik selama 3 bulan sejak 4 Juli 2011 sampai dengan 30 september 2011. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saat praktek kerja lapangan meliputi pengenalan perusahaan, pelaksanaan pengujian di laboraturium pabrik II pt. Petrokimia gresik, serta penyusunan dan konsultasi laporan seperti pada table berikut : Tanggal
Kegiatan
Unit Kerja
Pengawasan
4-6 Juli 2011
Pembukaan PKL
Pusdiklat
Biro Diklat
penjelasan umum Perusahaan 7-8 Juli 2011
Pengenalan Praktik
Bag lab Pabrik II Biro Diklat
di Lab pabrik 2.
Pembimbing
11 juli 2011
Materi Proses
Bag lab Pabrik II Bag lab Pabrik II
12 Juli – 28
Produksi
Bag lab Pabrik II Bag lab Pabrik II
September 2011
Melaksanakan Praktikum Analisa Produk NPK, Phonska, SP-36, dan ZK.
29 september
Penyelesaian
Bag lab Pabrik
Bag lab Pabrik II
2011
Laporan
II
Biro Diklat
[Type text]
Page 10
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
30 September 2011 Penutup
SMK Negeri 3 Madiun
Pusdiklat
JADWAL PRAKTEK KERJA SMK NERGERI 3 MADIUN Juli 2011
Agustus 2011
Sep-11
Jadwal 11-15
16-22
25-29
1-5
8-12
15-19
22-26
5-9
12-16
19-23
26-30
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
H2O
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
4
N
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
5
P
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
6
K
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
1
MR
6
5
4
3
2
1
6
5
4
3
2
Prepara tion
Keterangan : 1. Satya Ika Pradana
Instruktur :
[Type text]
4. Yulsantfrid Nurchalimah
2. Adji Sukmana
5. Kristin Ari Fitria
3. Elsha Tiara Miayanta
6. Siti Nurjannah
P2O5 = Sursasa Budi Laksana K
= Kasiran
N
= Saifuddin
H2O
= Maulana
Page 11
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
2.1.1
Sejarah Berdirinya Perusahaan
Sebagai pabrik pupuk kedua yang dibangun setelah PT. PUSRI PALEMBANG, pemerintah telah merancang keberadaan PT. PETROKIMIA GRESIK sejak tahun 1956 melalui Biro Perancang Negara (BPN). Pada mulanya, pabrik pupuk yang hendak dibangun di Jawa Timur ini disebut Projek Petrokimia Soerabaja.
Berdasarkan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang di koordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan Gresik dipilih sebagai
lokasi
pabrik
pupuk. Gresik dinilai
ideal
dengan
pertimbangan sebagai berikut: [Type text]
Page 12
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
a.
Cukup tersedianya lahan yang kurang produktif
b.
Cukup dekat tersedianya sumber air dari aliran Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo
c.
Berdekatan dengan daerah konsumen pupuk terbesar, yaitu perkebunan dan petani tebu
d.
Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan untuk mengangkut peralatan selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil produksi melalui angkutan laut
e.
Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan memadai, antara lain tersedianya tenga-tenaga terampil
Pabrik ini diresmikan penggunaannya pada tanggal 10 Juli 1972 oleh Presiden Republik Indonesia yang kemudian diabadikan sebagai hari jadi PT. PETROKIMIA GRESIK.
[Type text]
Page 13
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2.1.2 Arti Logo Perusahaan
Gambar 1: Logo PT. PETROKIMIA GRESIK a. Dasar Pemilhan Logo Logo kerbau dengan warna kuning emas dipilih sebagi logo karena: 1) Penghormatan dan penghargaan kepada daerah kecamatan Kebomas 2) Mengembangkan sikap yang suka bekerja keras, loyal dan jujur 3) Dikenal luas oleh masyarakat Indonesia sebagai sahabat petani
b. Arti Logo a) Kerbau warna kuning emas: melambangkan keagungan b) Daun berujung lima: melambangkan kelima sila dari Pancasila [Type text]
Page 14
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
c) Daun berwarna hijau:
SMK Negeri 3 Madiun
melambangkan kesuburan dan
kesejahteraan d) Huruf PG: Petrokimia Gresik e) Warna putih pada huruf PG: melambangkan kesucian
Secara keseluruhan logo perusahaan tersebut mempunyai arti: “Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima sila Pancasila, PT. Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa”.
2.2
Organisasi dan Manajemen Perusahaan
2.2.1
Struktur Organisasi PT. Petrokimia Gresik a. Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Ir. Sumarjo Gatot Irianto
Komisaris
: Romulo Robert Simbolon : Musthofa : Muhammad Zamkhani : Imam Apriyanto Putro : Julia Aldrin Pasha
[Type text]
Page 15
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
b. Direksi Direktur Utama
: Ir. Hidayat Nyakman, M.Sc
Direktur Komersil
: T. Nugroho Purwanto, SE
Direktur Teknik dan Pengembangan: Firdaus Syahril Direktur Produksi
: Mulyono Prawiro
Direktur SDM Dan Umum
: Koeshartono
2.2.2 Anak Perusahaan a.
PT. Petrokimia Kayaku (1997) Merupakan formulator pestisida hasil kerja sama dengan PT. Petrokimia Gresik yang memiliki saham 60 %, Nippon Kayaku (20 %), dan Mitsubishi Corp. (20 %) dengan hasil produksi berupa: Pestisida Cair (3600 KI/th), Peptisida Butiran (12600 ton/th), dan Pestisida Tepung (1800 ton/th).
b.
PT. Petrosida Gresik (1984) Saham milik PT. Petrokimia Gresik (100 %) yang menghasilkan bahan aktif pestisida untuk memasok bahan baku PT. Petrokimia Kayaku, dengan jenis produksi: BPMC (2500 ton/th), MIPC (700 ton/th), Diazinon (2500 ton/th), Carbofuran (900 ton/th), dan Carbonyl (200 ton/th).
[Type text]
Page 16
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
c.
SMK Negeri 3 Madiun
PT. Petronika (1985) Perusahaan patungan PT. Petrokima Gresik (20 %) dan Nippon Indonesia Kuzosai (80 %), denga hasil produksi berupa DOP (Diocthyl Phthalate) dengan kapasitas 30.000 ton/th.
d.
PT. Petrowidada (1988) Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik (10,2 %), PT. Eterindo Wahana Tama (66,0 %), PT. Witulan (5,10 %), Daewo Corp. (13,6 %), dan PT. Justus SC (5,10 %). Hasil produksinya berupa Phthalic Anhydride (Anhidrida Ptalat) 30.000 ton/th, dan Maleic Anhydride (Anhidrida Maleat) 1200 ton/th.
e.
PT. Petrosentral (1990) Merupakan perusahaan patungan dari PT. Petrokimia Gresik (9,80 %), PT. Kodel Jakarta (10,83 %), PT. Unggul I.C (53,89 %), PT. Supra Veritas (6,37 %), PT. Salim Chemical C. (6,37 %), dan PT. Fosfindo Surabaya (12,74 %). Hasil produksinya berupa STTP (Sodium Tripoly Phosphate) dengan kapasitas produksi 40.000 ton/th.
[Type text]
Page 17
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
f.
SMK Negeri 3 Madiun
PT. Kawasan Industri Gresik (1990) Perusahaan patungan antara PT. Petrokimia Gresik (35 %) dengan PT. Semen Gresik (65 %), yang bergerak di bidang penyiapan kaveling industri siap pakai seluas 135 Ha, termasuk Export Processing Zone (EPZ)
g.
PT. Puspetindo (1992) Perusahaan aptungan dari PT. Petrokimia Gresik (32,21 %), PT. Pupuk Sriwijaya (32,21 %), PT. Rekayasa Industri (7,43 %), PT. Mapindo Parama (12,30 %), dan Baljke Durr A.G Jerman (15,76 %), yang bergerak di bidang pembuatan peralatan pabrik, seperti bejana bertekanan, menara, alat penukar panas, dan peralatan Cryogenic.
