Laporan Praktikum Teknologi Protein Foaming Putih Telur
April 20, 2019 | Author: christi_yjs | Category: N/A
Short Description
Laporan...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PROTEIN “FOAMING”
Disusun oleh :
Christi Yanthy J. S D1C0120!
Asist"n D#s"n $ Ira%an
&AKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNI'ERSITAS UNI'ERSITAS JAM(I J AM(I
201 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Protein memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Protein merupakan salah
satu senyawa yang sangat dibutuhkan oleh tubuh karena fungsinya sebagai biokatalis dan pengganti sel-sel yang rusak atau yang sudah tua dan sebagai zat pembangun. Berdasarkan sumbernya, protein dibagi menjadi dua, yaitu protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari tumbuhan sedangkan protein hewani berasal dari hewan. Protein merupakan komponen utama dalam berbagai makanan alami, yang menentukan tekstur keseluruhan, misalnya keempukan produk daging atau ikan, dan sebagainya. Protein terisolisasi sering digunakan dalam makanan sebagai unsure kandungan (ingredient) karena sifat atau fungsi uniknya, antara lain kemampuannya menghasilkan penampilan tekstur ataau staabilitas yang diinginkan, misalnya protein digunakan sebagai agen pembentuk gel (gelling agent), pengemulsi (emulsifier), pembentuk busa (foaming agent) dan pengental (thickener). elur merupakan bahan pangan yang sempurna, karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap bagi pertumbuhan mahluk hidup baru. Pada umumnya telur mengandung komponen utama yang terdiri atas air, protein, lemak, karbohidrat, !itamin dan mineral. Protein telur mempunyai mutu yang tinggi, karena memiliki susunan asam amino esensial yang lengkap, sehingga dijadikan patokan untuk menentukan mutu protein dari bahan pangan yang lain. etapi
disamping adanya hal-hal yang menguntungkan itu, telur
memiliki sifat yang mudah rusak. elur memiliki sifat-sifat fisiko kimia yang sangat berguna dalam pengolahan pangan. "ifat-sifat tersebut meliputi daya busa, emulsi, koagulasi dan warna. Pada praktikum ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembuatan busa (foaming) dari putih telur.
1.2 Tujuan Praktikum
ujuan dari diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui perlakuan terbaik dalam membentuk foam (busa) yang optimal dari putih telur.
BAB II TINAUAN PU!TA"A Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. idak seperti bahan makronuttrien lain (lemak dan karbohidrat), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sebagai sumber energy. #eistimewaan lain dari protein ini adalah strukturnya yang mengandung $, disamping %,&, dan '. engan demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan $ yang ada dalam bahan makanan atau bahan lain. #arena molekulnya yang lebih besar (berat molekulnya sampai mencapai jutaan), maka protein mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik ataupun akti!itas biologisnya. (i-%han, *++) Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan !irus. ungsi utama protein sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot,penunjang mekanis, edia perambatan impuls syaraf misalnya berbentuk reseptor, dan pengendalian pertumbuhan. ($oor, /0**) elur merupakan sumber protein hewani yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat. ari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang lengkap dan mudah dicerna. 'leh karenanya, telur merupakan bahan pangan yang sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dan mineral dalam jumlah banyak. ("udaryani, /001) elur memiliki sifat-sifat fisiko kimia yang sangat berguna dalam pengolahan pangan. "ifat-sifat tersebut meliputi daya busa, emulsi, koagulasi dan warna. alam proses pengolahan pangan kemampuan membentuk busa (daya busa atau daya buih) sangat penting dalam pembuatan film yang stabil untuk mengikat gas, misalnya dalam pengolahan whipped topping dan angel cake. ("udaryani, /001) "ebutir telur terdiri atas kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit telur, putih telur (albumen), kuning telur (yolk), bakal anak ayam (germ spot) dan kantung udara. elur terdiri dari tiga komponen utama, yaitu bagian kulit telur 2 - **
persen, putih telur (albumen) 3 - 4 persen dan kuning telur /3 - 1/ persen. ("utrisno, /00+) Putih telur atau albumen merupakan bagian telur yang berbentuk seperti gel, mengandung air dan terdiri atas empat fraksi yang berbeda-beda kekentalannya. Bagian putih telur yang terletak dekat kuning telur lebih kental dan membentuk lapisan yang disebut kalaza (kalazaferous). Putih telur terdiri atas tiga lapisan yang berbeda, yaitu lapisan tipis putih telur bagian dalam (10 5), lapisan tebal putih telur (0 5), dan lapisan tipis putih telur luar (/0 5). Pada telur segar, lapisan putih telur tebal bagian ujungnya akan menempel pada kulit telur. Putih telur tebal dekat kuning telur membentuk struktur seperti kabel yang disebut kalaza. ("tadelman dan %otterill, *++) elur memiliki sifat-sifat fisiko kimia yang sangat berguna dalam pengolahan pangan. "ifat-sifat tersebut meliputi daya busa, emulsi, koagulasi dan warna. alam proses pengolahan pangan kemampuan membentuk busa (daya busa atau daya buih) sangat penting dalam pembuatan film yang stabil untuk mengikat gas, misalnya dalam pengolahan whipped topping dan angel cake. ("utrisno, /00+) aya buih merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih jika dikocok dan biasanya dinyatakan dalam persen terhadap putih telur. Protein putih telur yang memiliki peranan penting dalam pembentukan buih diantaranya o!albumin, o!omucin, globulin, o!otransferin, lysozime dan o!omucoid. ("tadelman dan %otterill, *++) Busa merupakan dispersi koloid dari fase gas dalam fase cair, yang dapat terbentuk pada saat telur dikocok. ekanisme terbentuknya busa telur adalah terbukanya ikatan-ikatan dalam molekul protein sehingga rantai protein menjadi lebih panjang. #emudian udara masuk diantara molekul-molekul yang terbuka rantainya dan tertahan sehingga terjadi pengembangan !olume. Busa dibentuk oleh beberapa protein dalam putih telur yang mempunyai kemampuan dan fungsi yang berbeda-beda. '!omucin mampu membentuk lapisan atau film yang tidak larut dalam air dan dapat menstabilkan busa yang terbentuk. 6lubulin mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekentalan dan menurunkan kecenderungan pemisahan cairan dari gelembung udara. isamping itu, globulin juga dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga membantu tahapan pembentukan busa. 7ntuk membentuk gelembung udara yang kecil, banyak dan lembut
diperlukan tegangan permukaan yang rendah. '!albumin adalah protein yang dapat membantu membentuk busa yang kuat. (8inarno 9 #oswara, /00/) :olume dan kestabilan busa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, suhu, kualitas telur, p&, lama pengocokan dan ada tidaknya bahan lain yang ditambahkan. Pengocokan yang dilakukan lebih dari 4 menit tidak akan menambahn !olume busa, melainkan akan memperkecil ukuran gelembung udara. '!albumin dapat membentuk udara paling baik pada p& 1,3 sampai ;,0, sedangkan protein yang lain dapat membentuk busa paling baik pada p& 4, - +,. ("utrisno, /00+) Pengocokan putih telur pada suhu *0o % sampai /o % tidak mempengaruhi pembentukan busa. etapi pada suhu yang lebih tinggi lagi (lebih dari /o %) peningkatan
suhu mengakibatkan
penurunan
tegangan
permukaan,
yang
akan
mempermudah pembentukan busa. Pengocokan telur pada suhu ruang (/2-10o %) lebih mudah menghasilkan busa daripada yang dilakukan pada suhu rendah. enurut hasil penelitian #oche!ar (*+3), !olume dan kestabilan busa yang terbaik dihasilkan dari pengocokan pada suhu ;4,**o %. ("utrisno, /00+)
View more...
Comments