Laporan Praktikum Sistem Beban Tidak Seimbang (Risma Santani_141711024)

April 11, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Sistem Beban Tidak Seimbang (Risma Santani_141711024)...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI SISTEM BEBAN TIDAK SEIMBANG Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Konservasi Energi

Dosen Pembimbing Purwinda Iriani, S.T.,M.T.

Disusun oleh: Risma Santani (141711024) Kelompok 5 : Muhammad Ihsan Adam Rahmat Gumilang Arie Ramadhan Rahmawati Fauziah

PROGRAM STUDI D III TEKNIK KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2017

I.

LATAR BELAKANG Saat ini energi listrik banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam rumah tangga maupun industri. Hal ini karena energi listrik mudah untuk dikonversikan menjadi energi lainnya. Oleh karena itulah, energi listrik menjadi kebutuhan yang utama. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan sistem penyediaan enegi listrik yang stabil dan kontinyu. Penggunaan energi listrik dikonsumen tidak sama. Terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan energi listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa R, fasa S, dan fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya arus netral. Adanya arus netral menyebabkan rugi-rugi (losses). Pemasangan daya yang terlalu besar akan membawa kerugian kepada badan yang bersangkutan dengan tingginya tarif yang harus dibayar, sehingga evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui penggunaan daya listrik yang terpakai. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir arus netral untuk mengurangi losses dengan cara melakukan peluang konservasi pada sistem jaringan tidak seimbang.

II.

TUJUAN 1. Mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari ketidakseimbangan beban terpasang. 2. Mencari peluang penghematan energi 3. Menentukan langkah yang akan diambil untuk melakukan konservasi energi untuk menyeimbangkan beban.

III.

DASAR TEORI III.1. Pengertian Keadaan Seimbang Keadaan seimbang pada sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu keadaan dimana : •

Ketiga vektor arus/tegangan adalah sama besar



Ketiga vektor saling membentuk sudut 120o satu sama lain, seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Vektor diagram arus keadaan seimbang Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak ada arus netral yang muncul.

III.2. Pengertian Keadaan Tidak Seimbang Keadaan tidak seimbang merupakan keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi ketidakseimbangan beban yang disebabkan karena ketidakserempakan waktu penyalan beban-beban tersebut. Akibat dari ketidakseimbangan beban tersebut maka muncul arus netral. Arus netral yang mengalir menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah. Kemungkinan penyebab keadaan tidak seimbang ada tiga, yaitu : •

Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120o satu sama lain



Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120o satu sama lain



Ketiga vektor tidak sama besaar dan tidak membentuk sudut 120o satu sama lain

Sepeti yang terlihat pada Gambar 3.2 di bawah ini :

Gambar 3.2 Vektor diagram arus keadaan tidak seimbang Gambar di atas menunjukkan vektor diagram arus dalam kondisi tidak seimbang. Dari gambar tersebut terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT) adalah tidak sama dengan nol sehingga muncul arus netral (IN) yang besarnya tergantung pada seberapa besar faktor ketidakseimbangannya. Akibat Ketidakseimbangan beban : 1. Adanya rugi dan drop tegangan pada konduktor netral 2. Menyebabkan tegangan 3-fasa tidak seimbang dalam sistem distribusi tenaga 3. Mengurangi torsi dan overheating motor induksi 4. Gangguan elektromagnetik yang berlebihan untuk peralatan yang sensitif 5. Mengakibatkan kesalahanpada sistem pengukuran

III.3. Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Seimbang Misalkan daya dengan besar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut : P = 3 [V] [I] cosθ Daya yang sampai pada ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran. Penyusutan daya ini dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram fasor tegangan saluran model fasa tunggal seperti pada Gambar 3.3 di bawah ini :

Gambar 3.3 Diagram fasor tegangan saluran daya model fasa tunggal Gambar diatas dibuat dengan asumsi pemusatan kapasitif pada saluran cukup kecil sehingga dapat diabaikan. Sehingga besarnya arus yang masuk sama dengan arus yang keluar. Apabila tegangan dan faktor daya pada ujung terima adalah V’ dan θ’, maka besarnya daya pada ujung terima adalah : P = 3 [V’] [I] cosθ’ Selisih antara P dengan P’ merupakan penyusutan daya saluran, yaitu : Pl = P – P’ = 3 [V] [I] cosθ - 3 [V’] [I] cosθ’ = 3 [I] {[V] cosθ - 3 [V’] cosθ’}

Dari diagram fasor ditunjukkan bahwa : [V] cosθ - 3 [V’] cosθ’ = I. R Dengan R adalah tahanan kawat penghantar tiap fasa, maka Pl = 3 [I2] R

III.4.

Penyaluran dan Susut Daya pada Keadaan Tidak Seimbang Jika [I] merupakan besarnya arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada

keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi tidak seimbang besarnya arus-arus tiap fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b , dan c adalah sebagai berikut : [IR]

=a[I]

[IS]

= b[I]

[IT]

= c[I]

Dengan IR, IS dan IT merupakan arus pada fasa R, S, dan T. Telah disebutkan di atas bahwa faktor daya ketiga fasa dianggap sama walupun besarnya arus berbeda-beda. Dengan anggapan seperti ini maka besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai berikut: P = (a+b+c) [V] [I] cos φ Maka dari kedua persamaan tersebut dapat diperoleh persyaratan koefisien a,b dan c adalah: a+b+c=3 Dengan anggapan yang sama, arus yang mengalir di penghantar netral dapat dinyatakan sebagai : IN = IR + IS+ IT = [I] {a + b cos (-120) + j.b.sin (-120) + c.cos (-120) + j.c.sin (120)} = [I] {a – (b + c) / 2 + j. (c - b) √3 /2} Susut daya saluran adalah jumlah susut pada penghantar fasa dan penghantara netral adalah : Pl’ = { [IR2] + [IS2] + [IT2] }.R + [IN2] .RN = (a2+b2+c2) [I]2R + (a2+b2+c2 – ab – ac – bc ) [IN]2.RN Dengan RN adalah tahanan penghantar netral.

III.5. Analisa Ketidakseimbangan Beban Analisa ketidakseimbangan beban, menggunakan persanaan : [IR] = a [I] [IS] = b [I] [IT] = c [I] Dengan IR , IS dan IT berturut-turut adalah arus di fasa R, S dan T. I

: besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan Irata-rata

a,b,c

: koefisien keadaan tidak seimbang arus-arus fasa

Rata-rata ketidakseimbangan beban (dalam %) dinyatakan dengan rumus : {∣𝑎𝑎−1∣ + ∣𝑏𝑏−1∣ + ∣𝑐𝑐−1∣}3 𝑥𝑥 100 %

Losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral dapat dihitung besarnya, yaitu: 𝑃𝑃𝑁𝑁= 𝐼𝐼𝑁𝑁2 . 𝑅𝑅𝑁𝑁

Persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral adalah:

dengan P = daya aktif (Watt).

IV.

%𝑃𝑃𝑁𝑁= 𝑃𝑃𝑁𝑁 /𝑃𝑃 𝑥𝑥 100%

ALAT YANG DIGUNAKAN Nama Alat

Banyaknya

Modul Kerja Praktikum

1 unit

Voltmeter

3 buah

Ampermeter

4 buah

Lampu 25 W

3 buah

Lampu 60 W

3 buah

Lampu 75 W

3 buah

Kabel Penghubung

secukupnya

V.

VI.

GAMBAR RANGKAIAN

LANGKAH KERJA 1. Pahami dan mengerti materi sistem beban tak seimbang. 2. Pahami gambar rangkaian pada gambar 1. 3. Persiapkan alat dan bahan . 4. Periksa kelayakan alat . 5. Nyalakan sumber listrik 6. On-kan saklar sesuai dengan tabel dibawah ini

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

S1 OFF OFF OFF OFF OFF OFF ON ON ON ON ON ON

S2 OFF OFF OFF OFF OFF ON OFF ON ON ON ON ON

SAKLAR S3 S4 OFF OFF OFF OFF OFF OFF OFF ON ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF ON OFF ON ON ON ON ON ON

7. Amati tegangan pada fasa to netral (fasa R, S, T). 8. Amati arus pada Fasa R, S, T dn Netral. 9. Catat nilai yang telah diamati pengamatan ditabel percobaan. 10. Pastikan data praktikum telah diamati semua. 11. Mematikan sumber setelah praktikum selesai.

S5 OFF OFF ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF ON ON

S6 OFF ON ON ON ON ON OFF OFF OFF OFF OFF ON

VII.

DATA PRAKTIKUM 1. Sebelum Konservasi

NO

Saklar S1

S2

S3

S4

Daya Terpasang S5

S6

PR (W)

PS (W)

PT (W)

VRN (Volt)

VSN (Volt)

VTN (Volt)

IR (A)

IS (A)

IT (A)

IN (A)

PFR

PFS

PFT

0.7289

0.0892

0.0808

0.6220

0.99

0

0.0689

0.8901

0.099

0.7801

0.816

0

0.0576

0.28823

0.2254

0

0.83

PS (W) 0

PT (W) 15.1

0.98

0.09

12.8

195.6

2

0

0.979

0

0

62.7

0.98

0.96

53.6

62.5

23.7

0.986

0.978

58.8

131

41.7

0.991

0.988

112

129

48

0.989

0.992

113

131

67.2

0.99

0.99

117

198

68

0.996

0.972

118

61

32

0.992

0.946

113

127

31

0.991

0.987

113

129

49

0.995

0.993

167

127

59

0.963

0.978

171

195

55

0.993

0.993

170

196

73

PFT

1

R-ON

180

0

0

226.02

0

223.67

2

S-ON

0

225

0

226.17

222.38

223.29

3

T-ON

0

0

75

226.52

0

223.57

75

25

225.61

221.76

222.34

0.2442

0.2871

0.1119

0.1621

0.97

150

50

225.69

220.52

221.34

0.2672

0.2977

0.1915

0.3357

0.974

150

50

225.53

221.61

222.52

0.5041

0.5877

0.2213

0.3266

0.988

150

75

225.6

221.8

222.66

0.5054

0.5983

0.3063

0.2584

0.989

225

75

225.4

222.02

223.11

0.5235

0.9014

0.305

0.4848

0.987

75

25

225.73

222.16

222.67

0.4941

0.2785

0.1505

0.2895

0.989

150

25

225.66

221.94

223.01

0.5094

0.5782

0.1466

0.357

0.987

150

50

225.81

222.15

223.15

0.5093

0.5871

0.2248

0.3249

0.988

150

50

225.11

221.35

222.53

0.7508

0.5794

0.2664

0.4184

0.991

225

50

225.69

221.26

223.7

0.7652

0.8858

0.2553

0.5627

0.99

225

75

224.4

221.32

222.63

0.7625

0.8934

0.3325

0.4945

0.991

VRN (Volt)

VSN (Volt)

VTN (Volt)

IR (A)

IS (A)

IT (A)

IN (A)

PFR

PFS

0.994

0.99

4

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

60

5

OFF

OFF

OFF

OFF

ON

ON

60

6

OFF

OFF

OFF

ON

ON

ON

120

7

OFF

OFF

ON

ON

ON

ON

120

8

OFF

ON

ON

ON

ON

ON

120

9

ON

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

120

10

ON

ON

OFF

OFF

OFF

OFF

120

11

ON

ON

ON

OFF

OFF

OFF

120

12

ON

ON

ON

OFF

OFF

OFF

180

13

ON

ON

ON

ON

OFF

OFF

180

14

ON

ON

ON

ON

ON

OFF

180

Daya Terukur PR (W) 163.8

2. Sesudah Konservasi Saklar NO 1

Daya Terpasang

S1

S2

S3

S4

S5

S6

ON

ON

ON

ON

ON

ON

PR (W) 160

PS (W) 160

PT (W) 160

224.48

221.9

222.4

0.6682

0.6752

0.6597

Daya Terukur

0

0.991

PR (W) 148

PS (W) 147

PT (W) 145

VIII. I.

DATA KOMPILASI Sebelum Konservasi Saklar

Daya Terpasang

NO S1

S2

S3

S4

S5

S6

Daya Terukur

PR (W)

PS (W)

PT (W)

PR (W)

PS (W)

PT (W)

IN (A)

Iratarata (A)

a

b

c

Ketidaksetimban gan (%)

Rn

Pn (W)

Ptot (W)

%Pn

1

R-ON

180

0

0

163.8

0

15.1

0.6220

0.2996

2.3426

0.2977

0.2697

95.50

0.0079

0.0031

178.9

0.00172

2

S-ON

0

225

0

12.8

195.6

2

0.7801

0.3527

0.1954

2.5239

0.2807

101.59

0.0079

0.0048

210.4

0.00229

3

T-ON

0

0

75

0

0

62.7

0.2254

0.1153

0

0.4997

2.5003

100.02

0.0079

0.0004

62.7

0.00064

4

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

60

75

25

53.6

62.5

23.7

0.1621

0.2144

1.1390

1.3391

0.5219

31.87

0.0079

0.0002

139.8

0.00015

5

OFF

OFF

OFF

OFF

ON

ON

60

150

50

58.8

131

41.7

0.3357

0.2521

1.0598

1.1807

0.7595

16.03

0.0079

0.0009

231.5

0.00039

6

OFF

OFF

OFF

ON

ON

ON

120

150

50

112

129

48

0.3266

0.4377

1.1517

1.3427

0.5056

32.96

0.0079

0.0008

289

0.00029

7

OFF

OFF

ON

ON

ON

ON

120

150

75

113

131

67.2

0.2584

0.4700

1.0753

1.2730

0.6517

23.21

0.0079

0.0005

311.2

0.00017

8

OFF

ON

ON

ON

ON

ON

120

225

75

117

198

68

0.4848

0.5766

0.9079

1.5632

0.5289

37.54

0.0079

0.0019

383

0.00049

9

ON

OFF

OFF

OFF

OFF

OFF

120

75

25

118

61

32

0.2895

0.3077

1.6058

0.9051

0.4891

40.38

0.0079

0.0007

211

0.00032

10

ON

ON

OFF

OFF

OFF

OFF

120

150

25

113

127

31

0.357

0.4114

1.2382

1.4054

0.3563

42.91

0.0079

0.0010

271

0.00037

11

ON

ON

ON

OFF

OFF

OFF

120

150

50

113

129

49

0.3249

0.4404

1.1564

1.3331

0.5104

32.63

0.0079

0.0008

291

0.00029

12

ON

ON

ON

OFF

OFF

OFF

180

150

50

167

127

59

0.4184

0.5322

1.4107

1.0887

0.5006

33.29

0.0079

0.0014

353

0.00039

13

ON

ON

ON

ON

OFF

OFF

180

225

50

171

195

55

0.5627

0.6354

1.2042

1.3940

0.4018

39.88

0.0079

0.0025

421

0.00060

14

ON

ON

ON

ON

ON

OFF

180

225

75

170

196

73

0.4945

0.6628

1.1504

1.3479

0.5017

33.22

0.0079

0.0019

439

0.00044

IN (A)

Iratarata (A)

a

b

c

Ketidaksetimban gan (%)

Rn

Pn (W)

Ptot (W)

%Pn

0.6677

1.0007

1.0112

0.9880

0.7988

0.0079

2. Sesudah Konservasi Saklar

Daya Terpasang

NO 1

S1

S2

S3

S4

S5

S6

PR (W)

ON

ON

ON

ON

ON

ON

160

PS (W)

PT (W)

160

160

Daya Terukur PR (W) 148

PS (W) 147

PT (W) 145

0

0

440

0.00

Data kompilasi diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut :

Perhitungan Data ke- 6 (Sebelum Konservasi) •

Menghitung Irata-rata :

𝐼𝐼 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 − 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = •

𝐼𝐼𝑅𝑅 +𝐼𝐼𝑆𝑆 +𝐼𝐼𝑇𝑇 3

=

0.5041+0.5877+0.2213 3

= 0.4377 𝐴𝐴

Menghitung koefisien tidak seimbang arus fasa [IR]

= a [I]

a

= [IR]/ [I] = 0.5041 / 0.4377 = 1.1517

[IS]

= b [I]

b

= [IS]/ [I] = 0.5877 / 0.4377 = 1.3427

[IT]

= c [I]

c

= [IT]/ [I] = 0.2213 / 0.4377 = 0.5056



Menghitung rata-rata ketidakseimbangan Rata-rata ketidakseimbangan

=

{|𝑎𝑎−1|+|𝑏𝑏−1|+|𝑐𝑐−1|}

=

{|1.1517−1|+|1.3427−1|+|0.5056−1|}

3

= 32.96 % •

Menghitung losses pada penghantar netral 𝑅𝑅𝑁𝑁 =

𝜌𝜌 𝑥𝑥 𝐿𝐿 𝐴𝐴

=

1.7 𝑥𝑥 10−8 𝑥𝑥 0.7 1.5 𝑥𝑥 10−6

= 0.007933 Ω

3

𝑥𝑥 100%

𝑥𝑥 100%

𝑃𝑃𝑁𝑁 = 𝐼𝐼𝑁𝑁2 𝑥𝑥 𝑅𝑅 = 0.3266 𝑥𝑥 0.007933 = 0.0008 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊

𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑃𝑃𝑅𝑅 + 𝑃𝑃𝑆𝑆 + 𝑃𝑃𝑇𝑇 = 112 + 129 + 48 = 289 𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊𝑊

%𝑃𝑃𝑁𝑁 =

𝑃𝑃𝑁𝑁 0.0008 𝑥𝑥 100 % = 𝑥𝑥 100% = 0.00029 % 𝑃𝑃 289

IX.

ANALISIS DATA Praktikum konservasi pada sistem beban tidak seimbang yang telah dilakukan, dengan

tujuan praktikum yaitu untuk mengevaluasi sistem kelistrikan dilihat dari keseimbangan beban yang terpasang pada setiap fasa (R, S dan T) serta mencari langkah konservasi untuk penghematan energi. Pada praktikum ini, pembebanan dilakukan menggunakan lampu pijar dengan kapasitas 25W, 60 W dan 75 W. Simulasi pembebanan tidak seimbang dilakukan dengan memberikan beban pada fasa R yaitu 3x60 W , fasa S yaitu 3x75W dan fasa T yaitu 3x25W dengan pengaturan konfigurasi saklar seperti pada tabel langkah percobaan. Dari hasil pengukuran daya pada setiap pembebanan, terdapat sedikit perbedaan antara daya terpasang pada spesifikasi lampu dengan daya yang terukur. Daya yang terukur lebih kecil dari pada daya yang terpasang pada spesifikasi lampu. Hal ini dikarenakan terdapat penyusutan daya akibat dari tahanan pada kawat penghantar tiap fasa. Pada percobaan dengan memasang beban pada salah satu fasa saja dan fasa yang lain off, ternyata terdapat arus bukan hanya pada fasa yang dibebani saja melainkan terdapat juga arus pada fasa yang tidak dibebani walaupun dengan nilai yang sangat kecil. Hal ini dimungkinkan karena pengaruh resistansi pada penghantar setiap fasa. Dari beberapa konfigurasi pembebanan yang dilakukan, arus netral tertinggi yaitu 0.7801 Ampere dengan losses 0.0048 W diperoleh ketika fasa S ON sedangkan fasa R dan T OFF. Pada kondisi ini, fasa S dibebani dengan 3 buah lampu berkapasitas 75 W, sedangkan fasa R dan T bebannya 0 W. Artinya, hanya fasa S saja yang menyuplai ke beban lampu 3x75 Watt. Sedangkan arus netral terkecil yaitu 0.1621 Ampere dengan losses 0.0002 W diperoleh pada kondisi beban fasa R= 60W, fasa S=75W dan fasa T=25 W. Pada kondisi ini, perbedaan pembebanan tiap fasa tidak terlalu jauh sehingga diperoleh arus netral kecil. Artinya, pada konfigurasi pembebanan ini mendekati seimbang, dengan rata-rata ketidakseimbangan 31.87 %. Dari percobaan tersebut diketahui bahwa ketidakseimbangan beban mempengaruhi besarnya arus netral, seperti yang digambarkan pada grafik di bawah ini :

IN (Ampere)

Hubungan Rata-rata Ketidakseimbangan terhadap Arus Netral 0.9000 0.8000 0.7000 0.6000 0.5000 0.4000 0.3000 0.2000 0.1000 0.0000 0.0000

20.0000

40.0000

60.0000

80.0000

100.0000

120.0000

Rata-rata ketidakseimbangan (%)

Pada grafik diatas terlihat bahwa, konfigurasi pembebanan berpengaruh terhadap besarnya arus yang mengalir pada penghantar netral. Hal ini terbukti bahwa, jika konfigurasi pembebanan mendekati seimbang (rata-rata ketidakseimbangan kecil), maka arus yang mengalir pada pengahantar netral kecil, dan sebaliknya. Dari hasil percobaan terlihat pula bahwa semakin besar arus netral, maka semakin besar losses yang timbul. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini :

Hubungan Arus Netral terhadap Losses 0.0035 0.003

PN (Watt)

0.0025 0.002 0.0015 0.001 0.0005 0 0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

IN (Ampere)

Dari grafik hubungan arus netral terhadap losses, ditunjukkan bahwa besarnya arus netral berbanding lurus terhadap losses yang timbul. Hal ini sesuai dengan persamaan

PN = IN2 x R, dimana besarnya arus yang mengalir pada pengahantar netral berbanding lurus dengan rugi-rugi atau losses pada penghantar. Setelah mengetahui kondisi beban tidak seimbang, selanjutnya dilakukan tindakan konservasi untuk memperbaiki sistem tidak seimbang. Percobaan dilakukan dengan cara menyeimbangkan beban pada tiap fasa. Pada setiap fasa diberi beban yang sama yaitu lampu 75W+60W+25W. Dari hasil percobaan, diperoleh rata-rata ketidakseimbangan beban 0.798% dengan arus netral 0 Ampere, sehingga losses yang dihasilkan juga bernilai 0 Watt. Selain itu, losses juga dapat diatasi dengan mengganti kabel distribusi yang mempunyai diameter lebih besar dan memperpendek jarak distibusi jaringan listrik. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resistansi penghantar, sehingga losses yang ditimbulkan kecil.

X.

KESIMPULAN Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : a. Perbedaan daya terkukur dengan daya terpasang disebabkan karena penyusutan daya akibat tahanan pada penghantar tiap fasa. b. Ketidakseimbangan pembebanan pada setiap fasa dapat menimbulkan arus netral yang menyebabkan adanya losses pada sistem distribusi tenaga listrik. c. Besarnya losses pada sistem berbanding lurus dengan arus yang mengalir pada penghantar netral. Artinya, semakin besar arus netral maka losses yang ditimbulkan akan semakin besar pula. d. Tindakan konservasi yang dapat dilakukan pada sistem tidak seimbang yaitu dengan mengatur pembebanan pada masing-masing fasa sampai mendekati seimbang sehingga arus netral yang dihasilkan sekecil mungkin. e.

Memperkecil losses dapat dilakukan juga dengan mengganti diameter kabel dengan yang lebih besar dan memperpendek jarak distribusi sehingga resistansinya kecil.

XI.

DAFTAR PUSTAKA ______. 2017. Modul Praktikum Konservasi Energi. Bandung: Politeknik Negeri Bandung. Badaruddin. 2012. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi Proyek Rusunami Gading Icon. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Setiadji, Julius S. 2006. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi. Surabaya: Universitas Kristen Petra.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF