Laporan Praktikum "Lensa Dan Indeks Bias"

October 6, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Laporan Praktikum "Lensa Dan Indeks Bias"...

Description

 

 

Laporan Praktikum “Lensa “Lensa dan Indeks Bias” Bias”  L0 –  L0  –  Lensa  Lensa dan Indeks Bias

 

Muhammad Rayhan Rayhan Al Furqan Ainul / 20522304  Asisten: Siti Asiyah Fitriani   Tanggal praktikum: 16 Maret 2021 Teknik Industri –  Industri –  Fakultas  Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia

 Abstrak —   Telah dilaksanakan praktikum tentang Lensa dan Indeks Bias yang bertujuan untuk memahami sifat serta menentukan kuat dan perbesaran lateral lensa, menentukan indeks bias bahan padat, dan memahami hukum snellius. Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua  bidang bias dengan minimal satu permukaan bidang lengkung. Pada praktikum kali ini teori yang melandasi adalah hukum Snellius. Pada praktikum Lensa dan Indeks Bias ini digunakan berbagai alat dan bahan yakni lensa cembung ganda (konvergen), layar, busur derajat, sumber cahaya yang berasal dari lampu, mistar, media zat padat. Prinsip kerja pada percobaan lensa adalah meletakkan benda yang telah disinari oleh cahaya di depan lensa dengan jarak tertentu kemudian mencari letak bayangan benda pada layar. Pada percobaan indeks bias prinsip kerjanya adalah meletakkan benda yang akan diamati indeks biasnya, kemudian mengarahkan ke sumber cahaya.   Kata kumci  —  — lensa, lensa, hukum snellius, Indeks bias

I.  PENDAHULUAN  1.1 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum lensa dan indeks bias kali ini adalah memahami sifat serta menentukan kuat dan  perbesaran lateral lensa, menentukan indeks bias bahan  padat, dan memahami hukum snellius. 1.2 Latar Belakang Lensa telah dikenal orang sejak zaman dahulu. Pada

abad pertengahan, orang-orang yunani dan Arab, sudah mengenal dan menggunakan lensa. Saat ini, lensa juga  banyak digunakan sebagai bagian utama alat-alat seperti kamera, teropong (teleskop), mikroskop, proyektor, dan kaca mata. Semua alat tersebut sangat penting dan berguna dalam kehidupan. 

Adanya biasan cahaya bayangan bisa terlihat atau nampak. Untuk mengetahui  pe ne nt ua n fo ku s le ns a. Pe ne nt ua n jara jarak k fok fokus us lens lensaa cembung dengan menentukan terlebih dahulu letak fokus lensa, kemudian meletakkan benda dengan jarak tertentu dengan fokus lensa dan mengamati pula  bay ang an yang terbent terbentuk. uk. Pembelokan berkas cahaya yang merambat dari suatu medium ke medium lain yang kerapatan optiknya berbeda disebut pembiasan[2]. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu mendekati garis normal dan menjauhi garis normal. Penerapan konsep indeks bias banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh peristiwa pembiasan adalah sedotan yang ditempatkan dalam segelas air, apabila dilihat dari samping tampak sedotan patah atau bengkok. 1.3  Dasar Teori  A.  Lensa Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua  bidang lengkung atau satu bidang dan satu bidang datar. Lensa adalah objek tembus pandang dengan dua permukaan  pembias yang memiliki memiliki sumbu utama berbimpit. Lensa ya yang ng menyebabkan sinar sejajar sumbu utama untuk mengumpul  biasanya disebut lensa konvergen. Sebaliknya, jika menyebarkan sinar disebut lensa divergen. Sebuah lensa dapat menghasilkan bayangan objek hanya karena lensa dapat membengkokkan sinar, tetapi lensa hanya dapat membengkokkan sinar jika indeks pembiasannya berbeda

dengan indeks bias medium disekitarnya[3]. Perbesaran lateral lensa ( M ) didefinisikan sebagai tinggi bayangan dibagi tinggi benda, sehingga diperoleh  persamaan  M =

Lensa terdiri dan 2 jenis, yaitu lensa cembung (konveks) dan lensa cekung (konkaf). Lensa cembung memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya. Lensa ini bersifat mengumpulkan sinar sehingga disebut juga lensa konvergen. Lensa cembung adalah sebuah  benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung yang  bentuk bagian tengahnya lebih tebal tebal dari bagian tepinya[1]. 



 

Dimana: M  =  = Perbesaran lateral d’ = Jarak bayangan benda dari pusat lensa (m) d = Jarak benda dari pusat lensa

 

  Besarnya kuat lensa (P) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan



Berikut Alat dan Bahan dalam bentuk gambar : 1.  Lensa Cembung Ganda (konvergen)

P=  

Dimana : P = Kuat lensa (dioptri)  f = Panjang fokus lensa (m)  B.  Indeks Bias Hukum snellius tentang pembiasan menyatakan bahwa  jika cahaya merambat dari medium yang kurang rapat (udara) menuju medium yang lebih rapat (zat cair) maka

cahaya akan dibelokkan mendekati garis normal. Sebaliknya  jika cahaya merambat dari medium yang rapat (zat cair) menuju medium yang kurang rapat (udara) maka cahaya akan dibelokkan menjauhi garis normal[4].

Gambar 2.1 Lensa cembung ganda Sumber :  : https://bit.ly/3cTM6eg https://bit.ly/3cTM6eg  

2.  Layar

Hukum snellius menjelaskan peristiwa pembelokan cahaya saat melalui dua medium yang berbeda kerapatannya. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Ini  berarti, sudut bias lebih kecil kecil daripada sudut datan datangnya. gnya. Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih kecil dari sudut bias. Apabila sudut bias besarnya 90° , maka seluruh berkas cahaya yang datang akan dipantulkan. Pada saat inilah sudut datangnya dinamakan sudut kritis. Dalam kehidupan seharihari, kita dapat melihat beberapa lensa seperti spion mobil atau motor. Prinsip kerjanya sesuai dengan prinsip dari lensa cekung ataupun cembung. Pada umumnya, indeks bias digunakan untuk mengukur kemurnian suatu benda atau senyawa, seperti minyak nabati, minyak atsiri, gula, dan  biodiesel.

Gambar 2.2 Layar Sumber :  : https://bit.ly/395077Q  https://bit.ly/395077Q  

3.  Busur derajat

 Nilai indeks bias medium (n’ ) dapat diketahui dengan menggunakan persamaan

n’   = =

sinø .sinø

 

Dimana : n’ = Nilai indeks bias Ø = Sudut datang Ø’ = Sudut pantul  pantul 

Gambar 2.3 Busur derajat Sumber :  : https://3lDrv1Kbit.ly/  https://3lDrv1Kbit.ly/ 

4.  Lampu

II.  METODE PRAKTIKUM  2.1 Alat dan Bahan 1. Lensa Cembung ganda (konvergen)   2. Layar   3. Busur derajat  4. Sumber cahaya (lampu)  5. Mistar   6. Kaca 

Gambar 2.4 Lampu Sumber :  : https://bit.ly/3riFZFL  https://bit.ly/3riFZFL 

5.  Mistar

 

Ulangi langkah 3 sampai 5 dengan fokus lensa yang berbeda-beda

  Gambar 2.5 Mistar Sumber :  : https://bit.ly/393l2It  https://bit.ly/393l2It 

Ulangi langkah 3 dan empat dengan jarak  benda (d) yang berbeda-beda

6.  Kaca

Rapikan alat dan bahan seperti kondisi semula  Diagram 1. Diagram alir Percobaan Percobaan Lensa

2.  Indeks Bias

Gambar 2.6 Kaca Sumber :  : https://bit.ly/3f7Rj4T https://bit.ly/3f7Rj4T  

Letakkan bahan yang diamati indeks biasnya kedalam meja potik yang tersedia

2.2 Tahapan percobaan

1.  Lensa  Nyalakan sumber cahaya dan arahkan ke Siapkan alat dan bahan

Pasang rangkaian dengan urutan lampu, benda, lensa cembung, dan layar

Letakkan benda yang disinari lampu di depan

 bidang sisi benda yang diamati

Atur arah berkas cahaya datang dengan d engan memvariasi besar sudut datang

Ulangi percobaan no. 1 s/d 3 dengan bahan

lensa dengan jarak (d) cairan dalam konsentrasi bervariasi  Diagram 2. Diagram alir Percobaan Indeks Indeks Bias

Cari dimana letak bayangan benda pada layar dan catat jarak bayangan (d’) dan posisi  bayangan (tegak/terbalik), Lakukan  pengamatan sebanyak tiga kali

 

1.  Lensa

Jadi,

d (cm) d’ (cm)  16 38 39 21 26 28 26 24 24 31 16 18 36 12 12 Tabel 3.1 Data Percobaan Lensa

 No. 1. 2. 3. 4. 5.

√ −−  √ ,,6668 1,154 ′

 Δd  ̅  ′ =

III.  DATA PERCOBAAN 

38 26 24 17 13

 =

3.  Untuk d = 26 cm

 Media (Kaca) 1. 2. 3. 4. 5.

Sudut datang ø1 Sudut bias ø2 30 18 20 40 26 25 50 33 31 60 45 45 70 50 49 Tabel 3.2 Data Percobaan Indeks Bias  

17 26 30 42 52

  ̅ ′′ ’    ̅

d’  

δd' (d’ - )

24

0

24

0

0

24

0

0





= 72

′

=0

∑’  −  √  −  ̅ ′ = √   Δd    =

Jadi,

 A.  LENSA a.  Menentukan rerata jarak bayangan

 =

 = 24 cm

δd' (d’ - )

38

-0,33

39

0,67

0,4489

38

-0,33

0,1089

  ̅ ′′ ’    ̅

 ± Δd  = (0 ± 0) cm ̅  ′   =

4.  Untuk d = 31 cm

 =

Jadi,

′

′

 =

  ̅ ′′ ’    ̅

d’  

δd' (d’ - )

26

-0,66

28

1,34

1,7956

26

-0,66

0,4356

∑’ 8  =

Jadi,

1

17

0

0



=2

 =

 = 17 cm

=2,6668

 = 1 cm

′

 ± Δd  = (17 ± 1) cm ̅  ′   =

5.  Untuk d = 36 cm

 

0,4356

∑  = 26,66 cm

1

 =

 ± Δd   = (38,33 ± 0,577) cm ̅  ′  =

= 80

18

 

1

∑’  −  √  −  ̅ ′ = √   Δd  

 = 0,577 cm



-1

 =

 = 38,33 cm

2.  Untuk d = 21 cm

16

′

= 0,6667

 =

δd' (d’ - )

= 51

∑’  −  √ ,,666  −  ̅ ′ = √   Δd    =

  ̅ ′′ ’    ̅

d’  





= 115

′

 

0,1089



 = 0 cm

′

1.  Untuk d = 16 cm d’  

 

0

 =

IV.  A NALISIS DATA 

 cm

 ± Δd  = (26,66 ± 1,154) cm ̅  ′   =

2.  Indeks Bias  No.

 =

d’  

δd' (d’ - )

12

-0,33

12

-0,33

0,1089

13

0,67

0,4489

  ̅ ′′ ’   ̅ 0,1089





= 37

′

= 0,6667

∑’  −  √ ,,666  Δd  ̅  ′ = √  −  =

 =

 = 12,33 cm

 =

 = 0,577 cm

 

 

Jadi,

′

Jadi, f    ± Δf    = (10,97 ± 0,415) cm

 = (12,33 ± 0,577) cm  ± Δd  ̅  ′  =

5.  Untuk d = 36  b.  Menentukan fokus lensa ( f ) 1.  Untuk d = 16 cm f    = 

.+ 66+8, . 8,  =

 = 11,28 cm = 0,11 m

 6(’6(’8,++)’−+6+6 .’’ −6 . 8,’’   √  −6+ 8,  |0,0,577|77| 10

Δf    =

= 5×

 =

 = Δf  

Δf    = =3,19×

 

Δf    =

.+ 66+. ,,  (’(’++)’− . ’ ’

f    = 

= 0,05 cm

 = 9,18 cm = 0,09 m

 

+6, −6. , |0,0,577| √ 66,106+−+6 77|  m

Jadi, f    ± Δf    = (9,18 ± 0,319) cm

 m

c.  Menetukan perbesaran bayangan ( M )

Jadi, f    ± Δf    = (11,28 ± 0,05) cm 1.  Untuk d = 16 cm 2.  Untuk d = 21 cm f    = 

 +. +. 6,6,6666  (’(’++)’− . ’ ’  =

M

’’

 =  =

8,6

 = 2,39 ×

2.  Untuk d = 21 cm  

M

√ 106,6−+6 ++6, −66. 6,66 |1,1,154|54|

= 4,9×

=

 = 11,74 cm = 0,11 m

Δf    = Δf    =

= 0,049 cm

=

’’

 =  =

6,66

 = 1,26 ×

3.  Untuk d = 26 cm

 m

M

=

Jadi, f    ± Δf    = (11,74 ± 0,049) cm

’’

 =  =

6

 = 0,92 ×

4.  Untuk d = 31 cm 3.  Untuk d = 26 cm f    = 

Δf    = Δf    =

.+ 66+.   (’(’++)’− . ’ ’ +6 − 6 .  |0| √ 66+6 6 +   =

M

M

 = 0 cm = 0 m

Δf    = Δf    =

= 4,15×

 = 10,97 cm = 0,1 m



 = 0,54 ×

=

’’

 =  =

,6

 = 0,34 ×

1.  Untuk d = 16 cm

 ,

=  =

 = 9,09 dioptri

2.  Untuk d = 21 cm P

 

 m

 =  =

d.  Menetukan kuat lensa (P   ))

P

4.  Untuk d = 31 cm

.+ +.   (’(’++)’− . ’ ’  |1|  +   −  .  √ +    −+  10

’’

5.  Untuk d = 36 cm

Jadi, f    ± Δf    = (12,48 ± 0) cm

 =

=

 = 12,48 cm = 0,12 m

 

 =  f  

 = 0,319 cm

 ,

=  =

 = 9,09 dioptri

3.  Untuk d = 26 cm  = 0,415 cm

P

 ,

=  =

 = 8,33 dioptri

 

ø′ ∑ø’ 9 ø′ √ ΣøΣøn−− ø  √ ,,666 ø′ ø′ 

4.  Untuk d = 31 cm P

 ,

=  =

 = 10 dioptri

 = 31,33°

 =

Δ =

5.  Untuk d = 36 cm P

 =

 =

 ,9

=  =

 ± Δ

Jadi,

 = 11,11 dioptri

ø’  

a.  Menetukan rerata sudut indeks bias 1.  Untuk sudut datang (ø)= 30 ° 

ø′

ø′ø′ ø’  ø′

ø’  

δø' (ø’ -

18

-0,33

20

1,67

2,7889

17

-1,33

1,7689

)

 

Jadi,

2.  Untuk sudut datang (ø)= 40 ° 

ø′ø′ ø’  ø′

ø’  

δø' (ø’ -

26

0,34

25

-0,66

0,4356

26

0,34

0,1156

 

Jadi,

 = 25,66°



δø' (ø’ -

33

1,67

31

-0,33

0,1089

30

-1,33

1,7689

= 94

)

2,7889



= 4,6667

 = 44

 =

 ± Δ

 = 1,732°

= (44 ± 1,732) °

ø’  

δø' (ø’ -

50

-0,33

0,1089

49

-1,33

1,7689

52

1,67

2,7889

ø′ ø′ø′ ø’  ø′ø′  )

 



= 4,6667

 = 50,33° 

 =

 =

 ± Δ

 = 1,527°

= (50,33 ± 1,527) °

ø′ ø′ 

1.  Untuk sudut datang (ø) = 30°

sinø .sinø .sin8,sin°°    Δø′  −sinø cosø −sinø  n’  √  sin ø     |1,1,527| −sin° −sin° cos8,  ° n’  √   27|  sin 8,°

n’  =  =

3.  Untuk sudut datang (ø)= 50°  ø’  

=6

 b.  Menentukan nilai indeks bias medium

= (25,66 ± 0,577) °

ø′ø′ ø’  ø′



 =

Jadi,

 = 0,577°

ø′

4

Δ =

ø′ ø′    ± Δ

-2

 =

ø′ ∑ø’  ø′ √ ΣøΣøn−− ø √ ,,6668  =

42

ø′ ∑ø’  ø′ √ ΣøΣøn−− ø  √ ,,666

= 0,6668

Δ =

1

= 151



= 77

 =

1



0,1156



 =

45

 

5.  Untuk sudut datang (ø)= 70°

= (18,33 ± 1,527) ° 

)

1

Jadi,

 = 1,527° 

ø′

1

Δ =

 = 18,33°

 ± Δ

45

 =

ø′ ∑ø’  Σø− ø ,666 ø′ √ ø′ n−ø′  √    =

)

ø′ ∑ø’  ø′ √ ΣøΣøn−− ø  √ 6 ø′ ø′ 

= 4,6667

Δ =

ø′ ø′ø′ ø’  ø′

= 132



= 55

δø' (ø’ -



0,1089



 =

= (31,33 ± 1,527) °

4.  Untuk sudut datang (ø) = 60°  

 B.  Indeks Bias

 =

 = 1,527°

 

 =

Δ  =  =

 = 1,61

 

Δ  =  =

Jadi, n’ ± Δ

′

= (1,61 ± 7,46)

 = 7,46

 

2.  Untuk sudut datang (ø) = 40 °

sinø .sinøinø .sin,sin°66°    Δø′   −sinø −sinø cosø  n’  √  sinø    |0,0,577| −sin° −sin° cos, 6 6° n’  √   77|  sin ,66°

n’   = =

 =

V.  PEMBAHASAN 

 = 1,48

Δ   = =

 

Δ   = =

 = 1,78

= (1,48 ± 1,78)

Jadi, n’ ± Δ

 permukaan bidang lengkung.

′

3.  Untuk sudut datang (ø) = 50 ° 

sinø .sinøinø .sin,sin°°    Δø′   −sinø cosø −sinø  n’  √  sin ø     |1,1,527| −sin° −sin° cos,  ° n’  √   27| sin,°

= n’   =

 =

 = 1,49

Δ   = =

 

Δ   = =

Jadi, n’ ± Δ

′

 = 3,78

= (1,49 ± 3,78)

4.  Untuk sudut datang (ø)= 60 °

 .sinøin ø . sin6° sin° sinø−sinø    Δø′   − sinø cosø n’  √   sinø  −sin6° −sin6° 32| n’  √  sin°cos°   |1,1,732|

= n’   =

 =

 = 1,24

Δ   = =

 

Δ   = =

Jadi, n’ ± Δ

′

 = 2,21

sinø .sinøinø .sin,sin°°    Δø′   −sinø cosø −sinø n’  √  sin ø    =

Δ   = =

Δn’   = =

′

Pada praktikum kali ini teori yang melandasi adalah hukum Snellius. Hukum Snellius berbunyi “Jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal”.  normal”.  

 = 1,22

Pada praktikum kali ini terdapat dua kali percobaan yaitu percobaan lensa dan indeks bias. Pada percobaan lensa langkah awalnya adalah rangkai benda di depan lampu kemudian rangkai lensa di depan benda dan rangkai layar di

 

sin° sin,cos, ° °   |11,,52727|| √ −−sin°

Jadi, n’ ± Δ

Prinsip kerja pada praktikum lensa kali ini adalah meletakkan benda di depan lensa dengan jarak tertentu kemudian mencari letak bayangan benda pada layar. Bayangan benda yang terbentuk dari sumber cahaya yang melewati lensa dapat ditangkap oleh layar dan diperoleh (d’) jarak bayangan terhadap terhad ap lensa. Pada praktikum indeks  prinsip kerjanya adalah meletakkan benda yang akan diamati indeks biasnya, kemudian mengarahkan sumber cahaya ke benda tersebut. Apabila seberkas cahaya monokromatik datang dari ruang tanpa udara dan mengenai  permukaan batas suatu benda maka cahaya ini pada titik singgung akan dibelokkan sudut datang akan lebih besar dari sudut biasnya.

Pada percobaan kali ini membahas tentang lensa dan indeks bias dibutuhkan beberapa alat dan bahan, diantaranya adalah lensa cembung ganda (konvergen), layar, busur derajat, sumber cahaya yang berasal dari lampu, mistar, media zat cair dan padat.

= (1,24 ± 2,21)

5.  Untuk sudut datang (ø)= 70 ° 

n’   = =

Pada praktikum kali ini yang membahas tentang lensa dan indeks bias memiliki beberapa tujuan yaitu memahami sifat serta menentukan kuat dan perbesaran lateral lensa, menentukan indeks bias bahan padat dan cair, dan memahami hukum snellius. Alat optik yang paling sederhana adalah lensa tipis. Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang bias dengan minimal satu

= (1,22 ± 1,54)

 = 1,54

depan lensa. Kemudian letakkan reflector di belakang sumber cahaya. Setelah itu, atur jarak lensa di depan benda sebesar 16 cm. Cari dimana letak bayangan benda pada layar dan catat jarak bayangan ( d’ ). ). Ulangi percobaan dengan jarak (d ) masing-masing 21 cm, 26 cm, 31 cm, 36 cm. Pada percobaan percobaan indeks b bias ias langkah awalnya adalah letakkan benda yang akan diamati indeks biasnya ke dalam meja potik yang tersedia. Kemudian nyalakan sumber cahaya dan arahkan ke bidang sisi benda yang diamati. Setelah itu, atur berkas cahaya datang dengan memvariasi  besar sudut datang (ø) masing-masing sebesa sebesarr 30°, 40°, 50°, 60°, 70°. Catatlah sudut bias yang terbentuk. Menurut hasil analisis data yang telah saya lakukan  pada percobaan kali ini adalah, adalah, sebagai berikut:

 

Analisis data pada percobaan lensa, Pada analisis data pertama percobaan lensa ini kita akan menghitung rerata jarak bayangan, dan diperoleh hasil  pada d = 16 cm adalah  ± Δd  ̅  ′ = (38,33 ± 0,577) cm, pada d = 21 cm adalah  ±  Δd  ̅  ′ = (26,66 ± 1,154) cm, pada d = 26 cm  adalah   ±  Δd  ̅  ′ = (0 ± 0) cm, lalu pada d = 31 cm adalah  ±  Δd  ̅  ′ = (17 ± 1) cm, dan pada d = 36 cm adalah  ± Δd  ̅  ′ = (12,33 ± 0,577) cm.

 ′  ′  ′  ′ ′

Analisis data kedua percobaan lensa kita akan menghitung fokus lensa (  f ) , dan diperoleh hasil untuk d = 16 cm adalah f   ± Δ f   = (11,28 ± 0,05) cm, untuk d = 21 cm adalah  f   ± Δ f   = (11,74 ± 0,049) ccm, m, untuk d = 26 cm adalah  f   ± Δ f   = (12,48 ± 0) cm, kemudian untuk d = 31 cm adalah  f   ± Δ f   = (10,97 ± 0,415) ccm, m, dan untuk d = 36 cm adalah f    ± Δf    = (9,18 ± 0,319) cm.  Analisis data ketiga percobaan lensa kita akan menghitung perbesaran bayangan ( M ), dan diperoleh hasil untuk d = 16 cm adalah  M = 2,39×, lalu untuk d = 21 cm adalah  M  =   = 1,26×, kemudian untuk d = 26 cm adalah  M  =  = 0,92×, selanjutnya untuk d = 31 cm adalah  M  =  = 0,54×, dan untuk d = 36 cm adalah  M  =  = 0,34×. Analisis data keempat percobaan lensa kita akan menghitung kuat lensa (P), dan diperoleh hasil untuk d = 16 cm adalah P = 9,09 dioptri, lalu untuk d = 21 cm adalah P  = 9,09 dioptri, kemudian untuk d = 26 cm adalah P = 8,33 dioptri, selanjutnya untuk d = 31 cm adalah P = 10 dioptri, dan untuk d = 36 cm adalah P = 11,11 dioptri. Analisis data pada percobaan indeks bias,

ø′ ø′ø′

dan baik, diantaranya adalah Kesalahan dalam pembulatan angka hasil analisis yang mengakibatkan kesalahan dalam mendapatkan hasil akhir, kemudian kesalahan membaca sudut pada busur derajat, kurang jelasnya hasil bayangan yang muncul pada layar akibat sumber cahaya yang kurang  berfungsi dikarenakan ruang yang kurang tertutup ataupun sumber cahaya yang kurang memadai.

VI.  K ESIMPULAN ESIMPULAN Setelah praktikan melakukan percobaan pada  praktikum lensa dan indeks bias kali k ali ini, maka dapat ditarik  beberapa kesimpulan bahwa pada percobaan lensa semakin kecil jarak fokus ( f ) maka semakin besar kuat lensa (P) tersebut untuk mengumpulkan berkas cahaya. Hukum Snellius berbunyi “Jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju kurang rapat, sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal”. normal”. Pada percobaan indeks bias dapat disimpulkan  bahwa semakin besar nilai sudut datang akan menghasilkan sudut bias yang lebih kecil (berbanding terbalik). Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan indeks bias medium dengan udara. Pada praktikum kali ini didapatkan kuat lensa ( P) untuk d = 16 cm adalah P = 9,09 dioptri, lalu untuk d = 21 cm adalah P = 9,09 dioptri, kemudian untuk d = 26 cm adalah P = 8,33 dioptri, selanjutnya untuk d = 31 cm adalah P = 10 dioptri, dan untuk d = 36 cm adalah P = 11,11 dioptri.

Analisi data pertama pada percobaan indeks bias kita akan menghitung rerata sudut indeks bias (   ± Δ ), diperoleh hasil untuk sudut datang (ø)= 30 ° adalah  ± Δ = (18,33 ± 1,527)°, untuk sudut datang (ø)= 40 ° adalah   ± Δ = (25,66 ± 0,577) °, kemudian untuk sudut datang (ø)= 50 ° adalah  ± Δ = (31,33 ± 1,527) °, lalu untuk sudut datang (ø)= 60 ° adalah  ± Δ = (44

Pada percobaan lensa didapatkan perbesaran  bayangan ( M   M ) untuk d = 16 cm adalah M = 2,39×, lalu untuk d = 21 cm adalah  M   = 1,26×, kemudian untuk d = 26 cm adalah  M  =  = 0,92×, selanjutnya untuk d = 31 cm adalah  M  =  = 0,54×, dan untuk d = 36 cm adalah  M  =  = 0,34×.

± °, dan datang (ø)= 70 ° adalah = (50,33 ± untuk 1,527)sudut Δ 1,732) °.

Δ = (1,61 ± 7,46), lalu untuk sudut datang (ø)= 40 ° adalah n’ ± Δ = (1,48 ± 1,78), kemudian untuk sudut datang (ø)= 50° adalah n’ ± Δ = (1,49 ± 3,78), selanjutnya untuk sudut datang (ø)= 60° adalah n’ ± Δ = (1,24 ± 2,21), dan untuk sudut datang (ø)= 70 ° adalah n’ ± Δ = (1,22 ± 1,54).  

ø′   ø′ ø′ 

ø′  ′ ′

ø′ ø′   ø′ ø′ 

′

ø′

 ±

Analisi data kedua pada percobaan indeks bias kita akan menghitung nilai indeks bias medium ( n’ ± Δ ), ), dan diperoleh hasil untuk sudut datang (ø)= 30° adalah n’ ± lalu untuk sudut datang (ø)= 40° Δ = (1,61 ± 7,46), lalu adalah n’ ± Δ = (1,48 ± 1,78), kemudian untuk sudut datang (ø)= 50° adalah n’ ± Δ = (1,49 ± 3,78), selanjutnya untuk sudut datang (ø)= 60° adalah n’   ± Δ = (1,24 ± 2,21), dan untuk sudut datang (ø)= 70 ° adalah n’ ± Δ = (1,22 ± 1,54). 

′ ′

′

Adapun kesalahan dalam praktikum yang mengakibatkan praktikum tidak terlaksana dengan lancar

′

Hasil nilai indeks bias medium ( n’ ± Δ ) yang didapatkan yaitu untuk sudut datang (ø)= 30 ° adalah n’ ±

′ ′

′ ′

′

DAFTAR PUSTAKA  DAFTAR PUSTAKA

[1] P. P. Bayangan and L. Cembung, “di depan lensa. Titik F disebut titik fokus lensa, dan jarak F terhadap lensa disebut panjang fokus lensa. 1,” no. 2, pp. 1– 14. 14.

 

  [2] Nirsal, “Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan Pada Cermin Dan Lensa,” Biomass Chem Eng,, vol. 49, no. 23 –6, Eng  –6, pp. 24 –33,  –33, 2015.

[3] W. N. Hidayat, “Analisis Pemahaman Konsep Mahasiswa Fisika Terhadap Pembentukan Bayangan Pada Lensa,”  Anal. Pemahaman Konsep Mhs. Fis. Terhadap Pembentukan Bayangan Pada Lensa, Lensa, pp. 1 – 117, 2016.

[4]  A. . Fachry, B. Erila, and M. Farhan, “Ekstraksi Senyawa Kurkuminoiddari Kunyit (Curcuma Longa Linn) Sebagai Zat Pewarna Kuning Pada Proses Pembuatan Cat,” J. Fis. Unnes, Unnes , vol. 3, no. 2, pp. 108 – 111, 2013.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF