Laporan Praktikum Teknik Tenaga Listrik
May 4, 2024 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktikum Teknik Tenaga Listrik...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
DISUSUN OLEH : NAMA : WAHYU RAHMAT RIFA’I NIM : C.431.19.0105 TEKNIK ELEKTRO A SORE
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SEMARANG 2021
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK
DISUSUN OLEH : NAMA : WAHYU RAHMAT RIFA’I NIM : C.431.19.0105 TEKNIK ELEKTRO A SORE
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SEMARANG 2021
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum algoritma dan pemrograman ini dengan baik. Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan laporan ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Sehingga laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penulis sadari bahwa dalam menysun laporan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
Semarang, 09 Januari 2022
Wahyu Rahmat Rifa’i
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................iii DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv UNIT I ...................................................................................................................... 6 INSTALASI PENERANGAN LISTRIK ................................................................. 6 1.1.
Tujuan ........................................................................................................... 6
1.2.
Alat Dan Bahan ............................................................................................. 6
1.3.
Dasar Teori .................................................................................................... 8
1.3.1.
Pengertian Penghantar, Kabel dan Kawat Penghantar .............................. 8
1.3.2.
Jenis Kabel Listrik yang Umum Dipakai dan Nomenklaturnya ................ 8
1.3.3.
Kuat Hantar Arus (KHA) .......................................................................... 9
1.3.4.
Warna Kabel Menurut Standard PUIL .................................................... 11
1.3.5.
Pasal-Pasal Instalasi Sesuai PUIL 2011 .................................................. 12
1.3.6.
Instalasi Panggung Pentas ....................................................................... 14
1.3.7.
Instalasi Penerangan Jalan Umum (PJU) ................................................ 16
1.4.
Hasil dan Data Percobaan ........................................................................... 17
1.4.1. Rangkaian instalasi penerangan listrik satu fasa dengan saklar tunggal dan stop kontak ............................................................................................................. 17 1.4.1.1.
Data Percobaan .................................................................................... 17
1.4.1.2.
Langkah Kerja...................................................................................... 18
1.4.1.3.
Hasil Percobaan dan Perhitungan ........................................................ 18
1.4.1.4.
Analisa ................................................................................................. 19
1.4.1.5.
Tugas .................................................................................................... 19
1.4.2. Rangkaian instalasi penerangan listrik satu fasa dengan system penerangan ruang pentas/panggung pertunjukan. ..................................................................... 22 1.4.2.1.
Gambar Rangkaian .............................................................................. 22
1.4.2.2.
Langkah Kerja...................................................................................... 23
1.4.2.3.
Hasil Percobaan dan Perhitungan ........................................................ 23
1.4.2.4.
Analisa ................................................................................................. 23
1.4.2.5.
Tugas .................................................................................................... 24
1.4.3. Rangkaian instalasi penerangan listrik satu fasa dengan saklar senja dan timer untuk penerangan jalan. ................................................................................ 25 1.4.3.1.
Gambar Rangkaian .............................................................................. 25
iv
1.4.3.2.
Langkah Kerja...................................................................................... 26
1.4.3.3.
Hasil Percobaan dan Perhitungan ........................................................ 26
1.4.3.4.
Analisa ................................................................................................. 27
1.4.3.5.
Tugas .................................................................................................... 27
1.5.
Kesimpulan ................................................................................................. 29
1.6.
Saran ............................................................................................................ 29
1.7.
Daftar Pustaka ............................................................................................. 30
v
UNIT I INSTALASI PENERANGAN LISTRIK 1.1. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah : 1.1.1.
Mahasiswa dapat mengenal peralatan instalasi penerangan listrik
dan dan melaksanakan sesuai fungsinya. 1.1.2.
Mahasiswa dapat menginstalasi penerangan sesuai dengan
peralatan dan komponen yang dibutuhkan.
1.2. Alat Dan Bahan 1.2.1.
Peralatan
No
Nama
Keterangan
1
Tool Set
Satu set lengkap peralatan tukang listrik.
2
Tang Kombinasi
Alat untuk memuntir kabel yang disambung.
3
Solder
Alat untuk mematri sambungan kabel.
4
Obeng
Untuk memasang/ melepas sekrup.
6
Tespen
Untuk mengetahui suatu bertegangan atau tidak
7
Megger
Untuk mengetahui ketahanan isolasi pada suatu rangkaian instalasi. Tahanan isolasi paling rendah 1000 kali tegangan kerja, dinyatakan dalam ohm. Misalnya apabila tegangan kerja 220 Volt, maka tahanan isolasi paling rendah 220.000 Ohm atau 220 Mega Ohm.
8
Papan Kayu
Dianggap sebagai dinding/tembok.
9
Gergaji Besi
Untuk memotong pipa Union.
11
Martil
Untuk memukul.
12
Alat Pembengkok
Untuk membengkokkan pipa.
6
penghantar
1.2.2. Bahan-bahan No
Nama
Keterangan
1
Kabel NYA 2,5 mm2
Jenis penghantar yang banyak dipakai untuk instalasi rumah tinggal pasangan tetap, pada saluran utama.
2
Kabel NYA 1,5 mm2
Penghantar untuk saluran cabang, yaitu saluran ke lampu atau saklar.
3
Pipa Union 5/8”
Pembungkus kabel NYA pada instalasi.
5
Lasdop
Sebagai isolasi sambungan kabel.
6
T-Doos 5/8”
Kotak bercabang tiga untuk percabangan penghantar.
7
Cross Doos
Kotak bercabang empat untuk persilangan penghantar.
8
Roset Kayu
Sebagai dudukan fitting plafond dipasang pada langit-langit.
9
Fiiting Edison
Pemegang lampu pijar yang digantung.
10
Bocht Korte
Penyambung dua pipa yang berbentuk sudut 90 derajat.
11
Saklar Tunggal
Untuk memutus atau menghubungkan aliran listrik.
12
Saklar Seri
13
Saklar Tukar/ Hotel
Untuk menyalakan atau mematikan dua buah lampu secara bergantian atau bersamasama Untuk menyalakan/mematikan lampu dari dua tempat yang berbeda, saklar ini banyak dipakai di hotel atau lorong panjang.
14
Stop Kontak
16
Saklar 2 kutub/ 3 Untuk menghubungkan/ memutuskan aliran kutub listrik pada instalasi dengan sumber.
yang
Merupakan terminal tempat menghubungkan peralatan listrik, seperti TV, Seterika, Kulkas, DLL.
7
17
Sekering
Kotak berisi saklar dan sekering untuk melindungi instalasi dari arus lebih.
18
KWH Meter
Alat untuk mengetahui/mengukur energy listrik yang dipakai pada suatu instalasi (Kilo Watt Hour Meter).
19
Lampu Pijar
Sumber cahaya karena memijarnya kawat wolframe yang berada di dalam bola kaca yang berisi gas/ruang hampa.
1.3. Dasar Teori 1.3.1. Pengertian Penghantar, Kabel dan Kawat Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat penghantar. Kabel ialah penghantar logam yang dilindungi dengan isolasi. Bila jumlah penghantar logam tadi lebih dari satu maka keseluruhan kabel yang berisolasi tadi dilengkapi lagi dengan selubung pelindung. Contohnya kabel listrik yang dipakai di rumah. Bila kabel tersebut “dikupas” maka akan kelihatan sebuah selubung (biasanya berwarna putih) yang membungkus beberapa inti kabel yang terisolasi (2 atau 3 inti) dimana masing-masing inti memiliki warna isolasi yang berbeda. Sedangkan kawat penghantar ialah penghantar yang juga logam tetapi tidak diberi isolasi. Contohnya ialah kawat grounding pada instalasi penangkal petir atau kawat penghantar pada sistem transmisi listrik tegangan menengah dan tinggi milik PLN. 1.3.2. Jenis Kabel Listrik yang Umum Dipakai dan Nomenklaturnya Dalam instalasi listrik perumahan, paling tidak ada 3 jenis kabel listrik yang paling umum digunakan yaitu kabel jenis NYA, NYM dan NYY. Istilah NYA, NYM dan NYY ini merupakan tata nama atau nomenklatur pada kabel. PUIL 2000 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik tahun 2000) dalam lampiran C menjelaskan mengenai tata nama
8
(nomenklatur) kabel ini. Dari lampiran tersebut, kabel NYA, NYM dan NYY berarti kabel standar berpenghantar tembaga (N) dan berselubung isolasi dari Poli Vinil Chlorida (Y). 1.3.3. Kuat Hantar Arus (KHA) Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampang inti kabel yang berhubungan dengan kapasitas penghantaran arus listriknya. Dalam istilah PUIL, besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan Kuat Hantar Arus (KHA). Ukuran kabel dan KHA-nya sebaiknya kita pahami dengan baik untuk menentukan pemilihan kabel yang sesuai dengan kapasitas instalasi listrik rumah kita. Besar kapasitas daya listrik dalam suatu instalasi listrik rumah berhubungan dari berapa besar langganan listrik dari PLN. Besarnya KHA kabel harus lebih besar dari rating MCB, karena prinsipnya adalah MCB harus trip sebelum kabelnya terkena masalah. Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan menyebabkan kabel tersebut menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya, maka dapat menyebabkan rusaknya isolasi. Kerusakan isolasi bisa menyebabkan kebocoran arus listrik dan akibatnya bisa fatal seperti kesetrum pada manusia atau bahkan mengakibatkan terjadinya kebakaran. PUIL 2000 memberikan ketentuan mengenai besarnya diameter dari penghantar kabel dan maksimum KHA terus-menerus yang diperbolehkan pada kabel tipe NYA, NYM dan NYY.
9
Dari tabel diatas, satu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor temperatur lingkungan di luar kabel. KHA yang dinyatakan dalam tabel tersebut berlaku untuk maksimum temperatur di sekitar kabel sampai 30 Cdeg. Lebih dari itu akan menyebabkan turunnya nilai KHA kabel. Ada faktor koreksi yang harus diperhitungkan sesuai dengan besarnya lingkungan. Faktor Koreksi dalam PUIL diatur dalam tabel untuk kabel NYA dan NYM, untuk kabel NYY di dalam tanah dan udara.
10
Untuk (Kabel NYA dan NYM), pilih kolom 3 (Bahan isolasi PVC). Contoh kalkulasinya adalah : KHA pada tabel Faktor Koreksi. 1.3.4. Warna Kabel Menurut Standard PUIL Kabel listrik yang mempunyai banyak inti akan mempunyai warna isolasi inti yang berbeda-beda. Hal ini sebetulnya berhubungan dengan faktor keselamatan karena bisa menghindarkan tertukarnya sambungan kabel pada sistem instalasi. Karena itu, sebagai keseragaman, penggunaan warna isolasi inti kabel mempunyai aturan tertentu. Instalasi listrik yang baik akan selalu mengikuti aturan ini. Karena bila suatu saat diperlukan pemeriksaan atau perbaikan sistem instalasi tersebut, maka seorang instalatir akan lebih mudah menemukan pola sambungan kabel listriknya. Kabel listrik yang digunakan pada sistem instalasi listrik rumah biasanya terdiri atas penghantar phase, netral dan ground. PUIL mengatur penggunaan warna untuk penghantar netral adalah biru, penghantar ground dengan warna hijau atau campuran kuning-hijau, dan penghantar phase dikhususkan dengan warna hitam. Pengaturan selengkapnya dapat dilihat pada tabel PUIL berikut,
11
1.3.5. Pasal-Pasal Instalasi Sesuai PUIL 2011 •
Pasal 2.2.2.2 Kapasitas hantar arus (KHA)
Setiap konduktor harus mempunyai KHA seperti yang ditentukan dalam Bagian 5-52 dan 7, dan tidak kurang dari arus yang mengalir di dalamnya. Untuk maksud ayat ini, KHA harus dianggap tidak kurang dari kebutuhan maksimum yang ditentukan dalam 2.3.2 untuk sirkit utama dan sirkit cabang, atau dalam 2.3.4 untuk sirkit utama atau sirkit cabang dengan cara pengukuran atau pembatasan, atau dalam 2.3.5 untuk sirkit akhir. •
Pasal 2.2.9.2 Sekering
Jika sekering digunakan sebagai pembatas arus gangguan, kata-kata “pembatas arus gangguan” dan nilai pengenal elemen sekering maksimum yang diperlukan untuk mengamankan sirkit, harus dicantumkan pada atau bersebelahan dengan gawai semacam itu dengan tulisan yang jelas dan tidak mudah terhapus. •
Pasal 2.2.9.3 Lokasi
Pembatas arus gangguan dapat dipasang pada sisi suplai atau pada sisi beban perlengkapan proteksi yang bersangkutan. Dalam hal pada sisi beban pembatas arus gangguan harus dipasang sedekat mungkin pada perlengkapan proteksi yang bersangkuatan.
12
•
Pasal 2.2.9.4 Pengendalian
Pembatas arus gangguan tidak perlu dikendalikan oleh sakelar, asal terdapat tanda peringatan yang sesuai yang ditempatkan pada posisi yang tepat. •
Pasal 2.2.9.5 Pemasangan
Pembatas arus gangguan tidak perlu dipasang di depan perlengkapan hubung bagi, asal: a) Tersedia pencapaian yang aman dan mudah b) Adanya dan posisi pembatas semacam itu ditandai dengan jelas dan tidak mudah terhapus pada bagian depan perlengkapan hubung bagi. •
Pasal 2.8.1.3 Pencapaian ke sakelar utama
Sakelar utama harus dapat dicapai, sebagai berikut: a) Umum Sakelar utama harus mudah dicapai dan sarana untuk mengoperasikan sakelar tersebut harus tidak lebih dari 2 meter di atas tanah, lantai atau landasan. b) Gedung dengan lebih dari satu penghuni Sakelar utama harus dapat dicapai oleh tiap penghuni. Satu atau lebih sakelar utama tidak harus dapat dicapai oleh tiap penghuni, yang dapat mencapai suatu atau lebih sakelar yang memisahkan bagian instalasi penghuni tersebut. Sakelar seperti itu •
Pasal 5.10.4.3 Penyambungan BKT
Perlengkapan listrik melalui tusuk kontak dan kotak kontak Contoh penyambungan BKT perlengkapan listrik melalui tusuk kontak dan kotak kontak dapat dilihat pada Gambar 5.10.4-1.
13
•
Pasal 5.10.4.4 Penempatan kotak kotak
Kotak kontak pasangan dinding di instalasi listrik domestik (rumah tangga) harus dipasang dengan ketinggian sekurang-kurangnya 1,25 m dari lantai, kecuali kotak kontak dari jenis putar atau tutup. 1.3.6. Instalasi Panggung Pentas Instalasi penerangan pentas adalah sebuah instalasi instalasi listrik yang dipakai untuk penerangan (pencahayaan) pada pentas atau panggung saat pertunjukan berlangsung. Untuk merancang suatu instalasi penerangan ruang pentas kita harus mengetahui hal hal seperti dibawah ini: Macam Pentas Menurut tempat pelaksanaannya, pentas terbagi atas dua macam, yaitu : 1. Pentas Tertutup Pentas tertutup adalah pentas yang berada pada suatu bangunan. Artinya bahwa pentas tersebut beratap dan dibatasi dinding atau tembok, jadi terlindung dari hujan, angin, dan cahaya matahari langsung, serta terlindung dari kemungkinan gangguan keamanan. Biasanya untuk pentas tertutup mempunyai ukuran terbatas. Instalasi penerangan yang dapat dilakukan menjadi bermacam-macam instalasi karena tingkat keamanannya yang membuat instalasi yang terpasang 2. Pentas Terbuka Pentas terbuka adalah pentas yang tidak beratap dan tidak seluruhnya ditutup atau dibatasi oleh dinding atau tembok. Biasanya bagian belakang dari pentas ditutup dengan dinding atau tembok, berfungsi sebagai latar belakang atau sebagai pemisah. Umumnya pentas terbuka berada pada lapangan (areal) yang luas dengan ukuran yang lebih besar. Karakteristik Pentas Pentas biasanya ada yang bersifat tetap, tetapi ada juga yang bersifat tidak tetap. Pentas yang bersifat tetap misalnya pentas di gedung gedung pertemuan atau pertunjukan. Sedang yang tidak tetap misalnya pentas yang dibangun saat memperingati HUT RI, pentas pertunjukan keliling dan lain lain. Jenis Lampu Yang Digunakan Ada banyak jenis lampu yang biasa dipakai dalam penerangan pentas, tapi jenis-jenis lampu dapat digolongkan menjadi : 1. Lampu Penerangan Biasa Lampu ini biasanya digunakan pada saat tidak digunakan pentas, tetapi kadang kadang digunakan juga pada saat pentas tersebut. Jenis lampu yang digunakan ialah lampu pijar, lampu tabung atau
14
lampu gas. Sistem penyalaannya seperti lampu lampu penerangan rumah tinggal. 2. Lampu Penerangan Pentas Lampu ini digunakan untuk kesenian pada saat pentas. Warna cahaya yang dipancarkan dari sumber cahayanya bermacam macam, ada merah, kuning, biru, hijau dan sebagainya. Warna ini disebabkan oleh warna gelas lampunya atau warna gas yang ada dalam lampu tersebut. Jenis lampu yang digunakan ialah lampu spotlight atau lampu tembak dan lampu sinar laser yang canggih. 3. Sistem penyalaannya lebih beragam, seperti : a. Menyala terang berganti padam (gelap) b. Menyala kedip kedip c. Menyala perlahan lahan dan padam perlahan lahan d. Menyala putar Selain itu, sistem pemasangan lampunya ada yang tetap ada pula yang dapat digeser geser. Sistem pemancaran cahayanya ada yang tetap ada pula yang berubah ubah Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam merancang instalasi penerangan ruang pentas. Pertama adalah dengan merancang instalasi penerangan pada ruang pentas dengan menggunakan hubungan Seri-Paralel yang berguna dalam aplikasi pada gedung bioskop dan ruang pertunjukan lain, kedua adalah merancang instalasi penerangan satu fase dengan sistem penerangan untuk ruang pentas/panggung pertunjukan yang aplikasi yang diharapkan adalah dalam diskotek dan pesta-pesta kecil. Instalasi Penerangan Pentas dengan Hubungan Seri-Paralel Pada rancangan instalasi penerangan pentas dengan hubungan seri-paralel, seperti pada ruang gedung bioskop ataupun kamar tidur, umumnya digunakan beberapa buah lampu sebagai beban dengan daya pada masing-masing lampu tidak ditentukan, saklar tunggal, dan saklar dua kutub. Lampu yang digunakan di rangkaian sedemikian rupa sehingga bila kita ingin mengubah kondisi lampu dari keadaan terang ke redup, maka rangkaian juga berubah dari kondisi paralel ke seri.
15
1.3.7. Instalasi Penerangan Jalan Umum (PJU) Penerangan Jalan Umum/PJU merupakan aspek penting dalam penataan suatu daerah/kota. PJU memiliki peranan sebagai pedoman navigasi pengguna jalan di malam hari, meningkatkan keamanan dan keselamatan pengguna jalan, menambah unsur estetika, dan juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi suatu daerah. Namun sayangnya banyak Pemerintah Daerah yang masih mengalami kendala dalam menyediakan fasilitas publik yang sangat penting ini terutama dalam hal perencanaan sistem PJU yang efisien energi. Tidak sedikit Pemerintah Daerah mengalami kesulitan dalam pembiayaan untuk pengelolaan operasonal PJU yang dimilikinya dikarenakan tingginya biaya energi yang harus dibayarkan kepada perusahaan penyedia tenaga listrik PJU, apalagi untuk ekspansi pembangunan PJU yang baru. Kondisi ini menyebabkan masyarakat tidak dapat menikmati layanan pencahayaan di jalan umum pada malam hari dengan optimal, karenanya efisiensi energi PJU adalah keharusan. PJU yang efisien energi diawali dari perencanaan dan desain dari sistem PJU itu sendiri. Jika rencana dan desain awal PJU gagal menghasilkan desain yang efisien energi, maka bisa dipastikan bahwa PJU yang tidak efisien energi yang akan diperoleh jika rencana tersebut direalisasikan. Sebelum melangkah pada desain teknis, perencanaan harus dimulai dari analisa kebutuhan. Salah satu prinsip dari efisiensi adalah alokasikan sumber daya yang terbatas hanya untuk keperluan yang dibutuhkan, karenanya analisa kebutuhan menjadi dasar dari perencanaan pemasangan PJU baru.
16
1.4. Hasil dan Data Percobaan 1.4.1. Rangkaian instalasi penerangan listrik satu fasa dengan saklar tunggal dan stop kontak 1.4.1.1.
Data Percobaan
Keterangan gambar : F
: Sekring
L
: Lampu Pijar
SK
: Saklar Tunggal
STK
: Stop Kontak
PE
: Kabel Pentanahan / Grounding
N
: Kabel Netral
220 V
: Kabel Fasa
17
1.4.1.2.
Langkah Kerja
1.
Membuat gambar rangkaian
2.
Menggunakan wearpack / seragam kerja
3.
Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4.
Mengetes / Menguji kondisi komponen-komponen
5.
Merangkai rangkaian kontrol sesuai gambar
6.
Memastikan rangkaian kontrol berfungsi dengan benar
7.
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan
8.
Mengujicoba rangkaian
9.
Melakukan pengukuran arus & tegangan
10. Melepas dan mengembalikan alat serta bahan ke tempat semula
1.4.1.3. •
Hasil Percobaan dan Perhitungan Hasil Percobaan
Tegangan input
= 220 V
Tegangan stop kontak dan Lampu
= 215 V
•
Perhitungan
Diketahui : ➢
Vto = 220 V
➢
Vtb = 215 V Pertanyaan :
➢
Regulasi (%) = ?
Jawab : ➢
Regulasi (%) = Vto – Vtb / Vtb * 100%
➢
Regulasi (%) = 220 – 215 / 215 * 100%
➢
Regulasi (%) = 2,32 %
18
1.4.1.4.
Analisa
Pada rangkaian ini teradapat 3 buah penghantar, yaitu fasa, netral dan ground. Cara kerja instalasi tersebut adalah apabila Fuse/Sekring dinyalakan maka rangkaian akan teraliri arus listrik. Apabila saklar tunggal dinyalakan , lampu akan menyala karena telah teraliri arus listrik. Untuk menguji stop kontak telah teraliri arus ataupun belum dapat dilakukan menggunakan tespen dengan metode masukan ujung tespen ke dalam stop kontak, apabila lampu pada tespen menyala, berarti stopkontak telah teraliri arus listrik. Untuk mematikan lampu, dapat dilakukan dengan menekan saklar untuk mengembalikan ke posisi awal. Pada rangkaian ini, tegangan yang terukur sebesar 215 V, dari hasil pengukuran untuk tegangan 1 Fasa, 215 V terbilang normal. Karena tegangan input atau tegangan normalnya adalah 220 V.
1.4.1.5. •
•
Tugas
Pertanyaan 1.
Jelaskan cara kerja instalasi tersebut?
2.
Apa fungsi dari kawat pentanahan?
3.
Syarat apa yang harus dipenuhi dalam pengukuran tahanan isolasi?
4.
Hitung drop tegangan pada stop kontak dan lampu (Waktu dibebani)?
Jawaban : 1.
Pada rangkaian ini teradapat 3 buah penghantar, yaitu fasa, netral dan ground. Cara kerja instalasi tersebut adalah apabila Fuse/Sekring dinyalakan maka rangkaian akan teraliri arus listrik.
Apabila saklar
tunggal dinyalakan , lampu akan menyala karena telah teraliri arus listrik. Untuk menguji stop kontak telah teraliri arus ataupun belum dapat dilakukan menggunakan tespen dengan metode masukan ujung tespen ke dalam stop kontak, apabila lampu pada tespen menyala, berarti stopkontak telah teraliri arus listrik. Untuk mematikan lampu, dapat dilakukan dengan menekan saklar untuk mengembalikan ke posisi awal. 2.
Untuk Keselamatan, fungsi
grounding
pertama
yaitu sebagai
penghantar arus listrik ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran listrik sehingga tidak sampai menimbulkan bahaya (kesetrum, korsleting bahkan kebakaran). Misalnya adalah saat penggunaan setrika listrik, dimana jika terjadi tegangan yang bocor atau hubungan singkat, maka tegangan tersebut akan di alirkan ke tanah melalui kabel arde, dan tidak 19
akan mengalir ke badan pengguna. Sebagai Penangkal Petir, fungsi grounding kedua yakni mampu menghantarkan arus listrik yang berkapasitas besar langsung ke tanah atau bumi. Pemasangan kabel grounding untuk instalasi rumah dan grounding untuk penangkal petir, pemasangannya harus terpisah lokasinya satu sama lain. Pengaman peralatan listrik, disini grounding mampu mencegah terjadinya kerusakan yang diakibatkan adanya bocor tegangan. 3.
Pada saat melakukan pengukuran tahanan isolasi antara fasa (P) dan netral (N), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat pemakai arus yang terpasang secara parallel pada saluran tersebut, seperti lampu – lampu, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus seperti : kontak, penyambung – penyambung dan sebagianya yang
tersambung secara seri harus
ditutup.
Pengujian tahanan isolasi antara fasa (P) dengan netral (N) Sedangkan untuk pengujian tahanan isolasi antara jaringan Instalasi dengan tanah / ground (G), hal pokok yang perlu diperhatikan adalah memutus atau membuka semua alat pemakai arus yang terpasang secara parallel pada saluran tersebut, seperti lampu – lampu, voltmeter, dan sebagainya. Sebaliknya semua alat pemutus seperti : kontak, penyambung – penyambung dan sebagianya yang tersambung secara seri harus ditutup.
20
Pengujian tahanan isolasi antara Instalasi dengan tanah (G) 4.
Diketahui : ➢ Vto = 220 V ➢ Vtb = 215 V
Pertanyaan : ➢ Regulasi (%) = ?
Jawab : ➢ Regulasi (%) = Vto – Vtb / Vtb * 100% ➢ Regulasi (%) = 220 – 215 / 215 * 100% ➢ Regulasi (%) = 2,32 %
21
1.4.2. Rangkaian
instalasi
penerangan listrik satu
fasa
system penerangan ruang pentas/panggung pertunjukan. 1.4.2.1.
Gambar Rangkaian
Keterangan gambar : F
: Sekering
L1, L2, L3
: Lampu pijar warna putih, merah dan hijau
SK1
: Saklar Tunggal
SK2, SK3
: Saklar Tukar (Hotel)
T
: Saluran Fasa
N
: Saluran Netral
22
dengan
1.4.2.2.
Langkah Kerja 1.
Membuat gambar rangkaian
2.
Menggunakan wearpack / seragam kerja
3.
Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4.
Mengetes / Menguji kondisi komponen-komponen
5.
Merangkai rangkaian kontrol sesuai gambar
6.
Memastikan rangkaian kontrol berfungsi dengan benar
7.
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan
8.
Mengujicoba rangkaian
9.
Melakukan pengukuran arus & tegangan
10. Melepas dan mengembalikan alat serta bahan ke tempat semula
1.4.2.3.
Hasil Percobaan dan Perhitungan •
•
Hasil Percobaan Tegangan Input
= 220 V
Tegangan saklar lampu
= 218 V
Perhitungan Diketahui : Vs = 220 V Vr = 213 V Pertanyaan : VR = ? Jawab : VR = Vs – Vr / Vr * 100% VR = 220 – 213 / 213 * 100% VR = 3,28 %
1.4.2.4.
Analisa Pada rangkaian ini teradapat 2 buah penghantar, yaitu fasa dan netral . Cara
kerja instalasi tersebut adalah apabila Fuse/Sekring dinyalakan maka rangkaian akan teraliri arus listrik. Pada rangkaian ini, saklar tunggal (SK1) digunakan sebagai pengunci atau saklar utama pada rangkaian, apabila saklar tunggal (SK1) dinyalakan, maka akan mengalirkan arus listrik ke saklar tukar 1 (SK2), dan
23
saklar tukar 1 (SK2) dapat menyalakan antara lampu 1 (L1) atau saklar tukar 2 (SK3), sedangkan saklar tukar 2 (SK3) akan menalakan lampu 2 (L2) atau lampu 3 (L3). Hasil pengukuran pada rangkaian ini adalah 218 V, dari hasil pengukuran untuk tegangan 1 Fasa, 218 V terbilang normal. Karena tegangan input atau tegangan normalnya adalah 220 V.
1.4.2.5.
Tugas
• Pertanyaan 1. Jelaskan cara kerja instalasi tersebut? 2. Hitung drop tegangan pada lampu? •
Jawaban 1. Pada rangkaian ini teradapat 3 buah penghantar, yaitu fasa, netral dan ground. Cara kerja instalasi tersebut adalah apabila Fuse/Sekring dinyalakan maka rangkaian akan teraliri arus listrik. Pada rangkaian ini, saklar tunggal (SK1) digunakan sebagai pengunci atau saklar utama pada rangkaian, apabila saklar tunggal (SK1) dinyalakan, maka akan mengalirkan arus listrik ke saklar tukar 1 (SK2), dan saklar tukar 1 (SK2) dapat menyalakan antara lampu 1 (L1) atau saklar tukar 2 (SK3), sedangkan saklar tukar 2 (SK3) akan menalakan lampu 2 (L2) atau lampu 3 (L3). 2. Diketahui : ➢ Vs = 220 V ➢ Vr = 213 V Pertanyaan : ➢ VR = ? Jawab : ➢ VR = Vs – Vr / Vr * 100% ➢ VR = 220 – 213 / 213 * 100% ➢ VR = 3,28 %
24
1.4.3.
Rangkaian instalasi penerangan listrik satu fasa dengan saklar senja dan timer untuk penerangan jalan.
1.4.3.1.
Gambar Rangkaian
Keterangan gambar : F
: Sekering
T
: Saluran Fasa
N
: Saluran Netral
L1
: Lampu Pijar
TM
: Timer
SK1
: Saklar Tunggal
PS
: Photo Sensor
T
: Saluran Fasa
N
: Saluran Netral
25
1.4.3.2.
Langkah Kerja
1.
Membuat gambar rangkaian
2.
Menggunakan wearpack / seragam kerja
3.
Menyiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan
4.
Mengetes / Menguji kondisi komponen-komponen
5.
Merangkai rangkaian kontrol sesuai gambar
6.
Memastikan rangkaian kontrol berfungsi dengan benar
7.
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan
8.
Mengujicoba rangkaian
9.
Melakukan pengukuran arus & tegangan
10. Melepas dan mengembalikan alat serta bahan ke tempat semula
1.4.3.3. •
•
Hasil Percobaan dan Perhitungan Hasil Percobaan Tegangan input
= 220 V
Tegangan saklar lampu
= 218 V
Perhitungan Diketahui : ➢ Vs = 220 V ➢ Vr = 218 V Pertanyaan : ➢ VR = ? Jawab : ➢ VR = Vs – Vr / Vr * 100% ➢ VR = 220 – 218 / 218 * 100% ➢ VR = 0,91 %
26
1.4.3.4.
Analisa
Pada rangkaian ini teradapat 2 buah penghantar, yaitu fasa dan netral. Cara kerja instalasi tersebut adalah apabila Fuse/Sekring dinyalakan maka rangkaian akan teraliri arus listrik. Pada rangkaian ini, saklar tunggal (SK1) digunakan sebagai pengunci atau saklar utama pada rangkaian, apabila saklar tunggal (SK1) dinyalakan, maka akan mengalirkan arus listrik ke photo sensor dan timer, photo sensor akan menyalakan lampu pada saat kondisi gelap, tetapi lampu tidak akan langsung menyala, karena terdapat timer, timer digunakan untuk mengatur waktu kapan lampu akan menyala. Setelah set waktu timer selesai, timer akan menyala dan mengaktifkan lampu. Jika photo sensor terkena cahaya maka lampu akan mati. Hasil pengukuran pada rangkaian ini adalah 218 V, dari hasil pengukuran untuk tegangan 1 Fasa, 218 V terbilang normal. Karena tegangan input atau tegangan normalnya adalah 220 V.
1.4.3.5. •
•
Tugas Pertanyaan 1.
Jelaskan cara kerja instalasi tersebut?
2.
Hitung drop tegangan pada lampu?
Jawaban 1.
Pada rangkaian ini teradapat 2 buah penghantar, yaitu fasa dan netral. Cara kerja instalasi tersebut adalah apabila Fuse/Sekring dinyalakan maka rangkaian akan teraliri arus listrik. Pada rangkaian ini, saklar tunggal (SK1) digunakan sebagai pengunci atau saklar utama pada rangkaian, apabila saklar tunggal (SK1) dinyalakan, maka akan mengalirkan arus listrik ke photo sensor dan timer, photo sensor akan menyalakan lampu pada saat kondisi gelap, tetapi lampu tidak akan langsung menyala, karena terdapat timer, timer digunakan untuk mengatur waktu kapan lampu akan menyala. Setelah set waktu timer selesai, timer akan menyala dan mengaktifkan lampu. Jika photo sensor terkena cahaya maka lampu akan mati.
27
2.
Diketahui : Vs = 220 V Vr = 218 V Pertanyaan : VR = ? Jawab : VR = Vs – Vr / Vr * 100% VR = 220 – 218 / 218 * 100% VR = 0,91 %
28
1.5. Kesimpulan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan bahwa : 1.
Dalam suatu rangkaian, diperlukan 3 buh penghantar yaitu fasa, netral dan ground, selain itu diperlukan juga suatu sekring/MCB yang berfungsi sebagai Alat Pembatas dan Pemutus
2.
Pada rangkaian listrik, MCB dipasang atau diinstal pada penghantar fasa.
3.
Rangkaian
photo
sensor
berfungsi
menyalakan
lampu
pada
saat
suasana/kondisi cuaca gelap dan lampu akan mati pada saat suasana/konsisi cuaca terang. 4.
Grounding berfungsi untuk keselamatan, yaitu sebagai penghantar arus listrik ke bumi atau tanah saat terjadi kebocoran listrik sehingga tidak sampai menimbulkan bahaya (kesetrum, korsleting bahkan kebakaran). Misalnya adalah saat penggunaan setrika listrik, dimana jika terjadi tegangan yang bocor atau hubungan singkat, maka tegangan tersebut akan di alirkan ke tanah melalui kabel arde, dan tidak akan mengalir ke badan pengguna.
1.6. Saran Setelah melakukan praktikum Teknik Tenaga Listrik – Instalasi Penerangan, teradapat beberapa saran yaitu : 1. Dapat ditambahkan beberapa contoh instalasi lain, agar mahasiswa mendapatkan beberapa pengalaman baru. 2. Dapat digunakan beberapa beban, atau daya dari lampu yang berbeda-beda, agar nilai pengukuran arus dapat berbeda atau beragam
29
1.7. Daftar Pustaka Modul Praktikum Teknik Tenaga Listrik PUIL 2000 https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2016/11/pengukuran-isolasiatauinsulationtest.html#:~:text=Nilai%20resistansi%20isolasi%20pada%20suatu,listrik %20y ang%20dialiri%20penghantar%20tersebut. https://id.scribd.com/doc/221372205/LAPORAN-INSTALASI-PENERANGAN https://www.ayoriset.com/2020/04/rumus-dan-cara-menghitung-tegangan.html https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/eea64f6fc831ce12103c8c1 2a6665e14.pdf https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/eea64f6fc831ce12103c8c1 2a6665e14.pdf
30
View more...
Comments