Laporan Praktikum Teknik an Lingkungan Industri

August 21, 2017 | Author: Vodoo Woodpecker | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Teknik an Lingkungan Industri...

Description

Laporan Praktikum Teknik Penyehatan Lingkungan Industri

Installasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) – Suwung

Oleh :

Md. Arif Sukmawan (0811205001) Nur Arifin (0811205013)

Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana 2011

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum dan berperan juga sebagai faktor utama pembangunan. Untuk itu air perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan harus tetap tersedia dan lestari, sehingga mampu mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan di masa kini maupun di masa mendatang. Kawasan Perkotaan yang dicirikan dengan tingkat pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, air bersih merupakan barang yang langka dan mahal. Karena selain disebabkan oleh semakin tingginya kebutuhan akan air, juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air. Penggunaan air di Kawasan Perkotaan antara lain adalah untuk air minum (permukiman), industri, usaha perkotaan (perdagangan/pertokoan), transportasi dan lainnya. Melihat besarnya peran dan fungsi air bersih serta untuk mengantisipasi semakin tingginya kebutuhan air khususnya air bersih di Kawasan Perkotaan, maka perencanaan sistem air bersih harus mandapat perhatian yang serius. Karena perencanaan sistem air bersih merupakan salah satu faktor utama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan Perkotaan. Pada saat ini dipastikan kinerja pelayanan air bersih di Kawasan Perkotaan masih sangat kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Sebagai contoh pelanggan air minum perkotaan di Indonesia baru mampu dilayani sebanyak 50% kebutuhan air bersih penduduk Indonesia. Kebutuhan air bersih di kota Denpasar sendiri masih dilayani oleh PDAM kota Denpasar dengan persentase 64,82 %. Air limbah dapat berasal dari rumah penduduk (limbah domestik) dan limbah dari kegiatan lain seperti pasar, pariwisata, dan lain-lain (limbah non domestik). Volume limbah cair sangat berhubungan dengan kepadatan dan jenis kegiatan penduduk. Selama ini limbah domestik tidak dianggap sebagai penyebab tercemarnya lingkungan. Ini juga diindikasikan oleh tercemarnya sungai-sungai dan sumur oleh minyak-lemak. Masih banyaknya penduduk yang menggunakan sumur gali sebagai sumber air minum, maka syarat kesehatan seperti jarak sumur dengan jamban minimal 10 meter, harus dipenuhi, namun hal ini semakin sulit

dipenuhi karena kepadatan penduduk semakin tinggi dan apalagi bila terjadi di daerah pesisir yang tanahnya bersifat porous. DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) adalah proyek sanitasi yang dikerjakan oleh Pemerintah Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Provinsi Bali dengan bantuan pinjaman lunak dari Jepan melalui JICA. Menurut Menteri Pekerjaan Umum,Djoko Kirmanto, Sistem Perpipaan Air Limbah Denpasar (DSDP) adalah proyek pembangunan sistem perpipaan air limbah terpusat yang pada tahap pertama mencakup kawasan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dan dapat melayani 160.000 jiwa. Pembangunan DSDP dilatarbelakangi kenyataan akan tingginya pencemaran perairan Teluk Benoa, yang kemudian ditindaklanjuti dengan studi masterplan Japan International Corrporation Association (JICA) yang dilaksanakan pada 1991-1992. Pelaksanaan proyek yang diresmikan tersebut merupakan tahap pertama dari tiga tahap yang direncanakan. Kegiatannya meliputi pembangunan jaringan pipa air limbah sepanjang 129 km meliputi jaringan pipa induk, sekunder, tersier dan lateral, serta pembangunan IPAL di Suwung. Menurut informasi yang saya dapat dari kunjungan ke IPAL, proyek ini adalah sebagai bagian dari upaya penyelamatan lingkungan Bali dari kerusakan khususnya penurunan kualitas air. Dalam hal ini akibat pembuangan air limbah secara sembrono oleh masyarakat dan pengusaha. Bukan rahasia umum lagi kalau banyak pihak pengusaha hotel membuang limbah langsung ke pantai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Diharapkan IPAL Suwung akan membantu mengurangi berbagai akibat pencemaran oleh air limbah tersebut. IPAL Suwung diproyeksikan akan melayani daerah Kota Denpasar serta dua daerah wisata utama yakni Sanur dan Kuta. Tentu hal ini akan meringankan beban para pengusaha hotel yang selama ini tidak mempunyai IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ). 1.2 Tujuan Tujuan diadakan kunjungan ke IPAL-Suwung : •

Mengetahui proses penanganan limbah cair di IPAL Suwung.



Mengetahui proses instalasi saluran pipa limbah cair di Sanur – Denpasar – Kuta Seminyak.

1.3 Metode Dalam praktikum ini, untuk mengumpulkan data di gunakan metode survey yaitu dengan mendatangi langsung tempat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung dan wawancara dengan pengelola IPAL Suwung yang terkait.

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Limbah Secara Umum Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia yang ada di bumi, maka semakin banyak pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Kita sering mendengar kata limbah dalam kehidupan sehari-hari. Limbah menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti : 1. Sisa proses produksi, 2. bahan yang tidak mempu-nyai nilai/tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan/pemakaian, 3. barang cacat/rusak dalam proses produksi. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, sedangkan yang berbentuk gas umumnya dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil. Berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu : 1. Limbah cair 2. Limbah padat 3. Limbah gas dan partikel 4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 2.2. Limbah Cair Limbah cair menurut Kamus Besar bahasa Indonesia memiliki pengertian air yang membawa sampah (limbah) dari rumah, bisnis & industry. Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada : 1. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat

diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik

2. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA 3. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol

4. Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD Organik) 5. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN 6. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik 7. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA 2.3. Sumber-sumber Limbah Cair Setiap kegiatan manusia menghasilkan limbah. Limbah cair biasanya berasal dari tempat-tempat yang pemakaian airnya tinggi. Air limbah berasal dari dua jenis sumber yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industri. Secara umum didalam limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat berbahaya, sedangkan didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang berbahaya dan yang tidak. Untuk yang mengandung zat-zat yang berbahaya harus dilakukan penanganan khusus tahap awal sehingga kandungannya bisa di minimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage plant, karena zat-zat berbahaya itu bisa memetikan fungsi mikro organisme yang berfungsi menguraikan senyawa-senyawa di dalam air limbah. Sebagian zat-zat berbahaya bahkan kalau dialirkan ke sawage plant hanya melewatinya tanpa terjadi perubahan yang berarti, misalnya logam berat. Penanganan limbah industri tahap awal ini biasanya dilakukan secara kimiawin dengan menambahkan zat-zat kimia yang bisa mengeliminasi zat-zat yang berbahaya 2.3.1 Limbah cair industri Industri umumya menghasilkan limbah cair yang mengandung zat-zat kimia berbahaya, logam berat, serta bahan-bahan organik lainnya. Misalnya pada industri penyamakan kulit, industri ini menghasian limbah krom, sulfida, ammonia, serta minyak dan lemak. Setiap industri memiliki limbah cair yang berbeda.Alam memiliki system alamia untuk menetralisir pencemaran yang terjadi pada perairan. Tetapi jika melampaui kemampuan yang dimiliki peraran akan tercemar karena itu pengawasan dan pengendalian baku mutu air harus dilksanakan agar tidak mencemari lingungan, biasanya menyangkut BOD, TSS, dan COD.

2.3.2 Limbah domestik

Limbah domestik adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau pemukiman termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar mandi, tempat cuci, dan tempat memasak. 2.4 Efek Buruk Limbah Cair Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah barang tentu bahwa air limbah merupakan benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. 2.4.1 Gangguan terhadap kesehatan Air limbah sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia mengingat bahwa banyak penyakit yang dapat ditularkan melalui air limbah. Air limbah ini ada yang hanya berfungsi sebagai media pembawa saja seperti penyakit kolera, radang usus, hepatitis infektiosa, serta schitosomiasis. Selain sebagai pembawa penyakit di dalam air limbah itu sendiri banyak terdapat bakteri patogen penyebab penyakit seperti: 1. Virus, menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus

penularannya masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent) pengolahan air. 2. Vibrio Cholera, menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air

limbah yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera. 3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b., merupakan penyebab typhus

abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus. 4. Salmonella Spp, dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak

terdapat pada air hasil pengolahan. 5. Shigella Spp, adalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang

tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah. 6. Basillus Antraksis, adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan

sporanya tahan terhadap pengolahan. 7. 7 Brusella Spp, adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta

menyebabkan keguguran (aborsi) pada domba.

8. 8 Mycobacterium Tuberculosa, adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama

terdapat pada air limbah yang berasal dari sanatorium. 9. Leptospira, adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus

selokan . 10. Entamuba

Histolitika, dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan

penyebaran melalui Lumpur yang mengandung kista. 11. Schistosoma Spp, penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan

pada saat melewati pengolahan air limbah. 12. Taenia Spp, adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan

terhadap cuaca. 13. Ascaris Spp. Enterobius Spp, menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat

pada air hasil pengolahan dan Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia. Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan, sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain: 1. Timah Hitam, apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat

terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal. 2. Krom, dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan dengan

krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat

menyebabkan

kanker pada kulit dan saluran pencernaan. 3. Sianida, senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang

sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati. 2.4.2 Gangguan terhadap kehidupan biotik Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan demikian

akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut. Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit untuk diuraikan. Selain bahan-bahan kimiayang dapat mengganggu kehidupan di dalam air, maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik seperti adanya tempertur tinggi yang dikeluarkan oleh industri yang memerlukan proses pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air limbah. 2.4.3 Gangguan terhadap keindahan Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang memproduksi bahan organik seperti tapioka, maka setiap hari akan dihasilkan air limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama. Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat organik yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil pengurangan dari zat organik yang sangat menusuk hidung. 2.5 Pengolahan Limbah Cair 2.5.1 Tujuan pengolahan limbah cair Secara umum pengolahan limbah cair memiliki tujuan-tujuan berikut: 1. Menyisihkan material yang tersuspensi & mengapung di dalam air 2. Menyisihkan material organik yang dapat terdegradasi secara biologis 3. Menghilangkan organisme patogen 4. Menyisihkan nitrogen & phosfor 5. Menghilangkan senyawa toxic 2.5.2 Sistem pengolahan limbah cair 1. Sistem terpusat

Sistem terpusat adalah system pengolahan limbah cair dimana limbah cair dikumpulkan dahulu dari sumber limbah di suatu tempat dimana terdapat fasilitas pengolahan limbah tersebut. Misalnya IPAL, limbah rumah tangga dikumpulkan melalui system sewer kemudian dialirkan ke fasilitas pengolahan air bersih di Suwung. 2. Sistem setempat Dimana pengolahan limbah dilakukan ditempat limbah cair itu diproduksi. misalnya suatu pabrik memiliki fasilitas untuk mengurangi tingkat pencemarannya 2.5.3. Teknologi pengolahan limbah cair Pada pengolahan limbah konvensional yang lebih banyak menggunakan bakteri aerob yang memang terdapat di dalam limbah itu sendiri aerasi mutlak diperlakukan agar proses penjernihan lebih efektif dan efisien. Secara umum, aerasi merupakan proses yang bertujuan untuk meningkatkan kontak antara udara dengan air. Pada prakteknya, proses aerasi terutama bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen di dalam air limbah. Peningkatan konsentras oksigen di dalam air ini akan memberikan berbagai manfaat dalam pengolahan limbah. Metode pengolahan air limbah dilakukan sesuai dengan karakteristik pencemar yang terkandung di dalamnya. Terdapat tiga proses dasar yang digunakan dalam pengolahan air limbah, yaitu proses fisika, kimia, dan biologi. •

Proses Fisika Proses fisika digunakan untuk menyisihkan polutan yang berupa solid (padatan). Proses ini melibatkan fenomena fisik seperti pengendapan maupun pengapungan. Penyisihan padatan memanfaatkan berat jenis padatan. Jika berat jenisnya lebih besar dari air, maka proses penyisihannya dilakukan melalui pengendapan. Sebaliknya, jika berat jenisnya lebih rendah dari air, proses penyisihan dilakukan melalui proses pengapungan.



Proses Kimia Dalam proses kimia, pengolahan limbah dilakukan dengan cara menambahkan bahanbahan kimia tertentu ke dalam air limbah untuk menggabungkan atau mengikat partikel-partikel sehingga akhirnya memiliki massa yang lebih besar . Partikel gabungan ini biasa disebut flok. Flok yang terbentuk kemudian disisihkan dari dalam air limbah melalui proses pengendapan.



Proses Biologi Pengolahan air limbah dengan proses biologi memanfaatkan mikroorganisme untuk mengkonsumsi polutan-polutan yang berupa zat organik. Zat-zat organik ini

merupakan makanan bagi mikroorganisme yang diperlukan untuk pertumbuhan. Jenis pengolahan secara biologi dapat dibedakan berdasarkan cara mikroorganisme tumbuh di dalam unit pengolahan limbah. Cara tumbuh mikroorganisme dapat secara melekat (attached growth) maupun tersuspensi (suspended growth). Mikroorganisme yang tumbuh secara melekat akan membutuhkan media sebagai tempat menempel. Mediamedia yang ditumbuhi mikroba tersebut nantinya akan berfungsi sebagai filter untuk menyaring polutan dari dalam air limbah. Proses aerasi sangat penting terutama pada pengolahan limbah yang proses pengolahan biologinya memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob adalah kelompok bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas untuk proses metabolismenya. Dengan tersedianya oksigen yang mencukupi selama proses biologi, maka bakteri-bakteri tersebut dapat bekerja dengan optimal. Hal ini akan bermanfaat dalam penurunan konsentrasi zat organik di dalam air limbah. Selain diperlukan untuk proses metabolisme bakteri aerob, kehadiran oksigen juga bermanfaat untuk proses oksidasi senyawa-senyawa kimia di dalam air limbah serta untuk menghilangkan bau. Aerasi dapat dilakukan secara alami, difusi, maupun mekanik. Aerasi alami merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air secara alami. Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara lain menggunakan cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator. Pada aerasi secara difusi, sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara yang masuk ke dalam air limbah nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini tergantung dari jenis diffuser yang digunakan. Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation menggunakan proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air dengan udara. 2.6 Instalasi Pengolahan Air Iimbah-Suwung Instalasi Pengolahan air limbah (IPAL) merupakan salah satu bagian dari proyek DSDP (Denpasar Sewerage Development Project) untuk mengatasi sanitasi air yang terdapat di kabupaten denpasar dan Badung. Mengingat bahwa pengelolaan air limbah yang terdapat di daerah perkotaan tersebut belum memadai serta semakin meningkatnya pencemaran air dan menurunnya kualitas air yang terdapat didaerah perkotaan. Diharapkan kedepannya pengolahan air limbah ini dapat mengurangi pencemaran air limbah yang dihasilkan terutama dari sektor pariwisata di wilayah sanur-denpasar-kuta.

Proyek ini diharapkan dapat melayani cakupan area seluas 1.199 ha (yang meliputi Denpasar 502 ha, Sanur 331 ha, dan Kuta 348 ha). Adapun masyrakat yang dapat terlayani diperkirakan berjumlah 103.200 jiwa, melalui pekerjaan yang akan dilaksanakan berupa : •

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan kapasitas pengolahan 51.000 m3/hari.



Jaringan pipa air limbah (diameter 200-1200 mm) dengan panjang total 131.120 km.



Rumah pompa di Sanur & Kuta



Sambungan Rumah (SR) sebanyak 10.000 unit.

Bab III Hasil & Pembahasan

3.1 Sistem Penyaluran Air Limbah Sistim Sanitasi Denpasar-Kuta-Sanur direncanakan mulai tahun 1992 dengan menyusun Masterplan. Kemudian Deteil design disiapkan pada tahun 1996 sampai 1997. Pelaksanaan konstruksi mengalami beberapa kelambatan karena berbagai hal termasuk kendala pembebasan tanah. Akhirnya pada tahun 2002, konstruksi pembangunan sistem dimulai setelah proses tender yang cukup makan waktu karena harus tender internasional. Pelaksanaan konstruksi dilakukan kontraktor Jepang yang bermitra dengan kontraktor Indonesia. Sistim sanitasi Denpasar-Sanur Kuta (DSK) akan melayani wilayah di kota Denpasar, Sanur dan Kuta, karena itu sistimya terdiri dari sistim jaringan perpipaan pengumpul, (collection), pipa pembawa (transmision) dan instalasi pengolahan air limbah (waste treatment) . Sistim transmisi dilengkapi dengan pompa untuk menaikkan ketinggian air ke IPAL. Pipa pengumpul tersambung dengan bangunan rumah atau bangunan lain seperi restoran dan hotel. Hingga saat ini sudah tersambung sebanyak kurang lebih 6.000 unit sambungan. Sistem pengumpul terdapat di lokasi pelayanan yaitu Denpasar, Sanur dan Kuta. Untuk membawa limbah dari tiga daerah pelayanan ke unit pengolahan, dirancang pipa pembawa yang diameter terbesarnya sampai 1,2 meter. Pipa-pipa itu sebagian besar ditanam dibawah jalan. Pemasangan pipa dengan diameter yang cukup besar itu memerlukan pelaksanaan yang tidak sederhana karena berada di jalan raya yang cukup sibuk. Pemasangan pipa yang semula direncanakan dengan sistim galian “open trench”, akhirnya dirubah oleh kontraktor pelaksana menjadi menggunakan sistim “pipe jacking”. Dengan sistim “open trench”, tanah digali, lalu kemudian pipa dipasang di galian yang sudah disiapkan. Sistim open trench inilah yang berpotensi mengganggu lalu lintas, karena galian pipa pembawa berdiameter cukup besar dengan kedalaman sekitar 1,5 meter sampai 4 meter. Membuat galian yang demikian di tengah jalan dengan lalu lintas padat, membutuhkan ruang cukup luas, yang pada akhirnya akan memacetkan lalu lintas. Dengan pertimbangan itulah, akhirnya, kontraktor merubah dengan sistim “pipe jacking”. Dengan “pipe jacking”, pipa didorong di dalam tanah dari satu lubang (shaft) ke shaft lainnya yang berjarak kurang lebih 150 meter. Pekerjaan ini hanya membutuhkan area yang

relatif kecil di dua shaft. Dengan demikian, resiko kemacetan lalu lintas bisa dikurangi. Akan tetapi biaya konstruski sistim ini lebih mahal dari biaya konstruksi sistim “open trench”. pengolahan limbah di yang digunakan adalah “aerated lagoon”. Waste treatment dengan metode areated lagoon sebenanrnya adalah teknologi yang sudah cukup lama. Sistem ini dipilih karena biaya operasionalnya termasuk yang termurah dibanding sistem lain. Aerated lagoon, membutuhkan lahan yang cukup luas, karena ia merupakan kolam oksidasi dan kolam pengendapan. Itulah sebabnya IPAL DSK membutuhkan lahan seluar kurang lebih 10 hektar di kawasan hutan mangrove Suwung. Keseluruhan sistem sanitasi DSK yang diresmikan oleh Presiden SBY bulan Juni 2008, menghabiskan biaya kurang lebih 500 milyar rupiah. Biaya ini ditanggung bersama antara Pemerintah Kota Denpasar, Kabupaten badung, Propinsi Bali, Pemerintah Pusat dan masyarakat pelanggan. Jumlah pelanggan yang sudah mencapai 6000 unit, masih belum membayar biaya bulanan. Tahun 2009, pelanggan akan ditagih secara rutin. Sistem air limbah DSK direncanakan akan melayani 150.000 sampai 200.000 penduduk di ketiga wilayah. Instalasi ini diresmikan oleh Presiden SBY sekitar bulan Juni 2008 yang lalu. Dari segi sistem, Sanitasi Denpasar diharapkan menjadi sistim sanitasi perpipaan yang terdepan di Indonesia. Hal ini disebabkan sistem pendukung yang termasuk bagus.

Gambar 1. Sistem penyaluran air limbah 3.2 Jaringan Pipa Air Limbah Air limbah dari WC, kamar mandi, dan dapur disalurkan melalui pipa yang dihubungkan dengan jaringan pipa air limbah menuju IPAL. Penggalian dan pemasangan pipa air limbah mempergunakan metode yang sudah memperhitungkan segala aspek yang

berhubungan dengan keamanan dan ketidaknyamanan, sehingga gangguan yang mungkin ditimbulkan selama pelaksanaan pemasangan pipa dapat ditekan seminimal mungkin. Berikut adalah beberapa metode yang diterapkan dalam konstruksi pemasangan air limbah yaitu : •

Sistem galian terbuka tanpa turap penahan.



Sistem galian terbuka dengan turap kayu/baja/sheeting plate.



Sistem “Jacking” yang digunakan untuk perlintasan sungai, jalan yang padat lalu lintasnya dan galian yang dalam. Pada pelaksanaan konstruksi diterapkan metode Clean Construction yaitu tanah bekas

galian langsung dimuat ke dalam truck diangkut menuju stock yard (tempat penampung).

Gambar 2. Penggalian dengan excavator dan

Gambar 3. Pemasangan pipa tanpa

langsung dimuat ke dalam truck

turap

Gambar 4. Pemasangan pipa dengan turap

Gambar 5. Pemasangan pipa dengan

(Sheeting Plate)

sistem jacking

Setelah pipa terpasang, jalan yang telah digali dikembalikan dan diaspal lagi seperti semula (seperti kondisi sebelum digali). Pengaturan lalu lintas sangat penting dalam proyek ini mengingat pemasangan pipa dilakukan di jalan yang umumnya padat lalu lintas. Pengaturan arus lalu lintas dilakukan melalui kerjasama dengan Dinas Perhubungan/DLLAJ, Kepolisian dan bahkan dengan anggota masyarakat. Pada pengaturan ini disiapkan beberapa fasilitas kelengkapan seperti papan peringatan lalu lintas (sign board), pembatas area kerja yang terbuat dari seng (fence), plastic cone, lampu putar dll. 3.3 SAMBUNGAN RUMAH

Sambungan Rumah meliputi jaringan perpipaan yang akan menyalurkan air limbah dari Kamar Mandi, WC, Tempat Cuci, Dapur dll menuju House Inlet (bak kontrol) yang dibangun di halaman depan rumah pelanggan. Dari House Inlet ini, air limbah kemudian dihubungkan / disalurkan dengan pipa PVC ke pipa sewer yang ada di jalan. Berikut adalah skema instalasi pengolahan air limbah

Gambar 6. Skema Instalasi Pipa Air Limbah Rumah Berikut adalah penjelasannya : 1. Air Limbah Rumah Tangga Air limbah rumah tangga yang dihasilkan dari WC, dapur, dll akan disambungkan ke IPAL-Suwung untuk diolah menjadi air yang lebih bersih dari sebelumnya.

Gambar 7. Sumber limbah rumah tangga 2. Bak Kontrol Limbah (House Inlet)

Air limbah dari rumah ditampung pada bak kontrol limbah ini yang dibuat pada area sekitar rumah yaitu halaman rumah tersebut. House inlet juga berfungsi sebagai bak kontrol bagi pemeliharaan air limbah dari pelanggan, sehingga memudahkan IPAL apabila terjadi sumbatan atau masalah lainnya untuk memperbaikinya.

Gambar 8. Bak kontrol limbah (House Inlet) 3. Lateral Sewer Air limbah yang ditampung pada bak kontrol limbah kemudian disalurkan pada pipa sewer yang berada di jalan untuk kemudian disalurkan ke IPAL-Suwung untuk selanjutnya diolah.

Gambar 9. Lateral Sewer 4. Main Hole Main hole adalah lubang yang berada di area jalan pada pipa yang tersambung ke IPAL. Dimana berfungsi sebagai bak kontrol untuk sambungan air limbah dari rumah ke IPAL-Suwung.

Gambar 10. Main Hole 3.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Air limbah yang dihasilkan rumah tangga, perhotelan, rumah makan, dan tempattempat lainnya di Denpasar, Badung, Legian, dan Tabanan, disalurkan melalui pipa ke pumping station (rumah pompa) yang berada beberapa lokasi seperti di Kuta (Kuta Pumping Station) dan Sanur (Sanur pumping Station) dan berakhir ke IPAL DSDP Suwung. Sistem pengolahan air limbah DSDP ini menggunakan sistem kolam aerasi dan kolam sedimentasi. Di IPAL DSDP terdapat 2 buah kolam aerasi dan 2 buah kolam sedimentasi. Masing masing kolam memilkikai kedalaman 4 meter.

Sistem aerasi digunakan dengan maksud untuk mengurangi kebutuhan luas lahan dan meningkatkan proses pengolahan menjadi lebih cepat sekaligus meniadakan bau yang mungkin timbul akibat proses oksidasi yang tidak sempurna. Kolam juga dilapisi geomembrane dan geotextile untuk menghindari rembesan air limbah keluar dari kolam. Sistem ini cukup sederhana sehingga tidak diperlukan tenaga yang ahli dan memiliki kualifikasi khusus untuk mengoperasikannya. Selain itu investasi dan biaya pemeliharaannya relatif rendah. Air hasil olahan memiliki BOD kurang dari 30mg/liter, lebih baik dari standar baku mutu air yaitu 50 mg/liter. Untuk sementara air olahan digunakan untuk penyiraman taman dan sisnya dibuang kelaut. Kedepannya akan dibangun instalasi untuk mengolahnya menjadi air minum 3.4.1 Kolam aerasi Kolam aerasi adalah kolam dimana limbah cair diperkaya dengan oksigen dengan bantuan aerator. Prinsip kerja aerasi adalah penambahan oksigen ke dalam air, sehingga oksigen terlarut di dalam air akan semakin tinggi. Aerasi termasuk pengolahan secara fisika, karena lebih mengutamakan unsur mekanisasi dari pada unsur biologi. Prinsip kerjanya adalah membuat kontak antara air dan oksigen. Tujuannya mengaktifkan proses aerob pemecahan senyawa dan penjernihan air oleh bakteri yang memang sudah terdapat dalam limbah cair tersebut, misalnya bakteri Coli. Terdapat 2 kolam aerasi dengan total 11 aerator. 3.4.2 Kolam sedimentasi Kolam sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan partikel partikel yang telah diproses di kolam aerasi, Untuk selanjutnya dibuang ke laut

Gambar 12. Kolam Sedimentasi

Gambar 11. Kolam Aerasi

Bab IV Kesimpulan & Saran

4.1 Kesimpulan • IPAL Suwung merupakan proyek yang berwawasan kedepan, walaupun masih banyak kendala yang dihadapi seperti masalah pemasangan pipa induk di wilayah Kuta yang dikhawatirkan akan membuat macet lalu-lintas, meluapnya saluran ketika hujan deras dan lain-lain adalah masalah yang wajar mengingat IPAL adalah proyek yang dilaksanakan setelah kota daerah tersebut berkembang. Maka sudah selayaknya proyek ini dikerjakan sebelum kondisinya tidak lagi memungkinkan untuk dibangun. • IPAL dapat mengurangi anggaran biaya kesehatan pemerintah. Karena perbaikan sistem sanitasi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit seperti muntaber, keracunan makanan dan lain-lain. • IPAL masih dapat dikembangkan menjadi instalasi yang lebih kompleks. Dengan menambahkan fasilitas pengolahan air bersih serta pembangkit tenaga listrik di IPLTnya. Sehingga potensi-potensi yang selama ini belum termanfaatkan dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih besar. 1.1 Saran • Sosialisasi akan adanya IPAL perlu ditingkatkan lagi mengingat sanitasi yang baik akan berpengaruh baik langsung maupun secara tidak langsung kepada kehidupan manusia. • Air bersih yang semakin menipis mendorong masyrakat mengeksplorasi sumber daya secara besar-besaran. Seiring dengan Teknologi diharapkan IPAL dapat menghasilkan air yang cukup bersih untuk digunakan sehari-hari seperti mandi, mencuci baju, masak.

Daftar Pustaka Anonimus. 2011. “pengolahan air limbah”. http://www.disdikgunungkidul.org/index.php? pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=20. Diakses tabnggal 24 Desember 2011 Anonimus. 2011. “Instalasi Pengolahan Air Limbah”. http://mydipblog.blogspot.com/2009/06/instalasi-pengolahan-air-limbah-suwung.html. diakses tanggal 24 Desember 2011

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF