Laporan Praktikum Reaksi Logam

April 20, 2018 | Author: Rachma Surya M | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum Reaksi Logam...

Description

LAPORAN PRAKTIKUM

PERCOBAAN III REAKSI-REAKSI LOGAM

 NAMA  NIM KELOMPOK TANGGAL PERCOBAAN ASISTEN

: : : : :

RACHMA SURYA M H311 12 267 7 16 OKTOBER 2013 JAMALUDIN NUR 

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK  JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR  2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar unsur dalam tabel perodik adalah logam. Dalam kimia, sebuah logam adalah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, serta kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Logam memiliki banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat fisika padatan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari daya hantar dan sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh logam. Logam

biasanya

cenderung

untuk

membentuk

kation

dengan

menghilangkan elektronnya, kemudian dengan bereaksi oksigen di udara untuk  membentuk oksida basa. Untuk mengetahui sifat dari suatu logam dapat dilakukan dengan banyak  cara, salah satunya adalah dengan cara mereaksikannya dengan pereaksi tertentu termasuk reaksi oksidasi reduksi. Logam umumnya bersifat sebagai reduktor karena logam mudah dioksidasi. Logam pada golongan utama dalam sistem periodik  umumnya merupakan pereduksi kuat, sedangkan logam yang berada pada golongan transisi, memiliki sifat pereduksi yang relatif rendah dari golongan utama. Hal ini diengaruhi oleh letaknya dalam sistem periodik. Logam dengan jari-jari atom yang  besar umumnya lebih reaktif, dan kemampuan untuk melepas elektron kulit terluarnya lebih besar. Kereaktifan dari logam alkali dan alkali tanah terhadap air berbeda-beda. Logam alkali dan alkali dapat bereaksi dengan air dan membentuk senyawa basa dan gas H2. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jumlah kulit semakin bertambah

dan mengakibatkan kerapatan antar inti atom dan elektron kulit terluar semakin lemah dan menyebabkan elekteron kulit terluar mudah lepas. Hal-hal diatas tersebutlah yang melatarbelakangi percobaan ini dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui sifat oksidasi reduksi logam serta mengetahui sifat kereaktifan logam alkali dan alkali tanah. 1.2.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah : 1.

Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Cu terhadap iodin  padat.

2.

Menentukan kereaktifan logam alkali (natrium) dan alkali tanah (magnesium dan kalsium) terhadap air.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah : 1.

Menentukan sifat reduksi oksidasi dari logam Fe, Zn, dan Cu dengan mencampurkan serbuk logam dan serbuk iodin dengan perbandingan tertentu kemudian menambahkan air setetes demi setetes

2.

Menentukan kereaktifan logam alkali natrium terhadap air dengan meletakkan  padatan Na diatas kertas saring yang mengapung diatas air dan menambahkan indikator PP.

3.

Menentukan kereaktifan logam alkali tanah magnesium dan kalsium terhadap air  dengan mencampurkan padatan logam dengan air lalu dipanaskan dan ditambahkan indikator PP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dari sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduks dianggap sebagai proses dimana oksigen diambil oleh suatu zay. Kemudian penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus disebut oksida (Svehla, 1990). Menurut Svehla (1990), oksidasi dan reduksi dapat didefinisikan dengan cara berikut : (i) Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke arah yang lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses itu zat ini direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas. (ii) Reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat (atom, ion atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih negatif (kurang positif). Jadi suatu zat  pereduksi adalah zat yang kehilangan elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat umum dan berlaku juga untuk proses zat padat, lelehan maupun gas. (iii) Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung serempak. Ini sangat jelas karena elektron-elektron yang dilepaskan oleh suatau zat harus diambil oleh zat yang lain. Jika orang membicarakan oksidasi suatu zat, ia harus ingat bahwa pada saat yang sama reduksi dari suatau zat yang lain juga berlangsung. Oleh karena itu

logis untuk berbicara mengenai reaksi oksidassi-reduksi bila merujuk ke proses proses yang melibatkan serah terima muatan. Ion iodida mereduksi sejumlah zat, sementara ion ini sendiri dioksidasikan menjadi iod. Bilangan oksidasi iod berubah dari -1 menjadi 0. Ion iodida kebanyakan ditambahkan dalam bentuk kalium iodida. Logam seperti zink  (Zn), besi (Fe) dan aluminium (Al) seringkali digunakan sebagai bahan pereduksi. Kerja mereka disebabkan oleh pembentukan ion, biasanya ion itu ada dalam keadaan oksidasi terendah (Svehla, 1990). Logam besi merupakan logam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi besi merupakan logam yang mudah teroksidasi dalam udara  bebas dan mudah berkarat sehingga diperlukan pelapisan untuk menghambat proses  pengkaratan. Logam Cu, Cr, Pb dan Zn adalah logam-logam yang telah dimanfaatkan secara luas sebagai logam pelapis atau pelindung logam besi dari korosi (Marwati dkk, 2009). Seng adalah logam yang putih-kebiruan. Logamnya yang murni melarut lambat sekali dalam asam dan dalam alkali.logam ini cukup mudah ditempah dan liat o

o

o

 pada 110-105 C. Zink melebur pada 410 C dan mendidih pada 906 C (Svehla, 1990). Tembaga digunakan dalam aliasi seperti kuningan dan bercampur  sempurna dengan emas. Ia sangat lambat teroksidasi superfisial dalam uap udara. Tembaga memiliki elektron s tunggal di luar kulit 3d yang terisi. Kulit d yang terisi  jauh kurang efektif daripada kulit gas mulia dalam melindungi elektron s dari muatan inti, sehingga potensial pengionan pertama Cu lebih tinggi daripada golongan alkali. Karena elektron-elektron pada kulit djuga dilibatkan dalam ikatan logam (Cotton dan Wilkinson, 1989).

Logam alkali terdiri dari unsur litium, natrium, kalium, rubidium, cesium, dan mungkin unsur yang hilang 87, semua yang menempati kelompok periodik   pertama. Natrium dan kalium adalah unsur paling melimpah keenam dan ketujuh dari  bumi dan tersebar luas di kedua litosfer dan hidrosfer. Logam alkali merupakan  pembentuk batu secara umum, misalnya, dalam feldspar, yang bervariasi dalam komposisi

dari

albit,

NaAlSi3O8,

untuk

orthoclase,

KAlSi3,

dan

leucite,

KA1 dan batuan feldspatoid lainnya (Willard dan Diehl, 1943). Logam alkali dibagi menjadi dua kelompok, lithium dan natrium sebagai kelompok pertama , dan kalium, rubidium, dan cesium sebagai kelompok yang lain. Hal ini dibahas dalam kaitannya untuk penentuan alkali logam dan karakteristik   penting dari kelompok tersebut dan kaitannya dengan kimia analitik elemen ini akan ditemukan di sana (Willard dan Diehl, 1943). Berdasarkan sifat logam alkali, dapat ditarik kesimpulan bahwa golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang aktif (paling aktif). Logam-logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang rendah, potensial elektrodanya besar dan negatif, dan sebagainya. Juga dapat disimpulkan bahwa pada umumnya keragaman sifat dalam golongan ini mudah diramalkan dari segi keberkalaan (Pettrucci, 1999).  Natrium dan senyawaannya sangat penting. Logamnya, sebagai aliasi NaPb, dipakai untuk membuat tetraalkil-Pb dan banyak kegunaan industri yang lain. Dengan air, Na bereaksi hebat gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan (Cotton dan Wilkinson, 1989). Anggota dari golongan II A, alkali tanah adalah berilium dan magnesium, kalsium, strontium, barium, radium, seng, kadmium, dan merkuri. Dari sudut  pandang struktur atom berilium dan magnesium harus digolongkan-dengan subkelompok yang menyerupai mereka. Unsur tanah alkali membentuk subkelompok 

 berbeda, mereka sangat mirip dalam sifat dan reaksi, dan terpisah satu sama lain hanya dengan beberapa kendala. Semua unsur alkali tanah adalah basa kuat. Berilium dan magnesium adalah basa lemah (Willard dan Diehl, 1943). Magnesium membentuk sekitar dua persen dari litosfer dan terbentuk  secara alami sebagai berbagai turunan asam oksigen, mineral magnesit, MgCO3, dolomit, CaMg (CO3)2; epsomite, MgSO4-7H2O, spinel, Mg (AlO2)2; bedak, H2Mg3 (SiO3)4 dan sejumlah silikat lainnya dimana magnesium sebagai penyusun utama. Logam magnesium, khususnya dengan aluminium diaplikasi secra luas di bidang logam ringan; garam magnesium dan senyawa banyak digunakan untuk berbagai tujuan industri (Willard dan Diehl, 1943). Kalsium adalah elemen kelima yang paling melimpah di bumi dan terjadi umumnya dalam kombinasi dengan asam oksigen. Kalsium karbonat terbentuk  sebagai batu gamping, marmer, calcitc, dan berbagai bentuk lainnya, kalsium sulfat terbantuk sebagai gipsum, CaSO4-2H2O, kalsium fluoride sebagai fluorspar, CaF2, kalsium fosfat sebagai batu fosfat, Ca5F(PO4)3; semua mineral ini penting dalam industri. Kalsium memainkan peran penting dalam hidup hewan dan tumbuhan dan memasuki menjadi berbagai bahan komersial (Willard dan Diehl, 1943). Konsentrasi Ca dan Mg terhadap parameter kesadahan suatu perairan sangatlah penting. Salah satu cara pengukuran kesadahan air yang melibatkan kompleks dari Ca dan Mg adalah dengan menggunakan zat komogenik, misalnya asam alizarin violet-N atau khlorophosphonazo III. Logam alkali tanah memiliki kemampuan untuk menggantikan ion Cu dalam Cu – EDTA – PAR (Miró dkk, 2003). Ion logam IIA (M2+) jauh lebih kecil dari ion logam IA (M+) yang  berhubungan karena adanya tambahan muatan positif. Karena muatannya tinggi dan

Kecilnya jari-jari, ion logam IIA mempunyai rapatan muatan positif yang tinggi. Energi yang diperlukan untuk melepas dua elektron valensi dari atom logam alkali tanah sangat besar. Melepas satu elektron dapat dilakukan dengan energy yang jauh lebih kecil. Ion logam IIA, sulit direduksi menjadi logam bebas, karena harga  potensial reduksinya besar dan negatif (Pettrucci, 1999).

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest, serbuk  logam (Fe, Zn dan Cu), serbuk iodin, logam Na, logam Mg, logam Ca, indikator PP, kertas saring, tissu, dan korek api.

3.2 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah neraca, cawan petri, tabung reaksi, sendok tandu, batang pengaduk, penjepit tabung, pinset, pengaduk, rak  tabung, pipet tetes, pembakar spirtus, dan gelas piala 10 mL.

3.3 Prosedur Percobaan 3.3.1

Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Disiapkan 3 cawan petri yang masing-masing dimasukkan 0,1 gram serbuk  Fe, Zn, dan Cu kemudian dicampurkan dengan 0,6 gram iodin padat. Campuran diaduk dengan batang pengaduk dalam keadaan kering hingga merata. Selanjutnya campuran ditambahkan air setetes demi setetes dengan menggunakan pipet tetes. Diamati perubahan yang terjadi.

3.3.2

Kereaktifan Logam Alkali-Alkali Tanah

Disiapkan 2 buah tabung reaksi, ditambahkan kedalamnya 5 mL aquades. Dimasukkan masing-masing padatan Mg pada tabung I dan padatan Ca pada tabung II. Diamati perubahan yang terjadi. Kemudian kedua tabung reaksi dipanaskan diatas nyala pembakar spiritus sambil digoyang-goyangkan agar panas merata. Diamati

 perubahan yang terjadi. Ditambahkan beberapa tetes indikator PP kedalam kedua tabung. Diamati perubahan warna yang terjadi. Disiapkan sebuah cawan petri yang kemudian diisi air secukupnya. Diletakkan sepotong kertas saring di atas permukaan air. Kemudian diambil sepotog kecil logam Na yang tersimpan dalam minyak tanah, dikeringkan dengan tissu lalu diletakkan di atas kertas saring dalam cawan petri menggunakan pinset. Diamati  perubahan yang terjadi. Ditambahkan indikator PP dan diamati warna larutan yang terbentuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel 4.1.1 Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Setelah ditambahkan air

Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)

No

Logam

Setelah dicampurkan

Warna Uap

1

Fe

Tidak bereaksi

Bereaksi

S

Ungu

2

Zn

Tidak bereaksi

Bereaksi

H

Ungu

3

Cu

Tidak bereaksi

Bereaksi

L

-

4.1.2 Kereaktifan Logam Alkali Tanah

Setelah dipanaskan timbul gas

Reaksi hebat (H), sedang (S), lemah (L)

Warna

No

Logam

Timbul gelembung gas

1

Mg

-

Ya

S

Merah muda

2

Ca

-

Ya

S

Ungu

-

H

Ungu

larutan

Menyala 3

Natrium

(terbentuk gas H2)

4.2 Reaksi

1. Reaksi logam Fe, Zn, dan Cu dengan Iodin Fe(s) + 2 I2(s)

H2O

FeI2(aq)

+ I2(g)

+

H2O

Zn(s) + 2 I2(s)

H2O

ZnI2(aq)

+ I2(g)

+

H2O

Cu(s) + 2 I2(s)

H2O

CuI2(aq)

+ I2(g)

+

H2O

2. Reaksi logam alkali tanah dengan air  Mg(s) + 2H2O(l)

Mg(OH)2(aq)

Ca(s) + 2H2O(l)

Ca(OH)2(aq)

+ H2(g) + H2(g)

3. Reaksi logam alkali dengan air  2Na(s) + 2H2O(l)

2NaOH(aq)

+ H2(g)

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini ditentukan sifat oksidasi reduksi logam dengan cara mereaksikan logam (Fe, Zn, Cu) dengan iodin padat, kemudian campuran  padatan logam dan iodine yang telah merata ditetesi dengan air sebagai katalis. Pertama ditimbang 0,1 gram serbuk logam (Fe, Zn, Cu) yang masing-masing dimasukkan ke dalam cawan petri. Setelah itu, ditambahkan sebanyak 0,6 gram serbuk iodin kedalam masing-masing cawan petri yang berisi serbuk logam (Fe, Zn, Cu) kemudian campuran diaduk merata dengan menggunakan batang pengaduk hal ini dilakukan untuk melihat reaksi logam terhadap iodin dalam keadaan padat. Pada saat pengambilan serbuk iodin digunakan spatula yang tidak terbuat dari logam besi hal ini dilakukan karena iodin merupakan oksidator kuat sehingga dapat juga mengoksidasi spatula. Setelah campuran padatan logam dan iodin merata, ditambahkan akuades setetes demi setetes dengan pipet tetes. Pada saat penambahan air pada campuran terbentuk uap ungu pada masing-masing campuran logam dengan iodin padat. Kecepatan reaksi dari masing masing logam berbeda, pada campuran logam Zn dan iodin uap ungu terbentuk sangat cepat setelah penambahan air hal ini sesuai dengan nilai potensial elektroda logam Zn dalam deret volta yaitu -0,76. Pada campuran logam Fe dan iodin uap ungu terbentuk beberapa saat setelah air  diteteskan, hal ini sesuai dengan nilai potensial elektroda logam Fe dalam deret volta

yaitu -0,44 dimana nilai ini lebih tinggi disbanding nilai potensial elektroda logam Zn. Dan pada campuran logam Cu dan iodin tidak terbentuk uap ungu setelah  penambahan air, hal ini karena nilai potensial elektroda logam Cu dalam deret volta lebih tinggi dibanding kedua logam lainnya yaitu +0,34. Sebelum penambahan air, tanda reaksi yanng terjadi tidak terlihat atau sangat sedikit karena dalam keadaan  padat logam-logam tersebut bervalensi nol sehingga tidak memungkinkan terjadinya ikatan dengan senyawa lain. Namun adanya tanda-tanda reaksi yang terjadi dapat diakibatkan karena adanya uap air diudara yang mempengaruhi keadaan logam sehingga dapat bereaksi sedikit dengan iodin padat. Penambahan air dilakukan untuk  mempercepat proses reaksi, pada perlakuan ini, air berfungsi sebagai katalis. Iodin merupakan oksidator kuat karena mudah mengalami reduksi dan mudah menarik  elektron. Iodin berfungsi untuk mengoksidasi logam-logam untuk mengetahui daya reduksinya. Penentuan kereaktifan logam alkali tanah (Mg dan Ca) dengan air  dilakukan dengan misediakan 2 buah tabung reaksi yang masing-masing diisi dengan 5 mL aquades. Selanjutnya kedalam tabung reaksi I ditambahkan logam Mg dan kedalam tabung reaksi II ditambahkan logam Ca. Kemudian kedua tabung reaksi tersebut digoyang-goyangkan dan dari pengamatan belum terjadi reaksi, selanjutnya kedua tabung tersebut dipanaskan diatas nyala pembakar spiritus, timbul gelembunggelembung gas pada kedua tabung reaksi tersebut. Hal ini membuktikan bahwa logam, Mg dan Ca kurang reaktif terhadap air pada suhu kamar dan diperlukan  pemanansan agar logam-logam ini lebih cepat bereaksi. Hal ini diakibatkan karena  penambahan suhu menyebabkan partikel-partikel dalam logam dan air mendapatkan kalor berlebih yang mempercepat terjadinya tumbukan antara partikel yang satu dengan yang lain sehingga reaksi berlangsung dengan cepat. Penambahan indikator 

PP menyebabkan perubahan warna larutan menjadi pada Mg dan merah muda pada Ca yang menandakan terbentuk ion hidroksida yaitu Mg(OH)2 dan Ca(OH)2. Dari  pengamatan juga diperoleh bahwa saat pemanasan logam Ca lebih cepat bereaksi daripada Mg, hal ini dikarenakan dalam satu golongan jari-jari atom semakin  bertambah sehingga lebih mudah melepaskan elektron. Untuk percobaan kereaktifan logam alkali (Na) dengan air, dilakukan dengan mengisi cawan petri dengan air secukupnya lalu diatas cawan petri diapungkan kertas saring. Kemudian diambil sekeping logam Na yang direndam dalam minyak tanah lalu dikeringkan dan diletakkan di atas kertas saring yang diapungkan di atas cawan petri berisi air. Pada pengamatan diperoleh bahwa logam  Na bereaksi hebat dengan air mengasilkan gas H2 yang seketika menimbulkan nyala  berwarna kuning. Ketika ditetesi dengan indikator PP maka warna larutan menjadi ungu karena terbentuk pula NaOH yang adalah basa. Penyimpanannya logam Na direndam di dalam minyak tanah untuk menghindarkannya dari kontak dengan air  karena logam Na bersifat sangat reaktif terhadap air.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan kuat medan antara ligan air-amin yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1.

Urutan kereaktifan dan daya reduksi logam dengan iodin yaitu Zn> Fe> Cu.

2.

Logam Ca lebih reaktif daripada logam Mg karena kereaktifan logam akan  bertambah seiring dengan bertambahnya jari-jari atom.

3.

Logam Na bereaksi hebat dengan air menghasilkan nyala berwarna kuning.

5.2 Saran 5.2.1 Untuk Laboratorium

Diharapkan alat-alat dilaboratorium dapat ditambah agar praktikum dapat  berjalan lebih cepat dan lancar serta praktikan dapat melaksanakan praktikum  perorang agar praktikan keahlian dalam penggunaan alat-alat laboratorium lebih  baik.

5.2.2 Untuk Percobaan

Sebaiknya bahan yang digunakan untuk percobaan masih dalam keadaan  baik agar kesalahan dalam percobaan dapat diperkecil.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, F.A. dan Wilkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar , UI-Press, Jakarta. Marwati, S., Padmaningrum, R.T., dan Marfuatun, 2009, Pemanfaatan Ion Logam Berat Tembaga(II), Kromium(III), Timbal(II), Dan Seng(II) Dalam Limbah Cair Industri Electroplating Untuk Pelapisan Logam Besi, Jurnal   Penelitian Saintek , 14(1), 17-40.

Miró, M., Estela, J. M., dan Cerdà, V., 2003, Application of flowing stream techniques to water analysis Part III. Metal ions: alkaline and alkalineearth metals, elemental and harmful transition metals, and multielemental analysis, Talanta, (2004), 201-223. Petrucci, R.H., 1999,  Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat , Erlangga, Jakarta. Svehla, G, 1990,  Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro  Edisi Lima, Kalman Media Pustaka, Jakarta. Willard, H. H., dan Diehl, H., 1943,  Advance Quantitativ Analysis, D.Van Nostrand Company, New York.

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 16 Oktober 2013 Asisten,

Praktikan,

(JAMALUDDIN NUR)

(RACHMA SURYA M)

LAMPIRAN

BAGAN KERJA 1. Daya reduksi logam atas iodin

Logam Fe

Logam Zn



Logam Cu

Dimasukkan ke dalam cawan petri yang bersih dan kering sebanyak 0,1 gram



Dicampurkan dengan iodin padat sebanyak 0,6 gram



Diaduk dengan batang pengaduk sampai campuran merata



Ditambahkan air dengan menggunakan pipet tetes



Diamati reaksi yang terjadi

Hasil

2. Kereaktifan logam alkali tanah dengan air Logam Mg

Logam Ca



Dimasukkan kedalam sebuah tabung reaksi



Ditambahkan 5 mL akuades



Diamati yang terjadi pada tabung reaksi



Tabung reaksi dipanaskan diatas nyala lampu spiritus sambil digoyang-goyang agar panas merata



Diamati perubahan yang terjadi



Ditambahkan larutan indikator PP



Diamati warna larutan yang terbentuk 

Hasil

3. Kereaktifan logam alkali dengan air Logam Na 

Dikeringkan dengan tissu



Diletakkan diatas kertas saring yang diapungkan di atass cawan petri  berisi



Diamati reaksi yang terjadi



Ditambahkan larutan indikator PP



Diamati warna larutan yang terbentuk 

Hasil

PENGAMATAN 1. Daya Reduksi Logam Terhadap Iodin

Campuran Fe Dan Iodin Padat Sebelum Penambahan Air 

Campuran Zn Dan Iodin Padat Sebelum Penambahan Air 

Campuran Cu Dan Iodin Padat Sebelum Penambahan Air 

Campuran Fe Dan Iodin Padat Setelah Penambahan Air 

Campuran Zn Dan Iodin Padat Setelah Penambahan Air 

Campuran Cu Dan Iodin Padat Setelah Penambahan Air 

Perbandingan ketiga campuran logam dan iodin

2.

Reaksi Logam Alkali-Alkali Tanah Dengan Air

Campuran logam Ca dan air sebelum

Campuran logam Ca dan air setelah

Campuran logam Mg dan air sebelum

Campuran logam Mg dan air setelah

Campuran logam Ca dan air  setelah enambahan indikator 

Campuran logam Mg dan air  setelah enambahan indikator 

Perbandingan Campuran logam dan air setelah enambahan

Padatan Logam Na

 Na bereaksi dengan air 

Setelah Na bereaksi dengan air  dan setelah penambahan indikator PP

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF