Laporan Praktikum Tpp Sorbet

March 23, 2017 | Author: Kezia_Ch1102 | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Laporan Praktikum Tpp Sorbet...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN BUAH DAN SAYUR SORBET SARI BUAH MELON (Cucumis melo L.)

Oleh: Nama NRP No. Meja Kelompok Tanggal Praktikum Asisten

: Kezia Christianty Charismata : 123020158 : 1 (Satu) :F : 8 April 2015 : M. Chandra Andriansyah

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2015

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan. 1.1. Latar Belakang Buah adalah bagian tanaman yang merupakan hasil perkawinan dari putik dan benang sari. Pada umumnya bagian tanaman ini merupakan tempat biji. Dalam pengertian sehari-hari, buah juga diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai “pencuci buah”, misalnya jeruk (Muchtadi,1992). Sorbet adalah adonan cair yang dibekukan melalui mesin ice cream maker, terbuat dari bahan dasar sirop gula, anggur putih, liqueur, atau jenis buah-buahan dengan atau tanpa penambahan fresh cream yang bertekstur kasar, mirip butiran kristal. (Anonim, 2012). Sorbet merupakan es yang sangat jernih dan disajikan di dlaam gelas-gelas khusus. Sorbet disajikan untuk memberikan kesegaran atau untuk merangsang selera. Sorbet juga cocok untuk disajikan dengan salah satu jenis makanan yang dipanggang (Anonim, 2012). Sorbet dibuat dengan kadar sari buah yang tinggi dan kadar gula yang rendah. Dahulu sorbet sering disajikan sebagai hidangan penyegar anatara dua hidangan berat, namun sekarang juga disajikan sebagai hidangan penutup. Penggunaan gula pada sorbet memiliki viskositas 22oC Be dan menambahkan bahan-bahan lainnya. Beberapa contoh sorbet adalah Frambozen sorbet dan Vienna ice coffee. Tidak semua buah bisa dibuat sorbet. Hanya buah-buah dengan

kadar lemak rendah saja yang bisa dibuat sorbet. Buah yang umumnya dibuat sorbet adalah orange, lime, stroberi, mangga, sirsak, dan kiwi. Selain itu ada juga sayuran yang dibuat sorbet, seperti timun (Anonim, 2012). 1.2. Tujuan Percobaan Tujuan percobaan pembuatan sorbet adalah untuk mengetahui cara pembuatan

sorbet

sebagai

diversifikasi

pengolahan

buah-buahan

untuk

meningkatkan nilai ekonomis dan memperpanjang umur simpan . 1.3. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan sorbet adalah berdasarkan proses penghancuran sehingga menjadai sari buah dengan penambahan gula dan air yang berlebih kemudian dimasak terlebih dahulu lalu dilakukan proses homogenisasi dan pembekuan.

II BAHAN, ALAT DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan Percobaan yang Digunakan, (2) Alat Percobaan yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan. 2.1. Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan sorbet adalah sari buah melon, air, gula dan agar-agar. 2.2. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pembuatan sorbet adalah pisau, blender, saringan, timbangan, kompor, talenan, baskom, ice cream maker, lemari pendingin. 2.3. Metode Percobaan

Pencucian Pengupasan

Pemotongan

Penghancuran

Pengukuran Volume

Sari buah

Sorbet

Homogenisasi

Tempering

Pemasakan

Pencampuran

Gambar 1. Proses Pembuatan Sorbet

Melon

Trimming Air Bersih Gula Air

Pencucian

Air Kotor

Penghancuran

Pemasakan

Sari Buah

Larutan Gula

Pencampuran Pemasakan t= 10 Menit Pempering Homogenisasi Pembekuan T = 20C, t = 1 Jam Sorbet Melon

Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Sorbet Melon

III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai : (1) Hasil Percobaan Pembuatan Sorbet, (2) Pembahasan. 3.1. Hasil Percobaan Berdasarkan pengamatan terhadap pembuatan sorbet melon pada pengolahan buah dan sayur yang telah dilakukan maka diperoleh hasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Sorbet No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Analisa Nama Produk Basis Bahan Utama Bahan Tambahan Berat Produk % Overrun Organoleptik a. Warna b. Rasa c. Aroma d. Kenampakan e. Tekstur

8.

Gambar Produk

Hasil Pengamatan Sorbet 1000 gram Sari buah melon 37,83% Gula 14%, agar-agar 0,19%, air 47,98% 900 g 9,76 % Hijau muda Manis Khas melon Berkristal Menarik

(Sumber : Kelompok F, Meja 1, 2015). 3.2. Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan pembuatan hard candy didapatkan berat basis 1000 gram, berat produk 900 gram, % overrun 9,76 %. Hasil pengamatan secara organoleptik pada sorbet warna hijau muda, memiliki rasa manis, beraroma khas melon, tekstur berkristal dan kenampakannya menarik.

Sorbet adalah sejenis es yang tidak mengandung produk susu (non-dairy) dan biasanya terbuat dari sari buah-buahan yang sekaligus berfungsi sebagai pemberi rasa (flavouring agent). Sorbet dibuat dari campuran sukrosa, padatan sirup jagung, stabilizer, citric acid, dan air. Namun belakangan sorbet juga dapat dimodifikasi sesuai dengan selera masing-masing (Anonim, 2012). Percobaan pembuatan sorbet buah yang pertama adalah buah disortasi dengan tujuan membuang daging buah yang tidak dapat digunakan (buah apkir). Proses selanjutnya adalah trimming, bertujuan untuk menghilangkan bagian dari buah melon yang tidak terpakai. Setelah itu proses pencucian, bertujuan untuk membersihkan kotoran seperti tanah, batu atau benda-benda kecil yang menempel pada buah. Setelah itu proses penghancuran, bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya. Selanjutnya dilakukan proses pemasakan larutan gula sebelum dilakukan proses pencampuran antara bahan utama dengan bahan tambahan lainnya. Setelah proses pemasakan larutan gula, kemudian dilakukan proses pencampuran antara larutan gula dengan sari buah. Setelah proses pencampuran, kemudian dilakukan pemasakan selama 10 menit. Selanjutnya dilakukan proses tempering dan homogenisasi agar semua bahan tercampur rata. Selanjutnya dilakukan proses pembekuan di dalam freezer pada suhu 2oC dalam waktu 1 jam. Setelah dilakukan pembekuan kemudian bahan dimasukkan ke dalam mesin ice cream maker untuk dilakukan proses pembuatan sorbet. Setelah bahan mengkristal dan bertekstur seperti es krim, maka sorbet buah tersebuh siap untuk dikonsumsi.

Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fase cair ke fase padat. Kristalisasi umumnya merupakan proses tiga tahap, yang terdiri atas nukleasi (pembentukan nukleat), propagasi (pertumbuhan kristal), dan pematangan (penyempurnaan kristal dan/atau pertumbuhan lanjutan) (Anonim, 2012). Nukleasi adalah proses yang mendahului kristalisasi. Nukleasi merupakan hasil dari status metastabil yang terjadi setelah supersaturasi akibat dari pemisahan zat pelarut atau penurunan suhu larutan. Nukleasi dapat terjadi secara homogen ataupun heterogen. Nukleasi heterogen lebih cenderung terjadi pada bahan pangan akibat dari keberadaan zat lain (impurities). Proses nukleasi homogen dan heterogen dianggap sebagai mekanisme nukleasi primer, dalam hal ini pusat kristal dari zat yang sedang mengalami kristalisasi tidak terdapat pada system yang bernukleasi (Anonim, 2012). Langkah

selanjutnya

dari

nukleasi

adalah

pertumbuhan

Kristal

(propagasi). Kristal dapat bertumbuh jika molekul-molekul dapat berdifusi ke permukaan nucleus yang sedang bertumbuh tersebut. Laju proses pertumbuhan ini sangat sensitive terhadap tingkat super-jenuh dan super dingin, suhu, dan keberadaan zat asing. Pengaruh keberadaan zat asing sangat penting terhadap laju kristalisasi secara keseluruhan dalam bahan pangan (Anonim, 2012). Es krim merupakan campuran dari bahan krim, susu, gula, flavouring, dan emulsifier yang dibekukan. Tekstur yang halus pada ek krim disebabkan karena lemak dan udara yang terperangkap di dalam campuran (overrun) (Anjarasi, 2010).

Menurut Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Perbedaan utama dari sorbet, es krim, dan velva yaitu terletak pada kandungan lemak susunya (Anjarsari, 2010). Pembuatan es krim dengan cara tradisional yaitu dengan cara suhu dikurangi dengan menaruh campuran es krim ke sebuah wadah, dimasukkan ke dalam campuran es pecah dan garam. Garam membuat air cair dapat berada di bawah titik beku air murni, membuat wadah tersebut mendapat sentuhan merata dengan air dan es tersebut. Bahan yang turut menyusun frozen dessert adalah gula, dan penstabil. Jenis gula yang sering dipakai adalah sukrosa, berfungsi memperbaiki tekstur, meningkatkan kekentalan, dan memberi rasa manis. Bahan penstabil berfungsi menjaga air di dalam produk tidak membeku dan mengurangi kristalisasi es (Anonim, 2012). Bahan penstabil yang umum digunakan dalam pembuatan frozen dessert adalah CMC (carboxymethyl cellulose), gelatin, karagenan, gum arab dan pektin (Astawan, 2006). Emulsi dibentuk dan distabilkan dengan bantuan bahan pengurang tegangan yang sesuai, biasa disebut sebagai emulsifier. Dalam suatu system yang tidak dapat bercampur seperti air atau minyak, emulsifier terletak pada antar muka, dimana emulsifier mengurangi besarnya tegangan antar muka. Dengan

demikian, dalam konsentrasi emulsifier memfasilitasi distribusi yang baik dari suatu fase di dalam fase yang lain (Belitz et al. 2009). Emulsi biasanya digunakan bersamaan dengan stabilizer, tetapi fungsinya berbeda dengan stabilizer. Fungsinya untuk memperbaiki kualitas whipping pada proses mix, memproduksi es krim kering, menghaluskan bentuk dan tekstur pada produk akhir, mengontrol produk selama pembekuan dan pengemasan (Anonim, 2012). Stabilizer adalah bahan yang jika didispersikan dalam fase cair mengikat molekul air dalam jumlah besar. Dalam hal ini disebut hidrasi dan berarti stabilizer membentuk jaringan yang mencegah molekul air yang bergerak bebas. Ada dua tipe stabilizer, protein dan karbohidrat. Golongan protein termasuk gelatin, kasein, albumin, dan globulin. Golongan karbohidrat termasuk marine colloids, hemiselulosa, dan senyawa selulosa yang terdispersi (Bylunel, 1995). Tujuan dari penggunaan stabilizer adalah menghasilkan tekstur yang lembut, mengurangi pertumbuhan kristal laktosa dan kristal es selama penyimpanan, ketahanan dalam kelelehan, membentuk keseragaman pada produk, dan meningkatkan viskositas (Anonim, 2012). Es krim yang menggunakan stabilizer memiliki kristal es yang lebih kecil daripada es krim yang tidak menggunakan stabilizer baik sebelum maupun sesudah penyimpanan. Stabilizer dapat mengikat air dalam keadaan tidak membeku, sehingga stabilizer mampu mengurangi terbentuknya es (Anonim, 2012).

Asam sitrat (citric acid) merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristal atau serbuk putih. Asam sitrat ini mudah larut dalam air, spritus, dan ethanol, tidak berbau dan memiliki rasa yang sangat asam (Anonim, 2012). Di samping sebagai bahan pengawet asam juga dipergunakan untuk menambah rasa, untuk mengurangi rasa manis, memperbaiki sifat koloidal dari makanan yang mengandung pektin, memperbaiki tekstur dari jeli dan selai, membantu ekstraksi pektin dan pigmen dari buah-buahan dan sayur-sayuran, menaikkan efektivitas benzoat sebagai bahan pengawet dan lain-lainnya (Winarno, 1992). Penambahan asam bertujuan mengatur pH dan menghindari pengkristalan gula, pH optimum yang dikehendaki dalam pembuatan selai berkisar 3,10-3,46. Asam yang biasa digunakan dalam pembuatan selai adalah asam sitrat, asam tartat, dan asam malat. Penggunaan asam tidak mutlak, tetapi penambahannya dilakukan untuk menambah cita rasa dari makanan. Apabila terlalu asam akan 23 terjadi sineresis yakni keluarnya air dari gel sehingga kekentalan selai akan berkurang bahkan dapat sama sekali tidak terbentuk gel (Fachrudin, 2008). Asam sitrat adalah asam organik yang mempunyai rumus kimia C 6H8O7 dan merupakan asam trikarboksilat yang mempunyai rasa asam yang menyenangkan dan ditemukan dalam berbagai makanan yang berfungsi sebagai pemberi asam, mencegah kristalisasi gula, serta penjernih gel yang dihasilkan (Belitz et al. 2009).

Asam sitrat sering ditambahkan pada produk olahan dari buah dan sayursayuran guna menurunkan pH sampai di bawah 4,5 sehingga merupakan asidulan (zat pengasam) yang sering digunakan dalam makanan. Rasa asam timbul karena adanya ion H+ atau ion hidrogenium (H3O+) (Belitz et al, 2009). Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produkprtoduk makanan. Beberapa di antaranya yang biasa dijumpai termasuk selai, jeli, marmalade, sari bua pekat, sirup buah-buahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis, dan madu (Buckle, 1987). Banyaknya gula (sukrosa) yang ditambahkan tergantung pada kandungan pektin dan asamya. Semakin tinggi kandungan pektin pada buah semakin banyak gula yang harus ditambahkan dan makin kurang asamnya makin banyak gula yang dibutuhkan. Gula invert sangat berguna, karena kristalisasi sukrosa dalam substrat yang sangat kental dapat dihambat atau dicegah. Diperlukan suatu keseimbangan antara kadar sukrosa dan gula invert. Inversi sukrosa yang rendah dapat menghasilkan kristalisasi. Inversi yang tinggi akan menghasilkan granulasi dektrosa dalam gel. Jumlah gula invert yang ada harus lebih rendah dari jumlah sukrosa. Tampaknya rasio 40-60 adalah yang diinginkan. Oleh karena asiditas buah-buahan bervariasi dan kondisi pendidihan juga bervariasi maka pengaturan rasio gula invert sukrosa yang dikehendaki cukup sulit. Pengendalian asiditas, pH dan persyaratan pendidihan harus dilakukan. Kesulitan pengendalian rasio gula invert sukrosa ditemui pada buah-buahan yang memiliki kadar asam atau pektin rendah dimana

diperlukan pendidihan yang lebih lama. Dengan pengentalan hampa terjadi sedikit inversi sukrosa. Dalam hal ini sebagian sukrosa akan diubah menjadi gula prainvert. Pada umumnya gula invert yang tersedia di pasaran dibuat dari hidrolisis asam, walaupun hidrolisis dapat dilakukan dengan enzim invertase. Proses pembuatan selai melibatkan pendidihan buah untuk mengekstraksi pektin, untuk memperoleh hasil sari buah yang maksimum dan mengekstraksi substansi cita rasa karakteristik dari buah-buahan (Satuhu, 2003). Gula ditambahkan ke dalam sari buah baik dalam bentuk padat maupun cair. Sari buah dipanaskan dan diaduk selama tahap penambahan gula. Pendidihan merupakan tahap yang penting dalam pembuatan selai. Sari buah harus dikentalkan dengan cepat sampai pada titik kritis bagi pembentukan gel dari sistem pektin, gula, dan asam (Desrosier, 1988). Apabila gula ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling sedikit 40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (a w) dari bahan pangan berkurang (Buckle, 1987). Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Pembekuan yang baik biasanya dilakukan pada suhu Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu

-12 sampai -24 sampai

-24°C. -40°C

(Winarno, 1992). Pembekuan dapat mempertahankan rasa dan nilai gizi bahan pangan yang lebih baik daripada metoda lain, karena pengawetan dengan suhu rendah (pembekuan)

dapat menghambat aktivitas mikroba dan mencegah terjadinya

reaksi-reaksi kimia dan aktivitas enzim yang dapat merusak kandungan gizi bahanpangan. Walaupun pembekuan

dapat mereduksi jumlah mikroba yang

sangat nyata tetapi tidak dapat mensterilkan makanan dari mikroba (Anonim, 2012). Stabilizer berfungsi untuk emulsi, yaitu membentuk selaput yang berukuran mikro untuk mengikat molekul lemak, air dan udara. Dengan demikian air tidak akan mengkristal dan lemak tidak akan mengeras. Stabilizer juga bersifat mengentalkan adonan, sehingga selaput-selaput tidak bisa stabil. Kadanr stabilizer dalam es krim adalah 0,3% (Anonim, 2012). Overrun adalah jumlah peningkatan volume yang disebabkan karena masuknya udara kedalam es krim mix. Gelembung-gelembung udara yang terbentuk keberadaannya dapat dipertahankan karena diselubungi oleh lapisanlapisan globula lemak dalam sistem emulsi. Tanpa adanya overrun, maka es krim akan berbentuk gumpalan masa yang berat dan tidak menarik untuk dimakan. Overrun dapat dihasilkan karena pengocokan yang dilakukan ketika proses pembekuan berlangsung. Karena pengocokan udara dapat masuk dalam mix es krim sehingga meningkatkan volume adonan es krim. Overrun yang baik berkisar antara 60-100%. Es krim yang baik mempunyai overrun 80% dengan kadar lemak 12-14% (Anonim, 2012). CCP pembuatan sorbet terletak pada proses pemasakan selama 10 menit, pada proses pemasakan suhu harus 70oC-90oC agar pemasakan optimal dalam membunuh bakteri.

Ice cream maker adalah sebuah device yang dapat mengubah dan mendinginkan sebuah central canister, membolehkan custard misture didalam untuk membentuk sebuah es krim (Anonim, 2012). Terdapat tiga bagian utama dari ice cream maker. Sebuah eksternal drum terbuka sehingga sebuah canister untuk campuran ice cream dapat diletakkan di dalam. Sebuah central churn, didorong ke dalam drum, sehingga campuran akan di aduk. Biasanya canister akan menahan ice cream yang tersisa, sementara itu churn berorati di dalam, mendistribusikan porsi pendingin dari campuran, setelah proses tersebut, campuran akan menebal, dan berubah menjadi es krim (Anonim, 2012). Bedasarkan SNI 01-3713-1995 tentang syarat mutu es krim, dapat disimpulkan bahwa sorbet dihasilkan sesuai dengan standar SNI. Sorbet merupakan salah satu jenis frozen dessert

yang terbuat dari sari buah-buahan

segar. Sorbet banyak dipilih karena tidak mengandung lemak dan tidak menggunakan susu segar sebagai bahan utamanya. Bahkan untuk yang sedang berdiet juga terdapat sorbet yang tidak ditambahkan gula sama sekali dan digantikan dengan gula diet

(Anonim, 2012).

IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan pembuatan sorbet didapatkan berat basis 1000 gram, berat produk 900 gram, % produk 9,76%. Hasil pengamatan secara organoleptik pada sorbet warna hijau muda, memiliki rasa manis, beraroma khas melon, tekstur berkristal dan kenampakannya menarik. 4.2. Saran Sebaiknya praktikan lebih berhati- hati dalam setiap proses perlakuan yang dilakukan dan sebaiknya dilakukan homogenisasi secara tepat sehingga didapatkan overrun yang tinggi yang dapat berpengaruh pada kualitas sorbet.

DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, Bonita Dr. Ir. M.Si. (2010). Pangan Hewani Fisiologi Pasca Mortem dan Teknologi. Graha Ilmu: Bandung. Anonim. (2012). Sorbet. http://www.scribd.com. Diakses : 12 April 2015. Anonim.

(2012).

Menikmati

Sorbet

yang

Benar-benar

Segar.

http://jabar.tribunnews.com/. Diakses : 12 April 2015. Anonim. (2012). Sorbet. http://repository.usu.ac.id/. Diakses : 14 April 2015. Anonim. (2012). Cara Kerja Mesin Ice Cream. http://mesinresto.blogspot.com/. Diakses : 14 April 2015. Anonim. (2012). Cara Kerja Ice Cream Maker. http://gicara.com/. Diakses : 14 April 2015. Anonim. (2012). Es Krim, http://lordbroken.wordpress.com/. Diakses : 14 April 2015. Anonim. (2012). Teknik Pendinginan. http://web.ipb.ac.id/. Diakses : 14 April 2015. Astawan. M. (2006), Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna, Edisi Pertama, Penerbit C.V. Akademika Pressindo: Jakarta. Belitz H.D, Grosch W, Schieberle P. (2009). Food Chemistry 4th Ed. German. Springer. 448 p. Buckle, K.A., R.A Edward, G.H Fleet, M. Wootton, (1987), Ilmu Pangan, Cetakan kedua, UI-Press: Jakarta. Bylunel, Goesta. (1955). Dairy Processing Handbook.Tetra Pack Processing System: Sweden. Cabral RAF, Telis-Romero J, Telis VRN, Gabas AL, Finzer JRD. (2007), Effect of apparent viscosity on fluized bed drying process parameters of guava pulp. Journal of Food Engineering. (80) 1096-1106 p.

Fachruddin L. (2008). Membuat Aneka Selai. Kanisius : Yogyakarta. hal 13-35 Muchtadi, T.R, dan Sugiyono., (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut Pertanian Bogor: Bogor. Satuhu, S., (2003). Penanganan dan Pengolahan Buah. Cetakan ke-4. PT Penebar Swadaya: Jakarta. Winarno, FG. (1997). Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Basis awal = 1000 gram Bahan utama : sari buah =

37,83 100

x 1000 = 378,3 gram

Bahan tambahan : =

14 100

x 1000 = 140 gram

b. Agar-agar

=

0,19 100

x 1000 = 1,9 gram

c. Air

=

47,98 100

% Overrun

=

Vakhir−Vawal Vawal

=

900−820 820

a. Gula

= 9,76 %

x 1000 = 479,8 gram

x 100 %

x 100 %

LAMPIRAN DISKUSI MODUL

1. Jelaskan perbedaan antara sorbet, velva, dan es krim ! Jawab : 

Sorbet adalah sejenis es krim yang bertekstur kasar, mirip butiran kristal,



tidak mengandung lemak, dibuat dari air buah atau pure buah segar Velva adalah sejenis es krim yang memiliki kandungan lemak tinggi karena menggunakan lemak dari bahan kacang-kacangan dan berbahan dasar buah-



buahan. Es krim adalah campuran dari bahan krim, susu, gula, flavouring¸dan emulsifier yang di bekukan dan memiliki kandungan lemak tinggi dan

bertekstur lembut. 2. Jelaskan karakteristik bahan yang dapat digunakan untuk membuat sorbet ! Jawab : tidak semua buah bisa dibuat sorbet. Hanya buah-buhaan dengan kadar lemak rendah saja yang bisa dibuat sorbet. Buah yang umumnya dibuat sorbet adalah orange, lime, stroberi, mangga, sirsak, dan kiwi. Selain itu ada juga sayuran yang dibuat sorbet, seperti timun. 3. Jelaskan cara penilaian mutu/grade dari keripik yang saudara buat ! Jawab : sesuai dengan SNI 01-2986-1992 dimana syarat mutu untuk keadaan bau, rasa, warna, dan tekstur adalah normal, keutuhan minimal 90%, kandungan air maksimal 5%, lemak maksimal 25%, untuk pemanis buatan (sakarin dan siklamat) tidak boleh ada. LAMPIRAN SOAL KUIS

1. Jelaskan tujuan prinsip prosedur dari saus cabai ! Jawab : 

Tujuan : untuk mengetahui cara pembuatan saus cabai dengan diversifikasi dengan diversifikasi pangan, untuk meningkatkan nilai ekonomis dan



untuk memperpanjang umur simpan. Prinsip : berdasarkan penghancuran daging cabai dan proses perlakuan pendahuluan, penghancuran dan pemanasan sehingga lebih halus dan kental.

2. Sebutkan fungsi bahan dalam pembuatan foaming! Jawab :

3. Diketahui volume awal 800 ml dan volume produk akhir 1125 ml, hitung % overrunnya ! Jawab : % overrun

=

Vb−Va Va

=

1125−800 800

x 100 %

x 100 %

= 40, 63 % 4. Sebutkan pigmen yang terdapat pada buah dan sayur! Jawab :  

Khlorofil : memberikan warna hijau pada buah dan satur. Karotenoid: kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, atau merah



oranye. Antosianin : kelompok pigmen yang berwarna merah, biru dan ungu.



Antoxantin : kelompok pigmen yang berwarna putih atau kuning.

5. Jelaskan perbedaan sari buah, ekstrak buah dan bubur buah! Jawab :   

Sari buah : dilakukan penambahan air 10 % dari basis yang ampasnya dibuang Ekstrak buah : dilakukan penambahan air dari berat buah yang ampasnya dibuang Bubur buah : dilakukan penambahan air 10 % dari basis

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF