Laporan Praktikum SIG Terapan ACARA 8 : Analisis 3D (Hill, Slide, dan Aspect)
April 21, 2019 | Author: nisaririz | Category: N/A
Short Description
Analisis 3D menggunakan peta DEM...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TERAPAN
ACARA VIII 3D Analysis (Hillshade, slope, aspect) Ririz Khairunnisa 15405244016
A. Tujuan 1.
Mahasiswa dapat melakukan pegolahan data raster untuk ditampilkan secara analisis 3D dengan menggunakan data DEM (DigitaL elevation model)
2.
Mahsiswa dapat membuat peta kemiringan lereng (slope) berdasarkan DEM (DigitaL elevation model)
3.
Membuat peta arah hadap lereng berdasarkan data DEM (DigitaL elevation model)
B. Dasar teori 1. Pengertian SIG SIG (Sistem Informasi Geografis) Salah satu model informasi yang berhubungan dengan data spasial (keruangan) mengenai daerah-daerah di permukaan Bumi adalah Sistem Informasi Geografi (SIG). Sistem Infomasi Geografis merupakan bagian dari ilmu Geografi Teknik (Technical Geography) berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi data data keruangan (spasial) untuk kebutuhan atau k epentingan. Istilah Dalam GIS : a) Atribut adalah keterangan atau informasi tentang s ebuah bentukan/feature dalam SIG/GIS. Biasanya berbentuk tabel yang masing-masing catatannya mempunyai
kaitan
dengan
bentuk/feature
tertentu.
Contohnya
bentukan/feature sungai mungkin memiliki atribut antara lain: nama sungai, panjang, tingkat sedimentasi, dapat dilintasi untuk berlayar atau tidak, dan lain sebagainya.
b) Buffering memiliki Fungsi inimenghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau area dengan jarak tertentu daridata spasial yang menjadi masukannya. c)
Data Kualitatif adalah data yang menyajikan unsur unsur topografi berupa gambar atau keterangan, seperti jalan, sungai, perumahan, nama daerah, dan sebagainya.
d) Data Kuantitatif adalah data yang menyajikan unsur-unsur topografi dalam besaran tertentu, seperti ketinggian titik, nilai kontur, jumlah penduduk, prosentase pemeluk agama tertentu, dan sebagainya. e) Data Raster adalah data yang terdiri sel-sel yang disusun menurut baris dan kolom. Pada masing-masing sel tersebut tersimpan sebuah nilai tunggal. Data raster biasanya merupakan sebuah gambar (beragam warna). Nilai sel tersebut bisa juga melambangkan sesuatu yang berbeda-beda, seperti tata guna lahan. f)
Data Spasial adalah keterangan tentang lokasi dan bentukannya di permukaan bumi serta keterkaitan satu aspek dengan lainnya. Biasanya data spasial menyimpan koordinat dan topologi dari bentukan tersebut. Definisi lainnya, data spasial adalah semua data yang dapat dipetakan
g) Digitasi merupakan proses konversi dari peta analog menjadi peta digital dengan mempergunakan meja digitasi. Cara kerjanya adalah dengan mengkonversi fitur-fitur spasial yang ada pada peta menjadi kumpulan koordinat x,y. Untuk menghasilkan data yang akurat, dibutuhkan sumber peta analog dengan kualitas tinggi. h) Feature adalah bentukan atau gambaran secara sederhana atas benda/fenomena/objek dipermukaan bumi yang disederhanakan sebagai titik, garis atau polygon(daerah/luasan). i)
Geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input.
j)
Layer adalah representasi visual dari data geografis pada peta digital. Secara konseptual sebuahlayer adalah irisan atau strata tertentu atas realitas geografis pada sebuah daerah tertentu yang kurang lebih sejenis atau
mempunyai kriteria yang sama maupun mirip. Misalnya jaringan jalan, batas administrasi pemerintahan, batas kawasan taman nasional, sungai. k)
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana
overlay
disebut
sebagai
operasi
visual
yang
membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik. l)
Point/Dot dalam kaitannya dengan data vektor, sebuah titik adalah sebuah bentukan yang memiliki koordinat X dan Y yang merepresentasikan suatu pusat atau tempat. Misalnya, Ibukota, Negara, Titik Sample.
m) Georeference digunakan untuk menyelaraskan data geografis agar i a dapat tepat berada pada koordinat yang tepat. Sehingga data tadi dapat dilihat, dilakukan query dan dianalisa serta diperbandingkan dengan data geografis lain yang memiliki cakupan wilayah yang sama. Proses-proses georeference meliputi pergeseran, pemutaran, perubahan skala dan kadang kala dibutuhkan warping, rubber sheeting dan orthorectification.
Aspect
Fungsi aspect mencari arah dari penurunan yang paling tajam ( steepest downslope direction) dari masing masing sel ke sel-sel tetangganya. Nilai output adalah arah aspect: ‘0’° adalah tepat ke utara, ‘90’° adalah timur, dst. Slope
Fungsi slope menentukan slope atau laju perubahan maksimum dari setiap sel dengan tetangganya. Fungsi ini menghasilkan theme slope grid berupa nilai slope dalam persentasi (contoh: slope 10%) atau dalam derajat (contoh: slope 45°). Hillshade
Fungsi hillshade digunakan untuk memprediksi iluminasi sebuah surface untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat digunakan untuk menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada lokasi tertentu. Untuk visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari surface.
C. Alat dan bahan 1.
Komputer sebagai perangkat keras untuk mengolah data SIG
2.
Software QGIS sebagai perangkat lunak untuk mengolah data SIG
3.
Softfile acara 3, 5 dan 6
D. Langkah kerja 1.
Langkah pertama menyiapkan data DEM lalu buka QGIS buka
data DEM yang bentuk filenya adalah TIF
2. Klik raster
pilih Terrain Analysis
HILLSHADE OK
add
adata raster
Open.
Hillshade
save
dengan nama
3.
Setelah itu akan muncul HIlshade seperti pada gamabar dibawah. Gambar dibawah adalh peta yang menunjukkan bayangan bukit.
Selanjutnya adalah membuat peta SLOPE. 4. Sama seperti langkah membuat peta hill shade, kill raster Terrain Analysisi Slope.
Save dengan nama Slope lalu OK
Setelah di klik OK maka akan muncul peta slope pada gambar dibawah.
5.
Untuk membuat perbadaan ketinggian slope berdasarkan warna, klik kanan layer slope
properties atur
style sperti pada gambar dibawah dengan
Render Type Singleband pseudocolor, memilih warna sesuai dengan kaidah kaertografi yaitu merah untuk dataran dinggi, kuning untuk sedang dan hijau untuk dataran rendah
setelah itu classify agar warna dapat
ditereapkan jika sudah fix benar klik OK.
Peta slope akan terlihat seperti pada gambar dibawah.
ASPECT
LAYOUTING Layer yang dilay out adalah layer slope.
Untuk memunculkan peta klik Add map
1.
Hasil aspect
Petakemiringan lereng kabupate kulonprogo
6. Hasil Dan Pembahasan Hasil a.
Hillshade
b. Slope
c.
Aspect
Pembahasan Pada praktikum yang diadakan pada tanggal 11 april 2018 adalah membuat hillshade, slope dan aspect. Hillshade berfungsi untuk analisis visualisasi bentuk lahan. Relief pada hillshade terlihat kasar pada bagian barat kulon progo yang membentang dari utara ke selatan. Sedangkan untuk slpoe digunakan untuk melihat kemiringan suatu daerah.
Slope dapat diidentifikasi
kemiringannya dengan melihat warna pada wilayahnya. Warna hijau pada peta menggambarkan dataran rendah, sedangkan warna merah menandakan dataran tinggi, sedangkan warna kuning adalah dataran yang lebih rendah dari warna merah. Aspect dapat digunakan untuk mengintrepetasi penurunan yang paling tajam. Aspect pada peta yang terlihat pada bagian barat Kulon Progo yang membentang dari utara dan selatan sangat terlihat jelas. Arah kemringan
lereng menghadap kearah timur. Penggunaan warna pada aspect tidak menggunakan warna gradasi karena akan menyulitkan analisis. Sehingga warnawarna yang digunakan adalah warna tegas seperti warna hijau, kuning, merah.
7. Kesimpulan 1.
Hillshade terlihat kekasarannya pada bagian barat yang terbentang dari utara ke selatan .
2.
Slope untuk melihat kemiringan pada suatu daerah pada kemiringan yang terlihat pada warna yang digunakan.
3.
Aspect digunakan untuk melihat penurunan yang paling tajam yang terlihat sangat jelas pada bagian barat terlihat menjorok ke timur.
8. Daftar Pustaka Erstayudha Hayyu Nurrizqi. 2017. Modul Pemetaan Menggunakan Quantum GIS. USAID Hamidi. 2014. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Penyebaran Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jurnal masyarakat
informatika. Volume 2.
Nomer 3. 2086– 4930. Nuarsa IW. 2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial Dengan Software ARCVIEW GIS 3.3 untuk Pemula. Jakarta: PT Alex Media Computindo. Yousman, Yeyep. 2004. Sistem Informasi Geografis dengan ArcView3.3 Professional Yogyakarta: Andi Offset https://docs.qgis.org/2.8/en/docs/gentle_gis_introduction/vector_spatial_analysis_b uffers.html Wafirul, Aqli. 2010. ANALISA BUFFER DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PERENCANAAN RUANG KAWASAN. Dosen Jurusan Arsitektur FT Universitas Muhammadiyah Jakarta. INERSIA, Vol. VI No. 2. Sholahuddin, Muhamad.
_.
Sig Untuk Memetakan Daerah Banjir Dengan Metode
Skoring Dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara. Sistem Informasi, Fasilkom, Udinus diunduh dari eprints.dinus.ac.id.
View more...
Comments