Laporan Praktikum Titrasi Iodimetri. Yasa 62-Libre
November 29, 2017 | Author: Bani Hafidz Nazali | Category: N/A
Short Description
digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal ...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II “PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT dari VITAMIN C dengan METODE IODIMETRI” TANGGAL PRAKTIKUM : 21 APRIL 2014
Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA 1112016200062 Kelompok 1 : Ma’wah Shofwah Millah Hanifah Savira Aulia Widya Fitriani
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
I.
ABSTRAK Telah dilakukan percobaan tentang titrasi Iodimetri, titrasi iodimetri adalah
titrasi secara langsung dengan penambahan iodin. Penitrasian ini menggunakan larutan asam askorbat atau dari vit.C yang sudah dilarutkan. Vitamin C atau asam askorbat merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya tahan tubuh. Karena sifatnya yang menguntungkan bagi kesehatan, makan kebutuhan manusia akan vitamin C semakin meningkat. Pada percobaan ini dilakukan penentuan kadar vitamin C, sampel yang digunakan adalah vitacimin dengan metode titrasi iodimetri. Prinsipnya bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku Iodium. Dari hasil percobaan didapatkan kadar vitamin C yang terkandung dalam vitacimin sebanyak 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.
II.
PENDAHULUAN
Iodimetri adalah oksidasi kuantitatif dari senyawa pereduksi dengan menggunakan iodium. Iodimetri ini terdiri dari 2, yaitu a. Iodimetri metode langsung, bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan larutan baku Iodium. Contohnya pada penetapan kadar Asam Askorbat. b. Iodimetri metode residual ( titrasi balik), bahan pereduksi dioksidasi dengan larutan baku iodium dalam jumlah berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat. Contohnya pada penetapan kadar Natrium Bisulfit (Rahma G.M, 2010). Vitamin C merupakan sekelompok senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang berguna untuk memelihara kesehatan atau menambah daya tahan tubuh (Ester, 2011).
Kelarutan iodide adalah serupa dengan klorida dan bromide. Perak, merkurium (1), merkurium (II), tembaga (I), dan timbel iodide adalah garam- garamnya yang paling sedikit larut. Reaksi-reaksi ini dapat dipelajari dengan larutan kalium iodide KI 0,1 N(G.Svehla, 1987:350). Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin adalah tiosulfat, arsenic (III), antimon (III), sulfide, sulfit, timah (II), dan ferosianida. Kekuatan reduksi yang dimiliki oleh beberapa dari substansi ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen, dan reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita melakukan penyesuaian pH yang repot (Underwood. 2002 : 296). Iodin hanya larut sedikit dalam air (0,00134 mol/liter pada 25◦C) namun larut dalam larutan – larutan yang mengandung ion iodide. Iodin ebentuk kompleks triiodida dngan iodide. I2 + I-
I3-
Dengan konstanta kesetibangan sekitar 710 pada 25◦C. Suatu kelebihan kalium iodide ditabahkan untuk meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan keatsirian iodin. Biasanya sekitar 3 sampai 4% berat KI ditambahkan kedalam larutan 0,1 N dan botol yang mengandung larutan ini disumbat dengan baik (Underwood. 2002 : 296).
III.
ALAT-BAHAN dan METODE
Alat: 1. Erlenmeyer 2. Pipet tetes 3. Statif dan klem 4. Buret 5. Corong 6. Gelas ukur 7. Lumpang dan alu
8. Kaca arloji
Bahan: 1. Larutan iodin 0,1M 2. Vit.C 3. Larutan H2SO4 5ml 4. Indicator amilum 6 tetes 5. Air aquades 100ml
Metode: 1. Siapkan vit.C untuk dihaluskan 2. Larutkan vit.C yang sudah halus dengan 100ml aquades 3. Masukkan larutan vit.C tersebut sebanyak 25ml kedalam Erlenmeyer 4. Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 5ml 5. Tambahkan dengan indicator amilum sebanyak 20 tetes 6. Lalu pasanglah satu set alat titrasi dan isilah buret dengan larutan iodin 0.1M 7. Titrasi lah larutan tersebut dengan iodin sampai warna larutan menjadi biru
IV.
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
Hasil pengamatan: Pengamatan Vitacimin + aquades
Larutan berwarna kuning
Vitacimin + aquades + H2SO4 1%
Larutan berwarna kuning (tidak ada perubahan)
Vitacimin + aquades + H2SO4 1% + Larutan berwarna kuning (tidak ada indikator amilum
perubahan)
Titrasi
Larutan berwarna coklat kehitaman
Vitacimin + aquades + H2SO4 1% + indikator amilum + larutan iodin (titran) Volume iodi Titrasi 1
0,8 ml
Volume iodi Titrasi 2
0,5 ml
Volume rata-rata iodi
0,65 ml
Persamaan reaksi: 2I- + 2H2SO4
I2 + SO42- + 2H2O
6I- + 4H2SO4
3I2 + S + 3SO42- + 4H2O
Foto hasil pengamatan:
Pengolahan data hasil pengamatan: M vitC x V vitC = M iodin x V iodin M vitC x 25 ml = 0,1 M x 0,65 ml M vitC = 0,0026 M
Molaritas Iodin = 0,1 M VI2 = 0,65 ml
Vt (volume total filtrat) = 100 ml Vf (volume filtrat yang digunakan) = 25ml A (kesetaraan I2 dengan vitamin C murni) = 500/0,65= 769,230 W (massa cuplikan) = 0,5 gram = 500 mgram Kadar vitamin C (%) = =
I x t/�� � � 0,
x
5
�
00
x 100% 9,
0
x 100%
= 0,00311%
= 3,11 mgram/100 gram
Pembahasan: Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan tentang penentuan kadar asam askorbat dari vitamin C dengan metode titrasi iodimetri. Pada percobaan titrasi ini menggunakan amilum sebagai indicator. Sebelum titrasi, buret dilapisi dengan kertas Koran, dan harus dilakukan penitrasian diruangan yang gelap. Hal ini bertujuan agar larutan iodin tidak terkena cahaya. Larutan iodin paling baik jika diawetkan dalam botol kecil yang bersumbat kaca. Karena jika terkena cahaya iodin akan mudah teroksidasi. Hasil penitrasian menghasilkan warna biru kehitaman, yang menandakan titik akhir titrasi. Titrasi dilakukan secara duplo atau dilakukan sebanyak dua kali. Penambahan larutan H2SO4 dan larutan amilum (kanji) yaitu untuk menandakan proses akhir titrasi dengan membentuk iod-amilum. Berdasarkan hasil praktikum kadar vitamin C dalam sampel vitacimin adalah 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan:
1. Iodimetri adalah suatu metode titrasi secara langsung dimana yang menjadi penitrasinya adalah iodinnya langsung.
2. Pada percobaan ini kadar vitamin C yang terkandung dalam vitacimin sebanyak 0,00311 % atau 3,11 mgram/100 gram.
3. Hasil titik akhir titrasi yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi warna biru kehitaman. VI.
REFERENSI
Day & Underwood . 2001 . Analisis Kimia Kunatitatif Edisi Keenam . Jakarta: Erlangga Ester
Juliana
.
Penentuan
Kadar
Vitamin
C
Pada
Buah
Naga
.
http://mutiaralib.webs.com/documents/0805015.pdf . 2011. Diakses pada tanggal 25 April 2014 pukul 16.10 WIB. Rahma G.M . Iodometri dan Iodimetri . http://rgmaisyah.files.wordpress.com/2011/04/iodi-iodometri.pdf
.
Diakses
pada
tanggal 25 April 2014 pukul 20.00 WIB. Svehla.G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
View more...
Comments