2.3 Status Kepemilikan PT. Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia bernaung di bawah Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya (Pusri) Palembang, yang bergerak dalam bidang produksi pupuk, bahan kimia, dan lain-lain. Petrokimia berasal dari kata “Petroleum Chemical” yang disingkat menjadi “Petrochemical” yaitu bahan-bahan kimia yang dibuat dari minyak bumi dan gas. [Type text]
Page 18
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2.4Visi Dan Misi Perusahaan 2.3.1 Visi Perusahaan Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati oleh konsumen.
2.3.2 Misi Perusahaan Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada pangan Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan perkembangan perusahaan Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam Community Development
2.5Ketenagakerjaan Menurut data dari Biro Tenaga Kerja tanggal 31 Maret 2002 jumlah tenaga kerja adalah 3.799 orang dengan klasifikasi menurut pendidikannya yaitu: lulusan SD sebanyak 84 orang, lulusan SLTP sebanyak 319 orang, lulusan SLTA sebanyak 2.755 orang, diploma III sebanyak 119 orang, sarjana sebanyak 496 orang, dan pasca sarjana sebanyak 26 orang.
[Type text]
Page 19
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2.6 Lokasi Perusahaan
2.5.1 Daerah-daerah yang ditempati: a. Kecamatan Gresik Desa Tlogo Pojok Desa Sukorame Desa Karang Turi Desa Ngipik Desa Tlogo Patut c. Kecamatan Kebomas Desa Kebomas Desa Randu Agung d. Kecamatan Manyar Desa Tepen Desa Romo Meduran Desa Pojok Pesisir
2.5.2 Kawasan Industri Luas 450 Ha area tanah yang dimiliki dan sudah ditangani
[Type text]
Page 20
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2.7 Tugas dan Fungsi Unit Produksi PT. Petrokimia Gresik
a)
Unit Produksi I, bertugas melakukan kegiatan berikut: Udara yang mengandung ± 79 % nitrogen (N2), 20,8 % oksigen (O2), dan 0,2 % gas lainnya dialirkan ke pabrik amoniak bereaksi dengan gas CH4 dari gas alam agar membentuk amoniak (NH3). Sebagian lagi dialirkan ke unit pemisah udara, diproses sehingga nitrogen dan oksigen terpisah. Kemudian nitrogen dan oksigen ini dipasarkan dalam bentuk gas dan cairan.
Produk dari pabrik ini adalah amoniak (NH3) dan karbon dioksida (CO2). Amoniak kemudian dipasarkan, sebagian lagi dialirkan ke pabrik pupuk urea, ZA I, dan ZA III di unit produksi I dan ZA II di unit produksi III. Karbon dioksida dialirkan ke pabrik pupuk urea dan ZA II di unit produksi III, sebagian lagi ke dalam unit pemurnian CO2, lalu dipasarkan. Di pabrik urea amoniak bereaksi dengan CO2 membentuk urea, sedangkan di pabrik ZA amoniak bereaksi dengan asam sulfat dari pabrik asam sulfat di unit produksi III menghasilkan amonium sulfat.
[Type text]
Page 21
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
b)
SMK Negeri 3 Madiun
Unit Produksi II, bertugas melakukan kegiatan berikut: Batuan Fosfat dari alam dimasukkan ke dalam pabrik pupuk fosfat, direaksikan dengan asam fosfat dan asam sulfat (mix acid) dari unit produksi III membentuk pupuk SP-36, sedangkan dengan asam fosfat tanpa asam sulfat membentuk pupuk TSP. Di Pabrik NPK, amoniak dari unit produksi I dan asam fosfat dari unit produksi III bereaksi, dengan tambahan KCl, Urea, dan ZA membentuk pupuk NPK yang diberi nama Phonska dengan formula tertentu.
c)
Unit Produksi III, bertugas melakukan kegiatan berikut: Udara dan sulfur dalam pabrik asam sulfat membentuk asam sulfat yang sebagian dipasarkan dan sebagian lagi dialirkan ke pabrik pupuk ZA I dan ZA III di unit produksi I, ke pabrik SP-36 di unit produksi II, dan ke pabrik asam fosfat di unit produksi III. Dalam pabrik asam fosfat ini, asam sulfat bereaksi dengan batuan fosfat menghasilkan asam fosfat (H3PO4), dan asam flousilikat (H2SiF6). Asam fosfat yang dihasilkan sebagian dijual, sebagian lagi dialirkan ke pabrik pupuk SP-36, dan pabrik pupuk NPK di unit produksi II. Asam fluosilikat direaksikan dengan Al(OH)3 di pabrik AlF3 menghasilkan AlF3. Kalsium sulfat hemihidrat yang dihasilkan dari pabrik asam fosfat dialirkan ke pabrik gipsum untuk diproses menjadi CaSO4.2H2O dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan ZA II dengan CO2 dan NH3 di unit produksi III.
[Type text]
Page 22
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
2.8
SMK Negeri 3 Madiun
Dasar Pemilihan Kawasan Industri
a. Menempati tanah yang tidak subur untuk pertanian b. Mudah mendapat tenaga terlatih c. Di tengah-tengah daerah pemasaran pupuk d. Dekat dengan sumber bahan konstruksi e. Dekat dengan bengkel-bengkel besar untuk pemeliharaan peralatan f. Dekat dengan pembangkit tenaga listrik g. Dekat dengan sungai-sungai besar sebagai sarana pendukung
2.9 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan 2.9.1 Filosofi Dasar Penerapan K-3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3), mutlak harus dilaksanakan di dalam suatu perusahaan. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Petrokimia Gresik berdasarkan UU No. 1 tahun 1970 tentang peraturan keselamatan dan kesehatan kerja lainnya dalam melakukan perlindungan terhadap semua asset perusahaan baik sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.
[Type text]
Page 23
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Adapun filosofi dasar penetapan K-3 yaitu: a.
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
b.
Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya
c.
Setiap sumber-sumber produksi harus digunakan secara aman dan efisien
d.
Pengurus/pemimpin perusahaan diwajibkan memenuhi dan menaati semua syarat-syarat dan ketentuan keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan
e.
Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan menaati semua persyaratan keselamatan kerja
f.
Tercapainya kecelakaan nihil
Sedangkan kebijakan PT. Petrokimia Gresik
adalah bahwa semua
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan merupakan tanggung jawab setiap orang yang berada di lingkungan PT. Petrokimia Gresik.
[Type text]
Page 24
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2.9.2 Dasar Pelaksanaan K-3
a. Masa Konstruksi (Tahun 1967-1972)
Dasar hukum : Veiligheids Reglement tahun 1910
Misi
: Menerapkan sistem kerja aman
Tujuan
: Memenuhi standar quality performance
Pada masa konstruksi control terhadap kualitas pekerjaan dilakukan oleh Inspeksi Teknik terhadap sikap karyawan, mutu bahan terhadap pekerjaannya agar senantiasa bersikap aman.
b. Masa Produksi (Tahun 1972-sekarang)
Dasar hukum: - UU No. 1 tahun 1970 - Perundangan di bidang K-3
Misi: - Intregasi K-3 di dalam semua fungsi/bidang kegiatan
di dalam
perusahaan - Menerapkan standart operating procedure disegala bidang kegiatan perusahaan [Type text]
Page 25
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Tujuan: - Mencapai tujuan perusahaan dan mengembangkan usaha disertai nihil kecelakaan Dalam penerapannya dilandasi dengan komitmen dari Top
Management dalam bentuk “Kebijakan K-3” (Safety Policy), dimana K-3 merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan harus dilaksanakan.
2.9.3 Sasaran Keselamatan Kerja
Kemanusiaan, dengan berupaya mencegah terjadinya penderitaan bagi tenaga kerja sehingga terwujud keamanan, gairah kerja dan kesejahteraan karyawan.
Sosial,
dengan
berupaya
menciptakan
kesejahteraan
sosial
dan
memberikan perlindungan bagi masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul akibat dari kegiatan perusahaan.
Hukum, dengan berupaya melaksanakan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh pemerintah di perusahaan.
Ekonomi, dengan berupaya menghindari terjadinya kerugian bagi perusahaan dari kegiatan produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas.
[Type text]
Page 26
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2.9.4 Tugas-Tugas Bagian Keselamatan Kerja
a.
Secara administratif bertanggung jawab kepada Karo inspeksi dan K-3
b.
Yakin bahwa UU No. 1/1970 diterapkan secara efektif di perusahaan
c.
Membuat dan melaksanakan program K-3 agar setiap tempat kerja aman
d.
Melakukan kontrol secara proaktif di pabrik dan kawasan perusahaan untuk menghilangkan kondisi yang tidak aman
e.
Melakukan penyidikan dan membuat laporan kecelakaan bila terjadi kecelakaan serta mencegah agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali
f.
Menyediakan alat pelindung diri serta mendistribusikan sesuai dengan tingkat bahaya di unit kerja karyawan yang bersangkutan
g.
Melakukan pengembangan K-3 sejalan dengan perkembangan perusahaan
2.9.5 Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk melenyapkan bahaya ditempat kerja, tetapi merupakan usaha pencegahan dan memperkecil kontak antara bahaya dengan pekerja sesuai dengan standar kerja.
[Type text]
Page 27
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Adapun jenis alat pelindung diri antara lain: a. Safety head, digunakan selama jam kerja di daerah instalasi pabrik.
b. Eye goggle, digunakan di daerah berdebu saat menggerinda, mengebor, memahat, membubut, memfrais, mengkraser, pengelasan, dan di tempat penanganan bahan kimia berbahaya.
c. Face shield, digunakan di daerah tempat kerja yang terdapat pancaran panas, sinar UV, dan Inframerah yang membahayakan karyawan.
d. Pelindung telinga, dibedakan menjadi ear plug (di daerah bising dengan tingkat kebisingan sampai 95 desibel) dan ear muff (di daerah bising dengan tingkat kebisingan lebih besar dari 95 desibel).
e. Pelindung pernafasan, dibedakan menjadi:
Masker kain, untuk daerah berdebu lebih dari 10 mikron
Masker dengan filter debu, untuk melindungi mulut dan hidung dari debu yang berukuran rata-rata 0,6 mikron sebanyak 98 %
Masker dengan filter debu dan gas, untuk melindungi mulut dan hidung dari debu, acid gas, uap orgnanik, fumes, asap dan kabut
[Type text]
Page 28
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self containing breathing apparatus), digunakan untuk melindungi mata, hidung dan mulut dari gas, uap, dan fumes
Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter), untuk melindungi , mata, hidung dan mulut dari uap, gas, dan fumes yang dapat menimbulkan gangguan pernafasan
Masker gas dengan udara bertekanan dibersihkan (supplied air respirator)
Masker gas dengan udara dari blower yang digerakkan dengan tangan (a hand operated blower)
f. Kerudung kepala (hood)
g. Kerudung kepala dengan alat pelindung pernafasan, digunakan di daerah kerja berdebu, terdapat gas/uap/fumes yang tidak lebih dari 1% volume atau 10 kali konsentrasi maksimum yang diizinkan
h. Kerudung kepala anti asam atau alkali
[Type text]
Page 29
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
i. Sarung tangan, dibedakan menjadi:
Sarung tangan kulit, digunakan apabila bekerja dengan benda yang panas
Sarung tangan asbes, digunakan apabila bekerja dengan benda yang panas
Sarung tangan katun, digunakan apabila bekerja dengan peralatan untuk oksigen
Sarung tangan karet, digunakan apabila bekerja dengan bahan kimia yang bahaya, korosif dan iritatif
Sarung
tangan
listrik,
digunakan
apabila
bekerja
dengan
kemungkinan terkena bahaya listrik
j. Sepatu pengaman, jenisnya:
Sepatu keselamatan (safety shoes), digunakan untuk melindungi kaki dari benda tajam, keras, luka bakar karena bahan kimia korosif, tertembus benda tajam, dan untuk menjaga agar seseorang tidak terjatuh atau terpeleset oleh air maupun minyak
Sepatu karet, digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan kimia yang berbahaya
Sepatu listrik, digunakan bila di mungkinkan ada bahaya listrik di tempat kerja
[Type text]
Page 30
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
k. Baju pelindung, jenisnya:
Baju pelindung tahan asam atau alkali (warna kuning), digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh dari percikan bahan kimia yang berbahaya baik asam maupun basa
Baju pelindung yang tahan terhadap percikan pasir, digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh terhadap percikan pasir pada saat membersihkan logam dengan semprotan pasir
2.9.6 Organisasi K-3 PT.Petrokimia Gresik KEPALA KOMPARTEMEN TEKNOLOGI
KEPALA BIRO LINGKUNGAN DAN K-3
KEPALA PENGENDALIAN LINGKUNGAN KEPALA BAGIAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN KEPALA BAGIAN K-3 KEPALA BAGIAN PEMADAM KEBAKARAN STAF MADYA LINGKUNGAN DAN K-3 STAF MADYA
Gambar 2. Struktur Orgnisasi K-3 [Type text]
Page 31
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Organisasi K-3 struktural dibentuk agar dapat menjamin penerapan K3 di PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan UU No. 1/1970 serta peraturan K3 lainnya dan penerapan K-3 dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga tercapai kondisi yang aman, nyaman, dan produktif.
Organisasi non struktural terdiri atas: a. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja (P2K3), dibentuk sebagai pemenuhan Bab VI pasal 10 UU No. 1/1970 b. Sub Panitia Pembina Keselamatan Kerja (SP2K3), adalah organisasi yang dibentuk di Unit Kerja untuk menangani aspek K-3 secara teknis di Unit Kerja Kompartemen c. Safety
Representative,
dibentuk
sebagai
usaha
mempercepat
pembudayaan K-3 dan menjadi model K-3 di unit kerjanya.
Berikut ini merupakan bagan keberadaan bagian keselamatan kerja di dalam struktur organisasi PT. Petrokimia Gresik:
[Type text]
Page 32
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
DIREKTUR PRODUKSI
KOMPARTEMEN
DEPARTEMEN PRODUKSI I
DEPARTEMEN PRODUKSI II
BIRO PROSES DAN LABORATORIUM
DEPARTEMEN PRODUKSI III
KOORDINATOR KEPALA SHIFT
KOMPARTEMEN
DEPARTEMEN HARI I
STAF
DEPARTEMEN HARI II
DEPARTEMEN HARI III
DEPARTEMEN HARI IV
BIRO RIKSA DAN LABORATORIU M BAGIAN RIKSA BAGIAN RIKSA
BAGIAN
Gambar 3. Keberdaan Bagian Keselamatan Kerja di Dalam Struktur Organisasi
[Type text]
Page 33
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB III PROSES PRODUKSI UNIT II
3.1Unit Pupuk Sp-36
Asam fosfat
Mixer Unit/Sp-36
Asam sulfat
Phosphat Rock
Asam sulfat
Reaction unit
Curing unit
Granulalita s Unit
Udara panas Crushing Unit
Under size
Screenting Unit
Dryin g Unit
Over size Produk SP-36
Packin g unit
Coolin g Unit
Gambar 4. Blok Diagram Pabrik Pupuk Fosfat (TSP)
[Type text]
Page 34
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
a. Proses : “Tennese Valley Authority Process”.
b. Reaksi yang terjadi : TSP
: Ca3(PO4)2 + H3PO4 + 6H2O 3 CaHPO4.2H2O Ca3(PO4)2 + 4H3PO4 + 3H2O 3 Ca(H2PO4).2H2O
SP-36
: Ca3(PO)4 + 4H3PO4 + 3H2O 3 Ca(H2PO4).2H2O Ca3(PO4)2 + 2H2SO4 + H2O Ca(H2PO4).2H2O+CaSO4 Ca3(PO4)2 + H2SO4+2H2OCaSO4+2Ca(H2PO4).2H2O
c. Uraian proses : Asam sulfat 98,5% dengan kandungan 40% dari campuran asam direaksikan dengan asam fosfat 54% sebanyak 65% dari asam campuran dicampurkan kedalam mixer. Fosfat rock yang telah dihaluskan sampai 20 mesh di dalam grinder, dicampurkan atau direaksikan dalam reaktor dengan campuran asam.
Produk yang diperoleh adalah SP-36. Produk ini kemudian dialirkan kedalam granulator untuk pembutiran. Butiran pupuk fosfat atau SP-36 yang terbentuk dikeringkan dalam dryer dan selanjutnya dipisahkan dengan screen unit dengan ukuran tertentu (product size).
[Type text]
Page 35
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Butiran yang lolos karena terlalu halus (under size) dikembalikan lagi ke granulator untuk dilakukan pembutiran kembali agar sesuai dengan ukuran yang diharapkan. Sedangkan butiran yang terlalu besar (over size) dihancurkan terlebih dahulu didalam crushing unit dikembalikan ke granulator.
Dari screen unit, butiran yang telah memenuhi spesifikasi ukuran (product size) didinginkan di dalam cooling unit dan dikirim ke bagian pengantongan. Sedangkan untuk pupuk TSP, prosesnya sama, hanya asam yang digunakan adalah H3PO4.
3.2 Unit Produksi Phonska
Gambar 5. Proses Produksi Pupuk Phonska [Type text]
Page 36
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
a. Spesifikasi produk : 1) Kandungan unsur hara Kadar N
: min 15,00%
Kadar P2O5
: min 15,00%
Kadar K2O
: min 15,00%
2) Kadar air
: max 1,00%
3) Bentuk
: butiran
4) Warna
: merah muda
b. Kapasitas produksi
: 300.000 ton/thn
c. Teknologi proses
: INCRO S.A, Spain
d. Bahan baku utama
:
1) Amoniak
5) KCl
2) Asam sulfat
6) Dolomit
3) Asam fosfat
7) Filter
4) Za atau Urea
e. Produk yang dihasilkan : a. NPK 15-15-15
[Type text]
Page 37
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
f. Uraian proses : Bahan baku ZA atau Urea, KCl, Dolomit, dan Filter dicampur dengan recycle solid dalam Pug Mill dan akan terjadi proses pencampuran dan pregranulasi. Campuran dari Pug Mill kemudian dilakukan proses Granulasi dalam granulator bersama dengan slurry MAP/DAP dari pipa reaktor yang merupakan hasil reaksi antara amonia dengan larutan asam fosfat dari unit scrubbing.
Selanjutnya dilakukan proses pengeringan di dalam dryer untuk mengurangi kadar airnya. Produk dari dryer diayak dalam unit pengayakan untuk memisahkan produk on size, over size, dan under size. Produk under size dikembalikan bersama-sama dengan produk over size yang telah dihancurkan dalam crusher, sedangkan produk on size dikirim ke unit pengatur recycle.
Produk kemudian diayak lagi dalam polishing screen untuk menghilangkan produk under size. Setelah itu dilakukan proses pendinginan dalam fluid bed cooler dan dilanjutkan dengan proses pelapisan dalam cuater. Produk akhir dari cuater kemudian dikirim ke unit pengantongan. Gas dan debu dari semua peralatan diserap oleh unit scrubbing dengan media penyerap larutan asam fosfat. Larutan asam fosfat dari hasil penyerapan ini digunakan sebagai bahan pembentukan slurry MAP/DAP dalam pipa reaktor. [Type text]
Page 38
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
1. Rekasi yang terjadi adalah : a. Pada proses Granulasi Reaksi : NH3 + NH4H2PO4 (NH4)2HPO4
b.Pada proses Scrubbing Reaksi : 8NH3 + 2H2SiF6 + 2H2O (NH4)2SiF6 + 6NH4F + SiO2 2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4
c. Reaksi antara Amonia dengan Asam Fosfat Reaksi : NH3 + H3PO4 NH4H2PO4 + Q NH3 + NH4H2PO4 (NH4)2HPO4 + Q
2. Spesifikasi produk Phonska menurut SNI phonska N. 02-28032000 : a. N
: min 6% (ADBK)
b. P2O5
: min 6% (ADBK), larut sitrat 2%
c. K2O
: min 6% (ADBK).
d. Jumlah N, P2O5 dan K2O : min 30% e. H2O
[Type text]
: maks 2%
Page 39
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
3. Kegunaan dalam pertanian adalah : Senyawa fosfat dalam tanaman berperan dalam reaksi transfer dan penyimpanan energi, fosfor juga sebagai komponen pembentuk asam nukleat dalam sintesis protein, fosfor sangat berperan
dalam
proses
perkembangan
awal,
perakaran,
pembangunan, pembuahan dan pembentukan biji.
Unsur kalium dalam bentuk ion dalam cairan sel tanaman berperan dalam mengendalikan kekenyalan sel, membantu mekanisme transfer pati dan gula, berperan dalam sintesa protein dan mengaktifkan enzim-enzim, unsur hara kalium memacu pertumbuhan akar, batang tanaman sehat, kuat, tahan kekeringan, tahan penyakit, dan meningkatkan kualitas hasil.
[Type text]
Page 40
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB IV METODE ANALISIS
4.1ANALISIS PUPUK SP-36
4.1.1 Uji kadar P2O5 a. Prinsip : kadar P2O5 ditentukan secara kolorimetri. Ortofosfat yang terlarut direaksikan
dengan
amonium
molibdovanadat
membentuk
senyawa komplek molibdovandat asam fosfat berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 atau 440 nm.
b. Reaksi : Fosfat organik + HNO3 + HClO4 ortofosfat 2H3PO4 + (NH4)6Mo7O42.4H2O + NH4VO3 + 42 H+ {(NH4)3 PO4}2.12 MoO3.12 VO324H2O (kuning) + 42 (NH4)+
c. Pereaksi : 1) Asam nitrat (HNO3) p.a 2) Asam perklorat (HCl) p.a [Type text]
Page 41
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
3) Asam sitrat 20 % Melarutkan 20 gram asam sitrat (C6H8C7.H2O) kristal dalam 1 liter air suling.
4) Amonium molibdat (8 %) Melarutkan
80
gram
ammonium
molibdat
tetrahidrat
(NH4)6Mo7O24.4H2O dalam 1 liter air suling
5) Amonium vanadat (0,4 %) Melarutkan 4 gram amonium vanadat (NH4VO3) dengan 500 ml HclO4 p.a dalam 1 liter air suling
6) Standar fosfat P2O5 0,5 mg/ml Menimbang dengan teliti 0,9587 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) yang telah dikeringkan selam 2 jam pada 105°C. Kemudian melarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 liter hingga tanda batas.
7) Pereaksi molibdovanadat. Mencampurkan 1:1 bagian volume (M) dan satu bagian (V). dihomogenkan (pencampuran dilakukan pada saat akan dilakukan). [Type text]
Page 42
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
d. Peralatan : 1) Spektrofotometer 2) Kraser 3) Erlenmeyer 100 ml 4) Pipet gondok 5 ml 5) Pipet ukur 10 ml 6) Gelas piala 100,500 dan 1000 ml 7) Pengaduk magnet 8) Neraca analitik 9) Kertas saring Whatman 40 10) Pemanas e. Cara kerja : 1) Penyimpan larutan contoh a) Menimbang
dengan
teliti
1
gram
contoh
halus,
memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, melarutkan dengan 10 ml HCl p.a dan 5 ml HNO3 p.a, kemudian memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, mendinginkan, dan menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, mengaduk dengan stirer hingga homogen. Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam erlemeyer yang kering.
[Type text]
Page 43
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
b) P2O5 larut dalam asam sitrat 20 % Menimbang
dengan
teliti
1
gram
contoh
halus,
memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml. Menambahkan asam sitrat 20 %, lalu menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, mengaduk dengan stirer selama 5 menit. Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering.
c) P2O5 larut dalam air Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, menuang ke dalam labu ukur 500 ml. Menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, mengaduk dengan stirer selama 5 menit. Menyaring melalui kertas saring Whatman 40 ke dalam erlenmeyer yang kering.
2) Penetapan a) Memipet masing-masing 5 ml larutan contoh dan memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml b) Menambah 5 ml pereaksi amonium molibdovanadat, kemudian menambahkan dengan air suling hingga tanda batas dan kocok c) Melakukan pengerjaan larutan blanko, dengan meyiapkan labu ukur kosong dan menambahkan 10 ml larutan [Type text]
Page 44
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
molibdovanadat yang ditambahkan dengan air suling sampai tanda batas d) Membiarkan pengembangan warna selama 10 menit, lalu membaca intensitas warna pada spektrofotometer pada panjang gelombang 420 atau 440 nm. Mencatat pembacaan absorbansi dan konsentrasinya e) Menghitung kadar P2O5 dalam contoh
f. Perhitungan :
Kadar fosfor sebagai P2O5 = Keterangan : S
= mg P2O5 dari pembacaan kurva
P
= faktor pengenceran
W
= berat contoh (mg)
%
4.1.2 Uji Kadar Air (H2O)
a. Prinsip: kandungan air ditetapkan dengan pengeringan contoh pada 105°C. Pengurangan berat pada pemanasan dihitung sebagai kadar air.
[Type text]
Page 45
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
b. Reaksi
:-
c. Pereaksi
: -
d. Peralatan
:
SMK Negeri 3 Madiun
1) Neraca analitik 2) Botol timbangan 3) Oven 4) Desikator
e. Cara kerja
:
1)
Contoh ditumbuk sampai halus
2)
Menimbang teliti 2 gram contoh ke dalam botol timbang yang sudah diketahui beratnya
3)
Mengeringkan pada 105°C selama 2 jam, mendinginkan dalam desikator dan menimbang
f. Perhitungan : Kadar air, % =
x 100%
Keterangan : W1 = pengurangan berat sesudah pengeringan (gram) W2 = berat contoh (gram) [Type text]
Page 46
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
5.1 ANALISIS PUPUK NPK GRANULASI
5.2.1 Uji Kadar Nitrogen Total
a.
Prinsip
:
nitrogen dalam phonska didestruksi dengan asam sulfat dan amonia yang terbentuk didestilasi dalam larutan alkali. Destilasi ditampung dalam larutan asam sulfat dan kelebihan asam sulfat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida. Titik akhir titrasi tercapai bila warna lembayung dari indikator campuran merah metil-biru metilen berubah menjadi lembayung kehijauan.
b.
Reaksi
:
N organik + H2SO4 ⎯⎯⎯⎯⎯⎯ (NH4)2SO4
(NH4)2SO4 + 2NaOH(berlebih) ⎯⎯⎯⎯⎯ 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O 2NH3 + H2SO4 berlebih (merah ungu) ⎯ (NH4)2SO4 H2SO4 (kelebihan) + 2NaOH
c.
Pereaksi
Na2SO4 + 2N2O
:
1) H2SO4 pekat 2) H2SO4 0,5 N 3) NaOH 0,5 N [Type text]
Page 47
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Melarutkan 2 gram NaOH p.a dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml hingga tanda batas 4) NaOH 40 % untuk destilasi 5) Indikator fenolftalin (pp) 0,1 % dalam alkohol Melarutkan 10 gram fenolftalin dengan 600 ml etanol dalam labu ukur 1000 ml, kemudian menambahkan dengan air suling hingga tanda batas 6) Indikator campuran merah metil (MM) dan biru metilen (MB) : campuran dari 1 bagian volume merah metil 0,2 % dalam alkohol dan 1 bagian volume biru metilen 0,1 % dalam alkohol
d. Peralatan : 1) Labu Kjeldahl 2) Peralatan destilasi 3) Labu ukur 500 ml 4) Erlemeyer 5000 ml 5) Pipet volume 25 ml
e. Cara kerja : 1) Menimbang 0,5 gram contoh dan memasukkan ke dalam labu Kjeldahl 2) Menambahkan 10 ml H2SO4 pekat menggoyangkan agar tercampur rata, mendidihkan selama 15 menit [Type text]
Page 48
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
3) Setelah dingin, menambahkan indicator pp 5 tetes, dan air suling secukupnya 4) Memasang pada alat destilasi 5) Memasang erlenmeyer penampung destilat yang berisi 25 ml H2SO4 0,5 N dan 3 tetes indikator campuran merah metil-biru metilen (mix indicator). Ujung pendingin harus terendam larutan penampung 6) Melakukan destilasi larutan tersebut dalam suasana alkali dengan penambahan NaOH 40 % (sampai larutan berwarna merah) 7) Setelah destilasi selesai, menitrasi kelebihan H2SO4 dengan larutan NaOH 0,5 N hingga titik akhir titrasi tercapai, dan mencatat volume larutan NaOH 0,5 N yang dipakai
f. Perhitungan :
Kadar N Total = ( .
) ( .
)
100%
Keterangan :
[Type text]
N H2SO4
: 0,5232 N
N NaOH
: 0,5105 N
Ar N
: 14,008
Page 49
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
4.2.2
SMK Negeri 3 Madiun
Uji Kadar P2O5
a. Prinsip: Kadar P2O5 ditentukan secara kolometri.
Ortofosfat yang
terlarut
molibdovanadat
direaksikan
dengan
amonium
membentuk senyawa komplek molibdovanadat asam fosfat berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 atau 440 nm.
b. Reaksi : Fosfat organik + HNO3 + HCIO4 ortofosfat 2H3PO4 + (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3 + 42H {(NH4)3 PO4}2. 12MoO3.12 VO3.24H2O (kuning) + 42 (NH4)+
c. Pereaksi : 1) Asam nitrat (HNO3) p.a 2) Asam klorida (HCI) p.a 3) Asam sitrat 20 % Melarutkan 200 gram asam sitrat (C6H8C7.H2O) kristal dalam 1 liter air suling 4) Amonium molibdat (8 %)
[Type text]
Page 50
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
Melarutkan
80
gram
SMK Negeri 3 Madiun
amonium
molibdat
tetrahidat
(NH4)6Mo7O24.4H2O dalam 1iter l air suling 5) Amonium vanadat (0,4 %) Melarutkan 4 gram amonium vanadat (NH4VO3) dengan 500 ml HCl p.a dalam 1 liter air suling 6) Standar fosfat P2O5 0.5 mg/ml Menimbang dengan teliti 0,9587 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) yang telah dikeringkan selama 2 jam pada 1050C. kemudian melarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 liter hingga tanda batas 7) Pereaksi molibdovanadat Mencampurkan 1:1 bagian volume molibdat dan satu bagian vanadat, dihomogenkan (pencampuran dilakukan pada saat akan dilakukan)
d. Peralatan : 1) Spektrofotometer
6) Pengaduk magnet
2) Erlenmeyer 100 ml
7) Corong
3) Pipet gondok 5 ml
8) Neraca analitik
4) Pipet ukur 10 ml
9) Kertas saring
5) Gelas piala 100,
Whatman 40
500, dan 1000 ml
[Type text]
10) Pemanas
Page 51
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
e. Cara Kerja 1) Penyiapan larutan contoh a) P2O5 total (a) Menimbang
dengan
teliti
1
gram
contoh
halus,
memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, melarutkan dengan 10 ml HCl p.a dan 5 mL HNO3 p.a (b) Memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, mendinginkan, menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, dan mengaduk dengan stirer hingga homogen (c) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam erlenmeyer yang kering
b) P2O5 larut dalam asam sitrat 20 % (a) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, menambah sedikit demi sedikit asam sitrat 20 %, bilas hingga bersih. Menambahkan dengan air suling hingga tanda batas pada labu ukur 500 ml, dan mengaduk dengan stirer selama 15 menit (b) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering
[Type text]
Page 52
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 53
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
5.2.3 Uji Kadar Kalium (K2O)
a. Prinsip
:
logam kalium yang terlarut diukur pada spektrofotometer serapan atom b. Reaksi
: -
c. Pereaksi
:
1) Asam klorida, HC1 p.a 2) Asam nitrat, HNO3 p.a 3) Larutan supresor Melarutkan
1,0048
gram
CsCl
(Sesium
Klorida)
dan
mengencerkan dengan air suling hingga 1 liter. 4) Larutan baku kalium, mg/l Melarutkan KC1 p.a dengan air suling sesuai kebutuhan.
d. Peralatan : 1) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) 2) Hollow Cathode Lamp Kalium 3) Labu ukur 100 dan 250 ml 4) Pipet gondok 2, 5, 10 ml 5) Pipet ukur 5 ml
[Type text]
Page 54
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 55
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
5.2.4 Uji Kadar Air (H2O)
a.
Prinsip
:
Mendeskripsikan contoh ke dalam metanol kemudian menitrasi dengan pereaksi Karl Fisher yang telah diketahui ekivalen airnya
b.
Reaksi : Karl Fisher (piridin) SO2 + I2 + H2O + 3 C5H5N HI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO + CH3OH C5H5N.SO4.CH3
c. Pereaksi : 1) Larutan KF A (dietanol amin, metil alkohol, dan SO2) 2) Larutan KF B (metanol) 3) Air suling
d. Peralatan 1) Neraca analitik 2) Karl Fisher 3) Botol timbang
[Type text]
Page 56
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
e. Cara Kerja : 1) Memipet 50 ml metanol dan memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator (ujung elektrode terendam) 2) Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air 3) Menimbang 0,2 gram asam oksalat, memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator, meneruskan titrasi sampai titik akhir tercapai 4) Menghitung angka ekivalen air dari pereaksi Karl Fisher (Faktor) pereaksi
5) Perhitungan :
F=
Keterangan: Mr Asam oksalat : 132
Mr 2H2O
: 36
6) Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air 7) Menimbang dengan teliti 2-3 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas reaksi titrator aduk sampai homogen 8) Titrasi dengan larutan Karl Fisher sampai titik tercapai dan dicatat volume titran f. Perhitungan :
Kadar H2O (%) =
[Type text]
x 100%
Page 57
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
4.3ANALISIS PUPUK PHONSKA
4.3.1 Uji Kadar Nitrogen Total
a. Prinsip: nitrogen dalam phonska didestruksi dengan asam sulfat dan amonia yang terbentuk didetilasi dalam larutan alkali. Destilasi ditampung dalam larutan asam sulfat dan kelebihan asam sulfat dititrasi dengan larutan natrium hidroksida. Titik akhir titrasi tercapai bila warna lembayung dari indikator campuran merah metil-biru metilen berubah menjadi lembayung kehijauan.
b. Reaksi
:
N organik + H2SO4 ⎯⎯⎯⎯⎯⎯ (NH4)2SO4
(NH4)2SO4 + 2NaOH(berlebih) ⎯⎯⎯⎯⎯ 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O 2NH3 + H2SO4 berlebih (merah ungu) ⎯ (NH4)2SO4 H2SO4 (kelebihan) + 2NaOH
c. Pereaksi
Na2SO4 + 2N2O
:
1) H2SO4 pekat 2) H2SO4 0,5 N 3) NaOH 0,5 N [Type text]
Page 58
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Melarutkan 2 g NaOH p.a dengan air suling dalam labu ukur 1000 ml hingga tanda batas 4) NaOH 40% untuk destilasi 5) Indikator fenolftalin (pp) 0,1 % dalam alkohol Melarutkan 10 gram fenolftalin dengan 600 ml etanol dalam labu ukur 1000 ml. kemudian menambahkan dengan air suling hingga tanda batas 6) Indikator campuran merah metil (MM) dan biru metilen (MB) : campuran dari 1 bagian volume merah metil 0,2 % dalam alkohol dan 1 bagian volume biru metilen 0,1 % dalam alkohol
d. Peralatan : 1) Labu Kjeldahl 2) Peralatan destilasi 3) Labu ukur 500 ml 4) Erlemeyer 5000 ml 5) Pipet volume 25 ml
e. Cara kerja : 1) Menimbang 0,5 gram contoh dan memasukkan ke dalam labu Kjeldahl
[Type text]
Page 59
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
2) Menambahkan 10 ml H2SO4 pekat menggoyangkan agar tercampur rata, mendidihkan selama 15 menit 3) Setelah dingin, menambahkan indikator pp 5 tetes, dan air suling secukupnya 4) Memasang pada alat destilasi 5) Memasang erlenmeyer penampung destilat yang berisi 25 ml H2SO4 0,5 N dan 3 tetes indikator campuran merah metil-biru metilen (mix indicator). Ujung pendingin harus terendam larutan penampung 6) Melakukan destilasi larutan tersebut dalam suasana alkali dengan penambahan NaOH 40 % (sampai larutan berwarna merah) 7) Setelah destilasi selesai, menitrasi kelebihan H2SO4 dengan larutan NaOH 0,5 N hingga titik akhir titrasi tercapai, dan mencatat volume larutan NaOH 0,5 N yang dipakai
f. Perhitungan : Kadar N Total=
( .
) ( .
)
100%
Keterangan :
[Type text]
N H2SO4
: 0,5232 N
N NaOH
: 0,5105 N
Ar N
: 14,008 Page 60
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
4.3.2 Uji Kadar P2O5
a. Prinsip: Kadar P2O5 ditentukan secara kolometri. Ortofosfat yang terlarut
direaksikan
dengan
amonium
molibdovanadat
membentuk senyawa komplek molibdovanadat asam fosfat berwarna kuning. Intensitas warna kuning yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 420 atau 440 nm.
b. Reaksi : Fosfat organik + HNO3 + HCIO4 ortofosfat 2H3PO4 + (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3 + 42H {(NH4)3 PO4}2. 12MoO3.12 VO3.24H2O (kuning) + 42 (NH4)+
c. Pereaksi : 1)
Asam nitrat (HNO3) p.a
2)
Asam klorida (HCI) p.a
3)
Asam sitrat 20 %
Melarutkan 200 gram asam sitrat (C6H8C7.H2O) kristal dalam 1 liter air suling
[Type text]
Page 61
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
4) Amonium molibdat (8 %) Melarutkan
80
gram
amonium
molibdat
tetrahidat
(NH4)6Mo7O24.4H2O dalam 1 liter air suling 5) Amonium vanadat (0,4 %) Melarutkan 4 gram amonium vanadat (NH4VO3) dengan 500 ml HCl p.a dalam 1 liter air suling 6) Standar fosfat P2O5 0,5 mg/ml Menimbang dengan teliti 0,9587 gram kalium dihidrogen fosfat (KH2PO4) yang telah dikeringkan selama 2 jam pada 1050C. kemudian melarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1 liter hingga tanda batas 7) Pereaksi molibdovanadat Mencampurkan 1:1 bagian volume molibdat dan satu bagian vanadat, dihomogenkan (pencampuran dilakukan pada saat akan dilakukan)
d.
Peralatan : 1) Spektrofotometer
6) Pengaduk magnet
2) Erlenmeyer 100 ml
7) Corong
3) Pipet gondok 5 ml
8) Neraca analitik
4) Pipet ukur 10 ml
9) Kertas saring
5) Gelas piala 100, 500, dan 1000 ml [Type text]
Whatman 40 10) Pemanas Page 62
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
e.
SMK Negeri 3 Madiun
Cara Kerja 1) Penyiapan larutan contoh a.
P2O5 total (1) Menimbang
dengan
teliti
1
gram
contoh
halus,
memasukkan ke dalam labu ukur 500 ml, melarutkan dengan 10 ml HCl p.a dan 5 mL HNO3 p.a (2) Memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit, mendinginkan, menambahkan dengan air suling hingga tanda batas, dan mengaduk dengan stirer hingga homogen (3) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam erlenmeyer yang kering
b. P2O5 larut dalam asam sitrat 20 % (1) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus, menambah sedikit demi sedikit asam sitrat 20 %, bilas hingga bersih. Menambahkan dengan air suling hingga tanda batas pada labu ukur 500 ml, dan mengaduk dengan stirer selama 15 menit (2) Menyaring dengan kertas saring Whatman 40 ke dalam tempat yang kering 2) Penetapan a.
Memipet masing-masing 5 ml larutan contoh dan memasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
[Type text]
Page 63
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 64
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
c. Peraksi : (1) Asam klorida (HC1) p.a (2) Asam nitrat, (HNO3) p.a (3) Larutan supresor Melarutkan
1,0048
gram
CsCl
(Sesium
Klorida)
dan
mengencerkan dengan air suling hingga 1 liter. (4) Larutan baku kalium, mg/l Melarutkan KC1 p.a dengan air suling sesuai kebutuhan.
d. Peralatan : (1) Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) (2) Hollow Cathode Lamp Kalium (3) Labu ukur 100 dan 250 ml (4) Pipet gondok 2, 5, dan 10 ml (5) Pipet ukur 5 ml
e. Cara kerja : (1) Menimbang dengan teliti 1 gram contoh halus dan memasukkan dalam labu ukur 500 ml (2) Menambahkan 10 ml HC1 p.a dan 5 ml HNO3 p.a, memanaskan hingga timbul asap putih selama 5 menit (3) Mendinginkan dan menambahkan dengan air suling sampai tanda batas, mengaduk dengan stirer [Type text]
Page 65
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 66
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
b. Reaksi
SMK Negeri 3 Madiun
:
Karl Fisher (piridin) SO2 + I2 + H2O + 3 C5H5N HI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO + CH3OH C5H5N.SO4.CH3
c. Pereaksi : (1)
Larutan KF A (dietanol amin, metil alkohol, dan SO2)
(2)
Larutan KF B (metanol)
(3)
Air suling
d. Peralatan
:
(1)
Neraca analitik
(2)
Karl Fisher
(3)
Botol timbang
e. Cara Kerja (1)
:
Memipet 50 ml metanol dan memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator (ujung elektroda terendam)
(2)
Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air
[Type text]
Page 67
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
(3)
SMK Negeri 3 Madiun
Menimbang 0,2 gram asam oksalat, memasukkan ke dalam gelas reaksi titrator, meneruskan titrasi sampai titik akhir tercapai
(4)
Menghitung angka ekuivalen air dari pereaksi Karl Fisher (Faktor) pereaksi Perhitungan :
F=
Keterangan Mr Asam oksalat : 132 Mr 2H2O (5)
: 36
Menitar dengan larutan Karl Fisher sampai titik akhir tercapai, pelarut bebas air
(6)
Menimbang dengan teliti 2-3 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas reaksi titrator aduk sampai homogen
(7)
Titrasi dengan larutan Karl Fisher sampai titik tercapai dan dicatat volume titran
f. Perhitungan : Kadar H2O (%) =
[Type text]
x 100%
Page 68
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
4.3.5 Uji Mol Rasio (MR)
a. Prinsip
:
Membandingkan jumlah mol dari NH3 dan H3PO4 yang terkandung dalam pupuk dengan melihat range pH yang telah diketahui.
b. Pereaksi
:
(1) H2SO4 0,5 N (2) NaOH 0,5 N
c. Peralatan
:
(1) Buret (2) Magnetic stirrer (3) Gelas beker (4) pH meter
d. Cara Kerja
:
(1) Larutan sampel diukur pH nya (2) Jika pH < 4,4 maka dititrasi dengan NaOH hingga pH mencapai 4,4, teruskan titrasi dengan NaOH hingga pH 8,2, catat volume titran yang dipakai [Type text]
Page 69
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
(3) Jika pH > 4,4 maka dititrasi dengan H2SO4 hingga pH mencapai 8,2, teruskan titrasi dengan NaOH hingga pH 4,4, catat volume titran yang dipakai
e. Perhitungan
:
Jika pH awal < 4,4: 1 − (V. Titran I/V. Titran II) 1 – (3,6/4,5) = 0,2 Jika pH awal > 4,4 maka: 2 − (V. Titran I/V. Titran II) 2 – (8,5/9,6) = 1,12
[Type text]
Page 70
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB V HASIL ANALISIS DAN PERHITUNGAN
5.1Hasil Analisis Pupuk Sp-36
Berikut ini diberikan tabel 1 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar air pupuk Superphospat-36
% W (gr)
W1 (gr)
W2 (gr)
W3 (gr)
W4 (gr) Air
2,0016
53,4454
55,447
53,3751
0,1609
3,59
1,9498
42,8102
44,76
44,6099
0,1501
7,7
Tabel 1. Hasil Perhitungan dan Penentuan Kadar H2O pada Pupuk Superfosfat 36 (SP-36)
Keterangan : W
= berat contoh sebelum pengeringan (gram)
W1
= botol timbang kosong (gram)
[Type text]
Page 71
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
W2
= botol timbang kosong + contoh sebelum pengeringan (gram)
W3
= botol timbang kosong + contoh setelah pengeringan (gram)
W4
= berat contoh setelah pengeringan (gram)
Perhitungan : 100%
Kadar air = =
(
,
= 3,59 %
,
,
)
5.2Hasil Analisis Pupuk NPK Granulasi
5.2.1 Hasil Analisa Kadar Nitrogen Berikut ini diberikan tabel 2 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar nitrogen pada pupuk NPK Granulasi.
[Type text]
Page 72
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Kadar Nitrogen Berat contoh
V. titran
H2O
(mg)
(ml)
(%)
(%)
Sampel
ADBB
ADBK
G1
511,2
14,5
1,34
15,55
15,76
G2
510,6
13,5
0,85
16,97
17,16
G3
518,1
14,3
1,24
15,62
15,82
G4
506,6
15,75
1,35
13,93
14,12
Tabel 2. Hasil Perhitungan dan Penentuan Kadar N pada pupuk NPK Granulasi
Kadar N Total =
( .
Kadar N Total =
(
) ( . ,
) (
,
,
,
) )
14
100%
100%
= 15,55 % Keterangan :
[Type text]
N H2SO4
: 0,5232 N
N NaOH
: 0,5105 N
Ar N
: 14,008
Page 73
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 74
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Berikut adalah kurva standar P2O5
Absorbansi Standar
Kurva Standar Fosfat 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 -0.1 0
y = 0.2428x - 0.0011 R² = 0.9997
Kurva Standar Fosfat Linear (Kurva Standar Fosfat)
1 2 3 Konsentrasi Standar
4
Gambar 6. Kurva Standar P2O5
5.2.3 Hasil Analisis K2O Berikut ini diberikan tabel 4 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar K2O pada pupuk NPK Granulasi Berat contoh No
Abs
Konsentrasi
Kadar
standar
Standar (mg/ml)
P2O5 (%)
Abs contoh (mg)
G3
1014,7
0,2789
0,3143
0,18077
15,80
G4
1010,8
0,3199
0,3143
0,18077
18,20
Tabel 4. perhitungan dan penentuan kadar K2O pada pupuk NPK Granulasi. [Type text]
Page 75
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 76
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
5.3 Hasil Analisa Pupuk Phonska 5.3.1 Hasil Analisa Kadar Air
Berikut ini diberikan Tabel 5 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar air pupuk Phonska.
W (mg)
W (mg)
W2 (mg)
Vc (ml) Faktor
% Air
1,8406
11,8912
13,7318
3,4
5,39
1
1,9582
12,017
13,9752
3,4
5,39
0,94
Tabel 5 : Hasil perhitungan dan penentuan kadar air pupuk phonska
Keterangan : Vc
= volume titran pada titrasi contoh (ml)
f KF
= faktor Karl Fisher (mg H2O/ml)
W
= berat contoh (gram)
Perhitungan : Kadar air, % = =
x 100 % ,
,
,
x 100%
= 1,00%
[Type text]
Page 77
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
5.3.2 Hasil Analisa Kadar Nitrogen Total
Berikut ini Tabel 6 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar nitrogen pupuk Phonska.
Kadar Nitrogen Berat contoh
V. titran
H2O
(mg)
(ml)
(%)
(%)
Sampel
ADBB
ADBK
P1
712,3
10,3
1,32
15,37
15,58
P2
719,8
10,5
1,51
15,01
15,24
P3
745,5
9,25
0,95
15,70
15,85
P4
674,7
10,45
0,51
16,07
16,15
Tabel 6 : Hasil Pehitungan dan Penentuan Kadar Nitrogen Pupuk Phonska.
[Type text]
Page 78
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Perhitungan: Kadar N Total =
( .
Kadar N Total =
(
) ( .
,
) (
,
,
)
,
)
100%
14
100%
= 15,58 %
Keterangan : N H2SO4
: 0,5232 N
N NaOH
: 0,5105 N
Ar N
: 14,008
5.3.3 Hasil Analisa Kadar P2O5
Berikut ini diberikan Tabel 7 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan kadar P2O5 pupuk Phonska.
[Type text]
Page 79
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 80
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
[Type text]
SMK Negeri 3 Madiun
Page 81
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
5.3.5 Hasil Analisa MR (Mol Ratio)
Berikut ini diberikan Tabel 9 yang menunjukkan hasil perhitungan dan penentuan MR (Mol Rasio) pupuk Phonska.
Sampel
Perhitungan
V. Titran I (ml
V. Titran II (ml
Kadar
P1
pH
NaOH 0,5 N)
NaOH 0,5 N)
MR
R. 103
2,6
3,6
4,5
0,2
V. Titran I (ml
V. Titran II (ml
Kadar
NaOH 0,5 N)
H2SO4 0,5 N)
MR
8,5
9,6
1,12
Sampel pH P1 T 103
6
Tabel 9. Hasil dan Penentuan Mol Rasio Pada pupuk Phonska
Keterangan: Jika pH < 4,4 dititrasi dengan NaOH sampai pH 4,4 lalu dilanjutkan sampai pH 8,2 Jika pH > 4,4 dititrasi dengan NaOH lalu dengan H2SO4 Jika pH = 4,4 maka MR sama dengan 1 Jika pH = 8,2 maka MR sama dengan 2 [Type text]
Page 82
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Perhitungan: Jika pH awal < 4,4: 1 − (V. Titran I/V. Titran II) 1 – (3,6/4,5) = 0,2
Jika pH awal > 4,4 maka: 2− (V. Titran I/V. Titran II) 2– (8,5/9,6) = 1,12
[Type text]
Page 83
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB VI PEMBAHASAN
6.1Uji Kadar Nitrogen
Pada uji kadar nitrogen ini hanya untuk menguji pupuk Amonium Sulfat (ZA) dan pupuk Urea. Pada pengujian pupuk ZA ini diperlukan formaldehida 37 %. Penambahan formaldehida 37 % pada larutan sampel berfungsi untuk membebaskan asam sulfat karena asam yang dibebaskan setara dengan jumlah ammonium yang terikat dan dititrasi dengan larutan basa yang memakai indikator fenolftalin.
Dikarenakan larutan yang ditirasi dengan larutan basa yang memakai indikator fenolftalin. Dikarenakan larutan yang dititrasi merupakan asam kuat maka larutan larutan basa yang digunakan adalah NaOH 0,5 N. Selain itu, larutan NaOH mudah didapat dan harganya relatif murah.
(NH4)2SO4 + HCOH (formaldehida) H2SO4 + (CH2)6N4 (urothropine) H2SO4 + 2 NaOH
[Type text]
NaSO4 (merah muda) + 2H2O
Page 84
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Pada pupuk urea menggunakan cara destilasi. Sebelumnya sampel yang telah dilarutkan dengan air suling ditambahkan dengan H2SO4 pekat yang berfungsi untuk menghidrolisis nitrogen dalam larutan sampel.
Pada uji ini destilasi dilakukan menggunakan indikator pp sedangkan destilatnya berisi H2SO4 0,5 N dan indikator campuran merah metal-biru metilen (Mix). Destilasi ini dilakukan dalam suasana alkali dengan penambahan NaOH 40% hingga larutan berwarna merah.
Selanjutnya destilat ditampung dalam larutan asam sulfat dan kelebihan asam sulfat dititrasi dengan larutan NaOH hingga titik akhir tercapai yaitu adanya perubahan warna dari lembayung menjadi warna lembayung kehijauan. Adapun reaksi yang terjadi :
(NH4)2SO4 + 2NaOH ⎯⎯⎯⎯⎯ 2NH3 + NaSO4 + 2H2O merah
berlebih
2NH3 + H2SO4 berlebih (merah ungu) ⎯ (NH4)2SO4 H2SO4 (kelebihan) + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O hijau
[Type text]
Page 85
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
6.2 Uji Kadar Air
Uji kadar air pada pupuk SP-36 menggunakan cara pengeringan dalam oven dengan waktu tertentu. Pada pupuk Sp-36 menggunakan oven 105°C selama 1 jam. Sedangkan uji kadar air pada pupuk urea dan phonska menggunakan Karl Fisher karena urea dan phonska bersifat higroskopis.
Adapun prinsip dari Karl Fisher adalah mendispersikan contoh ke dalam metanol dan dititrasi dengan pereaksi Karl Fischer yang telah diketahui ekivalen airnya. Reaksi yang terjadi :
SO2 + I2 + H2O + 3C5H5N HI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO3 + CH3OH C5H5N.HSO4.CH3
7.1 UJI KADAR P2O5
Uji kadar P2O5 digunakan untuk menguji pupuk SP-36 dan phonska dikarenakan kedua pupuk tersebut mengandung unsur P. sampel yang telah dipersiapkan ditambah HCl dan HNO3 untuk menghasilkan ortofosfat, selanjutnya ditambah pereaksi amonium molibdovanadat membentuk senyawa kompleks molibdovanadat asam fosfat yang berwarna kuning.
[Type text]
Page 86
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Intensitas warna yang terbentuk diukur dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 420 nm/ 440 nm. Selain itu uji P2O5 dilakukan pula pada batuan fosfat dengan prinsip kerja yang sama.
Reaksi yang terjadi : Phosphat organik + HNO3 HCl ortofosfat 2H3PO4 + (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3 + 42H+ {(NH4)3 PO4}2.12MoO3.12 VO3.24H2O (kuning) + 42(NH4)+
7.2 UJI KADAR KALIUM
Uji kadar kalium hanya dilakukan pada pupuk Phonska. Adapun prinsip kerjanya sama dengan uji kadar P2O5 tetapi menggunakan larutan pereaksi yaitu larutan supersor yang berfungsi untuk mengurangi pengganggu terutama garam-garam Cl. Selanjutnya larutan yang terbentuk ditirasi dengan larutan KMnO4 0,1 N sehingga tercapai titik akhir sampai terbentuk larutan berwarna merah muda.
Reaksi yang terjadi : Fosfat organik + NHO3 + HclO4 ortofosfat 2H3PO4 + (NH4)6Mo7O24.4H2O + NH4VO3 + 42H+
[Type text]
Page 87
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
7.3
SMK Negeri 3 Madiun
UJI MOL RASIO (MR)
Mol Rasio adalah perbandingan mol NH3 dengan H3PO4 yang menyatu membentuk ikatan biasa disebut MAP atau DAP tergantung perbandingan bahan tersebut.
MAP (mono ammonium phospat) kandungan MR nya = 1 atau < 1, sehingga dalam penetapannya apabila diukur dengan pH meter = 4.4 atau kurang dari 4.4. DAP (diammonium phospat) kandungan MR nya = 2 atau < 2 > 1, sehingga dalam penetapannya apabila diukur dengan pH meter > 4,5 dan kurang dari 8,2
[Type text]
Page 88
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Di Laboratorium Pabrik II melakukan analisa kadar Nitrogen, Fosfat, dan Kalium pada pupuk phonska dan pupuk NPK Granulasi. Metode analisis yang digunakan sudah tepat, cepat, dan rata-rata menghasilkan data yang tidak jauh dari formulasi yang ditentukan. Jadi Laboratorium Pabrik II merupakan quality control dari produk yang dihasilkan sebelum dianalisa lebih lanjut di Laboratorium Uji Kimia (LUK).
8.2 Saran Pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di PT.Petrokimia Gresik penulis merasa pengetahuan tentang pengujian yang didapatkan pada Praktek Kerja Lapangan tersebut masih sangat minim jika dibandingkan dengan jumlah obyek pengujian yang cukup banyak terutama pada Laboratorium Produksi I, III, dan Lab.Uji Kimia. Hal ini disebabkan karena penempatan Praktek Kerja Lapangan hanya di satu tempat. Oleh karena itu penulis menyarankan agar tempat pelaksanaan Praktek Kerja [Type text]
Page 89
Laporan Prakerin Pada PT. Petrokimia
SMK Negeri 3 Madiun
Lapangan diperluas agar siswa dapat lebih banyak lagi mendapat pengetahuan terutama pada Laboratorium Produksi I, III, dan Lab. Uji Kimia. Alat alat praktikum, terutama alat gelas, seperti pipet ukur sebaiknya dilakukan pembaharuan, karena kondisinya kurang mendukung. Dan jika sudah digunakan, sebaiknya dirawat dengan baik agar tidak cepat rusak. Dalam melakukan analisa, disamping memperhatikan faktor time (dalam hal kecepatan), juga harus memperhatikan hal ketelitian, misal kaidah penggunaan alat yang benar agar hasil analisa yang diperoleh cukup akurat. Demi keselamatan kerja, sebaiknya menggunakan alat pengaman diri, seperti jas laboratorium, masker, dan sarung tangan dalam melakukan praktikum.
[Type text]
Page 90
View more...
Comments