LAPORAN PRAKTIKUM

May 15, 2019 | Author: qzhy | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download LAPORAN PRAKTIKUM...

Description

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maup maupun un hewa hewan. n. Pada Pada seba sebagi gian an besa besarr jari jaring ngan an tubu tubuh, h, prot protei einn meru merupa paka kann komponen terbesar setelah air. Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur  sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot rambut, membran sel, jantung, hati, dan ginjal (Sirajuddin, 2001). Semua Semua enzim enzim,, berbag berbagai ai hormon hormone, e, pengan penganngk ngkut ut zat-za zat-zatt gizi gizi dan dan darah, darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursorsebagian besar koensim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan (Almatsier,2001). Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang  berasal dari hewan disebut protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, susu, ikan, telur, beras, kacang, dan buah-buahan (Sirajuddin, 2010). Protein adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan  penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (Abdullah, 2009). Kebutuhan protein dari makanan berdasar pada kebutuhan asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh. Berbagai kebutuhan sudah dilakukan untuk menentukan kebutuhan normal manusia (Linder,1973). Latar belakang dari praktikum protein ini agar para praktikan mengetahui reaksi, sifat, dan identifikasi asam amino dalam protein. Maka dari penjelasan dilakukanlah percobaan terhadap protein ini. I.2

Tujuan Percobaan

I.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum percobaan ini adalah: 1) Mengetahui unsur-unsur utama penyusun penyusun protein. 2) Mengetah Mengetahui ui sifat fisikokimia fisikokimia dari dari protein. protein. 3) Mengetahui adanya molekul-molekul peptida dari dari protein. 4) Mengidentifikasi adanya asam amino amino dalam dalam protein 5) Mengetahui reaksi-reaksi reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi asam amino. 6) Mengetahui cara pemisahan pemisahan suatu asam asam amino. amino. I.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus percobaan ini adalah: 1) Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein. 2) Mengetahui daya kelarutan kelarutan protein terhadap pelarut pelarut tertentu. 3) Mengetah Mengetahui ui pengaruh larutan larutan garam garam alkali alkali dan garm divalent konsentrasi konsentrasi tinggi terhadap sifat kelarutan protein. 4) Meng Menget etah ahui ui peng pengar aruh uh loga logam m bera beratt dan dan asam asam orga organi nikk terh terhad adap ap sifa sifatt kelarutan protein. 5) Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dalam protein. 6) Membuktik Membuktikan an adanya asam amino tirosin, tirosin, triptofan, triptofan, atau fenilanin fenilanin yang terdapat dalam protein. 7) Mengiden Mengidentifika tifikasi si asam asam amino amino dengan dengan metode kromatografi kromatografi kertas secara kualitatif. I.3

Prinsip Pe Percobaan 1) Susunan Susunan Eleme Elementer nter Protein Protein

Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung sedikit belerang (S) dan fosfor (P). Dengan metode pembakaran atau  pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein yaitu C, H, O, dan N. 2) Uji Kelar Kelarutan utan Protein Protein

Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Daya larut protein berada di dalam air, asam dan basa. Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut.  Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter  atau kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mineral air yang melingkupi molekul-molekul protein. 3) Uji Pengendapan Pengendapan Protein dengan Garam

Pengaruh Pengaruh penambah penambahan an garam garam terhadap terhadap kelarutan kelarutan protein protein berbedaberbeda beda, tergantung pada konsentrasi-konsentrasi dan jumlah muatan ionnya dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan muatan ionnya, semakin efektif garam dalam mengendapkan mengendapkan protein Peri Perist stiw iwaa pemi pemisa saha hann atau atau peng pengen enda dapa pann prot protei einn oleh oleh gara garam m  berkonsentrasi tinggi disebut salting out. 4) Uji Pengendapan Pengendapan Protein Protein dengan Logam Logam dan Asam Organik 

Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asamasam asam orga organi nikk sepe sepert rtii asam asam pikr pikrat at,, asam asam trik triklo loro roas aset etat at,, dan dan asam asam sulfosalisilat. Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam   proit proitena enatt yang yang tidak tidak larut. larut. Kemudi Kemudian, an, protei proteinn dapat dapat pula pula menga mengalam lamii denaturasi irreversible dengan adanya logam-logam berat seperti Cu 2+, Hg2+, atau Pb 2+ sehingga mudah mengendap. 5) Uji Uji Biur Biuret et

Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi dengan dengan polipeptid polipeptidaa atau ikatan-ika ikatan-ikatan tan peptida peptida yang menyusun menyusun protein protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif  terhad terhadap ap senyaw senyawa-s a-seny enyawa awa yan yangg mengan mengandun dungg dua gug gugus us : -CH 2 NH  NH2, -CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH 2. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea. 6) Uji Uji Ninh Ninhidr idrin in

Semu Semuaa asam asam amin aminoo- beba bebass akan akan bere bereak aksi si deng dengan an ninh ninhid idri rinn (triketohidrinden hidrat) membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH 3 dan CO2. Disamping itu terbentuk senyawa kompleks berwarna biru, namun prolin dan hidroksipolin menghasilkan aeny aenyaw awaa berwa berwarn rnaa kuni kuning ng yang yang didu diduga ga dise diseba babk bkan an oleh oleh 2 mole moleku kull ninh ninhid idri rinn yang yang bere bereak aksi si deng dengan an NH 3 sete setela lahh asam asam amin aminoo ters terseb ebut ut dioksidasi. 

7) Uji Xantropr Xantroprotei otein n

Reaksi pada uji xantroprotein didasarkan pada nitrsi inti benzena yang terdap terdapat at pada pada moleku molekull protei protein. n. Jika Jika protei proteinn yan yangg mengan mengandun dungg cincin cincin  benzena (tirosin, triptofan, dan fenilanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentukdalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi jingga.

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan 1) Uji Susunan Elementer Protein

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, penjepit tabung, kertas lakmus, alat pemanas, cawan porselin, dan gelas obyek. Bahan yang digunakan adalah albumin telur, gelatin, larutan NaOH 10%, larutan Pbasetat 5%, dan larutan HCl pekat. 2) Uji Kelarutan Protein

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah albumin telur, gelatin, air suling (aquades), larutan HCl 10%, larutan NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform. 3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah albumin telur, larutan (NH 4)2SO4 jenuh, larutan NaCl 5%, larutan BaCl 2 5%, larutan CaCl2 5%, dan MgSO 4 5%. 4) Uji Pengendapan Protein dengan dengan Logam dan Asam Organik 

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah albumin telur, asam trikloroasetat (TCA) 10%, asam sulfosalisilat 5%, larutan HgCl 2 5%, larutan CuSO4 5%, dan larutan Pb-asetat 5%. 5) Uji Biuret

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah albumin telur 2%, gelatin 2%, glisin 2%, larutan NaOH 10%, dan larutan CuSO 4 0,2%. 6) Uji Ninhidrin

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, alat pemanas atau  penangas air, pengatur waktu, dan pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang digunakan adalah albumin 2%, gelatin 2%, kasein 0,5%, dan pereaksi ninhidrin 0,1%. 7) Uji Xantroprotein

Alat yang digunakan adalah alat pemanas, dan pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang digunakan albumin 2%, gelatin 2%, larutan HNO 3 pekat , dan larutan NaOH 10%. III.2 Prosedur Kerja 1) Uji Susunan Elementer Protein a)Uji Adanya Unsur C, H,dan O

letakkan gelas objek di atas cawan albumin telur albumin telur 1 mL

masukkan 1ml

panaskan

perhatikan adanya pengembunan, pengarangan,

letakkan gelas objek di atas cawan serbuk gelatin albumin telur 1 mL

masukkan 1ml

panaskan

perhatikan adanya pengembunan, pengarangan,

b)Uji adanya atom N

+ 1 ml albumin Panaskan dan NaOH 10%

Perhatikan bau ammonia uapnya uji kertas lakmus merah

Ulangi percobaan dengan serbuk gelatin c)Uji AdanyaAtom S

Terbentuknya bau ammonia menunjukkan adanya

1 ml albumin + dan NaOH 10%

Panaskan

+ 4 tetes larutan Pb-Asetat 5%

Larutan menghitam terbentuk PbS dan + 4 tetes HCl pekat Ulangi percobaan dengan serbuk gelatin

1) Uji Kelarutan Protein

Perhatikan bau khas Belerang

Alcohol HCL NaOH Kloroform Air suling 10% 40% 96%

Dikocok dgn kuat

+ 4 ml albumin telur

Amati sifat kelarutannya dan endapan yg terbentuk

Ulangi percobaan dengan menggunakan serbuk gelatin.

2) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

2,5 ml albumin telur 

+BaCl +NaCl +MgSO +CaCl + 2 5% 24 (NH5% ) SO 4 2 4  jenuh

Dikocok

Amati perubahan yang terjadi + larutan-larutan garam lagi secara berlebihan

3) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik 

Albumin

5 tabung reaksi bersih yang berisi 3 mL larutan albumin telur

 Tabung  Tabung Larutan 15 III asam berisi berisi trikloroasetat sulfosalisilat tetes albumin telur

2 4  Tabung Larutan Larutan 15 IV IIICuSo HgCl berisi tetes albumin telur

 Tabung Larutan 15 V berisi Pb-asetat tetes albumin telur

4) Uji Biuret

Tambahkan pada setiap tabung 2 ml NaOH 10% dan 6 tetes CuSO4 0,2%

Dikocok

Keempat tabung reaksi masing-masing di isikan larutan albumin, gelatin, kasein dan glisin sebanyak 4 ml.

Amati perubahan yang terjadi

5) Uji Ninhidrin

Di tambahkan 10 tetes pereaksi ninhidrin Panaskan selama 5 menit pada air  mendidih. Keempat tabung reaksi masing-masing di isikan larutan albumin, gelatin, dan kasein sebanyak 4 ml.

6) Uji Xantroprotein

Amati perubahan warna yang terjadi.

2 ml

2 ml

2 ml Perhatikan adanya endapan  putih yang terbentuk.

Panaskan selama 1 menit + 1 ml HNO3 pekat Tambahkan NaOH setetes

Amati terbentuknya warna kuning

demi setetes sampai terbentuk lapisan.

Dinginkan dibawah air kran

Perhatikan perubahan yang terjadi

BAB IV HASIL DAN PPEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Percobaan 1) Uji Susunan Elementer Protein a.Uji Adanya Unsur C, H dan O No.

Zat Uji

1 2

Albumin Gelatin

Hasil Pengamatan (+/-) Pengarangan Bau Rambut Pengembunan (C) Terbakar (N) (H & O)

+ +

+ +

+ +

b.Uji Adanya Atom N No.

Zat Uji

1

Albumin + 1 mL NaOH 10% + dipanaskan Gelatin + 1 mL NaOH 10% + dipanaskan

2

Hasil Pengamatan (+/-) Bau Amoniak  Kertas Lakmus (N) Merah (N)

+

+

+

+

c.Uji Adanya Atom S No.

Zat Uji

1

Albumin + 1 mL NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes PbAc + 4 tetes HCl pekat Gelatin + 1 mL NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes PbAc + 4 tetes HCl pekat

2

1) Uji Kelarutan Protein

Hasil Pengamatan (+/-) PbS Belerang (S)

+

+

-

-

Bahan

Albumin telur/gelatin Air suling HCL 10%  NaOH 40% Alkohol 96% Kloroform

Tabung 1

Tabung 2

Tabung 3

Tabung 4

Tabung 5

4 ml

4ml

4ml

4ml

4ml

2ml -

2ml -

2ml

-

-

-

-

-

2ml

-

-

-

-

-

2ml

Larut

Tidak larut

Larut dan terbentuk endapan

Tidak larut dan terbentuk

Kocok tabung dengan kuat Hasil albumin telur:

Larut

2) Uji Pengendapan Protein dengan Garam Bahan

Tabung 1

Tabung 2

Tabung

Tabung 4

Tabung 5

4 ml

4 ml

3

Albumin telur  NaCl 5%

4 ml 2 ml

4 ml

4 ml

-

-

-

-

BaCl2 5%

-

2 ml

-

-

-

CaCl2 5%

-

-

2 ml

-

-

-

-

-

MgSO4 5% Hasil gelatin: (NH4)2SO4 Larut/tidak Larut jenuh

Larut

-

Larut

-

Larut

-

Dikocok dengan Kuat Hasil:

Terbentuk Terbentuk sedikit sedikit endapan endapan

Putih keruh, sedikit

2 ml Larut Tidak larut dan 2 ml terbentuk endapan

Terbentuk Terbentuk sedikit endapan

endapan

endapan

3) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik  Bahan

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4

Tabung 5

Albumin telur 

3 ml

3 ml

3 ml

3 ml

3 ml

TCA 10%

15 tetes

-

-

-

-

-

15 tetes

-

-

-

CuSO4 5%

-

-

15 tetes

-

-

HgCl2 5%

-

-

-

15 tetes

-

Pb-Asetat 5%

-

-

-

-

15 tetes

Endapan  banyak

Endapan sedikit

Asam Sulfosalisilat 5%

Dikocok setiap tabung

Endapan  banyak

Hasil:

Endapan  banyak

Endapan  banyak

4) Uji Biuret

NO

ZAT UJI

HASIL UJI BIURET

POLIPEPTIDA (+/-)

1

Albumin 2 %

Ungu dan ada endapan

+

2

Gelatin 2 %

Ungu dan ada endapan

+

3

Kasein 0,5 %

Ungu dan ada endapan

+

4

Glisin 2 %

Biru dan ada endapan

-

5) Uji Ninhidrin

No.

Zat Uji

Hasil Uji Ninhidrin

Asam Amino Bebas (+/-)

1.

Albumin 2%

Ungu

+

2.

Gelatin 2%

Ungu Kecoklatan

+

3.

Kasein 0,5%

Bening

-

6) Uji Xantroprotein No.

Zat Uji

Hasil Uji

Tirosin/Triptofan/Fenilanin

Xantroprotein

(+/-)

1.

Albumin 2%

Kuning

+

2.

Gelatin 2%

Kuning

+

3.

Kasein 0,5%

Bening

-

IV.2 Pembahasan 1) Uji Susunan Elementer Protein a. Uji Adanya Unsur C, H dan O

Uji susunan elementer bertujuan untuk mengidentifikasi adanya unsurunsur penyusun protein. Seperti yang kita ketahui, bahwa semua jenis  protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen O, dan nitrogen (N). Adapula protein yang mengandung sedikit belerang dan fospor. Pada uji Elementer Protein khususnya pada uji adanya unsur C, H, dan O diperoleh hasil bahwa albumin dan serbuk gelatin, mengandung unsur-unsur protein yang disebutkan tadi. Hal ini terbukti dengan adanya   pengembunan (yang menunjukkan adanaya hydrogen dan oksigen) saat  pemanasan, terjadi pengarangan (menunjukkan adanya karbon), dan adanya  bau rambut terbakar yang tercium pada kedua bahan yang dipanaskan yang menunjukkan adanya nitrogen. b. Uji Adanya Atom N

Pada uji adanya atom N, albumindan gelatin memberikan hasil yang  positif dengan timbulnya bau amoniak dan positif terhadap uji kertas lakmus yang menandakan adanya atom N pada albumin dan gelatin. Bau amoniak yang timbul menunjukkan larutan tersebut mengandung amoniak sebab dalam rumus molekul amoniak yaitu NH 3 mengandung unsur N. c. Uji Adanya Atom S

Pada uji adanya atom S, albumin positif terhadap timbulnya bau khas  belerang dan terbentuknya PbS yang ditandai dengan terbentuknya warna hitam pada larutan, sedangkan gelatin memberikan hasil negatif terhadap adanya unsur belerang, sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur yang membedakan albumin dan gelatin adalah unsur belerang (S). Oleh karena itu  pada uji adanya atom S, gelatin tidak memberikan hasil positif terhadap adanya belerang tersebut karena gelatin tidak mengandung unsur belerang. 1) Uji Kelarutan Protein

Larutan HCL, larutan alcohol, Aquadest jika ditambahkan dengan 2ml albumin, kemudian dikocok → larut menggumpal, ini disebabkan molekul  protein, strukturnya tidak stabil, yang bisa dipengaruhi oleh beberapa factor  antara lain, medium pelarut, pH, radiasi, dll. Protein mempunyai kemampuan untuk larut pada bebrapa zat Karena pada dasarnya ia mempunyai sifat amoter ( bermuatan positif /negative ). Tapi larutan NaOH, Etanol jika ditambahkan larutan albumin → tidak larut disebabkan oleh karena gugus karboksilat pada asam-amino tidak melepas ion H+, karena NaOH merupakan pelarut lemak. Komposisi atau unsur-unsur yang ada dalam protein yaitu Karbon, Hidrogen, Oksigen, dan Nitrogen. Dari hasil percobaan uji kelarutan  protein yang telah dilakukan, bahwa ternyata semua protein itu tidak dapat larut dalam pelarut organic seperti kloroform karena diketahui bahwa  protein itu termasuk pelarut organic. Hal ini disebabkan karena komposisi

dan jenis asam amino yang terkandung dalam pelarut lemak itu berbeda beda. 2) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Hasil yang diperoleh pada uji pengendapan protein dengan garam ini yaitu pada tabung 1, 2, 3, 4 dan 5 terbentuk adanya endapan. Hanya pada tabung 5 yang berisi (NH 4)2SO4 jenuh yang terbentuk banyak endapan sedangkan pada keempat tabung lainnya yaitu NaCl , BaCl2, CaCl2 dan MgSO4 terbentuk sedikit endapan. Banyak atau sedikitnya endapan yang terbentuk dari hasil percobaan  pada tiap-tiap tabung, dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsentrasi dan  jumlah muatan ion garam yang digunakan untuk mengendapkan albumin tersebut. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ion garam, semakin efektif garam tersebut untuk mengendapkan protein atau albumin. 3) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik 

Pada percobaan ini, TCA, asam sulfolisilat, CuSO 4 dan HgCl2 yang direaksikan dengan albumin telur menghasilkan banyak endapan sedangkan   pada saat direaksikan dengan Pb-Asetat menghasilkan sedikit endapan. Sebagian protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam sulfosalisilat yang menyebabkan terbentuknya suatu garam protein yang tidak larut. Garam   protein ini berwarna putih dan melayang-layang pada larutan tersebut. Banyak sedikitnya endapan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya Ph larutan asam organik dan logam. 4) Uji Biuret

Pada uji biuret ini diperoleh hasil bahwa albumin, gelatin dan kasein ketika diuji dengan pereaksi biuret warnanya berubah menjadi ungu yang menunjukkan bahwa albumin, gelatin dan kasein mengandung molekul  peptida. Sedangkan glisin berwarna bening yang menunjukkan bahwa glisin tidak mengandung molekul peptida. Hal ini disebabkan karena albumin,

gelatin dan kasein membentuk ikatan peptida. Makin panjang suatu ikatan  peptida, maka warna ungu yang terbentuk semakin jelas dan semakin tua. Sedangkan glisin menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini disebabkan karena tidak ada ikatan peptida pada glisin. 5) Uji Ninhidrin

Asam amino- bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Pada percobaan uji ninhidrin, albumin 2% dan gelatin 2% membentuk warna ungu karena dapat bereaksi dengan pereaksi ninhidrin. Hal ini menandakan kedua zat uji tersebut mempunyai gugus asam amino  bebas. 

Sebaliknya, pada kasein tidak diperoleh indikasi tertentu atau adanya asam amino bebas, karena reaksi dengan ninhidrin tidak berwarna (bening sampai membentuk warna merah muda). 6) Uji Xantroprotein

Pada uji Xantroprotein ini diperoleh hasil bahwa albumin yang ditambahkan HNO3 akan menghasilkan endapan putihdan ketika dipanaskan akan berubah menjadi endapan kuning. Dan ketika ditambahkan NaOH terbentuk lapisan berwarna jingga. Ini menunjukkan bahwa albumin mengandung cincin benzena yakni tirosin, triptofan, dan fenilalanin. Sedangkan pada gelatin ketika ditambahkan HNO3 dan dipanaskan menunjukkan hasil yang tidak berubah yaitu tetap berwarna kuning bening, tetapi ketika ditambahkan NaOH larutan tersebut membentuk lapisan berwarna jingga. Berarti gelatin juga mengandung cincin benzena yakni tirosin, triptofan dan fenilalanin. Gelatin dengan penambahan HNO3 dan ketika dipanaskan tidak mengalami  perubahan disebabkan oleh salah satu unsur yang terkandung dalam albumin   berbeda dengan unsur yang terkandung di dalam gelatin sehingga memungkinkan reaksi yang berbeda.

Akan tetapi setelah ditambahkan NaOH 10% secara hati-hati melalui dinding tabung, keduanya membentuk lapisan cincin berwarna jingga. Terbentuknya cincin berwarna jingga disebabkan senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa (dalam hal ini penambahan NaOH), mengalami ionisasi pada reaksinya sehingga warna larutan pun berubah menjadi jingga. Sedangkan pada kasein yang ditambahkan HNO 3  pekat tidak terjadi   perubahan apa-apa. Jadi kasein tidak mengandung tirosin, triptofan dan fenilanin.

BAB V PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah : 1) Pada uji susunan elementer protein, albumin mengandung unsur C,

H, O, atom N, dan S sedangkan gelatin mengandung unsur C dan atom N tidak mengandung unsur H dan atom S. 2) Pada uji kelarutan protein, air suling, HCl, dan NaOH larut dengan albumin, sedangkan alkohol dan kloroform tidak larut. Air suling, HCl,  NaOH dan alkohol larut dalam gelatin sedangkan kloroform tidak larut. 3) Pada uji pengendapan protein dengan garam, penambahan albumin telur  dengan NaCI, BaCl 2, CaCl2, dan MgSO4 terbentuk sedikit endapan, sedangkan dengan (NH 4)2SO4 jenuh terbentuk banyak endapan. 4) Pada uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik, TCA, Asam sulfosalisilat, CuSO 4 dan HgCl2 ditambah albumin menunjukkan   banyak terbentuk endapan, sedangkan Pb-Asetat menunjukkan terbentuknya sedikit endapan.

5) Pada uji biuret, albumin,

gelatin dan kasein mengandung molekul peptida sedangkan glisin tidak mengandung molekul peptida. 6) Pada uji ninhidrin, albumin dan gelatin mengandung asam amino bebas, sedangkan kasein tidak mengandung asam amino bebas. 7) Pada uji xantroprotein, menunjukan albumin dan gelatin mengandung asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin. Sedangkan kasein tidak mengandung asam amino tirosin, triptofan dan fenilanin.

V.2 Saran 1) Untuk asisten

Asisten pada percobaan kali ini sudah baik dalam membimbing para  praktikan baik dalam laboratoriun maupun pembuatan laporan, harap lebih ditingkatkan lagi. 2) Untuk Laboratorium

Laboratorium sebaiknya lebih dilengkapi lagi sarana dan prasarananya agar dapat mendukung kelancaran praktikum. Laboratorium juga lebih diperluas lagi agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar. Karena luas laboratorium tidak sebanding dengan jumlah praktikan yang lumayan  banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Sirajuddin, Saifuddin. 2010.   Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Hasanuddin. Makassar. Almatsier, Sunita. 2001.  Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarata. Abdullah, Tegar. 2009. Asam Amino Esensial. http://mastegar.blogspot.com/2009/11/asam-amino-esensial.html. Diakses  pada tanggal 10 Juni 2010. Linder, Maria C. 1973.   Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. California State University: Fullerton, CA. Hadju, Veni. 2005.  Ilmu Gizi Dasar . Makassar: UNHAS FKM UI. 2007. Persada.

Gizi dan Kesehatan Masyarakat .

Jakarta: PT Raja Grafindo

Rismaka. 2009. http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan-asamamino.html. Diakses pada tanggal 12 juni 2010. Budiantao, Echo. 2009. http://echofissika.blogspot.com/2009/12/analisiskuantitatif-protein.html. Diakses pada tanggal 12 juni 2010.

LAMPIRAN Foto-foto Prosedur Kerja 1) Uji Susunan Elementer Protein a. Uji Adanya Unsur C, H dan O

b. Uji Adanya Atom N

c. Uji Adanya Atom S

1) Uji Kelarutan Protein

2) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

3) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik 

4) Uji Biuret

5) Uji Ninhidrin

6) Uji Xantroprotein

Tugas (buku penuntun) 1) Uji Susunan Elementer Protein

a. Pada percobaan unsur apa yang membedakan albumin dan gelatin? Jawab: N dan S  b. Sebutkan jenis asam amino yang mengandung unsur tersebut serta tunjukkan unsur kimianya! Jawab: Alanin CH2  CH  CO2H 

NH2 Sistenin CH2  CH  CO2H 

SH



NH2

c. Tuliskan reaksi terbentukya bau khas belerang pada uji adanya atom S! Jawab:

2H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (s) +2H2O (1)

2) Uji Kelarutan Protein

Meskipun protein termasuk senyawa organik, tetapi larut dalam pelarut lemak seperti eter atau klorofrom. Mengapa? Jawab: Karna protein memiliki rantai karbon yang panjang sehingga sifat asamnya semakin berkurang karna semakin sulit melepas proton dan menyebabkan kelarutannya makin kecil. Protein memiliki

kemampuan untuk menyerap lemak, oleh karna itu protein tidak dapat larut pada pelarut lemak.

3) Uji Pengendapan Protein Dengan Garam

a. Jelaskan mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi kelarutan protein menjadi berkurang sehingga dapat mengendap! Jawab: Karena semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya, semakin edektif garam mengendapkan protein.  b. Pada percobaan, manakah garam yang lebih efektif untuk mengendapkan  protein ? Mengapa? Jawab: BaCl2, karena meskipun berkonsentrasi dari semua zat uji yang digunakan sama tapi jumlah muatan ionnya berbeda dan hasil yang dapat diperoleh dapat diketahui bahwa BaCl 2 yang memiliki  paling banyak ion. c. Apa nama protein serum yang dapat diendapkan dengan penambahan ammonium sulfat jenuh? Jawab: Protein plasma, yang terbagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu fibrinogen, albumin dan globulin. a. Apa fungsi protein tersebut dalam darah dan di mana disintesis? Jawab: Berfungsi dalam trasport/pengikatan protein, pertahanan imun, dan pembekuaan darah. Protein plasma disintetis di hati. 4) Uji Pengendapan protein Dngan Logam DanAsam Organik 

a. Apa yang dimaksud denaturasi irreversible protein? Jelaskan! Jawab: Perubahan atau modifikasih pada struktur molekul protein yang  berjalan searah atau tidak bisa kembali lagi keadaan semula.

 b. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai antidotum pada keracunan logam-logam berat seperti Pb 2+ atau Hg2+ ? Jawab: Karena susu atau putih telur mampu mengendapkan logam-logam tersebut sehingga tidak dapat beredar lagi dalam tubuh melalui darah dan dapat dikeluarkan dari tubuh. c. Tuliskan struktur kimia asam sulfosalisilatdan TCA! Jawab: Sulfosalisilat

O ║ H S  O ║ O 



TCA

COOH

Cl Cl  C  CO2H Cl

5) Uji Biuret

a. Sebutkan perbedaan antara polipeptida dan protein! Jawab: Polipeptida merupakan monomer sedangkan protein merupakan  polimer.  b. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil negatif pada uji biuret? Jawab: Glisin, karena glisin merupakan asam amino bebas yang tidak mempunyai satu atom karbon asimetris. 6) Uji Ninhidrin

a. Sebutkan perbedaan antara Polipeptida dan protein!

Jawab: Polipeptida merupakan monomer sedangkan protein merupakan  polimer.  b. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil negatif pada uji  biuret? Jawab: Glisin, karena glisin merupakan asam amino bebas yang tidak mempunyai satu ataom karbon asimetris. c. Apakah reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino secara kuantatif? Jelaskan! Jawab: Ya, ninhidrin suatu aksidator sangat kuat yang dapat menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif asam -amino.  Ninhidrin yang tereduksi, kemudian bereaksi dengan amino yang lepas membentuk kompleks biru-ungu. Intensitas warna biruungu yang dihasilkan dalam keadaan baku merupakan dasar bagi tets kuantitatif yang sangat berguna untuk asam amino dan aminaamina yang bukan asam α -amino. a. Tuliskan struktur kimia asam amino prolin dan hidroksipolin? Jawab: Prolin CO2H  N Hidroksipolin OH 

 H  C  CH2

H2C CH  COOH N H 7) Uji Xantroprotein

a. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil positif terhadap uji Xantroprotein ? Mengapa? Jawab: Albumin, karna terbentuk cincin berwarna kuning pada  perbatasan antara albumin dan HNO 3 yang terionisasi.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF