Laporan Praktikum Sistematika Mikrobia Acara 2
August 18, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Laporan Praktikum Sistematika Mikrobia Acara 2...
Description
BORANG
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
1dari
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA
KLASIFIKASI KHAMIR DENGAN METODE TAKSONOMI NUMERIKFENETIK
Nama
: Rio Tri Rahmawati
NIM
: 17/411736/BI/09876 17/411736/BI/09876
Gol(Hari)/Kel
: A (Selasa) / III
Asisten
: Nurul Alifah Azahra
LABORATORIUM SISTEMATIKA MIKROBIA FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2019
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
2dari
A. PENDAHULUAN a. Latar Belakang
Para taksonomis mengelompokkan khamir (yeast) ke dalam kingdom fungi. Banyak anggota dari fungi meliputi kapang dan jamur (mushroom) yang multiselular, tetapi khamir adalah organisme uniselular. Hal tersebut berarti bahwa khamir tidak memiliki bentuk proteksi seperti organisme multiselular yaitu kulit (skin).Namun organisme uniselular uniselular ini memiliki laju replikasi yang yang sangat cepat.
Single cell
khamir berukuran 5 – 10 mikron dengan bentuk bulat oval. Saat ini terdapat 500 spesies lebih khamir dengan masing-masing spesies terdiri dari ribuan strain khamir (White and Zainaseff, 2010). Hingga saat ini ada dua pendekatan untuk menyusun klasifikasi dari sebuah kelompok organisme biologi, yaitu sistem klasifikasi fenetik dan system klasifikasi filogenetik. Sistem klasifikasi fenetik merupakan suatu sistem klasifikasi dimana menaksir hubungan berdasarkan kepemilikan karakter yang sama dari anggotaanggota suatu kelompok. Sedangkan sistem klasifikasi filogenetik (kladistik) didasarkan pada sebuah hubungan perjalanan evolusi karakter dari setiap anggota suatu kelompok yang sedang dipelajari (Idramsa, 2013). Dalam praktikum yang dilakukan membahas cara klasifikasi dengan sistem fenetik. Metode analisis fenetik numerik terus digunakan dalam studi tentang pola variasi populasi dan pembatasan spesies (Sebola and Backwill.,2012). Sebagai langkah pertama, penting untuk memperjelas apa yang dimaksud dengan fenetik. Kata itu diperkenalkan oleh Kain & Harrison pada tahun 1960 untuk menggambarkan suatu pendekatan di mana "terbentuk atau disusun" berdasarkan kesamaan keseluruhan karakter tanpa bobot, yang tersedia. Dikatakan sebagai fenetik, karena mencangkup semua karakter yang dapat diamati. Kain & Harrison memandang memandang suatu pengaturan ini sebagai suatu hal yang berbeda dari klasifikasi: pengaturan ini menempatkan bentuk-bentuk serupa di dekat masing-masing karakter yang lain, sedangkan klasifikasi membatasi kelas diskrit (misalnya., taksa). Sementara itu McNeill dengan hati-hati membandingkan pengaturan korelasi antar spesies yang diperkenalkan oleh Kain & Harrison, dengan dengan klasifikasi, yaitu dengan menciptakan "penyederhanaan "penyederhanaan yang yang memadai" dengan mengonversi Pengaturan fenetik " yang didefinisikan dengan jarak" (mis.,
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
3dari
Dendrogram) ke dalam klasifikasi yang ditentukan dalam bentuk peringkat (Jensen.,2009). Taksonomi numeric fenetik didefinisikan oleh Sokal & Sneath (1973) sebagai “Pengelompokan dengan metode numerik unit taksonomi ke taksa berdasarkan status karakter mereka ", dan mereka menekankan bahwa "tujuan luar biasa dari taksonomi numeric adalah pengulangan dan objektivitas". Pengulangan dimaksudkan dengan harapan bahwa taksonomis individual dapat mencapai hasil yang sama ketika menggunakan metode yang sama untuk memeriksa karakter yang sama, sehingga menghilangkan bias dalam interpretasi. Sedangkan objektivitas mengacu pada mengesampingkan asumsi a priori tentang karakter mana yang harus diperiksa dan bagaimana mereka harus ditimbang, sehingga mengarah ke klasifikasi yang kurang subyektif sehubungan dengan hubungan ditampilkan di antara taksa. Kunci untuk pandangan objektivitas ini adalah bahwa "metode standar dalam memproses data dan mengevaluasi hasilnya hanya akan mengurangi bias kesubjektifannya " (Jensen, 2009). Taksonomi numerik fenetik meningkatkan identifikasi fenotipik dengan meningkatkan jumlah tes yang digunakan dan dengan menghitung koefisien kesamaan fenetik antara strain dan spesies. Untuk studi numerik, hasilnya ditabulasikan dalam tabel t organisme versus n karakter dan istilah OTU (taksonomi operasional unit) digunakan untuk strain individu. Masing – masing masing karakternya adalah berbobot sama dan harus berasal dari berbagai berbagai kategori sifat (morfologi, fisiologi, biokimia, dll.). Jumlah umum karakteristik dianggap sebagai ukuran kuantitatif keterkaitan taksonomi, meskipun ini tidak berarti bahwa organisme juga terkait secara filogenetik (Schleifer, 2009). Oleh karena itu untuk dapat melakukan karakterisasi suatu strain pembanding sehingga akan didapatkan sejumlah karakter yang dapat digunakan sebagai bukti untuk memperkuat strain yang dikarakterisasi. Salah satu syarat penggunaan taksonomi numeric fenetik adalah berdasarkan sebanyak-banyaknya karakter. Pada praktikum yang telah dilakukan digunakan 6 macam strain khamir yang dikarakterisasi menggunakan pengamatan morfologi sel ,koloni, dan spora serta uji biokimiawi. b. Tujuan
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
4dari
Tujuan dari praktium ini adalah untuk mempelajari perbandingan hasil dendogram kedua indeks similaritas Ssm dan Sj serta mempelajari klasifikasi OTU yang dihasilkan berdasarkan kedua indeks similaritas Ssm dan Sj. Kemudian untuk mengetahui hubungan kemiripan antar strain khamir berdasarkan kedua indeks similaritas Ssm dan Sj menggunakan metode taksonomi numeric fenetik. B. METODE
b.1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya, mikroskop binokuler tabung reaksi, petridish, ose, rak tabung reaksi, bunsen, bunsen, tabung Durham, object glass dan glass dan gelas penutup. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 6 strain khamir (A, B,C, D, E, dan F) yang telah disediakan oleh laboratorium, medium NA, medium cair dan reagenreagen yang digunakan dalam uji karakter (cat methylene blue, blue, malachite green (5 green (5 %) dan safranin (0,5 %)), medium irisan wortel, medium basal fermentasi, medium YME , safranin glukosa, AAG. b.2. Cara Kerja Dalam praktikum ini, terdapat berbagai langkah kerja yang harus dilakukan. Langkahlangkah kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Morfologi sel Gelas benda dibersihkan dengan alkohol dan diganggang dengan bunsen. Kultur khamir diambil dengan ose dan diratakan di atas gelas benda. Fiksasi dilakukan dengan melalukan gelas benda di atas nyala lampu spiritus. Setelah dingin, gelas benda ditetesi dengan cat methylen blue blue dan didiamkan selama 2-5 menit. Cat dibilas dengan air mengalir, kemudian dikering-anginkan, dan dilakukan pengamatan pada perbesaran 40x atau 1000x. Dilakukan pengamatan bentuk sel (oval, silindris, bulat, lemon-shaped / apiculate, triangular, pseudomycelium), pseudomycelium), tipe pertunasan (multilateral, (multilateral, monopolar, fission). fission ). b. Morfologi spora Strain khamir dikultur dalam medium irisan wortel dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 1 – 2 minggu. Dibuat preparat pada gelas benda dan
BORANG
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
5dari
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
diwarnai dengan malachite green green (5 %) dan safranin safranin (0,5 (0,5 %). Selanjutnya dilakukan pengamtan bentuk akrospora (Tapered (Tapered bud conjugan, saturn, Head Shape with tip acrospore, Deli quiescent, tidak quiescent, tidak berspora). c. Morfologi Koloni Strain khamir dikulturkan dan koloni diamati bentuk pertumbuhan koloni (circular, irregular, filamentous, curled, amoboid ), ), margin/tepi koloni ( smooth/entire, smooth/entire, lobate, wavy/undulate, irregular, ciliate, filamentous), filamentous), elevasi (flat, raised, convex, droplike, umbonate), umbonate), profil ( smooth&flat, smooth&raised, smooth-creater form), form), warna (putih, krem, coklat, abu-abu), pada agar miring diamati bentuk pertumbuhan ( spreading, echinulate) echinulate) dan pertumbuhannya (lebat, sedang, sedikit), ukuran single k koloni oloni ( small, small, large), large), pada
medium
cair
diamati
kejernihan
(opaque opaque//
tidak
tembus ,
translucent/transparan translucen t/transparan di luar, transparan), d. Pengujian Karakter Fisiologis Dalam pengujian sifat biokimiawi, terdapat beberapa uji yang harus dilakukan, yaitu: 1. Pertumbuhan dalam 1% AAG Strain khamir diinokulasikan pada media 1% asam asetat padat secara goresan dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 3 – 6 hari. Hasil positif ditandai dengan adanya pertumbuhan pertumbuhan koloni pada media. 2. Pertumbuhan dalam 50% Glukosa Strain khamir diinokulasikan pada medium YME Agar plate yang mengandung 50 % (w/v) glukosa secara goresan. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar selama 3 hari. Pertumbuhan ditandai dengan tumbuhnya koloni khamir pada media. 3. Produksi asam dari Glukosa Strain khamir diinokulasikan pada media glukosa 5% agar secara goresan dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 3 hari. Apabila terdapat zona jernih maka strain khamir tersebut mampu menghasilkan asam dari glukosa. 4. Pertumbuhan dalam medium irisan wortel
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
6dari
Strain khamir dikultur dalam medium irisan wortel dan diinkubasikan pada suhu kamar selama s elama 1 – 1 – 2 2 minggu. Diamati pertumbuhannya (tidak tumbuh, tumbuh sedikit, sedang, lebat). 5. Pertumbuhan dalam medium cair Strain khamir diinokulasikan pada media YME broth dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 3 hari - 1 minggu. Hasil positif ditandai dengan adanya endapan atau lapisan pada permukaan medium. 6. Uji fermentasi Satu ose kultur murni khamir diinokulasikan ke dalam medium basal fermentasi (Wickerham medium) pada tabung reaksi yang telah dipasangi tabung Durham. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap produksi gas CO2 dan perubahan warna pada pada medium. Adanya gas gas CO2 dan warna kuning kuning pada medium menunjukkan hasil yang positif. 7. Pertumbuhan dalam berbagai temperatur Strain khamir diinokulasikan pada medium YME Agar plate secara goresan. Inkubasi dilakukan pada temperatur 5º C, suhu kamar 27º C, dan 55º C selama 3 hari - 1 minggu. Hasil positif ditandai dengan adanya pertumbuhan koloni khamir. khamir. 8. Produksi ester Strain khamir diinokulasikan pada media YME agar miring secara goresan dan diinkubasikan pada suhu kamar selama 3 hari. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya bau ester yang dihasilkan oleh strain khamir. Semua karakter yang telah diamati kemudian dicatat di table n x t. e. Penghitungan Nilai Similaritas Nilai similaritas dihitung menggunakan dua macam metode yaitu simple matching coefficient (Ssm) dan Jaccard coefficient (Sj). Rumus dari Ssm dan Sj adalahsebagai berikut :
Ssm
:
+ x 100 % +++ ++ x 100 %
Sj : Keterangan :
(Stuessy, 2009)
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
7dari
a : jumlah karakter yang (+) untuk kedua strain b : jumlah karakter yang (+) untuk strain pertama dan (-) untuk strain kedua c : jumlah karakter yang (-) untuk strain pertama pert ama dan (+) untuk strain kedua d : jumlah karakter yang (-) untuk kedua strain f. Analisis Pengklusteran Analisis pengklusteran didapatkan dengan metode perhitungan algoritma penglusteran. Algoritma pengklusteran yang yang digunakan adaah average linkage, yaitu nilai penyatuan dua strain atau lebih berada pada nilai rata-ratanya. r ata-ratanya. Dari perhitungan menggunaan average linkage didapatkan pada level tertentu terjadi terja di penyatuan strain mikrobia yang diidentifikasi. g. Konstruksi Dendogram Setelah analisis pengklusteran selesai, maka dari hasil analisis tersebut dapat dibuat dendogram untuk mengklasifikasikan strain mikrobia mi krobia yang diidentifikasi. h. Penghitungan Nilai Koefisien Korelasi Tingkat kemiripan antar OTU pada dendogram dapat dimasukan ke dalam matriks turunan (Y) kemudian dari matriks turunan dimasukkan dalam table korelasi kofenetik,begitu juga dengan matriks similaritas awal (X). Hasil Hasi l dari perhitungan (X) dan (Y) digunakan untuk penghitungan koefisien korelasi dengan rumus :
R hitung =
((∑∑ )−( )−(∑∑ )( )(∑∑ ) x 100 % √ ⌈ ∑ −( −(∑∑ ) ⌋ −(∑∑ ) ⌉ ⌊ ∑ −( (Stuessy, 2009)
Hasil koefisien korelasi diterima jika hasilnya lebih dari 60 %.
C. HASIL
Hasil dari praktikum yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Matriks n x t karakterisasi strain bakteri No
Karakter (n) A
B
-
+
Strain (OTU) C D
E
F
-
+
Morfologi koloni 1.
Bentuk Koloni -Circular
-
-
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
2.
3.
4.
5.
6.
-Irregular Margin -Entire -Undulate Elevasi -Convex -Pulvinate Warna Koloni -Putih kekuningan -Putih Susu -Putih Kecoklatan Ukuran Koloni -Kecil -Besar -Sedang Transparansi Koloni -Transluent -Opaque
Morfologi Sel 1. Bentuk Sel -Oval -Pear Shaped -Elongated -Spherical -Lemon Shaped 2. Tipe Pertunasan -Bipolar -Monopolar -Multipolar Morfologi Spora -Bulat -Oval -Slindris -Tidak membentuk spora Sifat Biokimiawi 1. Fermentasi -Perubahan Warna -Gas -Perubahan Warna + Gas 2. Pertumbuhan Spora pada Wortel -Tidak Tumbuh -Tumbuh Sedang -Tumbuh Lebat 3. Pertumbuhan padaYME Broth -Endapan -Keruh
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
8dari
+
-
+
+
+
-
+ -
+ -
+
+
+ -
+
+ -
+ -
-
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+
+ -
+ -
+ -
+
+
+ -
+ -
+
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+
+ -
+
+ -
+ -
+
+ -
+ -
+
+
-
-
+
-
-
-
+ -
+ -
-
+
+ -
+ -
+ + +
+ + +
+ + +
-
+
+
+ -
+ -
+
+ -
+ -
+ +
+ +
+ +
+ +
+ +
BORANG
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
9dari
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
4.
5.
6.
7.
8. 9.
Pertumbuhan pada Glukosa 50 % -Sedikit -Sedang -Lebat Pertumbuhan pada Asam Asetat 1 %
+ -
+ -
+ -
+
+ -
+
-Tidak Tumbuh -Tumbuh Pertumbuhan pada 0 ͦ C -Tidak Tumbuh - Sedikit - Sedang Pertumbuhan pada 37 37 ͦ C -Sedikit -Sedang -Lebat Pertumbuhan pada 55 55 ͦ C -Tidak Tumbuh Produksi Ester
+ -
+
+
+ -
+
+ -
+ -
+ -
+
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+
+
+
+
+
+
+
-Menyengat -Sedang
+
+
+
+ -
+ -
+ -
Tabel 2. Matriks Similaritas Ssm Ssm A B C D E F
A 100 % 60.42% 52.08% 56.25% 60.42% 58.33%
B
C
D
E
F
100% 45.83% 41.67% 66.67% 47.92%
100% 58.33% 58.33% 43.75%
100% 70.83% 60.42%
100% 52.08%
100%
B
C
D
E
F
100 % 21.21% 17.65% 42.86% 19.35%
100 % 35.48% 35.48% 35.48% 18.18% 18.18%
100 % 50,00% 34.48%
100 % 25.81%
100 %
Tabel 3. Matriks Similaritas Sj Sj A B C D E F
A 100 % 32.14% 25.81% 30.00% 34.48% 28.57%
Tabel 4. Clustering analisis SSm
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
10dari
Ssm
D
E
C
A
B
F
100 % 90 % 80 % 70.83 % 60.42 % 58.33 % 53.82 % 52.5 %
D D D
E E E
C C C C C
A A A A
B B B B
F F F F F F F
DE DE
AB AB
DEC DECAB DECABF
Tabel 5. Clustering analisis Sj Sj
D
E
C
A
B
F
100 % 90 % 80% 70% 60% 50% 40% 35.48% 32.14 % 28.67 % 25.28 %
D D D D D
E E E E E
C C C C C C C
A A A A A A A A
B B B B B B B B
F F F F F F F F F F
DE DE DEC DEC
AB DECAB DECABF
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
11dari
D E
C
A B
F
52,5 %
53,82 %
58,33 %
60,42 %
70,83 %
80%
90%
100%
Gambar 1. Dendogram hasil analisis numeric fenetik Ssm
D
E
C
A
B
F
25,28
28,67
%
%
32,14
35,48
%
%
40%
50%
60%
70%
80%
Gambar 2. Dendrogram hasil analisis numeric fenetik feneti k Sj
90%
100%
BORANG
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
12dari
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Tabel 6. Matriks turunan Ssm Ssm A B A 100 % B 60.42% 100% C D E F
53.82% 53.82% 53.82% 52.5%
53.82% 53.82% 53.82% 52.5%
Tabel 7. Matriks turunan Sj Sj A B A 100 % B 32.14% 100% C 28.67% 28.67% D 28.67% 28.67% E 28.67% 28.67% F 25.28% 25.28%
C
D
E
F
100% 58.33% 58.33% 52.5%
100% 70.83% 52.5%
100% 52.5%
100%
C
D
E
F
100% 35.48% 35.48% 25.28%
100% 50 % 25.28%
100% 25.28%
100%
Nilai R Indeks Similaritas Ssm : 59.24 % Nilai R Indeks Similaritas Sj : 70.21 %
D. PEMBAHASAN Taksonomi numerik merupakan suatu pengelompokan dengan metode
numerik satuan taksonomi menjadi taksa berdasarkan status karakternya. Taksonomi numerik berupaya mendasarkan klasifikasi pada sejumlah besar karakter dari banyak kumpulan data dalam upaya menghasilkan klasifikasi fenetik sepenuhnya dari prediktabilitas maksimum. Taksonomi numerik bertujuan untuk menentukan hubungan fenetik antara organisme atau taksa. Cain dan Harisson (1990) mendefinisikan hubungan fenetik sebagai suatu pengaturan oleh kesamaan keseluruhan, berdasarkan semua karakter tanpa bobot bobot yang tersedia (Singh, (Singh, 2010). Persamaan dan ketidaksamaan antara strain uji dapat diperkirakan setelah matriks nxt telah selesai dan data dimasukkan ke dalam computer, banyak koefisien similaritas yang diketahui, meskipun sedikit yang menemukan manfaat dalam taksonomi bakteri. Dua yang paling umum digunakan adalah Simple Matching (Ssm) dan Jaccard (Sj) koefisien, yang mengukur kesamaan antara data biner berbasis OTU. Hubungan yang terdeteksi menggunakan menggunakan koefisien similaritas Ssm tidak didasarkan pada korelasi negatif. yaitu OTU dianggap serupa karena mereka memiliki banyak anggota anggota dari karakter negatif yang sama. Strain negatif mungkin mungkin gagal
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
13dari
memberikan hasil positif karena alasan yang berbeda-beda. Misalnya, beberapa strain mungkin secara genetik tidak dapat memberikan respon positif, sedangkan organisme lain mungkin tidak dapat melakukannya dalam kondisi pengujian tertentu. Sedangkan koefisien Sj sangat berguna dalam studi yang melibatkan organisme yang tumbuh cepat dan lambat (Lengerler et al ., ., 2009). Pada praktikum ini digunakan 6 strain khamir dan dilakukan beberapa karakterisasi antara lain yaitu pengamatan morfologi koloni, morfologi sel, morfologi spora dan uji sifat biokimiawi dengan jumlah total karakter adalah 48 karakter. Pengamatan morfologi koloni menggunakan agar plate. Morfologi yang diamati antara lain yaitu bentuk koloni meliputi circular dan irregular, margin meliputi entire dan undulate, elevasi meliputi convex dan pulvinate, warna koloni meliputi putih kekuningan, putih susu dan putih kecoklatan, ukuran koloni meliputi kecil,besar dan sedang, dan transparansi koloni meliputi translucent dan opaque. Kemudian pengamatan morfologi sel terdiri dari pengamatan karakter bentuk sel yaitu berbentuk oval,pear shaped,elongated,spherical, atau lemon shaped, dan tipe pertunasan meliputi bipolar,monopolar atau multipolar. Kemudian pengamatan morfologi spora terdiri dari bentuk spora meliputi bulat,oval,silindris atau tidak membentuk spora. Karrakterisasi yang
terakhir
dilakukan
adalah
uji
biokimiawi
yang
terdiri
dari
uji
fermentasi,pertumbuhan spora pada wotel, YME Broth, Glukosa 50 %, Asam asetat 1 %,suhu 0 0 ͦ C, 37 37 ͦ C, dan 55 55 ͦ C serta pengamatan produksi ester. Berdasarkan hasil clustering yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa dari perhitungan indeks similaritas Ssm diketahui bahwa terjadi fusi dua strain bakteri yaitu D dan E di level 70.83 %. Fusi antara strain D dan E tersebut menunjukan bahwa kedua strain tersebut masih dikategorikan dalam satu spesies yang sama menurut taxo species concept. Berdasarkan clustering analysis analisis a nalisis tersebut jika dibuat dendogram diketahui bahwa didapatkan 5 spesies strain khamir dengan indeks similaritas Ssm. Sedangkan pada perhitungan dengan indeks similaritas Sj diketahui bahwa terjadi dua fusi strain khamir pada level 50 % dan tidak ada fusi antar strain di level ≥70%. ≥70% . Berdasarkan hasil tersebut jika dibuat dendogram didapatkan 6 spesies strain khamir dengan indeks similaritas Sj. Konsep satu spesies berdasarkan taxo-species concept yaitu jika spesies yang beranggotakan strain-strain khamir memiliki kemiripan berada pada level ≥70% (Priest ≥70% (Priest and Goodfellow,1999). G oodfellow,1999).
BORANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
14dari
Kemudian dari dendogram yang didapatkan dilakukan evaluasi dendogram dan hasil evaluasi tersebut di masukan dalam matriks similaritas simil aritas dendogram atau matriks turunan. Selanjutnya dilakukan penghitungan korelasi kofenetik antara matriks similaritas awal dengan matriks turunan hasil evaluasi dendogram. Dari penghitungan korelasi kofenetik ini didapatkan nilai R atau koefisien korelasi indeks similaritas Ssm dan Sj sebesar 59.24% dan 70.21%. Hasil tersebut dapat diterima karena berada pada level diatas diatas ≥ 60%. ≥ 60%. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi indeks similaritas Ssm tidak dapat diterima karena berada pada level ≤ 60%. Perhitungan koefisien korelasi indeks similaritas Sj diterima karena berada pada level≥ 60%. Nilai koefisien korelasi indeks similaritas Sj lebih tinggi dibandingkan dengan Ssm hal ini dapat disebabkan karena karakter yang didapatkan dan digunakan untuk menghitung indeks similaritas jumlahnya berbeda. Pada indeks similaritas Ssm,sifat karakter yang “keduanya positif ” (a), “ positif – negatif” negatif” (b), “negatif - positif ” (c), dan “keduanya negatif” negatif” (d) (d) dihitung sedangkan pada Sj sifat karakter keduanya negatif (d) tidak ikut dihitung. Jadi nilai koefisien korelasi indeks similaritas Ssm lebih rendah dari Sj karena lebih banyak karakter “keduanya negatif” (d) dar ipada ipada karter lainnya.
E. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pada klasifikasi numeric fenetik menggunakan perhitungan indeks similaritas Ssm didapatkan 5 spesies dari 6 strain khamir yang digunakan sedangkan pada indeks similaritas Sj didapatkan 6 spesies dari 6 strain khamir yang digunakan. Kemudian nilai koefisien korelasi indeks similaritas Sj lebih tinggi dibandingkan dengan indeks similaritas Ssm, dimana koefisien korelasi indeks similaritas Ssm tidak dapat diterima karena berada pada level ≤ 60%. 60%.
F. DAFTAR PUSTAKA
Idramsa. 2013. Peran sistematika mikrobia dalam mengungkap keanekaragaman mikroorganisme. Jurnal mikroorganisme. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. Sejahtera Vol. 11 (22). P :58 – :58 – 63 63 J.2009. 9. Phenetics: revolution, reform or natural consequence. consequence. Jensen, Richard J.200 Taxon..58 (1) • P: 50– 60 Taxon 60
BORANG
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
15dari
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Lehngerler,J.W.,Dwes,Grehat.,Schlegel,h.G. 2009. Biology 2009. Biology of the prokaryotes. prokaryotes. New York. Blackwell Science. P : 682 Priest,Fegus and Goodfellow. 1999. Applied Mibcrobial Sistematics. Kluwer Academic Publisher. Netherland. P : 8-10, 94 Schleifer ,Karl Heinz. 2009. Classification of Bacteria and Archaea: Past, present and future. Science direct . 32 (2009) . P : 533 – 542 542 or Sebola ,R.J, Balkwill ,K. 2013. Calibration, verification and stepwise analysis ffor numerical phenetics: Olinia (Oliniaceae) as an example. example. South African Journal of Botany. 88 (2013) 42 – 5 55 5 Singh,Gurcharan. 2010. Plant 2010. Plant systematics an itegrated approach. approach. New Jersey. Science Publisher. P : 210-212 Stuessy, T.D. 2009. Plant Taxonomy : The systematic Evaluation of Comparative Data Second Edition. New York . Colombia University Press. Page : 63 White,Chrisa.,and Zainasheff,Jamil. 2010. Yeast Practical Guide To Beer Fermentation.. Colorado. Brewer publication. Page : 17 Fermentation
G. LAMPIRAN
Tabel 8. Koefisien Korelasi Indeks Similaritas Ssm
2
2
XY
SSM
X
Y
AB
60.42
60.42
3650.576
3650.576
3650.576
AC
52.08
53.82
2712.326
2896.592
2802.946
AD
56.25
53.82
3164.063
2896.592
3027.375
AE
60.42
53.82
3650.576
2896.592
3251.804
AF
58.33
52.5
3402.389
2756.25
3062.325
BC
45.83
53.82
2100.389
2896.592
2466.571
BD
41.67
53.82
1736.389
2896.592
2242.679
BE
66.67
53.82
4444.889
2896.592
3588.179
BF
47.92
52.5
2296.326
2756.25
2515.8
CD
58.33
58.33
3402.389
3402.389
3402.389
CE
58.33
58.33
3402.389
3402.389
3402.389
CF
43.75
52.5
1914.063
2756.25
2296.875
DE
70.83
70.83
5016.889
5016.889
5016.889
DF
60.42
52.5
3650.576
2756.25
3172.05
EF
52.08
52.5
2712.326
2756.25
2734.2
Σ
833.33
833.33
47256.56
46633.05
46633.05
BORANG
No. Dokumen Dokumen Berlakusejak
FO-UGM-BI-07 FO-UGM-BI-07-13 -13 03 Maret 2008
Revisi
00
Halaman
16dari
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA MIKROBIA LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
Perhitungan r : r
xy) ( x)( y) x100% 2 2 2 2 [(n x ) ( x) ][( ][( n y ) ( y ) ] n(
15(46633.05) (833.33)(833.33)
r
100%
x
[((15)(47256.56)) (833.33) 2 ][((15)(46633.05))
(833.33) 2 ]
59.24%
Tabel 9. Koefisien Korelasi Indeks Similaritas Sj
2
2
XY
SJ
X
Y
AB
32.14
32.14
1032.98
1032.98
1032.98
AC
25.81
28.67
666.1561
821.9689
739.9727
AD
30
28.67
900
821.9689
860.1
AE
34.48
28.67
1188.87
821.9689
988.5416
AF BC
28.57 21.21
25.28 28.67
816.2449 449.8641
639.0784 821.9689
722.2496 608.0907
BD
17.65
28.67
311.5225
821.9689
506.0255
BE
42.86
28.67
1836.98
821.9689
1228.796
BF
19.35
25.28
374.4225
639.0784
489.168
CD
35.48
35.48
1258.83
1258.83
1258.83
CE
35.48
35.48
1258.83
1258.83
1258.83
CF
18.18
25.28
330.5124
639.0784
459.5904
DE
50
50
2500
2500
2500
DF
34.48
25.28
1188.87
639.0784
871.6544
EF
25.81
25.28
666.1561
639.0784
652.4768
Σz
451.5
451.52
14780.24
14177.85
14177.31
Perhitungan r :
r
xy) ( x)( y) x100% 2 2 2 2 [(n x ) ( x) ][( ][( n y ) ( y ) ] n(
15(14177.31) (451.5)(451.52)
r
[((15)(14780.24)) (451.5) 2 ][((15)(14177.85))
100%
x
(451.52) 2 ]
70,21%
View more...
Comments